Anda di halaman 1dari 3

Cabe Jawa Nama Indonesia Nama Usada Taksonomi Divisi Sub Devisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis

: Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Piperales : Piperaceae : Piper : Piper retrofractum Vahl. (Hutapea, 1993). Kandungan Kimia Senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jawa antara lain asam amino bebas, damar, minyak atsiri, beberapa jenis alkaloid seperti piperin, piperidin, piperatin, piperlonguminin, sitosterol, sylvatin, guineensin, piperlongumin, filfilin, sitosterol, methyl piperate, n-oktanol, linalool, terpinil asetat, sitronelil asetat, sitral, saponin, polifenol, dan resin (kavisin) (Anonim. 1978). Buah cabe jawa juga mengandung chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-dienamide dan sesamin (Dalimartha, 1999). Kegunaan Secara Empiris Dalam Usada Rukmini Tatwa Dalam Usada Rukmini Tatwa cabe jawa digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang biasanya timbul pada organ genital wanita seperti keputihan, keluar darah, dan longgar atau lemah otot (Suwidja, 1991). Cara Penggunaan Untuk mengatasi penyakit-penyakit pada organ genital wanita, akar cabe jawa, kulit jambu sotong, minyak lenga, minyak susu sapi dipipis halus lalu ditempelkan pada organ genital wanita (Suwidja, 1991). Efek Farmakologi : Cabe Jawa : Tabia Bun (Suwidja, 1991). (Hutapea, 1993).

Efek Farmakologi Menurut Usada Rukmini Tatwa

Cabe jawa memiliki efek stimulan terhadap sel darah sehingga mampu meningkatkan stamina tubuh. Efek hormonal ini disebut dengan afrodisiaka. Cabe jawa digunakan sebagai afrodisiaka karena mempunyai efek androgenik, anabolik dan sebagai antivirus. Bagian yang dimanfaatkan sebagai afrodisiaka adalah buahnya dan diduga senyawa aktif yang berkhasiat afrodisiaka di dalam buahnya adalah senyawa piperin. Dari satu studi uji klinik cabe jawa sebagai fitofarmaka androgenik pada pria hipogonad didapatkan hasil bahwa cabe jawa dapat meningkatkan kadar testosteron darah pada 7 dari 9 orang pria hipogonad (78%). Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) pada dosis 100 mg/hari dapat bersifat/bertindak sebagai fitofarmaka androgenik, yakni dapat meningkatkan kadar hormon testosteron darah dan libido pada pria hipogonad serta bersifat aman. Namun, pada dosis tersebut ekstrak cabe jawa tidak dapat menurunkan kadar FSH dan LH pada pria hipogonad dan tidak berpengaruh terhadap PSA (Prostate-Specific Antigen) serta berat badan pria hipogonad.

Efek Farmakologi yang lain 1. Analgesik


Telah dilakukan pengujian aktivitas analgesik fraksi alkaloid buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada mencit putih jantan dari galur Swiss Webster. Pada pengujian ini digunakan asam asetat 0,7% sebagai penginduksi rasa nyeri yang diberikan secara intraperitoneal. Fraksi alkaloid diberikan secara peroral dengan dosis 3, 6, dan 12 mg/kg bb mencit. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa fraksi alkaloid buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) pada dosis 3, 6, dan 12 mg/kg bb memberikan efek analgesik yang bermakna dibandingkan dengan kontrol. Fraksi alkaloid buah cabe jawa pada dosis12 mg/kg bb mempunyai daya proteksi (52,50%) yang lebih besar dibandingkan dengan daya proteksi asam asetilsalisilat pada dosis 65 mg/kg bb (46,08%). Fraksi alkaloid pada dosis 12 mg/kg bb mempunyai efek analgesik yang lebih kuat daripada asam asetilsalisilat pada dosis 65 mg/kg bb karena nilai persentase efektivitas analgesik fraksi tersebut (112,78%) lebih besar dari 100% (Febrina dan Subarnas, 2010).

2. Anti Bakteri
Aktifitas anti bakteri cabe jawa telah diuji pada beberapa spesies bakteri gram negatif maupun gram positif dengan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak etanol cabe jawa yang digunakan adalah 40 g. Ekstrak karbontetraklorida cabe jawa tersebut diujikan

terhadap berbagai macam spesies bakteri antara lain Staphylococcuc albus, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Bacillus megaterium. Dari semua bakteri yang diujikan, ekstrak karbontetraklorida cabe jawa mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcuc albus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Bacillus megaterium dengan zona hambat sebesar 5-9 mm (Khan dan Mustafa, 2007).

3. Tonikum
Salah satu khasiat dari buah cabe jawa adalah dapat digunakan sebagai tonikum. Tonikum adalah istilah yang digunakan untuk golongan obat-obatan yang dipercaya mempunyai khasiat untuk mengembalikan tonus normal pada jaringan. Ekstrak etanol buah cabe jawa dengan dosis 0,026 g/Kg BB mempunyai efek tonik pada mencit putih jantan. Efek tonik yang dihasilkan ekstrak etanol dengan dosis 0,026 g/Kg BB sebanding dengan efek tonik yang dihasilkan oleh kafein dengan dosis 100 mg/ Kg BB sebagai kontrol positif (Shofiah,

2008).

Anda mungkin juga menyukai