Anda di halaman 1dari 8

Kyai Haji Abdul Manan

Seperguruan Islam Pondok Tremas Pacitan ini didirikan oleh simbah Kyai
Haji Abdul Manan sekitar tahun 1820 M

Tidak Banyak Catatan Riwayat Hidup dan perjuangan Kyai Haji Abdul
Manan dipomenggolo yang berhasil dikumpulkan,. Padahal sebenarnya
Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo mempunyai banyak kapasitas peran
yaitu sebagai ulama, sebagai pendiri pondok tremas Pacitan dan pretas
jaring ulama Nusantara

dokumentasi yang beredar dan dimiliki oleh keluarga besar Pondok tremas
Pacitan Hanya berupa Riwayat singkat perjalanan Kyai Haji Abdul Manan
Diponegoro ketika menimba ilmu di pesantren Tegalsari Ponorogo dibawah
asuhan Kyai Hasan Besari dan peranannya dalam merintis berdirinya
Pondok tremas Pacitan sungguh sangat disayangkan toko sehebat Kyai Haji
Abdul Manan Diponegoro riwayatnya Terlewatkan begitu saja padahal bila
diteliti lebih dalam ketokohan dan peran Kyai Haji Abdul Manan
dipomenggolo sangat luar biasa sulit dibayangkan Kyai Haji Abdul Manan
dipomanggolo merintis Pesantren pada sejak on Polonia Belanda hingga
kini masih tetap istiqomah sebagai pusat peradaban keilmuan yang
menjadi pertanyaan Sebenarnya tirakat apa yang pernah dilakukan oleh
Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo sehingga pesantren yang didirikan
masih kokoh berdiri keturunannya menjadi orang-orang hebat dan dapat
menjadi peretas jejaring ulama Nusantara ini yang harus terus direnungkan
dan digali oleh generasi yang akan datang Gus Muhammad atau gusmuk
dalam bukunya mengenal Pondok tremas dan perkembangannya menulis
bahwa riwayat Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro diketahui saat beliau
menimba ilmu di pesantren Tegalsari Ponorogo kira-kira dimulai pada 1820
and Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo yang mempunyai nama kecil
Raden Bagus Darso adalah putra dari Raden ngabehi dipomenggolo secara
nasab Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro berasal dari keluarga Salah satu
ningrat hal ini bisa khusyuk lebih jauh ke atas dari silsilah yang dimiliki oleh
keluarga besar Pondok tremas Pacitan yang mana sebagai Suriah atau
keturunan langsung Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo ningrat adalah
suatu gelar yang diberikan kepada seseorang atau golongan tertentu yang
merupakan pewaris tahta kerajaan di Jawa ningrat merupakan istilah lain
dari darah biru yaitu seseorang yang masih memiliki hubungan saudara
dengan seorang raja Jawa Salah satu ciri ningrat adalah terlihatnya sikap
ksatria dan keberanian serta kegagahan dalam diri seorang pria dan
nampaknya adab halus dan keanggunan bagi seorang wanita contoh
macam nama gelar orang ningrat salah satunya adalah sebutan Raden nah
Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo oleh masyarakat Pacitan dikenal
dengan sebutan Raden Bagus Darso Raden Bagus Darso merupakan putra
dari salah seorang tokoh yang sangat dihormati di daerah semanten
Pacitan ayahnya bernama Raden ngabehi dipomenggolo tidak diketahui
pasti tanggal bulan dan tahun berapa Raden Bagus Darso dilahirkan namun
diperkirakan Raden Bagus Darso dilahirkan pada tahun 1800-an minimnya
data tentang tanggal lahir Raden Bagus Darso membuat ibunda Raden
Bagus Darso tidak diketahui pasti siapa namanya namun yang jelas Raden
Bagus Darso dilahirkan dari keluarga darah biru yang agamis sementara itu
Raden ngabehi dipomenggolo merupakan putra dari Kiai Ageng se
toyudho bila ditelusuri ke atas lagi nasabnya akan sampai kepada Kiai amp
