Anda di halaman 1dari 16

Aty Heawati

MODUL 4
BAB III
ANALISIS DATA


Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa memahami cara menganalisis data acak
2. Mahasiswa memahami cara menganalisis data berkelompok
3. Mahasiswa memahami cara menganalisis data berkala

Pokok Bahasan

2. Analisis Data Berkelompok
1. Ukuran Pemusatan
2. Ukuran Letak
3. Ukuran Penyebaran

























Aty Heawati
BAB III
ANALISIS DATA

3.2. Analisis Data Berkelompok
Ada 3 ukuran dalam analisis data berkelompok
1. Ukuran Pemusatan
Ukuran pemusatan adalah ukuran yang ada di tengah-tengah data. Ada beberapa ukuran
pemusatan, yaitu rata-rata baik rata-rata hitung, rata-rata tertimbang dan rata-rata ukur dan
modus.
1. Rata-rata
Ada dua cara perhitungan rata-rata , yaitu :
1. Cara Panjang
Rata-rata dalam analisis data berkelompok diperoleh dari hasil penjumlahan nilai
tengah data dikalikan dengan frekuensinya yang dibagi oleh banyaknya data, atau di
rumuskan sebagai berikut :



Dimana f
i
= frekuensi pada interval ke i
x
i
= nilai tengah pada interval ke i

Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel
diambil sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya
(dalam puluhan ribu rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73





n
x f
x
k
i
i i
=
=
1
Aty Heawati
Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel (X 10.000)
Interval Frekuensi (f
i
) Nilai Tengah f
i
X
i
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil X
i
50 - 59 2 54,5 109
60 - 69 13 64,5 838,5
70 - 79 16 74,5 1192
80 - 89 7 84,5 591,5
90 - 99 7 94,5 661,5
100 - 109 5 104,5 522,5
50 3915

Sehingga diperoleh rata-rata


Artinya : rata-rata biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 783.000

2. Cara Pendek (Cara Koding)
Adalah cara menghitung rata-rata dimana nilai tengah sebuah interval di gantikan oleh
koding, yaitu menempatkan angka nol di interval dengan frekuensi terbesar (atau di
mana saja), kemudian di hitung nilai rata-ratanya dengan persamaan :





Dimana f
i
= frekuensi pada interval ke i
u
i
= koding pada interval ke i
x
0
= nilai tengah pada interval dengan u = 0
p = panjang interval








3 . 78
50
3915
= = x
|
|
|
|
.
|

\
|
+ =

=
n
u f
p x x
k
i
i i
1
0
Aty Heawati
Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel
diambil sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya
(dalam puluhan ribu rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73

Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel (X 10.000)
Interval Frekuensi (f
i
) Nilai Tengah u
i
f
i
u
i
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil X
i
50 - 59 2 54,5 -2 -4
60 - 69 13 64,5 -1 -13
70 - 79 16 74,5 0 0
80 - 89 7 84,5 1 7
90 - 99 7 94,5 2 14
100 - 109 5 104,5 3 15
50 19

Sehingga diperoleh rata-rata


Artinya : rata-rata biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 783.000











3 , 78
50
19
10 5 , 74 =
|
.
|

\
|
+ = x
Aty Heawati
2. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul
Modus dalam analisis data berkelompok terletak pada interval dengan frekuensi tertinggi.
Interval itu disebut klas modus
Nilai modusnya ditetapkan dengan persamaan :



Dimana : bb = batas bawah klas modus
p = panjang interval
f
a
= selisih frekuensi klas modus dengan frekuensi sebelumnya
F
b
= selisih frekuensi klas modus dengan frekuensi setelahnya

Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel diambil
sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya (dalam puluhan
ribu rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73

Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel
Interval Frekuensi (f)
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil
50 - 59 2
60 - 69 13
70 - 79 16
80 - 89 7
90 - 99 7
100 - 109 5
50




|
|
.
|

\
|
+
+ =
b a
a
f f
f
p bb Mo
Terletak modus
b
a
Aty Heawati
1. Modus terletak pada interval dengan frekuensi tertinggi yaitu interval ke 3
2. f
a
= 16 13 = 3
3. f
b
= 16 7 = 9
4. Nilai modus :


