Penyusun :
Tujuan
Evaluasi dan menetapkan kadar sediaan salep Nosib
II
Teori
1 Salep
Salep atau unguentum adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu :
+
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hydrogen ( H ) yang
+
berasal dari asam dengan ion hidroksida ( H ) yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang
bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor dan penerima proton.
Alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dan menggunakan baku
basa. Larutan baku yang biasa di pakai adalah NaOH karena murah dan mudah didapat. Baku primer
yang biasa dipakai adalah asam oksalat.
Indikator yang digunakan adalah phenolphtalen karena indikator pp memiliki trayek pH antara 8 10.
Titrasi alkalimetri digunakan untuk menetapkan kadar zat yang bersifat asam, karena zat yang bersifat
asam tadi akan bereaksi dengan titran yang basa dan akan terjadi penetralan dan pembentukan H2O.
B Titrasi Bromometri
Titrasi Bromometri adalah titrasi dengan prinsip reduksi oksidasi. Titrasi ini terutama melibatkan
Bromine (Br2). Bromine merupakan cairan yang sangat mudah menguap pada suhu kamar dan tidak bisa
ditentukan volumenya dengan pemipetan, zat ini bersifat korosif, mengiritasi mata, paru-paru dan
membran mukosa. Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan bantuan Kalium Bromida, Kalium Bromat
dan suasana asam untuk dapat membentuk Bromine yang akan bereaksi dengan analit.
Untuk mendapatkan titrasi yang kuantitatif, kelebihan bromine yang terbentuk yang tidak bereaksi
dengan analit akan ditentukan jumlahnya secara titrasi kembali. Bromine tidak bisa dititrasi dengan
mudah, sehingga diperlukan Kalium Iodida yang akan melepaskan Iodin (I 2), iodin ini akan bereaksi
dengan natrium tiosulfat menghasilkan natrium iodida dan natrium tetrationat. Indikator yang digunakan
adalah larutan kanji yang akan membentuk komplek iod-amilum berwarna biru yang saat terjadi titik
akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru kompleks tersebut.
Zat yang bisa dititrasi dengan metode bromometri adalah zat yang bisa mengalami adisi dengan
Bromine pada ikatan rangkap 2 atau 3 pada analit tersebut, zat yang bisa mengalami substitusi dengan
Bromine, dan dengan zat yang bersifat reduktor. Pada asam salisilat, asam salisilat akan mengalami
dekarboksilasi menjadi fenol yang akan mengalami substitusi dengan 3 mol Bromin.
5
Monografi
A. Asam Benzoat (Farmakope Indonesia IV, hal 47)
ACIDUM BENZOICUM
Asam Benzoat
Pemerian Hablur bentuk jarum atau sisik, putih; sedikit berbau, biasanya bau benzaldehida atau
benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat.Mudah menguap dalam uap air.
Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Jarak lebur Antara 121-123
Penetapan kadar Timbang seksama kurang lebih 500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol encer P yang
telah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N. tambahkan fenolftalein LP, titrasi dengan natrium
hidroksida 0,1 N LV sampai warna merah muda.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
B. Asam Salisilat (Farmakope Indonesia IV, hal 51)
ACIDUM SALICYLICUM
Asam Salisilat
C. Salep Asam Benzoat dan Asam Salisilat (Farmakope Indonesia IV, halaman 40)
ACIDI BENZOICI ET SALICYLICI UNGUENTUM
Salep Asam Benzoat dan Salisilat
Salep asam benzoat dan salisilat adalah asam benzoat C 7H6O2 dan asam salisilat C7 H6O3
dengan perbandingan lebih kurang 2 berbanding 1 yang dikandung dalam dasar salep yang sesuai.
Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C 7H6O2 dan C7H6O3 dari jumlah
masing-masing seperti yang tertera pada etiket.
Penetapan Kadar Pereaksi urea-besi(III)klorida untuk penggunaan dalam sehari, larutkan tanpa
pemanasan , 18 gram urea dalam campuran 2,5 ml larutan FeCl 3 P(6 dalam 10) dan 12,5 ml asam
klorida 0,05 N.
Kolom A Masukkan sedikit wol kaca di batas penyempitan tabung kromatografi 20cmx2,5 cm.
