Anda di halaman 1dari 5

Dewi Lestari Natalia (1006704530)

Heat & Surface Treatment


Sifat-sifat fisik pada material secara signifikan akan dipengaruhi oleh perlakuan (treatment) yang diberikan kepada logam tersebut. Untuk menandakan perlakuan yang telah dilakukan pada logam tersebut, telah dikembangkan suatu sistem standar terhadap perlakuan tersebut. Terdapat 5 kode umum untuk perlakuan panas, yaitu F (as fabricated), O (annealed), H (strain Hardening), W (solution heat treatmen), dan T (solution heat treated). F As Fabricated Tidak ada kontrol khusus terhadap kondisi termal atau pengerasan regangan (strain hardening) yang digunakan setelah proses pembentukan seperti casting, hot working, or cold working. O Annealed Berlaku untuk produk tempa yang dianil untuk mendapatkan kondisi kekuatan terendah dan untuk produk casting yang dianil untuk meningkatkan keuletan dan stabilitas dimensi. Contoh pengkodean pada kde O: O10 O11 O20 O25 O30 O31 O40 O50 O60 O61 O65 O68 O70 O80 O81 O82 Cast and annealed (homogenized) As-cast and precipitation heat treated Hot forged and annealed Hot rolled and annealed Hot extruded and annealed Extruded and precipitation heat treated Hot pierced and annealed Light annealed Soft annealed Annealed Drawing annealed Deep-drawing annealed Dead-soft annealed Annealed to temper,1/8 hard Annealed to temper,1/4 hard Annealed to temper,1/2 hard

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 1

Dewi Lestari Natalia (1006704530)

Heat & Surface Treatment


H Strain Hardening Berlaku untuk produk yang menerima perlakuan peningkatan kekuatan dengan pengerasan regangan (strain hardening), dengan atau tanpa perlakuan termal tambahan untuk menghasilkan beberapa pengurangan kekuatan. o Digit pertama setelah H mengindikasikan operasi umum: H1 Strain hardened only H2 Strain hardened and partially annealed H3 Strain hardened and stabilized H4 Strain hardened and lacquered or painted o Digit kedua setelah H mengindikasikan derajat dari strain hardening: HX2 Quarter Hard HX4 Half Hard HX6 Three-Quarters Hard HX8 Full Hard HX9 Extra Hard W Solution Heat Treated Ini jarang ditemui karena tidak stabil dan hanya berlaku untuk paduan yang secara spontan age (menua/meningkat kekerasan) pada suhu kamar setelah Solution-HeatTreatment. Penandaan ini hanya spesifik ketika periode dari natural aging diindikasikan, contoh W 1/2 jam. T Solution Heat Treated Perlakuan untuk menghasilkan kondisi lebih stabil dari F, O, atau H. Berlaku untuk produk yang diberi perlakuan termal, dengan atau tanpa tambahan pengerasan regangan (strain hardening), untuk menghasilkan kondisi yang stabil. Contoh pengkodean pada kode T: T1 Pendinginan dari suhu proses pembentukkan dan penuaan secara natural (naturally aged) ke kondisi yang stabil. Aplikasi: Berlaku untuk produk yang tingkat pendinginan dari suhu tinggi. Dan biasanya berhubungan dengan produk ekstrusi dan terbatas pada paduan aluminium seri 6xxx. T2 Pendinginan dari suhu proses pembentukkan, di cold worked, dan di naturally aged ke kondisi stabil. Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI Page 2

Dewi Lestari Natalia (1006704530)

