Anda di halaman 1dari 185

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

modul kewirausahaan & pemasaran

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138 Universitas Sanata Dharma Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 2012

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

modul kewirausahaan & pemasaran

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138 Universitas Sanata Dharma Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa 2012

DAFTAR ISI
Modul 1: Pendalaman Materi Kewirausahaan ........................................................................................ Pemasaran ...............................................................................................

1-48 49-96

Modul 2: Model-Model Pembelajaran ..................................................... 97-130 Modul 3: Contoh PTK ............................................................................. 131-142 Modul 4: Contoh SSP ............................................................................. 143-161

Modul 1

PENDALAMAN MATERI

Pendalaman Materi

KEWIRAUSAHAAN
Oleh: Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si.

DAFTAR ISI

Pengertian dan Ruang Lingkup Kewirausahaan ............................................ Sikap dan perilaku wirausahawan ................................................................ Menganalisis Peluang Usaha ........................................................................ Proses Kewirausahaan .................................................................................. Pengembangan Kewirausahaan .................................................................... Visi dan Misi Usaha ..................................................................................... Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Usaha ........................................... Studi Kelayakan Usaha ................................................................................ Analisis SWOT ............................................................................................ Legalitas Usaha ............................................................................................ Kepemimpinan dalam Usaha Bisnis ............................................................. Rangkuman .................................................................................................. Soal-Soal Latihan/Diskusi ............................................................................ Daftar Pustaka ..............................................................................................

1 3 11 14 16 21 24 26 31 33 36 45 45 48

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Pengertian dan Ruang Lingkup Kewirausahaan


Saat ini Indonesia belum pulih benar dari krisis multidimensi sejak tahun 1997. Angka pengangguran masih relatif tinggi, sementara angka kemiskinan juga tidak kunjung menurun secara signifikan. Dalam situasi seperti ini semua pihak ditantang untuk mengatasi permasalahan semacam ini. Salah satu alternatif yang paling popular adalah mengembangkan sikap dan perilaku kewirausahaan masyarakat. Kemajuan ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh banyaknya orang yang memiliki semangat kewirausahaan. Demikian pendapat David McClelland Bahkan secara tegas McClelland menyebutkan bahwa suatu Negara dapat mencapai kemakmuran jikalau memiliki jumlah entrepreneur (wirausaha) sebanyak 2% dari jumlah populasi negara tersebut (1971: 98). Wirausahawan dengan demikian memiliki peran startegis dalam menciptakan usaha-usaha baru serta membuka lapangan kerja baru. Senada dengan McClelland, Yohanes Surya (2010 ; xiii), menyatakan akan sangat ideal kalau suatu bangsa memiliki 10% orang yang berjiwa kewirausahaan karena merekalah yang mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi bangsa tersebut. Winarno (2010 : 1-2)) membedakan dua macam kewirausahaan. Pertama adalah kewirausahaan dalam arti entrepreneurship, yakni wirausaha yang menjalankan dan mengembangkan usaha milik sendiri. Kedua, adalah karyawan atau manajer yang mengembangkan usaha dari perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja atau sering disebut intrapreneurship (internal entrepreneurship). Meskipun dari sisi kepemilikan usaha berbeda, keduanya tetap dituntut memiliki sifat dan sikap yang sama. Berbicara tentang pengertian atau definisi kewirausahaan atau entrepreneurship, nampaknya tidak akan berbobot kalau tidak mengemukakan gagasan Joseph Schumpeter (1934 ; 1939). Menurut Schumpeter, wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang inovator. Wirausahawan tidak beroperasi di dalam batasan-batasan teknologi yang sudah ada atau hanya membuat perubahanperubahan gradual dalam metode berproduksi. Seorang wirausahawan adalah seseorang yag mengembangkan produk atau teknologi baru yang berbeda, membongkar rutinitas organisasional, dan mendorong pembangunan ekonomi (Santarelli dan Pesciarelli, 1990). Dalam bahasa Schumpeter, wirausahawan sebagai seorang inovator bertanggung jawab untuk mengerjakan sesuatu yang baru atau mengerjakan sesuatu dengan cara-cara baru. Hal ini dapat meliputi pertama, memperkenalkan produk baru; kedua, memproduksi dengan cara-cara atau metode baru; ketiga, membuka pasar yang semula belum pernah dirambah atau belum pernah ada (baru) ; keempat, menangkap sumber pasokan baru, kelima; mengembangkan organisasi baru dalam industri (Parker, 2009 : 34). Dalam visi besarnya, Schumpeter mengemukakan bahwa wirausaha merupakan sebuah proses destruktif yang kreatif (creative destruction). Produkproduk atau metode berproduksi yang sudah ada dibongkar dan diganti dengan yang baru. Oleh karena itu entrepreneuship berkaitan dengan penemuan dan pendayagunaan peluang-peluang yang menguntungkan. Maka, kekhasan seorang wirausahawan adalah inovatif. Inovasi merupakan tindakan penciptaan nilai

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

sebagai sumber keunggulan kompetitif. Melalui inovasi, para wirausahawan akan terus melakukan ekspansi memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah pelanggan, dan meningkatkan penjualan serta keuntungan. Berikut ini adalah beberapa definisi kewirausahaan dan wirausahawan : a. Richard Cantillon (1775) Richard Cantillon boleh disebut sebagai filosofiwan yang pertama kali menaruh perhatian terhadap konsep kewirausahaan. Cantillon menekankan pentingnya wirausahawan sebagai arbitrageur (perantara) dan spekulator. Seorang wirausahawan dengan demikian adalah seorang penanggung resiko dan ketidakpastian (the bearing of risk and uncertainty), yakni yang membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu (Parker, 2009 : 32). b. Jean Baptiste Say (1816) Sumbangan utama seorang wirausahawan adalah mengkombinasikan dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi. Seorang wirausahawan berdiri di tengah-tengah sistem ekonomi, mengatur dan memanfaatkan faktorfaktor produksi, dan mengambil yang tertinggal sebagai keuntungannya (Parker, 2009 : 33) . c. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan. d. John J. Kao (1989) Kewirausahaan merupakan upaya menciptakan nilai melalui pengenalan peluang usaha, memilih pengambilan resiko yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, kemudian melalui keahlian komunikasi dan manajemen menggerakkan sumber daya manusia, keuangan, dan bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan usaha. e. Peter F. Drucker (1994) Kewirausahaan merupakan sifat, watak, atau ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemampuan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh. Kewirausahaan adalah juga kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. f. Zimmerer (1996) Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Suryana, 2003 : 13). Berangkat dari berbagai pengertian kewirausahaan atau wirausahawan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan (ability) berpikir kreatif, berperilaku atau bertindak inovatif, penanggung resiko dan ketidakpastian, yang dijadikan dasar tindakan maupun daya penggerak, siasat atau strategi untuk menghasilkan produk baru, metode baru, maupun pengembangan organisasi secara baru. Sedangkan konsep wirausaha merujuk pada sifat, watak, atau ciri-ciri (karakter) yang melekat pada seseorang yang

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

mempunayi kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha.

Sikap dan perilaku wirausahawan


Berdasarkan pengertian kewirausahaan dan wirausaha di atas, dapat dikemukakan beberapa sikap dan perilaku seorang wirausahawan yang esensial berikut ini. a. Kreatif. Banyak orang percaya bahwa kreativitas bersifat individual dalam arti hasil praktik satu orang. Padahal kenyataannya, penemuan atau ciptaan besar, misalnya komputer, muncul dari sekelompok orang yang terinspirasi. Namun yang masih sering kita percaya sampai saat ini adalah bahwa untuk menjadi kreatif satu kelompok orang harus bergantung pada seseorang yang sering kali dibayangkan sebagai orang yang eksentrik. Namun dalam kenyataannya kelompok mana pun dapat menjadi lebih kreatif apabila pemimpinnya mengerti dan mendukung dinamika kerja sama untuk menumbuhkan kreativitas kelompok. Seseorang yang kreatif pasti lebih baik jika dibandingkan dengan yang kurang kreatif. Apalagi jikalau dibandingkan dengan yang tidak kreatif. Seorang wirausahawan atau manajer yang kreatif lebih diperlukan daripada yang tidak kreatif. Wirausahawan yang kreatif dapat memiliki produktivitas yang lebih tinggi dalam arti bisa menjual barang dan jasa atau bisa menghasilkan keuntungan yang lebih banyak, jikalau dibandingkan dengan yang tidak kreatif. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Ada banyak cerita sukses (success stories) yang menggambarkan orang atau pengusaha, baik besar maupun kecil, menjadi lebih berhasil dalam bidang usahanya maupun dalam kehidupan sosial ekonominya. Misalnya karena caracara menjual yang baru, produk-produk baru, produk lama dengan kemasan baru, dan sebagainya. Tidak jarang ada beberapa sikap dan perilaku yang tidak umum (eksentrik) yang ditunjukkan oleh orang-orang kreatif. Ciri-ciri orang kreatif antara lain memiliki ide atau gagasan-gagasan baru, berani tampil beda atau melawan arus, memunculkan pemikiran yang tidak atau belum popular, optimistik, tidak takut mencoba, tidak takut gagal, dan sebagainya. Sebaliknya orang yang tidak kreatif cenderung mengikuti polapola yang sudah ada dan mapan, pesimistik, takut dicemooh atau diledek karena memunculkan sesuatu yang tidak umum. Pendek kata, orang yang kreatif selalu berpikir out of the box. Orang kreatif juga tidak kenal berhenti dalam berpikir dan mencoba. Jika terbentur dengan permasalahan yang perlu dipecahkan, maka tindakan yang akan diambil adalah berkomunikasi dengan orang lain dan sumber-sumber informasi yang lain. Orang yang kreatif akan selalu berusaha mengakses informasi yang relevan dengan berbagai macam cara dan media. Itu pun dilakukan dengan cara-cara kreatif, bukan cara-cara konvensional atau hanya berdasarkan tradisi. Kemajuan teknologi informasi sangat memungkinkan hal ini. Menurut Dorothy Leonard dan Walter Swap (2002 : 60-61), proses kreatif

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

mempunyai lima tahapan : Pertama, Tahap persiapan. Kreativitas dapat muncul tiba-tiba atau pada waktu yang tidak disangka-sangka. Akan tetapi tidak berarti jatuh dari langit. Kreativitas muncul dari sumur keahlian yang dalam. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang kreatif mempunyai keahlian tinggi di bidangnya. Dengan kata lain orang yang kreatif adalah orang yang sudah isi. Dalam tahap ini mau dikatakan bahwa orang harus menumpulkan keahlian dan pandangan atau perspektif baru. Kedua, kesempatan berinovasi. Keahlian harus diaplikasikan pada masalah-masalah dan kesempatan yang nyata. Setiap saat kesempatan berinovasi dapat muncul karena permintaan konsumen, tugas khusus, atau risis yang membutuhkan respon cepat. Akan tetapi tantangan yang lebih sulit justru muncul ketika orang harus menghadapi situasi tanpa krisis atauu tuntutan dari pihak luar. Ketiga, perbedaan yang menghasilkan pilihan. Adalah sulit untuk mengembangkan solusi kreatif tanpa adanya alternatif (pilihan-pilihan) yang luas. Pilihan-pilihan hanya dapat muncul dari perbedaan-perbedaan cara kerja dan cara berpikir, pengalaman pribadi dan profesional, pendidikan dan budaya kelompok itu sendiri. Singkatnya orang harus menyediakan banyak pilihan melalui perbedaan profesional dan pribadi. Keempat, inkubasi. Waktu yang paling buruk dalam membuat keputusan atau menghadapi masalah adalah ketika orang harus memberikan respon atau jawaban segera dalam stituasi tertekan. Dalam situasi di atas tekanan berupa minimnya waktu yang tersedia atau jawaban yang harus diberikan segera. Oleh karena itu orang membutuhkan waktu dan ruang untuk membayangkan solusi atau gagasan. Waktu adalah sumber daya yang paling minim dalam sebuah organisasi. Karena itu orang harus menyediakan waktu kosong untuk berrefleksi agar muncul pemikiran kreatif. Kelima, persetujuan : memilih pilihan. Jika orang berhasil membentuk kelompok yang mempunyai banyak perbedaan dengan gagasan-gagasannya, orang harus membuat persetujuan akan arah, strategi, atau solusi. Masalah yang sering terjadi adalah orang akan cepat memutuskan suatu solusi yang mungkin masih banyak memiliki banyak alternatif yang lebih efektif. Orang yang berpegalaman dalam organisasi akan dapat menemukan keseimbangan antara luasnya pilihan dan kapan berhenti berdiskusi. Roger von Oech, seperti yang dikutip Yuyus Suryana dan Kartib Bayu (2011: 188-189), mengemukakan 10 hambatan bertindak kreatif yakni : 1) Memiliki asumsi hanya ada satu jawaban yang benar atau satu cara pemecahan masalah yang (dianggap) benar ketika menghadapi suatu masalah. Orang ini tidak terbiasa dengan beberapa jawaban yang mungkin atau tidak terbiasa dengan berbagai pendangan yang berbeda. 2) Terpaku pada cara berpikir logis (linier) seraya melupakan berpikir nonlogika atau berimajinasi. Padahal dalam berpikir kreatif dibutuhkan kebebasan untuk berimajinasi. Orang ini juga melupakan peran penting intuisi, yang dalam saat-saat tertentu memegang peran yang penting dalam menjawab sebuah tantangan. 3) Berpegang erat pada aturan atau ketentuan yang kaku atau yang umum. Orang takut disebut tidak umum, eksentrik, atau nyleneh (Jawa). Orang

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

semacam ini sangat mungkin akan sulit menemukan cara-cara baru dalam menangani sebuah masalah. 4) Terikat pada kehidupan praktis semata sehingga membatasi munculnya ideide kreatif. Sikap mental semacam ini berkaitan erat dengan hal-hal yang sudah disebutkan di atas. 5) Memiliki pandangan bahwa bermain atau bermain-main adalah tindakan yang sia-sia, tidak menentu, dan memboroskan waktu. Dalam dunia anakanak bermain dan belajar merupakan sebuah kesatuan. Anak bisa belajar melalui kegiatan bermain dan bernain-main. Bagi seorang wirausahawan bermain dan bermain-main merupakan pintu menuju kreativitas. 6) Terpaku pada konsep spesialisasi. Spesialisasi justru dapat membatasi kemampuan seseorang untuk melihat masalah lain atau dri perspektif yang berbeda. Orang yag kreatif adalah mereka yang bersifat eksploratif dan elaboratif. 7) Menghindari pengulangan juga merupakan salah satu sikap yang menghambat kreativitas. Orang cenderung merasa risih jika harus mengulangi hal-hal yang relatif sama dari waktu ke waktu. Padahal, dalam kenyataannya pengulangan atau replikasi adalah awal dari tindakan inovatif. 8) Orang yang mempunyai sikap kompromistis juga cenderung untuk tidak kreatif. Ide-ide baru jarang muncul dalam lingkungan yang kompromistis karena orang yang kompromistis tidak menyenangi orang yang nekad. Padahal, takut berbiuat nekad merupakan salah satu hambatan berpikir kreatif. 9) Takut salah dan gagal. Orang kreatif akan melihat bahwa setiap mencoba sesuatu yang baru pasti, dalam kadar yang berbeda, akan mengalami kegagalan. Thomas A. Edison, salah seorang pemikir terbaik dunia, pernah mencoba tidak kurang dari sepuluh ribu bahan atau materi yang, kalau tidak terbakar atau meledak, untuk menemukan filamen bola lampu seperti yang kita kenal sekarang. Ketika ditanya, Jadi, Anda telah gagal sepuluh ribu kali ya?. Jawab Edison, Ya enggaklah, saya justru telah menemukan sepuluh ribu bahan yang tidak bekerja dengan baik. Thomas J. Watson, pendiri IBM bahkan berkata Jika Anda ingin sukses, gandakan tingkat kegagalan Anda 1. 10) Believing that Im not creatitive. Percaya bahwa saya tidak mampu berpikir kreatif merupakan hambatan untuk berpikir kreatif karena orang cenderung akan berusaha menggenapi ramalannya sendiri. Jadi kalau seseorang ingin memiliki sikap dan cara berpikir kreatif, orang harus menghindari kesepuluh hambatan yang sudah disebutkan di atas. b. Inovatif Inovasi erat kaitannya dengan kreativitas. Bahkan dalam tahap-tahap proses kreatif seperti yang dipaparkan di atas, disebutkan bahwa kesempatan berinovasi menjadi salah satu tahapnya. Istilah inovasi (innovation) dalam kehidupan sehari-hari sering dikacaukan
1

Lihat Tamblyn, 2003, Laugh and Learn - 95 Ways to Use Humor for More Effective Teaching and Training, New York : AMACOM American Management Association, p.14

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

dengan istilah invensi (invention) dan discovery. Menurut Everette M. Rogers (1995), invensi menunjuk pada penemuan sesuatu (benda) yang benar-benar baru dalam arti hasil karya manusia. Sedangkan discovery merupakan penemuan sesuatu yang sebenarnya sudah ada sebelumnya. Sementara inovasi merupakan gagasan, benda atau objek, kejadian, atau metode/praktek yang diamati atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang. Agar menjadi lebih jelas berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai inovasi dari berberapa ahli. Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide atau gagasan, praktik, atau objek yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau sekelompok orang (Rogers, 1995 : 11). Sementara Wissema, seperti yang dikutip Indarti (2007) mendefinisikan inovasi sebagai perkenalan yang sukses akan sesuatu yang baru; kesuksesan ditunjukkan dengan penerimaan pasar atau pengguna lain. Hal ini menunjukkan bahwa, dalam konteks kewirausahaan, inovasi bukan pertama-tama soal proses ilmiah atau teknis, melainkan juga proses komersial yakni soal memasarkan produk baru di pasar. Inovasi merupakan penyaluran kreativitas supaya dapat menghasilkan gagasan dan/atau produk yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat (Sternberg, 2007). Sementara, kreativitas sendiri juga bisa dipahami sebagai kemampuan yang fleksibel untuk memproduksi hasil kerja yang baik dalam arti original, tak terduga, lebih bermanfaat, dan berkualitas (Sternberg & Lubart, 1996). Karena itu inovasi juga sering disebut kontribusi kreatif (Sternberg, 2003). Atas dasar kontribusinya terhadap masyarakat, Sternberg, Pretz, dan Kaufmann (2003 : 158) membedakan inovasi menjadi 8 tipe. Tipe-tipe inovasi ini tidak berbeda secara eksklusif atau diskrit dalam arti masing-masing berdiri sendiri-sendiri melainkan masing-masing dapat saling tumpang tindih (overlapping). Lagi pula bukan hanya menunjukkan perbedaan secara kualitatif tetapi juga bisa secara kuantitatif dalam hal luas atau sempitnya (banyak sedikitnya) sumbangan kreatif seorang inovator. Berikut ini adalah tipe-tipe yang dimaksud beserta contohnya. 1) Replication (peniruan). Konsep ini menunjukkan tingkat inovasi yang sangat minim, dalam arti sekadar mengulangi gagasan/ide, produk, atau cara yang sudah ada dengan variasi yang sangat minim. Contohnya mengganti kemasan atau label untuk barang yang sama. Bisa juga dalam arti benar-benar meniru sebuah produk yang sudah laku keras di pasaran. Misalnya produk Antangin ditiru oleh produk Tolak Angin . Contoh lain dapat dengan mudah kita temukan di lingkungan sekitar kita. 2) Redefinition (mendefinisi ulang). Agar lebih jelas berikut ini adalah contoh redefinisi yang dikemukakan oleh Hay (1988) seperti yang dikutip Sternberg (2003). Jeno Paulucci adalah seorang pengusaha yang baru saja membeli Chun King, sebuah perusahaan yang memproduksi makanan dalam kaleng. Paulucci ingin menggunakan Chun King untuk memproduksi makanan dalam kaleng hasil temuannya yakni sayuran China dengan bumbu Italia. Untuk memasarkan produknya Paulucci ingin menggandeng sebuah perusahaan penyalur top (bonafid). Jika dia berhasil, Paulucci yakin akan mendapatkan keuntungan yang besar. Suatu saat Paulucci berhasil menemui sang penyalur. Ketika mendemonstrasikan

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

3)

4)

5)

6)

7)

8)

produknya dengan membuka kaleng berisi mie bersayur, dia sempat melihat seekor belalang matang tergeletak di atas sayuran dalam kaleng. Kalau sampai sang penyalur melihat belalang tersebut tentu reputasinya akan hancur. Dalam waktu yang singkat dia bisa saja dengan diam-diam menyingkirkan belalang itu, atau menjelaskan secara rasional dalih-dalih untuk membenarkan mengapa sampai ada belalang di dalam kaleng produknya. Dua cara yang beresiko tinggi. Apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini? Paulucci bertindak cepat. Dia segera meredefinisi perannya dari pengusaha menjadi seorang salesman. Tidak hanya bertanggung jawab untuk mempresentasikan produknya kepada pembeli potensial, tetapi juga berusaha meyakinkan pembeli dengan cara mengkonsumsi produknya. Maka dengan penuh keyakinan cepat-cepat dia mengambil sesendok penuh mie sayur dalam kaleng, termasuk belalangnya sekaligus, dan melahapnya di depan sang penyalur. Nyatanya sang penyalur berhasil diyakinkan dengan tindakannya itu. Jadi redefinisi merupakan kontribusi kreatif yang mewakili usaha mendefinisikan ulang sebuah status atau suatu bidang yang saat ini ada menjadi status atau bidang dengan sudut pandang yang baru. Forward Incrementation. Ini adalah konsep yang menunjukkan kontribusi kreatif yang mewakili langkah ke depan berikutnya untuk produk yang sudah ada dengan beberapa modifikasi untuk lebih menjamin sukses yang berkesinambungan atas suatu produk di pasaran tanpa perubahan yang berarti. Dengan kata lain sebuah produk baru dibuat untuk mengganti lini produk yang sudah ada ketika konsumen dipandang sudah siap menerimanya. Misalnya mobil keluaran atau versi tahun 2010 diganti dengan versi tahun 2011. Program aplikasi komputer SPSS versi 15, 16, 17, dan seterusnya. Advanced Forward Incrementation. Konsep ini pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan konsep sebelumnya, hanya saja lebih maju, dalam arti ada kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan lini produk sebelumnya. Misalnya produk berupa chip prosesor produksi Intel dari Pentium ke Core Series. Redirection. Redirection ditunjukkan dengan macam-macam produk, yang dalam berbagai cara, berbeda dengan jenis produk sebelumnya. Dengan kata lain, redirection menunjukkan perbedaan tujuan secara total atas produk-produk yang dihasilkan yang sama seali berbeda dengan yang sudah ada. Misalnya mobil (bertenaga) listrik. Reconstruction. Ini adalah kontribusi kreatif yang mewakili upaya untuk menghasilkan sebuah produk baru yang berbeda sebagai hasil dari proses mengkonstruksi ide yang menjadi acuan pengembangan produk lama. Jadi ide lama yang diperbarui untuk menghasilkan produk yang berbeda. Sternberg memberi contoh produk kamera personal untuk amatir keluaran Kodak berupa kamera foto langsung jadi. Reinitiation. Sebuah kontribusi kreatif yang mewakili upaya mengubah produk menjadi sebuah produk yang berbeda yang beragkat dari cara dan imajinasi yang sama sekali baru. Integration. Sebuah inovasi produk atau cara yang mengkombinasikan gagasan-gagasan dari dua ranah inovasi yang pada awalnya nampak

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

berbeda bahkan bertentangan. Dalam bahasa lain dapat dikatakan sebuah upaya pengembangan produk baru melalui proses sintesis dua gagasan yang nampak bertentangan. Tentang di bidang apa saja inovasi dapat dilalukan, OECD mencatat adanya 4 bidang garap inovasi sebagai berikut (2010 : 47) : 1) Inovasi produk, yakni pengenalan sebuah barang atau jasa baru atau yang secara signifikan meningkatkan karakteristik atau kegunaannya. Termasuk di dalamnya adalah peningkatan secara signifikan dalam hal spesifikasi teknis, komponen dan materialnya, software-nya, kemudahan penggunaannya (user-friendliness), dan karakteristik fungsional lainnya. 2) Inovasi proses, yakni penerapan metode baru dalam kegiatan berproduksi atau pengiriman barang (delivery), termasuk di dalamnya adalah perubahan teknik, peralatan, dan atau perangkat lunak yang signifikan. 3) Inovasi pasar, yakni penerapan metode pemasaran yang baru yang meliputi perubahan signifikan dalam hal desain produk atau pembungkusan, penempatan produk (product placement), promosi, dan penetapan harga produk. 4) Inovasi organisasi, yakni penerapan metode atau system organisasi yang baru dalam praktek bisnis, tempat kerja organisasi atau relasi eksternal organisasi. c. Berani menanggung resiko dan ketidakpastian Baiklah kalau bagian awal dari bagian ini dibuka dengan kata-kata pengobar semangat dari seorang pengarang buku yang juga sukses dalam berwirausaha (Suharno, 2007:12). Selalu ada alasan untuk menunda bisnis. Padahal, saat paling tepat untuk memulai usaha adalah sekarang. Yang harus Anda lakukan adalah segera bertindak (action). Semakin banyak menggunakan kata tetapi, maka Anda semakin terbelenggu dan terus menunda-nunda. Kalimat di atas memang benar. Namun dalam kenyataan tidak sedikit orang masih berhitung-hitung untung-ruginya. Dalam bahasa yang lebih konkrit, banyak orang yang pesimis atau takut, jangan-jangan dagangannya tidak laku dan rugi, kehilangan banyak uang, dan bangkrut. Orang takut menghadapi resiko dan ketidakpastian. Padahal, di mana pun orang berada dan apa pun yang dilakukan pasti mengandung resiko. Bahkan ketika orang tidak berbuat sesuatu pun juga menghadapi resiko. Jadi selama orang masih hidup, maka di manapun orang akan selalu berhadapan dengan resiko dan ketidakpastian. Barangkali satusatunya tempat yang bebas dari resiko dan ketidakpastian hanyalah di kuburan. Dalam dunia kewirausahaan atau dunia bisnis, resiko seringkali dihubungkan dengan ketidakpastian, terutama ketidakpastian dalam hal hasil atau penghasilan, tindakan, dan peristiwa. Perspektif ini sudah menjadi pandangan umum dalam konteks bisnis. Misalnya dalam sebuah artikel yang tersebar di internet, salah satunya mengatakan bahwa dalam dunia investasi, resiko sama dengan ketidakpastian. Setiap investor membawa resiko dalam kadar tertentu karena keuntungan atau hasilnya tidak bisa diramalkan. Besar kecilnya kadar resiko sering dikaitkan dengan investasi tertentu yang dikenal dengan volatilitas. Gagasan bahwa resiko sama dengan ketidakpastian nampaknya didasarkan pada asumsi bahwa nilai yang diharapkan (expected

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

value) sudah diketahui atau tetap (Aven, 2010: 43). Ketidakpastian adalah komponen utama dari konsep risiko, bersama-sama dengan peristiwa dan akibat yang terkait. Jadi resiko harus dipahami sebagai tingkat keseriusan konsekuensi atau ketidakpastian dari suatu kegiatan, yang mengacu pada intensitas, ukuran, ekstensi, ruang lingkup, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan (Aven, 2010: 227). Wirausahawan adalah seseorang yang lebih suka menghadapi tantangantantangan tertentu untuk mencapai kesuksesan. Mereka cenderung akan menghindari resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Alasannya, resiko yang rendah akan menuai keuntungan yang rendah, sekaligus tidak menantang, sementara resiko yang tinggi tentu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi tetapi dengan tingkat kemungkinan gagal yang tinggi pula. Oleh sebab itu wirausahawan cenderung lebihh suka dengan resiko yang moderat (seimbang). Oleh karena itu keberanian untuk mengambil resiko bagi seorang wirausahawan harus dipahami sebagai pengambilan keputusan yag penuh dengan perhitungan yang cermat dan realistik. Kemampuan untuk menanggung resiko bagi seorang wirausahawan berbeda dengan wirausahawan lain. Hal ini ditentukan oleh (1) keyakinan pada diri sendiri ; (2) peluang memperoleh keuntungan ; (3) kemampuan menilai atau memperhitungkan resiko secara realistik (Suryana dan Bayu, 2010: 148). Semua ini tergantung pada kondisi ekonomi, intelegensi, umur, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin seorang entrepreneur. Pada umumnya tingkat resiko yang dihadapi seorang wirausahawan akan tergantung pada kombinasi 3 faktor berikut (Frinzes, 2011: 238) : 1) Tingkat kesulitan memasuki sebuah bidang bisnis. Semakin Semakin sulit masuk, semakin besar resiko, tetapi semakin besar pula keuntungan yang dapat diraih. Demikian sebaliknya. 2) Besar-kecilnya modal yang diinvestasikan di dalam sebuah bidang bisnis. 3) Margin atau besarnya keuntungan yang bisa diraih dari sebuah bidang usaha. d. Sikap, perilaku atau karakter lain : Di samping ketiga karakter pokok di atas, masih ada banyak sifat, perilaku, ciri-ciri, tabiat, atau karakter seorang wirausahawan yang sukses. Hampir semua penyusun buku kewirausahaan berbahasa Indonesia senang menggunakan pendekatan perilaku dalam membahas masalah kewirausahaan, Dalam buku-buku tersebut disebutkan banyak karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Namun demikian, dalam modul ini hanya akan disebutkan beberapa karakter yang dinilai esensial di samping ketiga karakter yang sudah dipaparkan sebelumnya. Karakter-karakter tersebut juga dipandang sebagai cerminan dari perilaku prestatif seorang wirausahawan. Beberapa butir karakter atau sifat wirausahawan di bawah ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan Iman Sukardi (1991) sejauh yang dikutip Suryana dan Bayu (2010: 45-46). Pertama adalah kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi (the need for Achievement yang disingkat n-Ach) dari David McClelland. McClelland adalah seorang ahli psikologi sosial yang tertarik dengan masalah-masalah pembangunan di negara-negara berkembang, tempat kemiskinan dan

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

keterbelakangan merebak di masyarakat di dunia ini. Menurut McClelland (1971), dorongan untuk berprestasi ini pertama-tama bukan untuk mengejar keuntungan atau imbalan material yang besar. Orang dengan n-Ach tinggi, yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, mengalami kepuasan bukan karena mendapatkan imbalan material dari hasil kerjanya, tetapi karena hasil kerja tersebut dianggap sangat baik. Ada kepuasan batin tersendiri kalau dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna. Imbalan material menjadi faktor sekunder. McClelland menyatakan, kalau dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, maka dapat diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. McClelland berkesimpulan bahwa n-Ach ini seperti semacam virus yang dapat ditularkan. Jadi n-Ach bukanlah sesuatu yang diwariskan sejak lahir. Namun demikian McClelland (1971 : 98) berpendapat : Kalau n-Ach begitu penting, terutama untuk dunia bisnis, maka nAch harus ditingkatkan nilainya sehingga makin banyak anak muda yang memiliki dorongan berwirausaha. Kesulitannya adalah, dari hasil penelitian, kami menemukan bahwa cara yang paling baik untuk menumbuhkan n-Ach adalah melalui keluarga ; dan sulit sekali untuk menumbuhkannya dalam skala yang besar. Kedua, kemandirian. Sikap atau karakter ini menunjukkan bahwa seorang wirausahawan selalu bertanggung jawab atas semua tindakannya secara pribadi, Wirausahawan adalah seseorang yang mengedepankan otonomi dalam bertindak termasuk dalam hal pengembilan keputusan dan pemilihan berbagai kegiatan. Wirausahawan semacam ini cenderung bekerja sendiri, memilih atau menentukan cara dan irama kerja yang sesuai dengan dirinya sendiri. Ketiga, keyakinan diri atau percaya diri. Wirausahawan akan selalu menunjukkan sikap percaya pada kemampuan diri sendiri, termasuk ketika dalam situasi menghadapi tekanan. Wirausahawan bukanlah seorang peragu dalam bertindak atau mengambil keputusan, bahkan cenderung untuk melibatkan diri sendiri secara langsung dalam berbagai situasi. Sikap percaya diri tidak harus selalu mengatakan ya, tetapi juga berani mengatakan tidak jika memang diperlukan. Keempat, luwes atau fleksibel dalam pergaulan. Sikap ini menunjukkan bahwa seorang wirausahawan harus selalu bisa cepat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi hubungan atau interaksi antarmanusia. Wirausahawan selalu berusaha mencari kenalan baru dan membina persahabatan dengan setiap orang tanpap pandang bulu. Dalam hal ini sikap diskriminatif sungguh-sungguh merupakan pantangan bagi seorang wirausahawan. Kelima, kerja keras. Wirausahawan selalu berusaha tidak mudah menyerah sebelum menyelesaikan suatu pekerjaan. Dia terlibat dalam berbagai situasi kerja. Keterlibatannya dalam kerja tidak semata-mata untuk sebuah hasil akhir baik berupa keuntungan maupun kerugian, melainkan dia tidak akan pernah berpangku tangan. Bagi seorang wirausahawan, bekerja adalah suatu amanah, panggilan, atau ibadah yang harus dilaksanakan dengan sepenuh hati. Kerja keras (work hard) sering disandingkan atau dibandingkan dengan kerja cerdas (work smart). Sekarang keduanya tidak dapat dipisahkan lagi. Kerja

10

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

keras mengandaikan adanya disiplin yang tinggi hampir dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan waktu. Keenam, sifat instrumental. Karakter ini menunjukkan bahwa dalam berbagai situasi wirausahawan selalu dapat memanfaatkan apa saja yang ada di lingkungannya untuk mencapai tujuan pribadi dalam berbisnis. Wirausaha selalu mencari segala sesuatu yang dapat dimafaatkan untuk memperbaiki kinerjanya. Hubungan interpersonal, kehadiran tokkoh masyarakat, pakar di bidang tertentu, selalu dimanfaatkan atau dijadikan rujukan untuk mencapai tujuan bisnisnya.

Menganalisis peluang usaha


a. Mengembangkan Ide Usaha Baru Apakah setiap orang dapat menjadi seorang wirausahawan yag sukses? Tentu saja jawabannya adalah dapat. Pertanyaan lebih lanjut adalah wirausahawan atau pengusaha macam apa yang diinginkan? Apakah kita akan memulai dengan menjadi wirausahawan berskala kecil atau berskala menengah? Banyak orang membayangkan bahwa yang dimaksud menjadi wirausahawan berskala kecil itu adalah usaha berskala rumah tangga. Misalnya toko sembako, penjual mie ayam, pengusaha jasa laundry, penjual bubur ayam, pengecer pulsa, atau semua usaha bisa dilakukan di rumah. Sedangkan usaha berskala menengah adalah usaha-usaha yang sama namun sudah bercabangcabang, memiliki sekian banyak gerai atau sekian banyak gerobag dorong. Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihat sumberdaya yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi, bahan baku, keuangan atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak buku pendidikan kewirausahaan mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas. Biasanya disebutkan jikalau kita memiliki sumber daya yang memadai maka kita dapat langsung menjadi wirausahawan dengan skala menengah. Tetapi sebaliknya, buku-buku kewirausahaan yang lebih empirik-praktis atau buku-buku how to kewirausahaan yang banyak dibeli anggota masyarakat justru berpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau dijelaskan dalam buku-buku tersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari nol. Buku-buku semacam ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan semangat berusaha yang besar disertai kerja keras. Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memang benar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan berusaha sekuat tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai sumber daya dan fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadi wirausahawan berskala kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam menjalankan usaha. Sangat boleh jadi banyak orang mengawali bisnisnya dengan perasaan ragu-ragu dan pesimistik tetapi berakhir dengan keberhasilan yang gemilang. Akan tetapi tidak sedikit juga yang memulainya dengan optimistik, persiapan yang matang, sumber daya yang cukup. Hasil akhirnya ada yang berhasil ada yang tidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah mulailah dengan ide-ide baru.

11

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali dengan mengamati lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari proses interaksi seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungan dan bentuk bisnis harus diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan harus jeli dalam menilai dan menangani berbagai permasalahan dan peluang yang muncul di lingkungan tersebut. Sebagi contoh, ada dua orang calon wirausahawan datang di sebuah masyarakat di suatu tempat. Dua orang ini menemukan kenyataan yang sama bahwa semua orang dalam masyarakat tersebut ternyata tidak memakai sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan mengidentifikasi penyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada gunanya memulai bisnis sepatu di sini karena A berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak bersepatu atau sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah. Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa masyarakat akan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat tersebut untuk bersepatu. Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang wirausahawan pada umumnya merupakan ide-ide praktis yang diyakini memiliki kepastian untuk berhasil. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha berskala kecil. Oleh karena itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan, mulailah berbisnis dalam skala kecil (Suharno, 2007 ; Frinzes, 2011 : 223). Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) seperti yang dikutip Suryana (2003: 70), sekitar 43% responden (wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman ketika mereka bekerja di perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya. Dari pengalaman tersebut, mereka mengetahui cara-cara mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakan telah mencoba dan merasa mampu mengerjakannya dengan baik. Dari para wirausahawan yang disurvai, 11% di antaranya memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sementara 46% lainnya karena hobi. Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orang bisa mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tidak ada satu jalan yang dianggap jalan atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktor keberuntungan (luck atau hoki), ada faktor lain yang mempengaruhi misalnya kerja keras, perencanaan yang matang, pengamatan yang jeli, pemikiran kreatif dan inovatif, dan sebagainya. b. Identifikasi Peluang Usaha Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities) dikatakan ada jika di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untuk menawarkan atau menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan , keinginan, atau preferensi konsumen (Frinzes, 2011 : 229). Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya sebuah peluang usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut : 1) Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau belum dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini dapat terjadi karena : - Kualitasnya rendah - Produknya tidak user friendly atau tidak ramah pemakai - Harganya terlalu mahal atau tidak rasional

12

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

- Produk tidak sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya - Produk dinilai ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend - Konsumen merasa kesulitan memperoleh produk tersebut - Tidak memiliki fitur yang membuat konsumen terkesan 2) Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuah produk yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak ada di pasaran. Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat proses pengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepat memberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulit dibersihkan dengan cara biasa. 3) Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnya tidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah atap yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuah alat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan segera. Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis yang diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau menyaring lingkungan, mengevaluasi individu dan masyarakat secara umum ; ketiga, meneliti secara cermat peluang-peluang bisnis yang muncul ; keempat, memilih salah satu peluang dan mempersiapkan sebuah rencana usaha. Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni mengidentifikasi kebutuhan atau keinginan konsumen merupakan langkah yang paling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap peluang bisnis dimulai dengan adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen dianggap sebagai sesuatu yang paling mendasar di dalam kehidupan. Namun demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi kebutuhan saja sebenarnya belumlah cukup memadai. Para indutriwan atau pengusaha besar yang bergerak di bidang industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi kebutuhan melainkan juga meng-create kebutuhan atau menciptakan kebutuhan. Artinya menggarap konsumen agar mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat mereka merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada suatu titik, seorang wirausahawan dituntut untuk itu. Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausahawan untuk menemukan peluang dengan mendirikan usaha baru. Pertama, pendekatan inside-out yakni pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci keberhasilan. Termasuk dalam kategori ini adalah mereka yang menentukan jenis usaha berdasarkan ketrampilan, kemampuan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua, pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunity recognition yakni pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usaha akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar. Sudah barang tentu hal ini didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat. c. Bidang dan Jenis Usaha yang Dimasuki Suryana (2003) mengidentifikasi sembilan bidang usaha yang dapat dimasuki oleh seorang wirausahawan, seperti bidang usaha pertanian,

13

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

pertambangan misalnya galian pasir, batu bata, sirtu, pabrikasi misalnya perakitan, konstruksi, perdagangan, jasa keuangan, jasa perorangan seperti potong rambut, salon, laundry, katering, jasa-jasa umum misalnya transportasi, pergudangan, distribusi, dan jasa wisata. Sementara itu Suharno (2007), seorang praktisi wirausaha, pelatih, dan penulis buku, mengemukakan beberapa bidang usaha yang menjadi pilihan wirausahawan pemula. Pertama, usaha di bidang kuliner. Bidang ini mempunyai pasar yang sangat luas mengingat semua penduduk membutuhkan makanan di samping banyaknya ragam makanan baik yang khas daerah tertentu maupun makanan internasional. Orang juga dapat memilih makanan pokok, makanan ringan, dan segala macam minuman ringan dan es. Cara menjualnya pun bervariasi mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih. Kedua, usaha sandang dan perhiasan, mulai dari baju, celana, sepatu, sandal, topi, kacamata, slayer, jam tangan, cincin, kalung, gelang, baik untuk anak-anak, remaja, dewasa, laki-laki maupun perempuan. Ketiga, usaha yang terkait dengan tempat tinggal. Sama seperti makanan dan sandang, tempat tinggal dibutuhkan oleh setiap orang. Orang bisa mulai berbisnis jual beli rumah, usaha renovasi, servis barang-barang elektronik dan peralatan rumah tangga, listrik, hiasan dinding, toko besi, tempat tidur sampai kursi. Keempat, usaha pendidikan. Setelah kebutuhan sandang, pangan, papan terpenuhi, pendidikan merupakan kebutuhan pokok lainnya yang harus dipenuhi. Peluag usaha di bidang pendidikan mulai berkembang ketikak sistem pendidikan nasional tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas, mulai dari anak-anak usia dini atau berkebutuhan khusus sampai dengan pendidikan orang dewasa. Pendidikan di sini bisa formal maupun non formal. Bukan hanya masyarakat yang membutuhkan jasa pendidikan, perusahaan-perusahaan yang ingin maju pasti sangat peduli dengan pendidikan dan pelatihan para karyawannya. Kelima, bidang usaha yang berhubungan dengan rekreasi. Bidang ini meliputi usaha rental mobil, penyediaan peralatan untuk rekreasi, atau untuk yang berrekreasi di rumah sebuah peralatan game baik hardware maupun software-nya pastilah dibutuhkan.

Proses Kewirausahaan
Tahap-tahap Kewirausahaa Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha : a. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa. b. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan,

14

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. c. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi d. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. Menurut Bygrave dalam buku model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007: 10 12) :1). proses inovasi 2). proses pemicu 3). proses pelaksanaan 4). proses pertumbuhan a. proses inovasi Faktor Personal: Keinginan berprestasi, sifat penasaran terhadap sesuatu hal yang baru; keinginan menanggung resiko, factor pendidikan dan factor pengalaman Faktor lingkungan: adanya peluang, pengalaman dan kreativitas. b. Proses pemicu Faktor Personal yang memicu terjun ke dunia bisnis adalah: 1) Adanya ketidak puasan terhadap pekerjaan sekarang 2) Sebagai penganggur akibat pemutusan hubungan kerja, dan tidak ada perkaan lain 3) Adanya dorongan usia 4) Keberaniana menanggung resiko 5) Adanya komitmen atau minat yang tinggi terhadap suatu bisnis tertentu Faktor Lingkungan: 1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan 2) Adanya sumber-sumber yang bias dimanfaatkan, misalnya memilki modal, tabungan, tempat usaha yang strategis 3) Pernah mengikuti pendidikan formal dan non formal sebagai bekal kemudian 4) Adanya kebijakan pemerintah yang mendorong iklim berusaha Faktor Sosiologi 1) Adanya hubungan dengan berbagai relasi 2) Adanya tim yang dapat diajak bekerja sama 3) Adanya dorongan dari orang tua, keluarga ataupun istri 4) Adanya bantuan dari family dan sanak saudara berupa kemudahan atau fasilitas 5) Adanya pengalaman pada bisnis sebelumnya c. Proses pelaksanaan PAda proses pelaksanaan factor yang mendorong untuk melakukan usaha bisnis adalah dari dirinya sendiri (personal) diantaranya adalah: 1) Mentalitas yang kuat dan focus 2) Adanya pembantu utama, manajer yang ikut membantu proses bisnis 3) Komitmen yang tinggi, dan focus bisnis 4) Mempunyai visi dan misi dalam bisnis d. Proses Pertumbuhan Proses pertumbuhan sangat ditentukan adanya perilaku organisasi antara lain:

15

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

1) Kekompakan organisasi dalam bisnis, sehingga operasi berjalan lancar 2) Strategi yang mantap sebagai produk dari kekompakan 3) Adanya budaya organisasi yang stabil, budaya perusahaan (corporate culture) yang baik 4) Memiliki produk unggulan, misalnya kualitas produk, proses produksi Faktor lingkungan yang mendorong pertumbuhan bisnis adalah: 1) Produk yang dihasilkan mendapat respon positip dari masyarakat 2) Adanya persaingan yang menguntungkan bisnis yang digeluti 3) Adanya rekanan yang dapat menjaga kelangsungan usaha, baik sebagai pemasok, maupun distributor 4) Adanya lembaga keuangan yang memberikan dukungan fasilitas modal 5) Kebijakan pemerintah yang memberi dorongan pada usaha bisnisnya

Pengembangan Kewirausahaan
a. Pentingnya Pengembangan Kewirausahaan 1)Mengembangkan semangat kewirausahaan adalah salah satu faktor yang sangat penting di dalam melakukan sesuatu untuk meraih hasil atau kinerja bisnis. Ada pengusaha yang cepat menunjukkan keberhasilannya sementara yang lainnya tidak demikian dan jatuh tidak berdaya. 2) Dorongan atau impuls apakah yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan modernisasi? Para psycolog telah berhasil memberikan sumbangan yang tak terduga untuk memahami misteri ini. Mereka meneliti faktor apa yang dapat menjalankan terjadinya proses pertumbuhan ekonomi ini? Untuk mudahnya mereka menyebutkan virus mental yakni sesuatu cara berpikir tertentu yang kurang lebih sangat jarang dijumpai tetapi jika terjadi pada seseorang 3) cenderung menyebabkan orang itu bertingkah laku secara sangat giat. Virus mental ini dinamai n Ach (singkatan dari Need for Achievement, kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi) sebagai motivasi intrinsik. a. Makna Motivasi bagi usahawan Pada umumya tingkah laku manusia dilakukan secara sadar, artinya selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Disinilah peran penting dari motivasi. Orang atau bawahan dapat bersemangat bekerja apabila ada motivasi atau diberikan motivasi dari atasannya, Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedang motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seorang pengusaha sangat tergantung oleh semangat dan dorongan dari dirinya sendiri. Namun dorongan dari dirinya sendiri sering lemah, apalagi seroang pengusaha cepat puisat dengan hasil yang telah dicapai. Oleh karena itu perlu dari pihak ketiga secara terus menerus memberikan dorongan yang berupa pendampingan sampai para usahawan dapat memotivasi dirinya. Untuk seorang pekerja, motivasi tergantung kepada kemampuan pekerja untuk bekerja lebih giat. Agar pekerja lebih giat melakukan pekerjaan,

16

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

maka mereka diberi motivasi. Sesorang yang menemui kegagalan atau kekecewaan dalam pekerjaan atau sebab lain dapat menimbulkan patah semangat, tetapi jika diberi semangat atau diberi motivasi oleh atasannya bahwa kegagalan itu sebagai lahan belajar, maka dia akan yakin dan untuk mencoba kembali. Seorang wirausaha mempunyai semangat kerja yang lebih tinggi, mampu bekerjasama dan memotivasi diri sendiri dan memotivasi orang lain atau bawahannya untuk meningkatkan produktivitas. b. Teori Prestasi (Achievment theory) Teori ini menjelaskan tingkah laku yang berorientasi kepada prestasi (achievement oriented behaviour) yang didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya standard of exellent. Pada dasarnya motivasi sesorang ditentukan oleh tiga kebutuhan seperti yang diungkapkan oleh David C. Mc Clelland (1977 yang dikutip oleh Suryana dalam Kewirausahaan, 2006)3, yaitu: 1) Kebutuhan akan kekuasaan (need for power), 2) Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), 3) Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement) Menurut teori tersebut seorang yang mempunyai need for achievement yang tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu, ketika ia merancang untuk melaksanakan sesuatu, selalu mempertimbangkan apakah pekerjaan yang akan dilakukan itu cukup menantang atau tidak. Ciri lain dari need for achievement (nAch) tinggi ialah kesediaannya untuk memikul tanggung jawab sebagai konsekwensi usahanya, berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, kesediaannya untuk mencari informasi untuk mengukur kemajuannya, dan ingin kepuasan dari apa yang telah dikerjakannya. Berdasarkan uraian di atas maka kebutuhan berprestasi (nAch) tampak bentuk tindakan untuk sesuatu yang lebih baik dan efisien disbanding sebelumnya. Wirausaha yang memilii motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri ciri sebagai berikut: 1) Memiliki sifat selalu ingin memperbaharui secara terus menerus terhadap apa yang telah dilakukan sebelumnya dengan selalu ingin lebih baik lagi. 2) Ingin mengatasi sendiri kesulutan dan persoalan persoalan yang timbul pada dirinya, 3) Semangat kerja keras dengan menggunakan waktu yang cepat dan menggunakan sumber daya yang efisien serta mutu produk yang lebih baik. 4) Memiliki semangat melakukan sesuatu hal yang baru bukan saja untuk kepentingan pribadi tetapi juga untuk kebutuhan kerjasama untuk mendapatkan manfaat bersama. 5) Keberanian menanggung resiko dan mengambil keputusan tepat dengan memperhitungkannya dengan cermat. 6) Kemampuan memadukan pribadi, sumber daya manajemen dan sumber daya lainnya yang ada pada diri pribadi dan lingkungan sekitarnya

17

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

7) .Memanfaatkan peluang dari kendala yang ada untuk direalisasikan dan dikembangkan dengan memanfaatkan manajemen yang baik, transparan dan akuntabel Upaya memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan untuk mengembangkan jiwa, semangat, serta perilaku kewirausahaan sangat dipengaruhi oleh kemauan dan kemampuan: 1) Bekerja dengan semangat kemandirian, 2) Memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis, 3) Berfikir dan bertindak secara kreatif & inovatif, 4) Bekerja secara teliti, tekun dan produktif, 5) Haus terhadap berprestasi, 6) Hasrat berafiliasi, 7) Bekerja dalam kebersamaan dengan landasan etika bisnis yang sehat. Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligentce (1977)4 yang terkenal telah memanfaatkan hasil penelitian tentang otak dan perilaku. Golemen memperlihatkan faktor faktor yang terkait mengapa orang yang IQ tinggi gagal dan orang orang yang ber IQ sedang sedang saja menjadi sangat sukses. Faktor faktor ini mengacu pada suatu cara lain untuk menjadi cerdas, cara yang disebutnya kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ini ciri ciri yang menandai orang orang yang menonjol dalam kehidupan nyata: yang memiliki hubungan dekat yang hangat, menjadi bintang di tempat kerja. Perilaku wirausaha itu ada kaitannya dengan kecerdasan emosional, dimana tujuh unsur kecerdasan emosional adalah: 1) Keyakinan, yaitu perasaan percaya diri dan penguasaan seseorang apa yang dikerjakan. 2) Rasa ingin tahu, yaitu perasaan bahwa meneliti segala sesuatu bersifat positif dan menimbulkan kesenangan. 3) Niat, yaitu hasrat dan kemampuan untuk berhasil dan untuk bertindak berdasarkan niat itu dengan tekun., 4) Keterkaitan, yaitu kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain berdasarkan pada perasaan saling memahami, 5) Kendali diri, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia, 6) Kecakapan berkomunikasi, yaitu kepercayaan diri dan kemampuan verbal untuk bertukar gagasan, perasaan dan konsep dengan orang lain 7) Kooperatif, yaitu kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan berkelompok c. Pengembangan kepribadian wirausaha 1) Pengembangan kompetensi pribadi wirausahawan Untuk menjadi wirausaha yang berhasil antara lain: a) Wirausaha sebagai pribadi; seorang wirausaha harus berusaha belajar dari waktu ke waktu, harus sadar untuk meningkatkan produktifitas usaha.

18

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

b) Menjadikan wirausaha dalam pekerjaan seseorang; berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu dalam pekerjaannya, bersifat fleksibel, imaginative, mampu merencanakan, mengambil keputusan dan mengambil keputusan untuk mencapai tujuan. c) Sikap mental; para wirausaha memiliki pandangan hidup yang sehat, dan merupakan individu-individu yang matang. d) Bersikap positif; para wirausaha menggunakan sikap positifnya untuk mengendalikan keadaan, sehingga memudahkannya untuk memfokuskan diri pada kegiatan atau kejadian serta hasil-hasil yang ingin dicapainya. e) Kebiasaan dan sikap; kebiasaan-kebiasaan baik yang diperoleh sesorang merupakan harta yang sangat penting, untuk menjadikan kegiatan lebih produktif. 2) Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara-cara yang lebih baik, percayapada pertumbuhan dan mempunyai sifat-sifat yang baik antara lain a) Mengembangkan sifat pemimpin; sifat-sifat ini harus dikembangkan, karena tiap-tiap berbeda kemampuan kepemimpinannya. b) Perilaku sebagai pemimpin; berperilaku sebagai pemimpin ada dua macam (a) berorientasi pada tugas, yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai sasaran dengan jelas. (b) Berorientasi pada seseorang yang memotivasi, dan membina hubungan manusiawi. c) Memimpin orang lain; kemampuan memimpin orang lain merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin dan kemampuan mencapai hasil melalui kerjasama dengan orang lain. d) Memimpin dan memotivasi orang lain; wirausaha merupakan motivator bagi karyawan yang berhasil.Beberapa metode yang digunakan pemimpin untuk memotivasi stafnya antara lain: (1) Bangun harga diri karyawan (2) Berilah informasi (3) Delegasikan kekuasaan dan tanggung jawab (4) Membina kontak (5) Analislah problemnya, bukan orangnya (6) Terapkan prinsip pengukuhan. 3) Pengembangan kompetensi mengambil resiko Wirausaha mendapat kepuasan besar apabila berhasil dalam melaksanakan tugas yang penuh resiko. a) Situasi resiko, adalah suatu keadaan yang harus dipilih diantara dua alternatif, dimana hasilnya tidak dapat diketahui atau harus dinilai secara subyektif, karena kemungkinan berhasil atau gagal (50%: 50%). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan dalam situasi yang penuh ketidakpastian, sambil memprediksikan kemungkinan berhasil atau gagal antara lain:

19

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

4)

5)

6)

7)

(1) Daya tarik setiap alternatif (2) Sejauh mana seorang wirausaha bersedia rugi (3) Kemungkinan relatif sukses dan gagal (4) Seberapa jauh seorang dapat meningkatkan kemungkinan berhasil dan gagal. b) Mengembangkan ide-ide kreatif (1) Pengambilan resiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting pada wirausaha. (2) Dengan berusaha menjadi lebih kreatif, akan menghasilkan ideide yang lebih produktif. Seorang wirausaha akan lebih siap mengambil resiko untuk melaksanakan ide-ide yang produktif. c) Mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab. (1)Seorang wirausaha adalah seorang pemimpin dalam arti bahwa mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Seorang pemimpin organisasi harus bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawabnya kepada stafnya untuk kegiatan tertentu. (2)Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada stafnya mengandung resiko yang negatif atau positif dan harus menanggung akibatnya. Pelimpahan wewenang yang berhasil, akan semakin banyak waktu baginya untuk menangani kegiatan lainnya untuk keberhasilan masa depan Pengembangan Kompetensi mengambil keputusan Seorang wirausaha harus kreatif, terutama dalam mengambil keputusan. Seorang wirausaha harus punya kepercayaan diri yang teguh dan yakin bahwa mampu membuat keputusan yang tepat. Sukses sebagai wirausaha tergantung pada kemampuannya mengambil keputusankeputusan yang meningkatkan kemampuan bisnis yang akan datang Menjadi seorang pengambil keputusan Seorang wirausaha semakin berpengalaman dalam mengambil keputusan, semakin besar pula kepercayaan dirinya dan semakin berorientasi pada tindakan. Pemecahan persoalan. Metode ilmiah yang digunakan sebagai langkah-langkah pemecahan persoalan antara lain: a) Kenalilah persoalannya secara umum b) Tentukan fakta-fakta penting yang berkaitan dengannya c) Identifikasikanlah problem-problem utama d) Identifikasikanlah problem-problem yang terkait e) Carilah sebab-sebab problem itu f) Pertimbangkanlah berbagai kemungkinan jalan keluar dari problem itu g) Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan. h) Laksanakanlah cara penyelesaiannya i) Periksalah cara penyelesaiannya itu tepat Mengambil Keputusan. Pedoman untuk mengambil keputusan kunci adalah sebagai berikut:

20

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

a) Tentukan fakta dari persoalan yang sudah dikenal, jangan mencampuradukkan antara fakta dan opini. b) Identifikasi bidang manakah dari persoalan tadi yang tidak berdasarkan fakta. c) Di bidang ini wirausaha menggunakan logika, penalaran, dan intuisi untuk mencapai tujuan. d) Ambilah resiko yang sedang saja, jika terdapat ketidakpastian. e) Keputusan-keputusan haruslah diuji-coba dulu. Hal ini mengurangi resiko dan memungkinkan seorang wirausaha menilai hasilhasilnya sebelum membuat keputusan. 8) Mengembangkan Kompetensi Perencanaan dan Pengendalian a) Maksud utama perencanaan adalah bagi wirausahawan adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat, pada waktu yang tepat dan dapat mengambil keputusan yang tepat. b) Perencanaan haruslah didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan bisnis, tidak atas motif pribadi.

Visi dan Misi Usaha


a. Pengertian Visi Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan clan karakteristik yang ingin di capai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak intepretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai lembaga tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan clan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi ; (Lewis & Smith, 1994). Pernyataan visi yang bagus tidak hanya menginspirasikan dan menantang, namun juga sangat berarti sehingga setiap pegawai bisa menghubungkan tugas yang dilakukanya dengan visi. Pernyataan visi harus mampung menjadi inspirasi dalam setiap tindakan yang dilakukan setiap pegawai. Yang paling penting pernyataan visi harus measurable, terukur sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah tindakan yang dilakukannya dalam rangka mencapai visi organisasi atau tidak. Pernyataan visi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Succinct. Pernyataan visi harus singkat sehingga tidak lebih dari 3-4 kalimat.

21

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

2) Appealing. Visi harus jelas dan memberikan gambaran tentang masa depan yang akan memberikan semangat pada customer, stakeholder dan pegawai. 3) FeasibleVisi yang baik harus bisa dicapai dengan resource, energi, waktu. Visi haruslah menyertakan tujuan dan objective yang strecth bagi pegawai. 4) MeaningfulPernyataan visi harus bisa menggugah emosi positif pegawai namun tidak boleh menggunakan kata-kata yang mewakili sebuah emosi. 5) Measurable. Pernyataan visi harus bisa diukur sehingga dimungkinkan untuk melakukan pengukuran kinerja sehingga setiap pegawai bisa mengetahui apakah visi sudah bisa dicapai atau belum. Sebagai contoh visi SCTV satu untuk semua yang berarti acaraacara SCTV harus bisa dinikmati semua kalangan, semua umur mulai balita sampai manula, cukup dengan melihat SCTV kebutuhan orang terhadap informasi & hiburan dan lain-lain bisa dipenuhi. Jawaban pertanyaan Siapa customer organisasi ini ? akan menyediakan dasar untuk menentukan visi organisasi. Sedangkan jawaban atas pertanyaan Ke Kemana organisasi akan pergi ? harus bisa dijawab oleh visi organisasi. Dengan demikian persyarat yang bersifat operasinal adalah bahwa Visi itu : a) Berorientasi ke depan (appealing) b) Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini c) Mengekspresikan kreatifitas d) Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat e) Memperhatikan sejarah, kultur, clan nilai organisasi meskipun ada perubahan terduga f) Mempunyai standard yang tinggi, ideal serta harapan bagi anggauta lembaga (Measurable) g) Memberikan klarifikasi bagi manfaat lembaga serta tujuan-tujuannya ; h) Memberikan semangat clan mendorong timbulnya dedikasi pada lembaga ; i) Menggambarkan keunikan lembaga dalam kompetisi serta citranya j) Bersifat ambisius serta menantang segenap anggota lembaga (meaningful) b. Pengertian Misi Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya meng-ujud-kan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi. Pernyataan Misi memberikan keterangan yang jelas tentang apa yang ingin dituju serta kadang kala memberikan pula keterangan tentang bagaimana cara lembaga bekerja. Mengingat demikian pentingnya pernyataan misi maka selama pembentukannya perlu diperhatikan masukan-masukan dari

22

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

anggota lembaga serta sumber-sumber lain yang dianggap penting. Untuk secara Iangsung pernyataan Misi belum dapat dipergunakan sebagai petunjuk bekerja Intepretasi lebih mendetail diperlukan agar pernyataan Misi dapat diterjemahkan ke langkah-langkah kerja atau tahapan pencapaian tujuan sebagaimana tertulis dalam pernyataan Misi. Untuk memberikan tekanan pada faktor komprehensif dari pernyataan misi maka pernyataan tersebut hendaknya mampu memberikan gambaran yang menjawab pertanyaan pertanyaan sbb (Lewis & Smith 1944) : Pernyataan misi yang baik haruslah memenuhi beberapa kriteria seperti berikut: 1) Simple and Clear. Pernyataan misi harus dicukup diwakili oleh 2-3 pernyataan saja. Semua pernyataan tersebut harus sederhana dan jelas dimengerti serta tidak menggunakan jargon-jargon organisasi. 2) Broad and long-term in future. Pernyataan misi organisasi harus cukup luas mengakomodasikan perkembangan organisasi di masa mendatang. Misi organisasi harus bisa menunjukan gambaran yang akan dicapai di masa depan dengan jelas. Pernyataan misi organisasi harus tetap valid pada 20 tahun mendatang sama seperti kondisi sekarang. 3) Focus on the present. Pernyataan misi organisasi tidak boleh terlalu berorientasi pada masa depan sehingga kurang bisa fokus pada kondisi organisasi di masa sekarang. 4) Easy to understand. Misi organisasi harus mudah dimengerti. Misi yang mudah dimengerti akan memudahkan mengkomunikasikan misi tersebut kepada anggota organisasi, stakeholder: a) Keberadaan lembaga adalah untuk berbuat apa; b) Apa produk atau jasa yang utama dari lembaga; c) Apa yang bersifat unik dari lembaga ; d) Siapa konsumen utama dari lembaga; e) Mengapa mereka merupakan konsumen utama ; f) Pihak lain mana yang berkepentingan dengan lembaga dan mengapa; g) Apa Core Values / nilai dasar lembaga; h) Apa yang berbeda pada lembaga 5 th yang lalu dan sekarang ; i) Mengapa berbeda ; j) Apa yang berbeda pada lembaga saat sekarang dan 5 th dari sekarang; k) Mengapa hal itu akan menjadi beda; l) Apa produk atau jenis jasa yang akan diberikan lembaga di masa depan; m) Apa yang harus dikerjakan lembaga untuk menyiapkan produk baru tersebut; n) Apakah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas merefleksikan Visi lembaga ? o) Bila tidak, pertanyaan mana yang harus ada dan apa jawabannya. Dalam suatu organisasi, baik perusahaan yang sedang berkembang maupun yang akan memformulasikan kembali arah dan tujuan organisasi, sangat penting dan perlu dipertimbangkan dalam perencanaan orgnanisasinya

23

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

untuk menentukan visi dan misi, karena visi dan misi akan menjelaskan arti kemana organisasi akan dibawa dan akan menjadi apa organisasi tersebut nantinya. Melalui pemahaman visi dan misi akan menunjukan semakin baiknya iklim organisasi, untuk itu penting bagi instansi agar selalu memperhatiakan para pegawai, serta hendaknya bersama- sama menciptakan suatu suasana atau iklim kerja yang kondusif, agar Karyawan tetap bekerja dengan motivasi tinggi. Contoh Visi dan Misi PT TELKOM Visi To become a leading InfoCom player in the region Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik. Misi Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. PT. PLN Visi : Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang Unggul danTerpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani Misi: Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Usaha


a. Perencanaan Usaha Langkah awal seseorang setelah mempunyai ide untuk melakukan kegiatan usaha atau berwirausa adalah melakukan perencanaan usaha. Dalam perencanaan tersebut yang perlu dibuat adalah, menetapkan visi dan misi perusahaan. Visi dan misi sangat dibutuhkan untuk memberikan arah ke mana usaha kita akan dibawa dan bagaimana. Dalam membuat perencanaan yang perlu dimasukkan dalam rencana tersebut adalah usulan usaha, operasional usaha, keuangan usaha, strategi usaha, peluang pasar, dan kemampuan serta ketrampilan pengelolaan. Perencanaan usaha sebagai persiapan awal mempunyai fungsi sebagai pedoman untuk 24

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

mencapai keberhasilan manajemen, dan sebagai alat bantu untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar. Perencanaan usaha dapat dilakukan dengan manganalisis papsar, analisi pesaing, perencnaan manajemen, perencanaan aktivitas, dan perencanaan yang menyangkut aksi strategis. b. Pengelolaan Keuangan Secara disadari atau tidak seorang yang masuk kedalam usaha bisnis dalam hal keuangan akan memperhatikan 3 aspek pengelolaan keuangan, yang meliputi aspek sumber dana, aspek perencaaan penggunaan dana, aspek pengawasan dan pengendalian dana. Pada aspek sumber dana akan dipertimbangan sumber dana dari mana, dari modal sendiri atau modal dari pinjaman atau dari kedua-duanya. Bila menggunakan dana sendiri jumlah biasanya sangat terbatas, dan bila menggunakan dana dari luar atau pinjaman memilih yang berjangka panjang atau pendek dan perlu memperhitungkan adanya konsekwensi yaitu harus membayar biaya pinjaman dan bangaimana cara membayar pinjaman. Pada aspek penggunaan dana perlu mempertimbangkan setelah memperoleh dana bagaimana penggunaannya, untuk operasional atau untuk membangun sarana dan prasarana usaha. Pada aspek pengawasan dan pengendalian bagimana mengendalikan keuangan mulai dari perencanaan awal, menyiapkan sarana pencatatan, membuat perhitungan laba rugi, berupa aliran kas masuk kas dan aliran kas keluar, dan mempertimbangkan korban dan hasil, analisa pulang pokok atau breakeven. c. Strategi Pemasaran Salah satu fungsi yang sangat penting dan terpenting adalah pemasaran. Membuat dan berkreasi menciptakan suatu produk lebih mudah. Tujuan dalam usaha bisnis adalah dapat menyalurkan semua produk yang telah diproduksi. Ujung tombak keberhasilan pada wirausaha adalah dapat menjual produknya agar lebih bermanfaat bagi orang lain. Proudk dapat terjual berarti ada uang masuk, laba sudah dapat dihitung Oleh karena itu kegiatan penjualan ataupun memasarakan produk harus direncanakan sebaik-baiknya agar dapat menjual produk yang dihasilkan secara maksimum. Adapun langkah langkah dalam melakukan pemasaran produk adalah sebagai berikut: 1) Menentukan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk yang dihasilkan hendaknya memperhatikan kebutuhan pelanggan. Hal ini agar produk yang telah dihasilkan dapat diserap oleh pelanggan. Oleh karena itu seorang wirausaha harus dapat membaca apa yang diinginkan konsumen. 2) Memilih pasar sasaran khusus Pemilihan sasaran khusus dilakukan setelah melihat keinginan konsumen. Konsumen mana yang akan dibidik sebagai sasaran atas produknya. Ada 3 jenis pasar ssasaran khusus, yaitu Pasal individual, pasar khusus dan segmentasi pasar. Untuk usaha yang baru dirintis sebaiknya menggunakan pasar individual, sedangkan usaha yang besar dan menengah menggunakan segmen pasar. 3) Menetapkan strategi pemasaran dalam persaingan Kondisi lingkungan persaingan sangat berpengaruh terhadap

25

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

strategi pemasaran. Ada 4 strategi dalam menghadapi kondisi lingkungan yang bersaing, a) Orientasi pada pelanggan b) Kualitas, yaitu mamajemen yang mendasarkan pada efsiensi, efektivitas dan tepat c) Kenyamanan, yaitu memfokuskan pada kenyamanan, kenikmatan dan kesenangan hidup d) Inovasi produk. Berinovasi produk dapat memberikan 4) Memilih strategi pemasaran Strategi pemasaran adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelkitian pasar sebelum mengembangkan keberhasilan strtaegi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wira usaha bias merekayasa indicator-indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri atas, harga, produk, tempat dan promosi.

Studi Kelayakan usaha


Di Indoensia masalah pengganguran merupakan masalah klasik yang terus menerus menjadi bagian peroslan bangsa Indonesia yang sampai sekarang masalah tersebut tidak pernah selesai. Setiap tahun ada tambahan tingkat pengangguran, dan jumlah penawaran tenaga kerja jauh melebih permintaanya. Suatu solusi ditawarkan bahwa, seseorang untuik memenuhi kepbuthan ekonominya tidak harus menjadi pekerja atau bekerja pada pemberi kerja, kalu dapat menciptakan pekerjaan bagi dirinya ataupun orang lain. Seseorang yang akan menginjakkan kakinya ke dunia usaha atau memasuki dunia kewirausahaan yang melakukan bisnis tertentu, akan lebih baik sebelumnya melakukan kajian kajian sederhana. Kajian tersebut meliputi berbagai macam aspek yang terdiri atas aspek, pemasaran, aspek, produksi, aspek keuangan, aspek sumber daya, aspek lingkungan. Aspek aspek tersebut ada yang menggali secara dalam dan teoritis untuk mengawali usaha, hal ini agar resiko yang ditanggungnya dapat diprediksi sebelumnya. Namun ada pula yang dengan keberanian tanpa membuat perhitungan secara teoritis dan berhasil, hal ini karena mereka mempunyai insting bisnis yang luar biasa. a. Aspek pemasaran Aspek pasar merupakan suatu aspek yang pertama kali harus dilakukan dalam suatu studi kelayakan karena mclalui aspek ini akan dapat diperkirakan besarnya permintaan produk serta kecenderungan perkembangan permintaan pada masa yang akan datang. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk, dikemudian hari proyek dapat terancam kesulitan yang disebabkan adanya kekurangan atau kelebihan permintaan sehingga menyebabkan proyek tidak dapat berjalan secara efisien. Untuk dapat memperkirakan besarnya permintaan, perlu dilakukan peramalan jumlah permintaan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu fungsi pemasaran sangat penting, sebab fungsi ini yang menjadi ujung tombak berhasil tidaknya suatu usaha. Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan pasar, mendefinisikan dan mengukur besarnya kebutuhan pasar tersebut,

26

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

menentukan produk atau jasa yang dilayani dan program-program yang sesuai untuk melayani pasar yang ada dan meminta setiap jajaran organisasi untuk berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Analisis aspek pasar merupakan variabel pertama dan utama yang perlu dikaji dalam pembahasan studi kelayakan karena bilamana tidak ada pasar pada unit usaha yang dikaji maka keputusan investasi perlu ditinjau kembali. Dalam aspek ini dibahas mengenai peluang pasar, penetapan pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan disamping kebijakan yang diperlukan. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu : 1) Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar. 2) Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu. 3) Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan. Dalam menentukan pasar tersebut maka akan dilakukan survei terhadap populasi yang telah ditentukan. Berikut teori dalam pemilihan populasi, metode sampling, juga penetapan jumlah sampling dalam penelitian : a) Memilih Populasi Survei Survei digunakan untuk memprediksi permintaan sebagai dasar untuk membuat keputusan finansial. Dalam memilih populasi survei dengan tingkat akurasi dan representasi tertentu dari fakta keseluruhan dengan pertimbangan teknik, waktu, dan biaya maka dilakukan teknik sampling yang disebabkan banyaknya objek yang harus diteliti. Sampel anggota populasi diharapkan mewakili karakteristik dan sifat anggota populasi, sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan dengan tingkat kepercayaaan tertentu yang merupakan suatu kesimpulan dari objek populasi secara keseluruhan b) Metode Sampling Dalam garis besarnya terdapat dua macam metode sampling, yaitu : (1) Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi memiliki kemungkinan dipilih yang sama besarnya. Terdiri dari Simple Random Sampling, Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified Random Sampling, Systematic Sampling, Cluster Sampling, Multistage Sampling. (2) Non Probability Sampling, dimana setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama besar, karena tidak diketahui dan dikenal populasi yang sebenarnya. Terdiri dari Convenience Sampling, Judgment Sampling, Quota Sampling, dan Snowball Sampling. c) Ukuran Sampling Ukuran sampel yang digunakan didasarkan pada jumlah minimum ukuran sampel yang diperlukan, diperoleh dengan teknik perhitungan melalui suatu rumusan matematis, serta ukuran sampel dalam suatu penelitian akan mempengaruhi valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Teori yang dikemukakan oleh Gervitz dalam bukunya

27

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Developing New Product with TQM, halaman 92 yaitu responden yang dibutuhkan sebagai sampel untuk suatu kuisioner ditentukan dari populasi sebenarnya sebagai berikut : (1) Sampel minimal adalah 30, jika ukuran sampel kurang dari 30 maka biasanya terlalu kecil untuk menggambarkan kesimpulan yang diambil. (2) Jika populasi lebih dari 500, maka sampel yang diambil berkisar antara 10 persen dari populasi. (3) Untuk populasi sekitar 5.000 sampel, ukuran sampelnya sebaiknya antara 100-500. (4) Untuk populasi yang lebih besar dari 10.000 maka sampel yang diambil seharusnya berkisar antara 200-1000. b. Aspek Tcknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Dalam aspek teknis akan ditentukan lokasi pembangunan proyek tersebut dan tata letak dari unit produksi. Selain itu juga ditentukan jenis dan jumlah bahan baku, mesin dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Hasil dari penelitiadan pemilihan tersebut selanjutnya digunakan untuk perhitungan jumlah danayang dibutuhkan untuk membangun proyek c. Aspek finansial Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi kelayakan bisnis perlu melakukan pengkajian lebih mengenai aspek-aspek pendapatan dan biaya yang diperlukan dalam pengimplementasiannya. Hal ini dimaksudkan sebagai bahan kajian pertimbangan tersendiri bagi pihak manajemen perusahaan dalam mengambil langkah strategi terhadap penyelenggaraan bisnis tettentu .Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi diperlukan perhitungan dan analisis yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis. Ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi : 1). Net Present Value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Suatu proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai NPV positif (lebih besar dari nol), dan jika sebaliknya maka proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan.

A0 = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0 At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t r =Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh para pemilik modal dengan memperhatikan resiko usaha n = Jumlah tahun / usia ekonomis proyek (atau periode studi) 2) Internal Rate of Return (IRR) Perhitungan tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa

28

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

mendatang. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku (Minimum Attractive Rate of Return / MARR ). Jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut dianggap tidak layak untuk direalisasikan. Dengan mempergunakan rumus PW (Present Worth), IRR adalah i % pada nilai ini dimana Rt = Penghasilan atau penghematan netto untuk tahun ke-t Et = Pengeluaran netto termasuk tiap biaya investasi untuk tahun ke-t n = Jumlah tahun / usia ekonomis proyek (atau periode studi) 3). Payback Period (PBP) Payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya aruspenerimaan secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Semakin kecil periode waktu pengembaliannya, semakin cepat proses pengembalian suatu investasi.

4). Analisis Sensitivitas Setelah dilakukan evaluasi terhadap kriteria investasi perlu dilakukan analisa sensitifitas untuk mengetahui sejauh mana tingkat sensitifitas / pengaruh dari beberapa variabel terhadap pendapatan dan keuntungan perusahaan berdasarkan skenario-skenario yang logis. Metoda yang biasa digunakan dalam analisa sensitifitas yaitu: a) Analisa Breakeven b) Analisa sensitifitas dengan model sederhana c) Analisa sensitifitas menggunakan model discounted Dalam penerapannya analisa sensitifitas tidak akan dilakukan dengan ketiga metoda tersebut tetapi dipilih metoda yang paling sesuai. Secara skematis perbedaan studi kelayakan dengan rencana bisnis dapat digambarkan dalam table berikut. Faktor Jenis data Sumber Data Peyusun / analis Studi Kelayakan Data estimasi (estimate data) Data Eksternal Pihak eksternal (konsultan/ pakar) Menilai kelayakan gagasan bisnis Rencana Bisnis Berdasarkan data empiris perusahaan Data Internal Pihak intern (manajemen) perusahaan (direksi perusahaan) Merencanakan kegiatan bisnis di masa yang akan datang Manajemen, kreditor Kurang dari 1 tahun Relative lebih kecil

Tujuan

User (pengguna) Waktu pembuatan Biaya

Investor, bank, pemerintah, LSM Bisa lebih dari 1 tahun Relatif besar, bisa lebih dari Rp. 29

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

1 miliar

Kontribusi ilmu lain terhadap studi kelayakan


Disiplin Ilmu Pemasaran Bentuk Kontribusi 1. Menganalisis permintaan dan penawaran 2. Mencari dan menghitungkan pasar potensial, permintaan potensial dan permintaan efektif, segmen pasar 3. Menganalisis persaingan 4. Memilih strategi pemasaran yang tepat 5. Menentukan strategi generic 1. Pemilihan desain produ yang akan diproduksi 2. Penghitungan kapasitas perusahaan 3. Pemilihan mesin dan teknologi serta peralatan yang akan digunakan 4. Penentuan lokasi usaha 5. Penentuan proses produksi dan layout pabrik yang dipilih, termasuk layout bangunan dan faslitas lain 6. Penghitungan skala produksi yang ekonomis 1. Struktur organisasi 2. Analisis pekerjaan 3. Analisis jabatan 4. Proses rekrutmen 5. Teknik pemberian kompensasi 1. 2. Manfaat Untuk menentukan dan menilai apakah produk yang akan dihasilkan dapat diserap/ diterima oleh pasar (marketable)

Manajemen Operasi dan Produksi

Untuk menilai apakah kegiatan produksi dapat dilakukan secara efisien dan efektif

Manajemen SDM

Aspek Hukum dalam bisnis

Ilmu sosial dan lingkungan

3. 1. 2. 3.

Manajemen keuangan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Untuk menilai kapabilitas tim penyusun studi kelayakan dan menentukan pelaksanaan proyek Memilih badan huku yang tepat sesuai Untuk menilai bentuk dengan tujuan organisasi organisasi yang paling Menilai apakah usaha yang akan tepat dijalankan melanggar ketentuan undang-undang atau peraturan yang berlaku Menentukan prosedur pendirian Dampak pencemaran lingkungan Untuk menilai dampak (Amdal) pencemaran dan Penyerapan tenaga kerja pengaruhnya terhadap Dampak sosial kondisi social masyarakat Menentukan modal kerja Unuk menilai Menentukan modal investasi kelayakan aspek Menilai arus kas keuangan, apakah Membuat proyeksi laba rugi dan menguntungkan atau neraca perusahaan tidak Mengetahui tingkat pengembalian modal Mengetahui profitabilitas dan

30

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

rentabilitas yang akan dijalankan

Analisis SWOT
a. Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan"/strengths, "kelemahan"/ weaknesses, "kesempatan"/opportunities, dan "ancaman"/threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. b. Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Untuk mengkaji suatu organisasi perlu dilakukan analisis dengan melihat faktor internal (yang muncul dari dalam desa) dan faktor eksternal (yang ada atau datang dari luar desa). c. Faktor-faktor internal yang dapat dianalisis yaitu: 1) Kekuatan (Strengths) dan 2) Kelemahan (Weaknesses) Pertanyaan kunci untuk menganalisis faktor-faktor internal: a) Bagaimana kinerja desa selama ini? (penjelasan keberhasilan baik kuantitas maupun kualitasnya) (deskripsi dan penilaian) b) Sumber daya apa yang dimiliki dan dapat mendukung keberhasilan desa? (penjelasan kuantitas dan kualitas tentang tenaga kerja, tenaga alhi, relawan, dana, informasi, peralatan, jaringan kerja, pengalaman keberhasilan, perangkat dll) (deskripsi dan penilaian) c) Sistem manajemen, kebijakan dan strategi apa yang dijalankan untuk mendayagunakan sumber daya yang ada? (deslripsi dan penilaian) d) Apakah kekuatan-kekuatan yang dimiliki desa? e) Apakah kelemahan-kelamahan yang dimiliki desa? d. Sedangkan faktor-faktor eksternal, yaitu: 1) Peluang (Opportunities) dan 2) Ancaman (Threats) Pertanyaan kunci untuk menganalisis faktor-faktor eksternal: a) Apa kecenderungan umum mengenai situasi dan kondisi ekonomi, politik, budaya, lingkungan yang menjadi masalah daar? b) Apa akar penyebabnya? Termasuk kebijakan-kebijakan yang baik di tingkat lokal, nasional ataupun internasional yang mempengaruhi. c) Siapakah pelaku-pelaku yang turut mempengaruhi masalah tersebut?

31

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

d) Adakah pengalaman yang berguna untuk mengatasi masalah tersebut baik pengalaman lokal, nasional maupun internasional? e) Apakah ancaman-ancaman (dampak negatif) yang ditimbulkan waktu lalu, sekarang dan masa mendatang? f) Apakah peluang-peluang (dampak pesitif) yang ditimbulkan pada waktu lalu, sekarang dan masa mendatang? e. Contoh analisis SWOT: 1) Strengths (Kekuatan): a) Sumber daya keuangan yang memadai. b) Sumber daya manusia dengan keahlian yang tinggi c) Infrastruktur perdesaaan yang cukup lengkap d) Jumlah keanggotaan yang besar 2) Weaknesses (Kelemahan) a) Tidak memiliki arah perencanaan strategi yang jelas b) Penggunaan fasilitas administrasi yang kurang memadai c) Tidak mempunyai kompetensi manajerial yang baik d) Terbelakang dalam penelitian dan pengembangan e) Pelayanan kepada masyarakat masih kurang f) Dan lain-lain 3) Opportunities (Peluang) a) Mengembangkan program-program penguatan sumber daya manusia b) Banyak lembaga-lembaga yang siap untuk bekerja sama Melakukan diversifikasi program kegiatan (mengembangkan program yang berbeda dari yang sudah ada) c) Dan lain-lain 4) Threats (Ancaman) a) Pertumbuhan organisasi yang lamban b) Intervensi negatif terhadap lembaga. c) Turunnya dukungan anggota terhadap orgasisasi d) Setiap musim kemarau kekurangan air bersih e) Dan lian-lain. f. Menentukan Strategi Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT Setelah hasil analisis SWOT dilakukan yang menghasilkan faktor-faktor internal (Kekuatan / Strengths dan Kelamahan / Weaknesses ) dan eksternal ( Peluang / Opportunities dan Ancaman / Threats ), maka berdasarkan hasil tersebut digunakan untuk menentukan strategi-strategi, yaitu: 1) Strategi SO dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada. 2) Strategi WO yaitu mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada. 3) Strategi ST yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkana kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T). 4) Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T). Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor SWOT diatas ditetapkan strategistrategi seperti di bawah ini:

32

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Faktor-Faktor Internal Faktor-Faktor Eksternal (O) Opportunities/ Peluang

(W) Weaknesses / (S) Strengths/Kekuatan. Kelemahan

Strategi SO:

mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada. Strategi ST: mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkana kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T).

Strategi WO: mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada. Strategi SO: mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).

(T) Threats/Ancaman 1. 2. 3. 4.

Legalitas Usaha
Untuk mendapatkan legalitas usaha atau izin usaha adalah dengan 1) memiliki Surat Ijin Usaha yanag dikeluarkan Pemerintah Daerah Kabupataen Kota tempat lokasi usaha itu didirikan. membuat Badan Hukum atau Badan Usaha. 2) membuat Badan Hukum misalnya Perseroan Terbatas (PT) atau Badan Usaha misalnya Commanditaire Venootcshap (CV), adalah mempunyai tempat usaha. 3) Memiliki Noper Pokok Wajib Pajak (NPWP) Tempat usaha ini harus berada dilokasi yang di-ijin-kan oleh pemerintah sebagai peruntukan tempat usaha atau kawasan bisnis. Tempat usaha ini bisa menempati Ruko (rumah toko) atau Rukan (rumah kantor) yang Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) nya untuk tempat usaha, bukan untuk tempat tinggal atau permukiman. Untuk kelengkapan membuat perizinan usaha atau legalitas usaha, maka apabila tempat usaha tersebut adalah dengan menyewa maka penyewa akan mendapat surat kontrak atau surat sewa menyewa. Jika tempat usaha milik sendiri maka jangan lupa siapkan juga Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Apabila tempat usaha menyewa di sebuah Gedung Perkantoran, maka yang diperlukan adalah Surat Keterangan Domisili dari Pengelola Gedung tersebut. Bagaimana kalau pelaku usaha belum ada anggaran untuk dapat membeli Rumah toko / Ruko atau Rumah

33

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

kantor / Rukan?, belum ada anggaran untuk dapat menyewa Ruko atau Rukan atau menyewa di Gedung Perkantoran? Contoh a. Perizinan Usaha di Pemerintah Kota Yogyakarta Bagi Usaha Perdagangan Perseorangan 1) Mengisi Formulir yang disediakan dan ditandatangani diatas materai Rp. 6.000,2) Surat Izin Tempat Usaha(HO) Kartu Pasar/SIUP Lama 3) Foto copy pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan 4) Surat persetujuan dari pemilik bangunan, bila tempat usahanya menyewa 5) Fotocopy KTP Penanggungjawab/Pengurus Perusahaan 6) Fotocopy NPWP 7) Neraca Perusahaan 8) Snelhecter warna: merah/biru/kuning = 2 buah Bagi usaha bentuk usaha komanditer 1) Bukti Pendaftaran Perusahaan dari Pengadilan Negeri setempat dimana Perusahaan didirikan 2) Mengisi Formulir yang disediakan dan ditandatangani diatas materai Rp. 6.000,3) Surat Izin Tempat Usaha(HO) Kartu Pasar/SIUP Lama 4) Foto copy pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan 5) Surat persetujuan dari pemilik bangunan, bila tempat usahanya menyewa 6) Fotocopy KTP Penanggungjawab/Pengurus Perusahaan 7) Fotocopy NPWP 8) Neraca Perusahaan 9) Snelhecter warna: merah/biru/kuning = 2 buah Bagi usaha bentuk usaha PT 1) Akte Notaris Pendirian Perusahaan dengan segala perubahannya 2) Bukti Pengesahan Anggaran Dasar Perusahaan dari Dep. Hukum dan Perundang-Undangan/Rekomendasi dari Notaris yang menyatakan pengesahan Anggaran Dasar yang telah diajukan dan telah diajukan dan masih dalam proses, dilengkapi bukti kwitansi dari Dep. Hukum dan Perundang-Undangan. 3) Bukti Pendaftaran Perusahaan dari Pengadilan Negeri setempat dimana Perusahaan didirikan 4) Mengisi Formulir yang disediakan dan ditandatangani diatas materai Rp. 6.000,5) Surat Izin Tempat Usaha(HO) Kartu Pasar/SIUP Lama 6) Foto copy pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan 7) Surat persetujuan dari pemilik bangunan, bila tempat usahanya menyewa 8) Fotocopy KTP Penanggungjawab/Pengurus Perusahaan 9) Fotocopy NPWP 10) Neraca Perusahaan 11) Snelhecter warna: merah/biru/kuning = 2 buah

34

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Untuk usaha koperasi 1) Akte Pendirian Koperasi Susunan Pengurus Koperasi dari Dinas Perekonomian Kota Yogyakarta 2) Mengisi Formulir yang disediakan dan ditandatangani diatas materai Rp. 6.000,3) Surat Izin Tempat Usaha(HO) Kartu Pasar/SIUP Lama 4) Foto copy pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan 5) Surat persetujuan dari pemilik bangunan, bila tempat usahanya menyewa 6) Fotocopy KTP Penanggungjawab/Pengurus koperasi 7) Fotocopy NPWP Syarat : Buka Cabang CV, PT, PT Tbk, Koperasi 1) Fotocopy SIUP/TDUP Kantor pusat yang di legalisir oleh pejabat yang menerbitkan(Rangkap Tiga) 2) Salinan Akte Notaris Tentang Pembukaan Cabang 3) Foto 4x6 sebanyak 2(dua) lembar 4) Stop Map Snelhecter warna hijau 5) Fotocopy KTP Penanggung jawab/Perwakilan 6) Surat permohonan dari Kantor Pusat dan Penunjukan Pimpinan Cabang 7) Ijin usaha industry Izin Usaha Industri dan Tanda Daftar Industri (TDI) Dasar Hukum : Kep. Memperindag No. 289/ MPP/ Kep/ 10/ 2001. Syarat : Umum a. Mengisi Formulir Pendaftaran b. Fotokopi HO c. Fotokopi NPWP d. Fotokopi KTP e. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) dikeluarkan oleh DLH f. Stopmap Syarat : Badan Hukum Syarat Badan Hukum a. Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan b. Mengisi Formulir Pendaftaran c. Fotokopi HO d. Fotokopi NPWP e. Fotokopi KTP f. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan HIdup Syarat : Duplikat a. Surat permohonan ke kepala Dinas b. Fotokopi Bukti diri yang sah c. Denah lokasi d. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian

35

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Kepemimpinan dalam Usaha Bisnis


Pemimpin serta kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. 1) Banyak muncul definisi mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain : 2) Figur sentral yang mempersatukan kelompok 3) Keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial 4) Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideology kelompok, dan aktivitas kelompok. 5) Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan menghandel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat /moral yang kreatif dan terarah. 6) Individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti. Pendekatan Dalam Kepimpinan 1) Kaum behavioral memandang kepemimpinan dapat dilatih, yang berarti kepemimpinan dapat diperoleh, dikembangkan atau ditambah derajatnya. 2) Pendekatan traits, kepemimpinan itu ada dalam diri individu sejak lahir, kalau individu tersebut tidak dapat memimpin berarti memang tidak terlahir sebagai pemimpin dan tidak bisa diubah atau tidak terbuka kemungkinan untuk memiliki kepemimpinan 3) Situasional memandang kepemimpinan berdasarkan dua aspek tersebut diatas. Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila : 1) seseorang secara genetika telah memiliki bakat kepemimpinan. 2) bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya 3) ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan. a. Tipe Kepeimipnan 1) Tipe Otokratik Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang

36

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan keakuannya, antara lain dalam bentuk : a) Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alatalat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka b) Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. c) Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain: a) menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya b) dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya c) bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi d) menggunakan pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan. 2) Tipe Paternalistik Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya di masyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini mengembangkan sikap kebersamaan. 3) Tipe Kharismatik Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadangkadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi. 4) Tipe Laissez Faire Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orangorang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah : a) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif b) Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung. c) Status quo organisasional tidak terganggu

37

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

d) Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri. e) Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum. 5) Tipe Demokratik Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti. 6) Ciri ciri Pemimpin dan Kepemimpinan Ciri ciri seorang pemimpin yang baik adalah 1. Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis. 2. Kemampuan bertumbuh dan berkembang 3. Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru. a. Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah. b. Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat. c. Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi. d. Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan. e. Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi. f. Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar osrganisasi tersebut. g. Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu

38

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif. h. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan. i. Kemampuan Menentukan Prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak strategik organisasional adalah SWOT. j. Kemampuan Membedakan hal yang Urgen dan yang Penting k. Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. l. Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan, ketertarikan satu sama lain. m. Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi. n. Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku. Menjadi Pendengar yang Baik o. Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial. p. Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang. q. Ketegasan r. Keberanian s. Orientasi Masa Depan t. Sikap yang Antisipatif dan Proaktif 7) Komunikasi Organisasi Fungsi komunikasi dalam organisasi adalah a) Fungsi informatif Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan lebih tepat. b) Fungsi regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.

39

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

c) Fungsi persuasif Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahannya daripada memberi perintah d) Fungsi integratif Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik. 8) Jaringan Komunikasi a) Model Rantai Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. b) Model Roda Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya). a. Model Lingkaran Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level. c) Model Saluran Bebas/Semua Saluran Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya. d) Model Huruf Y Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen. 9) Arus Komunikasi dalam Organisasi a. Komunikasi ke atas Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Misal : dari ketua himpunan ke ketua bidang, atau dari ketua panitia ke para pelaksana.Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi. Muncul manajemen umpan balik yang dapat menumbuhkan semangat kerja bagi anggota organisasi. Adanya perasaan memiliki dan merasa sebagai bagian dari organisasi dari bawahannya. Masalah yang timbul dalam komunikasi ke atas :

40

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

1) Karena pesan yang mengalir ke atas sering merupakan pesan yang harus didengar oleh hirarki yang lebih tinggi/atasan, para pekerja seringkali enggan menyampaikan pesan yang negatif. 2) Seringkali pesan yang disampaikan ke atas, terutama yang menyangkut ketidakpuasan bawahan, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen. 3) Kadang-kadang pesan tidak sampai. Karena disaring oleh penjaga gerbang arus pesan. Atau bisa terjadi lebih baik bertanya pada rekan kerja atau sesama mahasiswa. 4) Arus ke bawah terlalu besar sehingga tidak ada celah untuk menerima pesan dari bawah. 5) Hambatan fisik. Biasanya secara fisik pimpinan dengan bawahan berjauhan. b. Komunikasi ke bawah Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Contoh, pesan dari direktur pada sekretaris, dari ketua senat pada bawahannya, dll. Masalah yang timbul: Manajemen dan bawahan seringkali berbicara dengan bahasa yang berbeda. c. Komunikasi Lateral Merupakan arus pesan antar sesama ketua bidang ke ketua bidang, anggota ke anggota. Pesan semacam ini bergerak di bagian bidang yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Masalah yang timbul 1. Bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi 2. Merasa bidangnya adalah yang paling penting dalam organisasi d. Kabar Burung Jika tiga jenis komunikasi di atas mengikuti pola struktur formal di dalam organisasi, maka yang tergolong kabar burung tidak mengikuti garis formal semacam itu. Sulit melacak sumber asli penyampai pesan. Kabar burung seringkali dipergunakan apabila: 1) Ada perubahan besar dalam organisasi 2) Informasinya baru 3) Komunikasi tatap muka secara fisik mudah dilakukan 4) Anggotanya terkelompokan pada bidang-bidang tertentu 10). Manajemen Konflik a) Definisi (1) Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi. (2) Sikap saling mempertahankan diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan kerjasama.

41

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

b) Aspek Positip dalam konflik Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan : (1) Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka. (2) Memberikan saluran baru untuk komunikasi. (3) Menumbuhkan semangat baru pada staf. (4) Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi. Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi. Apabila konflik mengarah pada kondisi destruktif, maka hal ini dapat berdampak pada penurunan efektivitas kerja dalam organisasi baik secara perorangan maupun kelompok, berupa penolakan, resistensi terhadap perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi destruktif, berupa demonstrasi. c) Penyebab Konflik Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab sebagai berikut: (1) Batasan pekerjaan yang tidak jelas (2) Hambatan komunikasi (3) Tekanan waktu (4) Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal (5) Pertikaian antar pribadi (6) Perbedaan status (7) Harapan yang tidak terwujud d) Pengelolaan Konflik (1) Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan: (2) Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya. (3) Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan dukungan untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; seorang junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. (4) Komunikasi: Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup. (5) Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.

42

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

e) Teknik mengelola konflik Teknik 1: Ajak orang-orang yang sedang konflik pada tujuan yang lebih tinggi. Contoh, bagian anda terlibat konflik dalam menentukan kuota penjualan. Bagian keuangan menuntut penjualan setinggi-tingginya, sedangkan bagian anda menuntut dukungan biaya promosi besar-besaran. Begitu orang-orang itu kita ajak bicara pada tataran corporate, untuk tujuan yang lebih besar, mereka akan cenderung untuk berpikir lebih jernih. Teknik 2: Memperluas sumber daya yang ada. Konflik bisa terjadi karena sumber daya yang langka yang dibutuhkan banyak orang. Contoh, hanya ada satu saluran telpon untuk dua bagian. Ketika mereka akan menggunakannya, mereka saling berebut. Cara manajemen konfliknya? Ya, tambah saja pesawat telponnya. Ini adalah contoh yang sangat menggampangkan, namun saya harapkan anda menangkap gagasannya. Teknik 3: Penghindaran. Ini yang sering dilakukan oleh orang pada umumnya. Daripada ribut dan konflik terus dengan tetangganya, orang itu kemudian menghindar dan berusaha untuk tidak bertatapan dengan tetangganya itu. Ini memang bukan cara manajemen konflik yang efektif, namun kadang, dengan penghindaran ini, pihak yang ingin konflik akan berkurang semangat untuk konfliknya. Teknik 4: Mencari titik temu. Ketika anda sebagai pemimpin dan menemui orang yang konflik, anda dapat memakai teknik ini. Teknik ini berusaha mencari persamaan yang ada antara pihak yang terlibat konflik, sekaligus juga diperkecil perbedaan yang ada. Contoh ada konflik antara bagian pemasaran dan produksi. Daripada berdebat perbedaan fungsi kedua bagian itu, manajemen konflik dapat mencari persamaan kedua bagian itu. Misalnya, mereka sama-sama fungsi yang sangat penting dalam perusahaan, karena tanpa keduanya, perusahaan tidak akan bisa hidup. Teknik 5: Kompromi. Ketika anda melakukan kompromi terhadap pihak yang terlibat konflik, mungkin masing-masing pihak tidak merasa puas terhadap keputusan itu. Namun manajemen konflik ini efektif jika topik/barang yang dikonflikkan bisa dibagi dua secara adil. Teknik 6: Pakai Power. Ini adalah cara paling kuno untuk manajemen konflik. Ketika orang yang konflik tidak mau menyudahi konfliknya, sebagai pemimpin anda gunakan kekuasaan anda untuk menyudahi konflik itu. Walau mereka tidak puas, namun karena mereka adalah bawahan anda, mau tidak mau mereka harus patuh kepada anda. Teknik 7: Mengubah sifat-sifat orang yang konflik. Mengubah sifat orang sangatlah sukar. Namun, ini adalah manajemen konflik yang efektif untuk jangka panjang. Contoh, di kantor anda dijumpai karyawan yang sering bertengkar dengan karyawan lainnya. Sebagai pemimpinnya, anda ajak pelan-pelan karyawan itu untuk mengubah perilakunya. Dengan sabar anda bimbing karyawan itu,

43

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

dan akhirnya, ia mampu menjadi karyawan yang baik. Ketika karyawan itu sudah berubah sikapnya, konflik yang sering terjadi di bagian anda akan sangat berkurang. Teknik 8: Ubah strukturnya. Agar bagian promosi dan bagian produksi tidak saling menyalahkan, ubahlah strukturnya. Contoh, bagian pemasaran mengeluhkan betapa sulitnya mereka menjual karena produknya desainnya jelek, dan kualitasnya meragukan. Keluhan itu ditanggapi oleh bagian produksi dengan cara mereka membuat produk begitu karena memang tidak ada masukan dari bagian pemasaran. Sedang produk yang buruk, mereka mengeluh karena terjadi pemotongan anggaran produksi besar-besaran dari bagian keuangan. Agar mereka tidak saling konflik, gabung saja dua bagian itu dibawah satu departemen. Sekali lagi contoh manajemen konflik yang saya tulis ini hanya untuk menggampangkan, dan bukannya resep yang harus diikuti secara membabi buta. Teknik 9: Ciptakan musuh bersama. Agar mereka tidak usreg saling konflik, ciptakan saja musuh bersama. Musuh ini dapat berupa pesaing agresif yang harus dihadapi dengan bersatu, dan bukannya terpecah belah seperti sekarang ini. Musuh ciptaan dapat pula berupa kunjungan pimpinan puncak ke bagian itu, yang terpaksa mereka harus bersatu padu untuk bersama-sama menyambut pimpinan itu. f) Strategi menghhadapi konflik (1) Menghindar Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi (2) Mengakomodasi Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama. (3) Kompetisi Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan. (4) Kompromi atau Negosiasi Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang

44

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. (5) Memecahkan Masalah atau Kolaborasi Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya

Rangkuman
Kewirausahaan adalah sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi, dan produk baru. Seorang wirausahawan adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya. Menyukai tanggung jawab,Menyukai resiko ,Keyakinan atau kemampuan untuk berhasil,Hasrat untuk mendapatkan umpan balik,Tingkat energi yang tinggi,orientasi ke depan ,keterampilan mengorganisasi ,Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang,komitmen tinggi, toleransi terhadap keraguan ,keuletan. Kelebihan kewirausahaan adalah adanya peluang mengendalikan nasib sendiri, kesempatan melakukan perubahaan, peluang menggunakan potensi sepenuhnya, peluang merahi keuntungan tanpa batas, peluang berperan dalam masyarakat , peluang melakukan sesuatu yang disukai. Sedangkan kekurangan kewirasuahaan adalah adanya pendapatan tidak pasti, resiko kehilangan seluruh investesi, kerja lama dan kerja keras, mutu hidup rendah sampai bisnis mapan,ketegangan mental yang tinggi, tanggung jawab penuh. Faktor-faktor keberhasilan dalam berwirausaha : adalah mengenal bisnis secara mendalam, mengembangkan rencana bisnis yang matang.,mengelola sumber daya keuangan, mengelola sumber daya manusia secara efektif ,menjaga kondisi. Faktor-faktor Kegagalan Dalam Berwirausaha aalah ketidakmampuan manajemen,kurangnya pengalaman, lemahnya kondisi keuangan,kurangnya perencanaan bisnis strategis, lokasi yang tidak strategis, pengendalian persediaan yang tidak baik. Kurangnya Kreatifitas kemampuan untuk mengembangkan ideide baru dan menelusuri jalur alternatif baru dalam menyikapi permasalahan dan kesempatan-kesempatan yang tersedia; berpikir sesuatu yang baru. Kuranganya Inovasi yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan hasil dari pemikiran terhadap permasalahan dan kesempatan untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan manusia; melakukan sesuatu yang baru.

Soal-soal Latihan/Diskusi
1. Usaha kecil dan menengah memiliki peran yang strategis dalam perekonomian Indonesia. Coba Anda diskusikan bagaimana peran usaha kecil dan menengah dalam mendukung perekonomian nasional. 2. Berdasarkan konsep-konsep tentang kewirausahaan yang Anda pelajari, Coba

45

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

diskusikan mengapa kemampuan berpikir kreatif dan inovatif menjadi dasar yang kokoh untuk perkembangan kewirausahaan? Dalam berbagai buku how to tentang kewirausahaan sering dikatakan bahwa orang dapat menjadi wirausahawan mulai dari nol. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut dan setujukah Anda? Jelaskan alasan Anda. Atas dasar kontribusinya terhadap masyarakat, Sternberg, Pretz, dan Kaufmann membedakan inovasi menjadi 8 tipe seperti yang telah dipaparkan di atas. Coba Anda temukan contoh konkrit dari dunia usaha di Indonesia untuk masing-masing tipe. Berilah penjelasan singkat untuk masing-masing contoh. Ketika suatu usaha sudh maju, dan memiliki karyawan sering terjadi suatu konflik diantara karaywan dengan karyawan, antara karyawan dengan pimpinan. Bagaiman usaha And apabila ada konflik antara karyawan dengan karyawan. Kedudukan Anda dalam kasuis ini sebagai pengelola usaha. Bagaimana jika terjadi konflik antara pengelola usaha dengan karyawan, kedudukan Anda dalam kasus ini sebagai konsultan bisnis. Seorang wira usaha ingin menciptakan suatu produk sebenarnya sangat mudah, misalya berusaha dalam bidang obat herba. Hal ini karena sekarang ini banyak diterbitkan berbagai buku buku yang memuat cara merasik dan membuat jamui, sampai dengan formulasinya, sehingga akan membuat berbagai macam produk sangat mudah. Di Jogjakarta, banyak para pengusaha jamu yang bersifat karbitan, namun ternyata setelah memasuki usaha ini banyak yang gulung tikar. Kira kira apa yang menjadi penyebab dan bagaimana jalan keluarnya. Tahun 2009 Indonesia mau tidak mau akan memasuki pasaran global. Indonesia harus bersaing dengan produk-produk luar negeri. Saat ini produkproduk dari Cina telah merambah pasaran Indonesia yang harganya jauh lebih murah dari produk Indonesia. Akibatnya banyak pengusaha tekstil yang memPHKkan karyawannya. Contoh saja tekstil tidak dapat bersaing dengan Cina. Apa yang harus dilakukan oleh . tolong Anda diskusikan bagaimana mengatasi para karyawan tersebut. Di Indonesia banyak pengusaha kecil dalam bidang obat tradisional kurang lebih 1500 pengusaha yang tersebar diseluruh Nusantara. Perkembangan jumlah pengusaha ini sangat pesat dibandingkan pada tahun 1997 hanya sekitar 800 pengusaha. Pertambahan yang drastic ini tidak terlepas adanya krisis ekonomi. Beberapa tahun ini obat-obat tradisional dari Malaysia, India, Cina banyak memasuki pasaran Indonesia. Bagaiman menurut Anda untuk membantu pengusaha kecil dalam bidang obat tradisional (Herba Jalan Gejayan Yogyakarta merupakan salah satu jalan terpadat di Yogyakarta. Maklum di jalan itu terdapat dua kampus besar yakni Universitas Sanata Dharma dan Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan ini juga merupakan salah satu penghubung antara daerah pemukiman di kelurahan Condongcatur Depok Sleman dan tempat-tempat kerja maupun sekolahan di tengah kota Yogyakarta. Karena itu tidak heran kalau di sepanjang jalan tersebut terdapat berbagai macam toko, rumah makan, konter telpon seluler, bank, dan sebagainya yang selalu ramai. Ada sebuah rumah makan (bebek goreng VD) yang dua bulan pertama sejak

46

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

dibuka (kira-kira setahun yang lalu) sangat ramai, namun bulan-bulan berikutnya hingga sekarang selalu sepi pengunjung. Padahal tempatnya luas, bersih, meja kursi yang cukup berkualitas tertata rapi. Papan nama dibuat besar dan cukup menarik perhatian, dengan gambar bebek peking yang berwarna warni. Tetapi boleh dikata sehari-hari jumlah pengunjung bisa dihitung dengan jari sebelah tangan. Dan sekali lagi hal ini sudah berlangsung kurang lebih satu tahunan. Kurang lebih 50 meter dari rumah makan bebek goreng tersebut terdapat rumah makan dengan sajian utama juga sama yakni bebek goreng (HS). Dibanding dengan yang pertama, rumah makan ini bisa dikatakan lebih sederhana dalam segalanya, namun selalu ramai dikunjungi konsumen hampir setiap harinya. Selalu saja ada puluhan mobil yang diparkir di sepanjang jalan sekitar rumah makan tersebut. Maklumlah rumah makan bebek goreng ini memang sudah punya nama dan terkenal. Bahkan di Yogya sedikitnya sudah memiliki tiga cabang. Belum lagi di kota-kota lain. Perlu diketahui bahwa rumah makan ini berpusat di Kartosuro. Pertanyaan untuk diskusi : a. Menurut Anda mengapa rumah makan yang pertama selalu sepi sementara yang kedua sebaliknya? b. Jika Anda adalah pemilik rumah makan yang pertama, apa yang harus Anda lakukan. Menutup usaha, atau berganti/berpindah usaha, atau tetap dengan usaha yang sama namun dengan berbagai perubahan? Jelaskan alasan Anda untuk setiap pilihan yang Anda ambil. 10. Seorang wirausaha yang sudah mempunyai usaha kuliner dan sukses. Dia ingin mengembangkan usaha dibidang jasa laundry. Alasan mau masuk usaha itu karena prospek usaha itu cukup bagus, walaupun pelaku usahanya sudah cukup banyak, tetapi karena ada suatu layanan yang belum dilakukan oleh semua pengusaha laundry, maka ia akan masuk ke usaha tersebut dengan model layanan yang berbeda. Sebelum masuk pasda usaha tersebut terlebih dulu melakukan survey dan membuat perhitungan layak tidaknya usaha tersebut. Dalam melakukan perhitungan perhitungan layaknya dalam studi kelayakan (feseability Study) diperoleh informasi dan perhitungan sebagai berikut: 1. Untuk masalah pemasaran jasa laundry tidak menjadi masalah 2. Kebutuhan tenaga kerja juga tidk menjadi masalah 3. Untuk tambahan modal guna mendukung usaha tersebut sudah tersedia lembaga keuangan yang akan mendukungnya, dengan bunga 14% per tahun. Bunga tabungan deeposito pada saat ini 12% per tahun 4. Perhitungan perhitungan sebagai berikut: a. Investasi awal untuk peralatan sebesar Rp 25.000.000,-- dan untuk sewa rumah dan bangunan Rp 200.000.000,-- untuk jangka waktu 5 tahun, sudah termasuk pengeluaran pada tahun pertama . Adapun sesuai hasil survey taksiran dan taksiran pengeluaran sebagai berikut: Tahun ke 1 Taksiran Pendapatan Per tahun Rp 90.000.000 Taksiran Pengeluaran per tahun Rp 270.000.000

47

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

2 3 4 5

Rp Rp Rp Rp

108.000.000 129.600.000 155.520.000 186.624.000

Rp Rp Rp Rp

54.000.000 64.800.000 77.760.000 93.312.000

b. Pengeluaran biaya sewa dibayar pada awal tahun usaha, Nilai peralatan dapat digunakan selama 5 tahun, dengan nilai nihil Anda sebagai seorang wira usaha, saran apa yang Anda usulkan diterima atau ditolak sesuai hasil perhitungan dengan menggunakan rumus NPV, IRR, Pay Back Period.

Daftar Pustaka
Aven, Tarjen, (2010), Misconceptions of Risk, New York: John Wiley & Sons Frinces, Z. Hevlin (2011), Be an Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha) Kajian Strategis Pengembangan Kewirausahaan, Yogyakarta: Graha Ilmu Indarti, Nurul, 2007, Entrepreneurship dan Usaha Kecil Menengah di Indonesia, Yogyakarta: Ardana Media Leonard, Dorothy & Swap, Walter (2002) , Bagaimana Manajer dapat Memunculkan Kreativitas, dalam, Hesselbein, Frances & Johnston, Rob, Eds , On Creativity, Innovation, and Renewal, Jakarta : Elex Media Komputindo McClelland, David C., The Achievement Motive in Economic Growth, dalam Finkle, Jason L., and Richard W. Gable (eds), (1971), Political Development and Social Change, New York: John Wiley & Sons, Inc. Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD), 2010, OECD Studies on SMEs and Entrepreneurship - SMEs, Entrepreneurship and Innovation, OECD Parker, Simon C., 2009, The Economic of Entrepreneurship, New York : Cambridge University Press Suharno, Bambang, 2007a, Curhat Bisnis, Jakarta: Penebar Plus _______________, 2007b, Memulai Bisnis dari Nol, Jakarta : Penebar Plus Suryana, 2003, Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: Salemba Empat Sternberg , Robert J., Pretz, Jean E. and Kaufman, James C., (2003), Types of Innovations, dalam Shavinina, Larisa V (Ed.), The International Handbook On Innovation, Quebec : Elsevier Science Ltd. Suryana, Yuyus dan Bayu,Kartib, 2010, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses, Jakarta : Kencana Tamblyn, Doni, 2003, Laugh and Learn 95 Ways to Use Humor for More Effective Teaching and Training, New York : AMACOM American Management Association Winarno, 2011, Pengembangan Sikap entrepreneurship & Intrapreneurship, Jakarta : PT. Indeks

48

Pendalaman Materi

PEMASARAN

DAFTAR ISI

Kompetensi Dasar, Indikator, Materi............................................................. Wawasan dan Lingkungan Bisnis ................................................................. Konsep Kualitas Layanan (Service Quality) .................................................. Segmentasi Pasar ......................................................................................... Konsep Pemasaran Dan Strategi Bersaing ..................................................... Konsep Bisnis Ritel ...................................................................................... Prinsip Marketing Mix Bauran (Bauran Pemasaran) ..................................... Rangkuman Bahan ....................................................................................... Daftar Pustaka ..............................................................................................

49 50 53 56 57 61 88 94 96

STANDAR KOMPETENSI DAN INDIKATOR

A. Kompetensi Dasar 1. Mampu memahami lingkungan bisnis internal dan eksternal.pengertian dan ruang lingkup kewirausahaan 2. Mampu menerapkan konsep kualitas layanan pada usaha jasa 3. Mampu mengidentifikasi segmentasi pasar 4. Mampu mengidentifikasi cara membuka usaha eceran/ ritel 5. Mampu menganalisis strategi pemasaran dan strategi bersaing. 6. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dalam Marketing Mix 7. Mampu membuat Rencana Usaha B. Indikator 1. Mampu menjelaskan pengertian wawasan dan lingkungan bisnis rantai bisnis lingkungan internal dan eksternal 2. Mampu menjelaskan layanan pelanggan dengan konsep service quality (servqual) dan the service 3. Mampu mengidentifikasi segmentasi pasar 4. Mengidentifikasi dasar bisnis ritel, membedakan klasifikasi dan diferensiasi bisnis ritel, menjelaskan distribusi dalam bisnis ritel, melakukan riset pemasaran dalam bisnis ritel. 5. Mampu menjelaskan konsep pemasaran, strategi bersaing. 6. Mampu menjelaskan analisis terhadap marketing mix 7. Rencana Usaha / business plan

C. Materi 1. Wawasan dan lingkungan bisnis (3 JP) 2. Menerapkan prinsip-prinsip layanan prima / service excellent (4 JP) 3. Mengidentifikasi segmentasi pasar (3 JP) 4. Menyusun menganalisis pemasaran dan strategi bersaing (3 JP) 5. Mampu mengidentifikasi cara membuka usaha eceran/ ritel (3 JP) 6. Menerapkan prinsip prinsip marketing mix / bauran pemasaran (4 JP) 7. Rencana Usaha melalui penyusunan business plan (5 JP)

49

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

WAWASAN DAN LINGKUNGAN BISNIS


1. Wawasan dan Praktik Bisnis Antara teori/wawasan dan praktik bisnis tak bisa dibuat dikotomi, karena keduanya saling menunjang dan merupakan sinergi. Teori saja tanpa praktik bisnis maka tak akan ada kewirausahaan dan sebaliknya mengabaikan teori maka usaha yg dijalankan tidak akan berkembang lebih cepat. Wawasan bisnis diperlukan untuk melihat dan mengikuti perkembangan dunia usaha dan industri yang ada. Seorang wirausaha akan selalu mencari dan berupaya menemukan hal-hal baru akan tetap mampu eksis dan hal ini membutuhkan wawasan.

WAWASAN

SINERGI

PRAKTIK BISNIS

STIMULAN SEMANGAT/JIWA KEWIRAUSAHAAN

2. Menciptakan Nilai Tambah Inti dari suatu usaha adalah menciptakan nilai tambah bagi kegiatan/aktivitas usahanya, sehingga input/bahan yang diolah lebih lanjut dapat menjadi output dan berdaya guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan menciptakan nilai tambah inilah yang memberi pendapatan bagi para wirausaha.

MANUFACTURING INPUT
(PROSES PRODUKSI)

OUTPUT

MARKET

Menciptakan Nilai Tambah

3. Aktivitas / Mata Rantai Bisnis Upaya menciptakan nilai tambah sehingga barang/jasa tersebut lebih berdaya guna merupakan suatu rangkaian atau mata rantai bisnis yang menghasilkan nilai (value), yakni meliputi proses aktivitas ekonomi dari pemasokan bahan baku, riset pengembangan, pengolahan/produksi, pemasaran, distribusi dan layanan kepada para pelanggan.

50

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

4. Lingkungan Bisnis Suatu usaha tidak akan lepas dari lingkungan sekitarnya, baik lingkungan makro maupun mikro (eksternal). Suatu usaha juga wajib mengenali lingkungan internalnya agar mampu mengenali sumberdaya yang dimiliki.

Lingkungan luar jauh

EKSTERNAL MAKRO
Lingkungan luar dekat

EKSTERNAL MIKRO
Lingkungan dalam

INTERNAL

Lingkungan eksternal secara makro berupa sosial, budaya, globalisasi, politik, ekologi, perkembangan teknologi-informasi. Sedangkan eksternal mikro meliputi antara lain mitra bisnis, pemasok, institusi kerjasama, masyarakat, pelanggan. Lingkungan eksternal ini akan berinteraksi dengan suatu usaha yang dijalankan.

51

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

SOSIAL EKONOMI

SOSIAL POLITIK

GLOBALISASI

BISNIS (USAHA)

SOSIAL BUDAYA

EKOLOGI

TEKNOLOGI & INFORMASI KETIDAKPASTIAN

Fenomena Angsa Hitam

Sedangkan lingkungan internal dapat dikelompokkan menjadi tiga hal, yakni sumberdaya ekonomi yang dimiliki, proses produksi dan pemasaran, tujuan usaha. Sumberdaya ekonomi meliputi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, lingkungan, sumberdaya modal dan sumberdaya manajemen. Proses produksi dan pemasaran meliputi manajemen operasional, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen sumberdaya manusia. Tujuan usaha adalah laba usaha dan tujuan sosial.
SUMBERDAYA EKONOMI

KEUANGAN PRODUKSI LABA & SOSIAL

PROSES PRODUKSI & PEMASARAN

R&D

PEMASA RAN

KARYAWAN

TUJUAN BISNIS

Bahan Diskusi Kelompok dan Pleno (90 menit 60 + 30): 1. Berdasarkan lingkungan bisnis eksternal makro, temukan tiga contoh dalam perekonomian Indonesia yang benar-benar mempengaruhi sukses tidaknya suatu bisnis yang dijalankan oleh para pengusaha. 2. Berdasarkan lingkungan bisnis internal, sumberdaya ekonomi apa saja yang berperan penting dalam memulai suatu usaha? Mengapa demikian?

52

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

KONSEP KUALITAS LAYANAN (SERVICE QUALITY)


Uraian Materi Suatu organisasi (termasuk perusahaan) yang customer-centric harus terusmenerus berusaha melayani setiap pelanggan dengan empati dan selalu memberdayakan pelanggan, dan bukannya menjadikan pelanggan sekedar sebagai sasaran. Dengan paradigma seperti ini keberlanjutan organisasi dapat terjamin. Sebenarnya sebuah organisasi harus menghadapi dua macam customer sekaligus, yakni secara internal adalah para karyawan dan secara eksternal adalah konsumen atau pelanggan. Jadi kalau organisasi ingin memberi layanan yang unggul terhadap customer, maka peningkatan kualitas layanan harus dilakukan pula secara internal (internal service quality) dan secara eksternal (external service quality). Peningkatan kualitas layanan secara internal akan berdampak pada kepuasan kerja (job satisfaction) para karyawan, selanjutnya kepuasan kerja ini akan mempengaruhi kualitas layanan eksternal kepada pelanggan, dan akhirnya para pelanggan akan memperoleh kepuasan atas layanan organisasi perusahaan tersebut.
Diagram Desain Hipotetis Kualitas Layanan
Persepsi Karyawan

Kualitas Layanan Internal


(Internal service quality) Korelasi (Hallowel, 1996; (Schelsinger, 1991) Persepsi pelanggan korelasi (Zeithaml, 1990;Garvin, 1988)

Tingkat Kepuasan Kerja (Job satisfaction)


Karyawan

Kualitas Layanan Eksternal


korelasi (Spinelli, 2000) (External service quality)

Customers satisfaction

Teori kepuasan pelanggan banyak didominasi oleh literatur tentang layanan (Zemke: 1989, Heskett: 1990, Zeithaml: 1990, Berry: 1991, seperti dikutip Hallowel, et.all, 1996). Literatur ini menjelaskan mengenai upaya pencapaian kepuasan pelanggan, apa yang harus diidentifikasi organisasi, persoalan pengukuran, dan mengelola unsur-unsur internal organisasi dalam menghasilkan produk terutama jasa. Definisi kualitas layanan internal adalah kegiatan yang bertujuan agar karyawan memperoleh kepuasan kerja atas layanan yang mereka terima dari pihak manajemen. Kualitas layanan merupakan sesuatu yang penting, dan seperti apa pentingnya kualitas itu tergantung pada rincian tugas organisasi dan para karyawannya. Menurut Hallowel, et.all (1996), organizations attempting to deliver service quality to their external customers must begin by serving the needs of their internal customers. Artinya, sebelum organisasi itu memperbaiki kualitas layanan eksternal terhadap para pelanggan, harus terlebih dahulu melayani kebutuhan organisasi secara internal, yakni para karyawan. Pendapat ini secara jelas menyiratkan pentingnya kualitas layanan internal. Bagaimana untuk mengukur kualitas layanan internal dapat digunakan tabel berikut ini.

53

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Tabel Component of Internal Service Quality (Employees perceptions of internal service quality) No Component Definisi 1 Tools Peralatan (termasuk sistem informasi) telah disediakan oleh organisasi untuk kepentingan layanan pada pelanggan 2 Policies and Kebijakan, peraturan dan prosedur kerja mendukung Procedures layanan terhadap pelanggan 3 Teamwork Kerjasama terjalin baik, antarkaryawan maupun antarbagian. 4 Management Atasan mendukung kemampuan karyawan dalam memberi Support layanan terhadap pelanggan. 5 Goal Aligment Sasaran kerja yang dicapai segaris/searah dengan visi misi organisasi 6 Effective Training Pelatihan kerja yang efektif dan berguna dilakukan secara rutin. 7 Communication Komunikasi secara vertikal dan horisontal, keduanya terjalin dengan baik 8 Rewards and Hasil kerja karyawan dihargai dan/atau diakui. Recognition Adopsi dari: Halowell, Schelsinger & Zornitsky, 1996 : Human Resources Planning, 19, 2; ABI/INFORM Global, p.20 Pendapat Hallowel tersebut sangat dipengaruhi oleh teori the service profit chain yang pernah dikembangkan oleh Heskett. Sebelumnya, Heskett (1990) memprediksi adanya mata rantai keuntungan melalui layanan (the service profit chain). Model Heskett the service profit chain ini menjelaskan, bahwa ada kaitan antara berbagai variabel pelayanan (lihat diagram). Model Heskett menekankan, bahwa keuntungan dan pertumbuhan suatu organisasi pertama kali ditentukan oleh kualitas layanan internal terhadap para karyawannya. Kualitas layanan internal menjadi titik pangkal dalam mata rantai perolehan keuntungan dan pertumbuhan organisasi. Kualitas layanan internal yang baik akan menentukan kepuasan karyawan, selanjutnya karyawan akan memberikan layanan nilai yang tinggi (kualitas layanan eksternal) kepada pelanggan, kemudian pelanggan akan memperoleh kepuasan dan menjadikan pelanggan loyal, dan akhirnya profit dan pertumbuhan organisasi akan terjamin.

54

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

the service profit chain Model Heskett


Internal Service External Service

internal service quality employee satisfactioan

profit and growth. high value service customer satisfaction customer loyalty

Sementara itu teori-teori yang membahas kualitas layanan ekternal telah dilakukan oleh Zeithaml, Parasuraman, Berry (1990) dalam Delivering Quality Service, New york : The Free Press (Lihat juga Subhash et al.,2000, International Journal Of Retail and Distribution Management). Dimensi yang sering dikembangkan untuk mengukur kualitas layanan eksternal oleh perusahaan terhadap pelanggan meliputi 5 aspek, yakni : 1. tangibles (meliputi fasilitas fisik ruangan, perlengkapan, kerapian dan penampilan fisik karyawan serta sarana komunikasi yang dimiliki perusahaan) , 2. reliability (yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan), 3. responsiveness (yaitu keinginan para staf perusahaan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap dan cepat), 4. assurance (mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf) , 5. empathy (meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik , perhatian secara personal, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan). Kepuasan konsumen adalah hasil dari persepsi konsumen terhadap nilai yang diterima dalam transaksi atau hubungan, di mana kualitas jasa yang diterima relatif bernilai sama dengan harga dan biaya yang harus dikeluarkan (Hallowel, 1996) seperti dikutip dalam Smith dan Barclay (1997). Sedangkan menurut Zeithaml (2000) kepuasan konsumen adalah respon atas pemenuhan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen. Kepuasan konsumen sangat dipengaruhi oleh persepsi konsumen akan kualitas jasa. Bahan Kerja Individual 60 menit : Mengidentifikasi masing-masing rantai nilai model Heskett (the service profit chain) terhadap organisasi sekolah di mana anda (peserta diklat) bekerja sebagai guru! Bahan Diskusi Kelompok dan Pleno 90 menit (60 + 30 menit): 55

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Berikan analisis anda dalam kelompok terhadap organisasi sekolah di mana anda (peserta diklat) bekerja sebagai guru! Berikan penjelasan kongkret dari masingmasing rantai nilai !

SEGMENTASI PASAR
1. Pengertian Segmentasi Pasar Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli ini berbeda dalam banyak hal. Pasar dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara. Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, memiliki uang dan kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut : Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Swasta, 1996). Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan. Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau gaya hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada beberapa pola berbeda yang akan muncul dalam melakukan segmenatasi pasar ini, yaitu : preferensi homogen, preferensi yang tersebar dan preferensi terkelompok (Kotler, 1997).

KONSUMEN TERSEBAR

2. Tujuan segmentasi pasar Dengan menyatukan program pemasaran yang ditujukan kepada segmen-segmen pasar yang dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat menggunakan sumberdaya pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat membantu manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat 56

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

memenuhi permintaan pasar, menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media advertensi, dan mengatur waktu yang sebaik-baiknya. 3. Syarat segmentasi pasar Dalam melakukan segmentasi pasar ini juga perlu suatu alasan yang cukup baik, misalnya, adanya pasar yang bersifat dinamis dan adanya pasar untuk suatu produk tertentu. Akan tetapi tidak semua segmentasi pasar yang dilakukan efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya agar segmentasi pasar yang dilakukan itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang mungkin perlu untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi, diantaranya : dapat diukur, dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan serta dapat diambil tindakan. 4. Evaluasi segmentasi pasar Perusahaan yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki. Ada dua factor penting yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar, yaitu daya tarik segmen secara keseluruhan dan sumberdaya perusahaan (Kotler, 1997). Setelah evaluasi dilakukan, perusahaan kemudian mengambil keputusan seberapa banyak segmen yang akan dilayani. Pada tahap evaluasi, ada berapa hal tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih segmen yaitu pilihan etika atas pasar sasaran, interelasi dan segmen-super, rencana serangan segmen per segmen dan kerjasama antarsegmen. Bahan diskusi kelompok dan Pleno 75 menit (50 + 25 menit): Cobalah buat segmentasi pasar untuk jenis barang pakaian jadi dan asesorisnya.

KONSEP PEMASARAN DAN STRATEGI BERSAING


1. Pengertian pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi. Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka 57

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997). Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bisa juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
KONSEP PEMASARAN INTI

Value, Satisfaction, Quality

2. Konsep Pemasaran Inti Konsep pemasaran inti sebenarnya berangkat dari titik pangkal TIGA HAL pokok yang dialami setiap manusia, yaitu meliputi : Kebutuhan manusia (human need) : keadaan dimana seseorang merasa membutuhkan sesuatu Keinginan manusia (human wants): pola kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kebudayaan dan kepribadian individu Permintaan (demand) : keinginan manusia yang didukung daya beli Selanjutnya tiga hal tersebut akan menentukan produk barang dan jasa apa yang harus dihasilkan. Bagaimana kualitas produk dan apakah produk yang dihasilkan tersebut akan memberi kepuasan bagi konsumen atau tidak? Setelah transaksi terjadi bagaimana tetap dapat menjalin relasi dengan pelanggan? Bagaimana agar pelanggan tetap loyal? Semua ini merupakan inti dari pembahasan tentang pemasaran. Untuk lebih jelasnya lihat diagram. 3. Falsafah Pemasaran dan Perbedaan dengan Penjualan Ada hal penting yang harus dipahami, bahwa konsep pemasaran sebenarnya tidak sama dengan konsep penjualan. Falsafah pemasaran mengandung unsur yang lebih luas dan bermakna dari pada sekedar melakukan penjualan. Berdasarkan falsafah pemasaran ada 5 (lima) konsep yang dilakukan organisasi untuk menjalankan pemasaran mereka : Konsep Produksi: Falsafah yang menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produkproduk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan dan manajemen

58

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

sebaiknya memusatkan perhatian pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi. Konsep Produk: Gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan mutu, kinerja dan penampilan terbaik dan bahwa suatu organisasi sebaiknya mencurahkan tenaganya untuk melakukan perbaikan produk secara berkesinambungan. Konsep Penjualan: Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup produk perusahaan, kecuali jika perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya penjualan dan promosi yang gencar. Konsep Pemasaran Falsafah manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan organisasional bergantung pada penetapan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dibandingkan dengan pesaing. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan. Gagasan bahwa organisasi sebaiknya menentukan kebutuhan keinginan dan minat dari pasar sasaran dan mengirimkan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari pada pesaing sedemikian rupa sehingga mampu memelihara atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Lalu apa perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran? Berikut lihat diagram perbedaan. Dimensinya bisa dilihat berdasarkan titik awal (starting point), fokusnya siapa (focus), makna dalam proses pemasaran (means) dan tujuan akhirnya apa (ends).
Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran:

Pada konsep pemasaran nampak jelas dimensinya lebih luas dari pada konsep penjualan, baik titik awal, fokus, makna dan tujuan akhir yang akan dicapai. Perkembangan global marketing memang cenderung akan memuaskan pelanggan, karena faktor pesaing yang amat ketat.

59

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

4. Strategi Bersaing Pokok persoalan dalam strategi bersaing adalah bagaimana agar perusahaan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk terus bertahan dalam menghadapi para pesaingnya. Pakar manajemen yang terkenal dalam hal ini adalah Michael E. Porter dengan lima kekuatan yang dapat mengancam kelangsungan industri (The Five Force that Shape Industry Competition). Lima kekuatan yang mengancam tersebut adalah : Ancaman persaingan dari industri segmen yang ketat. Artinya, segmen pasar tertentu menjadi tidak menarik bagi suatu usaha jika telah banyak pesaing, kuat dan agresif. Ancaman dari pendatang baru. Artinya, bila tidak banyak pendatang baru maka persaingan tidak akan ketat. Ancaman produk (barang-jasa) substitusi. Artinya, pasar tertentu menjadi tidak menarik bagi suatu usaha jika terdapat produk substitusi yang potensial. Posisi tawar para pemasok. Artinya, pasar tertentu menjadi tidak menarik bagi suatu usaha jika para pemasok memiliki posisi tawar yang kuat. Posisi tawar para pembeli/konsumen. Artinya, pasar tertentu menjadi tidak menarik bagi suatu usaha jika para pembeli memiliki posisi tawar yang kuat. Bila suatu industri atau perusahaan mampu mengantisipasi terhadap lima kekuatan yang mengancam tersebut, maka industri itu akan mampu bertahan. Lihat diagram.

60

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Bahan Latihan dan Diskusi (90 menit): 1. Temukan contoh kongkret suatu produk (berupa barang atau jasa) yang menggunakan konsep penjualan dan ada produk lain yang benar-benar menerapkan konsep pemasaran. Beri argumentasi anda ! 2. Bisakah anda menemukan contoh atas suatu produk dari masing-masing lima kekuatan yang mengancam (the five forces) tersebut?

KONSEP BISNIS RITEL


Ada empat kegiatan yang dikerjakan untuk memahami tentang bisnis ritel ini, yaitu struktur dasar, klasifikasi dan diferensiasi, distribusi dan riset pasar. Kegiatan 1 Bisnis Ritel : MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR Uraian Materi: 1. Pengertian Usaha Eceran / Ritel Kata ritel berasal dari bahasa perancis , retailer, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia , eceran berarti secara satu-satu atau sedikit-sedikit (tentang penjualan atau pembelian barang ). Usaha eceran/ritel adalah semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan atau pembelian barang, jasa ataupun keduanya secara sedikit-sedikit atau satu-satu langsung kepada konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi , keluarga, ataupun rumah tangga dan bukan untuk keperluan bisnis (dijual kembali).

KegiatanBelajarBisnisRitel
MENGIDENTIFIKASI STRUKTURDASAR MEMBEDAKAN KLASIFIKASI& DIFERENSIASI

MENJELASKAN DISTRIBUSI
MELAKUKAN RISETPEMASARAN

Usaha eceran/ritel tidak hanya terbatas pada penjualan barang,seperti sabun, minuman, ataupun deterjen, tetapi juga layanan jasa sepeti jasa potong rambut, ataupun penyewaan mobil. Usaha eceran/ritel mpun tidak harus selalu di lakukan di ntoko, tapi juga bias dilakukun melalui telepon atau internet, disebut juga dengan eceran/ritel non-toko.

61

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Pengertian Usaha Ritel

semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan atau pembelian barang, jasa ataupun keduanya dilakukan secara sedikit-sedikit atau satu-satu langsung kepada konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi , keluarga, ataupun rumah tangga bukan untuk keperluan bisnis (dijual kembali).

Secara garis besar , usaha ritel yang berfokis pada penjualam barang seharihari terbagi dua, yaitu usaha ritel tradisional dan usaha ritel modern. Ciri-ciri usaha ritel tradisional adalah sederhana, tempatnya tidak terlalu luas, barang yang dijual tidak terlalu banyak jenisnya, system pengelolaan/manajemennya masih sederhana, tidak menawarkan kenyamanan berbelanja dan masih ada proses tawar menawar harga dengan pedagang, serta produk yang dijual tiodak dipajang secara terbuka sehingga pelanggan tidak mengetahui apakah peritel memiliki barang yang dicari atau tidak. Sedangkan usaha ritel modern adalah sebaliknya, menawarkan tempat yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, system manajemen terkelola dengan baik, menawarkan kenyamanan berbelanja, harga jual sudah tetap (fixed price) sehingga tidak ada proses tawar-menawar dan adanya system swalayan/pelayanan mandiri, serta pemanjangan produk pada rak terbuka sehingga pelanggan bias melihat, memilih, bahkan mencoba produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Ritel Ada tiga faktor yang dapat mendorang usaha ritel untuk berhasil, antara lain sebagai berikut. 2.1.Lokasi Usaha Faktor utama yang harus diperhatikan dalam memulai ataupun mengembangkan usaha ritel adalah factor lokasi. Panduan dalam pemilihan lokasi usaha ritel yang baik menurut guswai (2009) adalah sebagai berikut. a.Terlihat (visible) lokasi usaha ritel yang baik adalah harus terlihat oleh banyak orang yang lalu lalang di lokasi tersebut. b. Lalu lintas yang padat (heavy traffic) semakin banyak lokasi usaha ritel dilalui orang, maka semakin banyak yang tahu mengenai usaha ritel tersebut. c. arah pulang ke rumah (direction to home)

62

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

pada umumnya, pelanggan berbelanja di suatu toko ritel pada saat pulang ke rumah. Sangat jarang orang berbelanja pada saat akan berangkat kerja. d. fasilitas umum (public facilities) lokasi pada usaha ritel yang baik adalah dekat dengan fasilitas umum seperti terminal angkutan umum, pasar, ataupun stasiun kereta. Fasilitas umum tersebut bias menjadi pendorong bagi sumber lalu lalang calon pembeli/pelanggan untuk kemudian belanja di toko ritel. Hal ini disebut dengan impulsive buying atau pembeli yang tidak direncanakan. e. biaya akusisi (acquisition cost) biaya merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam berbagai jenis usaha. Peritel harus memutuskan apakah akan membeli suatu lahan atau menyewa suatu lokasi tertentu. Peritel hendaknya melakukan study kelayakan dari sisi keuangan untuk memutuskan suatu lokasi usaha ritel tetentu. f. peraturan / perizinan (regulation) dalam menentukan suatu lokasi usaha ritel harus juga mempertimbangkan peraturan yang berlaku. Hendaknya peritel tidak menempatkan usahanya pada lokasi yang memang tidak diperuntukkan untuk usaha, sepeti taman kota dan bantaran sungai. g. akses ( acces) akses merupakan jalan masuk dan keluar menuju lokasi. Akses yang baik haruslah memudahkan calon pembeli/pelanggan untuk sampai ke suatu usaha ritel. Jenis-jenis hambatan akses biasanya berupa perubahan arus lalu lintas atau halangan langsung ke lokasi toko, seperti pembatas jalan. h.Infrastuktur (infrastructure) infrastuktur yang dapat menunjang keberadaan suatu usaha ritel, antara lain lahan parkir yang memadai, toilet, dan lampu penerangan. Hal tersebut dapat menunjang kenyamanan pelanggan dalam mengujungi suatu toko ritel. i.Potensi pasar yang tersedia ( captive market) pelanggan biasanya akan memilih lokasi belanja yang dekat dengan kediamannya. Menetapkan lokasi usaha ritel yang dekat dengan pelanggan akan meringankan usaha peritel dalam mencari pelanggan. j.Legalitas (legality) untuk memutuskan apakah akan membeli atau menyewa sebuah lokasi untuk menempatkan usaha, peritel harus memastikan bahwa lokasi tersebut tidak sedang memiliki masalah hukum (sengketa). Segala perjanjian jual beli maupun sewa menyewa hendaknya dilakukan dihadapan notaries. Pihak notaries akan memeriksa kelengkapan dokumen sebelum melakukan pengesahan jual beli ataupun sewa menyewa. Kesalahan dalam menentukan lokasi usaha ritel dapat memiliki dampak jangka panjang. Peritel harus mempertimbangkan biaya yang sudah dikeluarkan ketika menjalankan usaha ritel seperti pemasangan listrik, jaringan system computer, dan dekorasi bangunan. Memindahkan bisnis ke lokasi yang baru yang dinilai akan lebih menguntungkan juga bukan hal yang mudah karena harus mempertimbangkan berbagai hal, seperti luas ruangan yang dibutuhkan, dekorasi ruangan, perizinan, dan lain sebagainya. 63

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

LOKASI USAHA Determinan Keberhasilan Usaha Ritel

HARGA

KONDISI TOKO

2.2. Harga Yang Tepat Usaha ritel biasanya menjual produk produk yang biasa dibeli/dikonsumsi pelangga sehari-hari. Oleh karena itu, pelanggan bisa mengontrol harag dengan baik. Jika suatu toko menjual produk dengan harga tinggi, maka pelanggan akan pindah ke toko lain yang menawarkan harga yang lebih rendah, sehingga toko menjadi sepi pelanggan. Sebaliknya penetapan harga yang terlalu murah mengakibatkan minimnya keuntungan yang akan di peroleh, sehingga peritel belum tentu mampu menutup biaya biaya yang timbul dalam menjalankan usahanya. 2.3.Suasana Toko Suasana toko yang sesuai bisa mendorong pelanggan untuk dating dan berlama-lama di dalam toko, seperti memasang alunan musik ataupun mengatur tata cara toko. Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan suasana toko yang menyenangkan, yaitu eksterior toko dan interior toko. a. Eksterior toko, meliputi keseluruhan bangunan fisik yang bisa dilihat dari bentuk bangunan, pintu masuk, tangga, dinding, jendela dan sebagainya. Eksterior toko berperan dalam mengomunikasikan informasi tentang apa yang ada di dalam gedung, serta dapat membentuk citra terhadap keseluruhan tampilan toko. b. Interior toko, meliputi ekstetika toko, desain ruangan, dan tata letak toko, seperti penempatan barang, kasir, serta perlengkapan lainnya. Jika pelanggan menangkap eksterior toko dengan baik, maka ia akan termotivasi untuk memasuki toko. Ketika pelanggan sudah memasuki toko, ia akan memperhatikan interior toko dengan cermat. Jika pelanggan memiliki persepsi/anggapan yang baik tentang suatu toko, maka ia akan senang dan betah lama-lama di depan toko. Selain eksterior dan interior toko, factor penting lainnya yang memengaruhi keberhasilan toko adalah pramuniaga. Pramuniaga menentukan puas tidaknya pelanggan setelah berkunjung sehingga terjadi transaksi jual beli di toko tersebut. Pramuniaga yang berkualitas sangat menunjang kemajuan toko. Pramuniaga sebaiknya mampu menarik simpati pelanggan dengan segala keramahannya, tegur sapanya, informasi yang diberikan, cara bicara, dan suasana yang bersahabat.

64

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

3.

Peran dan Fungsi Usaha Ritel

3.1. Peran Usaha Ritel Produsen menjual produknya kepada grosir atau pedagang partai besar (wholesaler). Kemudian grosir menjualnya kepada pedagang eceran/ritel (pengecer/peritel). Pengecer/peritel adalah orang-orang atau toko yang kegiatan utamanya mengecerkan barang. Mereka menjual barang kepada konsumen akhir. Pemasaran ritel ini sangat penting artinya bagi produsen karena melalui usaha ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenaiproduknya.produsen dapat mewancarai peritel mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk ,rasa ,daya tahan ,harga dan segala sesuatu mengenai produknya, selain itu juga dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan pesaing. Produsen dan paritel dapat menjalin kerja sama yang saling menguntungkan Produsen dapat memasang iklan,mengadakan undian ,atau member hadiah kepada konsumen melaalui toko-toko peritel .kadang kala ada produden yang langsung memberikan bonus kepada paritel.
PERAN USAHA RITEL
Kebutuhan ekonomis customer

Final link pada customer

FUNGSI USAHA RITEL

Memberi layanan pada customer

Usaha ritel memberikan kebutuhan ekonomis bagi pelanggan melalui lima cara, antara lain: a. memberikan suplai/pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan.usaha ritel biasanya berlokasi di dekat rumah pelanggan bisa dgn segera mendapatkan suatu produk tanpa perlu menunggu lama. b. Memudahkan konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta jasa yang ditawarkan .pelanggan mungkin hanya ingin lebih dari sekedar mendapatkan barang yang di inginkan pada tempat yang nyaman .mereka hamper selalu ingin belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan memilih ,membandingkan kualitas ,bentuk dan harga dari produk yang di inginkanya .dalam menarik dan memuaskan pelanggan ,para paritel biasanya akan berusaha mnciptakan suasana belanja yang nyaman . c. Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan. d. Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat .produk yang di jual dalam usaha ritel, tergantung kepada apa yang di beli dan di konsumsi oleh

65

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

masyarakat.upaya promosiyang di lakukan,tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beragam produk barang dan jasa ,tetapi juga dapat meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli .hasil ahirnya adalah penigkatan standar hidup dan penjualan produk. e. Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukanya produksi besarbesaran (produksi masal )produksi missal tidak akn dapat di lakukan tanpa system mengecer yang efektif dalam mendistribusikan produk yang di buat secara missal bagi pelanggan . Peran ritel dalam kegiatan perekonomian secara keseluruhan yaitu sebagai pihak akhir (final link) dalam suatu rantai produk , yang di mulai dari pengolahan bahan baku, sanpai dengan distribusi barang(dan jasa) ke konsumen akhir. 3.2. Fungsi Usaha Ritel Fungsi usaha ritel dalam memberikan beberapa pelayanan kepada pelanggan antara lain: a. Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan mudh di akses pelanggan,seperti di sekitar rumah-rumah penduduk, b. Memberikan brragam produk sehingga memungkinkan pelanggan bisa memilih produk yang di inginkan c. Membagi jumlah produk yang besar sehingga dapat di kual dalam kemasan /ukuran yang kecil, d. Mengubah produk menjadi menjadi bentuk yang lebih menarik.adakalanya untuk menigkatkan penjualan ,peritel menggunakan strategi promosi beli 1 gratis 1.dalam hal ini,produk di kemas secara menarik sehingga pelanggan tertarik untuk membeli e. Menyimpan produk agar tetap tersedia pada harga yang relative tetap f. Membantu terjadinyaperubahan (perpindahan )kepemilikan barang ,dari produsen ke konsumen, g. Mengakibatkan perpindahan barang melalui system distribusi h. Memberikan informasi ,tidak hanya ke pelanggan ,tapi juga ke pemasok i. Memberikan jaminan prduk ,layanan purna jual dan turut menangani keluhan pelanggan , j. Memberikan fasilitas kredit dan sewa .contohnya ,jasa penyewaan mobil yang kegiatan usahanya menyewakan mobil ,atau toko computer yang menyediakan fasilitas pembelian computer jinjing (laptop) secara kredit. 4. Kelebihan dan Kekurangan Usaha Ritel Usaha ritel memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kegiatanya.kelebihan dan kekurangan usaha ritel,antara lain sebagai berikut ,antara lain sebagai berikut . 4.1. kelebihan usaha ritel a.modal yang di perlukan cukup kecil ,namun keuntungan yang di peroleh cukup besar. b.umumya lokasi usaha ritel strategis .mereka mendekatkan tempat usahanya dengan tempat berkumpul konsumen ,seperti di dekat pemukiman penduduk ,terminal bis atau kantor-kantor. 66

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

c.hubungan antara peritel dengan pelanggan cukup dekat , karena adanya komunikasi dua arah antara pelanggan dengan peritel. 4.2. kekurangan usaha ritel a.keahlian dalam mengelola toko ritel berskala kecil kurang di perhatikan oleh peritel. Usaha ritel berskala kecil terkadang di anggap hanyalah sebagai pendapatan tambahan sebagai pengisi waktu luang,sehingga peritel kurang memperhatikan aspek pengelolaan usahanya. b.adminitrasi (pembukaan)kurang atau bahkan tidak di perhatikan oleh paritel sehingga terkadang uang/modalnya habis tidak terlacak . c.promosi usaha tidak dapat di lakukan dengan maksimal ,sehingga ada usaha ritel yang tidak di ketahui oleh calon pembeli /pelanggan. 5. Analisis Kebijakan Pemerintah Banyaknya paritel asing dari luar negri,seperti lotte mart,Carrefour, dan giant bisa membuat para peritel local kesulitan untuk bersaing. Untuk melindungi pengusaha local/dalam negri ,pemerintah telah memberlakukan beberapa peraturan ,di antaranya dengan mengeluarkn peraturan presiden no. 112 tahun 2007 ,mengenai penataan dan pembinaan pasar tradisional (toko,kios dan los) dan toko modern .batasan luas lantai penjualan toko modern adalah sebagai berikut a. Minimarket,kurang dari 400 m2 b. Supermarket ,400 m s.d 5000 m2 c. Hypermarket,di atas 5000 m2 d. Department store,di atas 400 m2 e. Perkulakan ,di atas 5000 m2 Lokasi toko modern harus mengacu pada rencana tata ruang wilayah kota/kabupaten dan rencana detail tata ruang kabupaten /kota termasuk peraturan zonasinya. Pendirian toko modern juga wajib memperhatikan jarak lokasi usahanya dengan pasar tradisional yang telah ada sebelumnya peraturan yang mengatur mengenai jarak antara toko modern demgan pasar tradisional di atur dalam peraturan daerah .misalnya untuk wilayah DKI Jakarta ,hal ini di atur dalam pasal 10 peraturan daerah provinsi DKI Jakarta nomor 2 tahun 2002,tentang Perpasaran swasta .dalam pasal ini di tentukan mengenai jarak sarana/tempat usaha sebagai berikut: a. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya 100 m2 s.d 200 m2 harus berjarak radius 0,5 km dari pasar linkungan dan terletak di sisi jalan lingkungan /kolektor/arteri; b. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 200 m2 s.d 1000 m2 harus berjarak radius 1,0 km dari pasar linkungan dan terletak di sisi jalan kolekter /arteri. c. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 1000 m2 s.d 2000 m2 harus berjarak radius 1,5 km dari pasar lingkungan dan terletak di sisi jalan kolekter /arteri;

