Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Sumber Daya Manusia

PENGARUH KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN PASAMAN

Dosen Pembimbing : Bujang, S.Pd

Oleh :

DESI SETRIYENTI NIM. 091.1926

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN PENDIDIKAN PASAMAN (YAPPAS) 2011/2012
1

Manajemen Sumber Daya Manusia KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul PENGARUH KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN

PEMANFAATAN KETEPATWAKTUAN

TEKNOLOGI PELAPORAN

INFORMASI KEUANGAN

TERHADAP PEMERINTAH

DAERAH PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN PASAMAN. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan , yang dibimbing oleh Bapak Bujang, S.Pd. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan-penulisan berikutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya.

Lubuk Sikaping, 2011

November

Penulis,

Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembagalembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006). Harus disadari bahwa ada banyak pihak yang akan

mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai. Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai (Suwardjono, 2005). Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut berpaut dengan keputusan yang menjadi sasaran informasi. dipahami Informasi dan akan bermanfaat oleh kalau informasi tersebut akan

digunakan

pemakai.

Informasi

juga

bermanfaat kalau pemakai mempercayai informasi tersebut.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Berbicara mengenai pelaporan keuangan dan nilai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan pemerintah akan

menimbulkan pertanyaan apakah pelaporan keuangan pemerintah selama ini sudah dalam memenuhi peraturan kriteria kualitas informasi yang

disyaratkan

perundang-undangan?

Fenomena

pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari berbagai tulisan yang berhasil di-download dari internet, ternyata di dalam laporan keuangan pemerintah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai. Selain itu juga masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah. Beberapa tulisan yang berhasil

dihimpun adalah sebagai berikut:


Laporan Keuangan Pemerintah daerah (LKPD) yang mendapat opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) perlu dicontoh bagi daerah lainnya. Karena ini menunjukkan keseriusan daerah tersebut untuk melaporkan keuangannya secara wajar dan akuntabel. Demikian ditegaskan anggota DPD-RI asal Sumbar Riza Falepi usai melakukan kunjungan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Provinsi Sumatera Barat, Rabu (30/11). Laporan keuangan daerah ini sangat penting dalam mendorong ekonomi dan investasi di daerah. Menurut Riza, dari laporan Ketua BPK pada Penyerahan Ikhtisar hasil Pemeriksaan Semester 1 tahun Anggaran 2010 tanggal 15 oktober 2010 kepada DPD-RI, LKPD secara nasional menunjukkan perbaikan. Tapi disayangkan untuk sumbar dan beberapa daerah lainnya mengalami kemunduran dari tahun ke tahun dengan predikat Tidak memberikan pendapat (TMP) atau disclaimer opinion. ini sangat mengecewakan, padahal laporan keuangan ini sangat penting untuk mendorong kemajuan daerah, ujar Riza. (Harian Singgalang, kamis 1 desember 2010). Maulana Ginting dalam acara panel Pemeriksaan Keuangan Daerah yang diadakan Padang Press Club (PPC) Rabu(19/1) di Hotel Pangeran Beach, Padang. Hal ini terkait dengan Tanah Datar sebagai satu-satunya LKPD di Sumbar yang memperoleh hasil opini wajar tanpa Pengecualian (WTP) untuk tahun anggaran 2009. Masalah
4

Tirulah Tanah Datar Kata Kepala Perwakilan BPK wilayah Sumbar,

Manajemen Sumber Daya Manusia

dalam penyusunan LKPD salah satunya adalah kejelasan asset. Selain itu terlambatnya penyerahan LKPD pada BPK Sumbar. Idealnya LKPD diserahkan tiga Bulan setelah Tahun anggaran berakhir yaitu bulan Maret tahun berikutnya setelah tahun anggaran, tapi masih ada yang menyerahkan Juni atau Juli ini menjadi masalah, katanya. (Harian Singgalang, kamis 20 januari 2011).
Sebanyak 326 Pemda atau 91% dari 358 Pemda yang laporan

