pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada
beban tetap dari penggunaan dana itu. Kalau perusahaan dalam menggunakan
dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan dana bagi
pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya
memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan trading on the
eqity
Dengan demikian trading on the equity dapat didefinisikan sebagai
penggunaan
dana
yang
disertai
dengan
beban
tetap
dimana
dalam
Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besarnya pada
berbagai perimbangan pembelanjaan (financing mix) dinamakan Indifference
Point atau Break-event point (dalam financial leverage).
maka
akan
memberikan
kepastian
bagi
perusahaan
dalam
menghasilkan laba. Tapi karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap,
maka untuk menghasilkan laba diperlikan tingkat penjualan minimum tertentu.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terkait dengan operasi perusahaan,
sehingga tidak ada kaitannya dengan penjualan perusahaan. Karena biaya tetap
tidak terkait dengan penjulan perusahaan, maka biaya ini menjadi risiko yang
hasus ditanggung oleh perusahaan. Biaya tetap perusahaan dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Biaya tetap operasi
Adalah biaya tetap dari aktivitas operasional perusahaan. Risiko yang
ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko operasional. Biaya ini seperti biaya
sewa gudang, biaya tenaga kerja bagian administrasi, dan lain-lain.
2. Biaya tetap keuangan
Adalah biaya tetap karena perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaan perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko
keuangan. Biaya ini berupa biaya bunga.
3. Biaya tetap total
Adalah penjumlahan dari biaya tetap operasi dan keuangan. Risiko yang
ditimblkan dari biaya ini disebut risiko bisnis atau perusahaan.
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan
agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber
dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuangan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga menigkatkan variabilitas (risko) keuntungan, karena jika
Bentuk yang Diperbaiki
Rp5.000.000,-
saham.
LEVERAGE DAN LAPORAN RUGI LABA
1.000.000,-
PT ASDB
Laporan Rugi Laba
pajak (EBT)
1 Januari Laba
31sebelum
Desember
1989
Pajak
penghasilan
( dalam Rp 000,- (40%)
)
Laba setelah pajak (EAT)
Deviden saham prefen
Operating
Rp4.000.000,Rp1.000.000,250.000,Rp 750.000,300.000,-
Rp 450.000,150.000,-
Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa Rp 300.000,Laba per lembar saham (EPS) 100.000 lembar Rp
3.000,==========
Financial
Leverage
va
VC
FC
AFC
Output
(a) Varia
Biaya
Output
(b) Tetap
SVC
Output
( c ) Semivariabel
Dengan adanya biaya tetap pada struktur biaya perusahaan, maka untuk
mencapai tingkat keuntungan tertentu, perusahaan harus mampu menghasilkan
penjualan inimum tertentu. Jika sebua biaya perusahaan bersifat variable, maka
tidak ada risiko bagi perusahaan. Biaya tetap itu dapat diklasivikasikan menjadi:
pajak (EBIT). Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana denga
biaya tetap ini disebut dengan degree of financial leverage (DFL).
DOL PADA X =
% PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
Atau
EBIT
EBIT
DOL pada X
=
Penjualan
Penjualan
Atau:
(P-V) Q
DOL =
(P-V) Q - F
Setelah menghitung nilai DOL, selanjutnya menganalisis hasil dari
perhitungan DOL. DOL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah
(naik/turun) sebesar m%, maka EBIT akan berubah searan sebesar m% x DOL.
Jadi DOL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap laba
operasinya.
F. FINANCIAL LEVERAGE
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban
tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang
tersedia bagi pemegang saham. Financial leverage dengan demikian menunjukan
perubahan lab per lembar saham (earning per share atau EPS) sebagai akibat
perubahan EBIT.
% Perubahan EPS
DFL pada X =
% Perubahan EBIT
Yang dapat diformulasikan menjadi :
EPS
EPS
DFL pada X =
EBIT
EBIT
Atau:
(P-V) Q - F
DFL =
(P-V) Q F I
Setelah menghitung nilai DFL, selanjutnya menganalisis hasil dari
perhitungan DFL. DFL dapat diartikan, jika EBIT berubah (naik/turun) sebesar n
%, maka EPS akan berubah searah sebesar n% x DFL. Jadi DFL menunjukkan
tingkat sensitivitas EBIT terhadap EPS.
