Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN STRATEGIK

ANALISIS KASUS
COCA-COLA COMPANY
Dosen Pengampu: Lilik Wahyudi, S.E., M.Si.



Kelompok H
1. Fatania Latifa F0307049
2. Hermin Arifianti F0307055
3. Jarmiatun F0307059
4. Ratih Indah F0307075

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2009

1
Kelompok H

PENDAHULUAN



Industri Minuman Ringan
Sekarang ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya
industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian, kebutuhan akan
faktor-faktor produksi menjadi bertambah banyak.
Di Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari
warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari
berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi minuman ringan yang
sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang biasa.
Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13
porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina (122)
dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis
terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap
terjangkau. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti bahwa
saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang lebih besar
daripada prosentase kenaikan harga tersebut.
Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek
multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan
menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti bahwa
untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan, empat
kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional.
Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh
pengecer dan pedagang grosir dimana 90% diantaranya termasuk
dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha kecil tersebut,
produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting
mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%.
Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan
meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media.

2
Kelompok H

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen
dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan
ini memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari
The Coca-Cola Company.
Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang
terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan antara perusahaan-
perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha
independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah
satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di
dunia.



asi yang tinggi dalam memproduksi dan mengelola
berbagai aspek teknis dan pengawasan mutu.
tur melaksanakan
audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
melampaui standar yang ditetapkan untuk
pabrik-pabrik sejenis di berbagai lokasi lain di dunia.
PEMBUATAN COCA-COLA
sumen berawal dari bahan baku pilihan
berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan:




Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola
Bottling Indonesia diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik
pembotolan yang tersebar di seluruh Indonesia. Walaupun kebijakan
dan pengembangan produksi diarahkan oleh National Office yang
berkedudukan di Cibitung, Bekasi, setiap pabrik memiliki manajemen
yang memiliki pengalaman luas dan kualifik

Semua pabrik diwajibkan mematuhi dan bahkan kerap kali melampaui berbagai ketentuan
internasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan secara tera
Selama ini pabrik-pabrik kami di Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The
Coca-Cola Company atas pencapaian standar yang
Minuman Coca-Cola sebelum sampai ke tangan kon

3
Kelompok H

1. Tahap pertama untuk menhasilkan Coca-Cola sangat
sederhana, yaitu membuat sirup yang terdiri dari gula
dan air. Airnya disaring dengan seksama karena bagi
"Coca-Cola" bahan baku berkualitas tinggi sangat
mutlak diperlukan.





2. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk
produk botol dan kaleng benar-benar bersih dan murni,
air tersebut disaring. Para teknisi pengawasan mutu
menguji air tersebut berkali-kali sebelum digunakan
untuk membuat produk akhir.





3. Pemeriksaan dan pengujian berlanjut. Perangkat
canggih membantu para teknisi memeriksa segala segi
proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar
karbondioksida, rasa dan kandungan sirup. Pada tahap
ini, campuran sirup diperiksa.


4
Kelompok H

4. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat
"Coca-Cola". Sari rasa untuk "Coca-Cola ini dibuat di
pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga
kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia.
Teknisi kemudian mencicipi, memeriksa dan mencatat
campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah
pencampuran, cairan siap untuk diberi tambahan
karbondioksida. Pengawasan mutu yang amat ketat
adalah alas an mengapa "Coca-Cola" dikenal sebagai
minuman yang memiliki kadar soda yang paling
sempurna.


5. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET
(Polyethelyne terephthalate) maupun kaleng sekarang
dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan
produk akhir. Botol-botol harus melalui pemeriksaan
yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan dibasuh
kemudian diperiksa secara elektronik dan manual.
Barulah boto-botol tersebut siap untuk diisi dengan
minuman ringan paling popular di dunia saat ini.


6. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar
dapat terisi secara otomatis. Cara tersebut menjamin
jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol
secara otomatis menjamin kadar higienis yang
sempurna pula.


7. Akhirnya, botol-botol diberi label, kode produksi dan
dikemas dalam karton-karton atau dimasukkan ke
dalam krat. Selanjutnya, pusat penjualan siap untuk
mengirimkan produk-produk "Coca-Cola menuju lebih
dari 420.000 gerai (outlet) yang menjual produk-
produk "Coca-Cola" di Indonesia.

