Anda di halaman 1dari 49

10 Wasiat Untuk Anda Yang Mencari Pekerjaan

Penulis
DR. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arify

Penerjemah
Muhammad Taufiq

Judul asli
Hal Tabhats ‘An Wazhifah? (( ‫هل تبحث عن وظيفة ؟‬

Penerbit
Daarun Ibn ‘Umar, Kafur As-Syeikh - Egypt
1425 Hijriyyah / 2004

Ukuran Buku
12 x 17 Cm, 97 Hal

1
Daftar Isi

Daftar isi 1
Pengantar penerjemah 2
Pendahuluan : Apakah anda mencari pekerjaaan? 4
Kisah nyata : Abdullah 6
Wasiat pertama : Taat kepada Rasul adalah kunci masuk kedalam Jannah 15
Wasiat kedua : Sholat Witir 17
Wasiat ketiga : Berdakwah 19
Wasiat keempat : Tidak diam melihat kemungkaran 24
Wasiat kelima : Tujuan manusia diciptakan 28
Wasiat keenam : Lebih mencintai Allah 34
Wasiat ketujuh : Antusias dalam mempelajari hukum Islam 40
Wasiat kedelapan : Takut berbuat dosa 43
Wasiat kesembilan : Ddzikir adalah ibadah yang terbesar 46
Wasiat kesepuluh : Hati-hati dalam mengambil sumber Agama Islam 48
Wasiat terakhir : Dunia hanyalah tempat persinggahan dan Akhirat adalah tempat 50
menetap
Penutup : Syirik adalah penghalang terbesar dari masuk Jannah 52

2
‫بسم ال الرحمن الرحيم‬
Pengantar Penerjemah
Sesungguhnya segala puji hanya untuk Allah subhanahu wata’ala, kita memuji-Nya, memohon
pertolongan, ampunan dan perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri dan kejelekan amal-amal kita.
Siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya Dan siapa yang Allah
sesatkan, maka tidak ada seorangpun yang dapat menunjukinya.
‫أشهد أن ل إله إل ال و أشهد أن محمدا رسول ال‬
”Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah”.
)102 : ‫ (آل عمران‬.َ‫ولَ َتمُوتُنّ ِإلّ وَأَنتُم ّمسِْلمُون‬
َ ِ‫حقّ تُقَا ِته‬
َ ‫ل‬
ّ ‫ن آ َمنُو ْا اتّقُو ْا ا‬
َ ‫يَا َأ ّيهَا اّلذِي‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah sebenar-benar taqwa dan
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam”. )Surat. Ali Imran-102(
‫ل َكثِيراً َو ِنسَاء وَاتّقُو ْا الّ اّلذِي‬
ً ‫ث ِم ْنهُمَا ِرجَا‬
ّ َ‫جهَا َوب‬
َ ‫حدَةٍ َوخََلقَ ِم ْنهَا زَ ْو‬
ِ ‫س اتّقُو ْا َربّ ُكمُ اّلذِي خَلَ َقكُم مّن نّفْسٍ وَا‬
ُ ‫يَا َأ ّيهَا النّا‬
)1 : ‫ (النساء‬.ً‫رقِيبا‬َ ْ‫ن الّ كَانَ عََل ْي ُكم‬
ّ ‫ن بِهِ وَالَ ْرحَامَ ِإ‬ َ ‫َتسَاءلُو‬
“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu yang telah menjadikan kamu dari satu jiwa dan
menciptakan darinya pasangannya dan berkembang dari keduanya laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah yang kamu saling meminta dengan-Nya dan belas kasih.
Sesungguhnya Allah adalah pengawas bagimu”. )Surat. An-Nisaa’:1(
ْ‫عمَاَلكُ مْ َو َيغْ ِفرْ َلكُ مْ ُذنُو َبكُ مْ َومَن ُيطِ عْ الَّ َورَ سُولَ ُه فَ َقد‬
ْ َ‫) يُ صْلِحْ َلكُ مْ أ‬70( ً‫سدِيدا‬
َ ً‫ن آ َمنُوا اتّقُوا الَّ َوقُولُوا قَ ْول‬
َ ‫يَا َأ ّيهَا اّلذِي‬
)71-70 : ‫ (الحزاب‬.)71( ً‫عظِيما‬ َ ً‫فَازَ فَوْزا‬
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah olehmu perkataan
yang benar. Niscaya diperbaiki amal-amal kamu dan diampuni dosa-dosamu dan siapa yang mentaati
Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia menang kemenangan yang besar”. )Surat. Al-Ahzab: 70-71(.
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kalamullah dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Nabi Muhammad ShollAllahu ‘Alaihi Wassallam. Seburuk-buruk urusan adalah yang diada-
adakan, setiap yang diada-adakan adalah Bid’ah, setiap Bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan
tempatnya di neraka.
Buku ini adalah surat dakwah untuk para pemuda dan pemudi agar mereka antusias kepada
kebaikan. Beberapa kalimat yang bermanfaat bagi mereka baik di sekolah-sekolah maupun di kuliah.
Dan sungguh Allah telah memerintahkan untuk saling berlomba-lomba dalam kebaikan dan
menyediakan bagi mereka balasan yang terbaik yaitu Jannah. Maka tulisan ini berusaha menerangkan
jalan menuju Jannah.
Penuh dengan ibroh dan pembicaraan pelan-pelan untuk laki-laki dan wanita yang bertobat,
pelajaran dari seorang pemuda yang ditimpa penyakit, pemudi yang menjilat kelezatan, kisah orang
yang tergantung hatinya dengan syahwat, nasehat bagi orang yang menyerupai dengan orang-orang
musyrik serta renungan bersama orang-orang yang tertipu dengan Al-Khonfasyariyyin.
Pembicaraan yang memotifasi untuk beribadah seperti Qiyamullail, memperbanyak berdzikir
dan pembicaraan pelan-pelan sekitar kerinduan yang dalam dan menundukkan pandangan, berbuat baik
kepada kedua orang tua, serta isyarat kepada pentingnya berdakwah dan menyebarkan agama ini.
Aku mohon kepada Allah agar menjadikan surat ini dari hati ke hati dan membersihkannya dari
kotoran Riya dan Sum’ah serta menjadikannya sebagai sebab Hidayah bagi pembaca sekalian. Aamiin.

‫والسلم عليكم ورحمة ال وبركاته‬

3
Tafahna El-Asyrof - Egypt
Jum’at, 08 Sya’ban 1427
01 September 2006

Penerjemah:
Muhammad Taufiq

E-mail:
buku.terjemahan@gmail.com

4
‫بسم ال الرحمن الرحيم‬
Apakah anda mencari pekerjaaan?
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, sholawat dan salam kepada Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wasallam.
Benar! Kebanyakan manusia antusias terhadap pekerjaaan, mereka saling berlomba-lomba.
Tidak diiklankan suatu lowongan pekerjaaan melainkan ribuan orang berlomba-lomba untuk
mendapatkannya. Akan tetapi disana ada suatu lowongan pekerjaan yang lain yaitu pekerjaan
Robbaniyyin yang Allah Subhanahu Wata’ala tawarkan kepada makhluk-Nya diseluruh alam, tidaklah
sesuai pekerjaan itu melainkan bagi orang yang dicintai-Nya. Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
berkata:
: ‫ ما استعمله يا رسول ال؟ قال صلى ال عليه وسلم‬: ‫فسأله رجل من القوم‬..‫إذا أراد ال بعبد خيرا استعمله قبل موته‬
)‫ رواه المام أحمد وغيره‬.‫ (صحيح‬.‫يوفقه ال عز وجل إلى العمل الصالح قبل موته ثم يقبضه على ذلك‬
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba maka Dia mempekerjakannya sebelum
meninggal, seorang laki-laki bertanya: “Apa maksud mempekerjakannya wahai Rasulullah?” Rasul
Shollallahu ‘Alaihi Wasallam berkata: ”Allah Subhanahu Wata’ala menyesuaikannya kepada amal
sholeh sebelum meninggalnya, kemudian mencabut nyawanya dalam keadaan itu”. (Sohih. Riwayat
Imam Ahmad dan selainnya(
Oleh karena itu orang-orang Sholeh merasa rugi terhadap hilangnya pekerjaan itu.
Perhatikanlah olehmu! Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wasallam berbicara tentang hari kiamat kepada para
sahabatnya, mengabarkan kepada mereka bahwa diantara ummatnya ada tujuh puluh ribu orang yang
masuk Jannah tanpa dihisab dan tidak pula diazab. Maka para Sahabat kagum terhadap keutamaan
yang besar itu, lalu ’Ukasyah bin Muhsin melompat dan segera berdiri untuk mengambil kesempatan
itu sebelum hilang, dia berkata: ”Wahai Rasulullah! Doakanlah kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar
aku termasuk diantara mereka”! Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: ”Engkau adalah
termasuk dari mereka”. Beruntunglah ‘Ukasyah!. Kemudian pintu itu ditutup dan dikatakan kepada
orang setelahnya: ”Ukasyah telah mendahuluimu”. Benar, mereka hidup dalam keadaan perpacu pada
seluruh pintu-pintu kebaikan.
Sedangkan engkau? Ketika melihat dirimu tidak menyambut perlombaan yang terbaik
dalam medan amal Sholeh, maka koreksilah dirimu, mungkin yang menyebabkan itu adalah dosa-
dosamu. Ingatlah orang-orang yang Allah benci, maka mereka tidak dipekerjakan dalam kebaikan
selama-lamanya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
)46 :‫ (التوبة‬.‫ن‬
َ ‫عدِي‬
ِ ‫ل ا ْق ُعدُو ْا مَعَ ا ْلقَا‬
َ ‫ط ُهمْ َوقِي‬
َ ّ‫ل ان ِبعَا َثهُ ْم َف َثب‬
ّ ‫عدّةً وَلَـكِن كَرِ َه ا‬
ُ ُ‫عدّواْ لَه‬
َ َ‫ج ل‬
َ ‫خرُو‬
ُ ‫وَلَوْ َأرَادُواْ ا ْل‬
”Dan jika mereka ingin berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu,
tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. Dan
dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu”. )Surat At-
Taubah: 46(.
Aku telah berusaha keras mengumpulkan sebagian pekerjaan yang memiliki pahala besar,
menyebarkannya pada lembaran-lembaran ini, maka tidak ada di dalamnya dari suatu kebenaran
melainkan taufiq dari Allah Subhanahu Wata’ala, kebaikan dan karunia-Nya. Dan tidak pula
didalamnya terdapat dari suatu kesalahan melainkan dari diriku dan setan, aku kembali dan meminta
ampun kepada Allah Subhanahu Wata’ala darinya. Sebagai orang yang menerima kritikan dan nasehat,
berterima kasih dan mengajak kepada orang yang memberi isyarat dan nasehat. Aku mohon kepada
Allah Subhanahu Wata’ala agar lembaran-lembaran ini bermanfaat untuk kaum Muslimin dan
Muslimat semua, Aamiin.
‫والسلم عليكم ورحمة ال وبركاته‬

Saudaramu Da’i kepada kebaikan


Dr. Muhammad Bin Abdurrahman Al-Arify
5
Bidang Aqidah dan Mazhab Al-Mu’ashiroh
Riyadh, 6/6/1422 Hijriyyah
PO BOX. 151597 RIYADH 11775

6
Kisah nyata!
Abdullah
Dikala derasnya hujan malam hari, tiba-tiba terdengar suara telpon berdering, lalu ku
angkat telpon itu, ternyata yang menghubungiku adalah Abdullah.
Benar Abdullah! Dia adalah seorang mahasiswa yang telah tamat kuliah pada tahun lalu
dan semenjak itu hubungan kami terputus. Aku tidak mendengar suaranya sehingga aku
mengembalikan ingatanku, dia yang berwajah gagah dan badan yang penuh dengan kepemudaan!.
Syeikh : “Hayyakallah! )Semoga Allah memberimu umur panjang( wahai Abdullah! Selamat
datang! Bagaimana keadaanmu? Apa kabarmu?”
Dia memutuskanku dengan suara yang lemah.
Abdullah : “Wahai Syeikh, engkau masih ingat denganku?”
Syeikh : “Iya, bagaimana aku melupakanmu!”
Dia tidak menyahuti ungkapanku, tidak pula mulai menjawab, kemudian dia berkata:
Abdullah : )Dengan suara lemah( “Aku ingin engkau mengunjungiku kerumah, darurat, haah…!
Saya tidak sanggup untuk mengunjungimu, tidak usah ditanya kenapa! Apabila engkau
datang menemuiku, maka nanti tahu apa sebabnya!”
Dia mengatakan ini dengan ungkapan penuh rasa takut dan sedih, namun dia menekankan
kata dengan baik. Lalu dia menunjukan kepadaku jalan kerumahnya.
Setelah tiba dirumahnya, ku ketuk pintu itu kemudian dibukakan oleh saudaranya yang kecil.
Syeikh : “Mana Abdullah?”
Adiknya : “Abdullah sedang di majlis, silahkan masuk Syeikh!”
Sikecil berjalan didepanku lalu dia membukakan pintu majlis. Tatkala masuk ke dalam
majlis, aku terkejut! Apa yang aku lihat? Ternyata Abdullah berada diatas tempat tidur putih,
disampingnya ada tongkat dan suatu alat yang dipasang pada kaki untuk membantu berjalan, serta
kumpulan beberapa obat. Badannya tergolek diatas kasur.
Abdullah : “Selamat datang Syeikh!” )dia berusaha berdiri diatas kakinya dengan sekuat tenaga
untuk mengucapkan salam(. “Hayyakallah! )semoga Allah memberimu umur panjang(
wahai Syeikh hayyakallah! Kami telah membebani dan membuatmu letih!”
Syeikh : “Tidak, engkau tidak meletihkanku pada sesuatupun. Maaf, sebelumnya aku tidak tahu
tentang sakitmu. Tapi, apa yang menimpamu? Apa yang terjadi padamu? Bukankah engkau
telah tamat kuliah? Bukankah engkau pernah bercerita kepadaku bahwa engkau akan
menikah, dan akan…?”
Abdullah : “Benar! namun terjadi sesuatu hal diluar dugaanku. Setelah aku tamat kuliah beberapa
bulan yang lalu sebagaimana yang engkau ketahui, lalu terjadilah pada diriku apa yang
terjadi terhadap pemuda sebagaimana biasanya. Merasa sombong dan gembira dengan
kelulusan. Mulailah aku menjalani kehidupan yang baru, ku buka buku masa depan yang
bersinar, pergi bersenang-senang dengan membolak-balikan halamannya dan bermimpi
dengan hari-harinya yang penuh bahagia. Hari-hari yang penuh bahagia berlalu begitu
cepat, tidak ada masalah melainkan pada sebagian waktu rasa pusing yang ringan
menyerangku. Bersamaan dengan berlalunya hari, sakit kepala ini mulai bertambah parah
dan sakit, namun beberapa obat penenang cukup untuk meredakannya. Beberapa hari
kemudian, aku dalam keadaan seperti ini dan kadang kepalaku kembali terasa pusing
sehingga menyebabkan aku lupa pada kebanyakan dari beberapa waktu bersamaan dengan
parah dan sakitnya. Akan tetapi, rasa pusing yang cukup parah ini mulai bertambah dan
bertambah. Sakit itu mulai mengakibatkan lemah dalam penglihatan, sehingga pada suatu
malam hal itu bertambah parah terhadapku, lalu aku pergi ke Unit Gawat Darurat )UGD(
di suatu rumah sakit. Aku mengadu tentang sesuatu yang menimpaku dari rasa pusing dan
lemah penglihatan. Disaat Dokter Spesialis menemuiku, dia melakukan analisa secukupnya,
kemudian berkata:
Dokter : “Kami perlu merontgen kepalamu. Namun sekarang dirumah sakit ini belum tersedia.
Jadi pergilah engkau ke suatu poliklinik yang khusus dan lakukan rontgen disana, setelah
itu kembali kepadaku dengan membawa hasilnya. Usahakan dengan cepat!”
Kemudian aku keluar, kadang merasa khawatir dan kadang merasa asing. Kenapa Dokter
itu menyusahkanku seperti ini? Bukankah lebih pantas dia memberikanku obat penenang dari pusing
7
atau obat tetes mata maka selesailah permasalahan. Aku bermusyawarah dengan diri ini. Apakah aku
biarkan Dokter itu dan rontgennya, lalu membeli obat seharga lima real untuk menenangkan sakit
pusing ini kemudian aku pulang kerumah dan tidur? Atau aku menjalani rontgen yang dia sarankan,
lalu aku perhatikan apa akhir dari permasalahan ini? Lalu aku perhatikan dengan apa urusan ini
berakhir? Namun bersama seluruh kekhawatiran ini aku pergi ke suatu poliklinik dan menjalani
rontgen kemudian kembali kepada Dokter tadi. Aku bawa kertas diantara kedua tanganku, namun
sedikitpun tidak paham rumusnya.
Abdullah : “Silahkan wahai Dokter, ini hasil rontgennya!”
Dokter yang berkacamata tebal itu membolak-balikkan kertas yang ada di tangannya,
wajahnya berubah, aku mendengar dia mengucapkan ‫ لحول ول قوة إل باال‬lalu dia melihatku dan berkata:
Dokter : “Istirahatlah! duduklah!”
Abdullah : “Ceritakanlah Dokter! baik insya Allah?”
Dokter : “Insya Allah baik!”
Dokter itu tetap diam dan tidak pula memandang kepadaku! Kemudian dia mengangkat
telpon dan mulai menghubungi Team Dokter Ahli meminta kepada mereka agar segera datang! Hal itu
tidak berlangsung lama, sehingga berkumpullah para Dokter didekatnya berjumlah sekitar enam atau
tujuh orang. Mereka bersama mulai membolak-balikkan hasil analisa memperhatikan gambar rontgen
dan berbicara menggunakan bahasa Inggris, serta mereka mencuri pandang kepadaku.
Waktu pun berlalu hampir satu jam dalam kondisi seperti ini dan aku dalam keadaan tidak
dengki kepadanya.
Kaset pengingatku mulai lewat dalam fikiran, aku perlihatkan rekaman kehidupanku
bahkan masa depan. Melihat bagaimana keadaan mereka saling berdiskusi? Apakah para Dokter itu
perhatian penuh? Kemudian aku istirahat menenangkan jiwa dan berkata kepadanya: mereka adalah
para Dokter yang selalu suka membesarkan masalah, setiap mereka ingin menunjukkan kehebatannya,
beberapa analisa, rontgen, rapat. Dan masalah itu jalan keluarnya mudah, sebiji atau dua biji dari obat
tetes mata )sebesar bandul(, maka selesailah semuanya.
Aku terus memperhatikan kepada para Dokter itu berusaha untuk memahami sesuatu dari
perkataan mereka, namun bersama konsenterasiku yang sangat serius aku tidak juga bisa memahami
satu katapun. Perlahan-lahan aku mulai berdiskusi kemudian membuat mereka diam.
Seorang diantara mereka keluar dari ruang pemeriksaan dan yang lain mengikutinya lalu
yang ketiga. Sehingga tidaklah tinggal kecuali dua orang.
Dokter : “Wahai Abdullah dengarkanlah! Engkau terlalu besar untuk kami katakan kepadamu
datangkanlah orang tuamu!”
Abdullah : “Insya Allah baik-baik saja Dokter, apa maksudnya?”
Lalu dia berkata degan cara yang bijaksana:
Dokter : “Ketetapan dan rontgen menunjukkan, adanya pembengkakan dikepalamu, ukurannya
bertambah dengan cepat secara halus, sekarang menekan urat mata dari dalam dan dalam
waktu seketika mungkin saja tekanan ini bertambah maka pecahlah pembuluh darah di
mata dari bagian dalam sehingga menyebabkan kebutaan serta menyebabkan pendarahan di
otak kemudian meninggal”.
Lalu Dokter itu diam, iya diam. Namun katanya yang terakhir mulai terngiang-ngiang
ditelingaku.
Kamu akan mati…kamu akan mati…, alangkah mengerikan, alangkah kerasnya kata itu,
alangkah sangat mempengaruhi jiwaku, aku akan matiii! Iya aku akan mati! Akan tetapi
kepemudaanku, gajiku, pekerjaanku, bapak dan ibuku, aku akan matiii!.
Abdullah : )Aku berteriak dengan sekeras-kerasnya( “Wahai Dokter! apa? Kenapa? Kapan?
Pembengkakkan? Kenapa pembengkakkan? Kapan munculnya terhadap diriku? Apa
sebabnya? Sedangkan aku dalam usia seperti ini? A’udzu billah! Pembengkakkan?
Kanker?”
‫لحول ول قوة إل باال‬.
Dokter : “Iya, pembengkakkan dan harus segera diobati, setiap satu atau dua menit berjalan,
hal itu membahayakanmu. Malam hari kami masukkan engkau kerumah sakit, lalu
menyelesaikan analisa yang dibutuhkan dan Insya Allah pagi hari kepalamu dioperasi
dan dikeluarkan pembengkakkan itu”.
Dokter itu berkata dengan nada tenang dan penuh hati-hati.
8
Dia berkata sambil mengelap kaca matanya dan membolak-balikkan pandangan kearah
kertas yang berada dikedua tangannya.
Aku tidak hanya mendengarkan dengan telinga saja, bahkan mengira pada waktu itu badan
ini seluruhnya kadang berpindah ketelinga mendengarkan dan muntah.
Dokter itu meneruskan perkataannya.
Dokter : “Sabar! Dan anggaplah bukan engkau seorang yang menjalani ini, telah banyak aku
lakukan terhadap orang banyak dan mereka sembuh dengan izin Allah. Sedangkan
engkau adalah seorang mu’min yang berakal, orang sepertimu tidak butuh kepada
penyabaran dan penguatan”.
Perkataan Dokter itu terputus lalu memandang kepadaku. Sungguh kedua mataku melotot
memandang dua matanya, iya aku memandangnya sangat fokus.
Adapun perkataannya, sungguh ungkapannya yang terakhir bercampur dengan yang
pertama, tidak melekat dalam ingatanku melainkan dari perkataannya: pembengkakkan, kanker dan
operasi.
Sekiranya Allah menetapkan bagiku kematian diwaktu operasi, apa yang akan dilakukan
oleh ibuku? Bapakku yang telah melewati umur tujuh puluh tahun? Saudara-saudaraku? Saudari-
saudariku yang masih kecil?
Bahkan bagaimana aku masuk kedalam kubur sendirian? Bagaimana menyeberangi Shiroth
)jembatan di akhirat(? Bagaimana…? Bagaimana…? Dimana rencana-rencanaku? Ijazah? Pernikahan?
Pekerjaan yang baru? Bagaimana mendapatkan ini secara tiba-tiba? Banyak pertanyaan yang
terlontarkan dari dalam diriku, membuat aku berenang di lautan pikiran yang tidak bertepi.
Aku berteriak di dalam hati: Wahai yang merugi terhadap apa-apa yang luput disisi Allah,
wahai sekiranya dihadapkan kepadaku kehidupan akhirat.
Seluruh kesenangan yang telah aku kumpulkan dan konsentrasi-konsentrasi yang telah aku
usahakan, tiba-tiba pergi seperti ini, tanpa pembukaan, alangkah sebentarnya kehidupan ini. Demi
Allah tidaklah aku berada melainkan dalam tipuan.
Bagaimana aku menuruti syahwat, jatuh dalam kelezatan, sungguh jahanam aku rasakan,
kehausan telah menimpaku dan Malaikat Zabaniyyah telah siap?!
Kebinasaan bagi dunia ini, jika aku sedikit tertawa-aku banyak menangis, jika aku
bergembira beberapa hari-aku sedih beberapa tahun, jika aku senang sebentar-aku sengsara dalam
waktu yang lama.
Kesalahanku menjadikan letih sekali.
Aaah…, alangkah lamanya kesedihanku esok hari, Rahmat-Mu wahai Rabb…Rahmat-Mu
wahai Rabb.
Tiba-tiba Dokter berkata:
Dokter : “Ini surat-surat operasi tanda tanganilah! Sehingga kami dapat menyiapkan tempat tidur
untukmu dan menyelesaikan masukmu ke rumah sakit!”
Tinggallah aku terdiam memandang kepadanya.
Dokter : “Ambillah? Ada apa denganmu? Ambillah!”
Abdullah : “Aku tidak akan pernah mau menanda tangani selembar pun!”
Dokter : “Bagaimana engkau tidak mau? Engkau gila! Ini kebaikan untukmu bukan untuk kami
dan bahaya terhadapmu bukan terhadap kami, jangan engkau mengira bahwa kami tidak
sibuk, lalu kami sibukkan dengan mencari kepala untuk melakukan operasi! Masalah ini
penting dan gawat!!!”
Abdullah : “Tidak, aku tidak akan pernah mau menanda tangani sesuatu pun!”
Dokter : “Secara umum kami tidak bisa memaksamu, tapi tanda tanganilah surat-surat ini sehingga
kami lepas tanggung jawab darimu, apabila terjadi pendarahan secara tiba-tiba padamu”.
Aku ambil surat-surat itu yang didalamnya tertulis:
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menetapkan bahwa saya memberi izin dengan
keinginan dan pilihan sendiri kepada pihak rumah sakit ini…
Aku tanda tangani surat-surat itu lalu pergi.
Akan tetapi kemana aku pergi? Kerumah dan memberitahukan kepada bapak dan ibuku?
Atau aku kembali kerumah sakit? Atau aku pergi kerumah sakit yang lain? ‫) لحول ول قوة إل باال‬tidak ada
daya dan kekuatan melainkan dari Allah(
Setelah berfikir cepat ku putuskan untuk pergi kerumah sakit yang lain.
9
Di UGD:
Abdullah : “Assalamu ‘alaikum…, Dokter! Saya mengeluhkan rasa pusing dikepala dan
menyertainya lemah penglihatan dan telah menjalani pemeriksaan cepat serta rontgen yang
dibutuhkan”.
Dokter : “Kami perlu merontgen kepalamu, sekarang dirumah sakit ini belum tersedia. Pergilah ke
suatu poliklinik khusus dan lakukanlah rontgen ini disana kemudian kembalilah kepadaku
dengan membawa hasilnya. Usahakan hal itu dengan cepat”.
Dia mengatakan itu lalu diam.
Aku turun menuju mobil lalu mengambil kertas hasil dari rontgen yang lalu kemudian naik
lagi menemuinya.
Dokter : “Mengherankan, bagaimana engkau datang memberikan kertas ini kepadaku dengan
cepat! Kenapa engkau tidak melakukan rontgen?!”
Abdullah : “Aku telah melakukannya sebelum menemuimu, itu dia ditanganmu”.
Dokter itu memecahkan rumus yang tertulis didalam kertas.
Aku hanya duduk dikursi hampir tidak sanggup menahan kedua kaki ini.
Namun sekarang aku lebih dapat bersabar daripada yang pertama.
Aku berdzikir kepada Allah SubhanAllah, Alhamdulillah, la ilaha illallah, Allahu Akbar,
Astaghfirullah...Astaghfirullah. Aku teringat dengan pesan Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam kepada
anak pamannya Abdullah bin ‘Abbas:
.‫ واعلم أن النصر مع الصبر وأن مع العسر يسرى‬.‫واعلم أن ما أصابك لم يكن ليخطئك وما أخطأك لم يكن ليصيبك‬
“Ketahuilah bahwa apa yang akan menimpamu tidak akan luput, dan apa yang luput tidak akan
menimpamu. Dan ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama dengan kesabaran, dan kesulitan itu
bersama dengan kemudahan”.
Permasalahan menjadi ringan terhadapku dan jiwa terasa tenang.
Apa yang akan terjadi? Pembengkakkan! Bukanlah yang pertama dan tidak pula aku
mengira ini yang terakhir.
Bapak, ibu dan saudara-saudaraku, satu atau dua hari kedepan lalu mereka melupakan.
Tiba-tiba sang Dokter mengangkat telpon dan mengajak kepada Team Dokter Ahli ke
tempat berobatnya. Lalu mereka datang, memandang kepada kertas itu dan berbicara dalam waktu
yang cukup lama.
Aku menunggu kabar yang mengejutkan, namun aku tidak banyak goncang, ku gantungkan
masalah ini kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Praduga mulai kembali menghampiriku, kenapa aku
sendiri yang kena penyakit keji ini? Manusia banyak, lalu aku berteriak dalam hati: A’udzu billah…
kenapa aku memastikan begitu! Mudah-mudahan Dokter ini keliru, pusing menjadi sembuh dan
selesailah masalah.
Lama rasanya jarak aku menunggu, lalu menoleh kepada Dokter dan menanyakannya:
Abdullah : “Ceritakanlah bagaimana hasilnya?”
Dokter : )dia menjawab dengan penekanan yang bijaksana( “Bersabarlah!”
Kemudian dia meninggalkanku dalam penantian. Dengan fasih dia berbicara menggunakan
bahasa asing bersama rekan-rekannya.
Tidak habis waktu satu jam sehingga mereka selesai dalam Rapat kemudian yang pertama
keluar lalu yang kedua dan kemudian yang ketiga.
Dokter menoleh kepadaku dan berkata:
Dokter : “Dengarkanlah wahai Abdullah, engkau adalah seorang pemuda Mu’min dan seluruhnya
berjalan dengan ketetapan Allah Subhanahu Wata’ala dan kekuasaan-Nya. Keputusan dari
analisa dan rontgen menunjukan bahwa adanya pembengkakkan dikepalamu, ukurannya
bertambah dengan cepat secara halus, sekarang menekan terhadap pembuluh darah yang
ada dimata pada bagian dalam dan dalam sekejap tekanan ini kadang bertambah,
menyebabkan pecahnya pembuluh darah dimata pada bagian dalam serta akan
mengakibatkan kebutaan dan juga pendarahan pada bagian dalam otak kemudian
meninggal! Oleh karena itu sekarang engkau mesti masuk rumah sakit, malam hari masuk
kedalam ruangan operasi, lalu kami keluarkan bagian dari tulang tengkorak kemudian

