PPh pasal 21
PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Orang Pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri Apabila kegiatan dilakukan Orang Pribadi Subjek Pajak Luar Negeri, Pajak Penghasilan pasal 26.
Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 dan atau PPh pasal 26
Pegawai tetap Penerima uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua termasuk ahli warisnya Bukan pegawai yang menerima penghasilan dengan upah harian/mingguan/satuan/borongan Bukan pegawai termasuk tenaga ahli yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang bersifat berkesinambungan atau tidak Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaan dalam kegiatan
Kasus 1
Tn. Ibadurrahman dengan status TK/0 bekerja pada PT. Pow-Pow sejak tahun 1999. Pada tahun 2009, setiap bulan PT. Pow-Pow membayar gaji pokok sebesar Rp4.000.000, tunjangan transport Rp400.000, dan tunjangan makan sebesar Rp400.000. PT. Pow-Pow mengikuti program jamsostek dan Dana Pensiun yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan dengan perincian sebagai berikut : Premi asuransi kecelakaan kerja 0,24% dari gaji pokok Premi asuransi kematian 0,3% dari gaji pokok Iuran JHT 3.7% dari gaji pokok Iuran pensiun Rp100.000 Pembayaran yang dilakukan sendiri oleh Tn. Ibadurrahman adalah : Iuran JHT 2% dari gaji pokok Iuran pensiun Rp50.000 Berapa PPh pasal 21 yang harus dipotong atas penghasilan diterima Tn. Ibadurrahman setiap bulannya
Penghitungan PPh pasal 21 setiap bulan Gaji Tunjangan transport Tunjangan makan Premi JKK Premi JKM Penghasilan Bruto Pengurang Biaya Jabatan (5% x Rp4.821.600) Maksimum Rp241.080 Iuran JHT Rp 80.000 Iuran Pensiun Rp 50.000 Jumlah pengurang Penghasilan neto sebulan Penghasilan neto setahun PTKP (TK/-) Penghasilan Kena Pajak PPh terutang 5% x Rp37.566.000 PPh pasal 21 terutang sebulan
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp.
1.878.300 156.525
6
Jurnal
Biaya gaji 4.939.600 Utang PPh ps 21 156.525 Utang premi jamsostek 21.600 Utang iuran pensiun 100.000 Utang iuran THT 148.000 Utang gaji 4.513.475
Kasus 2
Azizan, status belum kawin, dalam bulan januari 2009 bekerja pada PT. Rizqi selama 10 hari kerja dengan menerima upah yg dibayar secara harian sebesar Rp. 200.000/hari untuk 10 hari kerja tersebut
Jurnal
Biaya Upah Utang PPh ps 21 Kas atau Bank 2.000.000
78.000 1.922.000
10
Kasus 3
PT. Jujur melakukan pembayaran penghasilan atas jasa penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan Subarkah Ak. Pembayaran dilakukan 2 kali yaitu pada bulan April dan Desember 2009 masing-masing sebesar Rp56.000.000 dan Rp67.000.000. Subarkah mempunyai NPWP dan ada penghasilan dari pemberi kerja yang lain
11
Jawaban
Penghitungan PPh Pasal 21 Bulan April 50% x Rp56.000.000 = Rp28.000.000 PPh terutang Rp28.000.000 x 5% = Rp1.400.000 Bulan Desember 50% x Rp67.000.000 = Rp33.500.000 PPh terutang Rp22.000.000 x 5% = Rp1.100.000 Rp11.500.000 x 15% = Rp1.725.000 Jumlah PPh pasal 21 Rp2.825.000
12
Jurnal
April 2009 Biaya Honor 56.000.000 Utang PPh ps 21 1.400.000 Kas atau Bank 54.600.000 Desember 2009 Biaya Honor 67.000.000 Utang PPh ps 21 2.825.000 Kas atau Bank 64.175.000
13
Kasus 4
PT. Akhlak Baik memberikan upah kepada Wendy atas jasa pembersihan ac sebesar Rp40.000. Wendy tidak berNPWP Penghitungan PPh pasal 21 50% x Rp40.000 = Rp20.000 Rp20.000 x 5% x 120% = Rp1.200 Karena tidak berNPWP maka penghitungan PPh pasal 21 dikenakan tambahan 20% lebih besar
14
Jurnal
Biaya upah 40.000 Utang PPh ps 21 1.200 Kas atau Bank 38.800
15
PPh Pasal 22
