BAB I PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi dalam peningkatan ekonomi lokal adalah
kurang tersedianya infrastruktur yang memadai, terutama dikota kecil dan
daerah perdesaan. Penduduk yang terlayani air minum perpipaan perdesaan
masih sangat rendah, selebihnya masih mengambil langsung dari sumber air
yang belum terlindungi. Dengan kondisi tersebut maka dibutuhkan strategi
penanganan penyediaan SPAM IKK yang dapat mendukung terjaminnya
peningkatan dan keberlanjutan kegiatan perekonomian di kota kecil dan
perdesaan.
kumulatif dari tahun 2005 s/d 2009 sebesar 9.607 L/dt. Kapasitas produksi
diharapkan mampu melayani hampir sebesar 7 juta jiwa.
Program dititikberatkan pada IKK rawan air yang masih memiliki tingkat
pelayanan SPAM yang masih rendah. Fokus utama program adalah
pembangunan SPAM IKK. Kaidah pelaksanaan program secara umum akan
mengacu pada ketentuan-ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam
peraturan dan NSPM SPAM dengan lebih menekankan partisipasi aktif dari
masyarakat, pemangku kepentingan (stakeholder) dan pemerintah daerah
serta pembelajaran dari pelaksanaan.
1.2 Maksud
1.3 Tujuan
1.4 Sasaran
1.6.1 Prinsip
1.6.2 Pendekatan
2.1 Umum
• Ketua PMU:
Tugas:
1. Menyusun, mengembangkan dan mengelola program
pengembangan IKK secara keseluruhan.
2. Membantu Atasan Langsung Satuan Kerja dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan program pengembangan
SPAM IKK di Propinsi maupun di Kabupaten/ Kota terkait
mengenai pelaksanaan program pembangunan IKK, sesuai
dengan Pedoman Pelaksanaan Program.
3. Melaksanakan Koordinasi dengan Kepala Satuan
Pengembangan SPAM IKK dan Kepala Satuan Kerja
Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air minum Propinsi maupun di
Kabupaten/ Kota terkait dalam rangka tercapainya hasil atau
keluaran yang diharapkan seperti kualitas, sinkronisasi program
dan pendanaan dengan APBD/ PDAM.
4. Melakukan evaluasi dan rekomendasi progres dan hasil
pekerjaan di lapangan.
5. Menyiapkan rencana kelembagaan dan pengelolaan masing-
masing SPAM IKK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Mengkoordinir Kepala Satuan Kerja Pengembangan SPAM IKK
didalam mengendalikan kegiatan penunjang (software).
7. Melaksanakan operasional PMU.
• Sekretariat :
Tugas :
1. Melaksanakan kegiatan Urusan Administrasi Umum dan Rumah
Tangga PMU.
2. Menyiapkan bahan, peralatan, perbaikan dan pemeliharaan
yang berkaitan dengan kegiatan operasional kantor.
3. Melaksanakan tugas administrasi pertanggungjawaban
keuangan.
4. Menyusun pelaporan kegiatan PMU.
• Bidang Perencanaan :
Tugas :
1. Memfasitasi Pemerintah Daerah (Pemda) dalam menyusun
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM).
2. Menyusun rencana kerja tahunan PMU.
3. Memilih lokasi dan kesiapan lahan pembangunan
Pengembangan SPAM IKK 2008 sesuai dengan pedoman
pelaksanaan program.
4. Menyusun rencana dan program terhadap pelaksanaan
Pengembangan SPAM IKK.
5. Melakukan evaluasi program terhadap pelaksanaan
Pengembangan SPAM IKK.
6. Menyiapkan format usulan dan proses pengajuan anggaran.
7. Melakukan pengawasan mutu terhadap pekerjaan penyusunan
Detail Engineering Design (DED) sesuai dengan Term Of
Reference (TOR) dan kriteria teknis yang ada.
• Bidang Kelembagaan :
Tugas :
1 Menyiapkan rencana kelembagaan serta pengelolaan (termasuk
penentuan tarif) masing masing SPAM IKK yang sudah atau
akan dibangun.
2 Mendampingi pembentukan kelembagaan serta pengelolaan
SPM IKK atau UPTD yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten/
Kota.
3 Memantau kelembagaan serta pengelolaan SPAM IKK yang
sudah dibentuk dan memberikan pembinaan.
4 Melaksanakan Training Need Assesment (TNA) untuk SDM
yang terlibat penyelenggaraan SPAM IKK.
