1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
Paradigma Kesehatan Lingkungan Kinetika Perjalanan Agen Penyakit Parameter Kesehatan Lingkungan Populasi beresiko Standard Normalitas Desain Penelitian Analisis Pemajanan Kegiatan Ikutan
SIMPUL A
SIMPUL B
SIMPUL C
SIMPUL D
SUMBER PENYAKIT
MEDIA TRANSMISI
STATUS KESEHATAN
Virus Hepatitis A
Air Makanan
Sehat Sakit
Disebut juga dengan Sumber Penyakit Simpul 1 pada penyakit menular umumnya adalah penderita itu sendiri. Pada penyakit Hepatitis A, sumber penyakit adalah pasien yang telah terinfeksi virus Hepatitis A.
Disebut juga dengan Wahana transmisi/ Perantara. Melalui air yang tercemar virus Hepatitis A yang berasal dari kotoran atau sekreta manusia yang menderita Hepatitis A. Penularan penyakit Hepatitis A pada manusia dapat terjadi dari makanan yang sudah terkontaminasi virus Hepatitis A.
1.
Merupakan Media Pemajanan / Penduduk Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi penyakit seperti konsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi virus Hepatitis A, akibat hiegene penyedia makanan dan konsumen yang tidak baik. Usia Pada usia <5 tahun lebih rentan terkena virus Hepatitis A dibandingkan usia dewasa
2.
3.
Tempat tinggal Penduduk yang tinggal di lingkungan kumuh dimana air bersih sulit diperoleh. Gizi Asupan gizi penduduk yg rendah mempengaruhi kekebalan tubuh penduduk. mis: Anak-anak dan mereka yang berusia lanjut (60 tahun lebih) mereka yang dalam kondisi kekebalan tubuh rendah. Sosial Ekonomi Masyarakat dengan sosial ekonomi yang rendah lebih rentan terkena Hepatitis A, karena higiene dan sanitasi yang tidak baik.
4.
5.
Pada simpul A: pengukuran pada sumbernya (pengukuran emisi) Pada simpul B: pengukuran komponen penyebab sakit pada ambient Pada simpul C: pengukuran pada spesimen tubuh manusia (biomarker atau bioindikator) Pada simpul D: sudah terjadi outcome berupa kejadian penyakit, misal jumlah penderita keracunan
5. STANDAR NORMALITAS
Menurut Permenkes 416 tahun 1990, dikatakan bahwa kolifrom tinja ataupun total kolifrom tidak dapat melebihi standard maksimum yaitu 0.
6. DESAIN STUDI
Case control : studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu dan kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Studi case control biasanya dilakukan dengan memakai kelompok kontrol sehingga disebut sebagai studi kasus kontrol atau case control study dan bersifat retrospektif.
Contoh Kasus
Sukabumi (ANTARA News) - Kasus hepatitis A di kalangan pelajar Kota Sukabumi, Jawa Barat meningkat dari yang awalnya hanya 52 pelajar, sekarang 56 pelajar dilaporkan terjangkit penyakit tersebut. Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh virus melalui kotoran atau tinja yang menempel di makanan tersebut dan penyebarannya sejak November sampai sekarang ini. Dari data Dinkes Kota Sukabumi, pelajar yang terjangkit penyakit hepatitis A bertambah empat orang yang berasal dari SDN Cimanggah.
Sementara jumlah pelajar yang paling banyak terjangkit penyakit ini adalah pelajar SMAN 3 Kota Sukabumi 40 orang, kemudian 5 pelajar SMPN 1 Kota Sukabumi dan dua pelahar SMPN 15 Kota Sukabumi. Selain itu, SDN Subangjaya 1 terdapat tiga orang pelajar yang terjangkit dan SDN Subangjaya 2 dan 3 satu orang pelajar. "Kemungkinan besar penyebaran penyakit ini bersumber dari jajanan di lingkungan sekolah yang kurang higienis dan kami pun saat ini sudah melakukan pencegahan dan sosialisasi," tambahnya, Selain Kota Depok dan Sukabumi ada beberapa daerah lainnya yang pelajarnya terjangkit hepatitis A seperti Tasikmalaya, Bogor dan Bekasi.
(KR-ADR/M027)
7. ANALISIS PEMAJANAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan: A. Jenis agent B. Sifat agent C. Jumlah D. Waktu E. Tempat
A. Jenis Agent
Termasuk Kelompok Virus
C. Jumlah
Tidak boleh ada virus Hepatitis A dalam air atau makanan
D. Tempat
Lingkungan kumuh dimana higiene dan sanitasi yang kurang baik Tempat-tempat menjual
8. Kegiatan Ikutan