BAB III
SISTEM PEMBERIAN GAYA PRATEGANG
Secara umum, sistem pemberian gaya prategang pada beton ada 2 metoda, yaitu :
1. Pratarik (pra-tension), dimana tendon ditarik sebelum beton dicor
2. Pasca tarik (post-tension), dimana tendon ditarik setelah beton dicor
pada angkurnya akan terjadi pelimpahan gaya prategang tinggi (To) kepada beton,
seperti tampak pada Gambar III.1.c.
Gaya prategang mengakibatkan beton cenderung memendek apabila letak tendon
sentris terhadap penampang, atau melengkung akibat desakan apabila letak tendon
tidak sentris. Tegangan-tegangan yang timbul sesaat setelah tendon dipotong dari
angkurnya disebut sebagai tegangan pada saat transfer (pelimpahan tegangan).
Dengan diputusnya tendon dan berlangsung pelimpahan tegangan, beban mati
(berat sendiri) diperhitungkan bekerja serentak bersamaan dengan gaya prategang.
Keadaan tersebut diilustrasikan pada Gambar III.1.d yang merupakan keadaan
tegangan paling kritis yang timbul sesaat setelah berlangsung pelimpahan, tetapi
sebelum terjadi kehilangan gaya prategang.
Untuk keadaan bersifat sementara ini, SNI-03 memberikan batasan tegangan tarik di
1
bagian atas balok tidak melampui f ci' (sekitar 40% kuat tarik) dan tegangan
4
'
tekan di bagian tepi bawah tidak melebihi 0.6 f ci . Apabila tegangan tarik terhitung
Setelah proses hilangnya gaya prategang berlangsung (Gambar III.1.e), pada tahap
pelayanan beban kerja tersusun suatu kombinasi beban mati, beban hidup dan gaya
prategang. SNI-03 memberikan batasan tegangan tarik pada bagian tepi bawah balok
1
tidak boleh melebihi f c' , sedangkan tegangan tekan pada bagian tepi atas tidak
2
'
melebihi 0.45 f c . Nilai tegangan tarik ijin tersebut diambil hanya sedikit di bawah nilai
modulus runtuh beton normal, yaitu f r = 0.7 f c' , karena kemungkinan bahaya retak
atau tekuk secara tiba-tiba di daerah tersebut hanya kecil karena umumnya posisi
tendon berada di dekat serat bawah.
3 Layout tendon terbatas berbentuk linear Layout tendon dapat dibuat fleksibel (menyesuaikan dengan bentuk
bidang momen), umumnya berbentuk parabola
4 Jenis tendon yang umum digunakan adalah strand atau kawat tunggal Memerlukan selongsong (ducting) tendon
Dan umumnya dilakukan pada produksi beton pracetak prategang
5.
III.3.2. Selongsong
a. Cetakan (Ducts)
1. Formed Ducts
Selongsong yang dibuat dengan mengunakan lapisan tipis yang tetap di
tempat. Harus berupa bahan yang tidak memungkinkan tembusnya pasta
semen. Selongsong tersebut harus mentransfer tegangan lekatan yang
dibutuhkan dan harus dapat mempertahankan bentuknya pada saat
memikul berat beton. Selongsong logam harus berupa besi, yang dapat
saja digalvanisasi
2. Cored Ducts
Selongsong seperti ini harus dibentuk tanpa adanya tekanan yang dapat
mencegah aliran suntikan. Semua material pembentuk saluran jenis ini
disingkirkan.
1
4 f ci'
1
2 f ci'
Bila tegangan tarik terhitung melampui nilai tersebut di atas, maka harus
dipasang tulangan tambahan (non prategang) dalam daerah tarik untuk
memikul gaya tarik total aksial dalam beton, yang dihitung berdasarkan
asumsi suatu penampang utuh yang belum retak
0.45 f c'
b. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh
prategang, beban mati dan beban hidup total
0.6 f c'
c. Tegangan serat tarik terluar dalam daerah tarik
yang pada awalnya mengalami tekan
1
2 f c'
1
2 f c'
3. Tegangan izin dalam 1 dan 2 boleh dilampui apabila dapat ditunjukkan
dengan pengujian atau analisis bahwa kemampuan strukturnya tidak
berkurang dan lebar retak yang terjadi tidak melebihi nilai yang disyaratkan.
Tetapi tidak lebih besar dari nilai terkecil 0.8 f pu dan nilai maksimum yang
3. Tendon pasca tarik, pada daerah angkur dan sambungan, segera setelah
III.5. Gambar-gambar
III.6. Istilah-istilah
Angkur
Suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan tendon kepada komponen
struktur beton dalam sistem pasca tarik atau suatu alat yang digunakan untuk
menjangkarkan tendon selama proses pengerasan beton dalam sistem pra tarik
Beton prategang
Beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja
Gaya Jacking
Gaya sementara yang ditimbulkan oleh alat yang mengakibatkan terjadinya tarik
pada tendon dalam beton prategang
Pasca Tarik
Cara pemberian tarikan, dalam sistem prategang dimna tendon ditarik sesudah
beton mengeras
Perangkat angkur
Perangkat yang digunakan pada sistem prategang pasca tarik untuk
menyalurkan gaya pasca tarik dari tendon ke beton
Perangkat angkur strand tunggal
Perangkat yang digunakan untuk strand tunggal atau batang tunggal berdiameter
16 mm dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
Pratarik
Prategang efektif
Tegangan yang masih bekerja pada tendon setelah semua kehilangan tegangan
terjadi, di luar pengaruh beban mati dan beban tambahan.
Tendon
Elemen baja, misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel
dari elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk memberi gaya prategang
pada beton
Tendon dengan lekatan
Tendon yang direkatkan pada beton baik secara langsung ataupun dengan cara
grouting.
Tulangan
Batang baja berbentuk polos atau berbentuk ulir atau berbentuk pipa yang
berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton, tidak
termasuk tendon prategang kecuali bila secara khusus diikutsertakan
Tulangan polos
Batang baja yang permukaan sisi luarnya rata, tidak bersirip dan tidak berukir
Tulangan ulir
Batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip atau berukir
Tulangan spiral
Tulangan yang dililitkan secara menerus membentuk suatu ulir lingkar silindris
Zona Angkur
Bagian komponen struktur prategang pasca tarik dimana gaya parategang
terpusat disalurkan ke beton dan disebarkan secara lebih merata ke seluruh
bagian penampang. Panjang daerah zona angkur ini adalah sama dengan
dimensi tersebar penampang. Untuk perangkat angkur tengah, zona angkur
mencakup daerah terganggu di depan dan di belakang perangkat angkur
tersebut.