Campur 1 gram tanah silika untuk kromatografi dengan 0,5 ml larutan asam fosfat (3 dalam 10)
sampai homogen. Masukkan campuran halus ke dalam tabung kromatografi , di atas wol kaca tekan
perlahan-lahan. Dengan cara sama, campur 4 gram tanah silika untuk kromatografi dengan 3 ml
pereaksi FeCl3-urea dan masukkan ke atas lapisan pertama. Tutup kolom dengan wol kaca.
Kolom B Masukkan sedikit wol kaca di atas batas penyempitan tabung kromatografi dengan 2 ml
larutan natrium bikarbonat ( 1 dalam 12) sampai homogen. Masukkan campuran ke atas wol kaca.
Tutup kolom dengan wol kaca.
Larutan uji Timbang seksama sejumlah zat uji setara dengan lebih kurang 100mg asam benzoat dan
50 mg asam salisilat , masukkan ke dalam labu terukur 250 ml , larutkan dalam lebih kurang 150 ml
kloroform P dengan pemanasan di atas penangas uap.Dinginkan, encerkan dengan kloroform P
sampai tanda.
Prosedur Pasangkan kolom A di atas kolom B , kemudian pipet 10 ml larutan uji,masukkan ke dalam
kolom A dan biarkan zat melewati kolom. Cuci kolom dua kali, tiap kali dengan 40 ml kloroform ,
biarkan bagian pertama surut sampai mencapai bagian atas setiap kolom sebelum ditambah bagian
kedua. Buang eluat dan pisahkan kolom-kolom tersebut.
Kandungan asam salisilat
Larutan uji Eluasi kolom A dengan 95 campuran asam asetat glasial dalam kloroform ( 3 dalam 100)
kumpulka eluat dalam labu terukur 100ml encerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda.
Larutan baku Timbang seksama sejumlah asam salisilat BPFI , larutkan dalam pelarut yang sama ,
jika perlu encerkan bertahap dengan pelarut yang sama hingga kadar lebih kurang 20 g per ml.
Prosedur Ukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 311 nm terhadap blanko campuran asam asetat glasial dalam kloroform ( 3 dalam 100) .
Hitung jumlah dalam mg, C7H6O3 dalam bagian salep yang diguanakan dengan rumus:
2,5 C(
Au
)
As
Au
)
As
C adalah kadar asam benzoat BPFI dalam g per ml Larutan baku.
Au dan As berturut turut adalah serapan larutan uji dan larutan baku.
III
IV
Bahan :
Buret
- Salep Nosib
Erlenmeyer
Beaker glass
- Asam Oksalat,
Gelas ukur
Labu ukur
- es batu
Kertas PH
- Aquadest
keringkan dengan sempurna bagian wadah dengan cara yang sesuai dan timbang satu per satu . Keluarkan
isi secara kuantitatif dari masing-masing wadah, potong ujung wadah, jika perlu cuci dengan pelarut yang
sesuai, hati-hati agar tutup dan bagian lain wadah tidak terpisah. Keringkan dan timbang kembali masingmasing wadah kosong beserta bagian-bagiannya .
Perbedaan antara kedua penimbangan adalah bobot bersih isi wadah. Bobot bersih rata-rata isi dari 10
wadah tidak kurang dari bobot yang tertera pada etiket dan tidak ada satu wadahpun yang yang bobot
bersih isinya kurang dari 90% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot 60 gram atau kurang. Tidak
kurang dari 95% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot lebih dari 60 gram dan kurang dari 150
gram. Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, tetapkan bobot bersih isi 20 wadah tambahan. Bobot bersih
rata-rata isi 30 wadah tidak kurang dari bobot yang tertera pada etiket dan hanya satu wadah yang bobot
bersih isinya kurang dari 90% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot 60 gram atau kurang dan
tidak kurang dari 95% dari bobot yang tertera pada etiket untuk bobot lebih dari 60 gram dan kurang dari
150 gram.
c. Uji Organoleptis
Mengamati dan mencatat bentuk sediaan, warna, dan baudari sediaan salep Nosib.
d. Uji Homogenitas
Mengoleskan salep pada objek glass yang datar permukaannya secara merata. Amati, bila tidak ada
gumpalan partikel atau ada bagian sediaan yang tidak bercampur maka salep tersebut dianggap homogen.
e. Uji Daya Serap Salep
Timbang 1 gram salep, kemudian tetesi air sambil terus diaduk, amati sampai terjadinya
pemisahan dari salep.
f. Uji pH
Pengujian dilakukan dengan menggunakan kertas pH indikator universal.
