Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS

Obat Tradisional

Kromatografi kertas (KKt) Kromatografi lapis tipis (KLT) Kromatografi gas (KG) Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)

Pemilihan metode ditentukan sifat kelarutan dan keatsirian senyawa KKt dapat digunakan untuk senyawa larut air : karbohidrat, asam amino, basa nukleat, asam organik, senyawa fenolat KLT dapat digunakan untuk senyawa larut lemak : steroid, karotenoid, kuinon sederhana, klorofil KG dapat digunakan untuk senyawa volatil : asam lemak, terpenoid KCKT dapat digunakan untuk senyawa yang kurang volatil

Merupakan metode kromatografi serbaguna Dibandingkan KKt memiliki kelebihan dalam keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaan Fase Diam :

Silika Gel (paling populer) Alumina Adsorben lain : Celite, Kalsium hidroksida, Resin

penukar ion, Magnesium fosfat, Poliamida, sephadex, polivinil pirolidon, selulosa

Lempeng KLT Kertas saring sekeliling chamber

Muka fase gerak, berjalan keatas


Titik penotolan sampel, harus dibawah permukaan fase gerak

jarak ditempuh sampel Rf jarak ditempuh fase gerak

Sinar Ultraviolet untuk senyawa organik yang yang berpendar dibawah sinar UV Uap Iod membentuk kompleks berwarna coklat/kuning Indikator Fluoresens untuk senyawa organik yang berfluoresensi dibawah sinar UV Semprotan Perak Nitrat membentuk noda gelap dibawah paparan sinar, untuk senyawa alkil halida semprotan Asam Sulfat + panas membentuk noda gelap yang permanen

Dihitung harga Rf Dibandingkan dengan senyawa standar Dibandingkan menggunakan metode visual

Senyawa Alkaloid Glikosida sianogen Indol

Fase diam Silika gel Silika gel

Fase gerak MeOH-NH4OH pekat (200 :3) CHCl3-MeOH (5 : 1)

Deteksi Dragendorff AgNO3 beramonia p-dimetilamin sinamaldehid

Silika gel

CHCl3-EtOAc-HCO2H (5 : 4 : 1)

Asam amino Amina

Silika gel Selulosa

n-BuOH-HOAc-H2O (4 : 1 : 1) n-BuOH-HOAc-H2O (4 : 1 : 1)

Ninhidrin Ninhidrin

Senyawa Monoterpen Iridoid Diterpen Giberelin

Fase diam Silika gel Selulosa Silika gel Silika gel

Fase gerak Benzena-CHCl3 (1 : 1) n-BuOH-HOAc-H2O (4 : 1 : 5) n-heksana-EtOAc (17 : 3) Benzena-n-BuOH-HOAc (14 : 5 : 1)

Deteksi Vanilin-H2SO4 SbCl3/CHCl3 H2SO4 H2SO4

Seskuiterpen Silika gel Seskuiterpen Silika gel lakton


Triterpenoid Silika gel

Benzena-CHCl3 (1 : 1) CHCl3-Et2O (4 : 1)
Heksana-EtOAc (1 : 1)

SbCl3/CHCl3 Vanilin-H2SO4
SbCl3/CHCl3

Karotenoid

Selulosa

PE-Me2CO-n-PrOH

warna dg CM

Senyawa Fitosterol Glikosida jantung

Fase diam Silika gel Silika gel

Fase gerak Heksena-EtOAc (1 : 1) EtOAc-piridin-H2O (5 : 1 : 4)

Deteksi SbCl3/CHCl3 SbCl3/CHCl3

Saponin
Sapogenin

Silika gel
Silika gel

n-BuOH-H2O (1 : 1)
CHCl3-Me2CO (4 : 1)

SbCl3/HCl pekat
SbCl3/HCl pekat

Rf
Alkaloid Nikotin Tomatin Morfin KKt1 0,07 0,08 0,14 KLT2 0,57 0,62 0,34 Warna dibawah UV Menyerap Tak tampak Menyerap

Penampak bercak Iodoplatinat Iodoplatinat Iodoplatinat

Solanin
Kodein Berberin Striknin Tebain

0,15
0,16 0,25 0,30 0,32

0,52
0,35 0,07 0,22 0,41

Tak tampak
Menyerap Fluoresensi kuning Menyerap Menyerap

Marquis
Iodoplatinat Iodoplatinat Iodoplatinat Iodoplatinat

Atropin
Kuinin Koniin

0,37
0,46 0,56

0,18
0,52 0,26

Menyerap
Biru terang Tak tampak

Iodoplatinat
Iodoplatinat Iodoplatinat

Keterangan :
Sistem Kromatografi Kertas (KKt) : Fase gerak : n-BuOH asam sitrat dlm air (870 ml : 4,8 g asam sitrat dlm 130 ml air Sistem Kromatografi Lapis Tipis (KLT) : Fase diam : Silika gel Fase gerak : MeOH NH4OH (200 : 3) Warna bercak : Iodoplatinat : sederetan warna Marquis : kuning sampai merah lembayung

Tumbuhan Nama latin

Komponen

Rf

Deteksi

Adas manis Pimpinella anisum


Mungsi Ketumbar Jintan Adas anet Adas Adas sowa Peterseli Carum carvi Cuminum cyminum Foeniculum vulgare Anethum sowa Petroselinum crispum