5 Menyusun rencana pelatihan untuk SDM penyelenggara SPAM
IKK di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/ Kota.
6 Melaksanakan evaluasi pelaksanaan seluruh kegiatan terkait
bidang pengaturan.
• Bidang Pelaksanaan :
Tugas :
1. Merumuskan sistem monitoring dan evaluasi kualitas hasil
pelaksanaan pekerjaan fisik.
2. Memeriksa rencana kajian dan dokumen pelaksanaan kegiatan
pembangunan SPAM IKK.
3. Mengumpulkan laporan laporan dari Satuan Pengembangan
SPAM IKK dan Satuan Kerja (Sat Ker) Peningkatan Kinerja
Pengelolaan Air Minum Propinsi mengenai laporan kemajuan
pelaksanaan program dan keuangan.
4. Mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada, atas
dasar hasil monitoring dan evaluasi dan pengawasan pekerjaan
fisik dilapangan maupun dari laporan yang diterima.
5. Melakukan analisa terhadap semua data hasil pelaksanaan
kegiatan dilapangan sebagai bahan untuk penyusunan laporan.
6. Memberikan masukan kepada Ketua PMU mengenai hasil dari
monitoring dan evaluasi baik terhadap kemajuan progres fisik/
keuangan dan kualitas pekerjaan untuk ditindaklanjuti dalam
rencana kerja.
7. Memberikan masukan kepada Ketua PMU dalam pembinaan
konsultan sesuai hasil monitoring dan evaluasi.
8. Membantu Ketua PMU untuk memonitor pelaksanaan Pedoman
Pelaksanaan Program.
9. Berkoordinasi dengan Ka Sat Ker Peningkatan Kinerja
Pengelolaan Air Minum Propinsi guna menjamin penerapan
NSPM dalam pembangunan IKK yang berasal dari berbagai
sumber pendanaan.
Satuan Kerja Pengembangan Sistem Air Minum IKK di Tingkat Pusat ( Satker
Pusat ) adalah pejabat pengelola anggaran SPAM IKK, sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU.
Satker SPAM IKK Tingkat Pusat bertugas mengelola Anggaran Pemerintah
dan Belanja Negara (APBN) di tingkat pusat yang telah ditetapkan dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Tugas dan fungsi Satuan Kerja
Tingkat Pusat mengacu pada SK Menteri dan Pedoman Operasional.
Ka Dinas PU/ Cipta Karya Propinsi ikut aktif bertugas antara lain untuk:
1. Menyiapkan penyelenggaraan SPAM IKK termasuk melakukan koordinasi
antar instansi ditingkat Propinsi dan Kabupaten.
2. Melaksanakan sosialisasi dan diseminasi SPAM IKK di tingkat Propinsi.
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi SPAM IKK di
tingkat kabupaten.
4. Mengumpulkan data baseline monitoring dan melaporkan kepada Tim
Koordinasi Pusat di tingkat pusat, yaitu: (a) jumlah KK miskin sebelum
pelaksanaan program, (b) rata-rata tingkat pendapatan KK miskin sebelum
pelaksanaan program.
5. Melakukan tugas-tugas sekretariat bagi Tim Koordinasi Propinsi.
6. Melakukan pengawasan dan mengkoordinasikan tugas konsultan
perencanaan didaerah dengan instansi instansi terkait.
7. Memeriksa hasil tugas konsultan perencana dan mengusulkan
persetujuan/ pengesahan hasil perencanaan SPAM IKK, kepada Dit. PAM.
8. Melakukan pengawasan dan mengkoordinasikan tugas konsultan
pengawasan didaerah dengan instansi-instansi terkait.
9. Melaksanakan tugas operasional di tingkat propinsi dalam pembinaan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program.
10. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengendalian program di tingkat
propinsi.
11. Mengelola penanganan pengaduan masyarakat dan mengusulkan tindak
turun tangan penyelesaian ditingkat Kabupaten dan di tingkat propinsi.
Satuan Kerja Tingkat Propinsi dengan dana APBN adalah pejabat pengelola
anggaran yang ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU atas usulan Gubernur,
dan diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA. Tugas dan
fungsi Satuan Kerja Tingkat Propinsi mengacu pada SK Menteri PU, NSPM
dan Pedoman Operasional. Disamping itu Ka Satuan Kerja Propinsi sebagai
aparat pada Satuan Kerja SNVT PAM Propinsi yang diangkat menjadi Kuasa
Pelaksana Kegiatan Pembangunan SPAM IKK.
