Anda di halaman 1dari 2

Eritropoesis Proses eritropoesis dimulai tentu saja dari sel induk multipo-tensial.

Dari beberapa sel induk multipotensial terbentuk sel-sel induk unipotensial yang masing-masing hanya membentuk satu jenis sel misalnya eritrosit. Proses pembentukan eritrosit ini disebut eritropoesis. Sel induk unipotensial yang membentuk eritrosit termuda yang dapat diidentifikasi secara morfologis dengan pewarnaan sitokimia adalah sel proeritroblas. Dalam keadaan normal 20% dari sel sumsum tulang yang berinti adalah sel berinti pembentuk eritrosit. Sel berinti pem-bentuk eritrosit ini biasanya tampak berkelompok-kelompok dan biasanya tidak masuk ke dalam sinusoid. Baru pada tahap reti-kulosit (tak berinti lagi) sel-sel ini menjadi lebih bebas satu sama lain dan dapat masuk ke dalam sinusoid untuk terus masuk dalam aliran darah. Sel induk unipotensial yang committed akan mulai bermitosis sambil berdiferensiasi menjadi sel eritrosit bila mendapat rangsangan eritropoetin. Selain merangsang proliferasi sel induk unipotensial, eritropoetin juga merangsang mitosis lebih lanjut sel promonoblas, normoblas basofilik dan normoblas polikromatofil. Biasanya diperlukan 35x mitosis untuk mengubah proeritroblas mencapai tahap terakhir dari sistim eritropoesis yang masih berinti. Pada tahap ini inti sel sudah piknotis dan segera dikeluarkan dari sel. Sel eritrosit termuda yang tidak ber-nti disebut retikulosit yang kemudian berubah menjadi eritrosit. Dalam proses pembentukan sel darah merah, rangsangan oleh eritropoetin dalam jumlah yang amat kecil saja akan me-rangsang sel unipotensial yang committed untuk segera mem-belah diri dan berdiferensiasi menjadi proeritroblas. Morfologi sel induk unipotensial yang committed untuk membentuk eritrosit sukar dibedakan dengan limfosit tua; seperti halnya sel induk multipotensial. Dengan sekali rangsangan maka proliferasi dan pematangan eritroblas akan berlangsung selama 7 hari dan selanjutnya akan berhenti dalam 23 minggu. Bila dirangsang lagi atau kadar eritropoetin yang diberikan cukup banyak, maka pada hari ke 810 akan terjadi pembentukan koloni baru lagi. Dalam proses pematangan sel darah merah, sel mengalami serangkaian diferensiasi . The following stages 17 of development all occur within the bone marrow : Tahapan sebagai berikut 1-7 dari pembangunan semua terjadi dalam sumsum tulang : 1. hemocytoblast a pluripotent hematopoietic stem cell hemocytoblast sebuah pluripotent hematopoietic sel induk 2. Common Myloid Progenitor multipotent stem cell Common Myloid nenek moyang sel induk multipoten 3. unipotent stem cell unipotent sel induk 4. pronormoblast also commonly called proerythroblast or rubriblast. pronormoblast juga biasa disebut proerythroblast atau rubriblast. 5. basophilic normoblast /early normoblast also commonly called erythroblast normoblast basofilik / normoblast awal juga biasa disebut eritroblast 6. polychromatophilic normoblast /intermediate normoblast polychromatophilic normoblast / normoblast menengah 7. orthochromatic normoblast /late normoblast - Nucleus is Expelled before becoming a reticulocyte orthochromatic normoblast / normoblast terlambat - Inti Diusir sebelum menjadi sebuah retikulosit

8. reticulocyte retikulosit The cell is released from the bone marrow after stage 7, and so of circulating red blood cells there are ~1% reticulocytes. Sel dilepaskan dari sumsum tulang setelah tahap 7, dan sirkulasi sel darah merah terdapat ~ 1 reticulocytes%. After 12 days these ultimately become "erythrocytes" or mature red blood cells. Setelah 1-2 hari ini akhirnya menjadi "eritrosit" atau dewasa sel-sel darah merah. These stages correspond to specific appearances of the cell when stained with Wright's stain and examined by light microscopy, but correspond to other biochemical changes. Tahap ini sesuai dengan penampilan khusus dari sel ketika diwarnai dengan Wright noda dan diperiksa dengan mikroskop cahaya, tetapi sesuai dengan perubahan biokimia lainnya. In the process of maturation a basophilic pronormoblast is converted from a cell with a large nucleus and a volume of 900 fL to an enucleated disc with a volume of 95 fL. Dalam proses pematangan suatu pronormoblast basofilik dikonversi dari sel dengan besar inti dan volume 900 fL ke disk enucleated dengan volume 95 fL. By the reticulocyte stage, the cell has extruded its nucleus, but is still capable of producing hemoglobin. Pada tahap retikulosit, sel telah diekstrusi intinya, namun masih mampu menghasilkan hemoglobin. Essentially important for the maturation of RBC'S are two vitamins B-12 and folic acid. Pada dasarnya penting untuk pematangan RBC'S dua vitamin B-12 dan asam folat. Lack of any one of these causes maturation failure in the process of erythropoiesis, which manifests clinically as reticulocytopenia , an abnormally low amount of reticulocytes. Kurangnya salah satu dari penyebab kegagalan pematangan dalam proses eritropoiesis, yang bermanifestasi klinis sebagai reticulocytopenia , suatu jumlah yang rendah tidak normal dari reticulocytes.

Anda mungkin juga menyukai