Anda di halaman 1dari 3

Timur Tengah merupakan wilayah regional yang terletak diantara Asia dan Afrika yang dinamakan sedemikian rupa

oleh bangsa Eropa yang telah diakui oleh seluruh masyarakat dunia saat ini. Penentuan wilayah Timur Tengah menuang banyak kontroversi dan perdebatan. Ada banyak pendapat mengenai wilayah yang termasuk ke wilayah regional Timur Tengah, ada yang mengatakan bahwa Timur Tengah itu berada di sekitar wilayah laut Mediterania dan laut India seperti yang dikemukakan oleh Captain Alfred T. Mahan, ada pula yang mengatakan bahwa wilayah Timur Tengah adalah wilayah yang dialiri sungai Nil ke Oxus (sungai Amudaria) seperti yang dikemukakan oleh Michael G.S. Hudson. Namun, Jendral Sir Thomas Edwrd Gordon mengatakan bahwa secara geografis wilayah Timur Tengah berada pada near East, yakni terletak di Turki, far East terletak di Cina. (Koppes, 1976 : 95) Selain secara geografis, Timur Tengah juga ditentukan secara kesamaan atau kemiripan sosial-budaya dan religi masyarakat di negara tersebut. Ada negara-negara yang tidak secara geografis tergabung ke dalamnya seperti yang dikemukakan oleh Captain Mahan, Jenderal Gordon, dan Michael G.S. Hudson, seperti negara Afrika Utara, yakni Maroko, Tunisia, Mesir, Mauritania, yang bukan tergabung ke dalam Timur Tengah secara geografis sebagaimana diakui oleh sebagian besar dunia saat ini. Jika melihat kesamaan atau kemiripan sosial-budaya dan religi negara-negara tersebut dinyatakan sebagai wilayah Timur Tengah, maka negara yang secara geografis termasuk Timur Tengah yang tidak memiliki kesamaan budaya bukanlah wilayah Timur Tengah, seperti Iran, Maroko, Tunisia yang berbeda sosial-budayanya dengan negara-negara Timur Tengah lainnya. Hal ini akan terus memunculkan perdebatan dan kontroversi mengenai kejelasan wilayah regional Timur Tengah itu sendiri, yang jelas akan berpengaruh kepada wilayah Timur Tengah maupun negara lainnya yang berkerjasama dengan negara-negara yang ada di Timur tengah. Untuk itu, tulisan ini akan membahas mengenai bagaimana penempatan Israel sebagai salah satu negara yang termasuk ke dalam regional Timur Tengah. Suatu negara yang secara geografis masuk ke dalam regional Timur Tengah mengacu pada pengakuan negara-negara Timur Tengah itu sendiri terhadap negara-negara yang berada di regionalnya, seperti halnya negara-negara regional Timur Tengah yang tidak mengakui bahwa negara Israel merupakan