67

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

d. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 2000 m2 s.d 4000 m2 harus berjarak radius 2,5 km dari pasar lingkungan dan harus terletak di sisi jalan kolektor /arteri; e. Usaha perpasaran swasta yang luas lantainya di atas 4000 m2 harus berjarak radius 2,5 km dari pasar lingkungan dan harus teletak di sisi jalan kolekter /arteri. Selain melalui peraturan presiden ,komisi pengawas persaingan usaha (kppu) juga turut mengawasi persaingan yang terjadi antara peritel besar/modern dengan peritel kecil/pasar tradisional. Kegiatan 2 Bisnis Ritel: MEMBEDAKAN KLASIFIKASI DAN DIFERENSIASI 1. Klasifikasi Usaha Ritel Usaha ritel dapat di klasifikasikan berdasarkan skala usaha dan teknik memasarkan produk 1.1.Berdasar Skala Besar a. Ritel besar Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu jenis barang ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dlm satu toko besar. Dalam kegiatan usahanya ,peritel berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan ,baik berupa interior toko ,maupun keramahan pelayanan yang di berikan wiraniaganya .produk yang biasa di tawarkan oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian , alat-alat elektronik , dan juga produk-produk impor . Ciri-ciri peritel besar , antara lain: membeli produk langsung dari produsen dalam jumlah besar ,sehingga menghindari penggunaan perantara dalam pembelian produknya meyediakan layanan kepada sejumlah besar pelanggan, misalnya dengan memberikan layanan antar barang ke rumah pelanggan. ukuran tokonya lebih besar dari pada ritel bersekala kecil, membutuhkan modal besar untuk memulai dan menjalankan usahanya. Contoh dari toko ritel bersekala besar adalah specialty store, department store, supermarket, discount house, hypermarket, general store dan chain store. b. Ritel kecil peritel bersekala kecil disebut dengan ritel tradisional. Ragam produkyang ditawarkan biasanya tidak sebanyakyang ditawarkan peritel besar. Misalnya untuk produk sabun mandi, jenis merek yang ditawarkan peritel kecil mungkin tidak terlalu banyakbila dibandingkan dengan peritel besar. Usaha ritelkecil dapatdibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel kecil berpangkalan dan tidak berpangkalan. Usaha ritel berpangkalan Usaha ritel berpangkalan ini ada yang memiliki lokasi tetap, seperti warung atau kios, dan ada yang memiliki lokasi tidak tetap , seperti pedagang kaki lima.lokasi warung atau kiosbiasanya menjadi satu dengan tempat tinggal pemiliknya, dengan luasyang tidak terlalu besar, sehingga pelanggan tidak bisa memilih secara langsung barang yang akan dibeli, 68

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

sedangkan pedagang kaki lima memiliki kegiataan usaha yang tidak terorganisirdengan baik, tidak memiliki surat ijin usaha, dan biasanya bergerombol di trotoar jalanan. Usaha ritel tidak berpangkalan Jenis usaha ritel ini tidak memiliki suatu lokasi khusus dalam melakukan kegiatan usahanya ( berpindah-pindah). Jenis usaha ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda dorong, sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan biasanya berupa buah-buahan dan sayar-mayur

Ritel Besar

Skala Usaha
Ritel Kecil in - store retailing

Teknik pemasaran
Non-store

1.2. Berdasarkan teknik memasarkan produk Sebagian besar usaha ritel dilakukan melalui toko (in-store retailing), namun perkembangan usaha ritel non-toko atau ritel yang tidak dilakukan ditoko (nonstore retailing), tubuh lebih cepat dari pada toko ritel. Ritel non-toko berarti penjualan barang atau jasa kepada konsumen/pelanggan melalui saluran selain toko, seperti surat, telepon, atau internet. a. In- store retailing Dalam in-store retailing, transaksi antara pembeli dan penjual dilakukan disuatu tempat tertentu seperti toko atau warung. In-store retailing terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
Specialty merchandisers

In-store

General merchandiser

Mass merchandiser

1). Specialty merchandisers Toko ritel jenis ini terdiri atas: Single-line stores, merupakan toko ritel yang menawarkan satu lini produk barang dagangan, dengan cukup banyak pilihan yang disajikan. Contohnya pada toko buku, tersedia 20 jenis buku yang membahas mengenai kewirausahaan. Limited-line stores, merupakan toko ritel yang menawarkan pilihan barang dagang yang lebih sempit dibandingkan dengan single-line

69

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

store. Toko roti merupakan contoh dari limited-line stores pada kategori makanan. Specialty shos, merupakan toko ritel yang menjual barang-barang secara khusus dengan mengkonsentrasikan diri pada beberapa jenis barang dagangan tertentu. Misalnya toys R Us yang hanya menjual makanan anak-anak. Specialty shops merupakan toko ritel yang lebih focus dan berhati-hati dalam menentukan segmen pasar dan penyedia barang dagangan dengan target pasara pasar yang sangat khusus. 2). General merchandiser Toko ritel jenis ini terdiri atas: General stores, merupakan toko ritel yang menyediakan lini produk yang lebih luas dan memiliki pilihan yang lebih luas dan memiliki pilihan yang lebih sedikit dibandingkan dengan single-line stores. Generak stores merupakan toko non-departemen yang menjual beragam barang kebutuhan pokok seperti gula, tepung, dan obat-obatan. Kategori tersebut bisa bertahan didaerah-daerah pedesaan atau kota-kota kecil dengan konsentrasi penduduk yang terbatas dan lebih banyak membutuhkan pelayanan secara umum ,m dari pada pelayanan khusus yang bagi mereka kurang penting. Variety stores , merupakan toko ritel yang menyediakan banyak kategori barang dagangan , namun dengan pilihan yang terbatas . misalnya pada kategori makanan kaleng, tersedia lengkap mulai dari makanan kaleng daging buah-buahan dan sayur kaleng. Departemen stores, merupakan toko yang besar dan terbagi dalam beberapa bagian departemen dan menawarkan beragam produk. Barang-barang yang biasa dijual di departemen store antara lain pakain dan perlengkapan rumah tangga , atau dengan kata lain produk sandang dan perlengkapannya dengan peata barang berdasarkan jenis kelamin dan /atau tingkat usia konsumen . departemen store yang modern juga menyediakan jasa layanan tertentu seperti pembungkus kado. Contoh dari jenis ritel ini adalah mataahari dan Ramayana department store,. 3). Mass merchandiser Toko ritel jenis ini terdiri dari; Supermarket (pasar swalayan), merupakan toko ritel yang operasinya cukup besar, berbiaya rendah, memiliki margin/ pendapatan rendah, volume penjualan tinggi, terkelompok berdasarkan lini produk, menggunakan system swalayan (pelanggan mencari dan memilih sendiri produk yang diinginkan), serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen , seperti daging , hasil produk olahan kering, makanan basah , maupun produk non-makanan, saperti mainan ,majalah, dan sebagainya .contoh supermarket antaralain hero dan superindo. Superstores, merupakan toko ritel yang menawarkan pilihan produk yang lebih luas yang dibeli secara rutin seperti buku , mainan, barang barang elektronik , produk ,perbaikan rumah tangga, hewan peliharaan dan perlengkapan, dan layanan jasa, seperti perbankan dan dry cleaning,

70

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Combination stores, merupakan toko ritel mengkombinasikan antara toko makanan dengan toko obat-obatan yang lebih besar dari pada superstoresdengan ragam barang dagangan dan elayanan yang lebih. Hypermarket, merupakan toko ritel yang dijalankan dengan mengkombinasikan model discount store, supermarket, dan warehouse stor disuatu tempat. Discount stores ( toko diskon), merupakan toko ritel yang memiliki volume penjualan yang besar, system swalayan, adanya departementalisasi, serta menjual beragam barang dagangan dengan mark up ( penambahan ) harga yang rendah untuk memperoleh perputaran barang yang tinggi. Warehouse showroom, merupakandiscount retailer yang menyediakan sejumlah fasilitas tempat yang disediakan bagi bermacam-macam usaha dengan memfokuskan pada volume penjualan yang tinggi dengan harga yang renda. Catalog showroom, merupakan usaha ritel yang menjual banyak pilihan produk bermerek dengan mark up/ penambahan harga yang tinggi dan memiliki perputaran barang dagangan tinggi dengan harga diskon. Warehouse clubs , merupakan usaha ritel dengan volume perdagangan yang besar ( wholesale retail) melayani usaha kecil, dengan para anggota dari lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, dan beberapa perusahaan besar dengan perputaran barang dagangan bermerek yang tinggi.

b. Non-store retailing Penjualan ritel non-toko terbagi kedalam tiga kategori, antara lain penjualan langsung, penjualan tidak langsung, dan penjualan otomatis. 1). Penjualan langsung Penjualan langsung terdiri dari hubungan langsung dengan konsumen /pelanggan individual yang ditargetkan secara seksama untuk meraih respon secara cepat, dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Penjualan yang dimaksud disini, tidak termasuk pada penjualan kepada konsumen bisnis(business-to-busniess). Terdapat tiga jenis penjualan langsung menurut sopiah dan syihabuddin (2008), yaitu : Penjualan satu-satu (one to one selling), dimana seorang wiraniaga mengunjungi dan mencoba menjual produk ke satu pembeli potensial. Penjualan satu ke banyak (one to many(party)selling), dimana seorang wiraniaga dating kerumah seseorang yang mengundang teman dan tetangganya ke pesta. Wiraniaga tersebut kemudian mendemonstrasikan produk yang dibawa dan menerima pesanan . Penjualan bertingkat (jaringan/multi level marketing). Dalam jenis penjualan ini, perusahaan merekut para usahawan independen yang bertindak sebagai distributor untuk produk mereka, yang kemudian akan merekrut dan menjual produk tersebut ke subdistributor lainan. 2). Penjualan tidak langsung Penjualan tidak langsung pada awalnya hanya menggunakan surat dan catalog, namun seiring perkembangannya, penjualan tidak langsung menggunakan

71

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

media lain seperti telepon (telemarketing) , televise (program home shopping), dan internet 3). Penjualan otomatis Penjualan otomatis biasanya dilakukan dengan menggunakan nmesin penjual otomatis (vending machine). Mesin penjual tersebut menjual produk secara otomatis ,dan biasanya di tempat kan di tempat tempat srategis dan ramai seperti bank, pasar, swalayan, hotel, bioskop, kantor, halte bus. Produk yang di tawarkan contohnya seperti minuman ringan . harga yang di tawarkan biasanya lebih mahal jika dibandingkan dengan yang di tawarkan di toko. Keuntungan dari penggunaan mesin jual otomatis, antara lain: a. -mudah pengoprasiannya, b. -pelanggan mendapatkan kualitas produk yang sama dengan harga yang tetap c. -tidak adanya resiko kecurangan yang di lakukan oleh penjual, d. -menghemat waktu dan tenaga penjual, e. -tidak memerukan iklan/promosi penjualan, f. -tidak ada resiko gagal bayar bagi pembeli yang membeli secara kredit karena pembelian di lakukan dengan uang tunai, Kelemahan dari penggunaan mesin penjual otomatis antara lain: a. -memerlukan modal awal yang tinggi, b. -membutuhkan perbaikan dan perawatan mesin, c. -kapasitas mesin terbatas,sehingga penjual harus memastikan barang dagangan selalu terisi d. -uang koin yang di gunakan harus diambil secara periodic 2. Diferensiasi Usaha Ritel Diferensiasi merupakan tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan suatu perusahaan dari pesaingan.dengan merubah ataupun menambah satu unsure pelayanan atau lebih,toko ritel bisa membedakan dirinya dari pesaing. Cara yang bisa digunakan peritel untuk melakukan diferensiasi menurut sopiah dan syihabuddin (2008) adalah sebagai berikut: 2.1. lokasi Lokasi toko ritel yang meliputi:lingkup daerah usaha, pengelompokkan social ekonomis pelanggan,jalan penghubung ,arus lalu lintas,citra eksternalperlu diperhatikan agar dapat dibedakan dengan pesaingan. 2.2.Desain Faktor desain dapat berupa desain pintu masuk,termasuk juga interior ruangan toko seperti penerangan,ketimggian langit-langit toko,serta pengaturan produk yang dijual. 2.3. Bauran barang dagangan Suatu toko harus mempromosikan kebijakan produk yang konsisten dengan kebutuhan,antara lain variasi barang yang tersedia (contohnya pada kategori minuman lengkap mulai dari air mineral,soda,dan lain sebagainya),kedalam barang yang tersedia dalam kategori tertentu (contohnya pada kategori minuman;terdapat 10 merek air mineral),serta keunikan barang,harga,dan mutu barang.

72

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

2.4.Kebijakan pelayanan Tingkat keterlibatan staf dalam penjualan berbeda bagi setiap toko.namun hal yang penting bagi peritel adalah menyesuaikan struktur personalia dengan jenis pelayanan yang ingin di berikan kepada pelanggan. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: staf: jumlah personil yang di butuhkan untuk melaksanakan rencana operasional organisasi, gaya: bagaimana manajer dan karyawan menghadapi pelanggan, keterampilan: pengetahuan yang di perlukan personil/staf dalam operasi perdagangan ritel.keterampilan bagian pembelian sangat penting dalam usaha ritel yang bergantung pada mode/tren masyarakat. Ia harus bisa mengenali kecendrungan yang sedang terjadi dalam masyarakat serta bisa meningkatkan permintaan yang terjadi secara mendadak.selain itu,ia juga dapat menurunkan tingkat persediaan barang dagangan pada saat pasar mulai menurun. 2.5. Strategi Diferensiasi Diferensiasi saluran Peritel dapat juga memperoleh keunggulan bersaing melalui cara mereka merancang saluran distribusi, erutama yang menyangkut jangkauan, keahlian, dan kinerja saluran-saluran tersebut. Diferensiasi personalia Peritel bisa memperoleh keunggulan bersaing yang kuat dengan mempekerjakan dan melatih karyawan yang lebih baik dari pada pesaing mereka. Diferensiasi citra Citra merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.citra dipergarui oleh banyak faktor di luar control perusahaan sebab para pembeli mungkin memiliki tanggapan yang berbeda terhadap citra toko atau merek.bedasarkan uraian di atas,dapat dibedakan bahwa pengklasifikasikan di gunakan untuk mengelompokkan satu usaha ritel bedasarkan kategori usahanya,sedangkan diferensiasi di gunakan untuk membedakan satu usaha ritel dengan persaingan.
produk yang ditawarkannya berbeda dari satu atau lebih para pesaing Misal soal harga, layanan, citra toko, hadiah, dsb.

Strategi Diferensiasi

Strategi Diversifikasi

penganekaragaman produk dari satu produsen yang sama Misal model atau tipe produk yang dijual

73

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Strategi diferensiasi adalah produk yang ditawarkannya berbeda dari satu atau lebih para pesaing, melalui suatu cara atau banyak cara yang dapat dinilai oleh para pelanggan sehingga mempengaruhi pilihan pelanggan. Strategi diferensiasi sering, tetapi tidak selalu, dihubungkan dengan harga yang lebih tinggi, karena besarnya kenaikan membuat harga kurang tepat pada konsumen. Selain berdasarkan pada keungulan biaya rendah, keberhasilan strategi akan dibedakan dalam banyak cara, diantaranya dengan cara menaikkan penampilannya, kualitas, prestise, ciri utama, jaminan pelayanan, reliabilitas atau keyakinan pada produk. Maksud diferensiasi adalah memudahkan penyediaan nilai yang cukup kuat pada barang bagi pelanggan dan diharapkan para pelanggan menyadari bahwa nilai itu ada, yang selanjutnya manfaat akhirnya harus dapat mempengaruhi keputusan pelanggan. Jika maksud diferensiasi ini dapat terlihat dengan mudah dikenali dalam ukuran atau secara mudah dicocokkan atau dihitung oleh pelanggan, maka suatu SCA yang effektive akan terjadi. Untuk mengembangkan maksud diferensiasi perlu adanya pedoman dari sudut pandang pelanggan. Bagaimana penggunaan produk oleh pelanggan, harus dicermati secara mendalam untuk mengerti komponen-komponen apa yang memenuhi harapan. Secara keseluruhan tujuan diferensiasi meningkatkan pembelian, kepuasan atau loyalitas pelanggan. Oleh karena itu analisa pelanggan dan pesaing harus dapat memberikan makna perbedaan guna meningkatkan nilai manfaat yang sesuai. Akhirnya maksud diferensiasi yang diusulkan harus diperiksa dengan menentukan reaksi para pelanggan dan barangkali dengan melakukan analisa ekonomi dan sudut pandang pelanggan. 2.6.Strategi Diversifikasi Peng-anekaragaman atau diversifikasi adalah seni memasuki pasar melalui pasar dan produk yang berbeda dari apa yang sekarang telah dilakukan perusahaan. Pada bab sebelumnya dibahas dua bentuk strategi pertumbuhan , yaitu ekspansi produk dan pasar, dimana biasanya untuk masuk ke pasar melalui pasar-produk baru. Hal ini selanjutnya merupakan diversifikasi. Diversifikasi dapat juga melibatkan dua hal yaitu produk baru dan pasar baru. Strategi diversivikasi dapat diterapkan dengan melakukan akuisisi atau merger, atau dengan memulai suatu bidang bisnis baru. Sebuah perusahaan tembakau membeli sebuah perusahaan makanan, sebuah perusahaan coke membuka bisnis anggur, sebuah perusahaan kimia menyediakan kolam renang atau sebuah perusahaan aerospace memulai pembuatan onderdil. Diversivikasi dapat dikelompokkan kedalam diver-sivikasi yang berhubungan dan yang tidak ada hubungan. Suatu penggolongan yang berhubungan adalah dalam bisnis yang beraneka yang menyediakan daya untuk membangkitkan upaya ekonomi atau synergis yang berdasar pada ketrampi-lan atau sumber daya. Dalam diversivikasi yang berhubun-gan , hasil kombinasi bisnis mampu untuk mencapai pen-ingkatan ROI. Hal ini disebabkan adanya peningkatan penghasillan(revenue), menurunkan biaya, atau penurunan investasi, yang dapat diwujudkan dalam berbagai rangkai-an atribut produk.

74

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Kegiatan Belajar 3 Bisnis Ritel: MENJELASKAN DISTRIBUSI 1. Distribusi Usaha Ritel 1.1. Pengertian Distribusi Dan Saluran Disrtibusi Dalam kamus besar bahasa Indonesia, distribusi berarti penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau beberapa ke beberapa tempat, sedangkan dristributor berarti orang atau badan yang bertugas mendistribusikan barang (dagangan); penyaluran. Setelah barang selesai di buat oleh produsen,tentu perlu adanya distribusi agar barang tersebut sampai ke tangan pelangan atau konsumen. Produk yang telah siap di pasarkan tersebut di kirim (biasanya juga sekaligus di jual) ke distributor,yang kemudian distributor tersebut menjualnya kepada paritel atau konsumen atau pelangan Untuk menempatkan suatu barang atau jasa pada tempat yang tepat dan dengan kualitas serta jumlah yang tepat,harga yang tepat dan waktu yang tepat pula,di butuhkan saluran distribusi yang tepat pula. Bila perusahan salah dalam memilih saluran distribusi,dapat menggangu kelancaran arus barang dari produsen/perusahan ke tangan konsumen atau pelanggan. Oleh karena itu, pemilihan saluran distribusi yang tepat akan bermanfaat dalam mencapai sasaran penjualan yang di harapkan. Hanya sedikit produsen yang menjual barang mereka secara langsung ke tangan pelanggan, kebanyakan produsen mengunakan perantara untuk membawa produk mereka ke pasar. Beberapa pengertian saluran distribusi menurut beberapa ahli antara lain: menurut kotler, saluran distribusi merupakan sekelompok organisasi saling tergantung dan membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk di gunakan/di konsumsi oleh konsumen atau penguna bisnis menurut meyer, saluran distribusi adalah jalur yang berbeda-beda di mana barang bergerak mengalir dari produsen ke konsumen. menurut alex s. nitisimeto ,saluran distribusi adalah lembagalembaga distributoratau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang-barang atau jasajasa dari produsen ke konsumen. Dari definisi-definisi tersebut dapat di ketahui adanya beberapa unsur penting dari saluran distribusi, yaitu: 1)saluran distribusi merupakan jalur yang di pakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih. 2)saluran distribusi mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dan dari produsen kepada konsumen 3)saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu,jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran 4)saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan system kegiatan (fungsi)yang lengkap dalam menyalurkan produk. 1.2. Jenis saluran distribusi Produsen dapat menyalurkan produknya dengan cara yang berbeda,yaitu produsen menjual langsung ke pelanggan/konsumen (saluran distribusi 75

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

langsung); atau dengan menggunakan perantara (saluran distribusi tidak langsung). Pada saluran distribusi langsung, produsen menjual secara langsung produknya kepada konsumen/pelanggan, tanpa menggunakan perantara. Jenis saluran distribusi ini di sebut juga dengan saluran pemasaran langsung. Salah satu perusahaan yang menggunakan jenis saluran pemasaraan langsung adalah perusahaan komputer Dell. Saluran distribusi tidak langsung merupakan saluran pemasaran tidak langsung yang memiliki satu atau beberapa perantara.perantara tersebut antara lain distributor,pedagang grosir dan peritel. Perpindahan barng dari produsen ke gudang perantara di sebut juga dengan distribusi primer, sedangkan perpindahan barang dari gudang perantara ke toko pelanggan di sebut juga dengan distribusi sekunder. Pada saluran distribusi tidak langsung, perantara biosa membantu produsen dalam mempromosikan produk.dari sudut padang produsen, semakin banyak jumlah perantara, berarti semakin sedikit kendali dan semakin besar kompleksitas saluran. 2. Faktor-Faktor Yang Perlu Di Pertimbangkan Dalam Memilih Saluran Distribusi Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan mampu mendorong peningkatan penjualan yang di harapkan, sehingga kelangsungan hidup perusahan dapat terjamin. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih saluran distribusi, antara lain sebagai berikut.
market consideration product consideration

PERTIMBANGAN MEMILIH SALURAN DISTRIBUSI


middle consideration company consideration

pertimbangan pasar (market consideration). Keadaan pasar merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih saluran distribusi produk yang akan dipasarkan.keadaan pasar meliputi jumlah pelanggan, pola pembelian pelanggan,kebiasaan berbelanja, dan reaksi pelanggan terhadap berbagai metode penjualan. pertimbangan barang (product consideration). Karakteristik produk mempengarui pemilihan saluran disatribusi di lihat dari tingkat standaritas, tuntutan layanan, dan harga per unit. pertimbangan perusahaan ( company consideration). Dari segi perusahaan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah sumber

76

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

pembelanjaan, pengalaman dan kemampuan manajemen, pengawasan, pelayanan yang diberikan oleh penjual. pertimbangan perantara (middle consideration). Dari karakteristik perantara , faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi dapat dilihat dari beberapa faktor , antara lain pelayanan yang baik dari perantara (seperti misalnya menyediakan fasilitas penyimpanan), kegunaan perantara , sikap perantara terhadap kebijakan produsen, volume pejualan, dan biaya penyaluran yg ringan.

3. Jenis-jenis perantara Setelah menentukan saluran distribusi yang akan dipakai,produsen perlu menentukan jumlah perantara yang ditempatkan.adapun jenis perantara adalah sebagai berikut.

1. Pedagang besar/distributor/agen tunggal Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung.pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang wilayah/daera tertentu dari produsen.contoh dari agen tunggal adalah seperti ATPM atau singkatan dari Agen Tunggal Pemegang Merek untuk produk mobil. 2. Pedagang menengah /agen/grosir Agen adalah pedagang yang membeli atau mendapat barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal,yamng biasanya akan diberi daera kekuasaan penjualan/pedagang tertentu yang lebih kecil dari daera keuasaan distributor.Contohnya seperti pedagang grosi beras di pasar induk kramat jati. 3. Pedagang eceran/ritel (pengecer/peritel) Peritel adalah pedagang yang menjual barang yang dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran/ritel.contoh pedagang ritel adalah alfamart dan indomart. 4. Impotir/pengipor Impotir adalah perusahaan yang berfungsi menyalurkan barang dari luar negri ke negara asalnya.Contoh impor jeruk lukam dari cina ke Indonesia. 77

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

5. Eksportir/pengekspor Eksportir adalah perusahaan yang berfungsi menyalurkan barang dari suatu Negara ke Negara lain.contoh ekspor produk kerajinan ukiran dan pasir laut ke luar negeri. 4. Strategi Distribusi Eceran/Ritel Untuk mendapat keuntungan yang lebih besar,produsen membutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk menyalurkan baramng atau jasa dagangannya ke tangan konsumen. Ada tiga strategi dalam distribusi , yaitu sebagai berikut. 1. Strategi distribusi intensif Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk daganganya pada banyak peritel serta distributor di berbagai tempat. Teknik ini cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi, seperti misalnya sikat gigi, deterjen, koran, majalah, dan air mineral. 2. Strategi distribusi selektif Strategi selektif adalah strategi distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daera pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau peritel saja pada suatu daera.contoh barang yang didistribusikan menggunakan saluran distreibusi selektif adalah produk elektronik dan produk kendaraan bermotor. 3. Strategi distribusi eksklusif Distribusi eksklusif adalah strategi distribusi dengan memberikan hak distribusi suatu produk pada satu atau dua distributor atau peritel saja pada suatu area tertentu. Barang atau jasa yang ditawarkan pada jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh barang yang didistribusikan dengan menggunakan saluran distribusi eksklusif adalah mobil mewah dan pakaian wanita dengan merek tertentu. Kegiatan Belajar 4 Bisnis Ritel: MELAKUKAN RISET PEMASARAN A. Sistem Informasi Pemasaran Menilai Kebutuhan Informasi Pemasaran Informasi merupakan bahan dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran. Informasi bagi usaha ritel dikelola dengan mudah, sederhana dan informal, sehingga usaha ritel sering tidak memiliki unit kerja yang mengelola informasi dalam proses pengumpulan bahan baku, pengolahan maupun proses distribusi. Semakin besar dan rumit perusahaan, ditambah denagan meningkatnya persaingan dan perubahan lingkungan, kebutuhan akan system informasi yang lebih formal dan sistematis akan semakin meningkat. Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna, yaitu berupa pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Pelaku\pemasar ritel membutuhkan informasi untuk membantu mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. a. Siapa yang merupakan kelompok pelanggan sasran untuk usaha ini? 78

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

b. Dimanakah sebaiknya lokasi usaha ritel? c. Oada jam berapa\kapan toko atau tempat usaha lain beroprasi? d. Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan berbagi produk barang dan jasa? e. Berapakah harga yang harus ditetapkan pada tiap produk? f. Kapan dan dimana produk atau jasa baru sebaiknya ditawarkan? g. Layanan seperti apakah yang diharapkan pelanggan? Informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan pemasaran, hendaknya tidak dibuat secara kebetulan berdasarkan perasaan atau intuisi. Untuk memperoleh informasi yang berguna, hal pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data,kemudian mengolahnya sesuai kebutuhan sehingga menjadi informasi,selanjutnya menyajikan hasilnya kepada si pembuat keputusan pemasaran. Informasi yang dihasilkan dari data-data tersebut lebih terarah karena data-data tersebut telah diolah (dikumpulkan,dipilah,dianalisis,dan dievaluasi) sesuai dengan kebutuhan.

Sistem Informasi Pemasaran


Data internal
informasi dari data internal perusahaan Laporan keuangan Neraca dan R/L

Intelejen Pemasaran

tenaga penjualan perantara (distributor) informasi pemasok di luar perusahaan pusat informasi pemasaraan

Riset Pemasaran

desain, kumpulan analisis dan laporan sistematis tentang data yang berhubungan dengan situasi pemasaraan tertentu yang di hadapi sebuah organisasi

Sistem informasi pemasaran terdiri dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevluasi, dan mendistribusikan informasi yang di perlukan dengan segera dan akurat kepada si pembuat keputusan pemasaran. Sistem informasi pemasaran dapat di peroleh dari: a. Data internal informasi utama yang di perolehkan dalam system informasi pemasaran adalah informasi dari data internal perusahaan yang meliputi data penjualan, persediaan, pesanaan, utang, piutang, dan sebagainya, atau dengan kata lain, data internal di peroleh dari data dalam jaringan perusahaan. Data internal biasanya dapat di akses lebih cepat dan murah dari pada sumber informasi lain,sehingga informasi terbaru dapat di peroleh setiap di perlukan. b. Intelejen pemasaran menurut kotler (2006),intelejen pemasaraan merupakan kumupulan dan analisis systematis dari informasi yang tersedia secara umum mengenai pesaing dan

79

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

perkembangan di pasar.sistem intelejen pemasaran dapat didefinisikan sebagai prosedur dan sumber yang di gunakan perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan dalam lingkungan pemasaraan.sumber informasi yang dapat di dapatkan meliputi: 1) tenaga penjualan 2) perantara (distributor) 3) informasi pemasok di luar perusahaan 4) pusat informasi pemasaraan c. Riset pemasaraan di samping informasi internal maupun eksternal (intelejen pemasaraan),perusahaan juga melakukan kegiatan khusus dalam menghadapi masalah maupun peluang yang dihadapinya. Riset pemasaraan merupakan desain, kumpulan analisis dan laporan sistematis tentang data yang berhubungan dengan situasi pemasaraan tertentu yang di hadapi sebuah organisasi.perusahaan dapat melakukan survey,pengujian pasar atau produk,peramalan penjualan,menguji efektivitas periklanan dengan suatu penelitian pemasaraan. Menurut Kolter (2008), riset pemasaran terdiri dari empat proses, yaitu mendefinisikan masalah dan tujuan riset, mengembangkan rencana riset, mengimplementasikan rencana riset, serta menerjemahkan dan melaporkan hasil tujuan riset. 1) Mendefiniskan masalah dan tujuan riset Mendefiniskan masalahn dan tujuan riset sering menjadi tahap tersulit dalam proses riset. Manajer merupakan oran yang paling memahami keputusan tentang informasi mana yang diperlukan, periset adalah orang yang paling memahami riset pemasaran dan cara memperoleh informasi. Manajer dan periset harus sepakat dalam menetapkan masalah dan tujuan dilakukannya riset. Setelah masalah didefinisikan dengan cermat, selanjutnya adalah menetapkan tujuan riset. Pernyataan masalah dan tujuan riset akan memandu keseluruhan riset. Manajer dan periset harus menulis pernyataan tersebut untuk memastikan bahwa mereka menyepakati tujuan dan hasil yang diharapkan dari riset tersebut. 2) Mengembangkan rencana riset Setelah masalah dan tujuan riset didenifisikan, periset harus menentukan informas tepat yang diperlukan, mengembankan rencana untuk mengumpulkan informasi, dan mempresentasikan rencana kepada pihak manajemen. Rencana riset memuat segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan riset. 3) Mengimplementasikan rencna riset Selanjutnya periset menerapkan rencana riset pemasaran ke dalam tindakan nyata. Penerapan rencana riset meliputi kegiatan mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi. Fase pengumpulan data riset biasanya merupakan fase termahal dan paling sering terjadi kesalahan. Periset harus cermat mengamati dan memastikan bahwa rencana itu di implementasikan dengan benar. Periset juga harus memproses dan menganalisis data yang tekumpul untuk mengisolasi informasi dan penemuan penting.

80

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

4) Menerjemahkan dan melaporkan penemuan Sekarang periset harus menerjemahkan penemuan dan menarik kesimpulan serta melaporkan penemuan tersebut kepada menejemen. Data yang disajikan haruslah apa adanya, tidak dilebih-lebihkan apalagi dikurangi untuk menyenangkan hati menejer. Periset harus menampilkan penemuan penting yang berguna dalam keputusan besar yang dihadapi menejemen. Interprestssi tidak hanya menjadi tanggung jawab periset, manajer juga harus memahami tentang masalah dan keputusan yang harus dibuat dari data hasil riset. Riset terbaik tidak ada artinya jika manajer menrima secara mentah-mentah kesalahan interprestasi dari periset. Diskusi antara periset dan menejer akan menunjukan interprestasi yang baik. Dengan adanya sumber-sumber informasi, maka para peritel ataupun pelaku bisnis lainya akan mengetahui bahwa informasi itu sangat penting untuk bvahan masukan bagi pengambilan suatu keputusan dalam bisnis. Usaha kecil, termasuk juga para peritel dengan berskala kecil, dan organisasi nirlaba sering beranggapan bahwa riset untuk mendapatkan informasi pemasaran hanya dapat dilakukan oleh para ahli di perusahaan besar dengan anggaran riset yang besar. Namun, banyak teknik riset pemasaran yang dapat digunakan yang tidak terlalu formal,dan sedikit atau bahkan tanpa biaya. Misalnya dengan meneliti lingkungan sekitar mereka, bagaimana perilaku berbelanja pelanggan, produk apa saja yang sering dibeli,dan lain sebagainya. Informasi Pengembangan Usaha Ritel Usaha ritel di Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat seiring dengan bergesernya gaya hidup tradisional ke modern. Oleh karenanya peluang ini dimanfaatkan oleh peritel yang mempunyai modal besar dan dengan kemampuan manajemen title menejemen ritel modern yang baik melalui jaringan maupun secara individual, serta bberkemampuan mencari modal asing seperti jaringan minimarket maupun hypermarket asing yang sudah ada di Indonesia saat ini . Agar berhasil dalam pasr ritel yang kompetitif,pelaku ritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh Karena itu, pemahaman terhadap pelaku ritel terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Peluang pemsaran menurut Maruf pada Sopiah dan Syihabudhin (2008) adalah peluang bagi peritel untuk meningkatkan penjualan sekaligus laba dengan cara cara yang secara umum memuaskan konsumen. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengunakan analisis SWOT (strenght,weakness, Opportunity,threats) yaitu mengevaluasi kelebihan dan kekurangan serta peluang dari ancaman yang di hadapi dalam penjalankan usaha. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melakukan riset pemasaran dalam kegiatan ritel, terutama dalam hal perilaku konsumen adalah sebagai berikut: a. Menganasis kebutuhan konsumen Sebuah perusahaan tidak bisa melayani seluruh konsumen yang ada dipasar. Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda serta cara pemenuhan yang berbeda pula. Misalnya toko buku memiliki sasaran 81

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

konsumen yang memerlukan informasi, atau rumah sakit yang memiliki target konsumen yang memerlukan layanan kesehatan. Kegiatan pengelompokan konsumen menurut karakteristik tertentu untuk tujuan kegiatan pemasaran disebut juga dengan segmenting/segmentasi. Segmentasi pasar membuat penjualan produk menjadi lebih efektif. Kesalahan dalam penentuan pasar sasaran akan memengaruhi tercapainya tujuan perusahaan. Segmentasi bila dilakukan dengan mengelompokan konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, ataupun geografis (tempat tinggal konsumen). Misalnya toko kosmetik menjual alat-alat kecantikan dan kosmetik untuk wanita. b. Mengidentikasi Kebutuhan Konsumen Dalam melakukan pelayanan terhadap pelangan ,hal pertama yaqng harus dilakukan adalah mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan. Berikut cara-cara yang efektif dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan: 1) Mendengarkan dengan baik dan bersungguh-sungguh tutur kata para pelanggan. Ketika pelanggan sedang berbicara,perhatikan dan dengarkan dengan seksama. 2) Mencatat dengan cermat dan tepat setiap kebutuhan yang diperlukan pelanggan. Semua kebutuhan pelanggan hendaknya dicatat dalam nota penjualan agar tidak lupa. 3) Berusaha memahami semua kebutuhan pelanggan. 4) Menjelaskan/mengulang kembali kebutuhan pelanggan. Sebutkan kembali satu persatu apa saja produk yang di pesan pelanggan!! 5) Berusaha mewujutkan dan memenuhi kebutuhan pelanggan secepatnya. B. Memilih Produk dan Jasa Tingkat kepuasan pelanggan selalu terkait dan tergantung dengan mutu suatu produk yang dihasilkan oleh produsen. Satu produk dikatakan dikatakan bermutu bila produk tersebut memenuhi kebutuhan pengguna/pelangganya. Pengertian produk menurut Cox (2000), yaitu segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar yang bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang berwujud, tetapi bisa juga tidak berwujud, atau lebih dikenal juga dengan jasa. Jasa adalah semua kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu, seperti jasa layanan salon kecantikan, jasa reparasi mobil, jasa angkutan umum dan jasa layanan antar barang. Peritel akan menawarkan produk yang paling memuaskan kebutuhan pelanggan. Produk dan jasa dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang menggunakanya, yaitu produk industri dan dan produk konsumen. Produk industri adalah produk yang dibeli oleh konsumen untuk diproses lagi atau unyuk kepentingan dalam industri. Sedangkan produk konsumen adalah adlah produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Jenis produk konsumen meliputi: 1. Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product), merupakan produk yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan/konsumen. Dalam membeli produk ini, pelanggan biasanya membandingkan suatu merek dengan merek