Heat & Surface Treatment


Aplikasi : berlaku untuk produk casting hasil cold worked untuk meningkatkan kekuatan setelah pendinginan dari proses pembentukan pada suhu tinggi. T3 Solution heat treated, cold worked, dan naturally aged ke kondisi stabil. Aplikasi : berlaku untuk produk cold worked untuk meningkatkan kekuatan setelah solution heat-treatmen atau di mana efek dari cold worked merata dalam batas properti mekanik. T4 Solution heat treated, dan naturally aged ke kondisi stabil. Aplikasi: berlaku untuk produk yang tidak di cold worked setelah solution heat-treatment. T5 Pendinginan dari suhu proses pembentukkan kemudian artificially aged (penuaan dengan modifikasi suhu/peningkatan suhu). T6 Solution heat treated kemudian artificially aged. T7 Solution heat treated kemudian overaged/stabilized. T8 Solution heat treated, cold worked, kemudian artificially aged. T9 Solution heat treated, artificially aged, kemudian cold worked. T10 Pendinginan dari suhu proses pembentukkan, cold worked, kemudian artificially aged. Precipitation hardening merupakan salah satu mekenisme penguatan logam yang dilakukan dengan cara pembentukan endapan fasa kedua yang terdistribusi di fasa matriks. Endapan fasa kedua tersebut terbentuk melalui transformasi fasa selama proses perlakuan panas. Ada 3 tahapan pada proses precipitation hardening, yaitu: 1) Proses solution heat treatment Tahap solution heat treatment ini paduan dengan komposisi tertentu dipanaskan sampai T1 hingga didapatkan struktur solid-solution yang seragam. 2) Proses quenching Quenching adalah suatu proses pendinginan cepat. Proses pendinginan cepat dilakukan pada tahap ini sampai T3 (temperatur ruang) hingga terbentuk larutan padat jenuh (Super Saturated Solid-Solution/SSSS), dan struktur solid-solution yang seragam tetap terjaga.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 3

Dewi Lestari Natalia (1006704530)

Heat & Surface Treatment


3) Proses aging Dalam proses aging (penuaan) terjadi proses pengendapan presipitat dengan memanaskan pada temperatur ruang (natural aging) ataupun di atas temperatur ruang (artificial aging). Hal ini guna memberikan energi pada atom-atom yang terperangkap di dalam matriks logam induk untuk keluar, lalu bereaksi dengan atom lain membentuk senyawa intermetalik dan akhirnya mengendap sebagai endapan dengan skala nanometer.

Gambar 1. Proses precipitation hardening

Paduan yang terkenal menggunakan mekanisme penguatan precipitation hardening yaitu paduan Al, dengan nomor seri Al 2024. Al 2024 ini merupakan paduan aluminium dan tembaga. Perlakuan panas masing-masing logam paduan pada umumnya memiliki perlakuan yang berbeda. Perlakuan panas ini disimbolkan dengan satu huruf yang diikuti dengan satu atau dua digit angka yang menunjukkan derajat dari proses perlakuan panas tersebut. Simbol atau kode perlakuan panas tersebut telah dijelaskan pada penjelasan di atas. Misalnya pada paduan Al 2024, perlakuan panas yang diberikan yaitu proses tempering dengan 10 jenis perlakuan yang berbeda. Maka perlakuan panas dengan tempering tersebut disimbolkan dengan T1-T10 seperti yang telah dijelaskan di atas.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 4

Dewi Lestari Natalia (1006704530)

Heat & Surface Treatment


Contoh logam nonferrous yang non-heat-treatable: Logam terdiri dari ferous dan nonferrous. Logam nonferrous merupakan logam yang penyusun utamanya bukanlah logam Fe, contohnya yaitu:

1. Logam Al dan paduannya 2. Logam Zn dan paduannya 3. Logam Ni dan paduannya 4. Logam Ti dan paduannya 5. Logam Cu dan paduannya

6. Logam Mg dan paduannya 7. Logam Pb dan Sn 8. Logam refraktori 9. Logam mulia

Berdasarkan contoh di atas, diketahui bahwa logam nonferrous yang memiliki sifat non-heattreatable adalah paduan Al. Berdasarkan proses pengerjaannya paduan Al dibagi dalam 2 kelompok yaitu wrought alloys dan casting alloys. Kelompok wrought alloys terbagi lagi menjadi atas non-heattreable alloys dan heat-treatable alloys. Non-heat-treatable alloys dari paduan Al yaitu paduan Al seri 1xxx (99% Al), 3xxx (Mn), 4xxx (Si), dan 5xxx (Mg). Mekanisme penguatan paduan tersebut menggunakan proses perlakuan panas seri H (strain hardening) yaitu peningkatan kekuatan dengan pengerasan regangan (strain hardening), dengan atau tanpa perlakuan termal tambahan untuk menghasilkan beberapa pengurangan kekuatan.

Referensi: Anonim. http://www.matweb.com/reference/aluminumtemper.aspx diakses pada 28 Oktober 2012, pukul 21.00 WIB Anonim. http://www.luskmetals.com/basic_temper.html diakses pada 28 Oktober 2012, pukul 21.00 WIB Callister, William D. 2007. Materials Science and Engineering: An Introduction. New York: WILEY. Handout Kuliah Baja Paduan & Paduan Super Corrosion Resistant Steel DTMM FTUI oleh: Prof.Dr.-Ing. Bambang Suharno.

Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI

Page 5

Anda mungkin juga menyukai