10
mengeluarkan pembengkakkan itu. Setelah itu kami kembalikan lagi tulang kepalamu”.
Lalu Dokter itu diam.
Adapun yang menimpaku lebih ringan dari pada yang pertama, ku dengarkan berita ini
dengan tenang, lalu Dokter mengaguminya. Kemudian ku telpon orang tuaku. Beberapa saat kemudian
bapakku datang.
Dia adalah Orang Tua yang sudah lanjut usia berumur lebih dari 70 tahun, dia membawa
supir. Pandangannya yang lemah tidak bisa membantunya untuk membawa mobil. Berapa banyak dia
letih dan berusaha keras mendidik dan membantu kami. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala
membalasnya dengan kebaikan.
Disaat bapak melihatku, dia terkejut dengan wajahku yang sedih dan mataku yang
menguning lalu dia berkata dalam keadaan berdiri:
Bapak : “Apa yang menyebabkan engkau datang kesini? Dan kenapa aku datang…dan…???”
Abdullah : “Wahai bapakku, engkau tahu bahwa aku mengeluh dari rasa pusing yang berkelanjutan,
lalu aku pergi ke rumah sakit dan mereka memeriksaku, lalu aku datang kerumah sakit ini,
setelah mengikuti pemeriksaan mereka memberitahukan bahwa aku menderita
pembengkakkan dikepala dan mesti segera di operasi”.
Bapakku mendengarkan kata-kataku, dia lebih tidak bisa bersabar dari padaku. Lalu
menjerit:
Bapak : “Pembengkakkan…pembengkakkan…‫) لحول ول قوة إل باال‬kemudian dia terduduk diatas
tanah dan terus mengulang-ulangi kata-kata itu(, “inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un, kami
akan mengirimmu untuk berobat bersama saudaramu di Amerika, ‫لحول ول قوة إل باال‬.”
Dia mengucapkan kata-kata ini dan teringat dengan penderitaannya semenjak satu tahun
penuh bersama saudaraku yang paling besar yaitu Abdurrahman yang berobat di Amerika karena sakit
kanker.
Sebagaimana yang aku lihat bapakku menangis di telpon ketika dia berbicara dengannya.
Berapa banyak dia berdoa pada akhir malam, dalam beberapa sholat. Kesedihan bapakku
begitu nampak jelas, terlebih lagi apabila melihat anak-anak Abdurrahman yang masih kecil, mereka
bertanya tentang bapak mereka: “Kakek! Mana bapakku? Kenapa bapak tidak bersama kami seperti
anak-anak yang lain?”
Aku perhatikan bapakku, air matanya mengalir pada kedua pipinya, dia melihat anak-
anaknya meninggal dihadapan mata. Saudaraku Khalid meninggal kecelakaan mobil dua tahun yang
lalu, Abdurrahman bergulat dengan kematian di Amerika. Sedangkan aku sekarang berada di awal
jalan yang tidak tahu bagaimana kesudahannya.
Bapakku menoleh kepada Dokter dan berusaha untuk tabah, dia bertanya perihal
penyakitku, namun perasaan kebapakannya lebih kuat, sehingga mulailah air matanya mengalir.
Dokter : “Jangan bersedih wahai bapak Abdullah! Insya Allah urusan mudah, tenanglah!”
Bapak : “Wahai Dokter! Kami ingin engkau memberikan surat-surat dan hasil pemeriksaan yang
khusus untuk Abdullah lalu dia pergi ke Amerika, untuk berobat disana bersama saudaranya”.
Dokter menyetujui hal itu, lalu bapak mengambil surat-surat.
Kemudian disiapkan pemesanan tiket pesawat, lalu aku pergi ke Amerika bersama
saudaraku Abdul ‘Aziz.
Kami tiba dirumah sakit pada waktu sore hari. Lalu Mereka melakukan analisa dan
pemeriksaan yang dibutuhkan.
Segalanya selesai dengan cepat.
Pada waktu pagi hari mereka memasukkanku ke dalam ruangan operasi, betapa kamar itu
mengejutkan, penuh dengan alat disana sini, pisau-pisau, gunting-gunting dan pisau bedah, seolah-olah
aku berada di rumah potong.
Wajahnya menakutkan, mata mereka memandangmu dengan penuh nafsu seolah-olah ingin
menerkamku. Tangan-tangan para Dokter telah jinak dengan darah, tidak dapat aku bayangkan bahkan
mereka memperlakukanku semaunya, membawaku )iya membawaku( dari atas tempat tidur yang
berjalan menuju ke tempat tidur operasi.
Bismillah…La Ilaha Illallah…aku banyak berdzikir kepada Allah.
Tinggallah aku menunggu mulainya operasi, ku perhatikan wajah mereka disekitarku.
Aku mengangkat tangan ke atas kepala dan merasakannya, wahai kepalaku yang miskin!!
Bagaimana keadaanmu sebentar lagi, team medis menunggu mereka, nampak bahwa Dokter akan
11
melangsungkan operasi dan tidak terputus setelahnya. Tiba-tiba pintu ruangan operasi dibuka,
masuklah seorang laki-laki yang tidak dapat dilihat kecuali kedua matanya saja, dia menyalamiku
dengan lembut lalu memberi isyarat kepada seseorang diantara mereka untuk mendekatiku, dia
membawa jarum yang besar )demi Allah! Besar( kemudian menyuntikannya ke pundakku, sehingga
jadilah itu akhir masaku dengan dunia dan tidak sadarkan diri.
Dokter mencukur rambut kepalaku, lalu memotong kulit kepala dalam bentuk lingkaran,
kemudian mulai membelah tulang tengkorak, sampai melepaskan bagian atas dan meletakkan tulang
itu disebelahnya, ukuran tulang itu tidak kecil namun sebesar piring kecil.
Lalu mengeluarkan yang bengkak dan bentuknya sedikit lebih besar dari telur.
Urusan berjalan dengan baik.
Tiba-tiba darah bergoncang pada pembuluh darah di otakku kemudian darah itu berhenti
pada pembulu-pembuluh darah lalu mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah )Thrombosis(
diotak.
Lalu Dokter merasa goncang dan panik -karena kekeliruan- urat saraf yang berhubungan
dengan otak kecil )Cerebelium( sehingga menyebabkan kelumpuhan sebelah pada bagian kiri badanku.
Tatkala Dokter melihat kejadian itu dengan segera dia selesaikan sisa dari operasi dan
meletakkan kembali tulang tengkorakku ke tempatnya, serta menutup dengan kulit diatasnya, lalu
menjahitnya disekitar itu.
Kemudian mereka membawaku dari atas tempat tidur operasi lalu meletakkan ke atas
tempat tidur yang berjalan dan memasukkanku kedalam ruangan perawatan intensif yang mereka
namakan dengan ICU.
Aku tinggal selama lima jam penuh dan setelah operasi dalam keadaaan tidak sadar.
Tiba-tiba kakiku sebelah kiri terserang penyumbatan pembuluh darah )thrombosis(,
kemudian mereka membawaku kekamar operasi lalu mengoperasi dadaku dan meletakan filter kecil
pada salah satu pembuluh darah di hati.
Setelah itu mereka kembali membawaku ke ruangan ICU keadaanku tetap seperti ini
selama empat jam, lalu terjadilah pendarahan yang parah diparu-paruku.
Mereka membawaku untuk yang ketiga kalinya atau mungkin yang keempat kalinya ke
ruangan operasi, mengoperasi dadaku yang kesekian kalinya lalu membersihkan paru-paruku dari
darah dan mengobati pendarahan kemudian mereka kembali membawaku ke ruangan ICU. Dokter
kewalahan menangani masalahku, sakit demi sakit terus beruntun, keadaan berbalik, kejadian
mengejutkan yang tidak berakhir, tetaplah keadaanku seperti itu selama 24 jam. Aku merasa Dokter
kelihatan segar dan gembira. Dan tiba-tiba panas badanku naik dengan bentuk yang halus.
Lalu Dokter segera memeriksaku, maka setelah pemeriksaan yang teliti terungkaplah
bahwa tulang yang dikeluarkan pembengkakkan dari bawahnya terkena infeksi yang cukup parah dan
itu mesti dikeluarkan untuk mensterilkannya sebelum mengakibatkan keracunan di otak!
Dokter mengajak pembagian operasi, lalu mereka membawaku seperti jenazah dan
meletakkan di atas tempat tidur pada kamar operasi.
Aku mulai memperhatikan mereka, aku tidak dapat menguasai masalahku sedikitpun, aku
serahkan masalahku kepada Allah. Tangisan mengalahkanku sehingga aku menangis, berangan-angan
dapat melihat ibu dan bapakku agar aku bisa mencium tangan keduanya. Bahkan demi Allah aku cium
kedua kakinya sebelum aku meninggalkan dunia ini. Aku berdoa kepada Allah dan minta tolong
dengan-Nya: Ya Rabb…sesungguhnya aku merasakan bahaya sedangkan engkau Maha Pengasih
terhadap hamba-hamba yang pengasih. Lalu aku menengadah ke langit dan berkata: ya Arhamar
Roohimiin…jika ini adalah siksaan maka aku mohon ampunan dan kasih sayang-Mu, namun apabila
ini adalah ujian maka berikanlah aku kesabaran atas ujian ini dan berilah aku balasan dan pahala yang
besar. Tangisan mengalahkanku, team medis berteriak kepadaku dengan bahasa asing, aku tidak paham
apa yang mereka katakan, namun aku tahu bahwa mereka mendiamkan, menenangkan jiwa dan
menyabarkanku.
Aku ingat yang menghancurkan kelezatan dan berfikir pada penghancur yang melezatkan.
Selama ini aku sombong di dunia sehingga hari-hariku berlalu.
Setiap orang menasehatiku, ku katakan: “Aku akan bertobat dalam waktu dekat, namun aku
juga tidak bertobat”.
Sungguh kepemudaanku yang lalu telah menipuku, mobil dan pakaianku yang bagus, aku
lupa persiapan untuk kehidupan yang lain, Demi Allah! sungguh besar kesusahanku, telah hilang
12
kekuatanku dan esok tempat tidurku menjadi tanah, sekiranya aku melakukan Qiyamullail )Sholat
malam(, mereka susah untuk tidur karena ingat neraka, mereka lama berpuasa karena merindukan
Jannah.
Aku berfikir tentang hari pembangkitan dan tempat kembali, serta teringat ketika
dilaksanakan persaksian, sungguh pada hari kiamat penuh kerugian, sungguh di hari pembangkitan
mengeluh panjang, diatas shiroth ketergelinciran, ketika dalam timbangan merasa kesedihan,
kezholiman pada hari itu adalah kegelapan, dan catatan-catatan tersembunyi dari pandangan, kerugian
yang besar adalah ketika diperlihatkan kejelekan, sebagian kelompok di Jannah mereka mulia dengan
derajat dan kelompok lain di neraka mereka hina dengan kemerosotan, tidak ada diantaraku dengan ini
melainkan bahwa dikatakan: “Fulan telah meninggal”
Aku takut menjerit: “Wahai Rabb kembalikanlah aku”. Lalu dikatakan: “Umur telah
berlalu”.
Sungguh mengherankan bagi kematian, mereka mengumpulkan namun tidak memakan apa
yang telah dikumpulkan, mereka membangun rumah namun tidak menempatinya, celakalah dunia ini,
awalnya susah payah dan akhirnya hancur, halalnya adalah perhitungan )hisab( dan haramnya adalah
siksaan. Aku berfikir tentang keadaanku, ternyata umurku terbatas, jiwaku dibatasi dan badanku
setelah kematian bersama ulat.
Aaah, apabila kaki tergelincir pada hari kiamat, tangisan meninggi dan penyesalan panjang.
Celakalah aku apabila dihadapkan kepada yang memperhitungkanku atas dosa kecil dan
besar
Hari itu kaki-kaki orang yang bermaksiat tergelincir, banyak rintihan dan kepedihan,
dicabut kelezatan seolah-olah itu mimpi. Kemudian aku menangis, iya aku menangis dan berangan-
angan tetap berada di dunia, bukan karena ingin bersenang-senang dengannya, namun untuk
memperbaiki hubunganku dengan Rabb Jalla Jalalah.
Tiba-tiba…
Seorang Dokter menghadap ke arahku, aku ingin menanyakannya tentang penyakit ini,
kenapa bertambah-tambah. Namun dia tidak menoleh, hanya memerintahkan melakukan pembiusan
)Anestesi( yang menyeluruh.
Disaat aku tidak sadarkan diri dari dunia, dia mengeluarkan beberapa pisau dan pisau
bedahnya.
Kemudian dia melepaskan kulit kepalaku yang menutupi tulang, lalu mengeluarkan tulang
dan meletakkannya disisi, sehingga berulang kembali kulit di otakku tanpa tulang.
Aku tenggelam dalam operasi beberapa jam, setelah itu mereka membawa dan
meletakkanku diatas tempat tidur pada ruangan perawatan intensif )ICU( aku mengembara dari rasa
ketidak sadaranku ternyata alat ini memenuhiku dari segala sisi. Yang satu untuk mengukur
pernafasan, yang ini untuk mengukur tekanan, yang ketiga alat kejut jantung dan yang keempat…,
team medis mengelilingiku dari segala arah.
Aku sangat heran dari pemandangan ini, dimana aku? Tinggallah aku terdiam ketakutan.
Lalu teringat, ternyata aku sedang berada di Amerika dan sekarang berada diruangan
operasi.
Ku angkat tangan ini dan memegang kepala, ternyata rasanya lunak. Dimana tulang ini?
Kemaren kepalaku masih sempurna, lalu aku menangis, bertanya kepada Dokter: “Mana sisa yang lain
dari kepalaku?”.
Dia menjawab dengan sikap dingin: “Tulangmu tinggal pada kami untuk disterilkan dan
setelah 6 bulan engkau kembali temui kami agar kami letakkan kembali ditempatnya”. Aku tinggal
disana beberapa hari di dalam ruangan perawatan intensif. Setelah itu aku keluar dari sana.
Aku tinggal di Amerika selama 1 bulan penuh, setelah itu kembali ke Riyadh. Dan hari ini
aku menunggu berakhirnya waktu enam bulan agar mereka mengembalikan sisa bagian kepalaku.
Kemudian Abdullah diam. Dia berusaha mengungkapkannya dan pantas baginya menangis.
Adapun aku )Syeikh( hanya mendengarkan kata-kata ini darinya. Aku sangat kagum dari
berubahnya zaman terhadap keluarganya. Dulu dia seorang pemuda yang berotot kuat, gagah
wajahnya, bergelimang dengan harta yang banyak, pekerjaan, kesehatan, keluarga yang tinggi
sedangkan sekarang dia dalam keadaan seperti ini.
Maha Suci Allah yang memutuskan dan tidak diputuskan terhadap-Nya. Alangkah hinanya
dunia ini. Benar, sesungguhnya akhirat adalah kampung yang kekal.
13
Hari-hari telah berlalu, pada waktu yang lain aku pun mengunjunginya.
Bersama pengobatan, Allah menganugerahkan kesembuhan kepadanya, sehingga dia
sembuh dari lumpuh sebelah dan sanggup untuk berjalan.
Lalu terputuslah kabar darinya beberapa waktu, kemudian dia menghubungiku dan
mengabarkan akan pergi ke Amerika untuk dikembalikan sisa bagian kepalanya.
Setelah dia kembali dari sana, aku mengunjunginya. Ternyata di wajahnya terlihat penuh
riang gembira dan senang. Sungguh Allah telah menyempurnakan nikmat kepadanya. Dan
mengembalikan sisa kepalanya. Kemudian dia memberikanku kartu undangan pernikahannya.
Adapun keadaan pemuda ini sekarang, dia termasuk diantara orang-orang Sholeh, bahkan
termasuk diantara Da’i kepada Allah. Orang-orang yang membantu agama dengan seluruh apa yang
mereka miliki.
Apabila aku perhatikan kepada orang-orang miskin, ku dapati dia menanggung beberapa
orang diantara mereka. Membagikan keseluruhan zakat dan infaqnya kepada mereka, bahkan dia
punya penjual pada penyusunan ceramah-ceramah sebagian para Da’i, membantu mencetak buku-
buku dan membagi-bagikannya. Dan selainnya dari bentuk-bentuk kebaikan.
)19 :‫ (النساء‬.ً‫خيْراً َكثِيرا‬
َ ‫ل فِي ِه‬
ّ ‫جعَلَ ا‬
ْ ‫شيْئاً َو َي‬
َ ‫َف َعسَى أَن َت ْكرَهُو ْا‬
“Maka boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak”. )Surat An-Nisaa': 19(
Kita mohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala untukku, dia dan engkau serta untuk seluruh
ummat Islam agar tetap istiqomah dalam agamanya, Aamiin.

Wasiat pertama
Taat kepada Rasul adalah kunci masuk kedalam Jannah
Dan setelahnya, wahai saudara dan saudari yang mulia.
Aku tidak tahu bagaimana untuk memulai pembicaraan bersamamu dan
tidak tahu apakah engkau akan menerimanya dariku atau tidak.
Namun mesti berterus-terang, maka engkau adalah saudara muslim yang
punya hak terhadapku yaitu berupa nasehat dan pengarahan, Demi Allah! Aku tidaklah
menulis kata-kata ini melainkan karena aku mencintaimu sebagaimana aku mencintai
kebaikan untuk diri ini, maka berbaik sangkalah )husnu zhon( kepadaku, jangan
tergesa-gesa untuk merobek kertas-kertasku.
Engkau adalah hamba Allah Subhanahu Wata’ala yang berdiri dihadapan-
Nya lima kali setiap hari, seluruh sel-sel tubuhmu, bahkan seluruh nafas dari nafas-
nafasmu tidak dapat bergerak kecuali dengan izin yang menciptakanmu, maka adakah
engkau tanya dirimu pada suatu hari: bagaimana hubunganku dengan-Nya?
Apakah Dia ridho kepadaku atau tidak?!
Bagaimana yang akan terjadi pada pertemuan dihari kiamat?
Engkau sendiri tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan ini!
Kesibukan dengan ketaatan
Menahan dari perbuatan haram, itu adalah jalan untuk sampai kepada ridho
Allah Subhanahu Wata’ala, bahkan itu merupakan jalan menuju Jannah.
Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
.‫ ومن عصانى فقد أبى‬,‫ من أطاعنى دخل الجنة‬: ‫ ومن يأبى يارسوال؟ قال‬: ‫كل أمتى يدخلون الجنة إل من أبى! قيل‬
.)‫(رواه البخارى‬
“Seluruh ummatku akan masuk Jannah kecuali orang yang enggan, para Sahabat bertanya, wahai
Rasulullah! siapakah orang yang enggan itu? Beliau menjawab, siapa yang mentaatiku masuk Jannah
dan siapa yang mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan”. )riwayat Imam Bukhory(.
Ini adalah wasiat yang pertama bagi orang yang ingin termasuk diantara penduduk Jannah,
dia meyakini bahwa di dunia ini adalah sebagai orang yang singgah dijalan dan kampung akhirat itulah
kampung yang tetap. Dan bala terkadang turun dengannya sekejap apapun, apabila nyawa keluar maka
sungguh tidak akan kembali kepadanya.
14
Janganlah dia tertipu dengan hartanya, kesehatan, kekuatan, kedudukan atau pangkat, itu
semua hanyalah mimpi yang kadang bisa hilang dari ujung mata.
Syeikh berkata:
Pada suatu hari seorang anak pengusaha besar mengundangku untuk mengunjungi
bapaknya yang sedang sakit.
Aku bertanya kepada anak itu tentang sakit bapaknya, lalu dia berkata: “Dia terserang
penyakit kronis pada hatinya )Cirrhosis( dan kanker pada bagian yang lain dari badannya, namun
Dokter tidak memberitahukannya tentang itu, dan kami juga tidak memberitahukannya. Jadi dia tidak
tahu sesuatupun tentang sakitnya”.
Aku masuk kedalam kamarnya, ternyata dia berada diatas tempat tidur putih, umurnya tidak
lebih dari 60 tahun, sebelumnya sakit itu belum terhunjam pada dirinya, badannya selalu lincah,
sampai batas apapun, dia menyalamiku kemudian menyuruh anak-anaknya untuk keluar.
Disaat mereka telah keluar tinggallah kami berdua, dia terus diam lalu menangis dan
menoleh kepadaku kemudian berkata:
Pengusaha : “Aaah…, wahai Syeikh! Celakalah bagi dunia ini semenjak aku mengenal diriku, aku
mengumpulkan harta dan menghitungnya, aku berspekulasi dalam bermacam-macam
perdagangan, berapa banyak aku merasa letih dari semua itu, lalai dari beribadah kepada
Rabb-ku, berapa banyak aku tidur dari sholat dengan sebab keletihan kesibukan itu,
mengawasi perusahaan, berapa banyak aku lalai dari membaca Al-Qu’ran, serta bakhil dari
berinfaq kepada orang-orang miskin dan anak-anak yatim.
Demi Allah, wahai Syeikh! bilamana jiwaku berbicara tentang perhatian terhadap agamaku,
aku menoleh kepada akhiratku”.
Syeikh : “Engkau lupa setelahnya, bahkan apabila engkau sampai berumur 60 tahun, engkau
berikan jiwa itu pensiun, engkau membeli ladang, engkau melakukan istirahat dan ibadah
sampai meninggal”.
Pengusaha : “Namun sekarang ini sakit selalu merisaukanku, ku tanya kepada anak-anakku tentang
sakit ini, mereka menjawab: “Hanya infeksi ringan dan goncangan pada pencernaan.
Sedangkan aku mengira sebenarnya masalah bukan seperti itu”.
Lalu laki-laki itu menangis kemudian berkata:
“Apakah engkau melihat anak-anakku, mereka yang mengundangmu untuk
mengunjungiku, menampakkan rasa simpati dan kasih sayang kepadaku. Sedangkan
kemarin mereka duduk didekatku, lalu aku pura-pura tidur agar mereka keluar dari
ruanganku. Disaat mereka mengira aku telah tidur, mereka mulai membicarakan tentang
bisnisku, menghitungnya, berapa yang akan diperoleh oleh setiap mereka dari harta
warisan, bagaimana nanti bersenang-senang dengan harta tersebut.
Kemudian suara mereka meninggi dan saling ribut masalah gedung besar milikku, yang
pertama berkata: “Kita jual lalu menggabungkan uangnya ke dalam harta warisan!” Yang
lain berkata: “Kita sewakan saja!” Yang ketiga berteriak: “Bukan, tapi itu adalah
bagianku!”. Suara saling meninggi, celakalah mereka, ribut dengan hartaku sedangkan aku
masih hidup diantara mereka”.
Setelah bercerita dia mulai meratapi dirinya. Dan lisan keadaannya mengulang-ulangi kata:
)29-28 : ‫ (الحاقة‬. ْ‫عنّي سُ ْلطَانِيه‬
َ َ‫ هََلك‬. ْ‫عنّي مَالِيه‬
َ ‫غنَى‬
ْ َ‫مَا أ‬
”Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku (28). Telah hilang kekuasaan
dariku”. ) Al-Haaqqah: 28-29(
)100-99 : ‫ُ (المؤمنون‬.‫ركْت‬
َ ‫ل صَالِحًا فِيمَا َت‬
ُ َ‫عم‬
ْ َ‫ َلعَلّي أ‬. ِ‫جعُون‬
ِ ‫ب ا ْر‬
ّ َ‫ر‬
"Ya Rabb kembalikanlah aku (kedunia) (99). Agar aku berbuat amal yang sholeh terhadap
yang telah aku tinggalkan”. )Surat Al-Mu'minuun: 99-100(
Ini adalah wasiat yang pertama bagi orang yang ingin menjadi penduduk Jannah.

Wasiat kedua
15
Sholat Witir
Sesungguhnya penduduk Jannah apabila hati mereka terasa sempit karena suatu musibah
yang menimpa atau dirinya merindukan kepada suatu keperluan, ia angkat tangannya berdoa
dikegelapan malam, sujud dengan jiwa yang penuh rasa takut meminta kepada Rabb-nya dari seluruh
kebaikan pemberian dan berprasangka baik dengan-Nya. Dia sadar bahwasanya berdiri dihadapan
Allah Subhanahu Wata’ala, berbagai bahasa tidak menyamarkan-Nya, aneka suara tidak bercampur
disisi-Nya, banyaknya orang yang meminta dan beragamnya permintaan tidak menjadikan-Nya jemu.
Apabila malam telah gelap dan Rabb mereka membuka pintu-pintu ampunan, mereka adalah orang
yang pertama masuk dan itulah orang-orang beriman yang sebenarnya dengan ayat-ayat Allah
Subhanahu Wata’ala:
ِ َ‫جنُو ُب ُهمْ ع‬
‫ن‬ ُ ‫ َت َتجَافَى‬.)15(.َ‫ستَ ْك ِبرُون‬ ْ ‫ل َي‬
َ ‫حمْ ِد َر ّبهِمْ وَ ُه ْم‬
َ ‫س ّبحُوا ِب‬
َ ‫سجّداً َو‬
ُ ‫خرّوا‬ َ ‫ن بِآيَا ِتنَا اّلذِينَ ِإذَا ُذ ّكرُوا ِبهَا‬
ُ ِ‫ِإ ّنمَا يُ ْؤم‬
‫جزَاء ِبمَا‬َ ‫ن‬ ٍ ُ‫عي‬
ْ َ‫س مّا ُأخْ ِفيَ َلهُم مّن ُقرّةِ أ‬ٌ ْ‫ل َتعْلَ ُم نَف‬
َ َ‫ ف‬.)16(َ.‫طمَعاً َو ِممّا َرزَ ْقنَا ُهمْ يُنفِقُون‬
َ ‫ن َر ّب ُهمْ خَوْفاً َو‬
َ ‫ا ْل َمضَاجِعِ َيدْعُو‬
)17-15: ‫ (السجدة‬.)17(.َ‫كَانُوا َي ْعمَلُون‬
“Orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami Hanyalah mereka yang apabila diperingatkan dengan
ayat-ayat itu mereka tersungkur bersujud dan bertasbih serta memuji Rabbnya, dan mereka tidak
sombong.(15) Lambung mereka jauh dari tempat tidur karena mereka berdo'a kepada Rabbnya
dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan dari sebagian rezki yang telah Kami
berikan.(16) Tidak seorangpun mengetahui yang disembunyikan bagi mereka dari berbagai ni'mat
yang indah dipandang sebagai balasan atas yang mereka kerjakan”. )Surat As-Sajdah: 15-17(
Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wassalam telah memerintahkan melakukan Qiyamullail dan sholat
witir, sebagaimana perkataannya:
.)‫ (رواه الترمذي‬.‫إن ال وتر يحب الوتر فأوتروا يا أهل القرآن‬
“Sesungguhnya Allah ganjil dan menyukai yang ganjil, maka witirlah kamu wahai ahlul qur’an”.
)Riwayat At-Tirmidzy(.
Allah Subhanahu Wata’ala menggabungkan dua nikmat dunia dan akhirat bagi orang yang
melakukan sholat witir. Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
‫ وإن قيام الليل قربة إلى ال و منهاه عن الثم وتكفير للسيْات و مطردة‬,‫عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم‬
.)‫ (حسن رواه الترمذى‬.‫للداء عن الجسد‬
“Hendaknya kalian melakukan Qiyamullail (sholat malam), sesungguhnya itu adalah latihan orang-
orang sholeh sebelum kalian, sungguh Qiyamullail adalah suatu pendekatan kepada Allah,
menghapuskan dosa, menutupi kesalahan dan menghilangkan sakit dari badan”. )Hadits hasan,
Riwayat At-Tirmidzy(.
Sungguh mengherankan, Sholat Witir adalah ibadah yang paling mudah, namun kebanyakan
manusia bermalas-malasan. Apabila orang-orang Sholat Magrib setelah itu kita katakan kepadanya,
“Kenapa engkau tidak sholat sunnah Magrib?” Dia bertanya kepada kita: “Shalat sunnah Magrib berapa
reka’at?” Kita jawab: “Dua reka’at”. Lalu dia berkata: “Saya akan sholat satu reka’at saja”. Kemudian
kita katakan: “Tidak boleh, sholatlah kamu dua reka’at atau tidak usah sholat”.
Seperti itu juga sholat Dhuha, sholat sunnah Subuh, sholat sunnah Isya, sholat sunnah
Istikhoroh, semuanya itu paling sedikit dua raka’at. Adapun sholat Witir, sholat sunnah yang paling
utama secara mutlak namun Allah Subhanahu Wata’ala meringankannya terhadap manusia, maka boleh
sholat satu reka’at saja. Maka sholatlah engkau, walaupun satu reka’at dan membaca surat Al-Ikhlash )
ٌ‫حد‬
َ َ‫(قُلْ هُوَ الُّ أ‬, tidak habis waktumu dua menit.
Iya, engkau sholat satu reka’at maka ditulis disisi Allah Subhanahu Wata’ala termasuk
diantara orang yang melakukan sholat Malam. Apabila datang kepada Allah Subhanahu Wata’ala pada
hari kiamat nama-nama orang yang melakukan Qiyamullail maka engkau dapati namamu ada diantara
mereka pada malam itu. Sedangkan engkau tidak mengerjakan sholat melainkan hanya satu reka’at,
maka bagaimanakah apabila engkau menambahnya, menjadi tiga, lima atau tujuh reka’at? dan ini adalah
lebih utama. Siapa yang menambah maka untuknya pahala tambahan disisi Allah Subhanahu Wata’ala.

16
Bukan suatu syarat engkau harus melakukannya sebelum waktu subuh, namun engkau boleh
mengerjakannya langsung setelah sholat Isya atau sebelum tidur. Sungguh adalah Nabi Shollallahu
‘Alaihi Wassalam apabila menghadapi masalah yang berat atau dadanya sempit ia segera melakukan
sholat. Beliau berkata:
‫أرحنا بالصلة يا بل ل‬
“Wahai Bilal istirahatkanlah kami dengan Sholat”.
Dan perkataannya pada hadits yang lain:
‫جعلت قرة عينى فى الصلة‬
“Sholat dijadikan sebagai kesenangan bagiku”.
Adalah orang-orang yang sholeh mempunyai kisah yang mengagumkan bersama sholat.
Abu Sholeh anak saudari Malik bin Dinar berkata: “Adalah pamanku Malik bin Dinar,
apabila malam telah tiba, ia masuk kedalam kamar rumahnya lalu mengunci pintu dan tidak keluar
menemui kami melainkan waktu adzan Subuh. Pada suatu hari, ia lebih awal masuk kedalam kamar dan
bersembunyi pada salah satu sudutnya pada kegelapan malam, Pamanku masuk lalu membentangkan
sajadahnya dan meluruskan kedua kakinya. Maka tatkala ia mengangkat kedua tangannya untuk
takbirotul ihrom, rasa sedih mengalahkannya lalu dia menangis. Ia terus menangis meminta ampun,
menggenggam jenggotnya dan berdo’a: ”Ya Allah…Apabila engkau mengumpulkan orang-orang yang
pertama dan orang-orang yang terakhir, maka haramkanlah ketuaan Malik terhadap neraka”. Ia terus
mengulang-ulanginya serta menangis”.
Ketahuilah yang terakhir, bahwa memperbanyak sholat dan sujud kepada Allah Subhanahu
Wata’ala adalah diantara sebab masuk ke dalam Jannah.
‫ فآتيه بوضوئه وحاجته فقال‬.‫ كنت أبيت مع رسول ال صلى ال عليه وسلم‬: ‫عن ربيعة بن كعب رضي ال عنه قال‬
‫ فأعني على نفسك بكثرة‬: ‫ هو ذاك! فقال‬: ‫ أو غير ذلك؟ قلت‬: ‫ أسألك مرافقتك فى الجنة! فقال‬: ‫ سل! فقلت‬: ‫لي‬
.)‫ (رواه مسلم‬.‫السجود‬
Dari Robi’ah bin Ka’ab Rodhiallahu ‘Anhu berkata: “Aku bermalam bersama Rasulullah Shollallahu
‘Alaihi Wassalam, lalu aku memberikan air wudhu’ dan keperluannya, Beliau berkata kepadaku:
“Mintalah!” Aku berkata: “Aku minta kepadamu menjadi temanmu di Jannah!”. Rasul berkata:
“Selain itu!” Aku berkata: “yang itu!”. Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata: “Bantulah aku
terhadap dirimu dengan banyak melakukan sujud”. )Riwayat Imam Muslim(.
Dan dari yang itu adalah sholat sunnah Rowatib, Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam
berkata:
‫ أربعا قبل الظهر وركعتين بعدها وركعتين بعد‬: ‫من صلى فى يوم وليلة اثنتى عشرة ركعة بني له بيت فى الجنة‬
)‫ (رواه الترمذى‬.)‫المغرب وركعتين بعد العشاء وركعتين قبل صلة الغداة (الفجر‬
“Siapa yang Sholat sunnah sehari semalam sebanyak 12 reka’at, di bangunkan untuknya istana di
Jannah. 4 reka’at sebelum zuhur dan 2 reka’at setelahnya, 2 reka’at setelah magrib dan setelah isya
serta 2 reka’at sebelum sholat subuh”. )Riwayat At-Tirmidzy(.

Wasiat ketiga
Berdakwah
Sesungguhnya diantara sifat penduduk Jannah yang paling besar, pekerjaan pokok diantara
mereka didalam kehidupan dunia ini adalah beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, berdakwah
kepada-Nya, mengamalkan agama ini, menasehati manusia dan memerintahkan kepada yang baik dan
melarang dari yang buruk )Amar ma’ruf nahi munkar(.
Terus terang, sebagian manusia ketika mendengar pembicaraan tentang dakwah kepada Allah
Subhanahu Wata’ala, dia mengira bahwa dakwah ini terbatas hanya bagi orang yang memelihara jenggot
dan memakai pakaian diatas mata kaki )tidak Isbal(. Kemudian dia berkata kepadamu, Saya mencukur
jenggot, berpakaian dibawah mata kaki )Isbal( dan merokok!. Dia menjadikan permasalahan ini sebagai

17
penghalang antara dirinya dan dakwah kepada Allah Subhanahu Wata’ala untuk menasehati orang-orang
yang lalai. Ini adalah suatu kesalahan diantara bisikan setan.
Benar, saya tidak mengingkari bahwa pondasi seorang Da’i adalah lurus menerapkan
terhadap sesuatu yang ia dakwahkan kepada manusia. Namun, bukan berarti seseorang meninggalkan
ketaatan disebabkan karena ia jatuh dalam sebagian kemaksiatan. Mudah-mudahan kemaksiatan itu
dapat terhapus dalam lautan kebaikan.
Bahkan terkadang seorang yang lalai bisa sampai kepada orang-orang tertentu yang tidak
dapat dilakukan oleh seorang Da’i yang istiqomah. Sekalipun engkau adalah orang yang lalai, namun
sanggup mendakwahi orang yang meninggalkan sholat agar dia sholat, maka lakukanlah. Karena
meninggalkan sholat adalah kafir.
Engkau sanggup menasehati orang yang jatuh dalam perbuatan keji )seperti zina dll( agar ia
bertobat darinya, menasehati orang yang merusak kehormatan ummat Islam agar ia menahannya dari
perbuatan itu.
Bahkan kadang seorang Da’i yang istiqomah duduk dengan sebagian manusia sedangkan dia
tidak mengetahui bahwa mereka memakan riba, melakukan perbuatan keji dan meninggalkan sholat
karena mereka menampakkan kebaikan didepan orang-orang sholeh. Namun apabila orang seperti
mereka yang melihatnya, maka mereka tidak melakukan sesuatu kebaikan didepan temannya bahkan
mereka menampakkan jati diri yang sebenarnya, menampakkan seluruhnya. Adapun bagaimana
menasehati dan mendakwahi mereka, maka ada beberapa cara yang bermacam-macam, seperti
memberikan kaset yang bermanfaat kepada mereka, kadang dakwah sebagian Da’i dalam acara-acara
mereka, nasehat secara pribadi dan selain itu. Jangan engkau mengatakan, Saya bukan seorang muslim
yang taat )multazim(, maka bagaimana aku bisa mendakwahi dan menasehati mereka?!. Sesungguhnya
pekerjaan dakwah kepada Allah Subhanahu Wata’ala adalah pekerjaan Robbaniyyah yang luas, banyak
cara, senantiasa membutuhkan kepada orang yang mengembannya. Seluruh kita mempunyai kesalahan,
seluruh Bani Adam punya kesalahan.
Jikalau orang yang berdosa tidak memperingatkan manusia
Maka siapa lagi yang akan memperingatkan orang-orang yang berbuat dosa
setelah Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam
Syeikh berkata:
Pada suatu hari disaat aku keluar dari Masjid, seorang pemuda menemuiku, pada dirinya
tampak bekas maksiat, kedua bibirnya berwarna hitam karena banyak merokok, aku terkejut tatkala
melihatnya. Apa yang dia inginkan? Tanpa salam ia berkata: “Wahai Syeikh…engkau mengumpulkan
dana untuk membangun Masjid, bukankah seperti itu?” Aku menjawab: “Benar”. Lalu ia memberikan
kepadaku selembar amplop dalam keadaan tertutup dan berkata: “Ini adalah uang yang telah ku
kumpulkan dari ibu dan saudari-saudariku serta sebagian orang yang dermawan”. Kemudian dia pergi.
Aku buka amplop itu, ternyata didalamnya uang sejumlah 5.000 Real )mata uang Saudi(.
Aku belanjakan uang itu untuk membangun Masjid. Akan tetapi, dia tidak sholat di Masjid itu, tidak
berdzikir kepada Allah, tidak pula membaca Al-Qur’an. Namun dalam timbangan amal pemuda tersebut
mendapat pahala seperti orang yang melakukan semua amalan itu. Tentu itu menyenangkan baginya.
Seandainya pemuda tadi tunduk dengan rayuan setan dan berkata Saya orang yang
melakukan maksiat, apabila saya bertobat nanti saya mulai membantu agama dan membangun masjid-
masjid. Maka sungguh pahala yang besar akan luput darinya.
Berkata Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam:
)‫ (رواه مسلم‬.‫من دعا إلى هدى كان له من الجر مثل أجور من تبعه ل ينقص ذلك من أجورهم شيئا‬
“Siapa yang mengajak kepada petunjuk, dia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinya
tanpa dikurangi dari pahala mereka sedikit pun”. )Riwayat Imam Muslim(.
Semenjak beberapa tahun yang lalu aku mengenal dua orang pemuda yang lalai, apabila tiba
bulan Ramadhan atau musim haji, mereka mengendarai mobil membawa alat-alat khusus untuk
memperbaiki kerusakan-kerusakan listrik atau pipa air. Kemudian keduanya menuju Makkah, melewati
keseluruhan tempat air yang berada pada jalan jemaah Haji dan Umroh, mereka memperbaiki
kerusakannya, membantu bagi saudara-saudara mereka sesama muslim, namun tidak seorangpun yang
mengenal kebaikan mereka.
Seorang Da’i menceritakan kepadaku, pada akhir malam rumahnya diketuk…
18
Syekh berkata:
Lalu aku segera keluar membuka pintu ternyata seorang pemuda, pada dirinya terlihat bekas
kelalaian dan maksiat, lalu aku bertanya, “Apa yang engkau inginkan?” Ia berkata: “Di mobilku ada
dua orang pekerja India yang masuk Islam di tanganku, aku bawa mereka berdua kepada mu agar
menalqinkan Syahadat dan menjawab diantara pertanyaannya!” Syeikh berkata: aku kagum dan berkata,
“Bagaimana engkau mengajak keduanya?” Ia menjawab, “Aku selalu memberikannya buku-buku dan
kaset sehingga mereka masuk Islam”.
Seorang pegawai dikantor Dakwah dan Penerangan menceritakan kepadaku tentang seorang
pemuda yang merokok dan pada dirinya terlihat bekas maksiat yang lain. Bersamaan itu, apabila tiba
bulan Ramadhan pemuda itu mengumpulkan sumbangan dari para pedagang kemudian dia membeli
ribuan Kaset dan membawanya ke Kantor-kantor Dakwah agar mereka menyebarkannya disela-sela
kesibukkan mereka dalam bulan Ramadhan. Selama ini para pegawai di kantor-kantor dakwah dan
penerangan mengadu tentang sedikitnya orang yang membantu mereka. Bahkan seorang diantara
mereka bersumpah kepadaku: “Bahwa sebagian pekerja kafir yang dirinya tidak ada hubungan dengan
Islam, kecuali pada waktu seminggu atau dua minggu yang lalu seseorang meluangkan waktu untuk
datang dengannya ke kantor dakwah menghadiri beberapa ceramah, dia tidak mendapati kantor lain
yang perhatian saling membantu.
Bahkan berapa banyak wanita kafir sebagai pembantu yang tuannya tidak giat untuk
mendakwahkannya, menghadiahkan buku atau kaset tentang Islam. Sehingga tetaplah pembantu itu
dalam kekafirannya. Berapa banyak diantara pemuda tiba-tiba meninggal sedangkan dia meninggalkan
Sholat atau tetap dalam dosa besar. Karena para Da’i tidak sanggup sampai kepadanya. Dan sahabat-
sahabatnya tidak pula giat memberikan nasehat.
Berapa banyak diantara pemudi dia melihat teman-temannya disekolah saling bertukaran
foto dan kaset-kaset haram, bahkan nomor-nomor telepon yang tidak jelas. Bersamaan dengan itu,
apabila kita memintanya untuk menasehati mereka, ia berkata: Aku membutuhkan orang yang
menasehatiku, aku orang yang lalai, nanti apabila aku sudah menjadi wanita yang taat )multazimah(
baru aku menasehati mereka.
Sungguh mengherankan…!, sesungguhnya setan sangat gembira mendengar kata-kata itu.
Bagaimana Islam masuk ke negara Afrika, India dan Cina! Sehingga ummat Islam di India
mencapai 100 juta orang. Di Cina mendekati itu. Siapa yang berdakwah kepada mereka? Sesungguhnya
mereka adalah beberapa kaum dari orang-orang awam. Mereka bukan penuntut ilmu, bukan para imam
Masjid dan bukan pula tamatan dari kuliah Syar’iyyah )Bidang Keislaman(.
Beberapa kaum itu pergi untuk berdagang, lalu mereka berdakwah kepada manusia, maka
manusia masuk Islam atas usaha mereka. Sehingga keluar diantara mereka Da’i atau Ulama dari ummat
Islam India, Cina dan Afrika. Maka pahala hidayah mereka adalah untuk para pedagang itu.
Sungguh aku telah bertanya berulang kali kepada pekerja kafir di Pom Bensin, aku berkata
kepada mereka: “Sejak kapan engkau dinegeri ini?” Mereka menjawab: “Sejak 5 tahun, 7 tahun”. Ku
tanya kembali: “Apakah ada seseorang yang memberimu kaset atau buku tentang Islam semenjak
kedatanganmu ke sini?” Maka hatiku tertekan dengan jawabannya: “Tidak pernah!, setiap orang hanya
memenuhi bahan bakar kendaraan dan lantas mereka pergi!”.
Wahai akhi, kadang engkau lalai bahkan mendengarkan nyanyian, kadang merokok, kadang
larut dalam maksiat, akan tetapi yang pertama dan terakhir engkau adalah seorang Muslim. Dan
sungguh Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wassalam telah berkata kepadamu:
‫بلغوا عنى ولو آية‬
“Sampaikanlah olehmu dariku walaupun satu ayat”.
Apakah engkau tidak ada menghafal satu ayat pun untuk engkau sampaikan? Jika engkau
membagi-bagikan kaset, menyebarkan buku dan membagikan kartu-kartu bacaan ddzikir, maka urusan
ini tidak membutuhkan kepada ilmu. Siapa diantara kita yang apabila bepergian membawa kumpulan
kaset yang bermanfaat, lalu apabila berhenti di pom bensin dia meletakkan sebagiannya, kemudian di
toko makanan dan sebagian yang lain di Masjid Terminal atau menyebarkannya kepada mobil-mobil
yang berhenti. Manusia diperjalanan, mereka mesti mendengarkan kepada sesuatu hal, maka jadilah
engkau sebagai penolong bagi mereka terhadap mendengarkan Dzikir dan kebaikan. Siapa diantara kita
apabila melihat buku yang bermanfaat, lalu dia membelinya dengan jumlah banyak, kemudian

19
membagi-bagikan di Masjidnya, menghadiahkan untuk teman-teman kerjanya atau murid-muridnya
disekolah?
Dengan perkataanku ini, bukan berarti aku membenarkan jatuh dalam maksiat atau
menerima alasan para pelakunya. Akan tetapi suatu peringatan, sesungguhnya peringatan itu adalah
bermanfaat. Dan tidak pantas memindahkan maksiat diantara pelakunya dan pembantu agama ini.
Abu Mahjan Atsaqofy Rodhiallahu ‘Anhu adalah seorang laki-laki Muslim, sesungguhnya
dia diuji dengan minuman keras, yang selama ini dia dihukum kemudian kembali lagi, dihukum
kemudian kembali lagi. Bahkan karena kecanduannya dengan minuman keras, sehingga anaknya
memberikan nasehat dengan bait sair:
Apabila meninggal kuburkanlah aku disamping kemuliaan
Renungkanlah pembuluh darah tulangku setelah meninggal
Janganlah engkau kuburkan aku di padang pasir sesungguhnya aku
Aku takut apabila meninggal tidak merasakannya
Tatkala ummat Islam mengajak keluar untuk berperang melawan orang Persia dalam
peperangan Qodisiyah, Abu Mahjan ikut bersama mereka membawa bekal dan perlengkapannya, tidak
lupa dia membawa khomar dan menyelipkan diantara peralatannya. Disaat ummat Islam di Qodisiyah,
Rustum meminta berhadapan dengan Sa’ad bin Abi Waqos panglima perang ummat Islam. Mulailah
diantara kedua kelompok tentara saling berkirim surat. Ketika itu setan memberikan bisikan kepada Abu
Mahjan Rodhiallahu ‘Anhu sehingga dia menyepi ditempat yang jauh kemudian meminum khomar.
Tatkala Sa’ad Rodhiallahu ‘Anhu mengetahuinya, dia marah dan melarangnya untuk ikut serta
berperang. Kemudian diperintahkan agar dia diikat dengan rantai dan dikunci didalam kemah.
Disaat peperangan dimulai dan Abu Mahjan mendengar ringkikkan sekawanan kuda dan
teriakan yang gagah berani, dia tidak sabar terhadap ikatan dan merindukan Syahid, bahkan rindu untuk
membantu agama ini, dengan mengorbankan nyawanya untuk Allah Subhanahu Wata’ala. Benar,
sekalipun dia orang yang berbuat maksiat, meminum khomar, namun dia adalah seorang muslim yang
mencintai Allah dan rasul-Nya. Sehingga menyebabkan dia kebingungan dengan keadaannya kemudian
mendendangkan sair:
Cukuplah bagiku kesedihan bahwa sekawanan kuda saling melempar tombak.
Sedangkan aku ditinggalkan dalam keadaan terikat dengan rantai
Apabila aku berdiri, tali kekangku besi yang terkunci
Tempat perlawanan tanpaku memekakan orang yang memanggil
Sungguh aku mempunyai banyak harta dan saudara
Sungguh mereka meninggalkanku sendirian tidak ada saudara yang lembut
Maka bagi Allah lah suatu perjanjian, aku tidak dizholimi dengan janji-Nya
Sungguh jika aku mendapat jalan keluar aku tidak akan menyimpang mencari kesempatan.
Lalu istri Sa’ad memperkenankannya: “Apa yang engkau inginkan?” Ia menjawab:
”Lepaskanlah belenggu ini dari kakiku dan berikan aku )balqo’( kuda Sa’ad, aku ingin berperang,
apabila Allah memberikan syahid kepadaku maka itulah yang aku inginkan, namun apabila aku masih
tetap hidup maka bagimu janjiku dan perjanjiannya, aku datang sehingga engkau memasangkan kembali
belenggu ini dikakiku”. Abu Mahjan berharap dan mendendangkan sair kepadanya sehingga wanita itu
melepaskan belenggunya dan memberikan )Balqo’(, lalu ia memakai baju perang dan menutup
wajahnya dengan penutup kepala kemudian dia melompat seperti Singa diatas punggung kuda. Dan
dirinya berada diantara orang-orang kafir, dia membela dan melindungi agama ini.
Dirinya tergantung dengan Akhirat dan Iblis tidak berhasil melemahkannya dari membantu
agama ini.
Dia menahan terhadap kaum yang bermain dengan pengawasan mereka diantara dua barisan,
antara tombak dan senjatanya. Manusia mengaguminya, namun mereka tidak mengetahui dan tidak
melihatnya diwaktu siang hari. Abu Mahjan terus berperang mengerahkan nyawanya yang murah pada
zat Allah. Benar, Abu Mahjan telah berlalu.
Adapun Sa’ad bin Abi Waqosh dia luka di kedua lututnya, dia tetap diarena perang. Namun
dia memperhatikan peperangan dari jarak jauh. Tatkala dia melihat Abu Mahjan, dia kagum dengan
kekuatan perangnya dan berkata: “Pukul…!, pukul…! wahai Abu Mahjan…”. Dia memutar-mutar
)Balqo’(, Abu Mahjan dalam belenggu dan balqo’ dalam kurungan. Disaat peperangan telah berakhir,
20
Abu Mahjan kembali kedalam tahanannya, dia meletakkan kakinya pada belenggu dan Sa’ad turun,
mendapati kudanya berkeringat, lalu dia berkata: “Apa ini?” Mereka menyebutkan kepadanya kisah Abu
Mahjan Rodhiallahu ‘Anhu, maka dia merelakan dan membebaskannya serta berkata: “Demi Allah!,
selama-lamanya aku tidak akan mencambukmu lagi disebabkan khomar!”. Maka Abu Mahjan pun
berkata: “Demi Allah!, aku tidak akan minum khomar selama-lamanya!”. Alangkah bahagianya Abu
Mahjan. )Sanad kisah shohih -Ibnu Hajar- Dalam Ishobah jilid 4 pembagian Alkunni(.

Wasiat keempat
Tidak diam melihat kemungkaran
Ibnu Katsir menyebutkan dalam sejarahnya, bahwa ada seorang laki-laki Muslim yang
miskin, hartanya banyak pada seorang pemimpin dan dia mengundur dan menahan miliknya. Setiap
meminta kepada pemimpin itu dia disakiti, lalu memerintahkan para pemuda untuk memukulnya.
Kemudian dia mengadu kepada panglima tentara, namun hal itu tidak membantunya bahkan dia
menghalangi dan bersikap keras. Laki-laki miskin ini berkata: “Tatkala melihat hal tersebut, aku merasa
putus harapan terhadap hartaku yang ada ditangannya. Aku mulai merasa sedih darinya, ketika seperti
itu aku bingung kepada siapa mengadu?”.
Laki-laki: “Apakah engkau tidak menemui si Fulan, penjahit yang berada didepan Masjid?”
Aku : “Apa yang akan dilakukan oleh si penjahit dari orang zholim ini sedangkan pembantu-
pembantu negara tidak bisa memutuskan perkara mereka padanya”.
Laki-laki : “Penjahit itu adalah orang yang paling memutuskan perkara dan paling ditakuti disisi
pemimpin itu dari keseluruhan orang yang mengadu padanya. Pergilah…mudah-mudahan
engkau mendapat jalan keluar darinya”.
Aku bermaksud kepadanya bukan dalam rangka acara. Kemudian aku sebutkan tentang
keperluan dan hartaku kepada penjahit itu dan tidak aku terima dari orang yang zolim itu. Lantas
penjahit itu berdiri dan mengunci kedainya. Dia berjalan di sampingku sampai tiba di rumah pemimpin
itu. Lalu kami ketuk pintunya, kemudian dia membukakan pintu dalam keadaan marah. Tatkala dia
melihat penjahit itu, dia terkejut kemudian memuliakan dan menghormatinya. Lalu Penjahit itu berkata
kepadanya: “Berikan hak orang lemah ini!” Pemimpin itu mengingkarinya dan berkata: “Dia tidak
memiliki sesuatu pun padaku”. Lantas penjahit itu berteriak kepadanya dan berkata: “Berikan hak laki-
laki ini, kalau tidak aku akan Azan!” Maka berubahlah rona wajah pemimpin itu, lalu dia memberikan
milikku dengan sempurna, setelah itu kami pergi.
Aku sangat kagum terhadap penjahit ini bersama lemah keadaan dan badannya. Bagaimana
orang tua ini dapat menundukkannya. Kemudian aku berikan sebagian dari hartaku, namun dia tidak
mau menerimanya, dan berkata:
Penjahit : “Kalau aku ingin ini, sungguh aku telah memiliki harta yang tidak dapat dihitung”.
Aku bertanya tentang pengalamannya, ku ungkapkan rasa kagum terhadapnya, namun dia
tidak menoleh kepadaku. Maka aku mendesaknya.
Aku : “Kenapa engkau mengancamnya dengan Azan?”
Penjahit : “Engkau telah mengambil hartamu, maka sekarang pergilah!”
Aku : “Demi Allah…engkau mesti menceritakannya kepadaku”.
Penjahit : “Sesungguhnya yang menyebabkan itu adalah, beberapa tahun yang lalu adalah
tetangga kami seorang Gubernur Turki dari negara yang paling tinggi, dia adalah seorang
pemuda yang gagah. Pada suatu malam, seorang wanita cantik keluar dari WC lewat
dihadapannya dengan mengenakan pakaian yang tinggi dan mahal. Laki-laki itu berdiri
kepadanya dalam keadaan mabuk, dia tertarik dengan wanita itu dan ingin membawa
masuk ke dalam rumahnya. Namun wanita itu enggan terhadapnya lalu berteriak dengan
suara yang keras dan berkata: “Saya adalah wanita yang telah menikah, laki-laki ini
menginginkan agar aku masuk kedalam rumahnya, sungguh suamiku telah bersumpah
untuk menceraikanku jika aku bermalam pada selain rumahnya. Dan kapan saja aku
bermalam disini, ia menceraikanku, menelanjangi dan menghinakanku serta tidak
menggaulinya beberapa hari”. Berkata penjahit: Aku berdiri mencegahnya dan aku ingin
menyelamatkan wanita itu dari tangannya. Lalu laki-laki itu menusukku dengan pisau
yang ada ditangannya maka robeklah kepalaku sehingga mengalir darah. Dan wanita itu
terkalahkan sehingga dia masuk kedalam rumah laki-laki itu secara dipaksa.
21
Lalu aku pulang dan mencuci darah yang mengalir dikepala, aku berteriak
kepada manusia dan berkata: “Sungguh dia telah melakukan apa yang kamu ketahui,
maka ikutlah bersamaku menemuinya agar kita mencegah perbuatannya dan
menyelamatkan wanita itu”.
Orang-orang pergi bersamaku, lalu kami menyerang rumahnya, kemudian
sekelompok pemuda menuntut balas kepada kami, ditangan mereka ada pisau dan
tongkat pemukul. Laki-laki itu mengincarku diantara mereka sehingga aku dipukul
dengan pukulan yang sangat keras secara bertubi-tubi dan melukaiku. Kemudian kami
keluar dari rumahnya dalam keadaan dipermalukan dan dihinakan.
Lalu aku kembali ke rumah dan tidak tahu jalan karena sakit dikepala yang
parah dan banyaknya darah yang keluar. Akhirnya sampai juga dirumah, ku rebahkan
badan diatas kasur, namun tidak juga bisa tidur. Aku bingung apa yang akan ku lakukan
sehingga dapat membebaskan wanita itu dari tangannya pada malam ini, agar dia bisa
kembali dan bermalam dirumahnya sehingga tidak jatuh talak kepadanya. Maka aku
dapat ilham untuk melakukan azan subuh diwaktu tengah malam agar dia mengira waktu
subuh telah masuk kemudian mengeluarkan wanita itu dan kembali kerumah suaminya.
Aku naik keatas menara dan mulai melakukan azan dengan suara yang sangat keras. Ku
perhatikan pintu rumah laki-laki itu, apakah aku melihat wanita itu keluar, kemudian aku
sempurnakan azan namun dia belum juga keluar. Aku bertekad, jika wanita itu tidak
keluar aku akan laksanakan sholat sehingga menjadi jelaslah kekejian itu karena subuh
telah keluar. Ketika ku perhatikan lagi apakah wanita itu keluar atau tidak, tiba-tiba jalan
dipenuhi oleh orang-orang yang berkuda dan berjalan kaki lalu mereka berkata: “Dimana
yang azan dalam waktu seperti ini?” Mereka memperhatikan ke atas menara Masjid, lalu
aku berteriak kepada mereka dan berkata: “Saya yang azan!”. Saya ingin mereka
membantu menghadapinya. Kemudian mereka berkata: “Turunlah!”. Maka aku turun.
Mereka berkata: “Temui Khalifah!” Aku terkejut, lalu aku mohon kepada Allah agar
mereka mendengarkan kisah ini, namun mereka enggan. Lalu mencelaku didepan mereka
sedangkan aku tidak memiliki kekuatan sedikit pun, sehingga mereka membawaku
kepada Khalifah. Disaat aku melihatnya duduk ditempat kekhalifahannya, aku gemetar
ketakutan dan sangat terkejut. Dia berkata: “Mendekatlah!” Lalu aku mendekat. Dia
berkata: “Agar ketakutan dan hatimu menjadi tenang”. Dia terus bersikap lemah lembut
kepadaku sehingga jiwaku pun menjadi tenang dan rasa takut menjadi hilang, dia
berkata: “Engkau yang melakukan azan di waktu seperti ini?”. “Iya wahai Amirul
Mukminin!” Ia berkata: “Apa yang mendorongmu untuk melakukan azan pada waktu
seperti ini, sedangkan sisa malam masih panjang dari pada waktu yang telah berlalu.
Maka engkau telah menipu orang yang puasa, musafir dan orang yang sholat serta
merusak sholat wanita karena ulah perbuatanmu”. Aku berkata: “Engkau amankan aku
wahai Amirul Mukminin sehingga ku ceritakan apa yang baru ku alami?”. Amirul
Mukminin berkata: “Jangan takut, engkau aman!”. Lalu ku ceritakan kepadanya kisah
itu, sehingga dia sangat marah kemudian memerintahkan untuk mendatangkan laki-laki
dan wanita itu. Tidak berapa lama datanglah mereka berdua dengan cepat.
Lalu diantarlah wanita itu kepada suaminya bersama para wanita yang
dipercaya. Aku menemui laki-laki itu dan berkata kepadanya: “Berapa banyak rezki yang
telah engkau peroleh? Berapa banyak harta yang telah engkau miliki? Berapa banyak
budak-budak dan istri yang engkau miliki? Aku sebutkan kepadanya suatu hal yang
banyak dan berkata kepadanya: “Celakalah engkau, apakah tidak cukup bagimu nikmat
yang telah Allah berikan sehingga engkau melanggar apa yang Allah haramkan dan
melanggar batasan-batasan-Nya serta berhadapan dengan pemerintah? Tidak cukupkah
itu bagimu, sehingga engkau tidak menghiraukan seorang laki-laki yang
memerintahkanmu kepada yang baik dan melarangmu dari perbuatan haram serta engkau
menghinakan dan memukulnya sampai terluka?”. Lantas dia tidak bisa menjawab. Lalu
diperintahkan untuk membelenggu kakinya, lehernya diikat kemudian dia diperintahkan
masuk kedalam karung. Laki-laki itu berteriak minta tolong, memberitahukan tobat dan
keinginannya untuk kembali, namun Khalifah tidak menghiraukannya. Lalu Khalifah
memerintahkan menusuknya pakai pisau dengan tusukan yang keras sehingga dia
22
pingsan. Kemudian setelah sadarkan diri dia diperintahkan ke tempat hukuman mati, itu
adalah akhir masanya., lalu khalifah memerintahkan kepada polisinya untuk
mengumpulkan seluruh harta di rumahnya yang dulu pernah dia ambil dari Baitul Mal.
Khalifah berkata kepadaku: “Kapan saja engkau melihat kemungkaran yang
kecil atau besar walaupun terhadap polisi ini, maka beritahukanlah kepadaku. Apabila
sepakat engkau bertemu denganku, jika tidak maka tanda antara kita adalah azan. Maka
lakukanlah azan kapan saja atau seperti sekarang!”.
Aku berkata: ”Jazakallahu khairon )semoga Allah membalasimu dengan
kebaikan(”, setelah itu aku keluar dari sana.
Oleh karena itu: “Tidaklah aku perintahkan kepada siapa saja diantara mereka
melainkan mereka mematuhinya, tidak pula aku melarangnya dari sesuatu melainkan
mereka meninggalkannya, karena mereka takut dengan Khalifah yang membantuku. Dan
aku tidak berdalil dengan azan seperti waktu itu kecuali sekarang. Alhamdulillah”.
Wahai saudara yang tercinta dan saudari yang mulia!
Sesungguhnya orang-orang yang merindukan Jannah dan ingin masuk ke dalamnya mereka
tidak diam melihat kemungkaran. Bahkan mereka menempuh berbagai jalan dan cara yang berbeda agar
dapat menghilangkan kemungkaran itu dan menasehati pelakunya.
Mana orang-orang yang apabila melihat kemungkaran diri mereka tidak giat mencegahnya?
Adakalanya mereka mencegah sekali atau dua kali, disaat tidak diterima oleh para pelaku maksiat
mereka putus asa untuk memperbaiki dan menghadapkan senjata kepada mereka. Maka sungguh mereka
akan ditanya pada hari kiamat kelak terhadap perbuatan tersebut.
Kemungkaran tidaklah semakin banyak diantara manusia, di pasar-pasar, dirumah-rumah,
disekolah-sekolah dan di tempat kerja mereka melainkan dengan sebab:
)79 : ‫ (المائدة‬.َ‫ل َي َتنَاهَوْنَ عَن مّن َكرٍ َفعَلُوهُ َل ِبئْسَ مَا كَانُو ْا يَ ْفعَلُون‬
َ ‫كَانُو ْا‬
“Mereka saling tidak melarang dari perbuatan munkar yang mereka perbuat. Alangkah buruklah apa
yang mereka lakukan”. )QS: Al-Maa`idah ayat 78-79(.
Berkata Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam:
,‫ يرى أمرا ال عليه فيه مقال ثم ل يقول فيه‬: ‫ يا رسول ال كيف يحقر أحدنا نفسه؟ قال‬: ‫ل يحقر أحد كم نفسه! قالوا‬
.‫ فإياى كنت أحق أن تخشى‬:‫ خشية النس فيقول‬:‫ ما منعك أن تقول فى كذا و كذا؟ فيقول‬: ‫فيقول ال له يوم القيامة‬
)‫(صحيح رواه ابن ماجه‬
“Janganlah seseorang diantara meremehkan dirinya!, Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah
bagaimanakah seseorang meremehkan dirinya? Rasul menjawab: ”dia melihat urusan Allah yang
wajib berbicara ketika itu namun dia tidak melakukannya. Maka Allah berkata kepadanya pada hari
kiamat: “Apa yang menghalangimu untuk mengatakan begini dan begini? Dia menjawab:”Aku takut
terhadap manusia, maka Allah berkata: “Celakalah kamu sesungguhnya aku lah yang lebih berhak
engkau takuti” )Sohih riwayat Ibnu majah(
Ketahuilah bahwa Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
)‫ (رواه مسلم‬.‫ فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف اليمان‬,‫ قإن لم يستطع فبلسانه‬,‫من رأى منكم منكرا فليغيره بيده‬
“Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, apabila tidak
sanggup maka dengan ucapannya, apabila tidak sanggup juga maka dengan hatinya, itu adalah
selemah-lemah iman”. )Riwayat Imam Muslim(.
Mencakup bagi seluruh Muslim dan Muslimah. Dan engkau adalah termasuk diantara ummat
Islam. Bahkan diam dari mencegah kemungkaran di khawatirkan dia termasuk ikut serta bagi pelakunya
dalam dosa. Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
‫ أنكرها – كمن غاب عنها ومن غاب عنها‬: ‫ وقال مرة‬- ‫إذا عملت الخطيئة فى الرض كان من شهدها فكرهها‬
)‫ (رواه أبو داود‬.‫فرضيها كان كمن شهدها‬
“Apabila kejahatan dilakukan dimuka bumi adalah siapa yang menyaksikannya lalu membencinya atau
mengingkarinya dia seperti orang yang tidak melihatnya, dan siapa yang tidak melihat kejahatan
namun dia menyukainya adalah dia seperti orang yang menyaksikannya”. )Riwayat Abu Daud(.
23
Wasiat kelima
Tujuan Manusia diciptakan
Diantara kecintaan Allah kepada orang-orang Sholeh, penduduk Jannah yaitu bahwasanya
Allah gabungkan untuk mereka dua kebahagiaan di Dunia dan Akhirat.
Ketahuilah bahwa Allah turunkan penyimpangan yang berketerusan terhadap orang yang
mendurhakai-Nya dan yang mencari kebahagiaan dengan selain keridhoan-Nya. Para pelaku maksiat
dunianya disempitkan dan kehidupan mereka disulitkan. Sehingga apa yang mereka usahakan menjadi
berubah setelahnya dari kesenangan kepada azab.
Kenapa? Kenapa telingga mereka di arahkan untuk mendengar nyanyian? Perbuatan mereka
diarahkan untuk perbuatan keji? minuman mereka diarahkan untuk khomar atau minuman keras?
pandangan mereka diarahkan kepada yang haram? Kenapa itu berpindah kepada kesempitan setelah
mereka merasakan kelapangan, kesedihan setelah kegembiraan, kenapa?
Jawaban yang tepat adalah, karena Allah Subhanahu Wata’ala menciptakan manusia untuk
satu pekerjaan, hidup mereka tidak akan lurus dan baik apabila sibuk dengan selain-Nya.
)56 :‫ (الذاريات‬.ِ‫ومَا خَلَ ْقتُ ا ْلجِنّ وَالِْنسَ ِإلّ ِل َي ْع ُبدُون‬
َ
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
)Adz-Dzariyaat: 56(.
Disaat manusia menggunakan badan dan nyawanya untuk selain pekerjaan yang Allah
ciptakan karenanya, maka berpindahlah kehidupannya kepada neraka jahim. Kita ambil contoh: Apabila
seseorang berjalan lalu tiba-tiba sendalnya putus tatkala melihat itu dia berkata “Tidak masalah, aku
gunakan saja pena sebagai ganti dari sendal ini”. Lalu dia meletakkan penanya di bawah kaki untuk
berjalan. Sungguh kita katakan kepadanya: “Kamu gila!” Karena pena dibuat hanya untuk satu
pekerjaan yaitu menulis, bukan untuk berjalan.
Apabila dia membutuhkan pena namun tidak mendapatkannya lalu dia berkata: “Tidak
masalah, aku menulis dengan sendal saja”. Lalu dia mengambil sendalnya dan menggerakkannya diatas
kertas. Benar-benar kita katakan kepadanya: “Kamu gila!” Karena sendal dibuat hanya untuk satu
pekerjaan yaitu berjalan, bukan untuk menulis.
Seperti itu juga manusia, mereka diciptakan untuk satu pekerjaan yaitu mentaati Allah
Subhanahu Wata’ala dan beribadah kepada-Nya. Maka siapa yang menggunakan hidupnya untuk selain
pekerjaan ini maka dia pasti sesat dan sengsara.
Apabila engkau perhatikan keadaan orang-orang yang menggunakan kehidupannya untuk
selain tujuan yang Allah tetapkan, sungguh engkau dapati kerusakan dan sia-sia kehidupan mereka yang
tidak ada pada selainnya. Apakah engkau tidak bertanya bersamaku:
Kenapa banyak terjadi bunuh diri di negara yang serba boleh dan penuh kemaksiatan?
Kenapa bunuh diri di Amerika pertahun terjadi lebih dari 25.000 orang? Sebutlah contoh itu di Inggris,
di Perancis, di Swedia dan selainnya.
Kenapa mereka bunuh diri?
Apakah mereka tidak mendapatkan minuman keras untuk diminum? Tidak, bahkan banyak!
Apakah mereka tidak mendapatkan negara untuk melancong? Tidak, bahkan luas! Atau mereka
dihalangi dari berbuat zina? Atau mereka dihalangi dari tempat hiburan dan permainan? Sekali-kali
tidak bahkan mereka berbuat dengan sesuka hatinya, bergelimang dalam kenikmatan mata, pandangan
dan sexsual mereka.
Jadi, kenapa mereka bunuh diri? Kenapa mereka menyimpang dari kehidupannya? Kenapa
mereka meninggalkan minuman keras, zina, tempat hiburan dan lebih memilih kematian, kenapa?
Jawaban yang tepat adalah:
(124 :‫ (طه‬.ً‫عرَضَ عَن ِذ ْكرِي َفإِنّ لَ ُه َمعِيشَ ًة ضَنكا‬
ْ َ‫َومَنْ أ‬
“Dan siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit”. )Surat Thaahaa: 124(.
Kehidupan yang sempit menyertai mereka pada waktu pergi dan datangnya, pada waktu
melancong dan menetap, pada waktu makan dan minum bersamanya, pada waktu berdiri dan duduk
bersamanya, pada waktu tidur dan bangunnya, dalam seluruh kehidupannya menjadi susah sampai mati.
24
Siapa yang berpaling dari Allah Subhanahu Wata’ala dan merasa sombong, maka Allah
Subhanahu Wata’ala datangkan kepadanya rasa ketakutan yang berketerusan. Berkata Allah Subhanahu
Wata’ala:
‫ل مَا َل ْم ُي َنزّلْ ِب ِه سُلْطَاناً َو َمأْوَا ُه ُم النّارُ َو ِبئْسَ َمثْوَى‬
ّ ‫ن كَ َفرُو ْا الرّعْبَ ( ِلمََاذا ؟ ) ِبمَا َأشْ َركُو ْا بِا‬
َ ‫سنُلْقِي فِي قُلُوبِ اّلذِي‬
َ
)151 : ‫ (آل عمران‬.َ‫الظّاِلمِين‬
”Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, )kenapa?( disebabkan mereka
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak diturunkan keterangan tentangnya. Tempat kembali
mereka ialah neraka, dan alangkah buruknya tempat tinggal orang-orang yang zalim”. )Ali 'Imran:
151(
Adapun orang-orang yang mengenal Rabb-nya, hati mereka menerima-Nya mereka itulah
orang-orang yang bahagia. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
: ‫ (النحل‬.َ‫ن مَا كَانُو ْا َي ْعمَلُون‬
ِ َ‫جرَهُم ِبَأحْس‬
ْ ‫ج ِزيَ ّن ُهمْ َأ‬
ْ ‫ط ّيبَةً وََل َن‬
َ ‫حيَا ًة‬
َ ‫ح ِي َينّ ُه‬
ْ ‫ن فَلَ ُن‬
ٌ ‫ل صَالِحًا مّن َذ َكرٍ َأوْ أُنثَى وَهُ َو مُ ْؤ ِم‬
َ ِ‫عم‬
َ ْ‫مَن‬
)97
“Siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sungguh Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. )Surat An-Nahl:
97(.
Syeikh berkata:
Aku pergi berobat ke rumah sakit yang terbesar di Inggris. Hampir tidak dimasuki kecuali
oleh orang-orang besar dan para Menteri. Disaat Dokter masuk menemuiku dan melihat penampilanku,
dia berkata:
Dokter : “Engkau muslim?”
Syeikh : “Iya!”
Dokter : “Semenjak aku mengenal diri ini ada permasalan yang membuat aku bingung. Apakah
mungkin engkau mendengarkanku?”
Syeikh : “Iya!”
Dokter : “Begini, Aku mempunyai harta yang banyak, pekerjaan yang terhormat, Ijazah yang tinggi.
Aku telah mencoba seluruh kesenangan, meminum minuman keras yang beraneka macam,
melakukan zina, melancong ke banyak negara, bersamaan dengan itu senantiasa aku
merasakan kesempitan yang berketerusan dan kebosanan dari kesenangan ini. Aku
berkonsultasi kepada seorang Psikolog. Beberapa kali aku berfikir tentang bunuh diri agar aku
mendapatkan kehidupan yang lain, yang tidak ada rasa kebosanan. Apakah engkau tidak
merasakan seperti kesempitan dan kebosanan yang aku rasakan?!”
Syeikh : “Tidak! Bahkan saya selalu merasa bahagia. Saya akan menunjukkan kepadamu jalan keluar
dari permasalahan itu. Namun jawab dulu pertanyaanku! Apabila engkau ingin menyenangkan
matamu, apa yang engkau lakukan?”
Dokter : “Aku memandang wanita-wanita yang cantik atau pemandangan yang indah!”
Syeikh : “Apabila engkau ingin menyenangkan telingamu, apa yang kau lakukan?”
Dokter : “Aku mendengar musik yang tenang!”
Syeikh : “Apabila engkau ingin menyenangkan hidungmu, apa yang kau lakukan?”
Dokter : “Aku mencium parfum atau pergi ketaman bunga!”
Syeikh : “Baiklah! Apabila engkau ingin menyenangkan matamu, kenapa tidak mendengar musik
saja?”
)Dia terkejut dengan pertanyaanku(
Dokter : “Tidak mungkin! karena ini kesenangan yang khusus untuk telinga”.
Syeikh : “Apabila engkau ingin menyenangkan hidungmu, kenapa tidak melihat pemandangan yang
indah?”
)Dia bertambah heran(
Dokter : “Tidak mungkin! karena itu adalah kesenangan yang khusus untuk mata”.
Syeikh : “Dan tidakkah mungkin juga engkau merasakan kesempitan dan kejemuan pada matamu?”
Dokter : “Tidak!”
Syeikh : “Engkau merasakannya pada telingamu, hidungmu, mulutmu dan kemaluanmu?”
25
Dokter : “Tidak! Bahkan aku merasakannya didalam hatiku, didalam dada ini”.
Syeikh : “Engkau merasakan kesempitan itu didalam hatimu dan hati memiliki kesenangan yang
khusus yang tidak mungkin engkau menyenangkannya dengan yang lain. Dan engkau mesti
tahu suatu hal yang dapat menyenangkan hati. Karena telingamu engkau gunakan untuk
mendengar musik, mulut untuk meminum khomar, mata memandang yang haram dan
kemaluan untuk berbuat zina. Maka semua itu tidak membuat hatimu senang, bahkan hanya
menyenangkan anggota badanmu saja”.
Laki-laki itu kagum lalu berkata:
Dokter : “Benar! Jadi bagaimana aku dapat menyenangkan hatiku?”
Syeikh : “Dengan engkau mengucapkan ‫أشهد أن ل إله إل ال و أشهد أن محمدا رسول ال‬
-Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah-,
engkau sujud dihadapan Allah yang menciptakanmu, engkau mengadu permasalahan dan
kepentinganmu kepada Allah, maka sesungguhnya dengan itu engkau dapat hidup dengan
rasa nyaman, tenang dan bahagia!”.
Kemudian laki-laki itu mengabaikan kesedihannya lalu berkata:
Dokter : “Berikan kepadaku buku tentang Islam dan tolong doakan, aku akan masuk Islam!”.
Setelah itu aku selesaikan menjalani pengobatan kemudian pergi. Mudah-mudahan Dokter
itu masuk Islam setelah ini. Maha benar Allah Subhanahu Wata’ala ketika berkata:
ّ‫ل ال‬
ِ ْ‫ قُلْ بِ َفض‬.٥٨ .َ‫صدُورِ وَ ُهدًى َو َرحْمَةٌ لّ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬
ّ ‫عظَ ٌة مّن ّربّ ُكمْ َوشِفَاء ّلمَا فِي ال‬ِ ْ‫س َقدْ جَاء ْتكُم مّو‬ ُ ‫يَا َأ ّيهَا النّا‬
)58-57 : ‫ (يونس‬.َ‫ج َمعُون‬ ْ ‫خ ْيرٌ ّممّا َي‬
َ ‫ح َمتِ ِه َف ِبذَِلكَ فَ ْليَ ْف َرحُواْ هُ َو‬
ْ َ‫َو ِبر‬
“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu dan obat bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman (57). Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Karunia Allah dan Rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan"
.(58). )Surat Yunus: 57-58(
Sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mencari kesenangan, kelapangan dan
kebahagiaan dari jalan selain-Nya.
Alah Subhanahu Wata’ala berkata:
.َ‫ح ُكمُون‬
ْ ‫حيَاهُم َو َممَا ُتهُ ْم سَاء مَا َي‬
ْ ‫ت سَوَاء ّم‬
ِ ‫عمِلُوا الصّاِلحَا‬
َ ‫ن آ َمنُوا َو‬
َ ‫جعََلهُ ْم كَاّلذِي‬
ْ ‫س ّيئَاتِ أّن ّن‬
ّ ‫جتَ َرحُوا ال‬
ْ ‫نا‬
َ ‫حسِبَ اّلذِي‬
َ ‫ًأ ْم‬
)21 : ‫(الجاثية‬
”Apakah orang-orang yang berbuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka
seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, yaitu sama antara kehidupan dan
kematian mereka? Alangkah buruknya apa yang mereka putuskan itu”. )Surat Al-Jaatsiyah: 21(
Allah Subhanahu Wata’ala memisahkan kehidupan orang-orang yang bahagia dengan
kehidupan orang-orang yang sengsara. Ketika mereka masih hidup dan setelah meninggal.
Syeikh berkata:
Pada suatu hari seorang pemuda datang kepadaku, aku perhatikan wajahnya kelam bersedih
hati. Ku tanya keperluannya dia diam saja, ku ulang pertanyaan itu kembali, namun dia tetap tidak
berbicara. Aku memperhatikannya, lalu air matanya mengalir.
Syeikh : “Kenapa engkau menangis?”
Pemuda : “Aku tidak sanggup untuk bernafas, karena aku merasakan dada ini sangat sempit dan rasa
bosan. Demi Allah…wahai Syeikh! aku merasa dada ini bagaikan gunung yang
menyembunyikan jiwa, yang tidak sanggup di pindahkan oleh manusia, tidak pula oleh
teman-teman bahkan ibu, bapak dan saudara-saudaraku. Aku tidak sanggup duduk bersama
mereka, gelak tawaku hanya basa basi dan kebahagiaanku hanya pura-pura. Aku datang
menemuimu agar mengobatiku dengan Ruqyah atau engkau tunjukan siapa yang bisa
mengobatiku!”
Kemudian suaranya tertahan lalu terdiam.
Syeikh : “Kesempitan ini pasti ada sebab, apa sebabnya?”
Pemuda : “Aku tidak tahu!?”
Syeikh : “Bagaimana hubungan dengan Rabb-mu?”
Pemuda : “Buruk, dengarkanlah kisahku!”
26
Syeikh : “Iya, ceritakanlah!”
Pemuda : “Begini, disaat aku berumur 14 tahun, bapakku pergi studi ke Amerika lalu aku ikut
bersamanya. Namun aku ditelantarkan, bapakku disana berada diantara tempat tarian dan
pasar-pasar, sedangkan aku ketika itu masih muda. Ketika bapakku telah menyelesaikan
studinya selama 2 tahun, kami kembali ke Riyadh, lalu aku meminta agar dia
mengembalikanku ke Amerika untuk menyelesaikan studiku, akan tetapi dia menolaknya.
Lalu di Riyadh aku belajar pada kelas tiga SLTP, pada tahun pertama kelas tiga aku sengaja
agar tidak lulus pada keseluruhan materi pelajaran. Lalu aku mengulang setahun dan pada
tahun yang kedua aku sengaja lagi agar tidak lulus. sehingga aku mengulang lagi pada tahun
yang ketiga namun aku sengaja juga agar tidak lulus lagi. Sehingga disaat bapakku melihat
hal tersebut, dia mengirimku ke Amerika untuk menyelesaikan studiku. Semestinya aku
menyelesaikan belajar di tingkat SLTA selama 4 tahun, namun aku menyelesaikannya selama
9 tahun. Tidak ada kemaksiatan dimuka bumi ini yang tersisa melainkan pernah aku lakukan
semuanya disana. Karena aku ingin bersenang-senang dengan masa mudaku selagi aku
mampu. Setelah itu aku kembali ke Riyadh lalu mulai masuk kuliah sedangkan aku terus
melakukan kemaksiatan yang besar dan yang kecil. Namun aku merasakan sangat sempit,
mulai menyembunyikan terhadap orang-orang. Kehidupanku terasa sempit, aku bosan
terhadap segala sesuatu. Seluruhnya telah aku coba, namun kejemuan terus kurasakan”.
Ia mengatakan seluruh perkataan ini, mengeluarkan ungkapannya lalu menangis.
Syeikh : “Apakah engkau mengerjakan sholat?”
Pemuda : “Tidak!”.
Syeikh : “Baiklah, Obat yang pertama terhadap kesedihanmu adalah engkau harus memperbaiki
hubungan dengan hatimu yang berada ditangan Allah Subhanahu Wata’ala, yang dibolak-
balikkan sebagaimana yang Dia kehendaki. Maka jagalah sholatmu di Masjid dan janjiku
bertemu denganmu setelah 7 hari”.
Hari pun berlalu, setelah seminggu pemuda itu datang menemuiku dengan raut wajah yang
tidak seperti dulu. Pertama melihat dia mendekapku dan berkata:
Pemuda : “Jazakallohu Khoiron! )semoga Allah Subhanahu Wata’ala membalasimu dengan
kebaikan(. Demi Allah…wahai Syeikh! Sungguh aku sekarang berada dalam kebahagiaan
yang tidak pernah aku rasakan semenjak 9 tahun yang lalu”.
Lalu aku tanya tentang rasa sempit, kebosanan dan kesedihan yang dia rasakan, maka dia
jawab: “Semuanya telah hilang”.
Maha benar Allah ketika berkata:
‫سمَاء‬
ّ ‫ص ّعدُ فِي ال‬
ّ َ‫حرَجاً َكَأ ّنمَا ي‬
َ ً‫ضيّقا‬
َ ‫ل صَ ْدرَ ُه‬
ْ َ‫جع‬
ْ ‫لسْلَمِ َومَن يُ ِردْ أَن ُيضِلّ ُه َي‬ِ ِ‫ص ْدرَهُ ل‬
َ ْ‫شرَح‬ ْ ‫َفمَن ُي ِردِ الّ أَن َي ْه ِديَ ُه َي‬
)125 :‫(النعام‬. َ‫ؤ ِمنُون‬ ْ ‫ل ُي‬
َ ‫ن‬ َ ‫ل ال ّرجْسَ عَلَى اّلذِي‬ ّ ‫جعَلُ ا‬ْ ‫ك َي‬َ ‫َكذَِل‬
”Siapa yang Allah kehendaki untuk memberinya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
Islam. Dan siapa yang dikehendaki untuk disesatkan-Nya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak
lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Seperti demikianlah Allah jadikan godaan terhadap
orang-orang yang tidak beriman”. )Surat Al-An'am: 125(.
Syeikh berkata:
Pada suatu hari seseorang menemuiku,
Pemuda 1 : “Wahai Syeikh! Saudaraku kena sihir, aku menginginkanmu agar menunjukkan seseorang
yang dapat membacakan Al-Qur’an dan meruqyahnya secara Syar’iyyah”.
Lalu aku minta saudaranya untuk menemuiku. Disaat dia datang menemuiku, ternyata pada
wajahnya terlihat sakit kesedihan hati, dada terasa sempit, kondisinya goncang.
Syeikh : “Apa masalahmu?”
Pemuda 2 : “Saya kena sihir, Syeikh!”.
Syeikh : “Apa tandanya bahwa engkau kena sihir?”
Pemuda 2 : “Aku merasakan kesempitan yang berketerusan, selalu jemu dan sedih, aku bosan dari
setiap sesuatu. Aku benci bercampur dengan manusia, sekalipun terhadap ibu dan saudaraku,
aku tidak sanggup untuk duduk bersama mereka, istriku banyak masalah diantara kami, lalu
dia pulang kerumah keluarganya sejak satu tahun yang lalu, menjemukan duduk bersama
anak-anakku”.

