A. LATAR BELAKANG Perkembangan industrialisasi sekarang ini semakin pesat, sebagai salah satu pendukung peningkatan industrialisasi di negara, industri kimia memegang peranan yang penting. Salah satu jenis dari industri kimia adalah industri kimia penghasil Sodium Styrene Sulfonat, sebagai salah satu jenis hasil produksi yang menguntungkan dan dibutuhkan oleh pasar. Sodium Styrene sulfonat dapat berfungsi sebagai : Resin penukar ion. Bahan penolong untuk meningkatan kualitas warna untuk acrylic.
Sodium Styrene Sulfonat dapat diproduksi dengan menggunakan bahan baku utama 2 Bromo Ethyl Benzene. Berdasarkan data kebutuhan Sodium Styrene Sulfonat selama 3 tahun terakhir, dapat dulihat bahwa kebutuhan akan Sodium Styrene Sulfonat di Indonesia semakin meningkat dan dengan memperkirakan kebutuhan akan bahan tersebut pada tahun-tahun yang akan datang maka dapat dikatakan bahwa pendirian pabrik Sodium Styrene Sulfonat sangatlah tepat. Tabel Kebutuhan Sodium Styrene Sulfonat Tahun 1998 1999 2000 Import (Ton) 85,943 2.231,32 2.583,38 Value (US $) 139.014 2.054.94 3.115.81 Eksport (Ton) 242,120 4.838,448 5.296,824 Value (US $) 1.116.57 4.853.70 2.260.77 Import+Lokal (Ton) 3.755,392 10.893,115 25.893,4 Value (US $) 20.750.28 33.291.90 44.060.36
Di Indonesia salah satu pabrik yang memproduksi Sodium Styrene Sulfonat adalah PT. Eternal Buana Chemical Industries, Tangerang, dengan kapasitas produksi 15.000 ton/tahun dan untuk produksi luar negeri salah satunya adalah TOSOH Corporation USA. Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
Dengan menggunakan metode interpolasi kita dapat memperkirakan kebutuhan akan Sodium Styrene Sulfonate sampai 10 tahun ke depan.
Perkiraan Impor + Lokal Sodium Styrene Sulonat Jumlah (ton) 200000 150000 100000 50000 0 1995
Berdasarkan grafik hasil interpolasi di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan akan Sodium Styrene Sulfonat di Indonesia masih sangat besar, sehingga pendirian pabrik Sodium Styrene Sulfonat masih sangat diperlukan dan menguntungkan. B. TINJAUAN PUSTAKA Pembuatan Sodium Styerene Sulfonat dari -haloethylaryl diproduksi melalui 2 tahap proses. Tahap 1 adalah proses sulfonasi, tahap 2 adalah proses dehidrogenasi, Proses sulfonasi terjadi antara Vinyl Aromatic dengan rumus kimia CH2=CH-Ar-SO3M, dimana Ar mewakili senyawa aromatis yang memiliki 6-8 ikatan atom karbon dan M mewakili H atau logam alkali yang ekuivalen. Proses sulfonasi terjadi dengan mereaksikan Sulfur Trioksida dengan -haloethylaryl yang menghasilkan -haloethylaryl sulfonic acid dan senyawa alkali yang akan didehidrogenasi sehingga menghasilkan senyawa Vinylaryl Sulfonic Acid (Kirk&Othmer, 1967) Beberapa kekurangan dari proses ini antara lain : 1. dihilangkan. Produk samping berupa sulfone yang terbentuk relatif banyak, dan produk samping ini tidak berharga sehingga harus
Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
2. haloethylaryl. C8H7SO3Br + O2 3.
