Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Fungsi Training Officer


Pada dasarnya fungsi dari seorang Training Officer adalah untuk membantu melaksanakan tanggung jawab / tugas dari seorang Training Manager. Seorang Training Officer bukanlah seorang yang menguasai segala bidang yang ada di perusahaan (teknik, administrasi, akutansi, penjualan, dll), keahlian dia yang terpenting adalah dalam melaksanakan pendidikan dan latihan di perusahaan. Fungsi Training Officer adalah membantu menganalisa persoalan-persoalan yang dihadapi Training Manager, yaitu dengan mengidentifikasi masalah-masalah pelatihan bagi karyawan, memberikan saran-saran, informasi, dan lain-lain yang diperlukan untuk memecahkan persoalan tersebut. Pada pelaksanaan pelatihan seorang Training Officer menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya dalam hal teknik penyampaian suatu instruksi, psikologi pendidikan, alat bantu audio-visual, perencanaan, pengembangan, evaluasi keterampilan tenaga kerja, dan lain-lain.

1.2 Dasar Tujuan Pelatihan


Secara jujur dapat dikatakan bahwa ada keraguan dalam hal dapatkah karyawan itu dikembangkan?. Pada kenyataannya, seorang Training Officer hanya dapat membantu para karyawan yang ingin mengembangkan dirinya mereka sendiri (yaitu karyawan yang telah memutuskan bahwa inilah yang saya lakukan!). Oleh sebab itu dasar yang paling utama pada setiap pelaksanaan pelatihan adalah keinginan (motivasi). Tugas sebenarnya dari seorang Training Officer adalah untuk menstimulir dan memotivasi karyawan hingga mereka mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemampuannya, dan membantu mereka mencapai itu.

M. Faishal Zulfahmi 209342014 LAPORAN OBSERVASI MENGAJAR | BAB I

1.3 Bidang Utama Pelatihan


Ada lima bidang utama dimana pelatihan dilakukan, yaitu : 1. Pengetahuan Kita dapat mengajarkan pengetahuan. Disini kita membantu peserta pelatihan untuk belajar mengerti dan mengingat fakta, informasi, dan prinsip-prinsip. 2. Keterampilan Keterampilan adalah suatu aksi fisik atau suatu perbuatan. Sebagai contoh : menulis steno, mengoperasikan mesin bubut, atau memainkan piano. 3. Teknik Teknik umumnya menyangkut penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam suatu situasi yang dinamis. Ini merupakan suatu cara berfikir atau berperilaku. Mengendarai fork lift, memimpin himpunan mahasiswa dalam suatu kegiatan, dan menganalisis kekuatan dan kekakuan suatu konstruksi mesin perkakas adalah contoh-contoh dari suatu teknik. 4. Sikap Ini merupakan suatu objek yang sangat luas, banyak sekali tulisan-tulisan mengenai hal ini yang kemudian menghasilkan perbedaan-perbedaan pendapat. Namun secara singkat mereka mengatakan bahwa : tidak semua sikap dapat dirubah, mereka para pengubah sikap tidak tahu mengapa dan apa yang mereka coba lakukan, dan sering pula merekan menggunakan metoda yang patut dipertanyakan keabsahannya. Kita harus menetapkan sikap sebagai suatu hal yang penting. Kemudian kita putuskan apakah sikap itu didasari perasaan takut, curiga tak acuh, dll, ataukah sikap itu merupakan suatu produk dari kelompok social tertentu dimana individu tersebut berada. Jika kita mencoba untuk merubah sikap yang tidak diingikan yang didasari oleh karena tak acuh, maka inilah gambaran dari situasi pada pelatihan di industri. Sikapsikap lain pada contoh di atas jauh lebih rumit. Tidak banyak Training Officer yang mempunyai kemampuan untuk mendiagnosa dengan tepat hal-hal yang mempengaruhi sikap, yang mau mencari pengetahuan dan keterampilan untuk merubah sikap yang tidak diinginkan ataupun yang mencurahkan perhatian pada masalah tersebut.

M. Faishal Zulfahmi 209342014 LAPORAN OBSERVASI MENGAJAR | PENDAHULUAN

5. Pengalaman Jelas sekali bahwa point ini berbeda dengan point-point sebelumnya, ini tidak dapat diajarkan di kelas. Pengalaman ini merupakan hasil dari mempraktekan pengetahuan, keterampilan, dan teknik-teknik selama kurun waktu tertentu dan seringkali pada situasi yang berbeda. Salah satu dari sekian banyak tugas seorang Training Officer adalah untuk mengatur pengalaman karyawan secara terorganisir. Yang sering dilakukan adalah dengan mutasi karyawan di lingkungan perusahaan ataupun kadang-kadang dengan pertukaran karyawan antar perusahaan. Sebagai contoh untuk 5 bidang tersebut adalah : Mengendarai Fork Lift Pengetahuan : Segala sesuatu yang berhubungan dengan peralatan control pada Fork Lift tersebut. Bagaimana mengoperasikannya dan apa yang terjadi jika kita mengoperasikan peralatan tersebut. Keterampilan : Menghidupkan mesin, menjalankan Fork Lift tersebut, mengemudikannya dengan melewati suatu rintangan, memindahkan gigi, bergerak mundur, mengangkat lifter, dll. Semua pada awalnya harus dipraktekan di tempat di mana tidak ada bahaya dan tidak membahayakan orang lain. Teknik : Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan pada kondisi sebenarnya. Menjalakan Fork Lift di gudang, di workshop, dsb. Sikap : Pelatihan harus dapat mengembangkan sikap-sikap yang baik dari peserta terhadap hal-hal tertentu. Misalkan keselamatan kerja di perusahaan ataupun pemeliharaan kendaraan. Pengalaman : Sesuai dengan tujuan dari pelatihan, mungkin saja perlu bagi peserta pelatihan untuk mendapatkan pengalaman mengendarai Fork Lift pada kondisi khusus misalkan kondisi workshop yang padat. Seorang Training Officer harus dapat mengatur pelatihan ini dengan tepat.

1.4 Teknik-teknik Penyampaian Instruksi


Banyak sekali metoda yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu pelatihan, dimulai dengan metoda yang paling umum seperti metoda kuliah yang tidak memerlukan banyak perlengkapan, metoda diskusi, metoda demonstrasi, metoda pemberian tugas, metode simulasi yang didukung dengan computer, dan banyak lagi dalam daftar yang cukup panjang. Metoda-metoda yang baru ataupun hasil modifikasi metoda lama, terus bermunculan. Beberapa di antaranya sangak kontroversial, dan beberapa juga belum terbukti baik untuk dilaksanakan.
M. Faishal Zulfahmi 209342014 LAPORAN OBSERVASI MENGAJAR | PENDAHULUAN 3

Seperti halnya sekumpulan alat-alat yang terdapat dalam kotak alat (tool kit), masingmasing alat lebih sesuai untuk melakukan suatu pekerjaan dibandingkan dengan alat yang lainnya, dan lagi-lagi seperti alat pada tool-kit, keterampilan menggunakannya hanya akan diperoleh dengan dipraktekkan dan terus dipraktekkan.

