Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Pangondian Hasibuan

Prodi : Pendidikan Agama Islam


Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Nama saya Muhammad Pangondian Hasibuan dan biasa dipanggil Dian. Saya lahir
tanggal 14 Maret 2003 di hutaraja Lama, Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Lawas. Saat
pertama kenalan dengan orang- orang, banyak yang tidak tau alamat saya karena kebetulan
tempat saya tinggal merupakan perbatasan riau dan alamat saya masih termasuk ke kawasan
medan. Saya adalah anak ke tiga dari enam bersaudara dan memiliki dua kakak perempuan
yang usianya kakak saya yang pertama beda 6 tahun dengan saya, kaka saya yang kedua beda
2 tahun dengan saya, saya memptunyai adik 3 2 perempuan dan 1 laki laki, adik saya yang
dibawah saya beda satu tahun dengan saya. Saya sekolah di musthafawiyah purba baru kalo
sekolah disana sampai 7 tahun karena saya dan adik saya hanya beda 1 tahun jadi kami sama-
sama melanjut kuliah tahun ini. Satu lagi sekolah di pesantren, dan satunya lagi masih
sekolah sd. Kemudian ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayah saya
adalah seorang petani.

Melalui nama saya yang diambil dari kata “pangondian”, yang berasal dari bahasa
batak karena berhubung saya anak pertama laki-laki orang tua saya mengharapkan saya selalu
ada saat saudara-saudara perempuan saya butuh saya.

Setelah itu, pada usia 7 tahun, saya melanjutkan ke sekolah di sebuah SD yang tidak
jauh dari komplek perumahan saya, yaitu SDN Hutaraja Lama. Sejak sekolah, saya selalu
berusaha mencari sesuatu yang baru, karena lingkungan sekolah tidak jauh dari rumah.

Setelah lulus SD, saya mendaftar ke Al- Mukhlisin sibuhuan melalui jalur ujian
nasional. Pada tingkat ini, saya mencoba untuk memperoleh keterampilan non-akademik
dengan berpartisipasi dalam kegiatan MTQ dan mengambil pelajaran karate di luar kegiatan
sekolah. Ketika saya masih siswa sekolah menengah pertama, saya berada di peringkat ke-1
di perlombaan MTQ Tingkat Kecamatan, hingga melanjut ketingkat kabupaten namun
sayangnya saya gagal ditingkat kabupaten sehingga tidak dapat melanjut ke tingkat provinsi
lagi.

Musthafawiyah purba baru di Lembah Sorik Marapi, Mandailing Natal adalah tempat saya
melanjut setelah dari pesantren Al- Mukhlisin Ini adalah waktu yang menyenangkan sebagai
seorang remaja. Pesantren Musthafawiyah Purba Baru adalah pesantren yang tertua di
Sumatera Utara merupakan salah satu pesantren yang masih tetap eksis sampai sekarang
seiring dengan perkambangan pendidikan Indonesia yang semakin maju. Pesantren masih
dapat bertahan sampai sekarang ditengah perkembangan arus globalisasi, pesantren
Musthafawiyah masih mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk menciptakan
individu-individu yang taat kepada Allah, memiliki pengetahuan agama yang bagus, dan juga
untuk menghasilkan ulama ulama yang nantinya dapat menyiarkan agama Islam ditengah-
tengah masyarakat.
Marponodok menjadi suatu kebiasaan bagi Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, marpondok
yang berarti tinggal dalam pondok. Santri Musthafawiyah Purba Baru tinggal bersama-sama
dengan santri lainnya di dalam pondok. Para melangsungkan semua aktivitas-aktivitas di
lingkungan pondok baik aktivitas pendidikan maupun aktivitas interaksi. Marpondok yang
terdapat di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru sudah terkenal sejak awal-awal
perkembangannya, santri yang tinggal di dalam pondok adalah santri-santri yang berasal dari
luar daerah Kabupaten Mandailing Natal.

Setelah tamat musthafawiyah Saya langsung mencoba mendaftar di Universitas Islam


Negeri Mahmud Yunus Batusangkar, dan Alhamulillah saya masuk di prodi Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Saya bangga telah diterima di sana.
Tentu saja, kali ini saya harus memulai dari awal dengan serius. Saya tidak ingin menyia-
nyiakan kesempatan untuk mencapai tujuan saya.

Anda mungkin juga menyukai