yang terbentuk relatif banyak sekitar 10 %-30 % berat dari berat basis C8H6SO3Br + H2O + C8H4SO2Br Metode sulfonasi secara konvensional berakibat pada
adanya -haloethylaryl tidak habis bereaksi. 4. Polimerisasi yang terjadi pada proses dehidrogenasi menurunkan yield produk. Dengan metode yang digunakan selama ini yield yang terjadi sebesar 55 % dari Sulfonated Vinyl Aromatic Sulfonic Acid berdasarkan reaktan haloethylaryl. Hasil penemuan terbaru sekarang ini dapat mengatasi kekurangankekurang yang terjadi dari proses ini serta meningkatkan yield mencapai diatas 85 %. Metode yang digunakan antara lain : 1. Mereaksikan secara bersamaan antara Sulfur Trioksida dan -haloethylaryl dalam suatu larutan dengan pelarut inert Polychlorinated Aliphatic Hydrocarbon. C8H8Br + SO3 2. sulfonasi yang sempurna. 3. Menambahkan air sebanyak 0,5%-5% berat basis Sulfonic Acid yang tergantung dari banyaknya excess Sulfur Trioksida untuk menghidrolisis produk samping Sulfonic Acid Anhydride menjadi Sulfonic Acid. SO3 + H2O 4. H2SO4 Menambahkan larutan C8H9SO3Br Mendiamkan produk hasil
Caustic untuk membentuk Sulfonate Salt untuk menetralkan asam yang berlebihan dan menetralkan senyawa hidrogen halida pada proses dehidrogenasi. Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
senyawa yang tidak larut pada larutan. 7. polimerisasi. 8. Kristalisasi. Memperbaiki kondisi Vinylaryl Sulfonate sebagai produk dengan cara Spray Drying atau Dilakukan pemanasan pada samapai proses dehidrogenasi selesai untuk mencegah terjadinya
C. PEMILIHAN ZAT PENSULFONASI DAN PENHIDROGENASI Tahap 1 (Proses Sulfonasi) C8H9Br + SO3 Tahap 2 (Proses Dehidrogenasi) C8H9SO3Br + 2 NaOH C8H7SO3Na + 2H2O + NaBr Zat pensulfonasi dapat berupa SO3, H2SO4 dan oleum. Proses sulfonasi dengan menggunakan SO3 punya beberapa kelebihan : Laju reaksi relatif cepat. Kapasitas reaktor minimal. Reaksi bersifat lengkap. Kelarutannya tinggi. Viskositasnya tinggi. Reaksi samping realtif banyak. Viskositasnya rendah Reaksi samping relatif sedikir. Laju reaksi lambat Kapasitas reaktor terkadang besar. Reaksi bersifat partial. Kelarutannya rendah. C8H9SO3Br
Proses sulfonasi menggunakan oleum, realtif lebih menguntungkan karena oleum memiliki sifat-sifat penengah antara SO3 dan H2SO4. anatara lain : Laju reaksi yang relatif rendah dibanding H2SO4. Reaksi samping yang relatif sedikit dibanding SO3. Viskositas yang relatif rendah dibanding SO3. Kapasitas reaktor minimal.
Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
Pada proses sulfonasi dipilih SO3 sebagai zat pensulfonasi karena memiliki reaksi yang lengkap dengan laju reaksi yang cepat dan kapasitas reaktor yang minimal, sedangkan mengenai kelemahan-kelemahan reaksi sulfonasi dengan SO3, sekarang ini telah ditemukan metode-metode untuk meminimalisasikan kelemahan reaksi tersebut.( Kirk & Othmer, 1967 ) Pada proses sulfonasi pelarut yang digunakan adalah Methylene Chloride, karena pelarut ini memiliki titik didih yang tinggi, inert, relatif murah, dan tidak dapat larut dalam air.( Groggins, 1980 ) Pada proses dehidogenasi larutan caustic soda yang digunakan adalah NaOH, karena NaOH, realtif lebih murah dan lebih mudah pengadaannya karena sudah digunakan secara luas dalam dunia industri. NaOH mudah larut dalam air dan merupakan alkali yang kuat.( Kirk&Othmer, 1967 )
D. PROSES PEMBUATAN SODIUM STYRENE SULFONAT 1. Proses C.T Goodshaw Continous Preparation 2 Bromo Ethyl Benzene (C8H9SO3Br) dan Methyelene Chlorida (CH2Cl2) dipompa masuk ke dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Komersial Sulfur Triokasida yang mengandung Boron sebanyak 5 % dipompa ke dalam alat destilasi dan uap SO3 yang sudah bebas Boron dimasukkan ke dalam RATB tempat terjadinya reaksi sulfonasi. Perbandingan molar antara SO3 dan C8H9SO3Br adalah 1,1 banding 1.Proses sulfonasi berlangsung pada kisaran suhu 20-80C, Setelah itu larutan dimasukkan ke dalam RATB yang kedua tempat terja(dinya reaksi dehidrogenasi. Ditambahkan juga air untuk merubah produk samping dan larutan caustic. Sulfonic Acid sebagai produk dari RATB2 dilewatkan pada suatu pipa pencampur dan ditambahkan sedikit air sehingga terbentuk 10 % larutan Sodium Styrene Sulfonat. Dari pipa pencampur kemudian dimasukkan ke dalam kolom pemanas untuk memisahkan CH2Cl2. Hasil bawah dimasukkan ke dalam tangki pengendap Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
untuk memisahkan padatan 2 Bromo Ethyl Benzene. Kemudian dimasukkan ke dalam dehydrobrominator selama 1 jam dan dialirkan ke dalam pendingin dan kemudian disaring dan dinetralkan pada pH 7,5. setelah ditambahkan inhibitor 10 % Larutan Sodium Styerene Sulfonate (Yield 85 %), dikrisrtalisasi. Analisis hasil akhir Sodium Styrene Sulfonate 95%-98 % dan 2 Bromo Eyhyl Benzene Sulfonat 2% - 5%(US.Patent,1963) 2. Batch Preparation 2 Bromo Ethyl Benzene, Metylene Chloride dimasukkan dalam labu leher tiga berpengaduk, pengadukan dilakukan selama 5 menit. Kemudian dimasukkan Sulfur Trioksida yang bebas boron sambil pengadukan terus berlangsung. Tambahan waktu pengadukan setelah penambahan Sulfur Trioksida selama 10 menit. Suhu berkisar 20 C-40 C. Hasil dari reaksi sulfonasi di atas dipindahkan ke labu leher tiga berpengaduk yang kedua, yang di dalamnya telah dimasukkan Natrium Hidroksida dan air.Methylene Chloride didestilasi dari campuran tersebut pada tekanan atmosfer dan kisaran suhu 80 C-97 C, dengan waktu pemanasan jam. Selama proses dehidrogenasi dimasukkan juga udara. Hasil proses tersebut diatas dianalisis mengandung 8,66 % Sodium Styerene Sulfonat (yield 92,1 %). ( U.S Patent, 1963 )
E. PEMILIHAN PROSES PEMBUATAN SODIUM STYRENE SULFONAT Berdasarkan dua metode proses produksi tersebut di atas, maka dipilih menggunakan metode proses yang pertama yaitu proses produksi Sodium Styrene Sulfonat dengan menggunakan metode Continous Preparation, dikarenakan kemurnian Sodium Styrene Sulfonat yang dihasilkan lebih besar dari metode proses yang kedua. Untuk memproduksi Sodium Styrene Sulfonat dalam jumlah relatif besar penggunaan metode proses pertama lebih umum digunakan serta lebih efisien dan ekonomis dari metode proses kedua Kinetika Reaksi Sulfonasi Pada Reaktor I : Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
C8H9SO3Br