keuangannya diaudit oleh BPK mendapat predikat buruk, hanya 32 Pemda yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Untuk Pemda, jumlah LKPD tahun anggaran 2010 yang memperoleh opini WTPbaru 32 atau 9% dari 358 LKPD yang diperiksa pada semester 1/2011 ujar Ketua BPK Hadi Poernomo kemarin. (www.bpkp.go.id/web/07/10/2011. Menteri Dalam Negeri Gamawan fauzi menilai bahwa system pelaporan penyelenggaraan keuangan Pemerintah daerah tidak efesien dalam hal waktu dan anggaran. Ini karena Pemda harus membuat laporan keuangan minimal lima buah yang ditujukan ke pemerintah pusat dan DPRD dalam kurun waktu satu tahun anggaran. (Harian kompas, Rabu 9 November 2011). Berdasarkan fenomena tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa

laporan keuangan pemerintah masih belum seluruhnya memenuhi kriteria keterandalan dan ketepatwaktuan (timeliness). Mengingat bahwa hal tersebut merupakan unsur yang penting terkait dengan pengambilan keputusan berbagai pihak, penulis tertarik untuk meneliti hal apa yang mungkin mempengaruhi ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah. Atas dasar itulah penulis mengangkat sebuah judul PENGARUH KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN KETEPATWAKTUAN TEKNOLOGI PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN TERHADAP PEMERINTAH

DAERAH PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN PASAMAN 1.2 Perumusan Masalah

Manajemen Sumber Daya Manusia

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap

ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman?
2. Apakah pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap

ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman? 1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh kapasitas sumber daya manusia

terhadap

ketepatwaktuan

pelaporan

keuangan

pemerintah

daerah pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman.


2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi

terhadap

ketepatwaktuan

pelaporan

keuangan

pemerintah

daerah pada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman.

Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK


A. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam menjalankan tugas, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik memiliki Struktur organisasi vertikal yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi 1 (satu) Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan 3 (tiga) Kepala Seksi. Dengan jumlah pegawai PNS sebanyak 10 Orang dan 2 orang pegawai non PNS. Struktur organisasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik sebagaimana diagram berikut :
KEPALA

SUB BAGIAN TATA USAHA

Manajemen Sumber Daya Manusia

SEKSI PMA

SEKSI HAL

SEKSI KESBANGLINMAS

B.

SUSUNAN KEPEGAWAIAN

Susunan kepegawaian perlenglapan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Eselon III Eselon IV Staf Golongan III Staf Golongan II Staf Non PNS Jumlah : : : : : 1 Orang 4 Orang 2 Orang 3 Orang 2 Orang 12 Orang

C. Kantor berdasarkan: 1.

TUGAS DAN FUNGSI Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman bekerja

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dengan tugas membantu Bupati dalam menjalankan kewenangan otonomi daerah di bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri.

2. Peraturan

Bupati

Pasaman

Nomor

91.

Tahun

2009

tentang

penjabaran tugas pokok dan fungsi serta uraian tugas kantor kesatuan bangsa dan politik kabupaten pasaman
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik berfungsi sebagai : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa dan politik

dalam negeri. 2. Pelayanan dan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri. 3. Dalam menjalankan tugas Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten pasaman dibantu oleh : Sub Bagian Tata Usaha Seksi Penanganan Masalah Aktual 8

Manajemen Sumber Daya Manusia D. Seksi Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Seksi Hubungan Antar Lembaga VISI, MISI