27
Dia keluarkan ungkapannya lalu terdiam.
Syeikh : “Kenapa memastikan kalau engkau kena sihir? Barangkali yang menimpamu adalah
balasan dari Allah Subhanahu Wata’ala terhadap sebagian kemaksiatanmu atau barangkali
Allah Subhanahu Wata’ala mengujimu dan engkau mendurhakainya maka Allah cabut rasa
lapang pada dadamu. Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)30 :‫ (الشورى‬.ٍ‫و َيعْفُو عَن َكثِير‬
َ ْ‫سبَتْ َأ ْيدِي ُكم‬
َ ‫َومَا َأصَا َبكُم مّن ّمصِيبَ ٍة َفبِمَا َك‬
”Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka itu adalah disebabkan oleh perbuatan
tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan kalian)”. )Surat
Asy-Syuura: 30(.
Pemuda 2 : “Tidak, aku kena sihir! Bacakan Ruqyah Syar’iyyah kepadaku!”
Syeikh : “Introspeksilah dirimu, perhatikanlah perbuatanmu dan beri kabarlah dengan kebaikan”.
Pemuda 2 : “Tidak, bahkan aku kena sihir, bacakanlah kepadaku!”
Disaat dia semakin banyak membantah, lalu ku ambil gelas berisi air yang berada
disampingku, kemudian ku bacakan Al-Fatihah dan menghembuskannya.
Syeikh : “Minumlah!, aku sudah membacakannya untukmu!”
Lalu dia meminumnya kemudian keluar. Setelah dua hari saudaranya menghubungiku dan
berkata:
Pemuda 1 : “Wahai Syeikh kabar gembira untukmu, sungguh Allah telah memberikan manfaat dengan
bacaan itu!”
Syeikh : )Aku heran( “Kenapa?”
Pemuda 1 : “Saudaraku kemarin duduk berkumpul sepanjang hari bersama ibu dan saudara-saudaraku
yang lain, di waktu sore hari istri dan anak-anaknya datang. Demi Allah…wahai Syeikh!, ibu
dan istrinya mendoakanmu, Jazakallahu khairon telah melepaskannya dari sihir”.
Aku heran dari hal tersebut, lalu ku minta dia datang bersama saudaranya untuk menemuiku.
Tatkala dia telah sampai, aku bertanya tentang sakitnya
Syeikh : “Haah! wahai fulan engkau dapati sihir itu?”
Pemuda 2 : “Tidak, namun aku mendapati sesuatu yang lain, yaitu ku dapati film-film porno dan obat-
obatan terlarang!”.
Syeikh : “Kenapa?”
Pemuda 2 : “Disaat pergi meninggalkanmu, aku merenungkan diri, lalu memperhatikan perkataan
Allah Subhanahu Wata’ala dalam ayat:
)30 :‫( الشورى‬...ْ‫سبَتْ َأ ْيدِي ُكم‬
َ ‫َومَا َأصَا َبكُم مّن ّمصِيبَةٍ َف ِبمَا َك‬
”Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka itu adalah disebabkan oleh perbuatan
tangan kalian sendiri”. )Surat Asy-Syuura: 30(.
Lalu aku mulai meraba-raba situasi yang tidak beres. Ternyata aku selalu tidak antusias
terhadap sholat sejak lama, gemar menonton film porno, bahkan karena banyak menonton
film itu menyebabkan istri dan anak-anakku menjadi marah, sehingga aku merasakan
kesempitan yang berketerusan, mulailah aku memakai Narkoba untuk menghilangkan rasa
sempit yang ada pada diriku, namun kesedihan semakin bertambah. Anehnya aku mengira
kena sihir karena merasa sangat sempit. Setelah itu aku kumpulkan film-film porno yang
ada dirumah lalu membakarnya, aku juga mengambil sisa Narkoba yang kumiliki lalu
membuangnya ke dalam wc serta menyiramnya, kemudian memberitahukan bahwa aku
telah bertobat kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Demi Allah...Wahai syeikh!, aku hampir
tidak pernah melakukan itu lagi, sehingga aku merasakan seolah-olah gunung yang ada
diatas dadaku dulu telah jatuh!”

Wasiat keenam
Lebih mencintai Allah
Penduduk Jannah adalah kaum yang beralih dari berpegang kecintaan kepada makluk kepada
berpegang kekecintaan kepada Kholiq )Pencipta(. Mereka mencintai Rabb-nya dan Allah pun mencintai
mereka. Mereka lebih mencintai Allah daripada keluarga, harta dan diri mereka sendiri. Yang selama ini
28
mereka menemui-Nya pada waktu sahur, menangis disiang hari karena rasa takut kepada-Nya. Mata
mereka rindu untuk melihat-Nya, hati mereka terpotong karena besarnya rasa cinta kepada-Nya.
Sekiranya engkau merasa lezat sedangkan kehidupan adalah pahit,
Sekiranya engkau rela padahal manusia murka,
Sekiranya diantaraku denganmu berpenghuni,
Diantaraku dengan seluruh alam adalah kehancuran,
Apabila berteriak kepadamu persahabatan maka semua itu adalah hina,
Seluruh diatas tanah adalah tanah.
Jiwa mereka rindu untuk melihat-Nya, sehingga mereka berhak memandang pada hari
kiamat. Maka Allah Subhanahu Wata’ala memberi kabar gembira kepada mereka dan berkata:
)23-22 :‫ (القيامة‬.ٌ‫ظرَة‬
ِ ‫ إِلَى َر ّبهَا نَا‬.)22( ٌ‫ضرَة‬
ِ ‫ُوجُو ٌه يَ ْو َم ِئذٍ نّا‬
”Wajah-wajah (orang mu'min) pada hari itu berseri-seri.(22). Mereka memandang Kepada Rabb-nya”.
)Surat Al-Qiyaamah: 22-23(.
Maka jadilah kamu diantara mereka dan berhati-hatilah jiwamu menjadi tergantung kepada
rindu yang diharamkan.
Kadang engkau atau mereka mencintai seseorang karena dia melakukan Qiyamullail atau
sholat tahajud, puasa disiang hari, hafal Qur’an, atau seorang da’i kepada Allah, maka ini semua adalah
cinta kerena Allah, pelakunya mendapat pahala terhadap itu. Dan orang-orang yang saling mencintai
pada hari kiamat mereka berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya, sehingga membuat iri para Nabi
dan Syuhada )orang-orang yang Syahid(.
Kadang seseorang mencintai laki-laki atau perempuan karena kecantikan wajahnya, lembut
katanya atau kegenitannya. Tanpa memperhatikan kepada kebaikan dan ketaatannya kepada Allah, maka
ini adalah cinta karena selain Allah, tidak menambah sesuatu kepada Allah melainkan semakin jauh.
Sungguh Allah Subhanahu Wata’ala telah mengancam pelakunya dan berkata:
) َ‫عدُوّ ِإلّ ا ْل ُمتّقِين‬
َ ٍ‫ض ُهمْ ِل َبعْض‬
ُ ْ‫لْخِلّ ُء يَ ْو َم ِئ ٍذ َبع‬
َ ‫ ا‬.)67 : ‫الزخرف‬
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa”. )QS: Az-Zukhruf: 67(.
Dan berkata:
.28.ً‫خذْ فُلَنًا خَلِيل‬
ِ ‫ يَا َويَْلتَى َل ْي َتنِي لَمْـ َأ ّت‬.27.ً‫ل سَـبِيل‬
ِ ‫خذْتُـ مَعَـ الرّسـُو‬
َ ‫ل يَا َل ْي َتنِي ا ّت‬
ُ ‫َويَوْمَـ َيعَضّ الظّالِمُـ عَلَى َي َديْهِـ يَقُو‬
)29-27 :‫ (الفرقان‬.ً‫خذُول‬ َ ‫ن‬ِ ‫ش ْيطَانُ لِلِْنسَا‬
ّ ‫ن ال‬
َ ‫ن ال ّذ ْكرِ َب ْعدَ ِإذْ جَاءنِي َوكَا‬ ِ َ‫لَ َقدْ َأضَّلنِي ع‬
”Dan hari itu orang yang zalim menggigit kedua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya dulu
aku mengambil jalan bersama Rasul". (27). Kecelakaan besarlah bagiku; sekiranya dulu aku tidak
menjadikan sifulan itu sebagai teman akrab.28. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari
Peringatan ketika Peringatan itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu menelantarkan
manusia”. )Surat Al-Furqaan: 27(.
Bahkan jika orang-orang yang saling mencintai berkumpul atas sesuatu yang menyebabkan
Allah murka, maka mereka dihari kiamat disiksa, kecintaan mereka dibalikkan menjadi permusuhan.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)25 ‫ ( العنكبوت‬.‫صرِين‬
ِ ‫ضكُم َبعْضاً َو َمأْوَا ُكمُ النّارُ َومَا َلكُم مّن نّا‬
ُ ‫ن َب ْع‬
ُ َ‫ضكُم ِب َبعْضٍ َويَ ْلع‬
ُ ‫ُث ّم يَوْم الْ ِقيَامَةِ َ َيكْ ُفرُ َب ْع‬
…”Kemudian di hari kiamat sebahagian kalian mengingkari sebahagian yang lain dan sebahagian
kalian mela'nati sebahagian yang lain. Dan tempat kembali kalian ialah neraka, dan tidak ada bagi
klaian para penolongpun”. )QS: Al-'Ankabuut ayat 25(.
Sesungguhnya diantara sebab yang terbesar dari terjadinya rindu yang diharamkan adalah:
1. Menonton film-film atau VCD kehinaan, yang didalamnya bercampur baur laki-laki dan
wanita. Sehingga jatuhlah pada hati orang yang memandang bahwa cambur baur itu adalah
suatu hal yang biasa. Maka mulailah teliti dari laki-laki atau wanita yang dirindukan. Dan
yang paling parah dari itu adalah apabila film tersebut ada adegan cinta dan rindu yang
membara.

29
2. Bersentuhan dan ciuman. Apabila pemuda dan pemudi melihatnya maka dapat
menyebabkan bergeraknya sesuatu yang tenang pada mereka, menampakkan yang
tersembunyi, hilangnya rasa malu dan dekatnya bala. Seperti itu juga siapa yang melihat foto
atau gambar porno dan menyaksikan orang yang jatuh cinta, pasti hal itu dapat
menggerakkan dirinya sehingga mengikutinya dalam setiap waktu, dipasar, diatas kasur,
dikantor, setan terus menggoda untuk melakukannya. Oleh karena itu Allah memerintahkan
untuk menjaga kemaluan dari perbuatan zina, namun sebelum itu memerintahkan untuk
menundukkan pandangan. Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)30 :‫ (النور‬.َ‫ص َنعُون‬
ْ َ‫خبِيرٌ ِبمَا ي‬
َ ّ‫ل‬
َ ‫نا‬
ّ ِ‫ج ُهمْ ذَِلكَ َأ ْزكَى َل ُهمْ إ‬
َ ‫ن َي ُغضّوا مِنْ َأ ْبصَارِ ِهمْ َو َيحْ َفظُوا فُرُو‬
َ ‫قُل لّ ْلمُ ْؤ ِمنِي‬
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menundukkan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". )Surat An-
Nuur: 30(.
Dan dalam hadits:
)‫ (متفق عليه‬.‫العين تزنى وزناها النظر‬
“Mata itu berzina, dan zinanya adalah memandang (yang diharamkan)”. )Muttafaqun ‘Alaihi(.
Dan diantara sebab tergantung dengan kerinduan ini adalah:
1. Mendengarkan lagu atau nyanyian.
Ibnu Mas’ud berkata: Lagu adalah ruqyah zina, yaitu jalan dan sarananya.
Mengagumkan, ini adalah perkataan Ibnu Mas’ud ketika lagu dinyanyikan oleh para
budak wanita, ketika itu lagu hanya menggunakan rebana dan bait syair yang fasih, dia berkata
terhadap itu “ruqyah zina”. Maka apa yang akan dikatakan oleh Ibnu Mas’ud Rodhiallahu ‘Anhu
apabila dia melihat pada zaman kita sekarang ini? Yang suara dan nyanyian telah beraneka-
ragam, walhasil nyanyian didengarkan didalam mobil, pesawat, daratan dan lautan. Berapa
banyak keburukan yang ada dalam nyanyian! Didalamnya tidak di sebutkan melainkan tentang
cinta dan rindu yang bergejolak dan sangat dalam.
Demi Allah! Tidak halal bagimu, apakah engkau mendengar seorang penyanyi
bernyanyi mendorong untuk menundukan pandangan? Menyantuni anak Yatim? Sholat
dimasjid? Atau tobat? Kita tidak pernah mendengarnya dari semua itu, bahkan “Setiap bejana
mengeluarkan isi yang ada didalamnya”. Hati penyanyi itu dipenuhi oleh syahwat,
ketergantungan dengan kelezatan, maka mulailah dia memberikan apa yang ada padanya,
menyampaikan kepada para pemuda dan pemudi, mengajak mereka untuk menjilat pada sesuatu
yang mereka jilat juga. Dan apabila seekor anjing menjilat bejana )alat makan( seseorang
diantara kamu maka cucilah sebanyak tujuh kali, satu diantaranya dengan menggunakan tanah.
2. Rasa tertarik sesama jenis. Pemuda tertarik kepada pemuda dan tergodanya pemudi dengan
pemudi sesamanya, sungguh itu adalah bahaya dan dosa yang paling besar!.
3. Menganggap enteng dari pandangan yang haram, hal itu dapat menjerumuskan satu diantara
dua bahaya: adakalanya rindu terhadap wanita atau rindu kepada murdan )seorang laki-laki yang
baru tumbuh(. Setan senantiasa ikut dalam pandangannya sehingga dia jatuh dalam perbuatan yang
keji. ‘iyadzan billah )kita berlindung kepada Allah(. Allah Subhanahu Wata’ala mencela perbuatan
yang keji dan buruk ini dan menjadikannya sebagai teman perbuatan syirik dan pembunuhan.
Sebagaimana perkataan Allah Subhanahu Wata’ala:
)68 :‫ ( الفرقان‬.َ‫زنُون‬
ْ ‫ل َي‬
َ ‫ل بِا ْلحَقّ َو‬
ّ ‫حرّ َم الُّ ِإ‬
َ ‫ن النّفْسَ اّلتِي‬
َ ‫خرَ َولَ َي ْقتُلُو‬
َ ‫ن مَ َع الِّ إِلَهًا آ‬
َ ‫ل َيدْعُو‬
َ ‫ن‬
َ ‫وَاّلذِي‬
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain bersama Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina...” )Surat Al-Furqaan: 68(.
Kemudian Allah Subhanahu Wata’ala menyebutkan azab bagi pezina atau pelacur:
...َ‫ ِإلّ مَن تَاب‬.)69(.ً‫ب يَ ْومَ الْ ِقيَامَةِ َو َيخُْل ْد فِي ِه ُمهَانا‬
ُ ‫عفْ َلهُ ا ْل َعذَا‬
َ ‫ ُيضَا‬.)68(.ً‫ك يَلْقَ َأثَاما‬
َ ‫ل ذَِل‬
ْ َ‫َومَن يَ ْفع‬
)70-68 :‫(الفرقان‬