G. COMBINED LEVERAGE
Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating
leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan
keuntungan bagi pemegang saham biasa. Degree combined leverage adalah
multiplier atas perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan
penjualan. Dengan kata lain degree of combined leverage adalah rasio antara
persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan.
% Perubahan EPS
DCL pada X
=
% Perubahan Penjualan
EPS
EPS
DCL pada X
=
Penjualan
Penjualan
ATAU
keuntungan yang diminta. Apabila DCL tinggi berarti resiko perusahaan secara
keseluruhan juga tinggi maka investor juga akan tingkat keuntungan yang tinggi
pula. Dengan kata lain perusahaan yang menggunakan excessive leverage akan
menanggung beban tetap yang lebih tinggi pula kemudian beban tetap yang lebih
tinggi ini cenderung akan offset keuntungan karean penggunaan leverage, dan
akhirnya penggunaan leverage yang excessive akan menyebabkan harga pasar
saham menurun yang berarti nilai perusahaan juga kemakmuran pemegang
saham menurun.
Contoh Soal :
The Corciva Inc. mempunyai data penjualan payung sebagai berikut :
- Harga jual payung $50/unit.
- Harga variabel sebesar 10% dari harga jual dan biaya tetap sebesar
$3000.
Hitunglah :
a. Jika pada tahun 2004 terjual 1000 unit payung, berapakah DOL ?
% PerubahanEPS
% perubahanEBIT
EPS
DFLpadaX EPS
EBIT
EBIT
10
dalam
mengukur
finansial
leverage
persamaan
diatas
dapat
disederhanakan menjadi :
DFLpadaX
EBIT
EBIT I DP
(1 t )
EBIT
EBIT I
Hasil Analisis
Dibawah ini penulis sajikan data hasil pengolahan yang berupa laporan keuangan
rugi/laba PT. SEPATU BATA (tahun 1999-2000) dimulai dari EBIT hingga EPS.
Kemudian berdasarkan data tersebut penulis menghitung DFL.
11
PT SEPATU BATA
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER
1999 DAN 2000
(Dalam ribuan rupiah, kecuali data persaham)
Keterangan
Laba usaha (EBIT)
Pendapatan (Beban) lain-lain
1999
13.125.367
2000
8.868.784
:
Pendapatan bunga
Beban bunga
Laba (rugi) selisih kurs bersih
Laba penjualan aktiva tetap
Jumlah pendapatan (beban)
125.406
(4.834.580)
(5.920)
38.153
(4.676.887)
101.522
(6.116.889)
23.575
41.416
(5.950.376)
lain-lain
Laba sebelum pajak
8.448.480
2.918.408
3.586.657
(305.185)
3.281.472
2.697.210
(987.981)
1.709.229
5.167.008
1.101
1.209.179
682
saham
Laba bersih perlembar
397
penghasilan
Pajak penghasilan :
Tahun berjalan
Yang ditangguhkan
93
Perubahan
4.256.583
%
32.4
304
76.6
saham
Pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah EBIT yang sebelumnya sebesar
Rp. 13.125.367 (tahun 1999) menjadi Rp. 8.868.784 (tahun 2000), dan juga terjadi
12
perubahan jumlah EPS yang sebelumnya sebesar Rp. 397 perlembar saham (tahun
1999) menjadi Rp. 93 perlembar saham (tahun 2000). Sehingga Degree Finansial
Leverage (DFL) dapat dihitung sebagai berikut :
EPS
DFLpadaX EPS
EBIT
EBIT
397 93
397
13.125.367 8.868.784
13.125.367
0,765743073
0,324302017
= 2,36 x
atau pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah EBIT sebesar 32,4%
menyebabkan menurunnya jumlah EPS sebesar 76,6%
DFLpadaX
% PerubahanEPS
% perubahanEBIT
76,6%
32,4%
= 2,36 x
13