Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PELUMASAN

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin II pada Semester VI, Pendidikan Teknik Mesin

Disusun oleh :

Nama NIM

: Ayu Oktavia Rosanti : K2510016

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENDAHULUAN

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek dan berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam. Pelumasan juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan dititipkan di filter oli setiap sirkulasi untuk motor.

A. Fungsi dan tujuan pelumasan Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari pergesekan tersebut keadaan itu disebut dengan keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.

1. Tugas pokok pelumas Tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. 2. Tugas tambahan pelumas

Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.

B. Penggunaan pelumas Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu dengan menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal. 1. Hal hal yang perlu diperhatikan : a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu tertentu. b. Bahan bakar yang digunakan Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada : - Data teknis dari mesin - Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi - Pengalaman dari para teknisi

c. Perkembangan teknis pelumas Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor : 1. Bahan dasar ( based oil ). 2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas. 3. Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu sebagai tambahan based oil.

C. Jenis jenis pelumas Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan. 1. Dilihat dari bentuk fisiknya : a. Minyak pelumas Fungsi : - Sebagai pelumas antara dua benda yang saling bergesekan. - Sebagai zat pendingin. - Sebagai zat perapat (sealing agent). - Sebagai zat pembersih. Sifat-sifat : - Derajat kekentalan (visicositas) harus sesuai dengan operasi mesin. - Mempunyai daya lekat yang baik. - Tidak mudah bersenyawa dengan barang-barang lainnya (tidak korosif) dan mempunyai sifat mencegah timbulnya karat.

- Mempunyai titik nyala (flash point) yang tinggi dan sukar menguap. - Mudah memindahkan panas dan mempunyai titik beku yang rendah. - Tidak mudah berbusa. Tingkat kekentalan : Ada dua cara untuk mengukur derajat kekentalan minyak pelumas yaitu : Menurut derajat kekentalan S.A.E. (The Society Of Automotive Engineers) dimana ecil derajat kekentalan, berarti kekentalannya semakin rendah. Contoh : SAE 30 Encer SAE 90 kental Menurut derajat A.P.I (American Petroleum Institute) diisi penggolongannya enurut syarat pemakaiaan pelumas, konstruksi bagian yang bergesekan, cara berkendaraan, pemakaian bahan. Pemakaian : - Pada mesin-mesin bensin, diesel, gear box, diferensial, pompa, compressor dll. b. Gemuk pelumas (grease) Fungsi : Untuk melumasi bagian-bagian yang tidak dapat dilumasi oleh pelumas cair. Sebagai contoh bagian-bagian tersebut adalah : 1. Tidak rapat 2. Sukar dicapai 3. Mudah terkena debu dan air Sifat-sifat : - Mempunyai sifat menyekat kotoran yang masuk. - Tidak terpengaruh oleh temperatur.

- Sukar mengalir dan menguap. - Mencegah masuknya air,serta meskipun ada molekul-molekul air daya lumas tidak berubah. - Dapat dipakai dalam waktu yang lama. Pemakaian : - Bantalan-bantalan - Roda-roda gigi putaran lambat - Roda gigi cacing - Ulir pada ragum dan lain-lain c. Cairan pelumas Fungsi - Mendinginkan alat dan benda kerja, mengurangi adanya kikisan dan hilangnya kekerasan, mencegah distorsi dan ketidak telitian ukuran. - Melumasi kontak alat dengan benda kerja, mengurangi panas karena gesekan, menghemat pemakaian daya dan memperbaiki keadaan permukaan. - Mencegah penempelan logam dengan ujung pahat yang menyebabkan permukaan kasar . - Mencegah karat setelah pemakaian mesin. Sifat-sifat : - Mudah mengalir dan mempunyai daya melumas. - Tidak menimbulkan korosi. - Tidak membawa kotoran dan debu. - Dapat menempel pada permukaan alat dan benda kerja dalam jumlah tertentu. - Stabil dalam sifat-sifat. Pemakaian : - Pemakaian pada mesin-mesin perkakas seperti pada pembubutan, pengeboran, frais, sekrap milling dan gerinda.