30
“Siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).68.).
Dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia kekal didalamnya dalam keadaan
terhina.69. Kecuali orang-orang yang bertobat...” )Surat Al-Furqaan: 68-70(.
Berapa banyak dari pemudi yang menyia-nyiakan masa mudanya, menodai keluarganya
atau bunuh diri disebabkan apa yang dinamakan dengan rindu yang membara. Berapa banyak diantara
pemuda yang menyibukan waktu dan hari-harinya dan menyia-nyiakan nafas-nafas kehidupannya
terhadap apa yang dinamakan dengan rindu yang bergejolak. Dan kita berada pada zaman yang penuh
dengan orang-orang yang suka merubah ciptaan Allah, sehingga beraneka macam bentuk syahwat.
Para perusak memperkenankan dalam siaran-siaran dan majalah-majalah mereka,
pembicaraan yang bisa dimengerti dan dipahami, menekankan kepada insting-insting dan
memprovokasi atau rangsangan yang haram. Sehingga para pemuda dan pemudi menjadi
kebingungan, terombang-ambing diantara majalah yang menipu, syahwat yang berjalan, siaran-siaran
porno dan film-film nekat serta mempertontonkan kecantikannya.
Obat atau solusi dari itu semua adalah bersahabat dengan orang-orang Sholeh,
menundukkan pandangan, hubungan lawan jenis yang halal )Nikah(, mengisi waktu luang dengan
sesuatu yang bermanfaat. Tidak diragukan lagi bahwa kemewahan yang bertambah dan kurangnya
iman menyeret kepada perbuatan yang tidak berguna ini.
Syeikh berkata:
Adalah anak pamanku tinggal di suatu negara yang berdekatan, disana menampakan wanita
yang bepergian. Laki-laki ini adalah orang kaya yang penuh nikmat, membanggakan bagi putra dan
putrinya. Disaat seorang diantara putrinya sampai pada tingkat kuliah, ia minta kepada orang tuanya
agar dibelikan mobil sehingga dapat berjalan kesana kemari sekehendak hatinya. Lalu orang tuanya
marah dan berkata: “Mobil adalah kunci kejahatan, kadang orang fasiq menghampirimu,
menyebabkan engkau bercampur baur dengan laki-laki dijalan, polisi lalu lintas dan yang lainnya. Aku
dan saudara-saudaramu tidak kurang bersamamu”.
Kemudian pemudi itu menangis, sehingga dia dibelikan mobil, pergi dan kembali
sesukanya. Disaat tahun ajaran kuliah berakhir, masuklah masa liburan.
Pemudi itu berkata kepada bapaknya: “Saya ingin liburan di Inggris bersama teman wanita
untuk belajar Bahasa Inggris”. Bapak yang miskin terkejut dan berkata: “Di Inggris!! Itu tidak
darurat!”. Lalu putrinya menangis, kemudian sang bapak berkata kepada putrinya: “Baiklah kita pergi,
tapi engkau pergi bersamaku atau saudaramu”. Putrinya marah dan berkata : “Saya percaya dengan
diri sendiri, tidak mungkin melakukan sesuatu hal yang tidak disukai-Nya”. Bapaknya enggan, namun
putrinya tahu obatnya, dia menangis lalu masuk ke dalam kamar mengurung diri. Tidak mau makan
dan minum sehingga menyebabkan hati bapaknya lunak dan menangis lalu berkata: “Keluarlah dari
pengurunganmu, engkau akan pergi ke Inggris”. Lalu gembiralah pemudi itu. Dia mulai menyiapkan
tas dan menyusun pakaiannya. Akan tetapi sang bapak pada kali ini penuh pertimbangan, dia tahu
bahwa mesti ada jalan keluar yang pasti, apa yang akan diperbuat?
Sang bapak mengangkat telpon, lalu menghubungi seorang diantara kerabat mereka yang
berdomisili di Madinah, lewat jalan Makkah al-Mukarromah.
Bapak: : “Wahai fulan, apakah engkau ingat si fulan anak paman kita yang tinggal di suatu
Kemah di gurun pasir?”
Sahabatnya : “Iya, dia masih dengan keadaannya seperti dulu di gurun pasir, mengembalakan
kambing, punya onta, dia bekerja menjual mentega dan keju”
Bapak : “Apakah dia sudah menikah?”
Sahabatnya : “Belum, siapa yang akan menikahinya, sedangkan dia orang Arab di gurun pasir, tidak
menetap, berjalan dengan kemahnya setiap waktu”.
Bapak : “Baiklah, aku akan datang ke Makkah setelah dua hari. Dan akan makan siang
bersamamu, aku ingin engkau mengundang si fulan untuk makan bersama kita”.
Sahabatnya : “Baiklah” )lalu dia mengakhirkan pembicaraan dan menutup telpon(
Bapak itu menemui putrinya dan berkata: “Kita akan pergi Umroh dengan mobil kemudian
pergi ke Inggris dengan pesawat dari bandara Jeddah.
Disaat itu adalah hari perjalanan, mereka menyiapkan tas. Keluarga itu berjalan dalam
lindungan Allah Subhanahu Wata’ala. Tatkala mereka sampai dipertengahan jalan ke Makkah bapak

31
itu mengarahkan mobilnya ke kota sahabatnya dan berkata kepada keluarganya, “Kita singgah
sebentar dirumah fulan dan makan siang kemudian kita lanjutkan perjalanan”.
Sampailah dirumah sahabatnya, lalu wanita masuk ke dalam ruangan wanita dan laki-laki
masuk ke ruangan laki-laki. Bapak itu bertemu dengan anak sahabatnya pengembala kambing dan
onta. Dia berbicara panjang lebar dengannya, lalu menawarkan untuk menikahi putrinya! Maka
pengembala kambing itu segera menyetujuinya. Kemudian mereka memanggil dua orang yang telah
diizinkan itu lalu dilangsungkanlah akad nikah.
Setelah itu sang bapak keluar mengangkat tas putrinya -seorang pengantin- dari mobilnya
ke mobil suaminya. Lalu berteriak kepada keluarganya untuk mengeluarkan mereka, maka keluarlah
istrinya dengan anaknya dan keluar juga putrinya yang lembut, dia membersihkan tangannya dari debu
rumah dan menggerutu dari lalat dan serangganya.
Tatkala pemudi itu naik mobil bersama bapaknya, lalu diberi kabar gembira dengan
pernikahannya, dia mengira bapaknya hanya bergurau.
Ternyata serius sekali kemudian menyuruh anaknya untuk turun bersama suaminya, dia
menangis dan enggan, lalu berpelukan dengan ibunya. Bapak itu menemui suaminya dan berkata,
“Istrimu adalah penganten yang pemalu untuk naik mobil bersamamu. Kesinilah engkau, bawalah
dia!”.
Pengembala kambing itu sangat senang dan gembira sekali, dia menggaya dengan genit,
lalu membuka pintu mobil dan membawa istrinya kemudian dinaikkan kedalam mobilnya. Kemudian
mereka membelah gurun pasir, hilang diantara bukit pasir dan bebatuan menuju kemah kebahagiaan.
Adapun bapak gadis itu dia teguh hati, mengalahkan tangisan dan belas kasihan seorang
ibu, kemudian keluarga itu kembali ke negrinya.
Seminggu telah berlalu, bapak itu menelpon sahabatnya yang berada dikota dan
menanyakan tentang kabar menantunya yang baru dan putrinya. Sahabatnya berkata: “Dua hari ini
yang lalu aku melihat mereka dipasar dalam keadaan baik-baik saja!.
Hari dan bulan pun berlalu, sang bapak mendapat kabar dari sahabatnya via telpon. Tatkala
setahun telah berlalu, dia menelpon sahabatnya dan mendapat kabar gembira bahwa putrinya telah
dikaruniai seorang anak.
Beberapa bulan setelahnya, mereka sekeluarga pergi mengunjungi putrinya. Lalu sampailah
mereka dikota temannya dan bersahabat bersama mereka.
Kemudian mereka membelah padang pasir, berjalan diantara bukit pasir, mereka mulai
mencari putri dan kemahnya, ketika mencari tiba-tiba mereka menghadap kepada suatu kemah melihat
seorang wanita yang sedang hamil serta anak kecil didekat pintunya, disaat mereka mendekat,
ternyata itu adalah putrinya, dia gembira dan tersipu malu.
Dia memanggil suaminya dari luar, kemudian datang keluar lalu melayani mereka.
Suaminya adalah lebih baik dari pada kuliahnya dan pergi ke Inggris.
Dengan catatan, bahwa menikahkan anak gadis tanpa persetujuannya adalah tidak boleh,
namun aku ketengahkan peristiwa ini untuk menerangkan dampak dari hidup mewah dan waktu luang
bagi para pemuda dan pemudi.
Sungguh setan menghiasi kepada pemuda dan pemudi sehingga mereka merasa gagah atau
cantik yang dapat memikat dan memalingkan mata orang lain karena kagum dengannya, apabila dia
berjalan dipasar, tertawa lembut, dia mengira dapat mengambil alih perhatian, menggoda orang yang
sedang berhenti dan pejalan kaki, maka hal itu mendorongnya untuk memamerkan dan hilangnya rasa
malu, para pemilik syahwat memperdayainya sehingga mereka bermain-main dengan laki-laki atau
perempuan tersebut. Apabila telah selesai melampiaskan syahwatnya, mereka pergi meninggalkan
muda-mudi tadi kemudian mencari korban yang lain.
Syeikh berkata:
Aku mengisi ceramah disuatu Masjid. Disaat keluar dari Masjid, tiba-tiba seorang pemuda
menunggu didekat mobilku. Badannya kurus, wajahnya pucat, penampilannya menakutkan. Tatkala
melihatnya, aku terkejut lalu berkata kepadanya:
Syeikh : “Ada perlu apa?”
Pemuda : ‘Wahai Syeikh! mantapkan aku, aku ingin bertobat!”
Aku mengira dia akan bertobat dari penyelundupan obat-obatan terlarang, menyamun atau
membunuh, karena penampilannya menunjukkan seperti itu.
Syeikh : “Engkau ingin bertobat dari apa?”
32
Pemuda : “Dari bercumbu rayu dengan para gadis”.
Syeikh : )Aku terkejut, namun diam. Dan berkata dengan penuh keberanian(. “Baiklah,
Alhamdulillah! Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberimu taufiq untuk bertobat!”.
Pemuda : )Dengan nada tinggi dia berkata(. “Namun ada suatu hal yang masih menghalangiku dari
bertobat!”.
Syeikh : “Apa itu?”
Pemuda : “Apabila aku berjalan dipasar, cewek-cewek tidak membiarkanku. Mereka mencumbuiku
di setiap pojok!”.
Perhatikanlah olehmu! Bagaimana setan menipunya. Sungguh mengherankan bagi seorang
muslim atau muslimah setan menyesatkannya hanya dengan pandangan atau perkataan, sedangkan dia
tahu bahwasanya itu akan diperhitungkan terhadap lintasan dan pandangan. Sifat penduduk Jannah
yang paling besar adalah mereka sabar terhadap syahwat. Terhadap ini dikatakan kepada mereka pada
hari kiamat:
)24 : ‫ (الرعد‬.ِ‫ع ْقبَى الدّار‬
ُ َ‫صبَ ْر ُتمْ َف ِنعْم‬
َ ‫لمٌ عََل ْيكُم ِبمَا‬
َ َ‫س‬
"Keselamatan atas kalian karena kesabaran kalian". Alangkah indahnya Jannah tempat terakhir bagi
kalian”. )Surat: Ar-ra'du ayat 24(.
Dan diserukan kepada penduduk Neraka:
)20 :‫(الحقاف‬.ِ‫عذَابَ ا ْلهُون‬
َ َ‫س َت ْم َت ْعتُم ِبهَا فَا ْليَ ْو َم ُتجْزَ ْون‬
ْ ‫حيَا ِتكُ ُم ال ّد ْنيَا وَا‬
َ ‫ط ّيبَا ِتكُ ْم فِي‬
َ ْ‫َأذْ َه ْب ُتم‬
"…Kalian menghabiskan rezki di kehidupan yang hina dan kalian bersenang-senang dengannya;
maka pada hari ini kalian dibalasi dengan kehinaan azab ”. )Surat: Al-Ahqaaf ayat 20(.
Maka apakah engkau termasuk diantara orang-orang yang sabar agar mendapat
kemenangan dengan Jannah yang penuh kenikmatan?.

Wasiat ketujuh
Antusias dalam mempelajari hukum Islam
Semangatlah engkau untuk mempelajari hukum-hukum agama dan mengajarkannya. Ini
adalah ibadah yang besar. Bahkan itu adalah pekerjaan para Nabi, mereka adalah para penduduk
Jannah. Karena mulia dan tingginya kedudukan ilmu, Allah Subhanahu Wata’ala berkata kepada nabi-
Nya:
)114 :‫ (طه‬.ً‫ز ْدنِي عِلْما‬
ِ ‫ب‬
ّ ّ‫َوقُل ر‬
"Dan katakanlah! Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.". )surat Thoha: 114(.
Allah Subhanahu Wata’ala tidaklah memerintahkan Rasul-Nya untuk mencari tambahan
dari sesuatu melainkan ilmu. Dan siapa yang memperhatikan kepada kondisi kebanyakan manusia
maka didapati mereka tidak suka ilmu dan pengajarannya, hadir di majlisnya, membaca bukunya,
alangkah banyaknya diantara mereka yang tenggelam dalam keras kepala kebodohan dan kedunguan.
Seorang mahasiswa muda memberhentikanku dijalan dan berkata:
Mahasiswa : “Saya ada pertanyaan!”
Syeikh : “Apa pertanyaanmu?”
Mahasiswa 1 : “Apabila aku ingin sholat sunnah seperti Witir dan Dhuha apakah aku wajib untuk
berwudhu’? atau aku sholat saja tanpa bersuci?”
Syeikh : )Aku terkejut dengan pertanyaannya dan mengira tidak paham, lalu memintanya untuk
mengulangi pertanyaan. Kemudian dia mengulanginya seperti semula(. “Tentu, engkau
wajib untuk berwudhu’! apakah engkau ada keraguan dalam hal ini?”
Mahasiswa 1 : “Sholat inikan sumbangan dariku, jadi kenapa aku harus berwudhu’?!”
Syeikh berkata:
Aku menyampaikan kajian disuatu masjid tentang sekitar hukum bersuci dari hadats yang
besar dan yang kecil. Tatkala aku keluar, seorang mahasiswa muda menahanku dan berkata:
Mahasiswa 2 : “Aku ingat wahai Syeikh, bahwa siapa yang bangun dari tidurnya dalam keadaan
junub disebabkan oleh mimpi, maka dia wajib mandi?”

33
Syeikh : “Iya, benar!”
Mahasiswa 2 : )Berbicara dengan suara keras( “Apakah dia mesti wudhu’ seperti wudhu’ sholat
atau mandi sempurna?”
Syeikh : “Bahkan dia mesti mandi sempurna! Menyiramkan air keseluruh badannya. Apabila dia
tidak melakukan itu maka hadatsnya tidak terangkat!. Selanjutnya sholatnya tidak sah!”.
Mahasiswa 2 : “Demi Allah...sungguh semenjak beberapa tahun yang lalu apabila aku junub
waktu tidur, aku cukupkan dengan wudhu’ saja seperti wudhu’ sholat. Dan aku tidak tahu
dengan wajibnya mandi dalam keadaan seperti itu kecuali sekarang!”.
Tidak usah heran kalau pertanyaan ini sering dilontarkan pada zaman yang Ulamanya
sedikit dan kebodohannya banyak. Bahkan Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wassalam menceritakan bahwa
diantara tanda-tanda hari kiamat yaitu berkurangnya ilmu dan bertanbah banyaknya kebodohan.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits:
)‫ (متفق عليه‬.‫إن من أشراط الساعة أن يرفع العلم ويكثر الجهل‬
“Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari Kiamat adalah dihilangkannya ilmu dan dibanyakkannya
kebodohan”. )Muttafaqun ‘Alaihi(.
Dan Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
)‫ (متفق عليه‬.‫إن بين يدى الساعة لياما يرفع فيها العلم و ينزل فيها الجهل‬
“Sesungguhnya diantara hari Kiamat ada suatu hari yang pada waktu itu diangkatnya ilmu dan
diturunkan kebodohan”. )Muttafaqun ‘Alaihi(
Siapa yang memperhatikan dalam suatu acara atau pertemuan maka didapati kebanyakan
manusia hari ini mereka sibuk dengan maksiat, dengan mendengar, memandang kepada sesuatu yang
haram atau sibuk dengan urusan yang sia-sia dan pembicaraan yang tidak ada manfaat apakah didunia
maupun diakhirat.
Syeikh berkata:
Pada suatu waktu aku duduk disuatu tempat yang terdapat lebih dari 40 orang laki-laki.
Hiruk pikuk semakin banyak sehingga suara mereka meninggi. Hal itu berlangsung hampir selama
satu jam. Lalu aku berusaha untuk mendiamkan mereka, hal itu sulit bagiku dan orang yang berada
disampingku adalah pembesar mereka. Maka aku mohon kepadanya agar mendiamkan mereka.
Kemudian dia berteriak sehingga mereka diam.
Syeikh : “Sejak aku duduk disini, kalian ngobrol dalam suatu urusan, aku tidak tahu apakah
hal itu ditulis dalam lembaran kebaikan atau keburukan. Akan tetapi aku ingin bertanya
kepada kalian satu pertanyaan, kalian semua hafal surat Al-Ikhlas )ٌ‫حد‬ َ َ‫”?(قُلْ هُوَ الُّ أ‬
Orang banyak : )Mereka saling berteriak( “Iya...Iya...!!!”
Syeikh : “Baiklah, Apa arti ‫صمَد‬ ّ ‫) ? الُّ ال‬Mereka semua diam(. “Kalian hafal surat Al-Falaq?”
Orang banyak : “Iya…Iya…!!!”
Syeikh : “Apa arti ‫) ”?غَاسِقٍ ِإذَا َوقَب‬Mereka tetap diam(.
Jikalau kalian disela-sela duduk membaca tafsir Ayat, penjelasan Hadits atau kalian
belajar suatu hukum dari hukum-hukum agama, maka sungguh hal itu lebih baik dan
lebih lurus bagi kalian. Berkata Abul Qosim Shollallahu ‘Alaihi Wassalam:
‫أيما قوم جلسوا فأطالوا الجلوس ثم تفرقوا قبل أن يذكروا ال ويصلوا على نبيه صلى ال عليه وسلم‬
‫ (حسن رواه‬.‫إل كانت عليهم من ال ترة (أى ثأر و عقوبة) إن شاء ال عذبهم وإن شاء غفر لهم‬
)‫الترمذي والحاكم واللفظ له‬
“Tidaklah suatu Kaum duduk lalu melamakannya kemudian mereka berpisah sebelum
berdzikir kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wassalam,
melainkan Allah menjauhkan mereka (menuntut balas dan siksaan) jika Allah
menghendaki mereka disiksa dan jika Dia menghendaki mereka diampuni”. )Hadits
Hasan Riwayat At-Tirmidzy dan Hakim, lafaz darinya(
Yang mengherankan, diantara beberapa kaum mereka sibuk dalam pertemuan dengan
sesuatu yang tidak bermanfaat. Apabila engkau berbicara kepada mereka satu kata saja mereka
berpaling darinya dan merasa bosan.

34
Rindulah kalian kepada kesibukan selain dari urusan yang tidak berguna!.
Dan dikhawatirkan kepada mereka bahwa menyerupainya orang-orang yang Allah katakan
tentang mereka:
)45 : ‫ (الزمر‬.َ‫شرُون‬
ِ ْ‫س َتب‬
ْ ‫ن مِن دُو ِنهِ ِإذَا ُه ْم َي‬
َ ‫لخِرَةِ وَِإذَا ُذكِرَ اّلذِي‬
ْ ‫ن بِا‬
َ ‫ل يُ ْؤ ِمنُو‬
َ ‫ن‬
َ ‫ت قُلُوبُ اّلذِي‬
ْ ّ‫ش َمأَز‬
ْ ‫حدَ ُه ا‬
ْ ‫وَِإذَا ُذ ِك َر الُّ َو‬
”Dan apabila nama Allah saja yang disebut, hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan
akhirat merasa benci dan apabila nama orang-orang selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka
gembira”. )Surat Az-Zumar : 45(
Seseorang menceritakan bahwa Khalid bin Shofwan adalah seorang ahli Balaghoh dan
Adab, dia mengisi majlisnya dengan menyebutkan beberapa cerita, sejarah dan adab. Pada suatu hari
seorang laki-laki berkata kepadanya:
Fulan : “Wahai Amir! Bagaimana ini, apabila aku melihatmu menyebutkan cerita-cerita,
mengajarkan Atsar dan melagukan syair-syair, aku merasa bosan dan ngantuk?!”
Khalid : “Karena engkau adalah Keledai yang berbentuk Manusia”.
Benar! Sesungguhnya siapa yang perhatiannya hanya kepada dunia, makan dan minum
serta lalai dari menuntut ilmu, belajar ilmu agama maka dia seperti binatang ternak dan lebih dekat
kepada kehancuran, kehidupannya terbatas, nafas-nafasnya terhitung dan waktu-waktunya tersia-sia.
Maka berhati-hatilah hidupmu berlalu dengan terlantar!
Hendaklah engkau menjadi orang yang bersegera memberi manfaat kepada manusia dalam
majlis mereka, engkau membawa buku yang bermanfaat lalu membacakan kepada mereka, walaupun
dalam waktu 10 menit, dengan majlis dan jiwamu itu dapat mensucikan dan membersihkan mereka.
Ibrahim at-Taimy berkata:
Aku menemui seorang Hakim yang bernama Abu Yusuf untuk menjenguknya sakit,
ternyata aku mendapatinya sedang pingsan, lalu disaat telah sadar dia berkata kepadaku:
Abu Yusuf : “Wahai Ibrahim, mana yang lebih utama bagi orang yang menunaikan haji dalam
melempar jumroh, dia melemparnya dalam keadaan berjalan kaki atau naik
kendaraan?”
Ibrohim at-Taimy : “Naik kendaraan”.
Abu Yusuf : “Engkau salah”.
Ibrohim at-Taimy : “Berjalan”.
Abu Yusuf : “Engkau salah”.
Ibrohim at-Taimy : “Katakanlah, aku rela kepadamu”.
Abu Yusuf : “Adapun apabila didekatnya ada orang yang berhenti sedang berdo’a maka lebih
utama dia melemparnya dalam keadaan berjalan, namun apabila tidak ada yang
berhenti disisinya maka lebih utama dia melemparnya dalam kondisi naik
kendaraan”.
Ibrohim at-Taimy : “Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberi manfaat dengan ilmumu, semoga
Allah Subhanahu Wata’ala membalasi kebaikanmu terhadapku”. )Kemudian aku
berdiri dari hadapannya, belum sampai kepintu rumahnya tiba-tiba aku mendengar
suara yang keras terhadapnya, ternyata dia telah meninggal Rohimahullah(.
Al-Faqih Al-Walajy berkata:
Saya mendatangi Abu Raihan Al-Bairuny sewaktu dia merelakan jiwanya, nafasnya
berbunyi karena sekarat sehingga membuat dadanya menjadi sempit. Walaupun demikian dia teringat
masalah hukum warisan, dulu aku pernah membicarakan dengannya tentang itu. Lalu dia berkata
kepadaku:
Abu Raihan : “Pada suatu hari, bagaimana engkau mengatakan kepadaku bahwa bagian nenek
dari pihak ibu?”
Al-Faqih Al-Walajy : )aku berkata dengan nada kasihan(. “Apakah dalam kondisi seperti ini?”
Abu Raihan : “Wahai ini, tinggalkanlah dunia, saya tahu dengan masalah ini. Bukankah suatu
kebaikan dari pada aku meninggal sedangkan aku tidak mengetahuinya”.
Biasakanlah dirimu agar tidak berlalu sehari pun melainkan engkau membaca beberapa
halaman dari buku yang bermanfaat, mempelajari tafsir ayat atau makna dari suatu hadits. Dan apabila
harimu berlalu namun engkau tidak berusaha menjadi orang yang bertaqwa, tidak pula mengambil
faidah dari suatu ilmu maka apalah artinya umurmu itu?

35
Sedangkan menuntut ilmu adalah diantara sebab masuk kedalam Jannah. Rasul Shollallahu
‘Alaihi Wassalam berkata:
‫ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل ال له به طريقا إلى الجنة وما الجتمع قوم في بيت من بيوت ال يتلون كتاب‬
‫ال ويتدارسونه بينهم إل نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملئكة وذكرهم ال فيمن عنده ومن بطأ به‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫عمله لم يسرع به نسبه‬
“Siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan untuknya jalan ke Jannah.
Tidaklah berkumpul suatu kaum pada suatu masjid dari beberapa masjid, mereka membaca Al-
Qur’an dan saling mempelajarinya melainkan diiturunkan kepada mereka rasa ketenangan, dinaungi
dengan Rahmat, dikelilingi oleh Malaikat dan Allah menyebut mereka kepada makluk disekitarnya.
Dan siapa yang lambat (sedikit) amalnya maka nasabnya tidak bisa mempercepatnya
(membantunya)”. )Riwayat Imam Muslim(.

Wasiat kedelapan
Takut berbuat Dosa
Penduduk Jannah, mereka mengagungkan Rabb-nya dengan sebenar-benar pengagungan.
Mereka berdiri diatas kaki dengan penuh rasa takut, takut dari kecelakaan dosa, meninggalkan
kelezatan hidup dalam jalan menemui Allah Subhanahu Wata’ala dan Dia ridho terhadap mereka.
Ma’iz bin Malik Rodhiallahu ‘Anhu adalah seorang pemuda sahabat yang telah menikah di
Madinah. Pada suatu hari setan membisikkan dan menipunya dengan seorang budak wanita milik laki-
laki Anshor. Lalu dia berdua-duaan dengannya, bersembunyi dari pandangan manusia dan setan adalah
yang ketiganya, senantiasa menghiasi mereka berdua terhadap satu sama lain sehingga mereka
berzina.
Disaat Ma’iz telah selesai melakukan perbuatan dosa itu, setan menelantarkannya, lalu dia
menangis dan menyadari dirinya terhadap budak wanita itu, ia takut dengan azab Allah Subhanahu
Wata’ala, hidupnya terasa sempit, dosa menghantuinya sehingga terasa membakar hatinya.
Kemudian dia datang menemui Dokter Hati dan berdiri dihadapannya, mengakui perbuatan
haram yang dia lakukan dan berkata:
Ma’iz : “Wahai Rasulullah sungguh seorang hamba telah berzina, maka sucikanlah aku”. )minta
hukuman rajam(.
Lalu nabi berpaling darinya. Namun dia datang lagi dari arah yang lain dan berkata:
Ma’iz : “Wahai rasulullah aku telah berzina, sucikanlah aku!”
Rasul : “Celakalah engkau, pulanglah! Minta ampun dan bertobatlah kepada Allah!”
Lalu dia pergi, tidak jauh dari tempat itu dia tidak sanggup untuk bersabar lalu kembali lagi
menemui Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wassalam dan berkata:
Ma’iz : “Wahai Rasulullah sucikanlah aku!”
Rasul : “Celakalah engkau, pulanglah! Minta ampun dan bertobatlah kepada Allah!”
Lalu dia pergi, tidak jauh dari tempat itu kemudian datang lagi kepada Rasul Shollallahu
‘Alaihi Wassalam dan berkata:
Ma’iz : “Wahai rasulullah sucikanlah aku!”
Rasul : )Dengan suara meninggi rasul berkata(. “Celakalah engkau, apakah engkau tahu apa itu
zina?”
Kemudian memerintahkannya lalu diusir dan dikeluarkan! Namun dia datang lagi yang
kedua kalinya dan berkata:
Ma’iz : “Wahai rasulullah aku telah berzina, sucikanlah aku!”
Rasul : “Celakalah engkau! Apakah engkau mengetahui apa itu zina?”
Lalu beliau memerintahkan untuk mengusir dan mengeluarkannya. Kemudian dia
menemuinya dan menemuinya lagi, disaat dia telah berulang kali seperti itu. Rasul Shollallahu ‘Alaihi
Wassalam bertanya kepada kaumnya dan berkata:
Rasul : “Apakah dia gila?”
Kaumnya : “Wahai Rasulullah selama yang kami tahu dia tidak apa-apa!”
Rasul : “Apakah dia minum khomar?”