V
pekat dengan volume sama yang mengandung (1) zat uji setara asam benzoat 2,4 mg/ml dan asam
salisilat 1,2 mg/ml (2) asam benzoat BPFI 2,4 mg/ml dan (3) asam salisilat BPFI 1,2 mg/ml.
Memasukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak campuran Kloroform P :
Aseton P : Isopropanol P : Metanol P : Ammonium hidroksida P ( 30 : 30 : 15 : 15 : 10 ) dan membiarkan
fase gerak merambat tiga per empat tinggi lempeng, lempeng diangkat dan biarkan fase gerak menguap.
Lempeng diamati di bawah cahaya UV 254 nm. Harga Rf bercak utama yang diperoleh dari larutan (1)
sesuai dengan yang diperoleh dari larutan (2) dan (3).
VI
Timbang seksama kurang lebih 50 mg Kalium Iodat yang telah dikeringkan sebelumnya pada suhu
120-140 oC selama 1,5-2 jam kemudian diamkan sampai dingin pada desikator, dan pindahkan ke labu
iodium. Larutkan dalam 25 ml air, tambahkan 2 gram KI dan 10 ml asam sulfat encer, diamkan 10 menit,
tambahkan 100 ml air dan titrasi dengan larutan Natrium tiosulfat. Jika menggunakan indikator, saat
larutan berwarna kuning pucat tambahkan 3 ml larutan kanji lalu lanjutkan titrasi sampai warna biru
hilang. Lakukan titrasi blanko.
1 ml natrium tiosulfat 0,1 M ~ 3,567 mg KIO3
j. Larutan kanji P (Farmakope Indonesia edisi IV, Hal. 1168)
Gerus 500 mg kanji P atau kanji larut P dengan 5 ml air dan tambahkan sambil terus diaduk air
secukupnya hingga 100 ml, didihkan selama beberapa menit dinginkan.
k. KBrO3 0,1 N (Farmakope Indonesia edisi IV, Hal. 1215)
2,784 gr KBrO3 dilarutkan dalam air hingga 1000 ml.
l. Eter Netral
10 ml eter ditambahkan 3 tetes indikator PP ditambahkan NaOH 0,1 N sampai merah muda.
m. HCl 35%
35 ml HCl pekat, encerkan dengan aquadest ad 100 ml.
n. Penetapan Kadar Tunggal Asam Salisilat dengan metode Alkalimetri (Farmakope Indonesia edisi
IV, Hal. 52)
Timbang seksama lebih kurang 500 mg , larutkan dalam 25 ml etanol encer yang telah dinetralkan
dengan natrium hidroksida 0,1N, tambahkan fenolftalein dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N.
1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 13, 81 mg C7H6O3
o. Penetapan Kadar Asam Benzoat secara Alkalimetri (Farmakope Indonesia edisi IV, Hal.48).
Timbang seksama lebih kurang 500 mg , larutkan dalam 25 ml etanol encer yang telah dinetralkan
dengan natrium hidroksida 0,1N , tambahkan fenolftalein dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N.
1ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 12,21 mg C7H6O2
p. Penetapan Kadar Asam salisilat dalam salep (Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Kuantitatif
halaman 22)
2 gram salep, larutkan dalam 50 ml H.Ac , ekstraksi dengan 10 ml larutan Natrium Karbonat 0,5%
sampai kuantitatif (4x10 ml) , masukkan dalam labu bertutup gelas. Tambahkan HCl 32% sampai tidak
keluar gas lagi, dan larutan bersifat asam terhadap fenolftalein. Tambahkan NaOH 0,5M sampai tepat
alkalis , tambahkan 20 ml larutan KBrO3 0,1 N dan 1 gram KBr, 5 ml HCl 35% , kocok selama 15 menit.
Tambahkan 10 ml larutan KI 10% dan titrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,1 N dengan indikator amilum.
1 ml KBrO3 ~ 2,2303 mg asam salisilat
q. Penetapan Kadar Asam Benzoat Total dalam salep (Penuntun Praktikum Kimia Farmasi
Kuantitatif halaman 22)
Timbang 2,5 gram salep, larutkan dalam 50 ml campuran alkohol 95% dan eter sama banyak yang
telah dinetralkan . Titrasi dengan larutan alkali 0,1 N dengan indikator PP.
1 ml larutan alkali 0,1 N setara dengan 12,21 mg asam benzoat
r. Penetapan Kadar Asam Salisilat dengan Spektrometri UV
Panjang gelombang maksimum untuk asam salisilat yang diberi FeCl 3 adalah 525 nm.Panjang
gelombang ini termasuk panjang gelombang visibel karena asam salisilat dengan FeCl 3 akan membentuk
warna ungu, di mana gelombang visibel digunakan untuk analisa senyawa berwarna atau senyawa yang
dibuat berwarna seperti asam salisilat dengan FeCl3.
Penentuan Panjang gelombang maksimum
-
FeCl3.
Mengukur absorbansi / % T pada panjang gelombang 525 nm, operating time yang stabilditandai dengan
diperoleh absorbansi yang stabil/sama 3 kali berturut-turut pada 3 urutan waktu yang berbeda.
Mencatat hasilnya
ml.
Membuat 6 seri kadar pengenceran larutan induk.
Mengukur tiap pengenceran masing-masing 3 kali ,dan mencatat absorbansinya.
Masukkan data dalam bentuk tabel.
Membuat kurva baku kadar vs absorbansi.
Menentukan persamaan garis liniernya.
VII
Persamaan Reaksi
a. Pembakuan NaOH 0,1 N
c. Pembakuan Na2S2O3
VIII
: NOSIB salep
Produsen Sediaan
Berat bersih
: 14 gram
Komposisi
Acidum benzoicum
Sulfur praecipitatum
Mentholum
Salep constituent
Indikasi
0,080 gram
0,090 gram
0,003 gram
ad 1 gram
: kudis,eczema basah/kering, karena jamur, kurap, panu, bisul, kutu air, gatal-
gatal, disela-sela paha/jari penularan penyakit kotor ditengkuk dan penyakit kulit lainnya.
Cara Pemakaian
: Oleskan merata dan tipis pada bagian yang sakit dan gatal 3 kali sehari. Untuk
mencegah kambuhnya eczema yang telah sembuh sewaktu-waktu oleskan dengan NOSIB salep pada
tempat tersebut.
Tanggal kadaluarsa
: Juni 2018
Nomor batch
: 011063
Nomor registrasi
: D. 2017892
2. Bobot salep
Berat pot salep + isi
Berat Pot salep kosong
Berat bersih salep
= 19,0315 g
= 5,0307 g
= (Berat pot salep + isi) (Berat pot salep kosong)
= 19,0315 g 5,0307 g
= 14,0008
3. Uji organoleptis
Bentuk
: semisolid
Rasa
: terasa kasar dari sulfur
Warna
: kuning pucat
Bau
: bau khas sulfur
4. Uji homogenitas
Ada partikel-partikel halus yang tersebar merata ke seluruh bagian salep.
6. Uji pH
Dengan kertas indikator universal, didapat pH = 4 (asam)
IX
Salep positif mengandung Asam benzoat melalui reaksi warna dengan FeCl 3 yang menghasilkan warna
kecoklatan.
Salep positif mengandung Asam Salisilat melalui reaksi warna denga FeCl 3 yang menghasilkan warna
ungu.
Mg KIO3
27,5 mg
27,8 mg
28,0 mg
Volume Na2S2O3
6,60 ml
6,70 ml
6,70 ml
27,5 mg X 6
248,17
N=0,1007
2
6,70 ml . N=
27,8 mg X 6
248,17
N=0,1008
N Na2S2O3
0,1007 N
0,1008 N
0,1010 N
6,70 ml . N=
28,0 mg X 6
248,17
N=0,1010
Rata-rata konsentrasi pembakuan Na2S2O3 yang sebenarnya :
0,1007 +0,1008+0,1010
3
0,1008 N
b.