k : konstanta kecepatan reaksi jika : CA = CA0 ( 1 XA ) CB = CB0 CA0 XA Maka : rA = k CA0 ( 1 XA ) ( CB0 CA0 XA ) rA = k CA02 ( 1 XA ) ( CB0 / CA0 XA ) dimana : M = CB0 / CA0 rA = k CA02 ( 1 XA ) ( M XA ) neraca massa reaksi Input Output bereaksi = Akumulasi Fv.CA0 Fv.CA0.(1-XA) rA.VR = 0 Fv.CA0 Fv.CA0.(1-XA) = rA.VR
Fv.CA0.XA = rA.VR
C A0 . X A VR = Fv rA
C A0 . X A VR = 2 Fv k .C A0 .(1 X A ).( M X A )
VR XA = Fv k .C A0 .(1 X A ).( M X A )
XA k .C A 0 .(1 X A ).( M X A )
Kinetika Reaksi Dehidrogenasi Pada Reaktor II : Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
C8H9SO3Br + 2 NaOH Persamaan kinetika reaksi : rA = k C A C B 2 ra : kecepatan reaksi k : konstanta kecepatan reaksi jika : CA = CA0 ( 1 XA ) CB = CB0 2CA0 XA Maka :
rA = k CA0 ( 1 XA ) ( CB02 4CA02 XA2 ) rA = k CA03 ( 1 XA ) ( CB02 / CA02 XA2 ) dimana : M = CB0 / CA0 rA = k CA03 ( 1 XA ) ( M2 XA2 ) neraca massa reaksi Input Output bereaksi = Akumulasi Fv.CA0 Fv.CA0.(1-XA) rA.VR = 0 Fv.CA0 Fv.CA0.(1-XA) = rA.VR
C A0 . X A VR = Fv rA
Fv.CA0.XA = rA.VR
tangki penyimpanan (T-02) dan Metylene Chloride dari tangki penyimpanan (T03) dipompa menuju ke reaktor I (R-01). Kondisi reaksi pada reaktor adalah pada suhu 50 C , tekanan 1,2 atm, dan konversi 90 % terhadap SO3. Reaktor yang diapakai adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk yang dilengkapi dengan pendingin karena reaksi bersifat eksotermis. Nilai k pada reaktor I sebesar 10-16
0,1433
T
lt
grmol jam
C8H9SO3Br
Dari reaktor (R-01) hasil reaksi dipompa ke tangki pencampur I (TP-01) dan ditambahkan H2O, untuk merubah SO3 menjadi H2SO4 pekat. Hasil dari tangki pencampur (TP-02) dipompa ke decanter I kemudian dipisahkan, hasil atas masuk dipompa ke tangki pencampur 3 (TP-03) ditambahkan H2SO4 pekat, dipompa masuk ke decanter 2, hasil atas di recyle ke tangki bahan baku CH2Cl2. Hasil bawah TP-02, dipompa ke TP-04 dicampur dengan air dan kemudian dimasukkan ke decanter 3, hasil bawah dipompa ke menara destilasi (MD), hasil bawah menara destilasi dipompa masuk ke reaktor 2 (R-02). Rekasi II C8H9SO3Br + 2 NaOH 2NaOH + H2SO4 C8H7SO3Na + 2H2O + NaBr Na2SO4 + 2H2O
Reaktor 2 (R-02) yang dipakai adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk yang dilengkapi dengan pemanas karena reaksi bersifat endotermis, Kondisi reaksi pada reaktor adalah pada suhu 75 C , tekanan 1,5 atm, dan konversi 80 % terhadap C8H9SO3Br. Kemudian hasil dari reaktor 2 (R-02) dipompa ke dalam setler. Hasil atas decanter dipompa ke melter, sehingga didapatkan penampung C8H9SO3Br dan C8H7SO3Na dalam bentuk kristal atau padatan..
Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, A, Kamus Kimia Organik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1994. Grogins, P.H, Unit Processes In Organic Synthesis, Mc. Graw-Hill Bok Co. Kirk, R.E and Othmer, D.F, Encyclopedia Of Chemical Technology, Vol 1, Interscience Publishion a Division Of John Wiley, 1967. Kirk, R.E and Othmer, D.F, Encyclopedia Of Chemical Technology, Vol 19, Interscience Publishion a Division Of John Wiley, 1967. Kirk, R.E and Othmer, D.F, Encyclopedia Of Chemical Technology, Vol 22, Interscience Publishion a Division Of John Wiley, 1967.
Proposal Prancangan Pabrik Sodium Styrene Sulfonat dari 2 Bomo Ethyl Benzene