Anda di halaman 1dari 2

Penyebab Kerusakan Jalan

Kita sering menjumpai kerusakan jalan pada suatu ruas jalan, kerusakan ini bermacam
macam, umumnya ada kerusakan jalan berupa retak-retak (cracking), berupa gelombang
(corrugation), juga kerusakan berupa alur/cekungan arah memanjang jalan sekitar jejak roda
kendaraan (rutting) ada juga berupa genangan aspal dipermukaan jalan (bleeding), dan ada
juga berupa lobang-lobang (pothole). Kerusakan tersebut bisa terjadi pada muka jalan yang
menggunakan beton aspal sebagai lapis permukaannya.
Sekarang timbul pertanyaan kita, apa penyebab dari masing-masing kerusakan tersebut?
Penyebab kerusakan jalan adalah akibat beban roda kendaraan berat yang lalulalang
(berulang-ulang), kondisi muka air tanah yang tinggi, akibat dari salah pada waktu
pelaksanaan, dan juga bisa akibat kesalahan perencanaan.
Kita ambil salah satu bentuk kerusakan yang sering kita jumpai dan kerusakan tersebut sangat
tidak nyaman untuk dilalui adalah kerusakan berlubangnya jalan, bahkan jalan yang bisa
menyerupai kubangan kerbau (tempat mandi kerbau dengan lumpur) yang hal ini sering kita
lihat disawah. Jelas penyebab utama adalah air. Jika sistim drainase sepanjang jalan tidak
sempurna, termasuk perawatannya, maka air akan naik, bahkan bisa menggenangi jalan.
Daya dukung tanah pada badan jalan sangat dipengaruhi oleh kandungan air yang ada dalam
tanah tersebut. Jika kandungan air optimum sudah terlewati maka daya dukung tanah akan
menurun,apalagi jika sampai muka jalan tergenang maka kondisi saturated akan terjadi. Daya
lekat antar butiran tanah menjadi sangat kecil bahkan bisa tidak ada sama sekali, gesekan
antar partikal sangat menurun dan saling mengunci antar butiran sudah tidak bekerja. Pada
kondisi ini kemampuan tanah mendukung beban boleh dikatakan sangat-sangat kecil.
Sedangkan kendaraan tetap akan lewat, akibat beban kendaraan yang menekan muka jalan
maka terjadilah pelepasan ikatan antar butiran pada tanah, dan akan mengakibatkan
permukaan jalan menjadi pecah dan amblas. Nah inilah proses awal kerusakan jalan tersebut.
Oleh karena itu hampir setiap selesainya musim hujan akan nampak banyak jalan yang
mengalami kerusakan, mulai dari lobang kecil sampai berlobang yang sangat besar. Jelas ini
diakibatkan dari kondisi drainase yang tidak sempurna. Inilah yang sering dihebohkan yang
terjadi dijalan Pantura Pulau Jawa. Memang banyak cara mengatasi kerusakan jalan. Nah
sempurnakanlah sistim drainase sepanjang jalan agar muka air tanah tidak naik, untuk
memperkecil terjadinya kerusakan jalan.
Jalan aspal merupakan salah satu alternatif konstruksi yang dipergunakan untuk membangun
sebuah jalan. Ada beberapa jenis konstruksi untuk jalan aspal, misalnya: mc adam, lapis
penetrasi (lapen), burda (taburan dua lapis), burtu (taburan satu lapis), sand sheet, dll. Namun
saat ini sering kita melihat banyak jalan aspal yang sudah rusak, kebanyakan berlubang dan
ada juga yang bergelombang seperti mau mengelupas.

Menurut pengalaman dan sepengetahuan saya, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan
jalan aspal cepat rusak, diantaranya:
Mutu/kualitas jalan aspal yang kurang baik, hal ini bisa dikarenakan bahan yang
dipergunakan tidak baik atau diluar ketentuan teknis, metode pengerjaan yang kurang
baik, pengerjaan yang bertepatan dengan cuaca yang kurang pas (hujan misalnya), dll.
Muatan yang berlebihan, semakin berat muatan akan semakin mempercepat
proseskerusakan jalan, apalagi kalau misalnya kualitas/mutu jalan yang kurang bagus,
otomatis akan semakin mempercepat proses kerusakan jalan.
Air yang mengalir dibadan jalan/tidak ada saluran, karena menurut pengalaman, jalan
yang sistem pembuangan airnya buruk akan semakin cepat rusak jalan tersebut. Bisa
juga karena air yang menggenang di jalan.
Perencanaan yang kurang tepat, karena jenis jalan aspal berbeda maka harus
disesuaikan dengan kebutuhan transportasi yang mempergunakan jalan tersebut.
Untuk jalan aspal yang berada di jalan desa atau pemukiman, kerusakan jalan bisa
juga karena faktor lingkungan, seperti: talang/tritisan yang langsung ke jalan sehingga
saat musim hujan air dari talang atau tritisan langsung jatuh ke jalan. Jalan yang
kurang cahaya atau jarang terkena sinar matahari sehingga saat hujan atau terkena air
tidak bisa langsung hilang, bisa juga jalan menjadi lembab.

Anda mungkin juga menyukai