Anda di halaman 1dari 5

POKOK BAHASAN MASALAH MATA Dr. Soedarman Sjamsoe, Sp. M Keluhan Utama : 1. Mata merah, visus normal 2.

Mata merah, visus mundur 3. Mata tenang, visus mundur mendadak 4. Mata tenang, visus mundur kronik 5. Trauma mata Visus turun : - Mendadak - Perlahan-lahan Keluhan Utama : - Penglihatan kabur - Kurang awas, kurang terang - Baca tidak kuat lama-lama Presbiop --> kaca mata sferis (+) - Bila malam kurang jelas - Degenerasi retina - Buta warna - Defisiensi vitamin A - Bila siang kurang jelas --> katarak nuklearis - Sering nabrak - Visus menurun - Lapangan pandang mengecil - Mata merah, pedas, kelilipan, ngeres, mata berair --> konjungtivitis - Mata merah, pegal, nyeri, sakit --> glaukoma akut, kaca mata salah ukuran - Mata juling, melihat dobel (diplopia) - Tidak ada koordinasi OD (oculi dekstra) dan OS (oculi sinistra) --> Diabetes Melitus - Pada orang tua --> terjadi supresi Pada anak-anak : ambliopia = lazy eye, mata tidak dapat berfungsi penuh - Kepala pusing saja Fungsi penglihatan : - Alat keseimbangan - Melihat ruang 3 dimensi (stereotipik) - Lapangan pandang - Ketajaman penglihatan - Bentuk, warna Fungsi mata 1. Ketajaman penglihatan (Axis Visus) 2. Lapangan pandang 3. Kemampuan membedakan warna 4. Kemampuan membedakan intensitas cahaya 5. Alat keseimbangan Tes Snellen Landolt, Jaeger Perimetri Ishihara Adaptasi gelap Romberg test

Cara : a. Kertas strip fluoresin yang sudah dibasahi aquades/garam fisiologis disentuhkan pada sakus konjungtiva inferior b. Pada waktu mengedip, fluoresin akan mewarnai epitel yang rusak dengan warna hijau kekuning-kuningan (sinar biru) c. Sisa-sisa zat warna tersebut harus dibilas Catatan : cairan fluoresin 2% tidak dianjurkan! 2. Tes fistel (tes seidel) : mendeteksi adanya fistula kornea Cara : a. Fluoresin strip disentuhkan pada sakus inferior (seperti pada tes fluoresin) b. Dengan sedikit penekanan bola mata (bila perlu) dilihat aquoeus mengalir keluar melalui defek kornea (fistel) 3. Tes sensibilitas kornea : memeriksa fungsi saraf kornea (N. Trigeminus = N.V) Sensibilitas kornea menurun : - Keratitis virus herpes - Keratitis neuroparalitik (N. V) - Lepra - Tumor pada sudut cerebello-pontine Cara : a. Sehelai rambut kapas steril disentuhkan pada permukaan kornea dan perhatikan : - Reflex mengedip - Rasa sakit (nyeri) - Lakrimasi b. Alat Anaesthesiometer (secara kwantitatif) Filamen nylon halus disentuhkan pada permukaan kornea. Makin panjang filamen yang dipakai, makin baik sensibilitas kornea, dan sebaliknya makin pendek filamen yang digunakan, sensibilitas kornea lebih buruk. 4. Palpebra : Ptosis, proptosis, exothalmos, lagoftalmos, entropion, ektropion 5. Konjungtiva : a. Konjungtiva tarsalis : prefolikel, folikel, papil, sikatrik Papil : bentuk hexagonal / poligonal, seperti mozaik Folikel : bulat-bulat, tidak mengikuti suatu pola Sikatrik : berupa garis-garis putih seperti pita di tarsus superior (trakoma) Cara untuk melihat konjungtiva tarsal superior : Eversi : mata lihat ke bawah, tekanan ringan pada kelopak atas

1. Tes Fluoresin : - Untuk mendeteksi kerusakan epitel - Untuk menilai pemakaian lensa kontak

339 545 880 009 489 506 749 182

sambil menarik bulu mata / tepi kelopak atas ke atas b. Konjungtiva bulbi = bagian konjungtiva yang menutupi bola mata depan, kecuali kornea - Injeksi silier - Injeksi konjungtiva - Perdarahan subkonjungtiva - Pterigium, pinquecula, flikten - Kemosis = edema Edema konjungtiva : terlihat seperti agaragar, misalnya : alergi berat 6. Kornea 1. Kerjenihan 2. Permukaan rata dan halus Bila tidak mulus --> astigmatisma iregularis Ireguler : - Sikatrik - Infiltrat Deteksi dengan tes placido : alat plasido dihadapkan pada sumber cahaya --> mata melihatnya --> lingkaran konsentris --> regular