36
Lalu seorang diantara mereka berdiri membuka mulutnya dan mencium baunya, namun
tidak didapati aroma khomar. Lalu Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam menoleh kepadanya dan
berkata:
Rasul : “Apakah engkau tahu apa itu zina?”
Ma’iz : “Iya, aku berhubungan dengan wanita secara haram, seperti seorang laki-laki berhubungan
secara halal dengan istrinya!”
Rasul : “Jadi apa yang engkau inginkan dengan perkataan ini?!”
Ma’iz : “Aku ingin engkau mensucikanku!”.
Rasul : “Baiklah!”.
Lalu Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam memerintahkan untuk merajamnya sehingga
meninggal Rodhiallahu ‘Anhu. Tatkala mereka mensholatkan dan menguburkannya, Rasul Shollallahu
‘Alaihi Wassalam melewati kuburannya bersama sebagian sahabatnya, lalu beliau mendengar dua
orang laki-laki berkata kepada temannya: “Perhatikanlah ini, Allah Subhanahu Wata’ala telah menutup
aibnya namun dirinya tidak tenang sehingga dia dirajam seperti melempar anjing”. Lalu Nabi
Shollallahu ‘Alaihi Wassalam diam kemudian berjalan selama satu jam sehingga melewati bangkai
keledai yang terbakar oleh panas matahari menggembung dan terangkat kedua kakinya. Lalu Rasul
Shollallahu ‘Alaihi Wassalam bertanya:
Rasul : “Mana fulan dan fulan?”
Dua laki-laki : “Kami ini wahai Rasulullah”.
Rasul : “Turunlah kalian berdua dari bangkai keledai ini”.
Dua laki-laki : “Wahai Nabi Allah! Semoga Allah Subhanahu Wata’ala mengampunimu”.
Rasul : “Siapa yang memakan ini?”
Lalu Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
‫ والذي‬.‫ لقد تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم‬.‫ما نلتما من عرض أخيكما آنفا أشد من أكل الميتة‬
)‫ (أصل القصة في صحيحين‬.‫نفسي بيده إنه الن لفي أنهار الجنة ينغمس فيها‬
“Apa yang telah kalian caci terhadap kehormatan saudara kalian berdua adalah lebih
buruk dari pada memakan bangkai!. Sesungguhnya dia telah bertobat!, jikalau dibagi
kepada ummat sungguh mencakup bagi mereka sekalian. Demi yang nyawaku berada
ditangan-Nya sesungguhnya sekarang ini dia berada di Jannah larut dengan kesenangan
didalamnya”. )Asal kisah dalam Sohihain. Dan digabungkan dengan riwayat selainnya(.
Sungguh beruntunglah Ma’iz bin Malik. Iya, dia telah jatuh kedalam perbuatan zina, dia
telah merobek penutup antara dirinya dengan Allah Subhanahu Wata’ala, namun tatkala dia telah
selesai dari kemaksiatannya, hilang kelezatannya, tinggallah kesedihan, bertambah besarlah kesalahan
itu, lalu dia menyesal kemudian bertobat, sekiranya tobat itu dibagi diantara ummat sungguh
mencakupi mereka.
Bukan berarti pembicaraan kita tentang Ma’iz Rodhiallahu ‘Anhu bahwa kita menuntut
setiap orang yang jatuh kedalam dosa besar agar dia minta penegakkan hukum terhadap dirinya,
namun yang kita inginkan adalah agar suatu kemaksiatan tidak menetap pada hati sehingga
menjinakkannya dan tidak pula tobat untuk melakukan dosa kembali. Nabi Shollallahu ‘Alaihi
Wassalam berkata:
‫وأى قلب أنكرها نكت فيه‬..‫فأى قلب أشربها نكت فيه نكتة سوداء‬..‫تعرض الفتن على القلوب كا لحصير عودا عودا‬
‫والخر‬..‫فل تضره فتنة ما دامت السماوات والرض‬..‫على أبيض مثل الصفا‬..‫حتى تصير على قلبين‬..‫نكتة بيضاء‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫كالكوز مجخيا ل يعرف معر وفا ول ينكر منكرا إل ما أشرب من هواه‬..‫أسود مربادا‬
“Fitnah dibentangkan kepada hati seperti tikar yang ditenun sedikit demi sedikit. Hati mana saja
yang meminumnya maka ditulis padanya titik hitam, dan hati mana saja yang mengingkarinya maka
ditulis padanya titik putih, sehingga hal itu berlaku terhadap dua hati: pertama hati yang putih seperti
kapas maka fitnah tidak dapat membahayakannya selama langit dan bumi masih tegak, dan yang
kedua hati hitam yang berdebu, seperti gelas yang terbalik tidak mengenal yang ma’ruf dan tidak pula
mengingkari kemungkaran kecuali yang teresap oleh hawa nafsunya”. )riwayat Imam Muslim(.

37
Mana hati yang putih itu, yang gemetar apabila terjatuh dalam maksiat? Lalu dia segera
bertobat dan kembali, sesungguhnya menganggap enteng dosa merupakan jalan yang buruk dan
kehinaan didunia dan diakhirat. Penduduk Jannah apabila mereka diingatkan mereka menjadi sadar.
Apakah engkau mendengar tentang Qo’naby? Dia adalah Imam ‘Alim Ahli Hadits.
Ketika masa mudanya dia meminum minuman keras dan bergaul dengan orang fasiq. Pada
suatu hari dia mengajak temannya untuk bermabuk-mabukkan dirumahnya, dia duduk didekat pintu
menunggunya, lalu lewatlah Syu’bah Bin Al-Hajjaj Imam Ahli Hadits dan manusia mengiringi
dibelakangnya, maka terkejutlah Qo’naby melihat manusia berdesak-desakkan kepada Syeikh. Lalu
dia bertanya kepada seseorang diantara mereka dan berkata:
Qo’naby : “Siapa ini?”
Fulan : “Imam Syu’bah bin al-Hajjaj”
Qo’naby : )Kemudian dia berkata dengan nada mengolok-olok( “Siapa itu Syu’bah?!”
Fulan : “Dia Ahli Hadits, orang ‘Alim”.
Maka disaat Qo’naby mendengar kata Ahli Hadits lantas dia berdiri kehadapan Syu’bah
dan berkata:
Qo’naby : )Dengan nada mengejek( “Telah berkata kepadaku…”)yakni selama Ahli Hadits maka
sering menyebutkan haddatsany…(
Syu’bah : )Memandang kepadanya( “Selama engkau pengikut hadits maka aku akan katakan
kepadamu ‘telah berkata kepadaku…”
Qo’naby : )Dia marah dan menodongkan pisau kepadanya( “Bacakanlah kepadaku atau aku tusuk
engkau dengan pisau ini?!”
Syu’bah : )Ia menoleh kepadanya( “Telah berkata kepadaku Manshur dari Rob’iy dari Abu Mas’ud
Rodhiallahu ‘Anhu berkata:
)‫ (حسن رواه الترمذي‬.‫أذا لم تستح فاصنع ما شئت‬
“Apabila kamu tidak merasa malu maka perbuatlah sekehendakmu”. )Hasan, riwayat at-
Tirmidzy(.
Tatkala Qo’naby mendengar hadits ini hatinya yang bersih merasa sesuai, teringat apa yang
telah dia perangi terhadap Rabb-nya semenjak beberapa tahun yang lalu. Kemudian dia membuang
pisaunya dan kembali kerumahnya, lalu dia berdiri mengambil seluruh barang-barang yang dimiliki
dari khomar lalu membakarnya. Setelah itu dia minta izin kepada ibunya pergi ke Madinah untuk
menuntut ilmu. Dia senantiasa belajar dengan Imam Malik sehingga dia menghapal darinya. Dan
jadilah dia diantara Ulama Besar Ahli Hadits. Sebab hidayahnya adalah pelajaran yang sekilas lalu,
namun hatinya yang penuh malu merasa sesuai dengan itu.

Wasiat kesembilan
Ddzikir adalah ibadah yang terbesar
Apakah engkau ingin aku tunjukkan kepada suatu ibadah diantara ibadah-ibadah yang
besar. Adalah Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam melakukannya dalam setiap keadaan. Bahkan Allah
Subhanahu Wata’ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar melakukannya sebelum
dan setelah sholat, setelah haji, bahkan diwaktu sedang perang, sebelum makan dan setelahnya,
sebelum tidur dan setelahnya, sebelum masuk wc dan setelahnya. Bersamaan dengan itu tidak perlu
menghadap kiblat, menutup aurat, tidak pula melakukannya secara berjamaah bahkan tidak perlu
bepergian untuk melakukannya.
Ibadah ini sanggup dilakukan oleh orang besar dan anak kecil, orang kaya dan miskin, laki-
laki dan wanita, yang berilmu dan yang bodoh serta orang yang sibuk dan orang yang sedang luang.
Apakah engkau mengetahui ibadah ini? Allah Subhanahu Wata’ala memuji orang-orang
sholeh laki-laki dan wanita karena mereka melakukannya. Sebagaimana perkataan Allah Subhanahu
Wata’ala:
)3 5 :‫ (الحزاب‬.ً‫عظِيما‬
َ ً‫ع ّد الُّ َلهُم ّمغْ ِفرَةً وََأجْرا‬
َ َ‫لّ َكثِيراً وَالذّا ِكرَاتِ أ‬
َ ‫نا‬
َ ‫وَالذّاكِرِي‬
“Dan laki-laki serta perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah sediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar”. )surat Al-Ahzab: 35(

38
Dan Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
‫أل أنبئكم بخير أعمالكم وأزكاها عند مليككم وأرفعها في درجاتكم وخير لكم من إنفاق الذهب والورق وخير لكم من‬
‫ ذكر ال تعالى! (صحيح رواه الترمذي و ابن‬:‫ بلى! قال‬:‫أن تلقوا عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم؟! قالوا‬
)‫ماجه‬
“Apakah kalian mau aku beritahukan tentang amalan kalian yang terbaik, paling suci dari apa yang
kalian miliki, paling tinggi dalam derajat kalian dan lebih baik dari pada menginfaqkan emas dan
uang, lebih baik dari berperang melawan musuh kalian, kalian memukul leher mereka dan mereka
pun memukul lehermu!” Sahabat menjawab: “Benar kami mau wahai Rasulullah!” Lalu Beliau
berkata: “Yaitu Berdzikir kepada Allah Ta’ala”. )Sohih, Riwayat at-Tirmidzy dan Ibnu Majah(.
Muadz bin Jabal Rodhiallahu ‘Anhu berkata: “Tidak ada yang paling menyelamatkan dari
Azab Allah Subhanahu Wata’ala melainkan zikrullah”. Adalah Abu Hurairoh Rodhiallahu ‘Anhu
bertasbih dalam sehari semalam lebih dari 12.000 ucapan tasbih!!!. Dan dikatakan tasbih ini
menyelamatkan diri dari api neraka. Diantara beberapa dzikir yang paling utama adalah membaca ayat
kursi setelah sholat wajib. Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam:
)‫ (صحيح رواه النسائي وابن السني‬.‫من قرأ آية الكرسي في دبر كل صلة لم يحل بينه وبين دخول الجنة أل الموت‬
“Siapa yang membaca ayat Kursi setiap selesai Sholat, maka tidak ada yang dapat menghalanginya
untuk masuk kedalam Jannah kecuali kematian”. )Shohih Riwayat Nasaa-iy dan Ibnu Sunny(
Dan Beliau berkata:
‫ أشهد أن ل إله إل ال وأن محمدا عبد ال ورسوله إل فتحت له‬:‫ما منكم من أحد يتوضأ فيسبغ الوضوء ثم يقول‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫أبواب الجنة الثمانية يدخل من أيها شآء‬
“Siapa diantara kalian yang berwudhu’ lalu menyempurnakannya kemudian mengucapkan - ‫أشهد أن ل‬
‫ إله إل ال وأن محمدا عبد ال ورسوله‬- melainkan dibukakan untuknya delapan pintu Jannah dia masuk dari
mana saja yang diinginkannya”. )Riwayat Imam Muslim(
Maka jadilah engkau termasuk orang yang berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata’ala
terhadap seluruh keadaamu. Iya, kadang engkau kurang dalam melaksanakan Qiyamullail, puasa
sunnah atau sedekah, maka berhati-hatilah dirimu bermalas-malasan dari dzikir sedangkan itu tidak
membebanimu sedikit pun. Sungguh Rabb-mu Azza Wajalla berkata:
)152 : ‫ (البقرة‬.ِ‫ولَ َتكْ ُفرُون‬
َ ‫شكُرُواْ لِي‬
ْ ‫فَا ْذكُرُونِي َأ ْذكُ ْر ُكمْ وَا‬
”Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kalian mengingkari (ni'mat)-Ku”. )Surat Al-Baqarah: 152(

Wasiat kesepuluh
Hati-hati dalam pengambilan sumber Agama Islam
Apa sumbermu dalam pengambilan ilmu )Talaqqy(? Pertanyaan yang penting!
Sekilas sebagian manusia mengikuti yang murah, mereka gembira terhadap orang yang
memberikan fatwa yang sesuai dengan hawa nafsunya. Bahkan sebagian mereka apabila mendengar
fatwa yang sesuai dengan hawa nafsunya merasa sangat senang dengannya dan memuji orang yang
berfatwa )mufti(, dengan berkata: “Ini dia Syeikh yang ‘Alim, ini Syeikh yang paham dengan keadaan,
ini yang menghidupkan perawatan ummat Islam”. Dia berkata begini tentang fatwa sekalipun
menyelisihi Al-Quran dan As-Sunnah, yang terdapat didalamnya menyia-nyiakan agama, menganggap
enteng dalil-dalil Syar’iy atau berusaha mencari yang murah dan perkataan yang lemah. Yang penting
itu fatwa…fatwa!. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala akan menanyaimu pada hari kiamat satu
pertanyaan yang telah ditentukan:
)65 : ‫ (القصص‬.َ‫رسَلِين‬
ْ ‫ج ْب ُتمُ ا ْل ُم‬
َ ‫ل مَاذَا َأ‬
ُ ‫َويَ ْو َم ُينَادِي ِهمْ َفيَقُو‬
”Dan hari itu (kiamat) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Apakah jawabanmu kepada para
Rasul?". )Surat Al-Qashash: 65(

39
Tidak akan pernah Dia menanyaimu tentang Syeikh fulan dan tidak pula fulan, hanya saja
tentang mengikuti Al-Quran dan As-Sunnah saja. Sekali lagi aku ulang satu pertanyaan kepadamu. Apa
sumbermu dalam pengambilan ajaran agama )Talaqqy(?
Apakah setiap orang yang memakai jubah dan sorban )‘imamah(, muncul disiaran TV dan
memulai pembicaraannya dengan Alhamdulillah lalu menutupnya dengan Wallahu A’lam dia adalah
orang yang layak untuk berfatwa )Mufty(?
Apakah setiap orang yang baik dia adalah sumber dalam pengambilan ilmu )Talaqqy(?
Sesungguhnya ukuran yang pantas untuk engkau putuskan dengannya terhadap Syeikh
Mufty yaitu bahwa adalah fatwanya sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah.
)26 :‫ (ص‬.ِّ‫ل ال‬
ِ ‫سبِي‬
َ ‫ل َت ّتبِعِ ا ْلهَوَى َفيُضِّلكَ عَن‬
َ ‫َو‬
“Dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena itu akan menyesatkan engkau dari jalan
Allah”. )surat Shaad: 26(.
Syeikh berkata:
Saya memberikan pengajian disuatu masjid, lalu datang seorang diantara mereka
menemuiku dan berkata: “Wahai Syeikh kenapa engkau keras dalam masalah ikhtilath )campur baur
laki-laki dan wanita(? Sedangkan Syeikh Doktor fulan dalam siaran...berkata: “Sesungguhnya ikhtilath
antara laki-laki dan wanita hukumnya adalah boleh dalam resepsi dan acara-acara apabila dengan niat
yang baik dan memandang tanpa syahwat!?”
Saya juga memberikan ceramah ditempat lain lalu datang menemuiku seseorang diantara
mereka dan berkata:
Fulan : “Wahai Syeikh apa hukumnya Riba?”
Syeikh : “Hukumnya haram dalam keseluruhan bentuk dan macamnya!”.
Fulan : “Syeikh fulan dalam siaran...mengatakan: “Sesungguhnya Riba itu adalah darurat dari
beberapa darurat masa kini, jadi tidak masalah!”.
Kemudian datang menemuiku yang ketiga meminta fatwa tentang hukum musik dan alat-
alatnya lalu dia berkata: “Syeikh fulan berfatwa bahwa hukumnya itu adalah halal”.
Maka janganlah engkau jadikan agamamu sebagai sasaran bagi setiap orang yang ingin
mengurangi atau merusaknya terhadapmu, sesungguhnya engkau akan diperhitungkan dan ditanya
dalam keadaan sendiri.
)65: ‫ (القصص‬.َ‫ج ْبتُمُ ا ْل ُمرْسَلِين‬
َ ‫مَاذَا َأ‬
"Apakah jawabanmu kepada para Rasul?". )Surat Al-Qashash: 65(
Berhati-hatilah engkau dari menjadi diantara pengikut imam-imam yang menyesatkan,
sungguh Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam telah berkata:
)‫ (صحيح رواه الترمذي والدارمي‬.‫إنما أخاف على أمتى الئمة المضلين‬
“Hanya saja yang aku takutkan terhadap ummatku adalah para Imam atau pemimpin yang
menyesatkan”. )Sohih, riwayat at-Tirmidzy dan ad-Daarimy(.
Singkat kata, bahwa perkataan para Mufty yang suka menganggap enteng agama tidaklah
menipu melainkan terhadap orang-orang yang dungu dan orang-orang bodoh. Adapun orang-orang
yang berakal maka sesungguhnya mereka tidak bergegas-gegas dibelakang setiap orang yang
menggaok.
Dengarlah olehmu dua contoh yang aneh ini:
1. Ghiyats bin Ibrohim:
Adalah dia terlihat berilmu dan mengaku hafal beberapa hadits beserta riwayatnya,
dia punya kedudukan dan pandai berbicara sehingga manusia berkumpul disekitarnya, lalu dia
menceritakan kisah-kisah yang menakjubkan dan mereka mempercayainya.
Pada suatu hari seorang laki-laki melihatnya melakukan suatu perbuatan yang tidak
pantas lalu dia berkata kepadanya:
Fulan : “Apakah kamu tidak malu terhadap manusia?!”
Ghiyats : “Dimana manusia itu?”
Fulan : “Mereka yang berkumpul bersamamu!”

40
Ghiyats : “Mereka itu bukanlah manusia, tapi sapi. Apabila engkau ingin kepastian dariku, ayo
ikut denganku!”.
Kemudian mereka berdua pergi. Ghiyats duduk dimajlisnya dan mulai berbicara
kepada manusia tentang Jannah dan sifatnya, mereka diam mendengarkan. Tatkala melihat
mereka terbawa arus dengan pembicaraannya, dia merekayasa hadits palsu yang muncul dari
akalnya dan berkata kepada mereka: “Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata: “Siapa yang
sanggup diantara kalian untuk menjilat hidung kelinci betina dengan lidahnya maka dia masuk
Jannah” )pent. awas hadits palsu!!!(.
Kemudian orang-orang yang mendengarnya mulai mengeluarkan lidah dan berusaha
untuk menjilat hidung Kelinci betina!
Setelah itu Ghiyats menoleh kepada temannya dan berkata: “Bukankah sudah
kubilang mereka itu adalah sapi?!”
2. Seorang laki-laki yang mengaku punya ilmu berlimpah.
Dia sanggup menjawab seluruh pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, tidak pernah
satu hari pun dalam masalah apa saja dia mengatakan “Saya tidak tahu”. Bahkan dia mengarang
jawaban lalu meletakkan dalillnya dan memperlihatkannya didepan manusia.
Pada suatu hari orang-orang yang berakal berkumpul dan berkata: “Laki-laki itu
adakalanya dia orang yang paling alim dimuka bumi atau dia membuahkan kebodohan kita”.
Lalu mereka sepakat untuk melakukan pengetesan terhadapnya. Mereka mengarang satu kalimat
yang terdiri dari enam huruf lalu mereka datang menemuinya, mencium kepala dan
mengagungkannya kemudian mereka berkata:
Orang berakal : “Wahai Syeikh! Ada masalah…masalah! Kami kesulitan dan ingin mendapat
penjelasan darimu tentang jawabannya”.
Lalu laki-laki yang mengaku alim itu berkata:
Fulan : “Tepat kalian bertemu dengan orang yang ahli, apa masalah kalian? Kalian
berselisih sedangkan aku masih hidup?!”
Orang berakal : “Apa itu Al-Khonfasyar?!”
Fulan : “Al-Khonfasyar adalah tumbuhan yang tumbuh di arah selatan Yaman,
didalamnya terasa pahit, apabila onta betina memakannya dapat menahan air susu
pada susuannya, digunakan oleh pemilik onta, apabila mereka ingin menjualnya,
mereka menipu manusia sehingga orang yang membeli mengira bahwa susu yang
banyak berada disekitar onta betina padahal bukan demikian”.
Lalu si Syeikh bersandar dan terus berkata:
Fulan : “Al-Khonfasyar sangat terkenal dikalangan orang arab, mereka telah
menyebutkan didalam sairnya dan Nabi pun berkata didalam Sunnahnya. Berkata
sang penyair:
Sungguh hatiku telah mengikat cinta kepadamu
Sebagaimana susu mengikat Al-Khonfasyar
Lalu dia berdehem dan berkata: ”Adapun dalil dari As-Sunnah maka Shollallahu
‘Alaihi Wassalam telah berkata!”
Lalu mereka saling menolak dan berteriak: ”Cukup…cukup! Takutlah kamu kepada
Allah wahai pembohong, engkau telah berbohong terhadap bahasa Arab, berbohong terhadap
sair, engkau ingin pula berbohong terhadap Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wassalam”. Kemudian
mereka mendorongnya.
Janganlah engkau jadikan Agamamu sebagai sasaran bagi seluruh orang yang mengarahkan
menurut kemauannya. Maka seorang Mufty mesti memenuhi dua syarat yaitu Ilmu dan Wara’ )berhati-
hati(.
Adapun Ilmu dia adalah pengambilan dalil yang benar dengan nash dari Al-Quran dan As-
Sunnah.
Sedangkan Wara’ yaitu rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala dalam berfatwa, tidak
tertipu dengan harta atau kedudukan. Bahkan dia berkata yang benar dan tidak takut pada jalan Allah
terhadap orang yang mencacinya.
Sungguh sangat sedikit Ulama Robbaniyyin pada masa sekarang ini!.