yo yo kemudian kepada Raden Joko puring hingga terakhir kepada
Brawijaya ke-5 inilah Kenapa pada nama bagus Darso diawali dengan kata
Raden yang dapat dipersepsikan bahwa Raden Bagus Darso berasal dari
keluarga yang memiliki nasab yang baik dan dari keluarga terpandang kala
itu namun belum diketahui secara pasti kapan dan Siapa yang menyusun
catatan tentang nasab Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo itu namun
catatan Ini kemungkinan besar sudah ditaati oleh para sesepuh terdahulu
dan keberadaannya telah diakui oleh keluarga [Musik] seperti kebanyakan
remaja kala itu Raden Bagus Darso sejak kecil mendapatkan pendidikan
dari ayahnya sendiri beliau dididik dan dikader oleh ayahnya agar kelak
dapat menjadi tokoh yang berguna untuk agama dan masyarakatnya maka
Raden ngabehi dipomenggolo kemudian Aden Bagus dan So untuk nyantri
kepada salah seorang ulama besar yang keilmuannya diakui oleh zamannya
yakni Kyai Haji Hasan Besari di pesantren Tegalsari Jetis Ponorogo Jawa
Timur Pesantren Tegalsari adalah salah satu Pesantren bersejarah di
Indonesia Pesantren ini terletak di desa Tegalsari Kecamatan Jetis
Kabupaten Ponorogo pada abad ke-18 sampai abad ke-19 Pesantren ini
didirikan oleh Kyai Ageng Hasan Besari Pesantren ini memiliki ribuan santri
berasal dari seluruh tanah Jawa dan sekitarnya diantara santri-santrinya
yang terkenal adalah pakubuwana 2 penguasa kerajaan Kartasura Raden
ngabehi Ronggowarsito seorang pujangga Jawa yang masyhur dan tokoh
pergerakan nasional HOS Cokroaminoto Hai Raden Bagus Darso nyantri
kepada Kyai Haji Hasan Besari selama beberapa tahun lamanya selama
menjadi santri Raden Bagus Darso berteman dan kerap berdiskusi dengan
Ronggowarsito yang telah kemudian dikenal sebagai Pujangga itu dibawah
asuhan Kyai Hasan Besari Raden Bagus Darso kerap mendapatkan
perhatian dan bimbingan khusus dari kyainya itu hal ini sangat beralasan
karena Raden Bagus Darso merupakan putra dari salah seorang tokoh yang
sangat dihormati di daerah wengker selatan sekarang Pacitan Selain itu
Raden Bagus Darso ketika nyantri juga termasuk santri yang sangat tekun
khususnya tekun dalam mempelajari ilmu agama Islam Raden Bagus Darso
dikenal suka melakukan riyadhoh atau lelaku khusus namun hal ini belum
diketahui jelas Amalan apa yang sering dilakukan oleh Raden Bagus Darso
sehingga telat beliau menjadi seorang ulama yang hebat perhatian yang di
dan oleh Kyai Haji Hasan Besari kepada Raden Bagus Darso bermula saat
suatu malam yang dingin dimana waktu itu para santri pondok Tegalsari
sedang tidur pulas sebagaimana biasanya Kyai Haji Hasan Besari keluar
untuk sekedar menjenguk anak-anak didiknya yang sedang tidur di asrama
maupun di serambi masjid pada waktu beliau memeriksa serambi masjid
yang penuh ditiduri oleh para santri itu tiba-tiba pandangan Kiai tertumbuk
pada suatu pemandangan aneh yaitu berupa cahaya yang bersinar dalam
hati beliau bertanya apakah gerangan cahaya aneh itu kalau cahaya
kunang-kunang tentu tidak demikian apalagi cahayaapi tentu tidak
mungkin sebab cahaya ini mempunyai kelainan kemudian dengan hati-hati
agar tidak sampai para santri yang sedang tidur itu terbangun Kyai Hasan
Besari mendekati cahaya aneh itu makin dekat dengan cahaya aneh
tersebut keheranan Kyai bertambah sebab cahaya itu semakin dan tanda-
tanda yang aneh dan kemudian apa yang disaksikan Kiai adalah suatu
pemandangan yang sungguh luar biasa sebab cahaya itu keluar dari ubun-
ubun salah satu sampainya kemudian diperiksanya Siapakah sesungguhnya
