Anda di halaman 1dari 7

KALOR

Kalor jenis
Rumus: dengan ketentuan: = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori) = Massa zat (Gram, Kilogram) = Kalor jenis (Joule/kilogramC, Joule/gramC, Kalori/gramC) = Perubahan suhu (C) (t2 - t1)

Untuk mencari kalor jenis, rumusnya adalah:

Untuk mencari massa zat, rumusnya adalah:

Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 1C. Rumus kapasitas kalor:

dengan syarat: = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori) = Kapasitas kalor (Joule/C)

= Massa zat (Gram, Kilogram) = Kalor jenis (Joule/kilogramC, Joule/gramC, Kalori/gramC) = Perubahan suhu (C) (t2 - t1)

Kalor lebur
Rumus: dengan ketentuan: = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori) = Massa zat (Gram, Kilogram) = Kalor lebur zat (Joule/kilogram, Kilojoule/kilogram, Joule/gram)

Kalor uap
Rumus:

dengan ketentuan: = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori) = Massa zat (Gram, Kilogram) = Kalor uap zat (Joule/kilogram, Kilojoule/kilogram, Joule/gram)

Asas Black
Rumus:

Asas Black : Jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas.

Satuan Kalor
Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Dalam sistem British, 1 Btu (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb air dari 63 F menjadi 64 F. 1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu 1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu 1 Btu = 1055 J = 252,0 kal

Pemuaian
1.PEMUAIAN ZAT PADAT a. Muai Panjang Percobaan menunjukkan bahwa perubahan panjang L pada semua zat padat, dengan pendekatan yang sangat baik, berbanding lurus dengan perubahan suhu T. Perubahan panjang juga sebanding dengan panjang awal L0. Sebagai contoh, untuk perubahan suhu yang sama, batang besi 4 m akan bertambah panjang dua kali lipat dibandingkan batang besi 2 m. Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan:

L = L0 .T
Di mana adalah konstanta pembanding, disebut koefisien muai linier (koefisien muai panjang) untuk zat tertentu dan memiliki satuan / oC atau (oC)-1. Panjang benda ketika dipanaskan dapat dituliskan sebagai berikut:

L = L0( 1 + T )
dengan: L = panjang benda saat dipanaskan (m) L0 = panjang benda mula-mula (m) = koefisien muai linier/panjang (/oC)

T = perubahan suhu (oC) b. Muai Luas Apabila suatu benda berbentuk bidang atau luasan, misalnya bujur sangkar tipis dengan sisi L0, dipanaskan hingga suhunya naik sebesar T , maka bujur sangkar tersebut akan memuai pada kedua sisinya. Luas benda mula-mula adalah A0 = L02. Pada saat dipanaskan, setiap sisi benda memuai sebesar L . Hal ini berarti akan membentuk bujur sangkar baru dengan sisi (L0 + L ). Dengan demikian, luas benda saat dipanaskan adalah: A = (L0 + L )2 = L02 + 2L0 L + ( L )2 Karena L cukup kecil, maka nilai ( L )2 mendekati nol sehingga dapat diabaikan. Dengan anggapan ini diperoleh luas benda saat dipanaskan seperti berikut ini. A = L02 + 2L0. L A = A02 + 2L0. .L0. T A = A0 + 2 .A0. T A = A0 + .A0. T .............................................. (6.7)

A = A0(1 + . T) ............................................. (6.8)


dengan: A = luas benda saat dipanaskan (m2) A0 = luas benda mula-mula (m2) = 2 = koefisien muai luas (/oC) T = perubahan suhu (oC) Dari persamaan (6.7) didapatkan perubahan luas akibat pemuaian, yaitu:

A = .A0. T ............................................... (6.9)


Jika perubahan suhu T = T T0 bernilai negatif, maka A = A A0 juga negatif, berarti luas benda menyusut.

c. Muai Volume Apabila suatu benda berbentuk volume atau padatan, misalnya kubus dengan sisi L0 dipanaskan hingga suhunya naik sebesar T , maka kubus tersebut akan memuai pada setiap sisinya. Volume benda mula-mula adalah: V0 = V03. Pada saat dipanaskan, setiap sisi benda (kubus) memuai sebesar L . Hal ini berarti akan membentuk kubus baru dengan sisi (L0+ L ). Dengan demikian volume benda saat dipanaskan adalah: A = (L0 + L )3 = L03 + 3L02 L + 3L0( L )2 + ( L )3 Karena L cukup kecil, maka nilai ( L )2 dan ( L )3 mendekati nol sehingga dapat diabaikan. Dengan anggapan ini diperoleh volume benda saat dipanaskan sebagai berikut: V = L03 + 3L02. L V = V0 + 3L02. .L0. T V = V0 + 3 .V0. T V = V0 + .V0. T ............................................ (6.10) V = V0(1 + . T ) ............................................ (6.11) dengan: V = volume benda saat dipanaskan (m3) V0 = volume benda mula-mula (m3) = 3 = koefisien muai volume (/oC) T = perubahan suhu (oC) Dari persamaan (6.10) didapatkan perubahan volume

akibat pemuaian, yaitu:

V = .V0.T ............................................ (6.12)


Jika perubahan suhu T = T T0 bernilai negatif, maka V = V V0 juga negatif, berarti volume benda menyusut.

2. PEMUAIAN GAS a. Hukum Boyle Untuk jumlah gas tertentu, ditemukan secara eksperimen bahwa sampai pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan padanya ketika suhu dijaga konstan, yaitu: V1/P (T konstan) Hukum Boyle juga dapat dituliskan:

PV = konstan, atau P1V1 = P2V2 ............ (6.13)


dengan: P = tekanan gas pada suhu tetap (Pa) V = volume gas pada suhu tetap (m3) P1 = tekanan gas pada keadaan I (Pa) P2 = tekanan gas pada keadaan II (Pa) V1 = volume gas pada keadaan I (m3) V2 = volume gas pada keadaan II (m3)

b. Hukum Charles

Anda mungkin juga menyukai