Anda di halaman 1dari 7

Bismillaahirrahmaanirrahiim Ya Robb,masih pantaskah bibir ini menyebut nama Mu yang maha besar Ya Robb,masih pantaskah diri ini yang

penuh dosa & khilaf untuk memohon kpd Mu. Ya Robb,masih pantaskah aku yang hina ini memohon pintu maaf dari Mu.. Engkau yang maha mendengar, maha melihat, maha pemaaf... Hanya kepadamu MU hati ini bertobat atas sgala dosa. Andai aku bisa mengulang waktu yang pergi hilang & terbuang,ingin aku kembali menghapus semua dosa dan salah.. Andai aku bisa kembali mengulang segalanya, tetapi hidup tak kan kembali meski dengan air mata.. Hidup akan terus berjalan dan berputar.. Ya Rabb,berikan aku kekuatan dan kesabaran untuk semua ini Ya Rabb,berikan aku kelapangan untuk bisa ikhlas menerima semua kenyataan ini. semoga semuanya akan menjadi lebih baik..aaaamiiiinn ***** D O' A***** Bismillahhirrohmanirrohim. Ya Allah, terima kasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan hamba dengannya. Terima kasih untuk saat - saat indah yang dapat kami nikmati bersama. Terima kasih untuk setiap pertemuan yang dapat kami lalui bersama. Terimalah hamba datang bersujud dihadapanMU... Sucikan hati hamba ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencanaMU dalam hidup hamba. Ya Allah, jika dia bukan pemilik tulang rusuk hamba, janganlah biarkan hamba merindukan kehadirannya... Janganlah biarkan hamba, melabuhkan hati hamba dihatinya... Kikislah pesonanya dari pelupuk mata hamba dan jauhkan dia dari relung hati hamba... Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini, dengan kasih dari dan padaMU yang tulus, murni... Dan tolonglah hamba agar dapat mengasihinya sebagai seorang sahabat. Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk hamba... ya Allah, tolong satukan hati kami... bantulah hamba untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya... berikan hamba kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya... Ridhoi dia, agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima hamba dengan segala kelebihan dan kekurangan hamba sebagaimana telah Engkau ciptakan... Yakinkanlah dia bahwa hamba sungguh - sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka hamba dengan dia... Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doa hamba ini... lepaskanlah hamba dari keraguan ini menurut kasih dan kehendakMU... Allah yang Maha kekal, hamba mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk hamba... luka dan keraguan yang hamba alami, pasti ada hikmahnya. Pergumulan ini mengajarkan hamba untuk hidup makin dekat kepadaMU, untuk lebih peka terhadap suaraMU yang membimbing hamba menuju terangMU... Ajarkan hamba untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan.... Jadikanlah kehendakMU dan bukan kehendak hamba yang menjadi dalam setiap bagian hidup hamba... Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku. Amien. Persinggahan Dosa Engkau para teman temanku dimana kini.. Kau para sahabat dekatku,kemana syair syair indahmu dulu.. Kau yang selalu bergulir diantara lelah langkahku Menyemangati dan menertawakan Jujur Ucapku Aku dengar engkau selalu berbicara di mimbar jum,at Aku baca engkau berkeliling negeri membawa dak,wah aku dapat kabar engkau congkak dengan tinggi sorban dikepalamu ada beberapa yang kutahu Mengais di perantauan Ingatkah dulu engkau kawan,.. Sering diantara kita disinggahi dosa di dada Aku masih ingat sobat,..