1.5. Bagaimana menjadi seorang instruktur yang berhasil


Dalam suatu organisasi perusahaan, disamping Training Officer terdapat pula sejumlah instruktur. Mereka akan bertanggung jawab kepada Training Officer ataupun langsung kepada Training Manager. Salah satu tugas Training Officer adalah mencari orang yang tepat untuk dipilih sebagai instruktur untuk kemudian melatih mereka dalam menguasai teknik-teknik penyampaian instruksi. Di bawah ini secara singkat ditunjukkan persyaratan minimum untuk menjadi seorang Instruktur yang berhasil. 1. Keinginan untuk menjadi instruktur Di atas segalanya seorang instruktur harus mempunyai keinginan untuk menyampaikan suatu instruksi dan Ia harus senang melakukannya, Antusiasme yang ditunjukkan oleh seorang Instruktur merupakan sesuatu yang menular, dan berpindah dengan cepat dari Instruktur kepada siswanya. 2. Pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan Seorang Instruktur harus menguasai apa yang ia bicarakan luar dan dalam. Ia bukan saja harus menguasai apa yang akan diajarkan, namun harus menguasai lebih banyak lagi dari apa yang ia harapkan kuasai oleh siswanya. Ingatlah pada gunung es yang mengapung di lautan. Hanya seperlima dari massa es tersebut yang muncul di atas permukaan air, sisanya ada di dalam air, tidak terlihat, tapi inilah yang mendukung bagian yang terlihat. Kebanyakan dari pengetahuan atau keterampilan tidak akan muncul ke permukaan air di ruang kelas, tapi ia harus ada untuk mendukung yang lainnya. 3. Pengetahuan bagaimana menyampaikan instruksi Seorang instruktur harus terlatih dalam menyampaikan instruksi. Operator terbaik atau teknisi terbaik pada suatu departemen tidak cukup untuk menjadikan ia seorang instruktur.

M. Faishal Zulfahmi 209342014 LAPORAN OBSERVASI MENGAJAR | PENDAHULUAN

4. Pengetahuan tentang bagaimana manusia belajar Penyelidikan tentang bagaimana cara orang belajar telah banyak sekali dilakukan, terutama pada tahun-tahun terakhir ini dimana diselidiki bagaimana seseorang dapat memperoleh keterampilan untuk bekerja di industri. Dari penyelidikan-penyelidikan tersebut didapat sejumlah penghalang yang dapat menghambat seseorang dalam belajar, namun selain itu diperoleh pula cara-cara untuk mengatasi hambatan tersebut sehingga proses belajar menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih efektif. Seorang Instruktur harus mengetahui semua hal-hal tersebut di atas , termasuk di antaranya pengetahuan tentang media audio-visual. 5. Mempunyai penampilan yang baik Banyak sekali yang dapat ditulis di bawah judul di atas, namun penulis yakin bahwa pembaca telah mengetahui apa sebenarnya yang kita bicarakan ini. Dalam buku-buku teknik mengajar popular, mengatakan bahwa seorang Instruktur yang baik harus firm, fair, dan friendly. 6. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi Ini merupakan sesuatu hal yang menyangkut pribadi seseorang, namun perlu kita bahas. Kadang-kadang kita bertemu dengan orang yang kita katakana tidak dapat berkomunikasi. Beberapa dari mereka dapat diperbaiki dengan pelatihan, yang lainnya mungkin tidak dapat. Kegagalan mereka dalam berkomunikasi mungkin disebabkan mereka tidak pernah untuk belajar menempatkan diri ditempat kita berdiri dan melihat dengan mata kita, sehingga mengerti kesulitankesulitan kita. Inilah yang akan dihadapi oleh seorang Instruksur dari siswanya.

7. Kemampuan menyesuaikan diri Seorang Instruktur harus dapat menyesuaikan diri pada suatu perubahan. Sering terjadi pada akhir-akhir pelajaran dimana sebelumnya segala sesuatunya berjalan dengan sangat baik, tiba-tiba terjadi krisis atau suatu keadaan yang tidak dapat diduga sebelumnya. Dalam menghadapi hal ini seorang Instruktur secara alamiah akan berusaha untuk mencegah terjadinya penyimpangan ataupun interupsi dalam pelajarannya, namun hendaknya selalu diingat bahwa tugasnya adalah pelayanan, hingga reaksidnya dalam mengahadapi suatu situasi darurat adalah sesuatu yang bijaksana.

M. Faishal Zulfahmi 209342014 LAPORAN OBSERVASI MENGAJAR | PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai