Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Palpebrae dbn
Silia dbn
Konjungtiva Tarsal (Superior-inferior) tenang
Konjungtiva Bulbi tenang
Kornea
- Jernih
- Edema glaukoma
COA
- Dalam/dangkal
Pupil reguler/ireguler, ukuran 3-5mm, miosis/midriasis, reflek cahaya +/+
Iris dbn, sinekia (-)
Lensa Keruh total/Keruh sebagian/Tidak
Funduskopi Direct
media jernih, papil bulat/edema mata jelas, rasio arteri vena 2/3, c/d rasio 0,3/0,4, retina flat, eksudat
tidak ada perdarahan tidak ada, macula fovea refleks positif
Red Reflex tidak terlihat pada katarak matur
Glaukoma CD ratio>0.3-0.4
Pemeriksaa Penunjang
Katarak
- Shadow Test
(+) jika terdapat bayangan bulan sabit pada kontralateral penyinaran
(-) jika tidak ada bayangan
- Slit Lamp membedakan morfologi keruhnya (letak, ukuran, warna) & pupil harus dalam keadaan dilatasi
- USG untuk melihat kelainan retina pada katarak matur + keperluan pre OP
Keperluan Pre OP
- Biometri : melihat Panjang axial bola mata, Keratometry : kekuatan kornea -> mengukur ukuran lensa yg
akan dipasang kl emetrop lensa yg dipasang +18-+20
- Potential acuity meters (PAMs) mengukur visual acuity yang kemungkinan dicapai pasien setelah tidak
ada lagi kekeruhan media okuler mata. Tujuan dari perangkat tersebut adalah untuk mendeteksi pasien
yang tidak mendapatkan keuntungan dari operasi katarak; misalnya, mereka yang memiliki masalah
makula atau masalah neurologis.
- Retinometri : retinometer Heine dilakukan sebelum operasi katarak untuk memperkirakan atau
memprediksi ketajaman penglihatan pasien pasca tindakan operatif.
Myopia, Hipermetropia, Astigmatism, Presbiopia
- Astigmatism Dial
- Visus tidak 1.0 setelah koreksi penuh
Glaukoma
- Slit Lamp estimasi kedalaman anterior chamber
- Gonioskopi untuk mengevaluasi sudut mata apakah sudut terbuka/tertutup
- Tonometry untuk menilai TIO
- Perimetri menilai lapang pandang
Diabetic Retinopathy
- Gula Darah Sewaktu, HbA1C
-
Diagnosis Banding
- Katarak Senilis Mature/Immature ODS
- Diabetic Retinopathy non proliferative ODS
- Hipertensive retinopathy ODS
- Glaukoma Primer/Sekunder Akut/Kronik dengan Sudut terbuka/tertutup ODS
- Myopia
- Hipermetropia
- Astigmatism
- Presbiopia Age >40
Tatalaksana
Katarak
- Artificial Tears 6x/hari selama seminggu
- Kacamata KSI (Menunggu sambil operasi)
Operasi (definitif)
● Indikasi operasi: indikasi visus (penurunan visusnya mengganggu pasien) dan indikasi medis (misal sudah
komplikasi glaukoma, uveitis, dan dislokasi lensa). Ada indikasi kosmetik juga.
● Teknik operasi katarak antara lain :
○ ICCE (intracapsular cataract extraction), lensa dikeluarkan secara utuh, termasuk kapsul posterior. Teknik
ini sudah jarang digunakan karena komplikasinya lebih banyak dibanding teknik yang lain, indikasi satu-
satunya saat ini adalah apabila lensa subluksasi/dislokasi.
○ ECCE (extracapsular cataract extraction), ekstraksi lensa utuh dengan meninggalkan bagian posterior dari
kapsul lensa. Surgery of choice semua katarak, KECUALI lensa subluksasi/dislokasi (kontraindikasi).
○ Small Incision Cataract Surgery, insisi pada sklera dengan ukuran insisi yang kecil, tidak dijahit. Penutupan
luka dengan self healing. Lebih banyak advantage tapi butuh skill lebih dibanding ICCE&ECCE.
○ Fakoemulsifikasi, teknik operasi yang memungkinkan lensa dihancurkan dan diemulsifikasi menggunakan
probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang kecil. Setelah lensa dihancurkan kemudian akan
dikeluarkan dengan pompa vakum.
● Setelah pengangkatan katarak, biasanya dilakukan pemasangan lensa intraokuler. IOL yang paling sering
digunakan tersusun dari lensa bikonveks dan dua kaki / haptics untuk menjaga posisi lensa.
● Pada pasien dengan katarak bilateral, operasi dilakukan terlebih dahulu pada mata dengan keparahan katarak
lebih tinggi.
● Pada pasien dengan penyakit sistemik atau penyakit mata lain yang mempengaruhi penurunan penglihatan,
operasi dilakukan pada mata dengani potensi penglihatan lebih baik.
Glaukoma
Tujuan: menurunkan TIO
Prinsip: menurunkan produksi atau meningkatkan outflow/drainase cairan aqueous
Timolol 0,5% 2 x 1 tetes
Latanopros (0.005%: once daily) / latranidine
Manitol 1 gr/kgBB atau gliserol 50% 1 gr/KgBB (oral)
Glycerin 50% 50 cc 1dd
Kalium 1x1
Asetazolamid 500 mg IV diikuti 250 mg tablet 4 kali sehari
Pilokarpin 2% setiap 30 menit dalam 1-2 jam, lalu 6 jam jarang
Dexamethason eyedrops 3dd
Tambahan jika perlu
Analgetik: Ibuprofen 400 mg 3dd
Antiemetik: Domperidon 20 mg 3dd
Terapi Surgery
- Laser (iridectomy, trabeculoplasty, iridoplasty, diode laser cycloablation)
- Filtration surgery
Kelainan Refraksi
- Koreksi Dengan Lensa Spherical (+/-)
Lensa (-) lensa kekuatan terendah dengan penglihatan baik
Lensa (+) lensa kekuatan terkuat dengan penglihatan baik
Langkah :
1. Tempel lensa (-) pada trial frame mata kanan
2. Mata kiri ditutup
3. Mulai dengan lensa S -0.5
4. Kemudian di naikan minusnya jadi 1.0, 1.5 sampai penglihatan 1.0
Resep : ODS S +/- 2.0
- Visus Dekat
Nilai dengan jagger chart
Trial lens tidak dicopot
Prognosis
- Katarak ad bonam
- Kelainan refraksi ad bonam, kecuali presbiopia
- Glaukoma ad vitam ad bonam, ad func dubia ad malam
Komplikasi
Glaukoma kebutaan
Kelaianan refraksi tidak ada, namun akan berprogresi menjadi berat
Katarak bila tidak ditangani dapat menyebabkan lens induced glaucoma, lens induced uveitis, dan dislokasi
lensa.
● Phacomorphic glaucoma terjadi karena pada katarak matur lensa akan menggembung, sehingga iris
terdorong ke atas dan sudut akan menyempit atau tertutup > glaukoma.
● Phacolytic glaucoma terjadi karena ada debris (cairan/protein) inflamasi yang keluar dari lensa katarak matur
sehingga terjadi clog di TMesh sehingga bisa glaukoma.
● Phacoantigenic debris tadi memicu reaksi inflamasi sehingga terjadi uveitis.