Anda di halaman 1dari 1

Ensiklopedi Akhlak Nabi SAW: Akhlak Nabi adalah Alquran Rabu, 01 Pebruari 2012 14:30 WIB REPUBLIKA.CO.

ID, Jiwa Rasulullah SAW merangkum banyak akhlak mulia, seperti sifa t malu, mulia, berani, menetapi janji, ringan tangan, cerdas, ramah, sabar, memu liakan anak yatim, berperangai baik, jujur, pandai menjaga diri, senang menyucik an diri, dan berjiwa bersih. Ibnu Qayyim menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memadukan takwa kepada Allah dan sifat-sifat luhur. Takwa kepada Allah SWT dapat memperbaiki hubungan antara seor ang hamba dan Tuhannya, sedangkan akhlak mulia dapat memperbaiki hubungannya den gan sesama makhluk Allah SWT. Jadi, takwa kepada Allah SWT akan melahirkan cinta seseorang kepada-Nya dan akhlak mulia dapat menarik cinta manusia kepadanya. Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab, "Akhlak Nabi SAW adalah Alquran." (HR Muslim). Sungguh, jawaban Aisyah ini singkat, namun sarat makna. Ia menyifati Rasulullah SAW dengan satu sifat yang dapat mewakili seluruh sifat yang ada. Memang tepat, akhlak Nabi SAW adalah Alquran. Allah SWT berfirman, "...Alquran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lur us..." (QS. Al-Israa': 9). "(Yang) memberi petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus..." (QS. Al-Jinn: 2). Akhlak beliau adalah Alquran; kitab suci umat yang disifati dengan firman Allah, "...tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al-Ba qarah: 2). Pada masa permulaan dakwah Islam, Nabi Muhammad SAW tidak hanya membangun sisi t auhid, tetapi juga membangun sendi dan pilar akhlak mulia. Abu Hurairah meriwaya tkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia." (HR. Baihaqi dan Al-Hakim). Anas RA berkata, "Sungguh, Rasulullah SAW benar-benar manusia dengan akhlak pali ng mulia. (HR Bukhari-Muslim). Anas juga berkata, "Selama sepuluh tahun aku berkhidmat kepada beliau (Rasululla h), aku tidak pernah mendengar beliau mengucapkan kata "Ah", sebagaimana beliau tidak pernah mempertanyakan apa yang kau kerjakan, 'Kenapa kamu mengerjakan ini? atau 'Bukankah seharusnya kamu mengerjakan seperti ini?" (HR Bukhari-Muslim).

Anda mungkin juga menyukai