Anda di halaman 1dari 2

NUTRISI PASIEN KRITIS Tujuan pemberian dukungan nutrisi pada kondisi sakit kritis dan sepsis adalah : 1.

Meminimalkan imbang negatif kalori dan protein dan kehilangan protein dengan cara menghindari kondisi starvasi. 2. Mempertahankan fungsi jaringan, khususnya hati, sistem imun, sistem otot, dan otot-otot pernafasan. 3. Memodifikasi perubahan-perubahan metabolik dan fungsi metabolik dengan menggunakan substrat khusus. Kebutuhan energi : Sekalipun kebutuhan energi sebesar 20-25 kcal/kgBB/hari direkomendasikan untuk pasienpasien sakit kritis, sejumlah data menunjukkan bahwa pemberian kalori yang lebih rendah (tidak melebihi 25 kcal/kgBB/hari) lebih aman untuk pasien-pasien sakit kritis. Pada pasien anak yang sakit kritis, kebutuhan kalorinya berubah seiring dengan kondisi klinisnya. Disamping beratnya penyakit dan derajat stress, faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengeluaran energi antara lain menangis, pengambilan darah, terapi fisik, dan pengisapan pipa endotrakeal. Kebutuhan energi dapat dipenuhi melalui jalur enteral (nasogastrik, atau nasojejunal atau melalui gastrostomi atau jejunostomi) atau jalur parenteral (vena perifer atau vena sentral). Kebutuhan Protein : Kebutuhan protein pada pasien sakit kritis dewasa kurang lebih 1,5 g/kgBB/hari. Kebutuhan bisa meningkat sampai 2 g/kgBB/hari pada pasien trauma, luka bakar berat dan cedera kepala. Pada pasien yang menjalani CRRT (Continuous renal replacement therapy), kebutuhan protein bahkan bisa dinaikkan sampai 2,5 g/kgBB/hari. Jumlah nitrogen yang hilang bervariasi sesuai dengan kondisi klinis dan selaras denga jumlah energi yang dikeluarkan berikut beratnya stress. Kebutuhan protein pada pasien PICU bervariasi menurut usia dan kondisi klinis. Kebutuhan protein/asam amino pada pemberian nutrisi parenteral untuk bayi cukup bulan adalah 2,5-3 g/kgBB/hari. Pada anak-anak yang lebih tua, kebutuhan asam aminonya 2-2,5 g/kgBB/hari, dan pada pasien kritis remaja, kebutuhan proteinnya adalah 1,5-2 g/kgBB/hari. Kebutuhan asam amino/protein yang lebih tinggi dibutuhkan pada pasien trauma dan pasien yang menjalani terapi CRRT untuk menggantikan asam amino yang hilang melalui filter hemodialisa. Sumber : 1. Basic in Clinical Nutrition, 3rd ed. Lubos Sobotkan. Galen, 2004. 2. ASPEN Nutrition Support Practice Manual, 2nd ed. 2005.

NUTRISI ENTERAL DAN PARENTERALdi INTENSIVE CARE UNIT

Anda mungkin juga menyukai