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman serta melihat latar belakang dan mencermati fenomenafenomena yang ada, maka visi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik adalah : TERCIPTANYA STABILITAS POLITIK, DAN DINAMIKA DEMOKRASI YANG BERKUALITAS Pernyataan visi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik mengacu pada pernyataan visi Kabupaten. Hal ini dapat dipahami mengingat Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan bagian integral dari Pemerintah Kabupaten Pasaman dan hubungan fungsional dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Propinsi Sumatera Barat. Dalam kontek tugas pokok dan fungsi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dapat dikerangkakan dengan diwujudkannya Good Governance melalui peningkatan akuntabilitas public dan kualitas Sumber Daya Manusia oleh segenap jajaran manajemen dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman. Sementara itu, terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dapat dikerangkakan sebagai visi untuk terciptanya rasa aman, tentram dalam suasana yang kondusif di Kabupaten Pasaman. Dengan demikian, visi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik menyatakan bahwa dalam negeri. Terwujudnya visi yang dikemukakan pada bagian sebelumnya Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik akan secara harmonis mewujudkan visi Kabupaten di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik

merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap personil Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dibidang Kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri. Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, ditetapkan misi yang menggambarkan hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal yang masih abstrak terlihat pada visi akan lebih nyata pada misi tersebut. Lebih lanjut pernyataan misi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik memperlihatkan kebutuhan apa yang hendak dipenuhi oleh organisasi, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut. 9 tersebut dan bagaimana organisasi memenuhi kebutuhan

Manajemen Sumber Daya Manusia Misi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman

ditetapkan sebagai berikut : 1. 2. 3. MEWUJUDKAN KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG

DEMOKRATIS DALAM SUASANA YANG KONDUSIF MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN YANG KUAT MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT YANG

MERATA MEWUJUDKAN HUBUNGAN KERJA YANG HARMONIS ANTAR LEMBAGA

BAB III PENGARUH KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH 3.1 Pelaporan Keuangan Pemerintah

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan asersi dari pihak manajemen pemerintah yang menginformasikan kepada pihak lain, yaitu para pemangku kepentingan (stakeholder), tentang kondisi keuangan pemerintah. Di Indonesia, laporan keuangan pokok yang harus dibuat oleh pemerintah sebagaimana tercantum dalam pasal 30 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara meliputi: (1) Laporan
10

Manajemen Sumber Daya Manusia

Realisasi APBN/D, (2) Neraca, (3) Laporan Arus Kas, (4) Catatan atas Laporan Keuangan, dan (5) Lampiran laporan keuangan perusahaan negara/daerah. Tujuan pelaporan keuangan pemerintah disajikan dalam tabel 1:

Tabel 1. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah

3.2

Kapasitas Sumber Daya Manusia

Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluarankeluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes). Menurut Tjiptoherijanto (2001) dalam Alimbudiono & Fidelis (2004), untuk menilai kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumberdaya tersebut. Tanggung jawab dapat dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas
11

Manajemen Sumber Daya Manusia

dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumberdaya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihanpelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas. Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan

kemampuan (ability) untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Hevesi, 2005). Menurut beberapa pakar, kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam

pekerjaannya. Pegawai yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup akan bekerja tersendat-sendat dan juga mengakibatkan

pemborosan bahan, waktu, dan tenaga. Menurut Dunnetts dalam anonim, skill adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman. Menurut Blanchard & Thacker (2004) dalam anonim, skill seseorang tercermin dari seberapa baik seseorang dalam

melaksanakan suatu kegiatan yang spesifik seperti mengoperasikan suatu peralatan, berkomunikasi efektif, atau mengimplementasikan suatu strategi bisnis.

3.3

Teknologi Informasi

Teknologi informasi meliputi komputer (mainframe, mini, micro), perangkat lunak (software), database, jaringan (internet, intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan
12