5
Kelompok H
ISI
Identifikasi Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan yang Ada
Visi, misi, maupun nilai-nilai yang ada merupakan cerminan dari apa yang dicari oleh
perusahaan untuk dicapai serta bagaimana mencapai hal tersebut. Semuanya memberikan arahan
atau petunjuk yang jelas pada perusahaan dan membantu perusahaan untuk memastikan bahwa
mereka yang ada di dalam perusahaan itu bekerja untuk tujuan yang sama. Berikut adalah
penjabaran dari visi, misi, dan nilai Coca-cola Company:













OurVision
OurvisionservesastheframeworkforourRoadmapandguideseveryaspectofour
businessbydescribingwhatweneedtoaccomplishinordertocontinueachieving
sustainable,qualitygrowth.
People:Beagreatplacetoworkwherepeopleareinspiredtobethebesttheycan
be.
Portfolio:Bringtotheworldaportfolioofqualitybeveragebrandsthatanticipate
andsatisfypeople'sdesiresandneeds.
Partners:Nurtureawinningnetworkofcustomersandsuppliers,togetherwe
createmutual,enduringvalue.
Planet:Bearesponsiblecitizenthatmakesadifferencebyhelpingbuildand
supportsustainablecommunities.
Profit:Maximizelongtermreturntoshareownerswhilebeingmindfulofour
overallresponsibilities.
Productivity:Beahighlyeffective,leanandfastmovingorganization.
OurMission
OurRoadmapstartswithourmission,whichisenduring.Itdeclaresourpurposeasa
companyandservesasthestandardagainstwhichweweighouractionsanddecisions.
Torefreshtheworld...
Toinspiremomentsofoptimismandhappiness...
Tocreatevalueandmakeadifference.
LiveOurValues
Ourvaluesserveasacompassforouractionsanddescribehowwebehaveintheworld.
Leadership:Thecouragetoshapeabetterfuture
Collaboration:Leveragecollectivegenius
Integrity:Bereal
Accountability:Ifitistobe,it'suptome
Passion:Committedinheartandmind
Diversity:Asinclusiveasourbrands
Quality:Whatwedo,wedowell

6
Kelompok H
Mengembangkan Pernyataan Visi dan Misi bagi Organisasi
Dunia sedang mengalami perubahan, sehingga untuk terus maju sebagai usaha selama sepuluh
tahun dan seterusnya, Coca-cola harus melihat ke depan, memahami tren, dan kekuatan yang akan
membentuk bisnisnya di masa yang akan datang dan bergerak cepat untuk mempersiapkan apa yang
akan datang. Visi Coca-cola adalah menciptakan sebuah tujuan jangka panjang untuk bisnis Coca-
cola.
Visi Coca-cola merupakan kerangka bagi perusahaan dan memandu setiap aspek bisnisnya
dengan menjelaskan apa yang diperlukan untuk mencapai dan melanjutkan kualitas pertumbuhan
beberapa aspek. Coca-cola Company ingin menjadi tempat yang tepat untuk bekerja di mana orang-
orang terinspirasi untuk melakukan pekerjaan sesuai kemampuan terbaiknya. Perusahaan juga ingin
memaksimalkan laba jangka panjang dan memiliki produktivitas yang sangat efektif dan efisien.
Sedangkan misi Coca-cola Company menjadi awal proses bisnisnya. Misi tersebut
menyatakan tujuannya sebagai perusahaan dan menyajikan sebagai standar yang dapat digunakan
sebagai pertimbangan untuk menetapkan tindakan dan keputusan untuk memperbarui dunia,
memberikan inspirasi untuk meningkatkan optimisme dan kebahagiaan, dan menciptakan nilai serta
membuat perbedaan.

Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal bagi Perusahaan
Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh,
lingkungan industri, dan lingkungan operasional.
Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak
berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya,
teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.
Lingkungan industri terdiri dari persaingan di antara anggota industri, hambatan masuk,
produk substitusi, daya tawar pembeli, dan daya tawar pemasok.
Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan
perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga
kerja.
Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan dan
mengembangkan produk. Berikut ini adalah analisis dari ketiga lingkungan tersebut yang dapat
digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman bagi Coca-cola.