Satuan Kerja Tingkat Propinsi dengan dana APBN dan/ atau Kuasa
Pengguna Anggaran SatKer IKK Pusat, antara lain bertugas untuk:
1. Melaksanakan pembangunan SPAM IKK, sesuai Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran dan Petunjuk Operasional Kegiatan.
2. Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab secara fisik dan keuangan
terhadap pelaksanaan kegiatan SPAM IKK.
3. Melakukan Pencairan dan pengelolaan dana sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Melaksanakan pengendalian pelaksanaan program di Propinsi.
5. Melakukan pelatihan bagi stakeholder tingkat kabupaten.
Satuan Kerja SPAM IKK Tingkat Propinsi dengan dana APBD adalah pejabat
pengelola anggaran, sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk
dan diangkat oleh Gubernur, dan diberi kewenangan menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah
ditetapkan dalam APBD. Tugas dan fungsi Satuan Kerja Tingkat Propinsi
mengacu pada SK Gubernur, NSPM dan Pedoman Operasional yang ada.
KMP akan membantu pelaksanaan SPAM IKK mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan pelestarian sesuai dengan prinsip-prinsip, pendekatan,
kriteria dan indikator keberhasilan pelaksanaan. Selain itu, KMP bertugas
mengkoordinasi dan mensinkronisasi kegiatan-kegiatan dalam pengendalian
pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan SPAM IKK APBD
Propinsi & Kabupaten. KMP bertanggung jawab dan melaporkan seluruh
kegiatannya kepada Kepala Satker SPAM IKK Pusat.
DIREKTUR PAM
SEKRETARIAT
PMU
Keterangan :
Garis Koordinasi
Garis Komando
Kabupaten dan IKK Sasaran dalam SPAM IKK adalah Kabupaten dan IKK
Rawan Air. Kriteria dan mekanisme pemilihan dan penetapan IKK sasaran
adalah sebagai berikut:
1. Seleksi calon lokasi IKK yang memenuhi persyaratan untuk dibangun
SPAM adalah sebagai berikut:
3.3 Pelaksanaan
Pola pelaksanaan SPAM IKK di setiap lokasi sasaran dengan cara pelelangan
antar Penyedia Barang/ Jasa, mengacu kepada Keputusan Presiden no 80 th
2003, tentang: Pedoman Pelaksanaan Barang/ Jasa Pemerintah, dan
perubahannya, serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum terkait (antara lain
Peraturan Menteri no 18/PRT/M/2007, tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM).
Sumber dana Program SPAM IKK berasal dari dana APBN dan/atau APBD
Propinsi dan/atau APBD Kabupaten dan/atau dana PDAM kabupaten
khususnya untuk jaringan didistribusi layanan dan sambungan rumah. Untuk
biaya operasional di tingkat propinsi dan kabupaten dalam menjalankan
pendampingan, pengendalian dan pemantauan dibiayai dari dana APBN,
APBD Propinsi, APBD Kabupaten. Untuk Operasi dan Pemeliharaan dibiayai
oleh masyarakat dan dukungan APBD.
BAB 4 PELAKSANAAN
4.1 Persiapan
Tugas konsultan disesuaikan dengan kerangka acuan kerja (TOR) yang telah
ada dan Proses pelelangan dilakukan sesuai dengan Keppres No. 80 Tahun
2003 mengenai Pedoman Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah dan
perubahannya.
Kabupaten dan IKK Sasaran dalam SPAM IKK adalah Kabupaten dan IKK
rawan air sesuai kriteria SPAM IKK (lihat butir 3.2) di propinsi dengan pagu
dana untuk tiap IKK ditetapkan sebesar minimal untuk fungsional dan
perencanaan serta pengawasan.
2. Unit Produksi:
a. Bangunan instalasi pengolahan air (IPA).
- Saringan pasir lambat.
- IPA Paket (Baja, Fibreglass atau Beton).
- Reservoir.
- Bangunan Pelengkap.
- Pompa, generator set, sambungan PLN.
Bila pendanaan modul fungsional dari APBN, maka dana APBD Propinsi,
APBD Kabupaten dan PDAM Kabupaten digunakan untuk jaringan distribusi
utama (JDU), jaringan distribusi pembagi (JDB), jaringan layanan dan
sambungan rumah serta tambahan HU.