Merupakan penjualan atau pembelian barang, impor barang, kegiatan usaha tertentu dan penjualan barang tergolong sangat mewah yang terkait dengan Badan pemungut PPh pasal 22 yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan
16
19
- Industri Kertas
- Industri Baja
- Industri Otomotif
0,10% dari DPP PPN 0,30% dari DPP PPN 0,45% dari DPP PPN
20
0,3% 0,3%
- Permix/Super TT
- Minyak Tanah - Gas LPG - Pelumas
0,3%
-
0,25%
0,3% 0,3% 0,3%
Pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul
Penjualan barang yang tergolong sangat mewah **)
Kasus 1
PT. Jujur Makmur menjual beras sebanyak 100 kuintal kepada Departemen keuangan dengan harga Rp50.000.000 PT. Jujur Selalu menjual seperangkat komputer kepada Pemda DKI seharga Rp11.000.000 sudah termasuk PPN
22
Jawaban
Jurnal yang dilakukan PT. Jujur Makmur Kas 49.250.000 UM Pajak ps22 750.000 Penjualan 50.000.000 Jurnal yang dilakukan PT. Jujur Selalu Kas 9.850.000 UM pajak Ps22 150.000 Penjualan 10.000.000
23
Kasus 2
PT. Amanah mengimpor bahan baku dengan harga Rp100.000.000. Bahan baku dibebaskan dari PPN dan menggunakan API PT. Istiqomah membeli baja sebagai bahan baku sebesar Rp. 100 juta (belum termasuk PPN) ke PT Krakatau Steel
24
Jawaban
Jurnal yang dilakukan PT. Amanah Persd bhn baku 100.000.000 UM pajak ps 22 2.500.000 Kas/bank 102.500.000 Jurnal yang dilakukan PT. Istiqomah Persd bhn baku 100.000.000 UM pajak ps22 300.000 UM PPN 10.000.000 Kas/bank 110.300.000
25
Kasus 3
Tn. Sugih (non Wajib Pajak) membeli sebuah mobil mewah 5000 cc dengan harga Rp6.000.000.000 belum termasuk PPN dari PT. Mobilan Mewah yang ditunjuk sebagai pemungut PPh pasal 22 Penghitungan PPh pasal 22 Rp6.000.000.000 x 5% x 200% = Rp600.000.000 Penghitungan PPh pasal 22 atas pihak yang tidak berNPWP akan dikenakan tarif 100% lebih besar.
26
Jurnal
Kas 7.200.000.000 Utang PPh ps 22 600.000.000 PPN Keluaran 600.000.000 Penjualan 6.000.000.000
27
PPh pasal 23
Dikenakan atas pembayaran atau pembebanan jasa, sewa, bunga, dividen, royalti, dan hadiah yang telah diterimanya Dikenakan tarif 15% x penghasilan bruto yaitu atas deviden, bunga, royalti dan hadiah/penghargaan Dikenakan tarif 2% x penghasilan bruto yaitu atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta serta imbalan sehubungan dengan jasa Kecuali telah dikenakan PPh pasal 4(2)
28
Kasus 1
PT. Bijak melakukan pembayaran atas jasa konsultasi kepada PT. Baik (pengusaha kecil non PKP) sebesar Rp10.000.000. PT. Segar melakukan pembayaran atas jasa catering kepada PT. Seger (PKP) atas jasa catering sebesar Rp50.000.000 (belum termasuk PPN)
29
Jawaban
Jurnal PT. Bijak Biaya konsultan 10.000.000 Kas 9.800.000 Utang PPh pasal 23 200.000 Jurnal PT. Baik Kas 9.800.000 UM PPh ps 23 200.000 Penghasilan konsultan 10.000.000
30
jawaban
Jurnal PT. Segar Biaya jasa catering 50.000.000 UM PPN 5.000.000 Kas 54.000.000 Utang PPh pasal 23 1.000.000 Jurnal PT. Seger Kas 54.000.000 UM PPh ps 23 1.000.000 Penghasilan catering 50.000.000 Utang PPN 5.000.000
31
Kasus 2
PT. Xtra membayar dividen kepada pemegang saham dalam negeri sebesar Rp1.000.000 PT. Vita membayar bunga pinjaman kepada PT. Wita sebesar Rp1.000.000
32
Jawaban
Jurnal : Laba ditahan 1.000.000 Utang PPh pasal 23 150.000 Utang dividen 850.000
33
Jawaban
Jurnal PT. Vita Biaya bunga 1.000.000 Utang PPh 23 150.000 Kas 850.000 Jurnal PT. Wita Kas 850.000 UM PPh 23 150.000 Penghasilan bunga 1.000.000
34
Kasus 3
PT. A melakukan pembayaran sewa kendaraan pada Tn. Z (non Wajib Pajak) sebesar Rp2.000.000. Penghitungan PPh pasal 23 2.000.000 x 2% x 200% = Rp80.000 Penghitungan PPh pasal 23 atas pihak yang tidak berNPWP akan dikenakan tarif 100% lebih besar.