7
Kelompok H
A. Analisis Lingkungan J auh
Berdasarkan analisis lingkungan jauh, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca-Cola akan meningkat.
Pendapatan disposable adalah sisa pendapatan perseorangan yang meliputi
pembayaran transfer setelah pembayaran semua pajak langsung dan sumbangan asuransi
nasional. Pendapatan disposable merupakan faktor penentu tingkat pengeluaran untuk
konsumsi dan tabungan dalam suatu perekonomian. Pada hakikatnya pendapatan disposable
digunakan oleh para penerimanya yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian,
untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini. Hal ini menjadi peluang
bagi perusahaan Coca-cola.
2. Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang. Artinya semakin tua,
semakin berkurang minum minuman ringan, sebaliknya kelompok muda yang paling banyak
minum minuman ringan.
3. Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga dapat menciptakan segmen pasar baru
kemudian munculnya pasar kaum muda baru yang lebih mudah dijangkau.

B. Analisis Lingkungan Industri
Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan.
Hal ini didukung dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan
penduduk berusia muda yang sangat besar. Dengan konsumsi minuman ringan yang
sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang
biasa.
2. Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat.
Coca-cala merupakan salah satu minuman ringan yang mudah diperoleh mulai dari
warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat
dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan.
3. Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan Cadburry.
Coca-Cola Company mempunyai dua pesaing utama yaitu: PepsiCo dan Cadbury
Schweppes PLC. PepsiCo mempunyai jumlah karyawan dua kali lebih banyak dari Coca-
Cola Company. Sedangkan Cadbury Schweppes PLC mempunyai diversifikasi produk yang
mana tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Diversifikasi itu meliputi: industry minuman,
coklat dan permen karet.

8
Kelompok H
Perbandingan Coca-Cola Company dengan kompetitornya
KO CSG PEP Industri
Market Cap $111.18B $26.33B $103.10B $2.21B
Employees 71,000 70,000 168,000 1.40K
Qtrlly Rev Growth 6.90% 7.80% 2.80% 6.60%
Revenue $24.09B $14.57B $35.14B $1.43B
Gross Margin 66.12% 14.00% 55.14% 40.48%
EBITDA $7.86B $2.43B $8.46B $152.55M
Oper Margins 26.97% 13.24% 18.33% 5.26%
Net Income $5.18B $1.03B $5.63B $23.24M
EPS $2.162 $4.39 $3.344 $0.63
P/E $22.21 $11.56 $18.82 $23.01
PEG (5Yr Expected) 2.34 2.48 1.75 2.34
P/S 4.63 1.82 2.96 1.27
CGS=Cadbury Schweppes PLC
PEP =PepsiCo, Inc.
Industry=Beverages-Soft Drinks

4. Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.
Minuman sitrus (citrus beverage) dan sari buah (fruit juice) merupakan produk
pengganti dan memiliki harga yang cenderung lebih murah daripada produk Coca-cola.

C. Analisis Lingkungan Operasional
Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.
Air merupakan bahan utama dalam industri minuman ringan. Keterbatasan air di
beberapa bagian dunia menyebabkan system pemurnian air harus dilakukan sehingga
menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan lebih tinggi.
2. Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat.
Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis gula,
untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik. Untuk di luar
Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam, bahan pemanis yang
digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori diperoleh dari The Nutra Sweet
Company.

9
Kelompok H
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal bagi Perusahaan
Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini
menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya
manusia, sumberdaya fisik, operasi, keuangan, manajemen dan organisasi.
Kekuatan dan kelemahan pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,
kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas
promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.
Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen
sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen
puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan
hokum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan.
Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan dengan
pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam,
keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk
perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.
Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan
berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan pemasok,
lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak paten, merk
dagang, proteksi hokum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat peralatan.
Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi,
citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi dalam
organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi, penggunaan
system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategik, sinergi dalam
organisasi, sistem informasi yang baik dan manajemen kualitas yang baik.