82

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

laindan jumlah barang yang dibeli tidak terlalu banyak. Contohnya sabun, permen, dan koran. 2. Produk belanja (shopping product). Dalam membeli jenis produk ini, pelanggan akan membandingkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya dari suatu produk. Produk belanja lebih jarang dibeli dibandingkan dengan produk sehari-hari. Contohnya pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga, jasa hotel, dan tiket maskapai penerbangan. 3. Produk khusus (specialty product), merupakan produk yang memiliki karakteristik unik dimana hanya sekelompok pembeli tertentu yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contoh produk khusus adalah mobil mewah, pakaian rancangan desainer terkenal, dan jasa ahli hukum. 4. Produk yang tidak dicari ((unsought product), merupakan produk yang tidak dikenal atau mungkin dikenal konsumen/pelanggan, tetapi biasanya konsumen tidak pernah berpikir untuk membelinya. Contohnya adalah jasa asuransi jiwa, jasa perencanaan pemakaman, dan ensiklopedia. C. Pendanaan Usaha Ritel Setiap perusahaan dalam menjalankan aktifitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja inidigunakan untuk membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, melakukan kegiatan promosi, dan pengeluaran-pengeluaran lainya untuk membiayai operasi usaha. Ada dua sumber modal yang bisa diperoleh pelaku usaha, yaitu sumber intern dan ekstren. 1. Modal Internal Modal intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, contohnya laba ditahan dan penyusutan (depresiasi). a. Laba ditahan laba ditahan merupakan laba bersih yang disimpan untuk akumulasi dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. b. Depresiasi Depresiasi merupakan alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. 2. Modal Eksternal Modal ekstern adalh modal atau dana yang berasal dari luar perusahaan. Modal ekstern dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu meminjam kepada lembaga keuangan berupa kredit bank dan melalui kerja sama (mitra) dengan perusahaan lain. Kredit Kata kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan. Secara luas, kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadaklan suatu pinjaman, dengan suatu janji pembayaranyaakan dilakukan pada jangka waktu yang disepakati (Eric L. Kohler, 1964). Melalui mpemberian kredit,diharapkan dapat mendapatkan pendapatan pelaku bisnis. Beberapa criteria yang harus dimiliki peminjam kredit(debitur) untuk bisa mendapatkan kredit dikenal dengan istilah the five Cs of credit atau 5c, yamg terdiri dari: 83

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Character (kepribadian atau watak) Sifat atau karakter calon debitur (peminjam) ikut mempengaruhi apakah ia layak/dapat dipercaya untuk menerima kredit atau tidak. Risiko yang diperkirakan bankdan faktor karakter adalah risiko moral, yaitu karena moral debitur. Misalnya debitur tidak dapat membayar atau mengangsur tepat waktunya. Capability (kemampuan dan kesanggupan) Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan riildebitur yang dapat terlihat dari kemampuan manajerial yang menunjukan kemampuan mengelola usah sehingga dapat berkembang dan kemampuan untuk membayar kembali kredit. Untuk dapat meyakinkan pihak kreditur (pemberi kredit), calon debitur harus mampu menunjukan adanya dokumen yang menggambarkan hasil studi kelayakan bagi uasha yang akan didirikan. Capital (modal atau kekayaan) Penilaian terhadap debitur atas besarnya kemampuan modal dan kekayaan usaha. Calon debitur harus membuktikan bahwa usaha yang akan didirikan mempunyai prospek yang cerah. Condition (kondisi) penilaian terhadap kondisi ekonomi nasabah. Dalam hal ini calon debitur harus menunjukan bahwa ia bersungguh sungguh dalam mengajukan kredit, bukan sekedar main-main atau ikut-ikutan tetapi memang telah melalui perhitungan masak-masak. Collateral (jaminan) Collateral merupakan usaha untuk mengamankan kredit.Calon debitur dapat memberikan jaminan yang berupa barang bergerak maupun tidak bergerak,seperti tanah,rumah,polis asuransi,dan surat berharga. 1) Klasifikasi kredit Keberatan kredit menurut Muchdarsyah Sinungan(1991) dapat digolongkan menurut beberapa klasifikasi,antara lain: a) Menurut jangka waktunya Menurut jangka waktunya kredit dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis,antara lain: Kredit jangka pendek(short-term loan),yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun ii) Kredit jangka menengah (medium-tern loan),yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya satu sampai dengan tiga tahun.Biasanya kredit ini untuk menambah modal kerja,misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku> iii) Kredit jangka panjang (long-term loan),yaitu kredit investasi untuk membiayai suatu proyek dan peluasan usaha> b) Menurut jaminannya Menurut jaminanya kredit dapat dibedakan menjadi: 84 i)

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Kredit dengan jaminan (secured loan),yaitu kredit yang disertai penyerahan barang jaminan oleh debitur.jenis barang tersebut sangat tergantung pada jenis kredit yang diberikan,misalnya kredit untuk pembelian mobil atau motor,jaminannya BPKB mobil atau motor tersebut. ii) Kredit tanpa jaminan(unsecured loan),yaitu kredit yang tidak disertai penyerahan barang jaminan dari nasabah. c) Menurut tujuannya Menurut tujuannya kredit dapat dibedakan menjadi: i) Kredit komersial (commercial loan),yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha debitur dibidang perdagangan.kredit komersial meliputi kedit untuk usaha pertokoan,kredit ekspor,dll ii) Kredit komsumtif(consumer loan),yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhna debitur yang bersifat konsumsi.misalnya untuk membeli property (rumah),mobl atau motor,barang elektronik,dan berbagai barang konsumsi lainnya. iii) Kredit produktif9produktive loan),yaitu kredit yang diberikan dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja untuk pembelian bahan baku,pembayaran upah,biaya pengepakan,biaya pemasaran,biaya distribusi,dll. d) Menurut penggunaannya Menurut penggunaanya kredit dapat digolongkan menjadi: i) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk menambah modal kerja debitur. Kredit ini meliputi modal kerja untuk tujuan komersial, industri, kontraktor bangunan,dll. ii) Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan untuk melakukan investasi melalui pembelian barangbarang modal. 2) Fungsi kredit Fungsi transaksi kredit dalam kehidupan perekonomian menurut Muchdarsyah Sinungan (1991) adalah sebagai berikut: a) Kredit dapat meningkatkan kegunan dari uang. Lembaga keuangan akan menyalurkan uang atau modal yang di simpan oleh pemilik uang atau modal tersebut kepada sector-sektor usaha yang produktuif. Simpanan uang atau modal tersebut akan meningkat karena dijadikan modal untuk melaksanakan suatu usaha atau proyek tertentu. b) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. Peredaran uang akan lebih berkembang karena kredit menciptakan mobilitas usaha. 85

i)

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

c) Kredit dapat menciptakan kegairahan usaha. Dengan adanya kredit, pihak debitur akan bekerja semaksimal mungkin agar dihasilkan keuntungan sehinggan dapat melunasi kredit tersebut. d) Kredit sebagai salah satu alat pengendali stabilitas moneter. Kebijakan kredit bisa digunakan untuk menekan laju inflasi, yaitu dengan menyalurkan kredit hanya pada sektorsektor usaha yang produktif dan sector prioritas yang secara langsung berpengaruh pada hajat hidup masyarakat. e) Kredit sebagai sarana peningkatan pendapatan nasional Dengan banyaknya pengusaha yang mendapatkan fasilitas kredit, diharapkan tidak meningkatkan pendapatan mereka dan diharapkan akan dapat berimbas pada peningkatan pendapatan nasional. 3) Macam-macam kredit Macam macam kedit yang dapat diberikan kepada pengusaha kecil, antara lain sebagai berikut: a) Kredit Investasi Kecil (KIK) Kredit Investasi Kecil (KIK) adalah krdit jangkamenengah atau jangka panjang yang diberikan kepada wirausaha atau pengusaha pribumi golongan ekonomi lemah guna membiayai barang modal untuk keperluan rehabilitas perusahaan,modernisasi perusahaan,perluasan usaha dan objek baru. KIK hanya diberikan kepada: pengusaha kecil, pengusaha pribumi,atau yang digolongkan perusahaan Pribumi kalangan profesi pribumi,seperti dokter,pengacara dan lain lain yang memiliki izin usaha/praktik. KIK ini disebut juga KIK provesi. b) Kedit Modal Kerja Permanen (KMKP) KMKP adalah kredit yang diberikan kepada wirausahawan atau pengusaha pribum golongan ekonomi lemah yang membiayai barang modal untuk keperluan modal kerja. Contohnya: untuk bahan baku, bahan pembantu,upah atau gaji sebagainya. c) Kredit Kekayaan Kredit kekayaan merupakan kredit yang diberikan kepada pengusahapribumi golongan ekonomi lemah berdasarkan penilaian atas keberhasilan usaha, dapat bermafaat bagi masyarakat dan sesuia kebijakan pemerintah. Koperasi yang telah memiliki unit usaha yang mampu melaksanakan pekerjaan pemborongan/pembelian, juga termasuk pihak yang meminjam kredit kelayanan. Bank-bank yang dapat memberikan kredit (KIK,KMKP,dan kredit kelayakan) adalah bank umum pemerintah,bank pembangunan Indonesia, bank umum swasta yang telah 86

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

mendapatkan persetujuan bank Indonesia dan bank pembangunan daerah. 4) Pengajuan Kredit Persaratan umum pengajuan kredit adalah sebagai berikut: a) Pemohon adalah seorang pengusaha kecil atau pengusaha pribumi, memiliki atau sedang mengajukan izin usaha, memiliki jaminan yang dapat dipertanggung jawabkan, memiliki bukti pembayaran pajk, dan akta pendirian usaha. b) Kredit yang diajukan benar-benar digunakan untuk kegiatan/usaha produktif. c) Mengajukan permohonan tertulis, dilengkapi dengan syarat-syarat diatas. 5) Prosedur Kredit Untuk mendapatkan kredit, calin debitur harus melalui beberapa prosedur , antara lainsebagai berikut: a) Pengajuan permohonan kredit Permohonan kredit hendaknya diajukan kepada kantor cabang bank pelaksanaan. Dalam hal ini permohonan kredit harus mengetahui bahwa tidak semua bank menyalurkan kredit untuk semua sektor usaha. Tiap bank melayani sektor-sektor usaha tertentu. Informasi tentang jenis (nama) bank yang sesaui dengan usaha yang dilakukan dapat diperoleh melalui kanor dinas koperasi, perdagangan, perindustrian atau salah satu bank pemerintah. b) Melengkapi dokumen Adapun dokumen yang perlu disiapkan adalah: akta pendirian usaha izin usaha (SIUP) tanda dafatar perusahaan (TDP) fotokopi KTP pemohon kredit laporan keuangan permohonan kredit fotokopi rekening (kalau ada) dokumen jaminan yang diajukan (fotokopi/asli) NPWP (nomor pokok wajib pajak) SITU (surat izin tempat usaha) AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) Pola kemitraan Dalam memperoleh modal selain mengajukan kredit ke lembaga keuangan, pelaku bisnis juga bisa bekerja sama dengan pihak lain . selain dapat menambah modal pelaksanaan kemitraan juga dapat memperluas usaha. Bentuk bentuk kerja sama tersebut antara lain: 1] general partnership, dimana semua anggota ikut aktif mengelola usaha dan setiap anggota memiiki tanggung jawab yang sama terhadap perkembangan usaha 2] limited partnership, dimana tidak semua anggota aktif dalam mengelola usaha dan tanggung jawab setiap anggota tidak sama besar. 87

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Untuk menjalin usaha kerja sama diperlikan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, kesepakatan tersebut di tuangkan dalam bentuk persetujuan yang dibuat didepan, pada umumnya hal hal yang termuat dalam persetujuan adalah sebagai berikut: a. Nama nama pihak b. Jumlah penyertaan modal c. Masa berlakinya persetujuan d. Pembagian keuntungan dan kerugian e. Prosedur penambahan patner f. Prosedur penambahan patner g. Prosedur pemberhentianpatner h. Penambahan karyawan i. Tanggung jawab dan wewenang

PRINSIP MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)


Sebagaimana yang dikatakan oleh William J. Stanton (1993:7) bahwa pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan. Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka keempat unsur tadi perlu dirancang sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran.
Bagan Bauran Pemasaran

88

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Kotler (2000) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004)merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (product, price, promotion, place).

PRODUCT

PRICE

4P
PLACE PROMOTION

1. Product (Produk). Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua barang yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide. Dalam membahas apa itu produk tidak akan terlepas dari tiga hal penting yang melekat pada pengertian produk secara fisik, yaitu : a. pemilihan produk b. pembungkus barang c. merk dagang Kebijaksanaan perusahaan dalam memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli (bagi perusahaan dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan. Yang penting disini adalah bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang berarti juga terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Adapun tahapan siklus produk meliputi : tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan, 89

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

tahap kejenuhan dan tahap penurunan.

penjualan

2 1

4 5 waktu

Bungkus barang merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata mempunyai kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang relative berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk tersebut akhirnya akan mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena itu bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk. Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli, maka perusahaan harus mempertimbangkan berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya: membangkitkan hasrat untuk membeli mudah diingat tidak menambah harga jual didesain agar dapat menjaga mutu barang dan aman Merk barang yang dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah menggemari atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan nemilih lagi dalam memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu produk, menganggap sudah cukup memutuskan untuk membeli. 2. Price (Harga) Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. Definisi harga menurut Philip Kotler adalah : price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen

90

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan atas penjualan produk. Dalam hal pemasaran jasa, kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang sebaliknya, jika menghadapi permintaan yang elastis. Prinsip penetapan harga barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan harga, dan menentukan harga akhir. 2) Perusahaan tidak selalu harus berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga. Sasaran lain yang bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan sekarang, memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming) pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas. 3) Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga (elastisitas permintaan terhadap perubahan harga). 3. Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen. Pengertian promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual. Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya. Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang bisa dilakukan, yakni : 91

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

1) Periklanan. Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan melalui komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa, perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster, dsb. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen pasar yang baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman. Periklanan sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio, TV dan internet. 2) Personal selling. Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu yang sering bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan kedua belah pihak. 3) Promosi penjualan. Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan menggunakan alat peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang dan sebagainya. 4) Publisitas dan humas. Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya. 4. Place (Saluran Distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. Keputusan penentuan lokasi dan saluran distribusi yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lain dan terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.

92

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja. Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal seperti sifat pembeli, (kebiasaan membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb), sifat produk, sifat perantara, sifat pesaing, dan sifat perusahaan. Kesemuanya itu perlu dijadikan bahanpertimbangan.

PABRIK

PEDAGANG BESAR

PENGECER

KONSUMEN AKHIR

Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsur apa saja yang sebenarnya juga mempengaruhi saluran distribusi, misalnya tipe perantara. Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien dibandingkan dengan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh produsen, maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukkan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya. Ada tiga jenis perantara, yaitu : 1) Pedagang (wholesaler) adalah perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan dan melakukan fungsi pemasaran di mana barang yang didagangkan dalam jumlah volume penjualan yang besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen akhir yang membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis). 2) Pengecer (retailer) adalah perantara yang berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan pribadi maupun konsumen industri. 3) Agen (agent) merupakan perantara yang ketiga, agen mempunyai perbedaan baik dengan pedagang besar mupun pengecer. Hal ini diperlihatkan pada masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau pedagang besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang dijual maka kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada produsennya.

93

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

CONTOH SALURAN DISTRIBUSI PRODUK FARMASI (OBAT)

Perkembangan marketing mix Pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), maka teori marketing mix terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.

RANGKUMAN BAHAN
1. Mempelajari dunia bisnis maupun terjun ke dunia bisnis sebaiknya perlu wawasan tentang lingkungan bisnis, baik internal maupun eksternal. 2. Konsep kualitas layanan (service quality) pada usaha jasa meruapakan kunci utama keberhasilan menjalin relasi dengan pelanggan/konsumen, mempertahankan pelanggan dan membuat konsumen loyal. 3. Melakukan identifikasi terhadap segmentasi pasar merupakan upaya untuk dapat memasarkan dan meningkatkan volume penjualan, sehingga tingkat laba dapat ditingkatkan. 4. Menganalisis strategi pemasaran melalui konsep pemasaran akan membuat konsumen puas dan menganalisis strategi bersaing adalah upaya untuk mengantisipasi persaingan yang ada. 5. Penerapan prinsip-prinsip dalam Marketing Mix melalui konsep 4P menjadi sasaran utama dari setiap pemasar.

94

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

ANALISIS POTENSI USAHA 1. Jiwa kewirausahaan Motivasi Kepemimpinan Pengambilan resiko Kemampuan merencanakan usaha 2. Jenis Usaha Sebut secara kongkret dan spesifik 3. Sumberdaya manusia (fungsionalisasi tenaga kerja) Jumlah tenaga kerja yg terlibat Fungsionalisasi sesuai kemampuan (mengarah ke job-description) 4. Modal (keuangan) Sumber pendanaan / Pemasukan Pembiayaan / Pengeluaran 5. Material (bahan baku) Jaminan kelancaran pasokan bahan baku 6. Peralatan/perlengkapan produksi Inventarisasi Kapasitas produksi 7. Pemasaran Peluang pasar Menciptakan pasar sendiri atau berdasarkan order 8. Manajemen usaha Kemampuan pengelolaan unit usaha (terutama produksi, pemasaran dan keuangan) 9. Lingkungan usaha internal dan eksternal Faktor pendukung usaha Faktor penghambat usaha BUSINESS PLAN (Adopsi dari Hisrich-Peters, 1995:120) 1. IDENTITAS Nama Usaha dan Alamat Nama Pemilik Nama Pimpinan Usaha Penanggung Jawab Usaha 2. ANALISIS USAHA Resiko Usaha : tinggi/rendah, argumentasinya apa Sumberdaya Ekonomi : modal, peralatan, SDM, manajemen Pasar : peluang, pesaing, prospek usaha / permintaan konsumen 3. DESKRIPSI USAHA Jenis Usaha : bengkel apa? Non-bengkel? Tujuan Usaha 95

PLPG Rayon 138: Pendalaman Materi

4. PERENCANAAN UNIT USAHA Rincian kegiatan/program : Jangka Pendek dan Menengah 5. PERENCANAAN PEMASARAN Produk apa yg akan dihasilkan Penentuan harga Pemasaran / distribusi produk Promosi 7. PERENCANAAN ORGANISASI Bentuk Usaha : usaha bersama, koperasi Struktur Organisasi dan Tanggungjawab Masa Kerja Pengurus 8. SISTEM BALAS JASA PENGURUS Bagi Hasil : Yayasan-Sekolah-Unit Usaha Jasa Pengurus Unit Usaha 9. LAMPIRAN : Kontrak Kerja dan Dokumen lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Fandy Tjiptono, 2004, Pemasaran Jasa, Bayu Media Malang. Kotler dan Armstrong, (terjemahan Alexander Sindoro), 2000, Dasar-dasar Pemasaran, Prenhallindo, Jakarta. Michael E Porter, the Five Competitive Force that Shape Strategy, Harvard Business Review, January 2008 Zeithaml, Parasuraman, Berry ,1990. Delivering Quality Service, New York : The Free Press (Lihat juga Subhash et al.,2000, International Journal Of Retail and Distribution Management).

96

Modul 2

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DAFTAR ISI

Kompetensi Dasar dan Indikator ................................................................... 97 Strategi Pembelajaran .................................................................................. 98 Media Pembelajaran ..................................................................................... 100 Penilaian Hasil Belajar ................................................................................. 116 Daftar Pustaka .............................................................................................. 129

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

KOMPETENSI DASAR Kompetensi yang ingin dicapai melalui kegiatan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) adalah guru mampu merancang model dan media pembelajaran serta melakukan evaluasi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran Pemasaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam beberapa indikator berikut: 1. Merancang penggunaan strategi pembelajaran 2. Mengimplementasikan model pembelajaran 3. Menerangkan pengertian media pembelajaran 4. Menjelaskan fungsi / manfaat media pembelajaran 5. Mengidentifikasi jenis-jenis media pembelajaran menurut penggolongan tertentu 6. Memilih dan menggunakan media yang sesuai untuk pembelajaran Pemasaran/ Kewirausahaan di SMK 7. Mengembangkan media pembelajaran Pemasaran/ Kewirausahaan 8. Menerangkan konsep, tujuan, manfaat, dan fungsi penilaian. 9. Merencanakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode 10. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode 11. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk meningkatkan tingkat ketuntasan belajar.

97

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

STRATEGI PEMBELAJARAN A. Pendekatan-pendekatan Belajar 1. Pendekatan Kontekstual di Kelas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) atau pendekatan kontektual memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). 2. Accelerated Learning a. Prinsip-prinsip Dasar 1) Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. 2) Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi.. 3) Kerja sama membantu proses belajar. 4) Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. 5) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri. 6) Emosi positif sangat membantu pembelajaran. b. Tahap-tahap Pembelajaran Kegiatan belajar pada umunya dapat dikategorikan menjadi tahap meliputi, Persiapan (Preparation), Penyampaian (Presentation), Pelatihan (Practice), dan Penampilan (Performance). 1) Tahap Persiapan (Preparatian) Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan pembelajar untuk belajar. Persiapan belajar ibarat mempersiapkan tanah untuk ditanami benih. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses persiapan adalah : a) Sugesti Positif b) Lingkungan Fisik Positif c) Tujuan Yang Jelas dan Bermakna d) Persiapan Sarana Pembelajaran e) Lingkungan Sosial yang Positif f) Keterlibatan Penuh Pembelajar g) Rangsangan Rasa Ingin Tahu 2) Tahap Penyampaian (Presentation) Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan pembelajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. 3) Tahap Pelatihan (Integration) Tahap ini merupakan tahap utama mencakup kurang lebih 70% pengalaman belajar. Dalam tahap ini sebenarnya pembelajaran berlangsung, bagaimanapun apa yang dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan pembelajar yang akan menjamin proses belajar dan bukan yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh instruktur. 4). Tahap Penampilan

98

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi tindakan. Tahap ini dapat dilaksanakan misalnya dengan cara : a). Penerapan segera di dunia nyata; b). Menciptakan dan melaksanakan rencana aksi; c). Pengarahan berkelanjutan; d). Akativitas penguatan lanjutan; e). Evaluasi prestasi dan umpan balik; f). Aktivitas dukungan kawan-kawan; 3. Quantum learning a. Pengantar Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai suggestology atau suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan mempengaruhi hasil situasi belajar, baik sugesti positif ataupun negatif. b. Komponen-komponen Penting Dalam Quantum Learning 1). Menata Latar Belajar 2). Memupuk Sikap Juara 3). Menemukan Gaya Belajar Sendiri 4). Teknik Mencatat Tingkat Tinggi 5). Meningkatkan Daya Ingat 6). Meningkatkan Kemampuan Membaca 7). Berpikir Logis dan Kreatif 4. Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) Pembelajaran kooperatif mengupayakan seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan, ia menjadi nara sumber bagi teman yang lain. Manfaat Pembelajaran CL bagi siswa: Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerjasama. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif, sehingga pembelajaran kooperatif siswa akan tahu kedudukannya dan belajar untuk saling menghargai satu sama lain. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik, sehingga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit

99

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN A. Pengertian Media Pembelajaran Istilah media, berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Association for Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi. Heinich, dkk (Arsyad, 1997) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Lebih lanjut, Rahardjo menyatakan bahwa media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut (Fadil, 2008). Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Gagne dan Briggs (Arsyad, 1997) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Yusufhadi Miarso (1985) dalam salah satu artikelnya memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat visual (alat peraga) dalam kegiatan pembelajaran, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, guna meningkatkan motivasi belajar, memperjelas serta mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi retensi (daya serap) siswa. Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar ini Edgar Dale (1969) dalam bukunya Audio visual methods in teaching membuat klasifikasi pengalaman berlapis menurut jenjang/tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian terkenal dengan nama Kerucut Pengalaman (the cone of experience) dari Edgar Dale, yang terdiri dari 11 jenjang. Kerucut pengalaman Dale ini dapat dipakai sebagai pedoman dalam memilih alat bantu apa yang sesuai untuk dipergunakan oleh guru.

100

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Sumber: http://www.willatworklearning.com/2007/11/index.html Secara praktis media pembelajaran memiliki beberapa fungsi penting, antara lain: 1. Mengkonkretkan konsep-konsep yang bersifat abstrak, dengan menggunakan gambar, skema, grafik, model, dll., sehingga dapat mengurangi verbalisme. Misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah. 2. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak dapat berfungsi secara maksimal. 3. Membangkitkan motivasi, sehingga dapat memperbesar perhatian individual siswa untuk seluruh anggota kelompok belajar sebab jalannya pelajaran tidak membosankan dan tidak monoton. 4. Memfungsikan seluruh indera siswa, sehingga kelemahan dalam salah satu indera (misal: mata atau telinga) dapat diimbangi dengan kekuatan indera lainnya. 5. Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita yang sukar diperoleh dengan cara-cara lain selain menggunakan media pembelajaran. 6. Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung antar siswa dengan lingkungannya. Misalnya dengan menggunakan rekaman, eksperimen, karyawisata, dsb. 7. Memberikan uniformitas atau keseragaman dalam pengamatan, sebab daya tangkap setiap siswa akan berbeda-beda tergantung dari pengalaman serta intelegensi masing-masing siswa. 8. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. Misalnya berupa rekaman, film, slide, gambar, foto, modul, dsb. 9. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Banyak hal yang tak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh siswa karena:

101

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

a. Objek terlalu besar, misalnya candi, stasiun, dll; dengan media objek tersebut dapat ditampilkan di hadapan siswa. b. Objek, makhluk hidup dan benda, yang terlalu kecil untuk diamati dengan mata telanjang. Misalnya, bakteri, protozoa, dll. Kaca pembesar sebagai salah satu bentuk media pembelajaran dapat memperbesar dan memperjelas objek-objek tadi. c. Gerakan-gerakan yang terlalu lambat untuk diamati, misalnya proses pemekaran bunga, dapat diikuti prosesnya dalam beberapa saat saja berkat media fotografi (timelapse photography). d. Gerakan-gerakan yang terlalu cepat sehingga sulit ditangkap mata biasa, misalnya, kepakan sayap burung, kumbang, dan lain-lain dapat diamati berkat media (dengan slow motion). e. Objek yang dipelajari terlalu kompleks. Media dalam bentuk diagram atau model dapat digunakan untuk menyederhanakan obyek yang bersangkutan agar lebih mudah dimengerti. f. Suara yang amat halus atau suara guru yang telalu lemah dapat didengar dengan jelas berkat media. g. Rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan geografi secara umum dapat diatasi. Kehidupan ikan di dalam laut atau kehidupan singa di hutan dapat dihadirkan ke depan kelas. h. Objek yang berbahaya dan sulit untuk dibawa ke dalam kelas, seperti binatang buas, bola bumi, dan sebagainya. i. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya 10. Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri. 11. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak 12. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa. Sejalan dengan pendapat di atas, Ely menyebutkan manfaat media dalam pengajaran adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan kecepatan belajar (rate of learning), membantu guru untuk menggunakan waktu belajar siswa secara baik, mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi dan membuat aktivitas guru lebih terarah untuk meningkatkan semangat belajar b. Memberi kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan memperkecil atau mengurangi kontrol guru yang tradisional dan kaku, memberi kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya serta memungkinkan mereka belajar menurut cara yang dikehendakinya. c. Memberi dasar pengajaran yang lebih ilmiah dengan jalan menyajikan/ merencanakan program pengajaran yang logis dan sistematis, mengembangkan kegiatan pengajaran melalui penelitian, baik sebagai pelengkap maupun sebagai terapan. d. Pengajaran dapat dilakukan secara mantap karena meningkatnya kemampuan manusia untuk memanfaatkan media komunikasi, informasi dan data secara lebih konkrit dan rasional.

102

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

e. Meningkatkan terwujudnya kedekatan belajar (immediacy learning) karena media pengajaran dapat menghilangkan atau mengurangi jurang pemisah antara kenyataan di luar kelas dan di dalam kelas serta memberikan pengetahuan langsung. f. Memberikan penyajian pendidikan lebih luas, terutama melalui media massa, dengan jalan memanfaatkan secara bersama dan lebih luas peristiwa-peristiwa langka dan menyajikan informasi yang tidak terlalu menekankan batas ruang dan waktu. C. Klasifikasi Media Pembelajaran Banyak sekali media yang dapat dipakai dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keanekaragaman media ini maka terdapat berbagai cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan klasifikasi media, atas dasar kategori-kategori tertentu. Misalnya saja media itu dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Media cetak dan non cetak 2. Media elektronik dan non elektronik 3. Media proyeksi dan non proyeksi 4. Media audio, visual dan audio-visual 5. Media yang daya liputnya luas & serentak, dan yang daya liputnya terbatas ruang dan tempat,serta media untuk pembelajaran individual. 6. Media yang sengaja dirancang (by design) dan media yang dimanfaatkan (by utilization). Rudy Bretz (Asra, 2007) membuat klasifikasi media atas dasar ciri utamanya menjadi 3 unsur pokok yaitu suara, bentuk visual dan gerak. Di samping itu dia juga mengadakan klasifikasi antar media rekaman dan media telekomunikasi (transmisi). Atas dasar 2 hal di atas, maka dia menemukan 7 klasifikasi media yaitu: 1. Media audio visual gerak, merupakan media paling lengkap karena menggunakan kemampuan audio-visual dan gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi, televisi, dan animasi. 2. Media audio visual diam, memiliki kemampuan audio-visual tanpa kemampuan gerak, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide. 3. Media Audio semi gerak, menampilkan suara dengan disertai gerakan titik secara linear dan tidak dapat menampilkan gambar nyata secara utuh, seperti: tulisan jauh bersuara 4. Media visual bergerak, memiliki kemampuan visual dan gerakan tanpa disertai suara, seperti: film bisu 5. Media visual diam, memiliki kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak menampilkan suara maupun gerak, seperti: halaman cetak, foto, slide bisu. 6. Media audio, media yang hanya memanipulasi kemampuan mengeluarkan suara saja, seperti: radio, telepon, pita audio. 7. Media cetak, media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf-huruf dan simbol-simbol verbal tertentu saja, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

103

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Wilbur Schramm (1977) mengklasifikasikan media berdasarkan kompleksitas dan besarnya biaya, menjadi 2 kelompok yaitu media besar / rumit mahal (big-media) dan media kecil/ sederhana murah (little-media). Kategori big media, antara lain: kompuuter, film, slide, program video; sedangkan little media, antara lain: gambar, realia sederhana, sketsa. Ia juga mengklasifikasikan media atas dasar daya jangkau dan liputannya menjadi: (a) Media yang luas dan serentak meliputi banyak audience seperti TV, Radio, (b) Media yang terbatas liputannya seperti: film, slide, kaset, video, dsb. dan (c) Media untuk belajar secara individual (mandiri) seperti: buku, model, program belajar dengan komputer (Computer Assisted Instruction: CAI). Klasek (Asra, 2007) membagi media pembelajaran menjadi: a) media visual, b) media audio, c) media display, d) pengalaman nyata dan simulasi, e) media cetak, f) belajar terprogram, g) pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal Program Computer Aided Instruction (CAI). Secara rinci Anderson mengelompokkan media sebagai berikut: No. Kelompok Media 1. Audio Contoh Media - pita audio (rol atau kaset) - piringan audio - radio (rekaman siaran) - buku teks terprogram - buku pegangan (manual) - buku tugas - buku latihan dilengkapi kaset atau pita audio - pita, gambar, bahan dengan suara pita audio - film bingkai (slide) - film rangkai (berisi pesan verbal) - film bingkai (slide) - film rangkai dengan suara - film bisu dengan judul (caption) - film suara - video - benda nyata - model tiruan - program pembelajaran terkomputer

2.

Cetak

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Audio-cetak Proyeksi visual diam Proyeksi visual-diam dengan audio Visual gerak Visual gerak dengan audio Benda Komputer

Dari beberapa pengelompokkan di atas dapat disimpulkan bahwa media terdiri atas: 1. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi (diorama, dan mock up). 2. Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti kaset audio, radio, MP3 player, iPod. 3. Media audio visual, yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, sound slide. 4. Multimedia, yaitu media yang dapat menyajikan unsure media secara lengkap seperti teks, suara, animasi, video, grafis, dan film.

104

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

5. Media realia, yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunkan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, insektarium, herbarium, air, sawah, dan sebagainya. Selain klasifikasi media di atas, media juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut kriteria aksesibilitasnya, yaitu: 1..Media yang dimanfaatkan (media by utilization), artinya media yang biasanya dibuat untuk kepentingan komersial yang terdapat di pasar bebas. Dalam hal ini, guru tinggal memilih dan memanfaatkannya, walaupun masih harus mengeluarkan sejumlah biaya. 2..Media yang dirancang (media by design) yang harus dikembangkan sendiri. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu merancang dan mengembangkan sendiri media tersebut sesuai dengan sarana dan kelengkapan yang dimilikinya. Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini: Jenis Media 1 2 3 4 5 Gambar Diam S T S S R Gambar Hidup S T T T S Televisi S S T S R Obyek Tiga Dimensi R T R R R Rekaman Audio S R R S R Programmed Instruction S S S T R Demonstrasi R S R T S Buku teks tercetak S R S S R Keterangan : R = Rendah S = Sedang T= Tinggi 1 = Belajar Informasi faktual 2 = Belajar pengenalan visual 3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan 4 = Prosedur belajar 5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik 6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi tujuan 6 R S S R S S S S

D. Pemilihan Media Pembelajaran Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik dan sistematis. Demikian juga dalam menentukan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Heinich, Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya Instructional Media and The New Technologies of Instructions menyusun suatu model prosedural untuk perencanaan penggunaan media yang efektif, yang dikenal dengan akronim ASSURE. Model ASSURE ini terdiri dari 6 langkah, yaitu: 1. Analyze Learner Characteristics 2. State Objectives 3. Select, Modify or Design Materials

105

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

4. Utilize Materials 5. Require Learner Response 6. Evaluate Setiap langkah di atas akan diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut: 1. Menganalisis Karakteristik Siswa (Analyze Learner Characteristics) Tidak semua karakteristik siswa dapat dianalisis oleh guru. Oleh karena itu ada beberapa faktor karakteristik siswa yang perlu dianalisis yang dapat dikelompokkan menjadi: a. karakteristik yang bersifat umum, seperti: umur, tingkat intelegensi, faktor kebudayaan dan sosio ekonomi. Karakteristik yang bersifat umum ini tidak berhubungan dengan isi pelajaran. b. Karakteristik yang bersifat khusus yang berhubungan dan mempengaruhi langsung kepada isi pelajaran, metoda dan media yang akan digunakan. Hal ini meliputi antara lain: 1). Keterampilan Prasyarat (prequisite skills) 2). Keterampilan yang dituju (target skills) 3). Keterampilan untuk mempelajari (study skills) 2. Merumuskan Kompetensi Sasaran (State Objectives) Persyaratan kompetensi sasaran ini hendaknya dibuat sespesifik mungkin agar guru dapat memilih dengan benar metoda dan media yang akan digunakan serta untuk menjamin agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat. 3. Memilih, Merubah dan Merancang Materi Pembelajaran (Select, Modify or Design Materials) Untuk mendapatkan materi yang tepat/cocok bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu 1. Memilih materi pembelajaran yang sudah tersedia, 2. Merubah materi yang sudah ada, dan 3. Merancang pembuatan materi instruksional yang baru. Apabila guru harus merancang sendiri materi pembelajaran ajarannya maka hendaknya hal-hal seperti: tujuan, audience (penerima), biaya, ahli teknik, peralatan, fasilitas dan waktu perlu mendapatkan pertimbangan. 4. Menggunakan Materi (Utilize Materials) Langkah ini berhubungan dengan media itu sendiri. Prosedur penggunaannya meliputi 4 langkah yang harus dikerjakan, yaitu: 1) Melihat lebih dahulu media yang akan digunakan (preview) 2) Menyiapkan lingkungan (prepare the environment) 3) Menyiapkan murid (prepare the audience) 4) Menyajikan materi (present the materials) 5. Memperoleh Respons Siswa (Require Learner Response) Situasi belajar yang paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan kepada murid-murid respon dan penguatan atas respon yang benar. Beberapa jenis media memberikan partisipasi yang lebih banyak dibandingkan jenisjenis media lainnya. Misalnya respon murid terhadap slide (film bingkai) atau film strip (film rangkai) adalah lebih mudah dikembangkan dari respons terhadap film yang bergerak. Demikian juga pengajaran terprogram (programmed instruction) yang didasarkan pada pendapat bahwa respon murid dan penguatannya adalah esensial untuk kegiatan pembelajaran yang

106

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

efektif. Paket kegiatan belajar, teknik audio tutorial, dan kegiatan pembelajaran berdasarkan penggunaan komputer (Computer Assisted Instruction = CAI) adalah beberapa contoh tentang digunakannya prinsip pemrograman respon dan penguatannya kedalam berbagai media pembelajaran. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi memiliki tujuan pokok untuk menilai hasil kegiatan pembelajaran yang dicapai. Evaluasi hendaknya dilakukan pada sebelum, selama dan sesudah berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran yang biasa dikenal dengan pretest, diperlukan untuk mengukur karakteristik siswa untuk menjamin bahwa terdapat kesesuaian antara keterampilan siswa yang telah dimiliki dengan materi pembelajaran, metode serta media yang akan digunakan. Terdapat beberapa prinsip dalam memilih media, diantaranya dengan mempertimbangkan beberapa komponen berikut: a. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai (standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator). Dari tujuan pembelajaran dapat dianalisis media apa yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. b. Materi pembelajaran, yaitu bahan yang akan diajarkan dalam kegiatan pembelajaran. Setiap materi memiliki kekhasan dan kekompleksan c. Karakteristik siswa. Sifat-sifat dan cirri media yang akan digunakan dikaitkan dengan karakteristik siswa (minat, kebutuhan, kondisi siswa). d. Efektifitas dan efisiensi. Media yang memerlukan peralatan yang mahal belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Media yang sederhana juga belum tentu tidak memiliki nilai. e. Kemampuan guru untuk mengoperasikannya. Media yang mutakhir memerlukan kemampuan khusus untuk mengoperasikannya. Media secanggih apapun tidak akan bias menolong tanpa kemampuan teknis mengoperasikannya. Selain cara di atas, terdapat cara lain untuk memilih suatu media pembelajaran, yaitu dengan mempertimbangkan 6 hal yang dapat disingkat menjadi kata ACTION, yaitu: Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty. 1. Access. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh siswa? 2. Cost. Biaya perlu dipertimbangkan dalam memilih media. Media yang canggih biasanya cenderung mahal. Namun, mahalnya biaya harus kita hitung dengan aspek manfaatnya. Media yang efektif juga tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek-objek untuk dijadikan media dengan biaya yang murah namun efektif. 3. Technology. Jika ingin memilih media tertentu, kita perlu memperhatikan apakah teknologi tersedia dan mudah menggunakannya? Misalnya kita ingin menggunakan media audio visual, perlu dipertimbangkan apakah ada listrik, voltase listrik sesuai dan cukup? 4. Interactivity. Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.

107

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

5. Organization. Dukungan organisasi juga perlu dipertimbangkan. Apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Apakah di sekolah tersedia pusat sumber belajar? 6. Novelty. Kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa. Cara pemilihan media di atas mengasumsikan bahwa media pembelajaran sudah tersedia dan kita tinggal memilih. Namun jika kita akan merancang media pembelajaran, hendaknya melalui tiga tahap utama, yaitu (Asra, 2007): 1. Define, yaitu fase merumuskan tujuan, rancangan media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek perancangan lainnya. 2. Develop, yaitu fase pengembangan, dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media yang akan dikembangkan sesuai dengan rencananya. 3. Evaluasi, yaitu menilai media yang sudah dikembangkan atau dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian oleh pihak lain. Ketiga fase tersebut berlangsung secara berkesinambungan dan merupakan satu siklus. Untuk mengembangkan dan memproduksi media pembelajaran terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip tersebut antara lain VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata: V isuible : Mudah dilihat I nteresting : Menarik S imple : Sederhana U seful : Isinya berguna/bermanfaat A ccurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan) L egitimate : Masuk akal/sah S tructured : Terstruktur/tersusun dengan baik Terkait dengan semakin beragamnya media pengajaran, pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa prinsip. Pertama, kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media; apakah untuk keperluan hiburan, informasi umum, pembelajaran dan sebagainya. Kedua, familiaritas media, yang melibatkan pengetahuan akan sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih. Ketiga, sejumlah media dapat diperbandingkan karena adanya beberapa pilihan yang kiranya lebih sesuai dengan tujuan pengajaran. Sejalan dengan pendapat di atas, Miarso menyatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya. Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama dalam keberadaan media. Pertama fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada pada media. Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru dan siswa. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara guru dan siswa. Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin disampaikan guru. Dengan keberadaan media, siswa dapat menangkap keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya atau yang ingin disampaikan oleh guru.

108

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

E. Pengembangan Media Pembelajaran Pemasaran Pembelajaran bidang Pemasaran di SMK, antara lain mencakup materi tentang peralatan transaksi di lokasi penjualan, melakukan negosiasi, konfirmasi kepada pelanggan, administrasi transaksi, pengiriman produk, menagih pembayaran, menemukan peluang baru, kompetensi pilihan menata produk. Materi tersebut dimaksudkan untuk memberikan ketrampilan kepada siswa mengenai berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran. Oleh karena itu, media pembelajaran yang dapat dikembangkan guru untuk membantu siswa memahami materi pemasaran, antara lain: 1. Media Visual Secara lebih spesifik berbagai media yang dapat dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran Pemasaran di SMK yang berupa media visual, antara lain: gambar dan realia/ benda nyata. a. Gambar diam (still picture) Adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang mewakili/ menggambarkan lokasi/tempat, obyek-obyek tertentu serta benda-benda. Gambar diam yang dapat disediakan dalam pembelajaran Pemasaran, misalnya gambar .menata produk, penampilan yang baik ketika melakukan negosiasi atau melayani konsumen.

Menata Produk

Mengemas Produk

b. Bahan-bahan grafis (graphic materials) Adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada audience/murid. Bahan grafis ini umumnya memuat lambang-lambang verbal dan tandatanda visual secara simbolis. Bahan-bahan grafis untuk media pembelajaran bidang Pemasaran, antara lain: diagram dan form 1) Diagram, berupa pengaturan secara grafis yang menunjuk kepada orang, benda dan konsep untuk menunjukkan hubungan atau untuk membantu menjelaskan proses. Misalnya: diagram untuk menjelaskan saluran distribusi.

109

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Saluran distribusi Alternatif strategi distribusi 2)Form, berupa suatu kombinasi visual yang terdiri dari garis dan katakata yang dimaksudkan untuk menyajikan informasi atau data. Form dapat berbentuk tabel yang terdiri kolom-kolom dan baris yang siap diisi. Dalam pembelajaran materi bidang Pemasaran contohnya surat pengantar barang

Surat pengantar barang

110

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Kartu persediaan 7. Model atau Realita Model merupakan representasi tiga dimensi dari benda/obyek yang sesungguhnya. Jadi merupakan tiruan dalam ukuran yang lebih kecil, sama atau lebih besar dengan benda/obyek yang diwakilinya. Model juga bisa membuat detail yang lengkap atau sederhana saja untuk tujuan pembelajaran. Realita (model dan benda yang sesungguhnya seperti uang logam, tumbuh-tumbuhan, alat-alat, binatang, dsb.) umumnya tidak dianggap sebagai visual karena istilah visual mengandung makna representasi (mewakili suatu benda/obyek dan bukan benda itu sendiri). Media berupa model dan realia sangat diperlukan dalam pembelajaran bidang Pemasaran mengingat kompetensi yang ditekankan bagi siswa SMK adalah ketrampilan.. Tersedianya media realia membuat siswa dapat melihat maupun mempraktikkan langsung mengenai berbagai aktivitas pemasaran. Media realita yang perlu disediakan dalam bidang Pemasaran, antara lain: Faksmile, telepon.

111

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Contoh alat-alat / mesin kantor c. Media Cetak Media cetak merupakan bahan-bahan tercetak yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman putih. Media cetak yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran Pemasaran, misalnya Kartu Gudang. Dengan media ini siswa dapat mengalami proses pencatatan barang-barang yang masuk, keluar, dan sisanya.

Kartu gudang d. Laboratorium Keberadaan Laboratorium Pemasaran sangat mendukung proses pembelajaran siswa SMK. Dengan tersedianya Laboratorium Pemasaran membantu siswa memahami situasi yang sesungguhnya di sebuah took. Dengan media ini guru dapat menerapkan metode simulasi dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dengan lebih baik.

112

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Contoh Laboratorium Pemasaran

Siswa praktek di toko

Media audio visual diperlukan dalam pembelajaran Pemasaran di SMK untuk membantu guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi administrasi perkantoran. Sementara itu, seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), akan membawa perubahan bergesernya peranan guru, termasuk guru bidang pemasaran sebagai penyampai pesan / informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari VCD atau video Pembelajaran. Penggunaan VCD pembelajaran ini adalah sebagai alat bantu media bukan sepenuhnya mengganti peran guru dalam mengajar. Pemilihan VCD pembelajaran sebagai media pendidikan dan sumber pembelajaran administrasi perkantoran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri melalui pembelajaran mandiri, siswa dapat berpikir aktif serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa dapat berperan sebagai peneliti, analis, tidak hanya sebagai konsumen informasi saja, terlebih lagi siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting) dan proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. VCD pembelajaran pemasaran dapat diperoleh dengan cara membeli atau guru dapat mengembangkannya sendiri. Video yang dapat dikembangkan guru sebagai media pembelajaran pemasaran, misalnya video tentang prosedur jual beli dan negosiasi harga kepada pemasok. Dengan melihat pelaksanaan suatu prosedur tertentu melalui video siswa menjadi lebih jelas dan mudah untuk memahaminya. Manfaat lain yang diperoleh dengan menggunakan media ini antara lain, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. e. Multimedia Media lain yang dapat dikembangkan untuk pembelajaran Pemasaran dengan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi komputer adalah multimedia yang dapat menampilkan berbagai media secara bersamaan yang mencakup teks, gambar/grafik, suara/narasi, video, dan animasi. Prinsip dasar dari sistem multimedia ini adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara kombinasi dua atau lebih media pembelajaran ini yang dikenal dengan sistem multimedia.

113

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Bentuk-bentuk sistem multimedia yang pada saat ini banyak digunakan di kelas (di sekolah) adalah kombinasi multimedia dalam bentuk satu kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat (kit) multimedia adalah suatu gabungan bahanbahan pembelajaran yang meliputi lebih dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film rangkai, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku kerja, chart, dan lain-lain menjadi satu model. Aplikasi multimedia dengan menggunakan komputer, berupa: desain presentasi dengan program power point, video pembelajaran, CD interaktif untuk pembelajaran. Contoh-contoh media di atas merupakan media visual yang tidak diproyeksikan. Selain itu, terdapat juga media visual yang diproyeksikan, yang dapat digunakan untuk pembelajaran akuntansi. Namun, media jenis ini pada saat ini sudah jarang digunakan karena dengan adanya kemajuan di bidang komputer (multimedia) berbagai media dapat dipresentasikan dengan lebih mudah dan menarik. Media yang diproyeksikan terdiri dari gambar diam yang diproyeksikan ke layar. Biasanya proyeksi ini diperoleh melalui penyinaran yang kuat terhadap film yang transparan (tembus cahaya), memperbesar gambar melalui serangkaian lensa, kemudian memproyeksikan gambar tersebut ke layar. Contohnya OHP, slide (film bingkai), film strip (film rangkai). Dalam hubungannya ini dapat dimasukkan juga proyeksi bahan tidak tembus cahaya (opaque-proyektor). 1) Overhead Proyektor (OHP) Adalah jenis alat proyeksi dimana jalan sinar proyeksinya berada di atas kepala si pengajar. Gambar, tulisan, ilustrasi dan sebagainya dibuat di atas transparansi (sellofan) sehingga dapat ditembus cahaya. Dengan media ini guru dapat menggambarkan atau menulis langsung pada sellofan dengan posisi tetap menghadap kepada siswa. 2) Slide (film bingkai) Adalah gambar atau image transparan yang diberi bingkai sehingga dikenal juga dengan film bingkai dan diproyeksikan dengan cahaya (shining lights) melalui sebuah proyektor. Biasanya slide ini memiliki ukuran 2X2 atau 31/2X4 inchi. Slide dapat ditampilkan satu persatu, tergantung keinginan. Adapun slide yang urutannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara/narasi, sehingga dikenal dengan nama slide suara (sound-slide). Presentasi slide atau soundslide ini sepenuhnya berada di bawah kontrol guru, sehingga kecepatan serta frekuensi putarnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. 3) Film strip (film rangkai) Pada dasarnya film strip ini sama dengan slide. Perbedaannya yang prinsip, kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah satu persatu sedang pada film strip gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun secara teratur berdasarkan sequence-nya. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa slide yang tidak terputus-putus itulah yang disebut film strip. Seperti halnya slide, maka film strip ini dapat disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film strip). 4) Opaque Projector Disebut demikian karena yang diproyeksikan adalah bahan-bahan opaq. Sebenarnya seperti foto, gambar-gambar, tulisan, lukisan serta benda-benda

114

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

tiga dimensi seperti mata uang, model, dan sebagainya dapat langsung diproyeksikan.

Slide (film bingkai) Film strip (film rangkai)

Film strip (film rangkai)

Di samping berbagai macam media di atas, guru dan siswa juga dapat memanfaatkan internet sebagai media dan sumber belajar akuntansi, karena dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi termasuk internet telah berkembang pesat dan juga diaplikasikan di dunia pendidikan. Pada saat ini, pemanfaatan internet dalam pembelajaran akuntansi tercermin melalui pemanfaatan e-learning dan pemanfaatan untuk mencari bahan tambahan. Metode e-lerning dikembangkan dalam rangka mengatasi dan mengurangi kendala dalam metode konvensional. Anwas (2003), menyatakan bahwa hakekat e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Berdasarkan pemahaman di atas, maka paling tidak dari e-learning ada beberapa hal yang diperoleh: 1) para peserta didik dapat mengambil dan mengikuti pelajaran dimanapun tanpa terbatas oleh waktu dan tempat; 2) guna memperkaya pengetahuannya, peserta didik dapat memperoleh bahan tambahan melalui berbagai sumber dari internet; 3) internet pada dasarnya menjadi akses sumber informasi yang dapat membantu setiap siswa untuk memperkaya dirinya; 4) media pembelajarannya bisa disimpan dalam bentuk CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya.

115

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

PENILAIAN HASIL BELAJAR A. Konsep Dasar Penilaian Penilaian secara umum adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka maupun deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Penilaian hasil proses atau penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar/ kompetensi siswa. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil pelaksanaan belajar siswa, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil pelaksanaan belajar siswa. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui hasil kerja/ karya siswa (portfolio), dan penilaian diri. B. Teknik Penilaian 1. Penilaian unjuk kerja a. Daftar Cek (Check-list) Contoh checklists Penilaian Diskusi Kelompok (Menggunakan Daftar Tanda Cek) Nama peserta didik: ________ Kelas: _____ No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik 1. Kemampuan mengemukakan pendapat 2. Kemampuan bertanya 3. Kemampuan mempertahankan pendapat 4. Penguasaan Substansi materi Skor yang dicapai Skor maksimum Keterangan: Baik mendapat skor 1 Tidak baik mendapat skor 0 b. Skala Penilaian (Rating Scale) Contoh rating scales Penilaian Diskusi Kelompok (Menggunakan Skala Penilaian) Nama Siswa: ________ Kelas: _____ No. Aspek Yang Dinilai Nilai 1 2 3 1. Kemampuan mengemukakan pendapat

116

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

2. 3. 4.

Kemampuan bertanya Kemampuan mempertahankan pendapat Penguasaan Substansi materi Jumlah Skor Maksimum 14 Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut 1). Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten 2). Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten 3). Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten 4). Jika seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten

2. Penilaian Sikap a. Pengertian Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut. Sikap terhadap materi pelajaran.. Sikap terhadap guru/pengajar. Sikap terhadap proses pembelajaran.. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.. b.Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Observasi perilaku

117

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

No. Nama

Contoh Format Penilaian Sikap dalam Kerja Kelompok : Perilaku Bekerja Berini- Penuh Bekerja Nilai Keterangan sama siatif Perha- sistematis tian

1. 2. 3. 4.

Ruri Tono .... .... Catatan: a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = sedang 4 = baik 5 = amat baik b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut 1). Nilai 18-20 berarti amat baik 2). Nilai 14-17 berarti baik 3). Nilai 10-13 berarti sedang 4). Nilai 6-9 berarti kurang 5). Nilai 0-5 berarti sangat kurang 2). Pertanyaan langsung Contoh Lembar Pengamatan (Mata Pelajaran IPS) Perilaku/sikap yang diamati: ........................................ Nama peserta didik: ... kelas... semester...

No 1 2

Deskripsi perilaku awal

Deskripsi perubahan Pertemuan ...Hari/Tgl...

ST

Capaian T R

SR

Keterangan a. Kolom capaian diisi dengan tanda centang sesuai perkembangan perilaku ST = perubahan sangat tinggi T = perubahan tinggi R = perubahan rendah SR = perubahan sangat rendah b. Informasi tentang deskripsi perilaku diperoleh dari: 1). pertanyaan langsung 2). Laporan pribadi

118

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

3). Buku Catatan Harian 3. Penilaian Tertulis a. Pengertian Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. b.Teknik Penilaian Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: 1) memilih jawaban, yang dibedakan menjadi: a) pilihan ganda b) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak) c) menjodohkan d) sebab-akibat 2) mensuplai jawaban, dibedakan menjadi: a) isian atau melengkapi b) jawaban singkat atau pendek c) uraian Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benarsalah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut. a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji; b) materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum; c) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas; d) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. Tes Menurut Tipenya 1. Tes Karangan (essay) Ciri-ciri: a. Siswa mengorganisasikan jawabannya sendiri secara bebas sesuai dengan kemampuannya. b. Dalam mengoganisasikan jawaban siswa menggunakan bahasa atau kata-kata dan corak mengarangnya sendiri. c. Siswa memproduksi jawaban tes karangan berbeda-beda atas mutu suatu jawaban yang dituntut. Kekuatan Tes Karangan a. Tes karangan dapat mengukur hasil belajar yang bersifat kompleks. b. Dapat mendorong siswa untuk belajar menguasai materi pembelajaran secara komprehensif.

119

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

c. Relatif mudah disusun apalagi disajikan dalam jumlah yang kecil. Kelemahan a. Sangat tergantung pada kemampuan guru dalam memeriksanya. Skor-skor yang diperoleh dari tes karangan sukar dijaga reliabilitasnya. b. Baik buruknya bahasa dan tulisan sering-sering mempengaruhi skor. 2. Tes Objektif Jenis tes yang termasuk dalam kelompok ini adalah tipe benar-salah, pilihan ganda, dan menodohkan. Ciri-ciri: a. Siswa bekerja dalam situasi yang diberi struktur. b. Siswa memilih jawaban dari sejumlah jawaban yang terbatas. Kesempatan menerka jawaban besar. Murid akan banyak menerka kalau: (1) hanya terdapat dua pilihan jawaban, (2) waktu sangat, (3) item-item soal terlalu sulit. c. Siswa memperoleh skor untuk setiap jawaban apabila sesuai dengan kunci jawaban sehingga pada umumnya memiliki reliabilitas yang handal. Kekuatan Tipe Benar-salah: a. Item-item tipe benar salah relatif mudah disusun dan dapat mengambil cakupan yang luas. b. Item-item ini sangat cocok untuk mengukur hasil belajar yang berupa ingatan. c. Pemeriksaan dan pemberian skor mudah. Kelemahan tipe Benar-salah: a. Memberi kemungkinan menerka paling besar. b. Jawaban-jawaban cenderung hanya menekankan ingatan. c. Tidak mampu mengakomodasi materi pelajaran yang tidak sekedar digolongkan benar-salah. Kekuatan Tipe Pilihan Ganda a. Item-itemnya menyangkut bahan yang luas b. Item-item pilihan ganda cukup efektif mengukur kemampuan menafsirkan, menentukan pendapat, dan memilih. c. Mudah memeriksa dan memberi skor. Kelemahan Tipe Pilihan Ganda a. Peluang untuk menebak jawaban benar oleh murid cukup besar. b. Kurang mampu mengukur aspek belajar tingkat tinggi. Kekuatan Tipe Menjodohkan a. Cocok untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami fakta-fakta, definisi, istilah, peristiwa dan sebaginya. b. Mencakup bahan yang luas dan relatif mudah disusun. c. Sangat mudah diberi skor. Kelemahan Tipe Menjodohkan. a. Terlalu menekankan pada ingatan. b. Sukar menyusun item-item yang homogen. c. Prinsip pilihan harus lebih banyak dari jumlah soal.

120

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

3. Tes Semi Objektif Yang tergolong dalam tipe ini adalah tipe melengkapi dan tipe jawaban singkat. Apabila disajikan dalam dalam bentuk pertanyaan disebut tipe jawaban singkat. Apabila disajikan dalam bentuk pernyataan yang belum lengkap, maka disebut tipe melengkapi. Ciri-ciri Tes Semi Objektif a. Siswa menghadapai petanyaan atau item yang sangat spesifik b. Siswa mengahsilkan Jawaban dengan bahasanya sendiri. c. Jawaban dapat sungguh-sungguh benar, sungguh-sungguh salah, agak benar dan agak salah. Kekuatan Tes Semi Objektif a. Item-item tes cukup mudah disusun dan cocok untuk mengukur hasil belajar yang sederhana yakni kosa kata, istilah, definisi. b. Kemungkinan menebak sedikit. Kelemahan Tes Semi Objektif a. Sukar dipakai untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, seperti analisis, sintsis, dan evaluasi. b. Terhadap jawaban yang berbeda-beda sukar bagi guru untuk menghindari subyektivitasnya. C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian 1. Penetapan Indikator Pencapaian Hasil Belajar Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik.. 2. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Teknik Penilaian Pemetaan standar kompetensi dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan teknik penilaian. 3. Penetapan Teknik Penilaian Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contoh: Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance). Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis. Contoh Kata Kerja Operasional Sesuai dengan Tingkat Berpikir Berhubungan dengan mencari keterangan (dealing with retrieval) 1. Menjelaskan (describe) 4. Mendaftarkan (list) 2. Memanggil kembali (recall) 5. Mendefinisikan (define) 3. Menyelesaikan / 6. Menghitung (count) menyempurnakan (complete) 7. Mengidentifikasi (identify)

121

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

8. Menceritakan (recite) Memproses (processing): 1. Mensintesisikan (synthesize) 2. Mengelompokkan (group) 3. Menjelaskan (explain) 4. Mengorganisasikan (organize) 5. Meneliti /melakukan eksperimen (experiment) 6. Membuat analog (make analogies) 7. Mengurutkan (sequence) Menerapkan dan Mengevaluasi 1. Menerapkan suatu prinsip (applying a principle) 2. Membuat model (model building) 3. Mengevaluasi (evaluating) 4. Merencanakan (planning) 5. Memperhitungkan / meramalkan kemungkinan (extrapolating) 6. Meramalkan (predicting) 7. Menduga / Mengemukan pendapat / mengambil kesimpulan (inferring) 8. Meramalkan kejadian alam /sesuatu (forecasting)

9. Menamakan (name)

8. Mengkategorisasikan (categorize) 9. Menganalisis (analyze) 10.Membandingkan (compare) 11. Mengklasifikasi (classify) 12. Menghubungkan (relate) 13. Membedakan (distinguish) 14. Menyatakan sebab-sebab (state causality)

9.

Menggeneralisasikan (generalizing) 10.Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinankemungkinan(speculating) 11. Membayangkan /mengkhayalkan (Imagining) 12. Merancang (designing) 13. Menciptakan (creating) 14. Menduga /membuat dugaan/kesimpulan awal (hypothezing)

Kata Kerja Operasional sesuai dengan Karakteristik Objek (Mata Pelajaran) 1. Perilaku yang Kreatif a. Mengubah (alter) b. Menanyakan (ask) c. Mengubah (change) d. Merancang (design) e. Menggeneralisasikan (generalize) f. Memodifikasi (modify) g. Menguraikan dengan katakata sendiri (paraphrase) h. Meramalkan (predict) i. Menanyakan (question) j. Menyusun kembali (rearrange) k. Mengkombinasikan kembali (recombine) l. Mengkonstruk kembali (reconstruct)

m. Mengelompokkan kembali (regroup) n. Menamakan kembali (rename) o. Menyusun kembali (reorder) p. Mengorganisasikan kembali (reorganize) q. Mengungkapkan kembali (rephrase) r. Menyatakan kembali (restate) s. Menyusun kembali (restructure) t. Menceritakan kembali (retell) u. Menuliskan kembali (rewrite) v. Menyederhanakan (simplify) w. Mengsintesis (synthesize) x. Mengsistematiskan (systematize) 122

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

2. Perilaku-perilaku Kompleks, Masuk Akal, dan bisa mengambil /pertimbangan /keputusan (complex, logical, judgmental behaviors) a. Menganalisis (analyze) m. Mencari /menjelajah (discover) b. Menghargai (appraise) n. Mengevaluasi (evaluate) c. Menilai (assess) o. Merumuskan (formulate) d. Mengkombinasikan (combine) p. Membangkitkan/menghasilkan e. Membandingkan (compare) /menyebabkan (generate) f. Menyimpulkan (conclude) q. Membujuk/menyebabkan (induce) g. Mengkontraskan (contrast) r. Menduga/Mengemukan h. Mengkritik (critize) pendapat/mengambil kesimpulan i. Menarik kesimpulan (deduce) (infer) j. Membela/mempertahankan s. Merencanakan (plan) (defend) t. Menyusun (structure) k. Menunjukkan / menandakan u. Menggantikan (substitute) (designate) v. Menyarankan (suggest) l. Menentukan (determine) 3. Perilaku-perilaku yang Membedakan-bedakan secara umum (General Discrimination behaviors) a. Memilih (choose) b. Mengumpulkan (collect) c. Mendefinisikan (define) d. Menjelaskan sesuatu (describe) e. Mendeteksi (detect) f. Membedakan antara 2 macam (differentiate) g. Membedakan/Memilih-milih (discriminate) h. Membedakan sesuatu (distinguish) i. Mengidentifikasi (identify) j. Mengindikasi (indicate) k. Mengisolasi (isolate) l. Mendaftarkan (list) m. Memadukan (match) n. Meniadakan (omit) o. Mengurutkan (order) p. Mengambil (pick) q. Menempatkan (place) r. Menunjuk (point) s. Memilih (select) Memisahkan (separate)

123

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

4. Perilaku-perilaku Sosial . Menerima (accept) b. Mengakui/menerima sesuatu (admit) c. Menyetujui (agree) d. Membantu (aid) e. Membolehkan/menyediakan/ memberikan (allow) f. Menjawab (answer) g. Menjawab/mengemukakan pendapat dengan alasan-alasan (argue) h. Mengkomunikasikan (communicate) i. Memberi pujian/ mengucapkan selamat (compliment) j. Menyumbang (contribute) k. Bekerjasama (cooperate) l. Berdansa (dance) m. Menolak /menidaksetujui (disagree) n. Mendiskusikan (discuss) o. Memaafkan (excuse) p. Memaafkan (forgive) q. Menyambut/ menyalami (greet) r. Menolong/membantu (help) s. Berinteraksi/melakukan interaksi (interact) t. Mengundang (invite) u. Menggabung (joint) v. Menertawakan (laugh) w. Menemukan (meet) x. Berperanserta (participate) y. Mengizinkan/membolehkan (permit) z. Memuji-muji (praise) aa. Bereaksi (react) ab. Menjawab/menyahut (reply) ac. Tersenyum (smile) ad. Berbicara (talk) ae.Berterimakasih (thank) af. Berkunjung (visit) ag.Bersukarela (volunteer) D. Pengolahan Hasil Tes 1. Penentuan Jawaban Benar atau Skoring Dalam penentuan jawaban benar atau skoring, agar diperoleh skor-skor prestasi yang sungguh objektif, harus diperhatikan petunjuk-petunjuk skoringnya sesuai dengan tipe item yang dipakai. 2. Petunjuk Skoring Tipe Karangan a. Guru menyusun suatu jawaban model sebagai kunci jawaban yang memenuhi syarat sebagai jawaban yang baik (benar, relevan, lengkap, berstruktur, dan Jelas). b. Setiap item bisa berbeda bobot. c. Sebaiknya guru membaca beberapa jawaban dari siswa yang kurang pandai dan yang pandai. 124

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

d.

e.

f. g. h.

Sebaiknya masing-masing nomor dari jawaban tes diperiksa sekaligus untuk semua jawaban siswa misalnya, guru menyelesaikan skoring jawaban nomor satu untuk semua murid baru nomor dua. Agar tidak terpengaruh oleh kesan mutu jawaban yang mendahului sebaiknya sesudah selesai diperikasa jawaban-jawaban satu nomor, lembar jawab perlu ditukar urutannya. Guru sebaiknya tidak usah memperhatikan nama dan nomor peserta, untuk mengurangi subyektivitas. Membiasakan hanya memeriksa isi pikiran yang dikemukakan dalam jawaban, sehingga tidak perlu menilai bentuk tulisan dan laian-lain. Mengembalikan lembar jawab lengkap dengan catatan-catatan seperlunya.

E. Analisis Hasil Tes 1. Taraf Kesukaran Pada prinsipnya soal-soal tes dirancang untuk dapatkan mengukur kompetensi yang dimiliki siswa. Dengan asumsi bahwa kurikulum yang dibuat sesuai dengan tahap perkembangan siswa ketersediaan sumber daya yang lain maka seharusnya tidak muncul soal yang terlalu mudah dan soal yang terlalu sulit, dengan alasan : a. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa. b. Soal terlalu sukar membuat siswa putus asa. c. Perlu ukuran kesukaran yang disebut dengan indeks kesukaran (difficulty index) sering diberi simbol P. d. Indeks kesukaran bergerak dari 0 ke 1. 0 untuk sangat sukar dan 1 untuk sangat mudah. Rumus : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa menjawab betul JS JS = Jumlah peserta tes Dihitung untuk tiap-tiap nomor soal. Kriteria : P 0,00 s/d 0,30 adalah soal sukar P 0,30 s/d 0,70 adalah soal sedang P 0,70 s/d 1,00 adalah soal mudah. P= B

yang

Untuk tes uraian, rumus bisa dimodifikasi : B P= JS P B JS = Indeks Kesukaran = Jumlah skor capaian dari nomor item tertentu = Jumlah peserta tes kali skor maksimal dari item tertentu

2. Daya Pembeda a Terkait dengan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa pandai dengan siswa yang bodoh. 125

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

b. Kriteria :

- 1,00

0,00

1,00

Daya Pembeda Negatif

Daya Pembeda Rendah

Daya Pembeda Tinggi

c. Soal-soal yang bisa dijawab oleh yang pandai dan yang bodoh maka soal tersebut tidak memilik daya pembeda. d.. Prosedur : 1). Kelompokkan siswa dibagi menjadi dua yaitu kelompok yang pandai (upper group JA) dan bodoh (lower group JB) sesuai skor perolehan. Dengan cara mengurutkan siswa dari yang paling pandai sampai yang paling bodoh dan membagi dua persis di tengah. 2). Rumus :

BA D=

BB = PA - PB

Keterangan : JA JB JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal benar BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal benar. PA = Porsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Porsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. 3). Perhitungan indeks dilakukan untuk tiap-tiap soal. Dengan kriteria : D negatif artinya sangat jelek dan harus dibuang. D = 0,00 0,20 Jelek D = 0,20 0,40 cukup D = 0,40 0,70 baik D = 0,70 1,00 baik sekali 3. Validitas Konsep validitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu validitas logis dan validitas empiris. a. Validitas logis Sebuah instrumen memenuhi syarat berdasarkan hasil penalaran. Dasarnya adalah hasil penilaian seorang ahli. b. Validitas empiris 126

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Validitas empiris diukur untuk tiap-tiap butir soal. Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor total. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total yang dapat dibuktikan dengan korelasi.

N XY (X) (Y) r XY = {NX2 (X)2} {NY2 (Y)2


Keterangan : X = Skor tiap-tiap item Y = Skor total 4. Reliabilitas Suatu tes dikatakan baik apabila tes tersebut memiliki konsistensi yang tinggi jika dipakai dalam proses pengukuran atau hal ini sering juga disebut dengan reliabilitas. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam berbagai pengukuran. Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas diantaranya : a. Test-retest Teknik atau metode ini membutuhkan dua kesempatan pengukuran. Hasilnya dikorelasikan dengan rumus yang sama pada validitas. b. Bentuk Paralel Kalau dalam metode test-retest dibutuhkan dua kali tes dengan kondisi yang sama, sedangkan dalam bentuk paralel dibutuhkan dua tes paralel dalam satu pengukuran. c Metode Belah Dua Dibandingkan dengan dua metode sebelumnya, metode belah dua ini lebih efisien. Pembelahan dilakukan sebaiknya mengikuti pola genap dan ganjil. F. Penilaian Hasil Belajar Setelah mendapatkan skor-skor dari pekerjaan siswa, maka skor-skor tersebut menjadi dasar penilaian hasil belajar. Yang dimaksud dengan penilaian ialah kegiatan memperbandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kalitas yang bersifat kuantitatif. Sebagai hasil penilaian sifat suatu objek berupa kualitas yang bersifat kuantitatif yang diberi simbol agar lebih mudah dipahami. Simbol yang dipakai dalam penilaian untuk menyatakan nilai tersebut dapat berupa angka atau simbol. a. Simbol angka : Skala 0 s/d 4; 1 s/d 10; 1 s/d 100.

127

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Arti simbol angka anatar lain 1 = amat buruk, 2 = buruk, 3 = amat kurang, 4 = kurang, 5 = tidak cukup, 6 = cukup, 7 = lebih dari cukup, 8 = baik, 9 = amat baik, dan 10 = istimewa. b. Simbol huruf : E; D; C; B; A. Arti simbul huruf E = gagal, D = meragukan, C = cukup, B = baik, A = amat baik. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam penilaian antara lain : 1. Rentang nilai terlalu kecil 2. Penilaian terlalu murah atau terlalu mahal 3. Penilaian yang tidak reliabel . 4. Penilaian yang tidak menyeluruh Macam-macam Penilaian 1. Penilaian Acuan Norma (PAN) Yang dimaksud dengan PAN adalah suatu penilaian yang memperbandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lain dalam kelompoknya. 2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu penilaian yang meperbandingkan prestasi belajar siswa dengan suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya, suatu prestasi yang seharusnya dicapai oleh siswa yang dituntut oleh guru. a. PAP I Tingkat Penguasaan Kompetensi Nilai Huruf 90% - 100% A 80% - 89% B 65% - 79% C 55% - 64 % D Di bawah 55 % E Tingkat Penguasaan Kompetensi 95% - 100% 90% - 94% 85% - 89% 80% - 84% 65% - 79% 60% - 64% 55% - 59% 50% - 54% 45% - 49% 0% - 44% b. PAP II Tingkat Penguasaan Kompetensi 81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55 % Di bawah 46 % 128 Nilai Huruf 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Nilai Huruf A B C D E

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

2. Penilaian Acuan Norma (PAN) Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah suatu penilaian yang memperbandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil belajar siswa lain dalam kelompoknya. Skor Angka Huruf M + 2,25 S 10 A M + 1,75 S 9 A M + 1,25 S 8 B M + 0,75 S 7 B M + 0,25 S 6 C M 0,25 S 5 D M 0,75 S 4 D M 1,25 S 3 E M 1,75 S 2 E M 2,25 S 1 E

DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid, 2006, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Cetakan Kedua, - Bandung: PT Remaja Rosdakarya, April Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, 2000, Manajemen Penelitian, Edisi Baru, Cetakan kelima, Jakarta: PT Rineka Cipta, Oktober ____________, 2001, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Cetakan kedua, - Jakarta: Bumi Aksara Astini, Tintin dan Aah Johariah. 2004. Melakukan Prosedur Administrasi SMK. Bandung Penerbit Armico. Consuello G. Sevilla, Jesus A. Ochave, Twila G. Punsalan, Bella P. Regala, Gabriel G. Uriarte, 1993, Pengantar Metode Peneliltian, Penerjemah Alimuddin Tuwu, - Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Cooper, Donald R., dan Emory C. William, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Edisi 5, Jilid 1, Alih Bahasa Ellen G. Sitompul dan Imam Nurmawan, - Jakarta: Erlangga Departemen Pendidikan Nasional (2003), Pelayanan Profesional Kurikulum 2004, Penilaian Kelas, - Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Fadil, Mohammad. 2008. Pemanfaatan Media untuk Proses Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan. Makalah Disampaikan pada Seminar Pendidikan Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Anak Didik, 31 Agustus 2008 di Aula PTPN XII Kebun Glantangan, Tempurejo, Jember. Hadari Nawawi dan Martini Hadari, 1992, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Cetakan Pertama, - Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 129

PLPG Rayon 138: Model-Model Pembelajaran

Harsoyo.2007. Strategi-strategi Pembelajaran Efektif. Makalah yang Disajikan dalam Kegiatan Penataran Pengembangan Pembelajaran Guru-guru Yayasan Gabriel Surabaya. 24-26 Mei 2007. Harsoyo. 2010. Modul PLPG : Penilaian Hasil Belajar. Masidjo, 1995, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius Mukminan. 2007. Media Pembelajaran Ilpmu Pengetahuan Sosial. Makalah: Untuk Pelatihan Guru Dalam Rangka Sertifikasi Guru IPS SMP Di FISEUNY. Yogyakarta: UNY Ngalim Purwanto, 2001, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Cetakan kesepuluh, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung Nugraheni, B.Indah. 2010.Modul PLPG: Media Pembelajaran Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media. Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-guru SMA Negeri Banjar Angkan Pada tanggal 10 Januari 2007 di Banjar Angkan Klungkung. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Tim Pengembang Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, 2004, Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Atas, Edisi Revisi. Wayan Nurkancana dan PPN Sunartana, 1990, Evaluasi Hasil Belajar, Cetakan I, Surabaya: Penerbit Usaha Nasional Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

130

Modul 3

CONTOH PTK

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMK PANCASILA SAKTI YOGYAKARTA PADA MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN

Disusun oleh : Ignatius Bondan Suratno

TAHUN 2011

131

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan berperanan dalam mempersiapkan anak didik agar optimal dalam kehidupan bermasyarakat. Anak harus dibiasakan belajar dalam kelompok-kelompok heterogen supaya anak siap berkompetisi dalam masyarakat yang heterogen pula. oleh karena itu proses pembelajaran yang terjadi di sekolah perlu terus diperbaharui. Upaya pembaharuan proses pembelajaran tersebut, terletak di tangan para guru. Seorang guru harus kreatif dalam mengemas sebuah proses pembelajaran menjadi proses yang menyenangkan karena seringkali ditemukan fakta bahwa peserta didik merasa bosan untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Konsekuensi logis dari kebosanan para siswa tersebut adalah tidak tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru. Salah satu penyebab terjadinya pembelajaran yang membosankan adalah metode yang digunakan guru kurang inovatif. Pada umumnya guru menggunakan metode ceramah saja pada setiap pertemuan di kelas. Pembelajaran yang tampak membosankan ini juga terjadi di kelas X SMK Pancasila Sakti Yogyakarta. Hasil observasi awal selama tiga kali (tanggal ...) menunjukkan bahwa siswa kurang aktif selama pembelajaran di kelas. Ketika guru memberi pertanyaan untuk kelas, hanya 3 siswa (10%) yang menjawabnya. Ketika guru meminta siswa mengerjakan LKS pun hanya 20% siswa yang terlibat serius mengerjakan. Ketika siswa diminta berdiskusi pun hanya 30% siswa yang terlibat aktif, sisanya berdiskusi namun topik menyimpang dati topik pembelajaran. Dari deskripsi pembelajaran di kelas X SMK Pancasila Sakti Yogyakarta seperti yang diunagkapkan di atas, peneliti menduga penyebab utama terjadinya permasalahan pembelajaran adalah penggunaan metode pembelajaran selama ini kurang mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar sehingga hasil belajar siswa kurang optimal. Oleh karena itu peneliti akan tertarik untuk meneliti mengenai meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD). B. Batasan Masalah Keaktifan belajar siswa harus senantiasa diciptakan karena keaktifan belajar ini akan mebentuk perilaku belajar. Perilakau belajar yang baik yang terbentuk dari pembiasaan belajar secara aktif akan membantu pencapaian hasil belajar secara maksimal. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X SMK Pancasila Sakti Yogyakarta pada Mata Diklat Kewirausahaan.

132

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

D. Definisi Operasional 1. Cooperative Learning Pembelajaran yang terjadi melalui kerja sama dalam kelompok secara terstruktur yang beranggotakan dua orang atau lebih yang masing-masing terlibat aktif dalam kelompok saling membantu dalam materi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 2. Model Student Teams Achievment Division (STAD) Model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dalam kelompok acak untuk mengukur pemahaman materi pembelajaran baik secara individu mapun kelompok . 3. Keaktifan Belajar Keaktifan belajar adalah keseluruhan aktivitas/tindakan/gerakan siswa yang menampakkan keterlibatannya dalam proses belajar mengajar di kelas bersama guru. Keaktifan belajar dapat dilihat dari aktivitas/tindakan/gerakan positif siswa yang ditunjukkan selama proses belajar sebagai respon atas tindakan belajar yang berikan oleh guru. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada mata diklat kewirausahaan kelas X SMK Pancasila Sakti Yogyakarta. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menyediakan bukti tentang peningkatan keaktifan belajar dengan menggunakan model-model pembelajaran aktif salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peserta Didik Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peserta pendidik untuk meningkatkan keaktifan belajar pada mata diklat kewirausahaan. 2. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru untuk selalu mencoba menerapkan model-model pembelajaran sehingga ditermukan model pembelajarn yang paling sesuai dalam pembelajaran kewirausahaan. 3. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian tindakan kelas lebih lanjut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keaktifan Belajar Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha.Keaktifan belajar berarti suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar. Ada empat ciri keaktifan belajar siswa yaitu: keinginan dan keberanian menampilkan perasaan, keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar, penampilan berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai

133

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

mencapai keberhasilannya, kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru atau pihak lain Mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hasil belajar, Nana Sudjana (2007) menyatakan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi keaktifan belajar, yakni: stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respon yang dipelajarinya, penguatan, pemakaian dan pemindahan. B. Pentingnya Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas karena gurulah yang mengelolanya. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-lain yang merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar tersebut. Tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri. Menurut Mulyasa, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembelajaran upaya guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting. Sebab keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstuktur dan guru bertindak sebagai fasilitator. (Lie, 2002). Hal serupa dikemukakan oleh Etin Sulihatin & Raharjo (2007) yang mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota. Untuk dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif (Lie, 2000), sedikitnya ada lima unsur harus nampak dalam proses belajar mengajar, yaitu: 1. Saling ketergantungan positif dimana setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain pun bisa mencapai tujuan mereka.

134

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

2. Tanggung jawab perseorangan, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan tugasnya yang terbaik. 3. Tatap muka, setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. 4. Komunikasi antar anggota, guru perlu memberitahu mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif 5. Evaluasi proses kelompok Dari beberapa pengertian oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kerja sama dalam kelompok secara terstruktur yang beranggotakan dua orang atau lebih yang masing-masing terlibat aktif dalam kelompok saling membantu dalam materi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Slavin (1995) ada lima model dalam pembelajaran kooperatif, yaitu Cooperative Learning yaitu Student Teams Achievment Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, Learning Together dan Group Investigation (GI). Dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai model Student Teams Achievment Division (STAD), D. Student Teams Achievment Division (STAD): STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif dimana siswa secara berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seseorang yang berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru mengadakan tanya jawab. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut (Lie, 2000): 1. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masingmasing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya). 2. Guru menyampaikan materi pelajaran 3. Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling membantu untuk menguasai materi pelajaraan yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. 4. Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab pertanyaan atau kuis dari guru siswa tidak boleh saling membantu. 5. Setiap akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. 6. Tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran. 7. Kesimpulan materi pelajaran. E. Kerangka Berpikir Keaktifan belajar adalah suatu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respon yang dipelajarinya, penguatan, pemakaian dan pemindahan. Pembelajaran kooperatif adalah sistem

135

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstuktur. Keaktifan belajar siswa diduga dapat ditingkatkan dengan menerapkan STAD yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif dimana siswa secara berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan salah satu strategi pemecahan masalah pembelajaran dengan memanfaatkan tindakan nyata di kelas. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Pancasila Sakti Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Oktober-November 2011. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Pancasila Sakti Yogyakarta. Objek penelitiannya adalah peningkatan keaktifan belajar siswa pada Mata Diklat Kewirausahaan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. D. Prosedur Penelitian Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam 2 siklus (4 kali pertemuan). Maing-masing siklus terdiri dari 4 langkah (Wiriaatmaja, 2005) sebagai berikut. 1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan dan metode penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan 4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Masing-masing langkah tersebut diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan di bawah ini. 1. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan sebelum memilih dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kegiatan yang dilakukan meliputi: a. Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasar kemampuannya dan membagi siswa

136

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

secara heterogen. Kelompok ini biasanya terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen dilihat dari prestasi akademik, ras, atau etnik. Beberapa perangkat yang disiapkan oleh guru dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD, materi, soal kuis, lembar jawab siswa, tugas rumah. b. Peneliti menyusun instrument pengumpulan data yang terdiri dari: 1) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan siswa di kelas (Lampiran 1) 2) Instrumen untuk mengukur kriteria keberhasilan tindakan (Lampiran 2) 3) Instrumen untuk mengobservasi kegiatan guru di kelas (Lampiran 3) 2. Tindakan Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan rencana tindakan dengan langkahlangkahnya sebagai berikut. a. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masingmasing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya). b. Guru menyampaikan materi pelajaran c. Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian saling membantu untuk menguasai materi pelajaraan yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. d. Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab pertanyaan atau kuis dari guru siswa tidak boleh saling membantu. e. Setiap akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. f. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran, dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. g. Guru memberikan tugas rumah (bisa materi untuk pertemuan selanjutnya atau soal yang berhubungan dengan materi pada pertemuan sekarang). 3. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti/observer pada saat tindakan untuk mengetahui hasil dan dampak pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi Pada tahap ini dilakukan pemaknaan tindakan belajar oleh siswa, evaluasi proses tindakan dan pembuatan kesimpulan hasil tindakan. Ada dua kali refleksi yang dilakukan. a. Refleksi setiap akhirpertemuan, untuk memberi makna pertemuan yang barusan terjadi dan evaluasi kekurangan-kekurangan dalam

137

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

proses pembelajaran untuk melakukan perbaikan dalam pertemuan berikutnya. b. Refleksi pada akhir siklus, untuk memberi makna pertemuanpertemuan yang telah terjadi dan evaluasi pencapaian target indikator keberhasilan yang ditetapkan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpualan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi Peneliti mengumpulkan data dengan mencatat informasi yang diperoleh selama penelitian. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti untuk mendapatkan data penelitian mengenai kegiatan belajar siswa Selama observasi dilakukan perekaman dengan video untuk membantu pengumpulan data tindakan. 2. Kueisoner Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa secara keseluruhan menurur apa yang dialami siswa. F. Teknik Analisis Data Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan persentase. Analisis deskriptif untuk memberikan deskripsi mengenai perubahan pada komponen aktivitas belajar siswa sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran tipe STAD. Analisis persentase digunakan untuk menunjukkan peningkatan indikator keberhasilan guna mendukung kesimpulan akhir tindakan mengenai peningkatan keaktifan belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran tipe STAD. Tabel 1: Indikator Keberhasilan No 1 Indikator Siswa yang menjawab pertanyaan guru Data Awal 10% Target Deskriptor Keberhasilan 80% Jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru tanda disuruh dibagi jumlah siswa 100% Jumlah siswa yang serius mengerjakan LKS dibagi jumlah siswa 100% Jumlah siswa yang aktif dalam diskusi kelompok dibagi jumlah siswa 100% Jumlah siswa yang maju di kelas mengerjakan soal/tugas dibagi jumlah siswa 70% Jumlah siswa yang aktif

Siswa serius mengerjakan LKS

20%

Siswa aktif dalam diskusi 30% kelompok Siswa maju di kelas mengerjakan soal/tugas 50%

Siswa aktif menjelaskan

10%

138

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

kepada siswa yang belum jelas

menjelaskan kepada siswa yang belum jelas dibagi jumlah siswa

DAFTAR PUSTAKA Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas. Jakarta: PT. Grasindo Slavin, R. E. (1995).Cooperative Learning: Theory Research, and Practice (2nd. Ed. Boston: Allyn and Bacon. Solihatin, Etin dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Wiriaatmadja, Rochiati. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

139

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

Lampiran 1 :Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas

Nama pengamat Tanggal dan waktu observasi Kelas

: ___________________________________ : ___________________________________ : ___________________________________ Y T Catatan

No Deskripsi 1 Siswa siap di kelas sebelum guru masuk di kelas 2 Siswa mempersiapakan semua sarana belajar (buku, lembar kerja, dll) 3 Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru selama pelajaran 4 Siswa antusias dalam belajar 5 Siswa serius mengerjakan soal latihan 6 Ada siswa yang mengantuk selama pelajaran berlangsung 7 Ada siswa yang sibuk sendiri selama pelajaran berlangsung (makan, minum, main HP, dll)

140

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

Lampiran 2: Instrumen Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Belajar

Nama pengamat Tanggal dan waktu observasi Kelas No 1 2 3 4 5

: _____________________________________ : _____________________________________ : _____________________________________ Tally Catatan

Indikator Siswa yang menjawab pertanyaan guru Siswa serius mengerjakan LKS Siswa aktif dalam diskusi kelompok Siswa maju di kelas mengerjakan soal/tugas Jumlah siswa yang aktif menjelaskan kepada siswa yang belum jelas

141

PLPG Rayon 138: Contoh PTK

Lampiran 3: Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru di Kelas

Nama pengamat Tanggal dan waktu observasi Kelas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

: _____________________________________ : _____________________________________ : _____________________________________

Deskripsi Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Guru memeriksa kesiapan ruang Guru melakukan kegiatan apersepsi Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya Guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Guru melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan Guru menggunakan media secara efektif dan efisien Guru memfasilitasi terjadinya interaksi gurusiswa dan siswa-siswa Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Guru menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Guru melakukan penilaian awal Guru memantau kemajuan belajar Guru memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Guru melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Catatan

142

Modul 4

CONTOH SSP

SILABUS

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

Sekolah Mata Pelajaran Kelas /Semester Standar Kompetensi

: : : :

SMK . Kompetensi Kejuruan/Administrasi Transaksi XI / 4 5. Melaksanakan Proses Administrasi Transaksi

Kompetensi Dasar Indikator Teknik Tes tertulis

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran

143
Mendiskusika n pengertian transaksi dan administrasi transaksi. Mendiskusika n berbagai jenis transaksi dalam perusahaan. Mendiskusika n macammacam formulir atau berkas-berkas administrasi. Kognitif (Produk): 1. Menjelaskan pengertian transaksi dan administrasi transaksi. 2. Menjelaskan berbagai macam transaksi dalam perusahaan 3. Menjelaskan berbagai formulir atau berkasberkas administrasi sesuai dengan

Instrumen LP 1: Produk

Alokasi Waktu 15 X 45 menit

Sumber Belajar

5.1 Menyiapkan formulir atau berkas-berkas administrasi

1. Pengertian transaksi dan administras i transaksi.

1.

Penilaian Bentuk Instr. Essay

a. Devi Puspitasari. 2008.

2.

2. Jenis-jenis transaksi.

Penjualan Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. b. Sutrisno dan Suherman. 2007. Melakukan Proses Administrasi Transaksi. Penerbit Yudhistira

3. Macammacam formulir atau berkasberkas administras

3.

i transaksi. Non tes (pengamata n) Pertanyaa n diskusi LP 2: Proses

4. Alur bukti transaksi

4.

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

5. SOP tentang administras i transaksi suatu perusahaan

5.

prosedur perusahaan. 4. Menjelaskan alur berbagai bukti transaksi. 5. Menjelaskan SOP tentang administrasi transaksi suatu perusahaan

6.

suatu transaksi. Mendiskusika n alur bukti transaksi. Mendiskusika n SOP administrasi transaksi suatu perusahaan. Mempresentas ikan hasil diskusi.

144
Checklist Non tes (Kuesioner) Checklist

Kognitif (Proses): 1. Mengidentifikasi pengertian transaksi dan administrasi transaksi. 2. Menyebutkan berbagai jenis transaksi dalam perusahaan. 3. Mengidentifikasi macam-macam formulir atau berkas-berkas administrasi. suatu transaksi. 4. Menyebutkan alur bukti transaksi. 5. Mengidentifikasi kan SOP administrasi LP 3: Afektif (Karakter) LP 4:

transaksi suatu perusahaan.

Non tes (Kuesioner)

Afektif (Ketrampila n Sosial)

Checklist Non tes (Pengamata n)

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

145
Afektif (Ketrampilan Sosial) 1. Mengembangka n ketrampilan mengemukakan pendapat dalam menyiapkan formulir atau berkas-berkas administrasi 2. Mengembangka

Afektif (Karakter): 1. Memiliki kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam menyiapkan formulir atau berkas-berkas administrasi 2. Cermat, teliti, dan bertanggung jawab dalam menyiapkan berkas-berkas adminidtrasi transaksi. LP 5: Psikomotor

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

n ketrampilan bekerja sama dalam kelompok untuk menyiapkan formulir atau berkas-berkas administrasi 3. Mengembangka n kepedulian kepada teman menyiapkan formulir atau berkas-berkas administrasi Psikomotor 1. Menyiapkan formulir atau berkas-berkas administrasi sesuai dengan daftar yang telah ditetapkan. 2. Memeriksa kembali kelengkapan formulir atau berkas-berkas administrasi.

146

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

PERANGKAT RPP SMK


PEMASARAN / PENJUALAN
Melaksanakan Proses Administrasi Transaksi
(Perangkat RPP Berbasis Pendidikan Karakter)

Oleh: Rita Eny Purwanti

SERTIFIKASI GURU RAYON 38 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

147

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan/Administrasi Transaksi Kelas / Semester : XI / 4 Materi Pembelajaran : Formulir atau Berkas-berkas Administrasi Alokasi Waktu : 2 x 45 menit --------------------------------------------------------------------------------------------------A. Standar Kompetensi Melaksanakan proses administrasi transaksi. B. Kompetensi Dasar Menyiapkan formulir atau berkas-berkas administrasi C. Indikator: 1. Kognitif a. Produk 1) Menerangkan pengertian transaksi dalam perusahaan 2) Menerangkan pengertian administrasi tarnsaksi dalam perusahaan. 3) Menjelaskan 2 jenis transaksi dalam perusahaan b. Proses 1) Mengidentifikasi macam-macam transaksi dalam perusahaan 2) Mengidentifikasi beberapa kegiatan administrasi transaksi dalam perusahaan 3) Menyebutkan 2 jenis transaksi dalam perusahaan. 2. Afektif a. Afektif (Karakter): 1) Memiliki kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam menjelaskan transaksi dan administrasi transaksi. 2) Cermat, teliti, dan bertanggung jawab dalam menjelaskan transaksi dan administrasi transaksi b. Afektif (Ketrampilan Sosial) 1) Mengembangkan ketrampilan mengemukakan pendapat dalam berdiskusi tentang transaksi dan administrasi transaksi. 2) Mengembangkan ketrampilan bekerja sama dalam kelompok dalam berdiskusi tentang transaksi dan administrasi transaksi. 3) Mengembangkan kepedulian terhadap teman dalam menjelaskan transaksi dan administrasi transaksi 3. Psikomotor: .

148

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

D. Tujuan Pembelajaran: 1. Kognitif a. Produk 1) Siswa mampu menerangkan transaksi tanpa membuka buku dengan benar. 2) Siswa mampu menerangkan pengertian administrasi transaksi tanpa membuka buku dengan benar 3) Siswa mampu menjelaskan manfaat administrasi transaksi bagi perusahaan secara mandiri dengan tepat. 4) Siswa mampu menjelaskan 2 jenis transaksi dalam perusahaan tanpa membuka buku dengan lancar. 5) Siswa mampu menjelaskan contoh transaksi internal dan eksternal secara mandiri dengan tepat secara mandiri dengan tepat. b. Proses 1) Siswa mampu mengidentifikasi pengertian transaksi tanpa membuka buku dengan benar 2) Siswa mampu mengidentifikasi pengertian administrasi transaksi. tanpa membuka buku dengan benar 3) Siswa mampu menyebutkan berbagai jenis transaksi dalam perusahaan tanpa membuka buku dengan benar . 2. Psikomotor: 3. Afektif a. Afektif (Karakter): 1) Siswa memiliki kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam menjelaskan transaksi dan administrasi transaksi. 2) Siswa cermat, teliti, dan bertanggung jawab dalam menjelaskan transaksi dan administrasi transaksi b. Afektif (Ketrampilan Sosial) 1) Siswa mampu mengembangkan ketrampilan mengemukakan pendapat dalam berdiskusi tentang transaksi dan administrasi transaksi. 2) Siswa mampu mengembangkan ketrampilan bekerja sama dalam kelompok dalam berdiskusi tentang transaksi dan administrasi transaksi. 3) Siswa mampu mengembangkan kepedulian terhadap teman dalam menjelaskan transaksi dan administrasi transaksi E. Materi Pembelajaran: 1. Pengertian Transaksi dan Administrasi Transaksi a. Pengertian Transaksi Transaksi adalah segala aktivitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap posisi harta keuangan perusahaan, seperti menjual, membeli, membayar gaji, serta membayar biaya-biaya lainnya.

149

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

b. Pengertian Administrasi Administrasi berasal dari kata ad dan ministrare. Ad artinya ke atau kepada, sedangkan ministrare artinya mengabdi, memenuhi, atau melayani. Jadi, administrasi dapat diartikan suatu pengabdian atau pelayanan, yaitu pemberdayaan sumberdaya lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Pengertian administrasi tersebut cenderung luas, yaitu administrasi diartikan sebagai manajemen yang mengatur keseluruhan jalannya perusahaan. Dalam hal ini, pengertian administrasi yang akan dipelajari adalah pengertian administrasi secara sempit. Administrasi dalam arti sempit diperoleh dari kata administratie dalam bahasa Belanda yang artinya tata usaha atau diartikan pula sebagai tata pembukuan. Tata usaha adalah kegiatan yang berhubungan dengan tulis menulis, surat menyurat, ketik mengetik, kearsipan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan kantor. Proses administrasi dalam arti sempit terdiri dari beberapa kegiatan: 1) Menghimpun, artinya mengumpulkan segala keterangan yang tadinya berserakan sehingga dapat dipergunakan. 2) Mencatat, artinya membukukan berbagai transaksi atau berbagai keterangan. 3) Memgolah, artinya memperbanyak, menyalin, dan membuat informasi menjadi baru sehingga lebih berguna. 4) Menggandakan, artinya memperbanyak dengan berbagai cara atau alat. 5) Mengirim, artinya menyampaikan dari satu pihak ke pihak lain. 6) Menaruh, artinya kegiatan menaruh di tempat tertentu dengan maksud mudah untuk ditemukan. Dengan pengertian secara sempit maka administrasi diartikan sebagai pencatatan segala sesuatu tentang kejadian yang dilakukan secara kronologis dan teratur. Unsur-unsur yang terlibat dalam administrasi transaksi adalah: 1) Man (Manusia) Manusia yang terlibat dalam kegiatan administrasi penjualan harus mempunyai ketrampilan administrasi dan ketrampilan komunikasi yang baik dengan pelanggan. 2) Material (Harta Kekayaan) Harta kekayaan yang didayagunakan untuk melaksanakan administrasi penjualan adalah uang, perlengkapan administrasi, peralatan, dan tempat. 3) Method (Metode) Metode yang digunakan untuk melaksanakan administrasi berpedoman pada Standard Operating Procedure (SOP) administrasi transaksi perusahaan yang bersangkutan. Manfaat administrasi transaksi bagi perusahaan: 1) Perusahaan akan dengan mudah menghubungi pihak-pihak lain melaui berbagai media komunikasi baik rekanan, konsumen, instansi pemerintah, maupun supplier.

150

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

2) Resiko kehilangan barang dapat diperkecil, karena setiap transaksi (baik barang masuk, hasil pembelian, maupun barang keluar akibat penjualan) terbukukan dengan rapi. 3) Memudahkan pelayanan purna jual kepada konsumen, karena bukti transaksi konsumen bisa menunjukkan bukti-bukti kesepakatan penjualan. 4) Pemilik perusahaan akan dapat dengan mudah mengikuti perkembangan perusahaannya melalui laporan hasil pencatatan. Dengan demikian, administrasi transaksi adalah kegiatan untuk mencatat perubahan-perubahan posisi keuangan sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode tertentu sehingga hasil pencatatan dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Pencatatan kegiatan perusahaan tersebut dimulai dari mencatat setiap kejadian keuangan dengan bukti transaksi yang sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP). 2. Jenis-jenis Transaksi Transaksi yang terjadi sehari-hari di perusahaan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Transaksi internal Transaksi internal adalah transaksi yang terjadi yang melibatkan hanya bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Transaksi ini lebih menekankan pada perubahan posisi keuangan yang terjadi antar bagian yang ada dalam perusahaan seperti memo dari pimpinan kepada seseorang yang ditunjuk, perubahan nilai harta kekayaan karena penyusutan, pemakaian perlengkapan kantor, seperti tinta, kertas, pensil, dan sebagainya. b. Transaksi eksternal Transaksi eksternal adalah transaksi yang melibatakan pihak luar perusahaan, seperti transaksi pembelian, penjualan, pembayaran hutang piutang, dan sebagainya. Transaksi ini merupakan kegiatan utama yang harus terjadi di perusahaan, karena dari transaksi ini perusahaan memperoleh keuntungan dari nilai selisih pembelian dan penjualan. F. Bahan: Modul: Melakukan Proses Administrasi Transaksi G. Alat : Laptop, LCD atau OHP dan Transparansi H. Metode Pembelajaran: Pembelajaran materi ini menggunakan metode diskusi, pendekatan Kooperatif, model Cooperative Script.

151

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

I. Langkah-langkah Kegiatan: 1. Pertemuan 1: a. Pembukaan (10 menit): 1) Guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengecek kesiapan kelas. 2) Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang jenis-jenis perusahaan dan kegiatan yang terjadi di perusahaan. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti (70 menit): 1) Guru menyampaikan inti materi 2) Guru membagi siswa untuk berpasangan Eksplorasi 1) Siswa diminta untuk mengidentifikasi berbagai transaksi dan kegiatan administrasi dalam perusahaan . 2) Guru membagikan wacana/materi kepada setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan tentang pengertian transaksi, pengertian administrasi dan administrasi transaksi, manfaat administrasi transaksi, serta jenis-jenis transaksi dan contohnya. Selain itu, guru juga membagikan lembar pertanyaan untuk didiskusikan. Elaborasi 1) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 2) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya 3) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti pada nomor 5) di atas. Konfirmasi 1) Guru mengoreksi hasil eksplorasi dan elaborasi siswa tentang pengertian transaksi, administrasi, dan manfaat administrasi transaksi 2) Guru melengkapi hasil eksplorasi dan elaborasi siswa tentang pengertian transaksi, administrasi, dan manfaat administrasi transaksi. c. Penutup (10 menit): 1) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan. 2) Guru melakukan evaluasi pembelajaran secara lisan dengan cara bertanya kepada para siswa 3) Dengan bimbingan guru, siswa melakukan refleksi atas hasil pembelajarannya. 4) Guru memberi tugas kepada siswa untuk membaca materi lanjutannya.

152

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

J.

Penilaian 1. Jenis tes a. Tes tulis 1). Kognitif a) . produk (terlampir) b). proses (terlampir) b. Tes pengamatan 1). Afektif a). Karakter (terlampir) b). Ketrampilan sosial (terlampir) 2. Bentuk tes a. Tes uraian b. Tabel penilaian pengamatan 3. Penentuan nilai final Rumus penilaian No. Nama LP I (0,7) 1. 2. 3. 4. 5. LP (0,1) Nilai Final II LP III LP IV (0,1) (0,1)

K. Sumber Pembelajaran: 1. Devi Puspitasari. 2008. Penjualan Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 2. Sutrisno dan Suherman. 2007. Melakukan Proses Administrasi Transaksi. Penerbit Yudhistira

DAFTAR PUSTAKA

Devi Puspitasari. 2008. Penjualan Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Sutrisno dan Suherman. 2007. Melakukan Proses Administrasi Transaksi. Penerbit Yudhistira

153

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

LKS MENYIAPKAN FORMULIR ATAU BERKAS-BERKAS ADMINISTRASI TRANSAKSI Tujuan: 1. Menjelaskan transaksi dan administrasi transaksi. 2. Menjelaskan berbagai macam transaksi dalam perusahaan Bahan: Modul: Melakukan Proses Administrasi Transaksi Analisis: 1. Pengertian transaksi adalah : ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ________________________ 2. Pengertian administrasi adalah : ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ________________________ 3. Administrasi Transaksi adalah : ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ________________________ 4. Manfaat administrasi transaksi bagi perusahaan adalah: ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ________________________ 5. Perbedaan transaksi internal dan transaksi eksternal: a. Transaksi internal ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________

154

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

____________________________________________________________ ____________________ b. Transaksi eksternal ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________

6. Contoh transaksi internal dan transaksi eksternal No. 1. 2. 3. 4. 5. Contoh Transaksi Internal Contoh Transaksi Eksternal

KUNCI LKS MENYIAPKAN FORMULIR ATAU BERKAS-BERKAS ADMINISTRASI TRANSAKSI

1. Pengertian transaksi

Transaksi adalah segala aktivitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap posisi harta keuangan perusahaan, seperti menjual, membeli, membayar gaji, serta membayar biaya-biaya lainnya.
2. Pengertian Administrasi

Administrasi berasal dari kata ad dan ministrare. Ad artinya ke atau kepada, sedangkan ministrare artinya mengabdi, memenuhi, atau melayani. Administrasi dapat diartikan suatu pengabdian atau pelayanan. Secara luas, administrasi diartikan sebagai manajemen yang mengatur keseluruhan jalannya perusahaan. Administrasi dalam arti sempit diperoleh dari kata administratie dalam bahasa Belanda yang artinya tata usaha atau diartikan pula sebagai tata pembukuan. Tata usaha adalah kegiatan yang berhubungan dengan tulis menulis, surat menyurat, ketik mengetik, kearsipan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan kantor. Dengan pengertian secara sempit maka administrasi diartikan sebagai pencatatan segala sesuatu tentang kejadian yang dilakukan secara kronologis dan teratur.

155

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

3. Pengertian Administrasi Transaksi Administrasi transaksi adalah kegiatan untuk mencatat perubahan-perubahan posisi keuangan sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode tertentu sehingga hasil pencatatan dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. Pencatatan kegiatan perusahaan tersebut dimulai dari mencatat setiap kejadian keuangan dengan bukti transaksi yang sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP). 4. Manfaat administrasi transaksi bagi perusahaan: a. Perusahaan akan dengan mudah menghubungi pihak-pihak lain melaui berbagai media komunikasi baik rekanan, konsumen, instansi pemerintah, maupun supplier. b. Resiko kehilangan barang dapat diperkecil, karena setiap transaksi (baik barang masuk, hasil pembelian, maupun barang keluar akibat penjualan) terbukukan dengan rapi. c. Memudahkan pelayanan purna jual kepada konsumen, karena bukti transaksi konsumen bisa menunjukkan bukti-bukti kesepakatan penjualan. d. Pemilik perusahaan akan dapat dengan mudah mengikuti perkembangan perusahaannya melalui laporan hasil pencatatan. 5. Jenis-jenis Transaksi Transaksi yang terjadi sehari-hari di perusahaan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Transaksi internal Transaksi internal adalah transaksi yang terjadi yang melibatkan hanya bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Transaksi ini lebih menekankan pada perubahan posisi keuangan yang terjadi antar bagian yang ada dalam perusahaan. b. Transaksi eksternal Transaksi eksternal adalah transaksi yang melibatakan pihak luar perusahaan. Transaksi ini merupakan kegiatan utama yang harus terjadi di perusahaan, karena dari transaksi ini perusahaan memperoleh keuntungan dari nilai selisih pembelian dan penjualan. 6. Contoh transaksi internal dan transaksi eksternal No. 1. 2. 3. 4. 5. Contoh Transaksi Internal Memo dari pimpinan kepada seseorang yang ditunjuk Penyusutan aktiva tetap Pemakaian perlengkapan kantor, Pembayaran gaji karyawan Pengambilan barang di gudang Contoh Transaksi Eksternal Pembelian tunai dan kredit Penjualan tunai dan kredit Pembayaran hutang Penerimaan piutang Retur penjualan atau pembelian

156

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

Lembar Penilaian (LP) I: Produk Soal: 1. Jelaskan pengertian transaksi! 2. Jelaskan pengertian administrasi transaksi! 3. Jelaskan manfaat administrasi transaksi bagi perusahaan! 4. Jelaskan perbedaan transaksi intern dan transaksi ektern! 5. Berilah contoh transaksi intern dan transaksi ekstern, masing-masing 4 contoh transaksi! Kunci LP I: 1. Transaksi adalah segala aktivitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap posisi harta keuangan perusahaan, seperti menjual, membeli, membayar gaji, serta membayar biaya-biaya lainnya. 2. Administrasi transaksi adalah kegiatan untuk mencatat perubahan-perubahan posisi keuangan sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode tertentu sehingga hasil pencatatan dapat dikomunikasikan kepada pihak lain. 3. Manfaat administrasi transaksi bagi perusahaan: a. Perusahaan akan dengan mudah menghubungi pihak-pihak lain melaui berbagai media komunikasi baik rekanan, konsumen, instansi pemerintah, maupun supplier. b. Resiko kehilangan barang dapat diperkecil, karena setiap transaksi (baik barang masuk, hasil pembelian, maupun barang keluar akibat penjualan) terbukukan dengan rapi. c. Memudahkan pelayanan purna jual kepada konsumen, karena bukti transaksi konsumen bisa menunjukkan bukti-bukti kesepakatan penjualan. d. Pemilik perusahaan akan dapat dengan mudah mengikuti perkembangan perusahaannya melalui laporan hasil pencatatan. 4. Transaksi di perusahaan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : a. Transaksi internal Transaksi internal adalah transaksi yang terjadi yang melibatkan hanya bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Transaksi ini lebih menekankan pada perubahan posisi keuangan yang terjadi antar bagian yang ada dalam perusahaan. b. Transaksi eksternal Transaksi eksternal adalah transaksi yang melibatakan pihak luar perusahaan. Transaksi ini merupakan kegiatan utama yang harus terjadi di perusahaan, karena dari transaksi ini perusahaan memperoleh keuntungan dari nilai selisih pembelian dan penjualan. 5. Contoh transaksi: a. Transaksi intern: memo dari pimpinan kepada seseorang yang ditunjuk, perubahan nilai harta kekayaan karena penyusutan, pemakaian perlengkapan kantor, seperti tinta, kertas, pensil, dan sebagainya.

157

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

b. Transaksi ekstern: transaksi pembelian, penjualan, pembayaran hutang piutang, dan sebagainya. Penskoran: Jawaban nomer soal 1 berbobot 10% Jawaban nomer soal 2 berbobot 10% Jawaban nomer soal 3 berbobot 40% Jawaban nomer soal 4 berbobot 20% Jawaban nomer soal 5 berbobot 20% Kognitif produk Nama

No. 1. 2. 3. 4.

Nilai

158

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

Lembar Pengamatan (LP) II: Proses Diskusikan beberapa pertanyaan/pernyataan berikut ini! 1. Apakah setiap perusahaan perlu melakukan administrasi transaksi? Mengapa? 2. Sebutkan 2 jenis transaksi dalam perusahaan. 3. Manakah diantara transaksi intern dan ekstern yang lebih sering terjadi di perusahaan? Kunci LP II: 1. Administrasi terhadap berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan harus dilakukan, baik pada perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur. Adminstrasi transaksi penting untuk dilakukan karena dengan administrasi yang rapi dan teratur akan mendukung pencapaian tujuan perusahaan. 2. Transaksi ekstern dan intern. 3. Transaksi ekstern relatif lebih sering terjadi dibandingkan transaksi intern perusahaan. Kognitif produk Nama

No. 1. 2. 3. 4.

Nilai

159

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

Lembar Pengamatan (LP) III: Afektif Pengembangan Karakter Skala sikap untuk mengukur kemampuan siswa berpikir logis dan sistematis. Nama: ________________ No. Presensi: _________ Kelas : ________________ Berilah tanda dalam kolom skala sikap berikut ini. No. 1. Pernyataan Administrasi terhadap berbagai transaksi yang terjadi di perusahaan tidak selalu harus dilakukan, karena akan menambah pekerjaan dan biaya. Transaksi yang perlu diadministrasi adalah transaksi yang berkaitan dengan pihak luar saja, sementara transaksi intern tidak perlu karena hanya berkaitan dengan pihakpihak di dalam perusahaan. Administrasi terhadap semua transaksi yang terjadi di perusahaan secara sistematis dan teratur akan sangat bermanfaat bagi perusahaan. Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga, maka sebaiknya diabaikan saja. Untuk mengerjakan tugas administrasi transaksi tidak perlu orang yang memiliki ketrampilan administrasi dan ketrampilan komunikasi yang baik. Alternatif Jawaban SS S T STS

2.

3.

4.

5.

No. 1. 2. 3. 4.

Kognitif produk Nama

Nilai

160

PLPG Rayon 138: Contoh SSP

Lembar Pengamatan (LP) IV: Afektif Pengembangan Keterampilan Sosial Petunjuk: Beri lingkaran pada angka yang sesuai untuk setiap kemampuan yang teramati pada waktu siswa berdiskusi: 1. bila tidak pernah 2. bila jarang 3. bila kadang-kadang, dan 4. bila siswa selalu melakukan Nama: 1. Kemampuan menyampaikan pendapat 1 2 3

2.

Kemampuan mendengarkan pada saat teman lain berpendapat 1 2 3 4 Kemampuan memberikan kesempatan orang lain berbicara 1 2 3 4 Frekuensi memotong pembicaraan 1 2 3

3.

4.

5.

Kemampuan berpartisipasi/berkontribusi dalam kerja kelompok 1 2 3 4 Kepedulian terhadap teman dalam kelompok yang belum jelas terhadap materi pembelajaran 1 2 3 4

6.

No. 1. 2. 3. 4.

Kognitif produk Nama

Nilai

Pengamat,

(.. )

161

RAYON 138 PLPG 2012

Anda mungkin juga menyukai