2. Dilihat dari bahan dasarnya : a. Pelumas dari bahan nabati b. Pelumas dari bahan hewani c. Pelumas sintetis 3. Dilihat dari penggunaannya : a. Pelumas kendaraan b. Pelumas industri c. Pelumas perkapalan d. Pelumas penerbangan 4. Dilihat dari pengaturannya : a. Pelumas kendaraan bermotor : 1) Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel 2) Minyak pelumas untuk transmisi 3) Automatic transmission fluid & hydraulic fluid b. Pelumas motor diesel untuk industri : 1) Motor diesel berputar cepat 2) Motor diesel berputar sedang 3) Motor diesel berputar lambat c. Pelumas untuk motor mesin 2 langkah : 1) Untuk kendaraan bermotor 2) Untuk perahu motor 3) Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput ) d. Pelumas khusus Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas anti karat, dan lainlain.

D. Sistem Pelumasan Pada Bantalan Penggunaan bantalan pada suatu mesin, haruslah memperhatikan sistem pelumasan yang akan digunakan, sehingga konstruksi, kondisi kerja, dan

letak bantalan menjadi pertimbangan dalam pemilihan. Tempat pelumasan, bentuk serta kekerasan alur minyak juga merupakan faktorfaktor penting. Dalam pelumasan bantalan, dikenal bermacam-macam cara, antara lain : 1. Pelumasan tangan Cara ini sesuai pada beban ringan, kecepatan rendah, atau kerja yang tidak terus menerus. Kekurangannya adalah bahwa aliran pelumasan tidak selalu tetap, atau pelumasan menjadi tidak teratur. 2. Pelumasan tetes Dari sebuah wadah, minyak diteteskan dalam jumlah yang banyak dan teratur melalui sebuah katup jarum. Cara ini untuk beban ringan dan sedang. 3. Pelumasan sumbu Cara ini menggunakan sebuah sumbu yang dicelupkan dalam mangkok minyak sehingga minyak terhisap oleh sumbu tersebut. Pelumasan ini dipakai seperti dalam hal pelumasan tetes. 4. Pelumasan percik Dari suatu bak penampung, minyak dipercikkan. Cara ini digunakan untuk melumasi torak dan silinder motor bakar torak yang berputar tinggi. 5. Pelumasan cincin Pelumasan ini menggunakan cincin yang digantungkan pada poros sehingga akan berputar bersama poros sambil mengangkat minyak dari bawah. Cara ini dipakai untuk beban sedang. 6. Pelumasan pompa Pelumasan pompa dipergunakan untuk mengalirkan minyak ke dalam bantalan. Cara ini dipakai untuk melumasi bantalan yang sulit letaknya, seperti pada bantalan utama motor putaran tinggi dan beban besar. 7. Pelumasan gravitasi

Pada bantalan diletakkan sebuah tangki, minyak dialirkan oleh gaya beratnya. Cara ini dipakai untuk kecepatan sedang dan tinggi pada kecepatan keliling sebesar 10-15 m/s. 8. Pelumasan celup Sebagian dari bantalan dicelupan dalam minyak. Cara ini cocok untuk bantalan dengan poros tegak, seperti pada turbin air. Disini perlu diberikan perhatian pada besarnya gaya gesekan, karena tahanan minyak, kenaikan temperatur dan kemungkinan masuknya kotoran atau benda asing.

PELUMASAN

1. Pelumasan pada Mesin Bubut Pelumasan grease pada ulir pengarah Pelumasan grease untuk gear pada gearbox Pelumasan pompa pada bagian landasan, lintasan luncur, dan eretan dengan menggunakan oli Pelumasan tangan untuk tool post Terdapat pula pelumasan celup dan pelumasan tetes

2. Pelumasan pada Mesin Bor Pelumasan tangan menggunakan oli/gemuk untuk gearbox Pelumasan tangan menggunakan solar untuk meja ragum dan lintasan luncur Pelumasan tengan untuk memberikan grease pada ulir Melumasi poros landasan dengan menggunakan Oli/grease Melumasi poros pencekam mata bor dengan menggunakan oli.

3. Pelumasan pada Mesin Frais Pelumasan grease pada ulir pengarah Pelumasan grease untuk gear pada gearbox Pelumasan pompa pada bagian landasan, lintasan luncur, dan eretan dengan menggunakan oli Pelumasan tangan untuk tool post Terdapat pula pelumasan tetes

4. Pelumasan pada peralatan kerja bangku Pelumasan tangan dengan bahan plumas oli untuk benda kerja logam maupun plat

Anda mungkin juga menyukai