Kekuatan Internal Coca-Cola Company
1. Brand Image yang sudah dikenal masyarakat luas.
Brand Image menyebabkan kesetiaan pelanggan terhadap produk (brand loyalty).
2. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain.
Sari rasa untuk "Coca-Cola dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan
hingga kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia.
3. Memilik Sumber Daya Manusia yang besar dan terlatih.
Coca-cola Company memiliki tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan
fungsi teknis, bidang manajemen, dan kepemimpinan karyawan.

10
Kelompok H
4. Pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen.
Misalnya, Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) menyediakan National Contact
Centre (NCC), yaitu pusat layanan bagi pelanggan dan konsumen di seluruh Indonesia.
NCC berfungsi sebagai media bagi para pelanggan dan konsumen yang membutuhkan
informasi atau layanan apapun terkait dengan Perusahaan dan produk-produk Coca-Cola.
Layanan dari NCC meliputi:
Layanan Pelanggan yang mencakup permohonan menjadi pelanggan, alat pendingin,
pemesanan produk baik dari outlet tradisional maupun modern, serta hal lain yang
terkait dengan distribusi atau penjualan;
Layanan Konsumen yang mencakup informasi produk, kualitas produk dan kemasan,
kegiatan promosi produk;
Pertanyaan Umum yang mencakup penelitian, praktek kerja/magang dan lowongan
pekerjaan di CCBI, permohonan kunjungan ke pabrik CCBI, penawaran jasa dan
produk untuk CCBI.
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami,
mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan
kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk
berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan
kerja yang aman bagi seluruh karyawan.
6. Perkembangan inovasi secara terus-menerus.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola selalu meningkatkan
kualitasnya.
7. Strategi pemasaran yang baik.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif.
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik
melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan
TV.
8. Sistem Informasi yang memadai.
Pengembangan pendekatan manajemen Sistem Informasi (Information System / IS)
yang terarah pada organisasi merupakan bentuk pengaruh evolusi teknologi terhadap dunia
usaha dewasa ini.
9. Kemasan produk yang menarik dan harga yang kompetitif.
Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta
meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir

11
Kelompok H
tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang
lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir
dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir
dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil,
imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan teknologi terbaru.

Kelemahan Internal Coca-cola Company
1. Coca-cola Company tidak menghasilkan produk organik
Di Amerika sedang mengembangkan produk organik, dan perkembangannya telah
mencapai 70%. Dan sampai saat ini pun produk organik semakin popular. Sedangkan Coca-cola
Company tidak mengadakan inovasi dalam hal produk organik, padahal hal ini dapat dijadikan
peluang bisnis yang potensial.
2. Sebagian pengecer mempunyai kontrak ekslusif dengan PepsiCo.
Sebagian perusahaan beverage seperti Pepsi Co. telah melakukan kontrak ekslusif dengan
restoran-restoran misalnya saja KFC, Mac D, dan lainnya. Sehingga Coca Cola tidak bisa masuk
ke area tersebut.
3. Soft drinks tidak baik untuk kesehatan
Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral). Mereka punya
kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna.
Sementara orang suka meminum soft drink dingin setelah makan, Akibatnya, Tubuh kita
mempunyai suhu optimum 37 supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin
jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan
memberi tekanan pada sistem pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan
makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk
dan racun, yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini
mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.







12
Kelompok H
Matriks SWOT
KEKUATAN
(Strengths S)
1. Brand Image yang sudah
dikenal masyarakat luas.
2. Ramuan rahasia yang tidak
dimiliki produk lain.
3. Memilik Sumber Daya
Manusia yang besar dan
terlatih.
4. Pelayanan terhadap pelanggan
dan konsumen.
5. Memiliki kepedulian terhadap
lingkungan.
6. Perkembangan inovasi secara
terus-menerus.
7. Strategi pemasaran yang baik.
8. Sistem Informasi yang
memadai.
9. Kemasan produk yang menarik
dan harga yang kompetitif.
KELEMAHAN
(Weakness W)
1. Coca-cola Company tidak
menghasilkan produk
organik.
2. Sebagian perusahaan
beverage lainnya mempunyai
kontrak ekslusif seperti
dengan Pepsi Company.
3. Soft drinks tidak baik untuk
kesehatan.


