Anda di halaman 1dari 2

Di Pesantren Al-Aziziyah Sebaneh

BloggerNakal / 15 February 2012 / 3 Komentar / 85x diLihat Tak terasa ternyata sudah hampir 10 tahun dipesantren Al-Aziziyah Sebaneh, Awal 2003 yang lalu saya diantar kedua orang tua saya untuk belajar dipesantren ini, tanpa satupun kenal dengan teman karena dari kampung cuma sendirian. Ternyata sekarang sudah ditahun 2012 dan saya masih tetap disini, kadang juga risih dengan pertanyaan teman-teman sejawat dulu kalau mereka sowan kepondok, selalu yang mereka tanyakan, Masih Betah ya? Belum Mau Berkeluarga? atau macam2 lah pertanyaan mereka. Bukannya tidak ada kemauan kesitu, namun masih ada hal yang mengganjal dan saya masih punya beberapa tanggung jawab yang harus diselesaikan dulu, baru setelah semuanya beres, Insya Allah saya akan cepat-cepat berkeluarga dan boyong dari sini. Semua Ilmu saya dapat dari Pesantren Al-Aziziyah Sebaneh Awal masuk sini saya masih benar-benar buta akan ilmu pengetahuan, terlebih ilmu agama, karena selama masih dirumah dulu belajar cuma sampai lulus MTs dan itupun di MTs Formal yang pelajarannya lebih menekankan formalitas, sedangkan ilmu agama, saya benar-benar di didik disini mulai dari nol, Alhamdulillah meski sedikit tapi setidaknya saya sudah punya bekal ilmu agama untuk kehidupan saya di masa depan, semoga yang sedikit ini oleh Allah akan diberikan keberkahan dan manfaat. Amin Dan dari Pesantren ini punya saya belajar banyak hal, mulai dari adab dan tatakrama yang sangat kental, Juga mulai punya banyak teman, bahkan saya kenal dengan yang namanya komputer juga dari pesantren ini, hingga sekarang kenal dengan internet juga semua dimulai dari pesantren ini. Pesantren Tertua Di Madura Pesantren Al-Aziziyah Sebaneh terletak di 3 KM ke utara kota Bangkalan, tepat di kampung Sebaneh Kelurahan Bancaran Kecamatan Bangkalan. Pesantren ini menurut para Masyayikh adalah pesantren Tertua dipulau Madura, yang berdiri sekitar tahun 1784 M. Sedangkan Pendirinya adalah seorang Ulama terkemuka di zamannya yaitu KH. ABUDDARDA, Beliau adalah Seorang Kiai yang disegani dan sekaligus menjadi penasehat Raja Bangkalan yaitu Sultan Cakraningrat I, yang nama aslinya adalah Sayyid Abdurrahman. Kiai Abuddarda Sendiri mempunyai pesantren di dhalemnya di desa Rong Dhelem [sekarang kidul dalam], dan semakin hari santrinya semakin banyak sehingga tak ada tempat untuk menampung para santri yang mau nyantri kepada beliau, sampai suatu hari sang raja sowan kepada sang kiai dan melihat keadaan para santri raja menjadi prihatin, lalu raja menawarkan kepada kiai untuk membangun pesantren yang lebih besar untuk menampung para santri yang ingin nyantri, dan raja memberi hadiah sebidang tanah di daerah bangkalan untuk dibangun pesantren. Namun Kiai tidak lantas langsung menerimanya, tapi beliau masih akan melakukan istikharah meminta petunjuk kepada Allah tentang tanah tersebut [begitulah karakter seorang ulama]. Setelah melakukan istikharah yang cukup lama, sang kiai tidak mendapatkan petunjuk yang diinginkan, akhirnya beliau sowan kepada raja dan menyatakan tentang hasil istikharahnya, raja pun sangat bijak, lantas sang raja menunjuk sebidang tanah milik kerajaan yang berada di 3 km utara kota bangkalan, yang mana tanah tersebut di namai dengan Talon Pao (bhs. madura) artinya kebun mangga, karena di atas tanah tersebut banyak tertanam pohon mangga. Sang Kiai seperti halnya yang pertama tidak langsung mengiyakan, tapi beliau masih akan melakukan istikharah lagi, lama beliau memohon petunjuk kepada sang khalik tentang tanah tersebut, akhirnya beliau mendapatkan petunjuk seperti yang diharapkan dan rajapun sangat bahagia dengan kabar itu, sampai-sampai tanah tersebut oleh raja diwakafkan kepada sang kiai dan keturunannya sampai hari kiamat untuk dijadikan pesantren. Maka mulailah pesantren tersebut dibangun dan santripun semakin hari semakin bertambah, dan pesantren tersebut tetap eksis

mengemban visi dan misinya hingga saat sekarang ini, yaitu Pesantren Al-Aziziyah Sebaneh, Bancaran Bangkalan yang tercatat sebagai pesantren tertua dipulau madura. Dan seiring berjalannya waktu pesantren tersebut telah mempunyai cabang yang diberi nama AlAziziyah II yang saat ini diasuh oleh KH. Abdulloh Khon Thobroni, sedangkan pesantren yang lama di beri nama Al-Aziziyah I dan sekarang diasuh oleh KH. Saiful Qohhar Thobroni, keduanya adalah putra dari Almarhum KH. Thobroni Bin Abdul Aziz, salah satu pengasuh yang membawa pesantren ini pada puncak kejayaannya sekitar tahun 1950 sampai 1986 M. Begitulah sedikit sejarah tentang pesantren yang saya tempati sekarang dan menjadi tempat saya menimba ilmu pengetahuan dari berbagai bidang. Semoga Pesantren Al-Aziziyah ini akan tetap eksis mengemban amanah keilmuan sampai hari kiamat, dan semoga Allah memberikan keberkahan pada pesantren Al-Aziziyah ini. Dan semoga santri-santri yang belajar disini juga diberi kemudahan dalam belajar dan diberikan manfaat atas ilmunya. Amin Ya Allah..

Anda mungkin juga menyukai