Anetol Anisaldehid
Karvon

0,71 Jingga, DNP 0,39 Jingga, DNP


0,43 Jingga, DNP 0,26 Merah, vanilin 0,42 Jingga, DNP 0,72 Jingga, DNP 0,38 Jingga, DNP 0,57 Coklat, vanilin 0,41 Jingga, DNP 0,64 Coklat, vanilin Coklat, vanilin

Coriandrum sativum Linalol Anethum graveolens Karvon Anetol Anisaldehid Dilapiol Karvon Apiol Miristisin

Kuminaldehid 0,58 Jingga, DNP

Keterangan :
Sistem KLT : Fase diam Fase gerak Deteksi : 2,4-DNP : Silika gel : CHCl3 Benzena (1 : 1)

Glikosida jantung
Komponen Digitoksin Gitoksin Rf Deteksi

Tumbuhan Digitalis lanata/ Digitalis purpurea

0,57-0,60 Kuning kecoklatan 0,53-0,55 Biru muda

Glikosida purpurea A

0,25-0,30 Kuning kecoklatan

Glikosida purpurea B

0,20-0,25 Biru muda

Sistem KLT Fase diam : Silika gel Fase gerak : EtOAcMeOH--H2O (75 : 10 : 7,5) Deteksi : Disemprot kloramin-trikloroasetat, dipanaskan 105110C

Sapogenin
Rf 1 0,55 0,56 0,55 0,41 0,16 2 0,55 0,55 0,55 0,32 0,21 3 0,34 0,29 0,19 0,22

Alkaloid Diosgenin Tigogenin Yamogenin Hekogenin Gitogenin

Sistem KLT Fase diam : Silika gel Fase gerak : 1. CHCl3-Me2CO (4:1); 2. CHCl3-EtOAc (1:1); 3. Heksana-Me2CO (4:1)

Warna
Kuning nyala

Warna dg UV
Sendiri
Coklat tua/Hitam

dgn Amonia
Coklat tua/Hitam

Petunjuk
6-hidroksi flavonol dan flavon, beberapa khalkon glikosida
Kebanyakan khalkon

Merah tua/Jingga nyala

Kuning menyala/ Hijau kuning


Kuning pucat Coklat tua

Jingga nyala/Merah
Kuning menyala/Coklat kuning Kuning hijau/Coklat tua

Auron
Kebanyakan flavonol glikosida Kebanyakan flavon glikosida, biflavonil Kebanyakan isoflavon dan flavanonol 5-desoksiisoflavon

Nihil

Merah tua Biru lemah

Coklat lemah Biru kuat

Merah tua

Kuning pucat/Hijau kuning

Flavanon dan flavanonol 7glikosida

Keterangan :
Deteksi : AlCl3 5% dalam etanol dengan hasil fluoresesnsi hijau kuning dengan sinar UV; FeCl3 K3Fe(CN)6 (1:1) dengan hasil biru pada latar belakang kuning Pereaksi Folin dengan hasil biru pada latar belakang putih

Keterangan : A . Ekstrak etanol 96% sebelum hidrolisis B. Setelah hidrolisis

Fase diam Fase gerak

: Lempeng Silika gel 60F 254 : Butanol toluen - asam asetat air/BTAW ( 2: 2 : 1 : 5 v/v) , fase atas

Penampak bercak : Kiri : uap amonia, dilihat dengan uv 366 Kanan : uap amonia, visibel

A B

Rf A : 0,54 Rf B : 0,81

Keterangan : A . Ekstrak etanol sebelum hidrolisis B. Setelah hidrolisis Fase diam : Lempeng Selulosa Fase gerak : Asam asetat 15% Penampak bercak : Kiri : uap amonia, uv 366 Kanan : uap amonia, visibel Rf A : 0,63 Rf B : 0,07 A
KIRI

KANAN

Metode penetapan kadar kurkumin dalam kurkuminod secara KLTDensitometri memiliki selektivitas, sensitivitas dan ketelitian yang cukup tinggi, pengerjaan yang cepat dan biayanyapun relatif murah (Sudibyo, 1996).

Keterangan : A.Ekstrak etanol 96% lempuyang wangi B. Kurkumin baku Fase diam : Silika 60F254 Fase gerak : kloroform metanol (95:5 v/v) Deteksi : UV 254 Rf kurkumin : 0,69

Kurkumin baku 2,52 mg/ml (25,20 mg dlm 10,0 ml etanol)

Dibuat menjadi seri standar 0,02095; 0,01675; 0,0134; 0,0107; 0,0086 g

Dilakukan KLT dengan lempeng silika GF254, fase gerak kloroform- metanol (95:5 v/v)

discanning dengan densitometer pada panjang gelombang 420 nm

Baku kurkumin 0,0209 g Baku kurkumin 0,0168 g Baku kurkumin 0,0134 g Baku kurkumin 0,0107 g

5. Baku kurkumin 0,0086 g 6. Sampel A 68,16 g 7. Sampel B 60,8 g 8. Sampel C 68,15 g

Kurva baku penetapan kurkumin

No

Jumlah penotolan (g)

Luas Area (x 104 )

0.5 0.45

1 2 3 4 5

0,02095 0,01675 0,0134 0,01072 0,00858

0,04592589 0,03032078 0,02287213 0,01421063 0,01076805


Area kromatogram

0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 kadar kurkumin (ug)

Persamaan kurva baku : Y= 2,843x 0,0152 r = 0,9933

Anda mungkin juga menyukai