Artinya modus atau kebanyakan biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp.
720.000

2. Ukuran Letak
Ukuran letak adalah ukuran letak titik pada sekumpulan data. Ada beberapa ukuran letak,
yaitu median, kuartil, desil dan persentil.
1. Median
Median adalah suatu nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama besar,
terletak di tengah-tengah sekelompok data setelah data tersebut diurutkan dari yang
terkecil sampai terbesar.
Median untuk data berkelompok terletak pada data ke (n+1)/2
Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data itu terletak pada interval ke
berapa, dan interval itu di tetapkan sebagai klas median.
Nilai mediannya di tetapkan dengan persamaan :




Dimana : bb = batas bawah klas median
p = panjang interval
n = jumlah data
F = frekuensi kumulatif sampai dengan sebelum klas median
f = frekuensi klas median








|
|
|
|
.
|

\
|

+ =
f
F
n
p bb Me
2
72
9 3
3
10 5 , 69 =
|
.
|

\
|
+
+ = Mo
Aty Heawati
Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel diambil
sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya (dalam puluhan
ribu rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73

Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel
Interval Frekuensi (f) Frekuensi
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil Kumulatif (F)
50 - 59 2 2
60 - 69 13 15
70 - 79 16 31
80 - 89 7 38
90 - 99 7 45
100 - 109 5 50
50


1. Median terletak pada data ke (50+1)/2 = 25,5
2. Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data ke 25,5 terletak pada
interval 3, sehingga interval ke 3 disebut klas median dengan batas bawah = 69,5
3. Nilai median :




Artinya nilai tengah biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 757.500






terletak data ke 25,5
75 , 75
16
15
2
50
10 5 , 69 =
|
|
|
|
.
|

\
|

+ = Me
Aty Heawati
2. Kuartil
Kuartil adalah suatu nilai yang membagi data menjadi empat bagian yang sama besar,
terletak di setiap perempatan dari sekelompok data setelah data tersebut diurutkan dari
yang terkecil sampai terbesar.
Kuartil untuk data berkelompok
Kuartil untuk data berkelompok terletak pada data ke i(n+1)/4
Jadi, Kuartil pertama akan terletak pada data ke 1(n+1)/4
Kuartil ke dua akan terletak pada data ke 2(n+1)/4
Kuartil ke tiga akan terletak pada data ke 3(n+1)/4
Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data itu terletak pada interval ke
berapa, dan interval itu di tetapkan sebagai klas kuartil ke i.
Nilai kuartil ke i nya di tetapkan dengan persamaan :




Dimana : bb = batas bawah klas kuartil
p = panjang interval
i = kuartil ke i
n = jumlah data
F = frekuensi kumulatif sampai dengan sebelum klas kuartil
f = frekuensi klas kuartil

Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel diambil
sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya (dalam puluhan
ribu rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73
Misalkan akan di tentukan kuartil ke dua, maka :



|
|
|
|
.
|

\
|

+ =
f
F
in
p bb K
i
4
Aty Heawati
Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel
Interval Frekuensi (f) Frekuensi
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil Kumulatif (F)
50 - 59 2 2
60 - 69 13 15
70 - 79 16 31
80 - 89 7 38
90 - 99 7 45
100 - 109 5 50
50

1. Kuarti ke 2 terletak pada data ke 2(50+1)/4 = 25,5
2. Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data ke 25,5 terletak pada
interval 3, sehingga interval ke 3 disebut klas kuartil ke 2 dengan batas bawah = 69,5
3. Nilai kuartil ke 2 :



Artinya kuartil ke 2 biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 757.500
Nilai kuartil ke dua ini akan sama dengan nilai median.