35
Jurnal
Biaya sewa 2.000.000 Utang PPh pasal 23 Kas atau bank
80.000 1.920.000
36
37
Kasus 1
PT. Adil menyewa sebuah gudang dari PT. Zahif (Wajib Pajak Non Pengusaha Kena Pajak) dengan nilai sewa sebesar Rp12.000.000
38
jawaban
Jurnal PT. Adil Biaya sewa gudang 12.000.000 Kas 10.800.000 Utang PPh ps 4(2) 1.200.000 Jurnal PT. Zahif Kas 10.800.000 Beban PPh ps 4(2) 1.200.000 Penghasilan sewa gdg 12.000.000
39
Kasus 2
PT. Bangun Negeriku, Wajib Pajak sekaligus PKP yang mempunyai kualifikasi usaha konstruksi besar memberikan jasa pelaksanaan konstruksi pembagunan gudang sebesar Rp2.400.000.000 belum termasuk PPN kepada PT. Ibu Pertiwi (PKP)
40
Jawaban
Jurnal PT. Ibu Pertiwi Gudang 2.400.000.000 PPN Masukan 240.000.000 Kas 2.568.000.000 Utang PPh ps 4(2) 72.000.000 Jurnal PT. Bangun Negeriku Kas 2.568.000.000 Beban PPh ps 4(2) 72.000.000 PPN Keluaran 240.000.000 Penghasilan jasa kons 2.400.000.000
41
Kasus 3
PT. Sukadana membeli tanah seharga Rp 300.000.000,-dan bangunan permanen seharga Rp 800.000.000,-dari Bapak Salim. NJOP tanah & bangunan tersebut sesuai SPPT PBB adalah sebesar Rp 1.000.000.000,-dan dibuatkan akta AJB-nya. Sesuai kesepakatan pajak-pajak ditanggung oleh pembeli. Diketahui bahwa NPOPTKP sebesar Rp 30.000.000
42
Jawaban
Penghitungan BPHTB NPOP 1,100,000,000 NPOPTKP 30,000,000 Dasar Pengenaan 1,070,000,000 BPHTB (5%) 53,500,000 BPHTB Tanah 300jt/1.100jt x 53.500.000 = 14.590.909 BPHTB Bangunan 800jt/1.100jt x 53.500.000 = 38.909.091 PPHTB 5% x Rp1.100.000.000 = 55.000.000
43
Jawaban
Bangunan 800.000.000 Tanah 300.000.000 Kas 1.100.000.000 Bangunan 38.909.091 BPHTB Tanah 14.590.909 Beban PPh ps.4(2) 55.000.000 Kas 108.500.000
44
PPh pasal 26
Pemotongan PPh pasal 26 ditujukan terhadap jenis penghasilan yang diterima/diperoleh Subyek Pajak Luar Negeri Tidak semua penghasilan yang dibayarkan ke luar negeri akan di potong PPh pasal 26 namun dilihat apakah ada Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) atau tax treaty
45
Kasus 1
PT. Crista berusaha di bidang properti mengasuransikan bangunannya kepada perusahaan asuransi di luar negeri, dengan premi asuransi dibayar dimuka sebesar Rp1 milyar untuk 1 tahun
46
jawaban
Jurnal PT. Crista Biaya Premi asuransi 1.000.000.000 utang PPh ps 26 100.000.000 utang premi asuransi 900.000.000 Utang PPh ps 26 100.000.000 Utang Premi Asuransi 900.000.000 Kas atau bank 1.000.000.000
47
Kasus 2
Mekdi Indonesia membayar royalti kepada mekdi USA atas pemakaian merek dagang sebesar Rp250.000.000
48
jawaban
Jurnal : Biaya royalti 250.000.000 utang PPh ps 26 50.000.000 utang royalti 200.000.000
49