Bentuk dan garis tengah Refleks Isokoria --> punya nilai neurologis

Mata tenang, pupil 1/2 lebar : glaukoma kronis Mata merah, pupil 1/2 lebar : glaukoma akut Mata merah, pupil kecil/irreguler : uveitis 10. Lensa : - Ada/tidak - jernih/keruh Shadow test Katarakta

ireguler

-->

Afakia : - Anamnesis sudah dioperasi atau belum - Riwayat trauma - Kalinan bawaan (Marfan syndrome) BMD dalam, iris tremulans dan pupil hitam pekat

7. Bilik mata depan (BMD) a. Memeriksa kedalamannya b. Memeriksa suar dan sel c. Hifema : darah di BMD d. Hipopion : endapan sel-sel radang di BMD Periksa kedalaman (kamar gelap) - Dokter didepan pasien - Sumber cahaya sinar dari lateral Dalam : iris diterangi 360 Dangkal : iris diterangi tidak seluruhnya Memeriksa flare = suar Bila mengandung protein --> suar (+) efek Tyndall <-- pada cahaya yang kuat dan terkondensasi dengan lensa (+) 15D --> berkas cahaya dijatuhkan pada kornea dengan lensa +10D/+15D, yang bertujuan supaya cahaya jadi berkas kecil tapi kaut (lihat pakai loupe dalam kamar gelap)

Shadow test : - Arah sinar oblique --> ke pupil maka iris membuat bayangan setengah lingkaran ke arah lensa yang sebagian keruh (katarak imatur) karena masih ada jarak antara irislensa --> shadow test (+) - Katarak matur : jarak iris-lensa tidak ada lagi (tidak ada jarak banyakan-obyek) --> shadow test (-) 11. Funduskopi : --> Segmen posterior : corpus vitreum dan retina - Mula-mula dinilai papil N. II : batas, warna, ekskavasi (gambaran yang putih ditengah) --> dibandingkan dengan seluruh luas papil (N : 1/3), bila > 1/3 = patologis - Gambaran : arteri dan vena, normal 2:3 - Makula lutea : refleks dan warna - Retina : eksudat, perdarahan, ablasio Arah cahaya --> pupil -- dari jauh s/d 20 cm --> lihat refleks fundus --> bila (+) jangan ubah posisi --> dekatkan, cari papil N. II --> lihat dimana arteri dan vena akan keluar dari papil N. II --> lihat makula --> pasien melihat ke lampu oftalmoskop

8. Iris : - kripti, warna, perlekatan - Iris bila rata (atropi) --> berarti pernah meradang, warna lebih pucat (bercakbercak putih) - Iris meradang --> muddy appearance - Iris terdiri dari jaringan ikat yang ditaburi pigmen - Radang --> pigmen ini akan menempel di kornea --> sinekia anterior, atau di lensa --> sinekia posterior 9. Pupil :

12. Pemeriksaan tambahan - Tonometri --> prinsip indentasi - Terdiri dari : rangka, batang penggerak, sistem penunjuk skala - Anestesi lokal : tetrakain / pantokain 1/2 - 1% (toksik untuk epitel) --> 1 tetes --> tunggu 1 - 5 (efektif setelah 2 menit) --> bersihkan alat / desinfeksi dengan alkohol 70%, tunggu sampai menguap --> pasang beban 7,5 --> posisi tidur melihat langit-langit -->

letakkan tonometer di tengah kornea (tegak lurus) --> jarumnya menunjuk angka tertentu (jangan baca terlalu lama, paling lama 1 menit karena kronea bisa mengeras --> TIO menurun) --> catat dalam mmHg nilai yang terlihat (lihat skala) Catatan : makin tinggi indentasi --> angka makin tinggi --> TIO rendah 13. WD/, sebelumnya : resume kasus DD/ Terapi Prognosis

Sakit mata : uveitis, keratitis, glaukoma Parese N. VI (TIK meninggi) Parese N. III (encephalopathy hipertensi, tumor nasofaring)

D. Riwayat keluarga : Miopia, glaukoma, retinitis pigmentosa, retinoblastoma, buta warna --> herediter Penyakit lain : DM, hipertensi, alergi Sistematika media refrakta (jalur yang dilalui sinar) : Sinar masuk --> kornea --> BMD --> pupil --> lensa --> corpus vitreous --> retina (fovea sentralis) --> stimulasi cahaya --> listrik --> N. II --> chiasma opticum --> lobus occipitalis --> kesadaran melihat

