412010018
Program Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2012
I.
A.
Mutasi merupakan perubahan genetik yang dapat diwariskan dan merupakan bagian evolusi yang penting. Apabila perubahan terjadi dalam pertumbuhan normal, perubahan ini disebut mutasi spontan. Skala waktu untuk laju mutasi tidak dinyatakan dalam satuan jam atau hari melainkan dalam generasi. Teorema banyak bakteri memperbanyak diri dalam waktu sependek 30 menit, jumlah mutasi yang terjadi kemungkinannya sangat besar walaupun jumlah mutasi setiap generasi tidak lebih tinggi daripada yang dapat dilihat pada organisme tinggi. Semua informasi yang dibawa oleh DNA akan dirubah menjadi protein yang khas, setiap perubahan dalam urutan basa DNA dapat berakibat perubahan pada komposisi molekul protein yang dihasilkan. Pada umumnya, perubahan semacam ini disebabkan oleh substitusi, penyisipan atau pengurangan satu atau lebih pasangan basa dalam molekul DNA. Substitusi pasangan basa setiap asam amino dalam polipeptida disandi dalam urutan tiga nukleotida dalam DNA dan setiap perubahan dalam satu nukleotida dapat menyebabkan asam amino lain disisipkan ke dalam polipeptida. Mutagen adalah bahan-bahan yang dapat menyebabkan mutasi yaitu Mutagen kimia, mutagen fisika, dan mutagen biologi. Mutagen kimia adalah bahan-bahan yang dapat menyebabkan mutasi seperti formaldehida, kolkisin, akridin, etil metan sulfat, etil etan sulfanoat (EES), asam Nitrit, hidrogen peroksida, kafein, bahan pengawet, dan lain-lain. Mutagen fisika adalah bahan-bahan fisika yang dapat menyebabkan mutasi sperti suhu , sinar UV, sinar X, sinar gamma, partikel dan , neutron, dan radiasi kosmis. Mutagen biologi adalah bahan- bahan yang dapat memicu mutasi seperti virus dan bakteri atau rangkaian nukleotida atau DNA yang berpindah tempat (Anonim. 2012) http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2009670-mutagen/
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sinar UV terhadap munculnya mutasi pada bakteri.
mencapurkan 6,375 gram padatan NaCl + 750 ml akuades dan dimsukkan ke dalam erlenmeyer 1000 ml. Setelah itu dihomogenkan dengan stirrer. Kemudian garam fisiologis diindahkan ke 80 tabung reaksi (@ 9 ml). Tabung reaksi yang berisi garam fisiologis, kemudian ditempatkan dalam beaker glass 500 ml dan ditutup dengan kertas untuk disterilkan. Alat dan bahan yang digunakan perlu disterilkan dahulu. Kultur bakteri E. coli yang sudah disediakan, dipindahkan ke dalam media NB untuk diremajakan dengan diinkubasi pada suhu 30 oC dalam inkubator. Pada hari Rabu, kultur E. coli sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam cawan petri kosong dan kemudian diberi perlakuan dengan sinar UV selama 20 dan 40 menit. Setelah itu, diambil sebanyak 1 ml dan diencerkan 10-6 x menggunakan garam fisiologis steril. Hasil pengenceran yang didapatkan, yaitu 10-6, 10-7, 10-8 masing-masing diambil 0,1 ml untuk dispread dengan cara medium NA divortex dan dituang ke dalam cawan petri steril secara aseptis dan kemudian dibiarkan memadat. Sampel sebanyak 0,1 ml pengenceran dituangkan ke atas media dan diratakan dengan batang L. Setelah itu diinkubasi pada suhu 30 oC selama 24 jam. Pada hari kamis, yang dilakukan adalah menghitung jumlah koni dengan metode CFU dan kemudian mengamati fenotipe koloni bakteri.
1.
10-7
Circular
4 3 8 32
Circular Circular Irregular Circular Rhizoid, circular Rhizoid, circular Rhizoid, circular Rhizoid, circular
UV
20
10-6
10-7
15
Flat
Filamentous
10-8
12
Flat
Serrate
40
10-6
31
Umbonatte
Filamentous
10-7 10-8
14 13
Raised Flat
Serrate Filamentous