salah satu negara yang masuk ke regional Timur Tengah, dan hanya mengakui Palestina sebagai salah satu negara Timur Tengah. Secara geografis baik sebagaimana dikatakan oleh Captain Mahan, Michael G.S. Hudson, Jenderal Gordon, Negara Israel merupakan salah satu negara yang berada di wilayah Regional Timur Tengah. Meskipun secara sosial-budaya berbeda dengan negaranegara Timur Tengah lainnya, namun secara sosial-budaya pun tidak semua negara di Timur Tengah memiliki kesamaan atau kemiripan satu sama lain. Hal yang membedakan Negara Israel dengan Negara Timur Tengah lainnya hanyalah Religi yang dianut oleh mayoritas masyarakat Israel yang tentunya berbeda dengan Negara Timur Tengah lainnya yang menjadi alasan bagi Negara-negara Timur Tengah untuk menolak Israel sebagai salah satu negara yang berada di wilayah Timur Tengah. Menurut saya, hal ini sangat tidak masuk akal. Ada tiga variabel yang mendasari penamaan wilayah Timur Tengah yakni kedekatan Sosial-Budaya, Religi, dan Geografis. Masing-masing negara-negara yang tergolong negara Timur Tengah saat ini tidak memiliki ketiganya, namun hanya memiliki salah satu dan beberapa diantaranya memang memiliki ketiganya seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yaman, Jordania, dan lain sebagainya terletak di regional Timur Tengah secara geografis dan memiliki kedekatan sosial-budaya dan religi. Namun, negara-negara lain seperti Maroko, Tunisia, Mauritania yang terletak di Afrika Utara, yang tidak termasuk ke dalam Timur Tengah baik secara geografis maupun sosial-budayanya, akan tetapi negara-negara tersebut merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam. Melihat fenomemena ini, bukankah sangat aneh jika Israel tidak termasuk ke dalam regional Timur Tengah hanya karena negara Israel tidak memiliki kedekatan sosial-budaya dan religi yang sama dengan negara Timur Tengah lainya yang tergabung ke dalam Liga Arab. Seharusnya, negara Israel bisa tergabung ke dalam regional Timur Tengah melihat posisi geografisnya berdasarkan ungkapan Captain Mahan dan Hudson mengenai penamaan wilayah Timur Tengah. Tidak ada alasan kuat jika alasan tidak diterimanya Israel masuk ke wilayah Timur Tengah hanya karena konflik politik antara Israel dan Palestina. Menurut saya, penamaan Timur Tengah yang paling masuk akal adalah melalui pendekatan geografis, dibandingkan hanya berdasarkan

kedekatan sosial-budaya maupun religi. Akan sangat aneh ketika yang termasuk wilayah Eropa adalah seluruh negara yang berada di benua Eropa kecuali Italia, atau seperti yang sedang diperdebatkan saat ini, yakni kepastian Inggris termasuk ke dalam regional Eropa sedangkan Inggris terpisah dari benua Eropa. Hal ini seolah-olah menunjukkan ketidakjelasan mengenai definisi wilayah regional itu sendiri, serta standar

mengelompokkan suatu negara termasuk ke wilayah regional mana. Jika melihat secara sosial-budaya, Bosnia dan Turki merupakan regional Eropa, meskipun secara religi berbeda. Negara-negara Timur Tengah tidak mau menerima Israel ke dalam regional mereka, namun sangat aneh ternyata beberapa dari negara Timur Tengah melakukan kerjasama bilateral, bahkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, seperti yang dilakukan oleh Jordania, Mesir, Maroko, Tunisia (Maroko dan Tunisia memutus hubungan diplomatik pada tahun 2000, namun masih melanjutkan kerjasama dibidang pariwisata dan bidang lainnya). Negara-negara Timur Tengah yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel dianggap negara yang memiliki peran penting dalam dunia Arab. Memang tidak semua negara Timur Tengah membuka hubungan diplomatik secara penuh selain negara Mesir dan Jordania, seperti Qatar, Oman (menutup kantor perwakilan perdagangan Israel di Oman pada tahun 2000), Maroko, dan Tunisia. (Ministry of Foreign Affairs, 2010) Melihat hal ini, dapat kita lihat bahwa sebenarnya banyak negara-negara Timur Tengah yang secara langsung maupun tidak langsung melalui hubungan diplomatik maupun kerjasama bilateral memberikan pengakuan terhadap Israel, tentunya mengakui keberadaannya secara geografis di Timur Tengah terlepas konflik politiknya yang

berkepanjangan dengan negara Palestina. Saat ini sudah saatnya negara-negara di Timur Tengah mulai secara terbuka mengakui keberadaan Israel di Timur Tengah secara geografis. Menurut saya, tidak ada kerugian apapun yang akan ditimpahkan kepada negaranegara di Timur Tengah dengan menerima keberadaannya secara geografis di regional Timur Tengah karena beberapa negara Timur Tengah sendiri telah menunjukkan bahwa Israel memang berada di wilayah regional Timur Tengah.

Anda mungkin juga menyukai