PEMERIKSAAN MATA Mendapatkan data : 1. Subyektif : dari anamnesa 2. Obyektif pasien allo atau auto

ad. 1. Anamnesa A. Keluhan utama - Mata merah visus normal - Konjungtivitis - Episkleritis, dll - Mata merah visus turun - Keratitis - Uveitis - Glaukoma akut - Mata tenang visus turun akut - Ablasio retina - Neuritis optika - Mata tenang visus turun berangsur - Katarak - Retinopati dll Perjalanan penyakit - Sejak kapan - Makin kabur ? - Riwayat mata merah + / - Bila lihat cahaya / lampu - Berkabut - Lihat pelangi - Silau - > terang bila malam - Berkaca mata - Bila berjalan nabrak - Sakit kepala Riwayat penyakit dahulu - Diabetes - Hipertensi - Trauma B. Keluhan tambahan - Berair (lakrimasi) --> kornea - Silau (fotofobia) --> uveitis, glaukoma - Sakit pada mata, sakit kepala - Sekret, gatal --> konjungtivitis - Dobel (diplopia) --> gangguan neurologis

Visus menurun : 1. Kelainan refraksi 2. Kekeruhan kornea a. Sikatriks : nebula (tipis), makula (masih terlihat pupil), leukoma (tebal sekali), stafiloma (menonjol dan iris tidak terlihat) b. Infiltrat (serbukan sel radang) c. Edema --> banyak kandungan air d. Distrofi (kongenital/herediter) 3. Kekeruhan BMD : - Darah (hifema) - Sel radang + protein (uveitis anterior) 4. Sumbatan pupil (oklusi pupil) : pupil menutup --> debris sel radang menutup pupil 5. Lensa : - Katarak (keruh) - Luksasio lentis --> lensa lepas 6. Kekeruhan korpus vitreous (badan kaca) - Sel radang - Pernanahan = endoftalmitis - Perdarahan 7. Kelainan retina dan makula 8. Kelainan saraf (N. II) dan kelainan SSP Pemeriksaan : 1. Inspeksi umum Tes Hirschberg : Pasien duduk dan melihat cahaya jarak 1 meter. Nilai letak refleks sumber cahaya di kornea --> kiri dan kanan simetris / tidak Normal : refleks cahaya ditengah 2. Visus = tajam penglihatan Persyaratan : - Jarak pemeriksa 5m atau 6m - Monokuler : tutup bergantian - Hurup terkecil yang masih terbaca - Penulisan / pencatatan : pecahan --> tidak boleh disederhanakan - Visus = 6/6 : baik, normal - Alat : optotipi Snellen - Bila jarak 6m, tidak terlihat --> maju 5m --> sampai 1m --> melihat jari (+) --> bila baru terlihat : 1/60

339 545 880 009 489 506 749 182

Bila lambaian tangan --> 1/300 --> proyeksi baik/buruk Bila tidak terlihat --> harus persepesikan cahaya --> 1/tak hingga, proyeksi baik bila arah diketahui, buruk bila salah

Tajam penglihatan tergantung pada : - Keadaan refraksi - Media refrakta (kornea sampai retina) - Saraf / otak Mata merah : 1. Injeksi konjungtiva (sentripetal) 2. Injeksi silier (sentrifugal) 3. Perdarahan subkonjungtiva - Pertusis, morbili, typoid - Trauma - Kelainan darah, hipertensi Diagnosis Banding Radang Mata Konjungti Uveitis Glaukoma Keratitis / vi-tis ulkus 1. Visus N < < < 2. TIO N N / </> N >> N 3. Nyeri rasa pasir + ++ + 4. Inj. konj + 5. Inj. + + + Silier 6. Kornea Jernih Keruh Keruh Keruh 7. Pupil N Mengecil Melebar N 8. Reaksi N N pupil 9. Smear + + (Ulkus) RADANG KORNEA Keratitis : radang - kehilangan jaringan Ulkus : radang + kehilangan jaringan