santri yang mendapat anugerah itu tetapi kegelapan malam dan
pandangan mata yang sudah kabur terbawa usia lanjut menyebabkan
usaha beliau gagal namun Kyai Haji Hasan Besari tidak kehilangan akal
dengan hati-hati sekali ujung ikat kepala santri itu diikat sebagai tanda
untuk mengetahui besok pagi kalau hari sudah mulai terang esoknya
sehabis Sembahyang subuh para santri yang tidur di serambi masjid
disuruh menghadap beliau setelah mereka menghadap dipandangnya satu
demi satu santri tersebut dengan tidak lupa memperhatikan ikat kepala
masing-masing disinilah beliau mengetahui bahwa sinar aneh yang
semalam keluar dari ubun-ubun salah satu santrinya berasal dari salah satu
santrimuda pantai Fathan yang tidak lain adalah Raden Bagus Darso dan
semenjak itu perhatian Kyai Haji Hasan Besari dalam mendidik bagus Darso
semakin bertambah sebab beliau merasa mendapat amanat untuk
mendidik seorang anak yang kelak kemudian hari akan menjadi pembuka
dan pemimpin umat kemungkinan besar nama Raden Bagus dan Soul yang
kemudian hari berganti nama menjadi Kyai Haji Abdul Manan merupakan
pemberian langsung dari Kyai Haji Hasan Besari sendiri sebagai wujud cinta
Kyai Haji Hasan Besari kepada santrinya itu setelah lama mengembara
menuntut ilmu agama kepada Kyai Haji Hasan Besari Raden Bagus Darso
kemudian pulang ke tanah kelahirannya disematkan Pacitan dan
mendirikan pesantren di sana pada tahun 1830 Masehi dan Sejak saat itu
Raden Bagus Darso dikenal dengan nama Kyai Haji Abdul Manan
Diponegoro pada awalnya Pondok yang didirikan dan bisa mantan
merupakan pesantren yang kecil yang santrinya hanya berasal dari
lingkungan desa semanten dan Pacitan berkat kerja keras doa kealiman dan
keikhlasannya maka lambat laut jumlah santrinya meningkat dengan pesat
kemudian tidak lama setelah itu Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo
menikah dengan Putri Demang tremas yang bernama Raden ngabehi
honggo Widjojo lagi-lagi tidak ada catatan Siapa nama istri dari Kyai Haji
Abdul Manan dipomenggolo tersebut setelah menikah itulah Kyai Haji
Abdul Manan dipomenggolo diberi sebidang tanah oleh mertuanya untuk
dijadikan sebagai tempat menyebarkan ilmunya dan hingga saat ini kita
kenal pesantren yang didirikan oleh Beliau dikenal dengan nama Perguruan
Islam Pondok tremas Pacitan usaha pertama kali yang dilakukan beliau
untuk membangun tempat pengajian Sudah barang tentu mendirikan
sebuah masjid terletak agak ke sebelah timur dari masjid yang sekarang
dan santri-santri dari jauh mulai berdatangan yang sebagian berasal dari
bekas santri-santrinya di semanten maka dibangunlah sebuah Asrama
Pondok di sebelah selatan masjid Sudah barang tentu keadaan masjid dan
Asrama Pondok pada waktu itu masih sangat sederhana sekali atapnya
masih menggunakan daun Ilalang dan kerangka lainnya masih banyak yang
menggunakan bahan dari bambu Adapun pengajian-pengajian Pada awal
berdirinya Pondok tremas masih belum banyak berbeda dengan pengajian
pada masa Pondok masih terletak di semanten yang antara lain pasolatan
ilmu tauhid fiqih Tafsir dan lain-lain jadi karena Pondok termasuk pada
waktu itu masih dalam taraf permulaan dan santrinya juga belum sebanyak
pada periode sesudahnya maka kitab-kitab yang dipakainya juga masih
dalam tingkatan dasar dalam membina Pesantren Kyai Haji Abdul Manan
Diponegoro dibantu oleh istri tercintanya hingga beliau mempunyai
beberapa putra-putri yang ledakan yang kelak akan meneruskan
perjuangannya dalam membina Pesantren Setelah lama mengembangkan