3. Desil
Desil adalah suatu nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama besar,
terletak di setiap persepuluhan dari sekelompok data setelah data tersebut diurutkan dari
yang terkecil sampai terbesar.
Desil untuk data berkelompok terletak pada data ke i(n+1)/10
Jadi, Desil pertama akan terletak pada data ke 1(n+1)/10
Desil ke dua akan terletak pada data ke 2(n+1)/10
. . .
Desil ke sembilan akan terletak pada data ke 9(n+1)/10
Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data itu terletak pada interval ke
berapa, dan interval itu di tetapkan sebagai klas desil ke i.





terletak data ke 25,5
75 , 75
16
15
4
50 . 2
10 5 , 69
2
=
|
|
|
|
.
|

\
|

+ = K
Aty Heawati
Nilai desil ke i nya di tetapkan dengan persamaan :




Dimana : bb = batas bawah klas desil
p = panjang interval
i = desil ke i
n = jumlah data
F = frekuensi kumulatif sampai dengan sebelum klas desil
f = frekuensi klas desil

Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel diambil
sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya (dalam puluhan
ribu rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73
Misalkan akan di tentukan desil ke 5, maka :

Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel
Interval Frekuensi (f) Frekuensi
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil Kumulatif (F)
50 - 59 2 2
60 - 69 13 15
70 - 79 16 31
80 - 89 7 38
90 - 99 7 45
100 - 109 5 50
50




|
|
|
|
.
|

\
|

+ =
f
F
in
p bb D
i
10
terletak data ke 25,5
Aty Heawati
1. Desil ke 5 terletak pada data ke 5(50+1)/10 = 25,5
2. Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data ke 25,5 terletak pada
interval 3, sehingga interval ke 3 disebut klas desil ke 5 dengan batas bawah = 69,5
3. Nilai desil ke 5 :



Artinya desil ke 5 biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 757.500
Nilai desil ke lima ini akan sama dengan nilai median dan sama dengan nilai kuartil ke
dua.

4. Persentil
Persentil adalah suatu nilai yang membagi data menjadi seratus bagian yang sama besar,
terletak di setiap perseratusanan dari sekelompok data setelah data tersebut diurutkan dari
yang terkecil sampai terbesar.
Persentil untuk data berkelompok terletak pada data ke i(n+1)/100
Jadi, Persentil pertama akan terletak pada data ke 1(n+1)/100
Persentil ke dua akan terletak pada data ke 2(n+1)/100
. . .
Persentil ke sembilan puluh sembilan akan terletak pada data ke 99(n+1)/100
Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data itu terletak pada interval ke
berapa, dan interval itu di tetapkan sebagai klas persentil ke i.
Nilai persentil ke i nya di tetapkan dengan persamaan :




Dimana : bb = batas bawah klas persentil
p = panjang interval
i = persentil ke i
n = jumlah data
F = frekuensi kumulatif sampai dengan sebelum klas persentil
f = frekuensi klas persentil



|
|
|
|
.
|

\
|

+ =
f
F
in
p bb P
i
100
75 , 75
16
15
10
50 . 5
10 5 , 69
5
=
|
|
|
|
.
|

\
|

+ = D
Aty Heawati
Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel diambil
sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya (dalam puluhan
ribu rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73
Misalkan akan di tentukan persentil yang ke 50, maka :

Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel
Interval Frekuensi (f) Frekuensi
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil Kumulatif (F)
50 - 59 2 2
60 - 69 13 15
70 - 79 16 31
80 - 89 7 38
90 - 99 7 45
100 - 109 5 50
50

1. Persentil ke 50 terletak pada data ke 50(50+1)/100 = 25,5
2. Pada tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat dilihat, data ke 25,5 terletak pada
interval 3, sehingga interval ke 3 disebut klas persentil ke 50 dengan batas bawah =
69,5
3. Nilai persentil ke 50 nya :




Artinya persentil ke 50 biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 757.500,
atau 50% biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut dibawah Rp. 757.500.
Nilai persentil ke 50 ini akan sama dengan nilai median, sama dengan nilai kuartil ke 2
dan sama dengan nilai desil ke 5.

terletak data ke 25,5
75 , 75
16
15
100
50 . 50
10 5 , 69 =
|
|
|
|
.
|

\
|

+ =
i
P
Aty Heawati

3. Ukuran Penyebaran
Ukuran penyebaran adalah ukuran yang ada di sekitar data. Ada beberapa ukuran
penyebaran, tetapi yang akan di bahas pada modul ini hanya simpangan baku.
Simpangan baku dalam analisis data berkelompok diperoleh dari hasil penjumlahan dari
perkalian frekuensi dengan selisih tengah nilai data pada interval yang bersangkutan dengan
rata-ratanya yang dikuadratkan dibagi oleh banyaknya data.
Ada dua rumusan perhitungan simpangan baku :
1. Jika data nya data populasi