Berapa dosaku yang engkau bawa Kau genggam bersama langkah pergimu Disini, didekat mushaf mushaf Aku memohon... Bawa dosaku kembali kepadaku Biar ku sampaikan sendiri Hilafku kepada Allah Priyoe' SEBUAH KEAJAIBAN KASIH SAYANG ..( Sebuah Kisah Nyata ) ... Bismillahir-Rahmanir-Rahim... Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA. Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu. Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi. Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus! Mami, aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap. Mami, aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya. Mami, aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak. Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster. suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!. Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey (kamu adalah cahaya matahari saya, cahaya matahari hanya saya, anda membuat saya gembira ketika langit berwarna abu-abu). Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya. You never know, dear, How much I love you. Please dont take my sunshine away.(Anda tidak pernah tahu, Sayang, Berapa banyak aku mencintaimu. engkau jangan mengambil sinar matahari saya). Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, terus Michael! teruskan sayang! bisik ibunya The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands (Malam itu, sayang, saat aku meletakkan tidur, aku bermimpi, aku memegang Anda di tangan saya ...) dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur Ill always love you and make you happy, if you will only stay the same (Aku akan selalu mencintaimu dan membuat Anda bahagia, jika Anda hanya akan tetap sama ..) Sang adik kelihatan begitu tenang sangat tenang. Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai lalu tertidur lelap. Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri. Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan How much I love you.("Betapa aku mencintaimu".) Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil Michael untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi. Note: Kadang hal-hal yang menentukan dalam diri orang lain Datang dari seseorang yang kita anggap lemah Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan maka bukalah mata hati kita mana tahu yang datang itu adalah pertolongan dari Tuhan sekalipun datangnya dalam wujud yang lain.

Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah ... Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat .... Oleh : H Maman S Al-Bantanie #BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI# SAUDARAKU... SUDAHKAH ADA DALAM DIRIMU ?????? (1) Memiliki kemampuan lebih banyak diam daripada berbicara. Artinya ia memiliki kemampuan mendengar lebih baik. Diamnya orang dewasa itu, semata-mata untuk kebaikan. (2) Memiliki empati yang tinggi. Yakni memiliki kemampuan melihat sesuatu itu, bukan saja hanya dari sisi pribadinya, tetapi juga dari sisi orang lain. (3) Bersikap waro. Orang dewasa itu dalam tindakannya selalu ditata dengan hati-hati terhadap segala hal. Apabila kita berperilaku tidak hatihati, berarti kita sama dengan anak kecil. Lagian, semakin kita ceroboh, maka kita makin tidak dewasa saja. (4) Seorang dewasa itu harus memiliki sikap amanah. Yakni pribadinya memiliki kemampuan bertanggung jawab. Orang dewasa itu, harus full tanggung jawab. Semakin seseorang tidak tanggung jawab, maka ia adalah seorang pengecut/ munafik, bukan orang dewasa lagi. (5) Dapat menjadi suritauladan. Seorang dikatakan dewasa, jika ia mampu menjadi suritauladan bagi keluarganya, anak-anaknya, istrinya, dan lingkungan ummatnya. (6) Bertindak adil. Seorang dikatakan dewasa adalah dilihat dari kemampuan bertindak adil. Tidak berat sebelah dalam suatu keputusan yang diambilnya. [ Latiful Hayat ] SEBUAH CARA UNTUK MENENANGKAN HATI Assalamualaikum wr.wb. Secara etimologi zikir berasal dari bahasa Arab yang berarti 'menyebut' atau 'mengingat'. Dalam bahasa agama (Islam) zikir acap kali didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah. Kendatipun zikir sering disebut-sebut sebagai upaya mengingat Allah melalui lisan, namun sesungguhnya esensi zikir ada pada kesadaran penuh akan pengawasan Allah dalam segala aspek kehidupan manusia. Kesadaran akan kehadiran dan pengawasan Allah inilah yang akan membuat hidup menjadi tenang dan tenteram. Sebab, hidup dalam pengawasan Allah pasti mengarahkan seseorang untuk tampil humanis, amanah, disiplin, dan taat hukum. Allah berfirman: (yaitu) orang-orang yang beriman lagi hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram. (QS Ar-Ra'du : 28). Maka, zikir seharusnya tidak hanya di forum-forum tertentu, seperti masjid atau mushala, tetapi juga harus melekat saat berbisnis, bekerja, mengajar, rapat tertutup maupun terbuka, dan dalam semua kesempatan. Seringkali kita menemukan dan bahkan dirasakan sebagian orang, masih ada orang yang gelisah dan gamang dalam hidupnya, kendati sudah berzikir. Imam al-Ghjazali dalam kitabnya Ihya 'Ulumuddin menjelaskan tentang keajaiban hati (aja'ib al-qalb). Ia mengilustrasikan, jika seseorang sedang berjalan, lalu ada anjing yang hendak mengganggu dan ia menghardiknya, maka anjing itu akan segera pergi. Namun, bila di sekitarnya banyak tulang dan daging yang menjadi makanannya, maka anjing tersebut tidak akan pergi meskipun dihardik dengan keras. Kalaupun dia pergi, paling hanya sebentar untuk kemudian mengintai lagi, menunggu kita lengah lalu segera kembali. Melalui ilustrasi tersebut, al-Ghazali ingin menjelaskan bahwa zikir itu ibarat sebuah hardikan terhadap setan. Zikir baru akan efektif, kalau hati kita bersih dari makanan setan. Kalau hati sudah bersih, maka zikir akan mampu menghardik setan. Sebaliknya, bila hati dipenuhi dengan makanan setan, maka zikir sebanyak apa pun tidak akan sanggup mengusir setan. Bahkan, setan akan ikut berzikir pula dalam hati kita. Oleh sebab itu, tidak ada pilihan lain, bila ingin zikir efektif dan mempunyai kekuatan, maka kita harus membersihkan hati dari segala macam makanan setan. Al-Ghazali menambahkan, makanan setan menjadi peluang dan pintu masuk (madkhal) setan. Pintu masuknya adalah segala bentuk penyakit hati. Dan di antara akses masuknya setan yang merupakan penyakit hati yang kerap menyerang manusia adalah al-hirts. Al-hirts adalah ambisi atau keinginan yang sangat rakus, dan selalu ingin lebih. Akibatnya, ia menjadi tuli dan buta mata hatinya. Dan ia pun rela melakukan apa saja. wassalam Ahmad Yan ****A M A R A H**** Assalamualaikum wr.wb. Amarah adalah martabat nafsu yang paling rendah dan kotor di sisi hukum Allah untuk makhlukNya, segala yang terbit darinya adalah tindakan kejahatan yang merupakan dorongan sifat mazmumah (kecelaan), pada tahap ini hati nurani tidak akan memancarkan sinarnya karena akan terhijab oleh dosa, lapisan lampu makrifat redup terselimuti lumpur, bila dibiarkan terus hingga padam atau mencapai khatama (tertutup dan terkunci hatinya), tiada cara untuk mencari jalan menyucikannya lagi, karena itulah hatinya terus kotor dan diselaputi oleh pelbagai penyakit sampai akhir hayatnya, firman Allah: 'Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya' (QS Al-Baqarah: 10) 'Sesungguhnya nafsu amarah itu sentiasa menyuruh manusia berbuat keji (mungkar)' (QS Al-Baqarah: 169)

'Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus menerus' (QS Al-Qiyaamah: 5) Dalam kesehariannya tiada pernah peduli pada hukum Allah, kejahatan sudah menjadi kebiasaan, tiada penyesalan, sering merasa bangga berbuat jahat, misalnya merasa berbangga, lega dan puas dapat merusak anak gadis orang, bangga dengan kehidupannya yang tiada teratur, mabuk, berjudi, pergaulan bebas dan meniru-niru kafirun, bahkan jadi lebih barat dari orang barat. Bagi insan pada peringkat nafsu ini, konsep hidupnya adalah sekali, hingga kebutuhan utama hidupnya semata-mata untuk dinikmati sepuaspuasnya tanpa mengenal batas-batas, baik jahat adalah sama saja di sisinya, bahkan ia merasa betah dalam keadaan seperti ini sebab ia tiada mempercayai