Berat
BM x Grek x
N KBrO3
0,2803
167,0 x 6 x
N KBrO3
=0,1007 N
1000
volume
1000
100
Nosib
( mg)
373,8
374,9
372,6
1. mgrek KBrO3
V x N KBrO3
20x 0,1007
Vol. KBrO3
(ml)
Vol. Na2S2O3
(ml)
20
20
20
7,0
7,0
7,0
2,014
= mgrek asam salisilat + 0,7056
mgrek asam salisilat = 2,02- 0,7056
= 1,3084
Mg
x grek
mgrek asam salisilat = BM
Mg asam salisilat
mgrek X BM
Grek
Mg asam salisilat
1,3084 x 138,12
6
= 30,12 mg
Kadar asam salisilat =
=
Mg Asam salisilat
Mg sampel
30,12mg
373,8 mg
2,014
= mgrek asam salisilat + 0,7056
mgrek asam salisilat = 2,02- 0,8104
= 1,3084
Mg
x grek
mgrek asam salisilat = BM
Mg asam salisilat
mgrek X BM
=
Grek
Mg asam salisilat
1,3084 x 138,12
6
= 30,12 mg
Kadar asam salisilat =
=
Mg Asam salisilat
Mg sampel
30,12mg
374,9 mg
2,014
= mgrek asam salisilat + 0,7056
mgrek asam salisilat = 2,02- 0,8104
= 1,3084
Mg
x grek
mgrek asam salisilat = BM
Mg asam salisilat
mgrek X BM
Grek
Mg asam salisilat
1,3084 x 138,12
6
= 30,12 mg
Kadar asam salisilat =
=
Mg Asam salisilat
Mg sampel
30,12mg
372,6 mg
Berat
H2C2O4
Volume
NaOH
Volume
blanko
Vol
NaOH
sebenarnya
N NaOH
1.
2.
3.
42,3 mg
42,1 mg
42,4 mg
6,70 ml
6,70 ml
6,70 ml
0,025 ml
0,025 ml
0,025 ml
6,675 ml
6,675 ml
6,675 ml
0,1005 N
0,1000 N
0,1008 N
42,3 mg X 2
126,08
N=0,1005
42,1 mg X 2
126,08
N=0,1000
3. mgrek titran = mgrek titrat
Mg asamoksalat x grek
V .N=
BM Asam oksalat
6,675 ml . N =
42,4 mg X 2
126,08
N=0,1008
0,1005+ 0,1000+0,1008
3
0,1004 N
salep
( mg)
71,30 mg
71,70 mg
71,80 mg
Vol.
NaO
H
(ml)
7,6 ml
7,6 ml
7,6 ml
Vol. Blanko
(ml)
0,025
0,025
0,025
Vol.NaOH
sebenarnya
(ml)
7,575 ml
7,575 ml
7,575 ml
81,93 mg/ml
81,20 mg/ml
81,02 mg/ml
( V x N As . Benzoat )
x Kesetaraan asam
borat
( 0,08059 x 71,3 x 6)
122,12
0,1 x 71,3
( 7,575 x 0,1004 )
= 0,08193
= 81,93
2
x 12,21
mg
mg salep
mg
g salep
( V x N As . Benzoat )
x Kesetaraan asam
borat
( 0,08059 x 71,7 x 6)
122,12
0,1 x 71,7
( 7,575 x 0,1004 )
= 0,08120
= 81,20
3
x 12,21
mg
mg salep
mg
g salep
( V x N As . Benzoat )
borat
x Kesetaraan asam
( 0,08059 x 71,8 x 6)
122,12
0,1 x 71,8
( 7,575 x 0,1004 )
= 0,08050
x 12,21
mg
mg salep
mg
g salep
= 81,02
% Kadar percobaan
81,38 mg
x 100
80,0mg
= 101,73%
XI
Evaluasi etiket
Pada evaluasi etiket terdapat beberapa kesalahan diantaranya, Nomor registrasi salep Nosib : Reg No
D 2017892. Nomor registrasi Salep Nosib sudah tidak sesuai dengan ketentuan BPOM tentang registrasi
obat, kemungkinan karena salep Nosib tidak diregistrasi ulang setiap periode tertentu. Seharusnya registrasi
BPOM untuk produk obat terdiri dari 15 digit, dengan ketentuan seperti berikut :
Digit 1
: Huruf D atau G.