Dimana :
2
= varians
f
i
= frekuensi pada interval ke i
x
i
= nilai tengah interval ke i
= rata-rata
n = jumlah data
= = simpangan baku

2. Jika data nya data sampel



Dimana : s
2
= varians
f
i
= frekuensi pada interval ke i
x
i
= nilai tengah interval ke i
= rata-rata
n = jumlah data
s = = simpangan baku

Persamaan di atas mempunyai kelemahan, yaitu jika rata-rata adalah bilangan yang tidak
bulat, maka jika dilakukan pembulatan akan mengakibatkan kesalahan perhitungan karena
pambulatan (bound of error).




2
s
1
) (
1
2
2

=

=
n
x x f
s
k
i
i i
x
N
x f
k
i
i i
=

=
1
2
2
) (
o
2
o
x
Aty Heawati
Untuk itu ada persamaan yang lain hasil turunan dari persamaan di atas :




Dimana : s
2
= varians
f
i
= frekuensi pada interval ke i
x
i
= nilai tengah pada interval ke i
n = jumlah data
s = = simpangan baku

Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel diambil
sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya (dalam puluhan ribu
rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73
Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel (X 10.000)
Interval Frekuensi (f
i
) Nilai Tengah f
i
X
i
X
i
2
f
i
X
i
2
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil X
i
50 - 59 2 54,5 109 2970,25 5940,50
60 - 69 13 64,5 838,5 4160,25 54083,25
70 - 79 16 74,5 1192 5550,25 88804,00
80 - 89 7 84,5 591,5 7140,25 49981,75
90 - 99 7 94,5 661,5 8930,25 62511,75
100 - 109 5 104,5 522,5 10920,25 54601,25
50 3915 39671,5 315922,50

Sehingga diperoleh simpangan baku




Artinya simpangan baku biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 138.300
2
s
) 1 (
1
2
1
2
2

|
.
|

\
|

=

= =
n n
x f x f n
s
k
i
k
i
i i i i
83 , 13 39 , 191
39 . 191
) 1 50 ( 50
) 3915 ( 5 , 315922 50
2
2
= =
=

=
s
x
s
Aty Heawati
Persamaan di atas di sebut cara panjang. Ada cara lain yang di sebut cara pendek, yaitu
dengan persamaan :





Dimana : s
2
= varians
p = panjang interval
f
i
= frekuensi pada interval ke i
u
i
= koding pada interval ke i
n = jumlah data
s = = simpangan baku

Contoh :
Berikut disajikan data tentang biaya perbaikan mobil di sebuah bengkel. Sampel diambil
sebanyak 50 mobil yang datang untuk melakukan perbaikan mobilnya (dalam puluhan ribu
rupiah).
91 78 93 57 75 52 99 80 97 62
71 69 72 89 66 75 79 75 72 76
104 74 62 68 97 105 77 65 80 109
85 97 88 68 83 68 71 69 67 74
62 82 98 101 79 105 79 69 62 73
Data diatas jika di susun dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Biaya Perbaikan Mobil di sebuah Bengkel (X 10.000)
Interval Frekuensi (f
i
) Koding f
i
u
i
u
i
2
f
i
u
i
2
Biaya Perbaikan Jumlah Mobil u
i
50 - 59 2 -2 -4 4 8
60 - 69 13 -1 -13 1 13
70 - 79 16 0 0 0 0
80 - 89 7 1 7 1 7
90 - 99 7 2 14 4 28
100 - 109 5 3 15 9 45
50 19 19 101



|
|
|
|
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|

=

= =
) 1 (
1
2
1
2
2 2
n n
u f u f n
p s
k
i
k
i
i i i i
2
s
Aty Heawati
Sehingga diperoleh simpangan baku :




Artinya simpangan baku biaya perbaikan mobil di bengkel tersebut sebesar Rp. 138.300

39 , 191
) 1 50 ( 50
19 ) 101 50 (
10
2
2 2
=
|
|
.
|

\
|

=
x
s
83 , 13 39 , 191 = = s

Anda mungkin juga menyukai