Alqur'aan, bahkan menganggap Alqur'aan sebagai suatu kebohongan yang diperuntukan bagi orang-orang yang bodoh dan dungu, sehingga ia merasa sempurna sebagai makhluk yang terjadi dengan sendirinya secara alami dan kebetulan hingga segala sesuatu yang ia peroleh diyakininya atas jerih payahnya sendiri, Seperti firman Allah: 'Tidaklah engkau perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsunya (amarah) menjadi tuhannya dan dia disesatkan oleh Allah kerana Allah mengetahui (kejahatan hatinya dan qadarnya) lalu Allah mengunci mati pendengarannya (telinga batin) dan hatinya dan ditutup penglihatannya (mata hatinya).' (QS Al-Jaatsiyah: 23) Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk agama islam itu mendapat cahaya dari Tuhannya? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah, mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS Az-Zumar: 22) Ia bergembira bila menerima nikmat, tetapi berduka cita dan mengeluh bila tertimpa kesusahan, seperti firman Allah: 'Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, nescaya mereka gembira dengan rahmat itu, dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (yang mereka sangka) akibat kesalahan tangan mereka sendiri, lantas mereka berputus asa.' (QS Ar-Ruum: 36) Mereka tiada pernah takut pada Allah dan hari pembalasan, mereka tidak pernah peduli dengan ancaman Allah seperti: 'Akan dicampakkan ke dalam neraka jahanam dari golongan jin dan manusia yang mempunyai hati tiada memperhatikan, mempunyai mata tiada melihat, mempunyai telinga tiada mendengar, Mereka itu adalah binatang dan lebih hina dari itu kerana mereka termasuk di dalam golongan yang lalai' (QS AlARaaf: 179) Dalam konteks penerimaan ilmu, orang yang bernafsu amarah hanya digerakan dalam berupaya menerima ilmu diperingkat ilmu kalam seperti filsafat-filsafat yang ia sangka sebagai hakikat, dan cenderung mementingkan soal-soal lahiriah dunia sahaja, tiada minat kepada pelajaran agama dan hari akhirat yang sebenarnya. Pada peringkat ini dikhabarkan tiada peluang sama sekali untuk menerima ghaib dan ilmu hakikat selagi hatinya kotor dan hatinya tiada di gerakan pada berkehendak untuk disucikan dengan pembersihan zikrillah yang mempunyai wasilah dengan Rasulullah SAW. Untuk membebaskan diri dari cengkaman nafsu ini (secara thobi'at yang dikhabarkan Allah melalui RasulNya) disandarkan pada jalan wasilah ilmu Allah melalui Rasulullah SAW dengan menerima pengajaran dari ahli zikir yaitu guru mursyid ('Sin' yang mengandung 'Mim') yang dapat memberikan petuah-petuah penyucian diri dan penyucian jiwa yang mempunyai mata rantai ilmu waris dengan Rasulullah SAW. Sabda Rasulullah SAW: 'Tiap sesuatu ada alat penyucinya dan yang menyuci hati ialah zikir kepada Allah ' 'Sesungguhnya syaithon itu telah menaruh belalainya pada hati manusia, maka apabila manusia itu berzikir kepada Allah, maka mundurlah syaithon, dan apabila ia lupa maka syaithon itu menelan hatinya' wassalam sang pencerah qolbu Tanda-tanda Allah SWT Menyapa Bismillahirrohmanirrohim "Lalu, ke manapun kamu menghadap, maka di situlah 'wajah' Allah." (QS Al-Baqarah: 115). Allah ada di manapun manusia berada, namun manusia sering kali lupa dan tidak mampu merasakan kehadirannya serta tidak bisa melihat tanda-tanda kekuasaannya yang terdapat di seluruh alam semesta. Allah SWT menyapa manusia melalui media ayat-ayat alam semesta ( kauniyyah) dan ayat-ayat Alquran (qauliyyah ). Agar manusia menyadari sapaan Allah, manusia yang melihat ayat-ayat tersebut harus memahami fungsi alam semesta sekaligus mampu mengelaborasikannya dengan Alquran. Begitu juga ketika membaca Alquran, seharusnya kita mampu memahaminya sesuai dengan fungsi-fungsi dan tujuan Allah menciptakan alam semesta. Yaitu, untuk kemaslahatan dan memberi manfaat kepada seluruh anak manusia. Secara tegas, Allah sangat sering menyapa manusia dengan sapaan yang penuh makna; "Ya ayyuhal ladzina Aamanu" (wahai orang-orang yang beriman), "Ya Ayyuhan Naasu" (wahai manusia), Ya 'ibaadi (hai hamba-hambaku), dan lain sebagainya.