D untuk obat nama dagang, G untuk obat generik
Digit 2
: Golongan Obat
Digit 3
: Jenis Produksi
Digit 4,5
: Periode Pendaftaran
Digit 6,7,8
Digit 9,10,11
Digit 12,13
: Bentuk Sediaan
Digit 14
: Kekuatan Sediaan
Digit 15
: Informasi Khusus
= 14,0008 g
= 14 g
14,0008 g
14 g
x 100%
= 100,01%
Berdasarkan ketentuan untuk sediaan dengan isi kurang dari 60 gram, isi sediaan tidak boleh
kurang dari 90%, sehingga untuk salep Nosib dengan persentase isi sebenarnya sebesar 100,01%
memenuhi syarat isi minimum sesuai FI IV.
3
Uji Homogenitas
Pada salep Nosib ditemukan partikel halus yang tersebar merata ke seluruh bagian salep,
kemungkinan ini karena adanya kandungan zat aktif Sulfur Praecipitatum yang merupakan bahan aktif yang
tidak larut dalam pembawa salep sehingga masih berupa partikel halus, tapi sulfur ini tersebar merata
sehingga salep Nosib masih tergolong homogen.
Uji pH
Tingkat keasaman (pH) diukur menggunakan indikator universal, salep Nosib memiliki pH 4, karena
salep nosib mengandung 2 macam zat aktif bersifat asam yaitu asam salisilat dan asam benzoat sehingga pH
sediaan menjadi asam.
XII
XIII
Titik akhir titrasi terjadi saat hilangnya warna biru yang merupakan kompleks amilum-Iod, saat titik
akhir titrasi, Iod akan habis bereaksi dengan Natrium Tiosulfat, sehingga kelebihan natrium tiosulfat akan
menghilangkan warna dari kompleks Iodium-amilum.
Asam salisilat menjadi bagian tunggal yang diuji pada bromometri karena hanya asam salisilat yang
dapat mengalami substitusi dengan Bromine, sedangkan asam benzoat tidak dapat bersubstitusi dengan
Bromine.
Reaksi asam benzoat dengan natrium hidroksida
Pada alkalimetri, asam benzoat sebagai total, karena selain asam benzoat, asam salisilat juga dapat
bereaksi dengan alkali.Pada penetapan kadar asam salisilat dan asam benzoat dalam salep Nosib diperoleh
penyimpangan kadar Asam salisilat pada etiket dibandingkan dengan kadar asam salisilat yang diperoleh
dalam percobaan adalah 100,74%. Sedangkan untuk penetapan kadar Asam Benzoat diperoleh penyimpangan
kadar sebesar 101,73 %. Oleh karena itu, Kedua komponen zat aktif dari salep Nosib ini masih memenuhi
persyaratan Farmakope Indonesia IV tentang salep asam benzoat dan asam salisilat sebesar 90 % - 110% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
XIV
Kesimpulan
1 Evaluasi sampel Salep Nosib PT BISON yang memenuhi syarat antara lain : uji organoleptis (sesuai
2
etiket), uji bobot jenis dan kadar (FI), serta uji identifikasi kualitatif
Kadar yang didapat memenuhi persyaratan FI antara lain NOSIB secara alkalimetri 81,38 mg/ml sebesar
101,73 % dan Bromometri 80,59 mg/ml sebesar 100,74 %
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Briggs,J.G.R. 2002. Level Course in Chemistry. Singapore : Pearson Education South Asia.
Cairns, Donald. 2012. Essentials of Pharmaceutical Chemistry. London : Pharmaceutical Press
Diktat
Penuntun
Praktikum
Kimia
Farmasi
Kuantitatif
1978/1980.
Elias, A.J. 2002. A Collection of Interesting General Chemistry Experiments. India : Universities
Press
Kasture,A.V. 2008. Pharmaceutical Analysis Vol. I. Pragati Books Pvt. Ltd.: India
Uffelie, O.F. 1947. Buku Penuntun Ilmu Resep Dalam Praktek dan Teori C.F. Van Duin .Jakarta: Soeroengan.