Manajemen Sumber Daya Manusia

teknologi (Wilkinson et al., 2000). Teknologi informasi selain sebagai teknologi komputer (hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi. Komputer sebagai salah satu komponen dari teknologi informasi merupakan alat yang bisa melipatgandakan kemampuan mengerjakan melakukannya. yang dimiliki yang manusia manusia dan komputer juga bisa

sesuatu

mungkin

tidak

mampu

3.4

Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia

Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Penilaian variable kapasitas sumber daya manusia mencakup : 1. Pendidikan 2. Pelatihan 3. Pengalaman kerja 4. Tingkat pemahaman mengenai SAP PP Nomor 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 telah membawa perubahan besar dan memberikan pendekatan baru dalam pengelolaan keuangan daerah. Perubahan yang mendasar dalam PP Nomor 105 Tahun 2000 adalah terkait dengan perubahan dalam sistem penganggaran, baik proses penganggarannya maupun bentuk dan struktur APBD. Perubahan tersebut merupakan suatu perubahan yang bersifat paradigmatik, sementara perubahan yang lebih bersifat pragmatik Nomor 29 dan teknis operasional yaitu diatur dalam dengan
13

Kepmendagri

Tahun

2002,

terkait

Manajemen Sumber Daya Manusia

penatausahaan keuangan daerah. Perubahan itu sudah sampai pada teknik akuntansinya yang meliputi perubahan dalam pendekatan sistem akuntansi dan prosedur pencatatan, dokumen dan formulir yang digunakan, fungsi-fungsi otorisasi untuk tujuan sistem pengendalian intern, laporan, serta pengawasan (Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik, 2006). Perubahan tersebut membutuhkan dukungan teknologi dan sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi yang memadai. Penelitian mengenai kesiapan sumber daya manusia subbagian akuntansi pemerintah daerah dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban keuangan daerah pernah dilakukan oleh Alimbudiono & Fidelis (2004), Dinata (2004), Imelda (2005). Temuan empiris dari penelitian terdahulu menunjukkan masih minimnya pegawai berlatar pendidikan akuntansi, belum jelasnya job description, dan belum dilaksanakannya pelatihan-pelatihan untuk menjamin fungsi akuntansi berjalan dengan baik pada Pemerintah XYZ. Walaupun sistem akuntansi yang dibangun sudah baik tetapi sumber daya manusianya tidak memiliki kapasitas untuk melaksanakannya, maka akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan fungsi

akuntansi yang ada dan akhirnya informasi akuntansi sebagai produk dari sistem akuntansi bisa jadi kualitasnya buruk. Informasi yang

dihasilkan menjadi informasi yang kurang sebagaimana yang masih banyak ditemui dalam pelaporan keuangan pemerintah. Selain itu, rendahnya pemahaman pegawai terhadap tugas dan fungsinya serta hambatan di dalam pengolahan data juga dapat
14

Manajemen Sumber Daya Manusia

berdampak pada keterlambatan penyelesaian tugas yang harus diselesaikan, salah satunya adalah penyajian laporan keuangan. Keterlambatan penyajian laporan keuangan berarti bahwa laporan keuangan belum/tidak memenuhi nilai informasi yang disyaratkan, yaitu ketepatwaktuan. Berdasarkan uraian tersebut terdapat hubungan positif antara kapasitas sumber daya manusia dengan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah 3.5 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi

Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Penilaian variable Teknologi Informasi manusia mencakup : 1. Pemanfaatan computer 2. Pemanfatan internet Perkembangan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan pada organisasi bisnis tetapi juga pada organisasi sektor publik, termasuk pemerintahan. Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen

15

Manajemen Sumber Daya Manusia

dan proses kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit kerja. Seperti kita ketahui bahwa total volume Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/D) dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Dari sisi akuntansi hal tersebut menunjukkan bahwa volume transaksi keuangan pemerintah juga menunjukkan kuantitas yang semakin besar dan kualitas yang semakin rumit dan kompleks. Peningkatan volume transaksi yang semakin besar dan semakin kompleks tentu harus diikuti dengan peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan pemerintah (Sugijanto, 2002). Untuk itu Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang merupakan pengganti dari PP No. 11 Tahun 2001 tentang Informasi Keuangan Daerah. Walaupun secara umum telah banyak diketahui manfaat yang ditawarkan oleh suatu teknologi informasi antara lain kecepatan pemrosesan transaksi dan penyiapan laporan, keakuratan perhitungan, penyimpanan data dalam jumlah besar, kos pemrosesan yang lebih rendah, kemampuan multiprocessing (Wahana Komputer, 2003), namun pengimplementasian teknologi informasi tidaklah murah. Terlebih jika teknologi informasi yang ada tidak atau belum mampu dimanfaatkan secara maksimal maka implementasi teknologi menjadi sia-sia dan semakin mahal. Kendala penerapan teknologi informasi antara lain berkaitan dengan kondisi perangkat keras, perangkat lunak yang digunakan, pemutakhiran data, kondisi sumber daya manusia yang ada, dan keterbatasan dana. Kendala ini yang mungkin menjadi faktor pemanfaatan teknologi informasi di
16