2. Keratitis stroma / profunda b. Bentuk infiltrat (lesi) - Keratitis pungtata - Keratitis numularis - Keratitis dendritika - Keratitis geografika - Keratitis diskiformis - Keratitis fliktenularis - Keratitis filamentosa - Keratitis fasikularis Ulkus kornea : - Sentral : etiologi bakteri, jamur atau virus - Marginal : etiologi reaksi hipersensitivitas, misalnya : ulkus Mooren Faktor predisposisi : - Trauma (benda asing, cilia) - Konjungtivitis - Gangguan nutrisi kornea (parese N. V) - Kornea tidak terlindung (lagoftalmos) - Infeksi pada waktu operasi - Infeksi sistemik akut (measles) Ulkus kornea sentral (bakteri) : - Pseudomonas aeruginosa, Pneumokok, Stafilokok aureus, Moraxella, dll - Masa inkubasi < 72 jam - Disertai hipopion dan/atau pelunakan kornea (melting) oleh enzim kolagenase - Komplikasi : perforasi --> endoftalmitis Ulkus kornea sentral (jamur) : - Keratomikosis - Fusarium, aspergillus, candida, dll - Lesi kotor, banyak jaringan nekrosis - Lesi seperti berbulu (hyphate) - Fenomena satelit - Ring abses - Hipopion Ulkus kornea sentral (virus) : - Virus herpes simpleks I - II - Lesi berbentuk dendritika, dendrogeografika atau geografika - Sensibilitas kornea menurun - Masa inkubasi 2 - 14 hari Gambaran klinis ulkus kornea : - Mata merah dengan visus menurun - Nyeri, fotofobia, lakrimasi + blefarospasme Kadang-kadang gejala tampak ringan meskipun ulkus yang terjadi luas (virus) - Ulkus kecil dan superfisial dapat sembuh dalam beberapa hari, ulkus dalam dan luas, mengancam perforasi kornea serta endoftalmitis Diagnosa ditegakkan atas dasar : - Gambaran klinis - Pemeriksaan laboratorium : - Sediaan apus pewarnaan giemsa

Gejala klinis : - Injeksi silier - Infiltrat kornea : suram, abu-abu, batas tidak tegas serta tes fluoresin + (kerusakan epitel) - Kadang-kadang disertai hipopion Infiltrat kornea : - Sembuh tanpa bekas - Sikatrik atau - Mengalami supurasi --> ulkus kornea Mikroba penyebab : bakteri, virus, jamur Kerusakan jaringan ditentukan oleh : - Respon peradangan host - Derajat patogenisitas mikroba penyebab - Enzim kolagenase diproduksi oleh kuman (pseudomonas) - Cepat/lambat eliminasi mikroba Keratitis dibagi berdasarkan : a. Letak : 1. Keratitis superfisialis - epitel, sub-epitel

gram

atau

Sediaan kerokan dengan KOH 10% untuk melihat hifa Kultur pada media cair maupun padat (thioglicolate, Sabouraud, agar darah)

Konsultasi Penyakit Dalam, THT, Parasitologi, Radiologi, dan Imunologi

gigi,

Pengobatan : - Memperbaiki k.u. penderita - Memperbaiki faktor predisposisi - Topikal : antibiotik / anti jamur / anti virus, atropin 1% - Injeksi sub-konjungtiva antibiotika bila perlu - Antibiotik / anti jamur / anti virus sistemis - Irigasi Betadine 1 : 10 - Keratoplasti bila mengancam perforasi - Mencegah komplikasi

Pengobatan : - Istirahat iris serta mencegah sinekia - Kortikosteroid topikal serta sistemik (bila perlu) - Pengobatan kausal - Pengobatan komplikasi

Squeezed by Setiadi95

UVEITIS (peradangan uvea) Jaringan uvea terdiri dari : - Bagian anterior : iris dan badan silier - Bagian posterior : koroid Anterior Iritis Siklitis Iridosiklitis Intermediate Parsplanitis Posterior Koroiditis Koridoretinitis

Peradangan seluruh jaringan uvea = Pan uveitis Uveitis : mata merah dengan visus menurun - Biasanya unilateral (dapat bilateral) - Rekuren - Reaksi hipersensitivitas / imunologis - Etiologi : - Eksogen : radang kornea, trauma - Endogen : fokal infeksi (gigi, THT), TBC, lues, toxoplasmosis, reaksi imunologis Gambaran klinis : - Injeksi silier - Keratik presipitat - Tyndale efek + : protein (flare) + sel di BMD - Sinekia anterior sentra dan gonio-sinekia - Muddy-iris dan nodul iris - Pupil miosis, irreguler - Sinekia posterior, oklusio atau seklusio - Katarakta complikata - Kekeruhan vitreus - Infiltrat di koroid dan retina - Ablasio retina Komplikasi : 1. Glaukoma akibat seklusio atau goniosinekia 2. Katarak akibat peradangan dan kortikosteroid 3. Ablasio retina 4. Phthisis bulbi Diagnosa : - Gambaran klinis - Pemeriksaan laboratorium

339 545 880 009 489 506 749 182

Anda mungkin juga menyukai