Seruan-seruan Allah yang banyak kita temukan di permulaan ayat-ayat Alquran itu, seharusnya mampu menggugah pribadi seorang mukmin untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Bukankah kita percaya bahwa ayat-ayat Alquran adalah firman Allah, namun mengapa keyakinan itu hanya sebatas pada tataran pikiran dan kemantapan hati belaka? Kepercayaan atau keimanan dalam pandangan Islam adalah ibarat mesin yang menggerakkan jasad untuk melakukan perbuatan baik dan amal saleh sebagai bentuk implementasi. Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya `Ulumud Din menyebutkan tiga tingkatan manusia yang membaca ayat-ayat Alquran: 1. merasa sedang membacanya di hadapan Allah sehingga khusyuk dan berusaha untuk membacanya dengan benar. 2. 2. merasa bahwa Allah sedang berkata dan menyapa kepadanya sehingga dia akan berusaha untuk memahami ayat-ayat Alquran, lalu melaksanakannya. 3. merasa bahwa Allah sedang hadir dan berdialog bersamanya sehingga ketika ada ayat perintah ia merasa Allah langsung memerintahkan padanya. Dan ketika ada larangan, dia sadar bahwa Allah sedang hadir melarangnya. Al-Ghazali tidak menyebutkan tingkatan keempat yang lebih baik dalam membaca ayat-ayat Alquran, yaitu membaca ayat-ayat Alquran dengan mengombinasikan dan mengelaborasikan kandungannya ke dalam pembacaan terhadap ayat-ayat alam semesta raya ( kauniyyah ). Dengan demikian, ayat-ayat Alquran dapat menyatu dan menghiasi semua perilaku manusia pada saat ia diberikan kesempatan mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam semesta ini. Hanya dengan cara seperti itulah, ayat-ayat Alquran dapat memberikan perannya bagi ekosistem dan iklim alam. Wallahu a`lam. Oleh Nur Faizin M Lc MA HUKUM MEWARNAI RAMBUT Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Menyemir rambut tidak terlarang asalkan bukan berwarna hitam. Bahkan dalam konteks upaya membedakan diri dari pemeluk agama lain dimasa itu, Rasulullah pernah memerintahkan untuk menyemir atau mewarnakan rambut. Sebagaimana yang bisa kita baca di dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya orang-orang Yahudi tidak mau menyemir rambut,karena itu berbedalah kamu dengan mereka. (Riwayat Bukhari) Perintah di sini mengandung arti sunnah bukan kewajiban. Sehingga dikerjakan oleh sebagian sahabat, misalnya Abubakar dan Umar, sedang shahabat yang lain tidak melakukannya, seperti Ali, Ubai bin Kaab dan Anas. Tetapi warna apakah semir yang dibolehkan itu? Dengan warna hitam dan yang lainkah atau harus menjauhi warna hitam? Namun yang jelas, bagi orang yang sudah tua, ubannya sudah merata baik di kepalanya ataupun jenggotnya, tidak layak menyemir dengan warna hitam. Oleh karena itu tatkala Abu Bakar membawa ayahnya, Abu Kuhafah, ke hadapan Nabi pada hari penaklukan Makkah, sedang Nabi melihat rambutnya bagaikan pohon tsaghamah yang serba putih buahnya maupun bunganya, beliau bersabda, Ubahlah ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam. (Riwayat Muslim) Adapun orang yang tidak seumur dengan Abu Kuhafah (yakni belum begitu tua), tidaklah berdosa apabila menyemir rambutnya itu dengan warna hitam. Dalam hal ini, Az-Zuhri pernah berkata, Kami menyemir rambut dengan warna hitam apabila wajah masih nampak muda, tetapi kalau wajah sudah mengerut dan gigi pun telah goyah, kami tinggalkan warna hitam tersebut. Termasuk yang membolehkan menyemir dengan warna hitam ini ialah segolongan dari ulama salaf termasuk para sahabat, seperti Saad bin Abu Waqqash ra, Uqbah bin Amir r.a., Hasan ra, Husen r.a., Jarir dan lain-lain. Sedang dari kalangan para ulama ada yang berpendapat tidak boleh menyemir rambut dengan warna hitam kecuali dalam keadaan perang, supaya dapat menakutkan musuh, kalau mereka melihat tentara-tentara Islam semuanya masih nampak muda. Dalil lainnya tentang kebolehan mewarnai rambut adalah: Dari Abu Dzar ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sebaik-baik bahan yang dipakai untuk menyemir uban ialah pohon inai dan katam. (Riwayat Tarmizi dan Ashabussunan) Inai berwarna merah, sedang katam sebuah pohon yang tumbuh di zaman Rasulullah s.a.w. yang mengeluarkan zatberwarna hitam kemerahmerahan. Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Abubakar menyemir rambutnya dengan inai dan katam, sedang Umar hanya dengan inai saja. Juga ada hadits lainnya lagi tentang mewarnai rambut seperti hadits berikut: Sesungguhnya sebaik-baik alat yang kamu pergunakan untuk mengubah warna ubanmu adalah hinna dan katam. (HR at-Tirmidzi dan Ashabus Sunnan) Hinna adalah pewarna rambut berwarna merah sedangkan katam adalah pohon Yaman yang mengeluarkan zat pewarna hitam kemerahmerahan. Secara lebih rinci lagi, mari kita lihat sekilas bagaimana konfigurasi singkat pendapat para ulama tentang mengecat atau mewarnai rambut dengan warna hitam:

- Ulama Hanabilah, Malikiyah dan Hanafiyah menyatakan bahwasanya mengecat dengan warna hitam dimakruhkan kecuali bagi orang yang akan pergi berperang karena ada ijma yang menyatakan kebolehannya. - Abu Yusuf dari ulama Hanafiyah berpendapat bahwasanya mengecat rambut dengan warna hitam dibolehkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: Sesungguhnya sebaik-baiknya warna untuk mengecat rambut adalah warna hitam ini, karena akan lebih menarik untuk istriistri kalian dan lebih berwibawa di hadapan musuh-musuh kalian (Tuhfatul Ahwadzi 5/436) - Ulama Madzhab Syafii berpendapat bahwasanya mengecat rambut dengan warna hitam diharamkan kecuali bagi orang-orang yang akan berperang. Hal ini didasarkan kepada sabda Rasulullah SAW: Akan ada pada akhir zaman orang-orang yang akan mengecat rambut mereka dengan warna hitam, mereka tidak akan mencium bau surga(HR. Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Hibban dan Al-Hakim) Wisata religi TUJUH PENYAKIT WANITA ... dibaca dulu lho..... Berdasarkan sebuah survey terhadap Wanita wanita baik di Kota kota besar maupun di kota kecil, ada 7 penyakit wanita Yg biasanya dialami oleh wanita..: 1. Nangisuitis .... Akibat terlalu sensitif. Gejalanya bibir cemberut, mata kedap-kedip Efek sampingnya : mata bengkak, saputangan banjir, hidung meler, bawaannya ngurung diri atau terkena penyakit Curhatitis A. Penyakit ini bisa diobati dgn obat Tegaridol, OBH (Obat Berhati Hamba) 2. Curhatitis B ... Ini kelanjutan dari Curhatitis A, Bawaannya pengen nyerocos, Efek samping rahasia orang bisa bocor, terkena nangisuitis. Penyakit ini bisa diarahkan positif jika ia bercurhatitisnya ke orang yang tepat, apalagi sama Tuhan. 3. Shooping Syndrome ... Gejalanya kaki gatal pengen jalan mulu, mata melotot, kepala oleng kanan oleng kiri. Efek sampingnya lidah ngiler, mulut nganga, dompet jadi tipis. Jika sudah masuk stadium 4 ( parah banget), dompet cowoknya ikut tipis. Coba minum hematcold atau tablet PD (Pengendalian Diri). 4. Cerewetisme .... Lebih parah dari Curhatitis B, tidak mengandung titik koma. Efek samping muncrat, telinga tetangga budek, dada cowoknya bisa jadi lebih halus karena sering mengelus. Untuk itu lebih cepat makan pil dengar & minum tablet bicara lebih diperlambat. 5. Lamanian Dandanitositis ... Gejalanya pengennya diem didepan cermin. Tangan kiri gata-gatal pengen pegang sisir, tangan kanan kram-kram pengen teplok-teplok pipi pake bedak. Efek samping : Muka menor, telat, cowoknya bekarat, gak kebagian makanan. Atasi dgn minum sari bawak ( Bagi Waktu ) & Taperi ( Tambah percaya Diri ). Buat cowok minum toleransikipil 230 sendok sehari sebelum & sesudah mandi. 6. Cemburunotomy .... Gejala muka lonjong, tangan mengepal, alis menukik. Coba cegah dgn obat sirup prasangka baik 3 sendok sehari, Pil pengertian & tablet selidiki dahulu. 7. Ngambekilation ... Gejala Hampir sama dgn Cemburunotomy. Cegah dgn minum sabaron & Bersyukurinis --- Senyum - Senyum Dikit Penyemangat Kerja -sahabat cahaya KETIKA HARI KEMATIAN DATANG >dibaca lho.... Bismilahirrohmanirrohim,, Assalamuualaikum warohmaullohi wabarokatuh Dan takutlah (peliharalah) dirimu dari (azab yang terjadi) pada hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan pada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (Al-Baqarah [2]: 281) Muqaddimah Ayat ini menjadi penutup risalah kenabian yang diemban oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Lakon dakwah yang diperankan Nabi selama 23 tahun di kota Makkah dan Madinah berujung pada turunnya ayat ini. Imam al-Qurthubi, pengarang kitab Tafsir al-Jami li Ahkam al-Qur`an menerangkan, ayat ini turun tepatnya sembilan malam sebelum wafatnya Nabi. Setelah itu tak ada lagi ayat yang turun. Ibnu Jubair dan al-Muqatil berpendapat, tujuh malam sebelum Nabi wafat. Sedang dalam riwayat yang lain menyebut tiga malam. (Tafsir alQurthubi, Muassasah ar-Risalah, Beirut/ 2006). Makna Ayat Hari yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Hari Kiamat, meski ada beberapa mufassirun yang mengartikan sebagai hari kematian. Kematian adalah sebuah keniscayaan bagi siapa saja yang memiliki nyawa dan hidup di dunia ini. Bagi sebagian orang, mati adalah penutup segalanya. Namun bagi orang beriman, ia justru menjadi gerbang awal dalam menjalani kehidupan yang abadi setelah Hari Kiamat.

Ayat di atas diawali dengan kata wattaqu yang bermakna perintah untuk takut kepada kejadian tersebut. Sebuah kejadian dahsyat yang menjadi ending dari seluruh episode kehidupan manusia selama ini. Selain diperintahkan untuk takut kepada kiamat tersebut, manusia juga diperintahkan untuk takut kepada api neraka sebagai ujung perjalanan bagi orang-orang yang timbangan keburukannya ternyata lebih berat dari amalan kebaikannya di dunia. Bagi seorang Muslim, cukuplah gambaran dalam al-Qur`an menjadi dasar kengerian akan hari tersebut. Ketika gunung-gunung yang selama ini menancap kokoh tiba-tiba beterbangan layaknya kapas yang dipermainkan oleh angin. Hari dimana langit tempat berteduh menjadi runtuh dan terbelah, bintang-bintang jatuh berserakan. Air laut tiba-tiba tumpah meluap, kuburan-kuburan terbongkar serta berbagai peristiwa dahsyat lainnya. Ayat ini dengan sendirinya juga menerangkan, takut merupakan bagian dari ibadah seorang mukmin. Ketika seseorang bisa mendapat ganjaran pahala dari ar-raja (berharap) akan kasih sayang Allah Subhanahu wa Taala, maka ketika ia menempatkan rasa al-khauf (takut) sesuai dengan perintah secara proporsional, niscaya ia juga memperoleh pahala yang dijanjikan. Sebagai seorang qudwah (teladan), Nabi mengajarkan untuk mengaplikasikan rasa takut tersebut dengan usaha semaksimal mungkin. Meski hanya dengan sepotong kurma. Hindarilah api neraka meskipun dengan sepotong kurma. (Riwayat Muttafaq alaih). Sudah Dekat Dalam sebuah Hadits, Nabi menggambarkan kedekatan peristiwa itu dengan merapatkan dua buah jarinya. Aku diutus dan Hari Kiamat itu (begitu dekat) layaknya (kedekatan) dua jari ini. Nabi lalu merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya. (Riwayat Muslim) Di antara tanda semakin dekatnya Hari Kiamat, tak lain dengan diutusnya Nabi Muhammad sebagai penutup risalah kenabian. Tak ada lagi nabi setelahnya kecuali kiamat yang datang mengiringinya. Jarak antara diutusnya Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir sangat dekat dengan kiamat, jika dibandingkan dengan umur dunia yang semakin menua dan telah dihuni oleh beberapa umat terdahulu. Takut yang Produktif Informasi tentang dekatnya kiamat terkadang menimbulkan salah kaprah di tengah kaum Muslimin. Tak sedikit dari mereka justru lalu menyibukkan diri untuk meramal kapan kiranya peristiwa itu terjadi. Sebagian mereka mulai ribut menghitung mundur waktu yang ada. Mengkait-kaitkan beberapa kejadian di dunia ini sebagai justifikasi dari upaya dusta yang mereka lakukan. Hal demikian tentunya sesuatu yang keliru dan perlu diluruskan. Sebab, apa yang mereka ramal adalah rahasia Allah Taala yang tak ada seorang makhluk pun yang mengetahuinya. Termasuk Nabi sendiri ketika ditanya kapan kiamat itu terjadi, beliau hanya mampu menjawab, Tidaklah yang ditanya itu lebih mengetahui dari orang yang bertanya. (Riwayat Muslim). Rasulullah tidak pernah memerintahkan umatnya untuk mencari tahu kapan kiamat itu tiba. Hal yang esensi justru seperti apa kesiapan kita dalam menyiapkan perbekalan guna menempuh babak baru dalam kehidupan manusia yang kekal dan abadi. Rasa takut yang dikehendaki hendaknya menjadi energi baru dalam menebar kebaikan sebanyak mungkin. Takut yang produktif akan menghasilkan orang-orang yang giat beramal dan berdakwah. Ia hanya fokus pada bekal amalannya yang terasa masih sangat sedikit. Merasa jika amalannya tak sebanding dengan kengerian kejadian yang bakal terjadi tersebut. Dengan kesadaran seperti itu, seorang Muslim tak sempat lagi berpikir macam-macam. Berpikir saja tak sempat, apalagi lalu mencari waktu untuk duduk santai sambil meng-ghibah dan menceritakan kejelekan dan aib saudaranya yang lain. Rasa takut yang benar juga akan mengantarkan pemiliknya untuk tidak berpangku tangan dan bermalas-malasan. Seseorang dilarang berputus asa dan hanya pasrah menunggu keadaan yang akan terjadi. Hanya gara-gara merasa kiamat yang sudah di depan mata. Pelajaran Berharga Akhir-akhir ini, aroma kematian rasanya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia. Berbagai bencana alam dan musibah silih berganti datang menghampiri. Sebut saja bencana alam meletusnya Gunung Merapi di Jogjakarta. Ratusan ribu warga menjadi panik dan mengungsi ke tempat yang aman karena ingin selamat agar terhindar dari Gunung Merapi yang lagi batuk tersebut. Bagi orang beriman, ragam kejadian yang melanda masyarakat kita belakangan ini hendaknya menjadi sinyal dini. Betapa manusia tak punya kuasa sedikit pun di hadapan kebesaran Sang Kuasa. Dengan segala kejeniusan akal dan kecanggihan teknologi manusia, hal itu rupanya tak mengangkat derajat mereka sebagai makhluk yang tak berdaya di mata Allah Taala. Berbagai bencana dan musibah yang melanda hanyalah akibat dari ulah tangan manusia sendiri, sebagai ujian dan teguran bagi orang-orang beriman. Peristiwa itu tidaklah bernilai apa-apa dibanding dahsyatnya Hari Kiamat. Hari dimana tak lagi tersisa sejengkal tanah bagi manusia guna mengungsi mencari perlindungan. Khatimah Hal lain yang perlu dicemaskan adalah ketika Allah Taala menegaskan di penghujung ayat jika masing-masing diri mendapat ganjaran setimpal dan sempurna atas segala apa yang ia perbuat di dunia ini. Allah Taala tak akan merugikan sedikit pun hak seorang hamba, kecuali ia sendiri yang berbuat lalai selama ini. Perjalanan panjang dalam kehidupan ini tak jarang melenakan manusia. Berbagai kenikmatan duniawi sedikit demi sedikit bisa menggeser cita-cita tinggi mereka untuk mencapai kebahagiaan ukhrawi (akhirat). Wallohualam *Masykur, pengurus Syabab Hidayatullah Balikpapan, Kalimantan Timur.

Anda mungkin juga menyukai