Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REMIDIAL GENETIKA TUMBUHAN

Disusun Oleh : MUKHAMMAD ABIZAR (134100038)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2012

MEGASPORA
Megaspora juga disebut makrospora, adalah jenis spora yang ada pada tumbuhan heterosporous. Jenis tanaman memiliki dua tipe spora yaitu, megaspora dan mikrospora. Secara umum megaspora atau spora besar, berkecambah menjadi gametofit yang berkelamin perempuan (yang memproduksi sel telur) , yang kemudian nantinya akan dibuahi oleh sel sperma yang dihasilkan oleh gametofit jantan yang merupakan perkembangan dari mikrospora. Tanaman yang termasuk yang pada genera ini adalah sebagai berikut : Selaginella Marsileaceae Azolla : Spikemosses, termasuk dalam lycopod : Marsilea, Pilularia, dan Regnellidium : Azollaceae termasuk jenis pakis-pakisan

Salvinia : Salviniaceae,tanaman pakis-pakisan Gymnosperma : tanaman berbunga

Megasporogenesis
Dalam gymnosperma atau tanaman yang memiliki bunga, megaspora diproduksi di dalam kantung nucellus atau embrio dari ovula. Selama megasporogenesis,prekursor sel diploid, megaspora mengalami meiosis menghasilkan kemudian menghasilkan sel sel haploid. Angiosperma menunjukkan tiga pola megasporogenesis yaitu, monosporik, bisporic, dan tetrasporic,masing-masing dikenal juga sebagai jenis Polygonum , Alisma dan Drusa. Pola monosporik terjadi paling sering (> 70%

dari angiosperma) dan ditemukan pada banyak kelompok tumbuhan penting seperti Brassicaceae (contoh Arabidopsis, Capsella, Brassica), Gramineae( contoh jagung, beras, gandum), Malvaceae (contoh kapas), Leguminoseae(contoh buncis dan kedelai), dan Solanaceae (contoh lada, tembakau, tomat, kentang dan petunia). Pola ini dicirikan oleh pembentukan sel piring setelah meiosis 1 dan meiosis 2 yang menghasilkan empat sel megaspora. Kemudian terjadinya pola bisporic yang ditandai dengan pembentukan sel piring setelah meiosis 1 dan menghasilkan dua megaspora dalam dua nukleus, satu diantaranya berdegenerasi. Kemudian pola tetrasporic ditandai dengan gagalnya pelat sel untuk membentuk sel megaspore setelah meiosis 1 dan 2, dan menghasilkan satu dari empat megasporanukleus. Oleh karena itu setiap pola menimbulkan sebuah megaspora fungsional tunggalyang berisi satu hingga empat inti meiosis. Masing-masing megaspora kemudianmengalami megagametogenesis untuk memben tuk gametofit betina.

Megagametogenesis
Setelah megasporogenesis, megaspora tersebut berkembang menjadi gametofit betina (kantung embrio) dalam proses yang disebut megagametogenesis. Pada Proses megagametogenesis sangat bervariasi tergantung pada pola megasporogenesis yang terjadi pada beberapa spesies, seperti Tridax trilobata, Ehretia laevis dan Alectra thomsoni, dapat menjalani megasporogenesis dengan pola yang berbeda dan oleh karena itu pola

megagametogenesis juga berbeda. Pola monosporik terjadi dalam inti tunggal mengalami mitosis sebanyak tiga kali, menghasilkan delapan sel nukleus. Delapan sel inti ini dibagi menjadi dua kelompok. Kedua kelompok ini membawa nucleus ke tengah sel, dan menjadi inti kutub. Pada spesies tertentu, inti ini selalu bersama sebelum atau pada saat pembuahan sel inti. Kemudian sel inti ketiga pada akhir sel dekat micropilar menjadi perlengkapan sel telur, dengan satu sel telur di tengah dan dua sel telur sinergid. Di ujung lain dari sel, dinding sel terbentuk disekitar inti sel dan membentuk antipodals. Oleh karena kantung embrio yang dihasilkan dengan 7 struktur sel dengan 1 inti sel, 1 sel telur, 2 sel synergid dan 3 sel antipodal. Pola bisporic dan tetrasporic menjalani berbagai proses yang kemudian nantinya menghasilkan berbagai kantung embrio juga.

Gambar 1.Letak megaspora pada tumbuhan Gymnosperma dan Angiosperma

Anda mungkin juga menyukai