Manajemen Sumber Daya Manusia

instansi pemerintah belum optimal. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi ini mungkin juga memiliki pengaruh terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah. Penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan sistem

informasi dan teknologi informasi pada organisasi sektor publik sudah pernah dilakukan. Uraian dan temuan empiris mengenai teknologi informasi menunjukkan bahwa pengolahan data dengan

memanfaatkan teknologi informasi (komputer dan jaringan) akan memberikan banyak keunggulan baik dari sisi keakuratan/ketepatan hasil operasi maupun predikatnya sebagai mesin multiguna, juga akan

multiprocessing.

Pemanfaatan

teknologi

informasi

mengurangi kesalahan yang terjadi. Penelitian Donnelly et al., (1994) menemukan bahwa sistem/teknologi informasi yang dimiliki

pemerintah daerah di Skotlandia belum begitu baik. Hal ini boleh jadi dialami juga oleh pemerintah daerah di Indonesia sebagaimana dikatakan oleh Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dalam gala dinner bersama Guru Besar Pemasaran, Philip Kotler di Jakarta. Beliau mengakui bahwa bangsa Indonesia masih belum mampu

menggunakan secara maksimal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), walaupun teknologi tersebut telah tersedia (ANTARA News, 2007).. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi dalam pengolahan data diketahui memiliki keunggulan dari sisi kecepatan. Suatu entitas akuntansi yang bernama pemerintah daerah, sudah pasti akan memiliki transaksi yang kompleks dan besar volumenya. Pemanfaatan
17

Manajemen Sumber Daya Manusia

teknologi informasi mesti akan sangat membantu mempercepat proses pengolahan data transaksi dan penyajian laporan keuangan

pemerintah sehingga laporan keuangan tersebut tidak kehilangan nilai informasi yaitu ketepatwaktuan. Berdasarkan uraian tersebut terdapat hubungan positif antara pemanfaatan teknologi informasi dengan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah .

18

Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Dari hasil penelitian penulis dapat disimpulkan bahwa:
1.

Pada kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten

Pasaman Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif


terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. 2.

Pada kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten


Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif

Pasaman

terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah. 4.2 Saran

Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi. Hasil ini diharapkan bisa dijadikan dasar atau acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah. Dengan memperhatikan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang dimiliki baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun individu, didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin, yang akhirnya bermuara pada dihasilkannya laporan keuangan pemerintah daerah yang andal dan tepat waktu.
19

Manajemen Sumber Daya Manusia

DAFTAR PUSTAKA

ANTARA News. 7 Agustus 2007. Wapres Akui Pemanfaatan TIK Belum Maksimal. Dinata, Anton Mulhar. 2004. Tinjauan Atas Kesiapan SDM pada Instansi Pemerintah Kota Palembang dalam Penerapan Akuntansi Daerah Menuju Terciptanya Good Governance di Era Otonomi Daerah. Skripsi, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Indiasari, Desi. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumber daya manusia, Pemanfaatan teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. SNA XI. Pontianak Kompas. (Jakarta) Rabu, 9 Novemver 2011. Mendagri : Pelaporan Keuangan Pemda Tidak Efesien

20

Anda mungkin juga menyukai