41
Wasiat terakhir
Dunia hanyalah tempat persinggahan
dan Akhirat adalah tempat menetap
Ingatlah ketika engkau berdiri dihadapan Allah Subhanahu Wata’ala dan ketahuilah dunia
ini adalah tempat persinggahan bukan tempat menetap. Kita mohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala
husnul khotimah )meninggal dalam keadaan yang baik(.
Sahabatku Berkata:
Ketika aku Studi di Canada, aku tidak akan melupakan selamanya, pada hari itu aku
membantu seorang Polisi lalu lintas terhadap pasien Rumah Sakit diruangan UGD, perhatianku
mengarah kepada pasien yang berada ditempat tidur nomor 3, namanya adalah Muhammad.
Aku memeriksa wajahnya yang hampir tidak terlihat karena banyaknya alat dan selang
pada mulut dan hidungnya. Dia adalah seorang pemuda yang berumur 25 tahun, kena penyakit AIDS,
masuk rumah sakit sejak dua hari yang lalu disebabkan pengaruh infeksi akut pada paru-paru.
Kondisinya sangat kritis sekali…sangat kritis!.
Aku mendekatinya lalu berusaha berbicara dengan lembut: “Muhammad…Muhammad!”.
Dia mendengar suaraku namun menjawab dengan kata yang tidak dapat dipahami.
Kemudian ku telpon kerumahnya, ternyata ibu Muhammad yang mengangkat telpon.
Nampak dari logatnya bahwa dia berasal dari Libanon, aku mengetahui darinya bahwa bapak anak ini
adalah seorang pengusaha besar yang memiliki toko-toko kue. Lalu ku jelaskan kepada ibu itu tentang
keadaan anaknya, pembicaraan cukup panjang, di tengah-tengah pembicaraan kami tiba-tiba Sirine
peringatan berbunyi, semakin naik dengan bentuk yang halus, dari alat yang menghubungkan kepada
pemuda itu menunjukkan bahwa dia kekurangan standar pergantian darah.
Syeikh : )Dengan suara agak keras( “Engkau mesti datang sekarang!”
Ibu pasien : “Aku lagi sibuk kerja, nanti aku datang setelah selesai tugas harian ini!”.
Mungkin ada suatu urusannya yang tertinggal. Kemudian ku tutup telpon.
Setelah setengah jam berlalu Perawat mengabarkan kepadaku bahwa ibu anak muda itu
datang dan ingin bertemu denganku, lalu aku menemuinya. Dia adalah seorang wanita separuh baya,
penampilannya tidak menampakkan keislaman. Lalu dia melihat kondisi anaknya, kemudian dia
menangis. Aku berusaha menenangkannya dan berkata:
Syeikh : “Bergantunglah kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan mohonlah kesembuhan
untuknya”.
Ibu pasien : )dengan nada keheranan( “Engkau muslim?”
Syeikh : “Alhamdulillah”.
Ibu pasien : “Kami juga beragama Islam!”
Syeikh : “Baiklah, kenapa engkau tidak berhenti dekat kepalanya dan menbacakan ayat Qur’an
mudah-mudahan Allah meringankan sakitnya”.
Ibu pasien : )menangis kemudian tangisannya yang kuat mengecil(, “Haah Al-Qur’an, aku tidak tahu!
Aku tidak hafal seayat pun!”.
Syeikh : “Bagaimana engkau Sholat? Apakah engkau tidak menghafal surat al-fatihah?”
Ibu pasien : )dia marah( “Kami tidak sholat melainkan hanya pada waktu hari raya saja semenjak
kami datang kenegara ini!”.
Aku bertanya tentang keadaan anaknya, lalu dia berkata:
Ibu pasien : “Keadaannya sebagaimana yang diinginkan, sehingga dia rusak disebabkan wanita itu”.
Syeikh : “Tidak, namun pada akhir usianya dia berniat ingin menunaikan Haji!”.
Suara Sirine mulai naik, bertambah dan bertambah. Ku dekati pemuda miskin itu. Sungguh
dia mengobati sakaratul maut. Alat menguning dengan bentuk yang halus.
Sang ibu menangis dengan suara yang bisa didengar. Para Perawat memandang pemuda itu
dengan penuh keheranan, ku dekati telinganya, dan kukatakan ‫– ل إله إل ال‬Ucapkanlah! ‫ل إله إل ال‬.
Namun dia tidak menurutinya, Ucapkanlah! ‫ل إله إل ال‬. Dia mendengarku, mulailah tersedu dan
memandang kepadaku, si miskin berusaha menggerakkan seluruh anggota tubuhnya, air matanya
mengalir, wajahnya berubah menjadi kehitaman, Ucapkanlah! ‫ل إله إل ال‬, Ucapkanlah! ‫ل إله إل ال‬.
Dia berucap dengan suara terputus-putus, “Aaah...Aaah...! sangat sakit!, aku ingin obat
penenang sakit!, Aaah...Aaah...!” Aku mulai menyampaikan ungkapan dan memohon kepadanya,

42
Ucapkanlah! ‫ل إله إل ال‬. Dia mulai menggerakkan kedua bibirnya. Aku gembira, Ya Allah! dia akan
mengatakannya! Dia akan mengucapkannya sekarang! Namun dia berkata: “Mana pacarkuuu? aku
ingin pacarkuuu! Aku tidak sangguuup!!! aku tidak sangguuup!!!” Sang ibu memandangnya lalu
menangis. Denyutan jantungnya berkurang, dia mendekati sakaratul maut. Aku tidak bisa menahan diri
sehingga aku pun menangis dengan keras, lalu ku pegang erat tangannya, ku ulang mengusahakan:
“Aku berharap padamu! Ucapkanlah! ‫”ل إله إل ال‬. Kemudian dia berkata: “Aku tidak sangguuup!!! aku
tidak sangguuup!!!”
Sehingga berhentilah denyutannya, wajah pemuda itu berubah menjadi hitam kemudian
meninggal. Sang Ibu terjatuh, dia menjatuhkan diri keatas dada anaknya dan berteriak. Aku lihat
pemandangan ini, ku tak dapat menguasai diri, lupa dengan seluruh pemberitahuan kedokteran,
teriakanku meledak kepada ibu itu: “Engkaulah yang bertanggung jawab! Engkau dan bapaknya!
kalian telah menyia-nyiakan Amanah!!! Maka Allah akan menyia-nyiakan kalian!!!... Kalian telah
menyia-nyiakan Amanah!!! Maka Allah akan menyia-nyiakan kalian!!!”
‫حيَاهُم َو َممَا ُتهُ ْم سَاء مَا‬
ْ ‫ت سَوَاء ّم‬
ِ ‫عمِلُوا الصّاِلحَا‬
َ ‫ن آ َمنُوا َو‬
َ ‫جعََلهُ ْم كَاّلذِي‬
ْ ‫س ّيئَاتِ أّن ّن‬
ّ ‫جتَ َرحُوا ال‬
ْ ‫نا‬
َ ‫حسِبَ اّلذِي‬
َ ‫ًأ ْم‬
)21 :‫ (الجاثية‬.َ‫ح ُكمُون‬ ْ ‫َي‬
“Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan
mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, yaitu sama antara
kehidupan dan kematian mereka? Sangat buruk apa yang mereka putuskan itu”. )Surat Al-Jaatsiyah:
21(.

Penutup
Syirik adalah penghalang terbesar dari masuk Jannah
Sesungguhnya penghalang terbesar bagi seorang hamba untuk masuk kedalam Jannah
adalah mempersekutukan Allah Subhanahu Wata’ala )Syirik(. Secara mutlak itu adalah perbuatan
haram yang paling besar. Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
)‫ (متفق عليه‬.‫ ال شراك بال‬: ‫ قال‬,‫ بلى يا رسول ال‬: ‫ (ثلثا) قالوا‬.‫أل أنبئكم بأكبر الكبائر‬
“Apakah kalian ingin aku beritahukan tentang suatu dosa yang paling besar? (Beliau berkata sampai
tiga kali). Sahabat menjawab: “Benar kami mau wahai Rasulullah!”. Beliau berkata: “Yaitu
mempersekutukan Allah!”. )Muttafaqun ‘Alaihi(.
Seluruh dosa ada kemungkinan Allah ampuni, kecuali dosa Syirik. Maka dia mesti
melakukan tobat yang khusus. Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)116 : ‫( النساء‬.ً‫ل َبعِيدا‬
ً‫ل‬َ َ‫ك بِالّ فَ َق ْد ضَلّ ض‬
ْ ‫ن ذَِلكَ ِلمَن َيشَاءُ َومَن ُيشْ ِر‬
َ ‫ش َركَ بِهِ َو َيغْ ِفرُ مَا دُو‬
ْ ‫ل َيغْ ِفرُ أَن ُي‬
َ ّ‫ن ال‬
ّ ‫ِإ‬
”Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang mempersekutukan (sesuatu) dengan-Nya,
dan Allah mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Siapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya dia telah tersesat sangat jauh”. )Surat
An-Nisaa': 116(
Diantara bentuk Syirik yang tersebar pada kebanyakan negara Ummat Islam adalah
beribadah atau menyembah kuburan, meyakini bahwa para Wali yang telah meninggal dapat
mengabulkan keinginan dan menghilangkan kesusahan serta minta tolong kepada mereka. Allah
Subhanahu Wata’ala berkata:
)23 : ‫ (السراء‬.ُ‫ر ّبكَ َألّ َت ْع ُبدُواْ ِإلّ ِإيّاه‬
َ ‫َوقَضَى‬
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan jangan kalian menyembah kecuali kepada Allah”. )Al-Israa': 23(
Begitu juga syirik berdo’a kepada orang yang telah meninggal diantara para Nabi, orang-
orang Sholeh atau selain mereka agar memberikan pertolongan atau menyelamatkannya dari
kesusahan. Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)62 : ‫ (النمل‬.َ‫لّ قَلِيلً مّا َت َذ ّكرُون‬
ِ ‫لْرْضِ أَإَِل ٌه مّعَ ا‬
َ ‫جعَُل ُكمْ خُلَفَاء ا‬
ْ ‫شفُ السّوءَ َو َي‬
ِ ‫ضطَرّ ِإذَا َدعَاهُ َو َي ْك‬
ْ ‫َأمّن ُيجِيبُ ا ْل ُم‬

43
”Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo'a
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah
di muka bumi? Apakah ada tuhan yang lain beserta Allah? Sangat sedikit sekali kalian mengingat-
Nya”. )Surat An-Naml: 62(
Sebagian mereka terus minta tolong dengan menyebut nama Syeikh atau Wali baik diwaktu
berdiri maupun diwaktu duduk. Dan kapan pun mereka jatuh dalam dilema, musibah, kesulitan lantas
ada yang berkata: “Wahai Muhammad!”, “Wahai Ali!”, “Wahai Husein!”, “Wahai Badawy!”, “Wahai
Jailany!”, “Wahai Syadzaly!”, “Wahai Rifa’iy!”, ada juga yang menyeru ‘idrus, sayyidah Zainab dan
Ibnu ‘Ulwan. Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)194 :‫ (العراف‬.َ‫س َتجِيبُواْ َل ُكمْ إِن كُن ُت ْم صَا ِدقِين‬
ْ َ‫عبَادٌ َأ ْمثَاُل ُكمْ فَادْعُو ُه ْم فَ ْلي‬
ِ ّ‫ن ال‬
ِ ‫ن مِن دُو‬
َ ‫ن َتدْعُو‬
َ ‫ِإنّ اّلذِي‬
“Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian seru dari selain Allah itu adalah makhluk seperti kalian.
Maka serulah berhala-berhala itu maka perkenankanlah oleh mereka bagi permintaan kalian, jika
kalian memang orang-orang yang benar”. )Surat Al-A'raaf: 194(.
Sebagian penyembah kubur tawaf disekitarnya, melubangi dasarannya, mengusapnya,
mencium tangga-tangganya, sujud kepadanya, berdiri didepannya dengan penuh konsentrasi mereka
meminta keperluan agar menyembuhkan sakit, mendapatkan keturunan, dimudahkan keperluan.
Adakalanya orang yang berziarah menyeru kepada penghuni kubur, “Wahai penghuluku!, aku datang
kepadamu dari negri yang jauh, maka janganlah engkau menyia-nyiakanku!”. Allah Subhanahu
Wata’ala berkata:
)5 : ‫ (الحقاف‬.َ‫همْ عَن ُدعَا ِئهِمْ غَافِلُون‬
ُ َ‫س َتجِيبُ َلهُ إِلَى يَومِ الْ ِقيَامَةِ و‬
ْ ‫ل َي‬
ّ ‫لّ مَن‬
ِ ‫نا‬
ِ ‫ل ِممّن َيدْعُو مِن دُو‬
ّ َ‫َومَنْ َأض‬
”Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang menyembah selain Allah, orang yang tidak
dapat memperkenankan (do'a) nya sampai hari kiamat, dan mereka lalai dari do'a mereka”. )Surat Al-
Ahqaaf: 5(
Dan Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
)‫ (رواه البخا ري‬.‫من مات وهو يدعو من دون ال ندا دخل النار‬
“Siapa yang meninggal dalam keadaan menyimpang menyeru selain Allah maka dia masuk kedalam
neraka”. )Riwayat Imam Bukhory(.
Sebagian mereka mencukur rambut disamping kuburan, mengarang suatu buku yang
mendukung perbuatan Syirik tersebut seperti judulnya: “Manasik Haji Al-Masyahid”, yang mereka
maksud dengan Al-Masyahid adalah kuburan dan makam-makam para Wali. Sebagian mereka
meyakini bahwa para Wali mengatur alam dan dapat memberikan mudarat dan manfaat. Allah
Subhanahu Wata’ala berkata:
)17 : ‫ (النعام‬.ٌ‫شيْ ٍء َقدُير‬
َ ّ‫خيْ ٍر فَهُوَ عَلَى كُل‬
َ ‫ك ِب‬
َ‫س‬ْ َ‫ل ِبضُ ّر فَلَ كَاشِفَ لَهُ ِإلّ ُهوَ وَإِن َي ْمس‬
ّ ‫كا‬
َ ْ‫سس‬
َ ‫وَإِن َي ْم‬
”Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya melainkan Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu”. )Surat Al-An'am: 17(
Tidak boleh sholat pada suatu masjid yang ada kuburan didalamnya, di area atau pada arah
kiblatnya. Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
)‫ (متفق عليه‬.‫لعن ال اليهود والنصارى اتخذواقبور أنبيائهم مساجد‬
“Allah melaknat orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashrony karena mereka menjadikan kuburan
para Nabi mereka sebagai Masjid”. )Muttafaqun ‘Alaihi(.
Dan Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
‫أل وإن من كان قبلكم كانوا يتخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد! أل فل تتخذوا القبور مساجد فإنى أنهاكم عن‬
)‫ (رواه مسلم‬.!‫ذلك‬
“Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum kalian mereka menjadikan kuburan para Nabi dan orang-
orang Sholeh pada masa mereka sebagai Masjid!. Maka ketahuilah jangan kalian menjadikan
44
kuburan sebagai Masjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan tersebut!”. )Riwayat
Imam Muslim(.
Dan diantara bentuk-bentuk syirik yang lain adalah:
Menyembelih untuk selain Allah.
Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)2 : ‫ (الكوثر‬.ْ‫حر‬
َ ‫َفصَلّ ِل َر ّبكَ وَا ْن‬
“Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu, dan berkorbanlah”. )Surat Al-Kautsar: 2(
Maksud dalam ayat adalah: berkorban untuk Allah dan dengan nama Allah.
Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
)‫ (رواه مسلم‬.‫لعن ال من ذبح لغير ال‬
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah”. )Riwayat Imam Muslim(.
Dan menyembelih atas selain nama Allah, yaitu orang yang menyebut selain nama
Allah ketika menyembelih, seperti menyebut nama wali atau Syeikh, keduanya dilarang untuk
dimakan.
Bernazar kepada selain Allah.
Sebagaimana orang-orang yang bernazar memberi lilin, lampu-lampu dan sedekah kepada
penghuni kubur.
Sihir, perdukunan dan peramalan.
Adapun sihir maka itu termasuk dosa besar dan menyeret kepada kafir. Sihir itu
membahayakan dan tidak memberikan manfaat sedikitpun.
Allah Subhanahu Wata’ala berkata tentang mengajarkannya:
)102:‫ (البقرة‬.َ‫سحْر‬
ّ ‫س ال‬
َ ‫ن النّا‬
َ ‫ن كَ َفرُو ْا ُيعَّلمُو‬
َ ‫شيْاطِي‬
ّ ‫ن ال‬
ّ ِ‫َومَا كَ َف َر سَُل ْيمَانُ وَلَـك‬
“Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir.
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia”. )Surat Al-Baqarah: 102(.
Dan yang melakukan sihir hukumnya kafir menurut mayoritas Ulama. Allah Subhanahu
Wata’ala berkata:
)69 : ‫ (طه‬.‫حيْثُ َأتَى‬
َ ُ‫حر‬
ِ ‫ح السّا‬
ُ ‫ل يُفِْل‬
َ ‫صنَعُوا َك ْي ُد سَاحِرٍ َو‬
َ ‫ِإ ّنمَا‬
"Apa yang mereka perbuat itu hanyalah tipu daya tukang sihir. Dan tukang sihir itu tidak akan
menang dari mana saja dia datang". )Surat Thoohaa: 69(
Adapun Dukun dan tukang Ramal, keduanya kafir terhadap Allah Subhanahu Wata’ala
Apabila mereka mengaku mengetahui yang gaib.
Allah Subhanahu Wata’ala berkata:
)65 :‫ (النمل‬.ُّ‫ل ال‬
ّ ‫لْرْضِ ا ْل َغيْبَ ِإ‬
َ ‫سمَاوَاتِ وَا‬
ّ ‫ل َيعْلَ ُم مَن فِي ال‬
ّ ‫قُل‬
“Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib
kecuali Allah". )Surat An-Naml: 65(
Kebanyakan dari mereka yang dilalaikan adalah orang yang polos agar dapat mengambil
harta mereka dan menggunakannya sebagai pengetukan untuk membuka hal gaib, seperti membariskan
batu-batu, membaca telapak tangan dan cangkir serta selain itu.
Apabila mereka benar sekali, mereka telah berdusta 99 kali namun orang-orang yang lalai
mereka tidak ingat melainkan satu kali yang benar pada mereka para penipu ulung. Manusia pergi
kepada mereka untuk mengetahui masa yang akan datang, bahagia dan sengsara dalam pernikahan atau
perdagangan serta mencari barang yang hilang dan selain itu.
Hukum bagi orang yang pergi kepada mereka adalah:
- Jika dia membenarkan perkataan mereka, maka dia telah kafir.
Sebagaimana perkataan Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam:

45
‫ (صحيح رواه المام‬.‫من أتى كاهنا أو عرافا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى ال عليه وسلم‬
)‫أحمد‬
“Siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu dia membenarkan dengan sesuatu yang
dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada
Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam”. )Sohih, Riwayat Imam Ahmad(
- Adapun jika dia pergi menemui mereka tidak membenarkan bahwa mereka mengetahui
yang gaib, namun sekedar untuk coba-coba dan selainnya. Maka dia tidak kafir, akan
tetapi dia telah melakukan dosa besar dan tidak diterima sholatnya selama 40 hari.
Sebagaimana perkataan Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam:
)‫ (رواه مسلم‬.‫من أتى عرافا فسأله عن شىء لم تقبل له صلة أربعين ليلة‬
“Siapa yang mendatangi tukang ramal, lalu dia bertanya tentang sesuatu, maka sholatnya tidak
diterima selama 40 malam”. )Riwayat Imam Muslim(.
Bersamaan dengan ini dia wajib melaksanakan sholat dan segera bertobat!.
Dan diantara kesyirikan itu adalah berlindung kepada bintang-bintang keberuntungan atau
ramalan bintang yang terdapat pada koran dan majalah. Jika dia meyakini pengaruh dari perbintangan
dan perfalakan atau astronomi pada alam, maka dia telah berbuat syirik. Dan apabila dia membacanya
untuk hiburan maka dia berdosa. Karena tidak boleh penghiburan membaca kesyirikan, dengan
penyandaran disaat setan terkadang menemui dirinya dia yakin dengan hal itu, maka jadilah itu sarana
kesyirikan.
Diantara Syirik kecil yang kadang bisa berubah kepada Syirik besar adalah menggunakan
jimat, manik-manik, melingkarkan logam dan menggantungkannya di leher anak-anak atau selainnya,
untuk menolak ‘Ain atau mengikatkan ke badannya, menggantungkan dimobil dan dirumah, memakai
cincin yang di yakini dapat menghilangkan dan menolak bala.
Semua yang telah disebutkan tadi hukumnya adalah haram, sebagaimana perkataan Rasul
Shollallahu ‘Alaihi Wassalam:
)‫ (صحيح رواه المام أحمد‬.‫من علق تميمة فقد أشرك‬
“Siapa yang menggantungkan Jimat, maka sungguh dia telah syirik”. )Sohih, Riwayat Imam Ahmad(.
Dan pelakunya jika meyakini bahwa sesuatu itu dapat memberi manfaat atau mudharat dari
selain Allah Subhanahu Wata’ala, maka dia telah melakukan Syirik yang paling besar. Jika dia
meyakini bahwasanya itu adalah sebab bagi manfaat atau mudharat, maka dia telah melakukan Syirik
kecil. Karena Allah Subhanahu Wata’ala tidak menjadikannya sebagai sebab.
Seperti itu juga Syirik bersumpah dengan selain Allah Subhanahu Wata’ala. Maka tidak
boleh bagi makhluk bersumpah dengan selain Allah Subhanahu Wata’ala. Karena bahwasanya sumpah
tidaklah dihubungkan kecuali kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Rasul Shollallahu ‘Alaihi Wassalam berkata:
)‫ (صحيح رواه المام أحمد‬.‫من حلف بغير ال فقد أشرك‬
“Siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh dia telah Syirik”. )Sohih, Riwayat Imam
Ahmad(.
Tidak boleh juga bersumpah dengan ka’bah, amanah, kemuliaan, kehidupan fulan,
kedudukan Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wassalam, kedudukan wali dan tidak pula boleh bersumpah
dengan para ibu. Semua itu hukumnya adalah haram.
Siapa yang terjatuh dari sesuatu ini, maka tebusan atau kaffaratnya adalah dengan
mengucapkan ‫ل إله إل ال‬. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits yang sohih:
)‫ (رواه البخاري‬.! ‫ لإله إل ال‬:‫ واللت والعزى فليقل‬:‫من حلف فقال في حلفه‬
“Siapa yang bersumpah lalu berkata dalam sumpahnya “Demi Latta dan ‘Uzza”, maka ucapkanlah!
‫”ل إله إل ال‬. )Riwayat Imam Bukhory(.
Diantara perbuatan yang membawa kepada Syirik juga adalah mengucapkan lafaz-lafaz
yang diharamkan, seperti mengatakan: “Aku berlindung kepada Allah dan denganmu”, “Ini dari Allah
46
dan darimu”, “Tidak adalah bagiku kecuali Allah dan engkau”. Yang benar adalah mengiringi kata
“dengan” bersama kata “kemudian” pada yang kalimat itu. Maka dikatakan, “Saya dengan Allah
kemudian denganmu”. Dan begitu juga dalam keseluruhan lafaz.
Seperti itu juga seluruh ungkapan yang didalamnya terdapat celaan kepada masa. Contoh:
“Zaman ini buruk!” “Ini zaman sial!” “Zaman berkhianat!” dan selainnya. Karena mencela masa
berarti mencela kepada yang menciptakan masa, yaitu Allah ‘Azza Wajalla.
Sebagaimana pantas terhadap seorang muslim dan muslimah memperingatkan dari
mengada-ada dalam urusan agama )Bid’ah(, diantara itu adalah perayaan yang bid’ah seperti perayaan
Maulid Nabi, perayaan malam 27 Ramadhan, perayaan malam Isra’ Mi’raj atau selainnya 1.
Aku mohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar memelihara dan menyelaraskanmu dan
agar keyakinan kita bersih dari kecacatan Syirik. Aamiin.
Wahai saudara yang tercinta dan saudari yang mulia! Ini adalah beberapa wasiat yang telah
aku tuliskan untukmu dari nasehatku yang tersembunyi, aku tumpahkan jiwa ini padanya, dan aku
benarkan nasehat dan pengarahanmu. Maka tidak adalah bagianku darimu, paling sedikit engkau
mendoakanku dalam kejauhan agar Rahmat turun kepada kita dari Allah yang Maha Penyayang
terhadap orang-orang yang penyayang. Wallahu Ta’ala A’lam, sholawat dan salam atas Nabi kita
Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam.

Penutup Penerjemah
1
Aku sebutkan peringatan yang ringkas ini tentang hal yang penting dalam aqidah, karena aku mementingkan
sumber-sumber buku seperti buku ini yang menerangkan bentuk-bentuk kesyirikan yang terjadi pada ummat. Dan
apa yang disebutkan disini adalah yang penting saja.

47
Proyek Terjemahan Buku-buku Islam

File Naskah Buku terjemahan ini dipublikasikan secara Gratis untuk umum dalam rangka
sosialisasi Proyek Terjemahan Buku-buku Islam.

Insya Allah kami akan terus berusaha menjalankan Proyek Terjemahan Buku-buku Islam ini
selama belajar di Mesir dan sekembalinya ke Indonesia.

Untuk Proyek Terjemahan Buku-buku Islam ini kami belum memiliki komputer, sedangkan
masa rental Komputer telah habis waktunya yaitu kurang dari 50 hari, tapi Alhamdulillah 3 buku sudah
selesai di terjemahkan, sedangkan 1 buku lagi 50% belum selesai di edit dikarenakan kondisi tersebut,
yang berjudul "Sikap Seorang Muslim Dalam Menghadapi Fitnah".

Silahkan bagi Ikhwah dan Akhawat, Bapak, Ibu, Saudara/i yang ingin meng-copy paste-nya,
print out atau mencetaknya menjadi suatu buku baik untuk di baca kalangan sendiri atau untuk di bagi-
bagikan secara gratis dan bagi anda yang ingin mencetak buku ini untuk di perjual belikan kami telah
mengizinkannya dan disarankan untuk menginfakan atau menyumbangkan 20% dari keuntungan yang
di dapat untuk Proyek Terjemahan Buku-buku Islam ini, dengan syarat tanpa mengurangi redaksinya
)isi buku dan redaksi dari penerjemah(.

Bagi Ikhwah dan Akhawat, Bapak, Ibu, Saudara/i yang ingin menyalurkan bantuannya untuk
Proyek Terjemahan Buku-buku Islam ini silahkan di transfer ke rekening a.n:

Nelita

Rek. No. 006 058 9833. BNI Taplus cab. Payakumbuh

• Untuk pemberitahuan jumlah uang yang di transfer bisa via sms ke No. Hp: +20103799507 -
+20120045462
• Insya Allah langkah awal dana tersebut akan kami gunakan untuk pembelian 1 unit Komputer
agar lebih lancarnya Dakwah Islam lewat Proyek Terjemahan Buku-buku Islam ini.
• Pengambilan transfer via ATM di Mesir!

Bagi Anda yang membantu Proyek Terjemahan Buku-buku Islam ini berarti insya Allah ikut
membantu Dakwah Islam.

Terima kasih atas bantuan Anda semua, jazakumullahu khairon katsiron.

Ttd

Penerjemah

Muhammad Taufiq

Biodata Singkat Penerjemah


48
• Nama : Muhammad Taufiq
• Ttl : Padang, 16 Juni 1982
• Pendidikan : MTS & MAK: PP. Thawalib Padang Panjang Sumatera
Barat 6,5 thn dan PP. Kauman - + 5 bln. 2006 Mahasiswa Al-Azhar University
Zagazig Egypt, Tingkat III, Fak. Ushuluddin, Jur. Tafsir
• Website : http://alazhar06.jeeran.com
• E-Mail : buku.terjemahan@gmail.com
• No. hp : +20103799507 - +20120045462
• Pekerjaan : Travel di Cairo. http://pusatperiklanan.jeeran.com
• Status : Menikah
• Istri : Nurul Husna
• Anak : Abdurrahman )Tafahna El-Asyrof Egypt 22 Syawwal 1427/ 14-11-
06(

49

Anda mungkin juga menyukai