4.2 Perencanaan
Pada tahap ini, tenaga pengawas dari konsultan pengawas propinsi dan/atau
Dinas PU kabupaten dan/atau PDAM Kabupaten bertanggung jawab
memberikan pengawasan teknis dan monitoring pelaksanaan kegiatan di
lapangan. Pelaksanaan konstruksi dan pengawasan SPAM IKK harus
mengacu kepada Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007 tentang:
penyelenggaraan pengembangan SPAM dan NSPM yang ada.
4.3.4 Pelaporan
Dokumen penyelesaian merupakan satu buku yang secara garis besar berisi
tentang laporan pertanggung-jawaban penyedia jasa selaku pelaksana
termasuk rincian realisasi penggunaan biaya dan lampiran pendukung
lainnya. Dokumen dalam lampiran pendukung adalah gambar-gambar SPAM
terbangun (asbuilt drawing), laporan harian, laporan mingguan dan laporan
bulanan serta laporan kemajuan fisik laporan penyelesaian pekerjaan, dan
foto-foto pelaksanaan serta berita acara penyelesaian pekerjaan I & II.
Setelah pekerjaan selesai dan dapat dioperasikan dengan baik, maka hasil
pekerjaan diserahkan kepada Bupati untuk dikelola oleh lembaga
pengelola/penyelenggara yang dibentuk oleh Bupati.
BAB 5 PENGENDALIAN
5.1 Pemantauan
5.2 Pelaporan
3. Laporan Triwulan
Setiap tiga bulan KP Prop menyampaikan laporan triwulan yang memuat
informasi pelaksanaan, perkembangan dan kemajuan kegiatan, status
pencairan dana, hambatan dan permasalahan, serta rekomendasi.
Laporan ditujukan kepada KMP, PMU dan Ka Satker Tingkat Propinsi.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir dibuat setelah seluruh pekerjaan SPAM IKK selesai
dilaksanakan. Laporan ini merupakan konsolidasi dari seluruh laporan,
baik laporan bulanan dan laporan triwulan, serta laporan dari KMK.
Laporan ini merupakan hasil observasi lapangan dan analisis KP Prop,
keluhan masyarakat serta temuan-temuan dari hasil kunjungan KP Prop,
perkembangan penanganan pengaduan yang telah dilakukan, status
kegiatan pelestarian di lapangan, kendala-kendala dan rekomendasi
terutama terkait dengan pelestarian hasil kegiatan SPAM IKK.
Laporan ini juga memuat hasil evaluasi dan rekomendasi untuk
pelaksanaan program sejenis selanjutnya.
Evaluasi program di tingkat Propinsi dilakukan oleh Ka Dinas PU/ Cipta Karya
di tingkat propinsi dan KP Prop.
Tim Koordinasi di tingkat propinsi melakukan evaluasi pelaksanaan program
dengan mempertimbangkan masukan dari hasil monitoring/ pemantauan yang
dilakukan di lapangan ditambah dengan hasil konsolidasi laporan.
Indikator yang harus diperhatikan dalam evaluasi oleh Ka Dinas PU/ Cipta
Karya di tingkat propinsi adalah:
1. Jumlah masyarakat desa sasaran khususnya masyarakat miskin sebagai
penerima manfaat langsung pembangunan infrastruktur.
2. Jumlah IKK sasaran yang memiliki lembaga pengelola, memiliki rencana
Operasi dan Pemeliharaan, dan memiliki rencana pendanaan
pemeliharaan infrastruktur terbangun.
5.4.1.2 Tahapan
Setiap pengaduan dan keluhan yang muncul dari masyarakat harus segera
ditindak lanjuti. Penanganan pengaduan dan permasalahan dilakukan secara
berjenjang sesuai dengan porsi kewenangan pihak struktural terkait pada
tingkatan munculnya masalah. Secara umum penanganan pengaduan dan
permasalahan dilaksanakan dengan mekanisme Unit Pengaduan Masyarakat
dalam SPAM IKK. Bila pada tingkatan munculnya masalah, pengaduan belum
terselesaikan, maka penanganan diserahkan pada tingkatan diatasnya.
6.1 Umum
Setiap SPAM IKK yang telah dibangun dan memenuhi syarat teknis, harus
segera dioperasikan, sehingga masyarakat dapat segera mendapatkan
pelayanan air minum. Memenuhi syarat disini adalah SPAM IKK telah lengkap
dan telah di uji coba serta melalui proses komisioning dengan hasil memenuhi
syarat.
6.2 Tujuan
Tujuan Operasi dan Pemeliharaan dalam SPAM IKK adalah SPAM IKK
dioperasikan sesuai dengan kaidah teknik (NSPM) yang berlaku, sehingga
pemanfaatan SPAM IKK mencapai sasaran yang diinginkan serta
berkesinambungan.
Pelestarian kegiatan merupakan tahapan pasca pelaksanaan yang dikelola
dan merupakan tanggungjawab masyarakat. Namun demikian dalam
melakukan tahapan pelestarian, masyarakat tetap berpegangan pada prinsip-
prinsip SPAM IKK.
Pengelolaan SPAM IKK pada dasarnya merupakan aspek dan sendi utama
pelestarian hasil kegiatan/ infrastruktur terbangun. Pengelolaan perlu
memperhatikan beberapa hal:
1. Kinerja SPAM IKK yang dikelola.
2. Target/ sasaran perencanaan.
3. Standar kriteria teknis SPAM IKK.
Dari beberapa hal tersebut di atas, lembaga pengelola SPAM IKK diharapkan
mampu menindak lanjuti pengoperasian dan pemeliharaan secara memadai.
Melalui kegiatan Operasi dan Pemeliharaan tersebut diharapkan dapat
dicapai umur teknis infrastruktur sesuai dengan target yang direncanakan
serta standar perencanaan yang dipergunakan sebelumnya.
3. PDAM yang dinilai sangat kurang mampu baik dari segi teknik,
manajemen maupun keuangan, sehingga akan timbul kekhawatiran
dengan tambahan beban SPAM IKK akan menyebabkan kemampuan
pengelolaan PDAM semakin menurun.
4. Untuk mengelola SPAM IKK, Pemerintah daerah harus membentuk SKPD
atau Unit Pelaksana Teknis dibawah SKPD dengan pola penyelenggaraan
keuangan BLU (PPK BLU), yang secara khusus diberi tugas
menyelenggarakan pengelolaan SPAM IKK serta mempersiapkan tenaga
pengelolanya.
5. Tata cara pembentukan BLU dan pengelolaan adalah mengikuti ketentuan
yang diatur dalam Permendagri No 61 Tahun 2007 dan Petunjuk
Pelaksanaan BLU SPAM, Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No.
01/SE/DJCK/2008.
6. SPPK BLU yang telah dibentuk dapat segera menyelenggaraakn
pengelolaan setelah proses serah terima pengelolaan sementara seperti
pengelolaan oleh PDAM.
Lembaga pengelola perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan
dalam melakukan kegiatannya. Selain tata cara untuk operasional kegiatan,
juga diperlukan peraturan untuk organisasi lembaga pengelola itu sendiri,
dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban anggota serta pengurusnya,
lama periode kepengurusan serta mekanisme pemilihannya, musyawarah
berkala untuk pertanggung-jawaban pengurus, dan sebagainya.
Tata cara ini disusun oleh pengurus lembaga pengelola bersama warga
pemanfaat, dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah desa/
rembug warga, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh Kepala Desa dan
disetujui Bupati. Setiap IKK dapat mengembangkan tata cara kerjanya sendiri,
sesuai dengan kondisi dan budaya yang dianut di daerahnya masing-masing.
Sedangkan secara khusus, untuk SPAM IKK, akan dioperasikan dan dikelola
oleh masyarakat pemanfaat yang tergabung dalam lembaga pengelola yang
mempunyai kemampuan dan kesiapan teknis dan finansial.
Selain itu dalam upaya melestarikan SPAM IKK terbangun perlu adanya
dukungan kemampuan teknis, seperti:
1. Kemampuan menyusun rencana operasional dan pemeliharaan.
2. Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja SPAM IKK
terbangun, dan melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan
perbaikannya.
Sesuai dengan kriteria penetapan kabupaten dan IKK sasaran, yaitu dari
pihak kabupaten terpilih harus bersedia memberikan pembinaan pasca
konstruksi, serta sesuai dengan definisi pelestarian yang telah disebut
sebelumnya, dimana fungsi dan tugas Pemerintah Kabupaten adalah sebagai
pembina atau fasilitator kegiatan SPAM IKK, maka Pihak Pemerintah
6.9 Pendanaan