Pesantren maka Kiai Haji Abdul Manan dipomenggolo kemudian
melaksanakan salah satu rukun Islam yaitu menunaikan ibadah haji Kyai
Haji Abdul Manan Diponegoro menunaikan ibadah haji dan sekaligus
meneruskan belajar ilmu agamanya di Universitas al-azhar Kairo Mesir
dalam buku jauh dimata dekat dihati potret hubungan indonesia-mesir
terbitan KBRI Kairo 2010 disebutkan bahwa pada tahun 1850-an di al-azhar
telah dijumpai komunitas orang Indonesia salah satu orang pertama
Indonesia yang tinggal di Mesir adalah Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro
tremas kakek dari Syekh Mahfudz at-tarmasi hal itu terbukti dengan adanya
Ruak atau Hunian yang bernama luwak Jawi di masjid al-azhar Hai di masjid
ini ada empat ruwet Yang masih ada luwak jawin lu wakatra Turki luwak
Xiaomi surya dan luwak mag orhiba Maroko beliau tinggal di Mesir sekitar
tahun 1850 masehi selama di Mesir beliau berguru dengan Grand Syaikh
Ibrahim al-bajuri yaitu Grand Syeikh ke-19 Jadi wajar saja kalau tahun 1860-
an di Indonesia sudah ditemukan kitab Fathul mubin syarat dari kitab
Ummul barahin yang merupakan kitab karangan Grand Syaikh Ibrahim al-
bajuri keterangan ini diambil pada buku karangan Martin Van bruinessen
seorang orientalis yang lahir di schoonhoven Putra Belanda nama Kyai Haji
Abdul Manan dipomenggolo tercatat di buku tersebut dan merupakan
dokumen resmi Milik Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mesir yang
sangat menarik untuk direnungkan disini adalah bagaimana cara dan usaha
Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro ke dapat mengenyam pendidikan di al-
azhar Kairo Mesir padahal Bila Kita gali lebih mendalam zaman Kyai Haji
Abdul Manan Diponegoro masih dalam masa penjajahan Kolonial Belanda
Bagaimana bisa seorang santri Pacitan dari daerah yang sangat Tertinggal
dan jauh dari pusat peradaban mampu belajar hingga ke Universitas al-
azhar Mesir kalau bukan karena kesungguhan dan kegigihan Kyai Haji
Abdul Manan dipomenggolo untuk membangun peradaban pesantren di
Indonesia Pacitan khususnya tidak mungkin Kyai Haji Abdul Manan
Diponegoro dapat belajar hingga keluar negeri pengembaraan Kyai Haji
Abdul Manan Diponegoro dalam menuntut ilmu di Timur Tengah kelak
diikuti oleh generasi selanjutnya yaitu kyai haji Abdullah Putra Kyai Haji
Abdul Manan Diponegoro lalu Syeikh Mahfudz at-tarmasi Kyai Haji Dimyati
termasuk Kyai Haji Dahlan al-falaki tremas ketiganya kakak beradik Putra
Kyai Haji Abdullah yang menuntut lebih maka Kiai Haji Abdul Manan
Diponegoro telah berhasil meletakkan batu landasan sebagai pangkal
berpijak ke arah kemajuan dan kebesaran serta keharuman pondok
pesantren di nusantara kegigihannya dalam mendidik putra-putranya
sehingga menjadi ulama-ulama yang tidak saja menguasai kitab-kitab yang
dibaca lebih dari itu juga berhasil menyusun berbagai macam kitab dan
memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan dunia Islam seperti
Syekh mahfudh seorang ulama besar nusantara yang pernah menjadi imam
Masjidil Haram dan pemegang sangat shohih Bukhori Muslim dalam kitab
Al ulama al-mujaddid unik Kyai Haji Maimun Zubair Sarang Rembang
menyebut bahwa Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro merupakan salah
seorang ulama ahlussunnah waljama'ah yang pertama kali membawa
mengaji dan mempopulerkan kita Pit Husada tahu Muttaqien yaitu Syarah
dari kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-ghazali Hai kitab ini merupakan
kitab tasawuf yang sangat mendalam info jamnya Cino Cino melihat
kegigihan dan kesungguhan serta riwayat pendidikan yang ditempuh oleh
Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro maka tidak bisa diragukan lagi keluasan
ilmu yang telah diperolehnya sangat ilmuwan yang diperoleh Kyai Haji
Abdul Manan Diponegoro kesemuanya bersambung hingga kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga beliau dikenal sebagai kiai
yang Alim dalam berbagai bidang utamanya ilmu tasawuf sepulang dari
tanah suci dan Mesir Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo kemudian
kembali meneruskan perjuangan merawat pesantren dan berkumpul
dengan keluarga dan mendidik putra putrinya putra-putrinya inilah yang
kemudian akan membangun peradaban pesantren yang telah dirintis oleh
Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro pada tahun 1830 masehi peradaban
pesan kremes merupakan warisan yang sangat besar dan berharga
peninggalan Kyai Haji Abdul Manan dipomenggolo Kyai Haji Abdul Manan
Diponegoro memiliki tujuh orang putra-putri yakni satu Kiai Abdullah wafat
pada tahun 1314 Hijriyah 2q atau ilah tiga Kyai Abdurrahman 4 Kyai
Muhammad Bisri 5 Kyai Muhammad Idris 6 Nyai Muhammad 7 nya Ibrohim
putra-putranya inilah kelak akan menyebar dan ikut berperan dalam
merawat peninggalan Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro yakni peradaban
Pesantren lagi-lagi sejarah mencatat Kyai Haji Abdul Manan Diponegoro
merupakan salah satu ulama yang menjadi salah satu pionir terbentuknya
jaringan ulama Nusantara karena dari beliaulah lahir beberapa generasi
yang membanggakan dan mempunyai reputasi yang sangat baik dalam
dunia islam salah putranya adalah Kiai Abdullah yang memiliki keturunan
bernama Syekh Mahfudz at-tarmasi yang telah menelurkan para ulama
diantaranya Kyai Haji Hasyim Asy'ari Kiai Haji Wahab hasbulloh dan Kyai
Haji Bisri syansuri telah ketiganya dikenal sebagai pendiri Jami yang
nahdlotul ulama pada tahun 1926 untuk menegaskan prinsip dasar
jam'iyyah NU ini maka Kyai Haji Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun
asasi atau prinsip dasar kemudian juga merumuskan kitab i'tiqad
Ahlussunnah Waljamaah kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan
dalam kito anu yang dijadikan dasar dan rujukan Nadine dalam berpikir dan
bertindak dalam bidang sosial keagamaan dan politik ketiga Kyai ini
merupakan murid Syekh Mahfudz at-tarmasi yang paling terkenal karena
keilmuan dan kiprahnya di Indonesia Hai ulama-ulama tersebut telah
berhasil membangun jaringan Ulama Indonesia yang menjahit keterikatan
hubungan antara guru dan murid yang di kemudian hari membangun
Jamian nahdlotul ulama yang memiliki kontribusi penting bagi
terbangunnya pergerakan nasional menegakkan bangsa dan negara
Indonesia Syekh Mahfudz at-tarmasi memang pantas untuk dikagumi
apalagi Bagi kalangan Ahlul isnad yang mengetahui dari siapa saja beliau
memperoleh ilmu dan dari kitab apa saja tidak hanya dalam bidang hadits
saja melainkan sampai pada kitab-kitab tafsir fiqih qiroat Nahwu Shorof
akhlak tasawuf bahkan sampai amalan zikir semuanya berasal dari para
ulama yang memiliki sanad bersambung hingga penulis kitab-kitab
tersebut tidak berlebihan kiranya bahwa banyak sanad keilmuan Ulama
Indonesia yang diperoleh dari ulama asal Pondok tremas Pacitan Jawa
Timur ini baik secara langsung maupun tidak langsung Kalau tidak karena
Kyai Haji menanti po Menggolo maka tidak akan pernah lahir tokoh seperti
Kiai Abdullah Syekh Mahfudz at-tarmasi Kiai Dimyati attarmasie dan tokoh-
tokoh lainnya yang mengembangkan Pondok tremas Pacitan

Anda mungkin juga menyukai