PELUANG
(Opportunities O)
1. Semakin meningkatnya
pendapatan disposabel,
penjualan Coca-Cola akan
meningkat.
2. Konsumsi minuman ringan
berbanding terbalik dengan
usia seseorang.
3. Teknologi membuat dunia
semakin sempit
4. Industri minuman ringan
memiliki potensi yang amat
STRATEGI SO
1. Menganalisis pasar pada tahap
perencanaan produk yang
menyediakan informasi agar ide
sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
2. Mengevaluasi produk saat
pengembangan, perkenalan, dan
pemantauan kinerja produk
yang sudah ada.
3. Memutuskan target pasar dan
strategi penentuan posisi dalam
memasarkan produk.
STRATEGI WO
1. Mengandalkan para grosir
maupun pengecernya untuk
mendorong konsumen.
2. Membuat keputusan tentang
bahan-bahan yang digunakan
dengan mempertimbangkan
faktor-faktor : kebutuhan
spesifikasi produk atau
komponen, biaya-biaya
bahan relatif, dan biaya-biaya
pemrosesan relatif.
3. Mencari gagasan-gagasan

13
Kelompok H
besar untuk dikembangkan.
5. Minuman ringan mudah
sekali diperoleh di berbagai
tempat.
6. Bahan pendukung utama
Coca-cola mudah diganti
dengan bahan lain yang
mudah didapat.
4. Memproses permintaan dan
keluhan dan keluhan konsumen.
5. Memanfaatkan teknologi dan
informasi untuk memperbarui
system dan pengembangan
produk.
produk baru dari pasar atau
teknologi yang telah ada.
4. Menciptakan produk baru
yang tidak membahayakan
kesehatan.

ANCAMAN
(Threats T)
1. Coca-Cola mendapat
persaingan yang kuat dari
Pepsi dan Cadburry.
2. Ada banyak minuman
substitusi dari minuman
ringan yang populer.
3. Peningkatan biaya per unit
akibat keterbatasan bahan
baku.
STRATEGI ST
1. Merancang harga secara
fleksibel untuk mengatasi
perubahan dan ketidakpastian.
2. Memperhatikan produk tertentu
yang diproduksi dan atau
produk yang sering dibeli
konsumen.
3. Mengadakan perjanjian
penempatan merek pada
produk-produk yang dibuat.
4. Melayani aktivitas-aktivitas
permohonan spesifikasi produk,
permohonan rincian,
pemrosesan pembelian.
STRATEGI WT
1. Mengadakan perluasan
produk dengan diversifikasi
dan melakukan inovasi.
2. Melakukan Riset and
Development yang intensif
atas produknya.
3. Memantau perkembangan
pesaing yang kompetitif.
4. Menekan biaya produksi
dengan efektif dan efisien.







14
Kelompok H
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Persaingan Industri dan Globalisasi era sekarang ini menuntut organisasi / perusahaan untuk
lebih mengembangkan kreativitas dan inovasi demi kemajuan organisasi / perusahaan
khususnya dalam menghasilkan produk demi kemajuan perusahaan dan tidak kalah dalam
persaingan.
2. Produk adalah sesuatu atau kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan, bagi
konsumen ataupun pemakai produk.
3. Posisi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia berada pada kuadran I dengan wilayah kekuatan lebih
besar dari pada peluang sehingga perusahaan harus bisa menggunakan kekuatan dengan
memanfaatkan peluang.

SARAN
Perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang cukup agresif agar dapat tetap
mempertahankan persaingan pada industri minuman ringan. Dengan perubahan dan penyesuaian
sistem perekonomian di Indonesia maupun dunia saat ini, di mana sistem perekonomian saat ini
mengacu pada persaiangan dalam penciptaan produk/jasa pada sistem pembelajaran berbasis Mutu
dan Kualitas serta formasi produk / jasa di mata konsumen yang ke depan dihadapkan pada sistem
perekonomian global.



Sumber:
David, Fred R. 2006. Strategic Management: Concepts and Cases, 10
th
edition. J akarta: Salemba
Empat
Handoko, Hani T. 1984. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE
Pratama, Yudha, SE, dkk. 2006. Kamus Ekonomi Lengkap. J akarta: Wipress
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. J akarta: PT Raja Grafindo Persada
http://www.coca-cola.com
http://finance.yahoo.com
http://www.indosripsi.com
http://www.medanonline.net
http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai