Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN

Pada dasarnya, beton prategang adalah suatu sistem dimana sebelum beban luar bekerja, diciptakan tegangan yang berlawanan tanda dengan tegangan yang nantinya akan terjadi akibat beban. Berbeda dengan sistem struktur yang lain, maka pada analisa beton prategang ada dua keadaan yang harus ditinjau, yaitu: 1. Keadaan awal, keadaan dimana beban luar belum bekerja dan tegangan yang terjadi berasal dari gaya prategang. 2. Keadaan akhir, keadaan dimana beban luar telah bekerja penuh, serta gaya prategang bekerja untuk mengimbangi tegangan akibat beban. Gaya prategangnya diciptakan dengan memanfaatkan efek tekuk akibat beban aksial. Falsafah perencanaannya adalah beton prategang harus berupa penampang utuh (uncracked). Pada penampang diijinkan adanya tegangan tarik asalkan tidak

melampaui tegangan tarik ijin. Disebut Full Prestressing jika pada penampang tidak diijinkan adanya tegangan tarik dan disebut Partial Prestressing jika pada penampang diijinkan adanya tegangan tarik (Donald, 2008). Untuk sistemnya sendiri ada dua, yaitu: Post Tension Prestressed Concrete dimana campuran beton dicor sebelum tendon ditegangkan dan Pre Tension Prestressed Concrete dimana tendon ditegangkan terlebih dahulu, baru kemudian campuran beton dicor mengelilingi tendon tersebut (Donald, 2008). Adapun material dari beton prategang itu sendiri terdiri atas: 1. Beton. 2. Kabel/Tendon baja prategang. 3. Grouting. 4. Jangkar/Anchor. Material beton prategang yang berupa baja prategang inilah yang nantinya akan penulis bahas lebih lanjut pada tugas penulisan ilmiah ini.

Anda mungkin juga menyukai