Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara
menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali
pada titik tetap.
Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun subjektif
rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:
1.
Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat akan dialami oleh
orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan dan kalau ia keluar dari air
dan masuk kembali maka ia akan merasakan hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu
tubuh beradaptasi secara penuh terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada
uhu netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila suhu berada di atas
36C dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17C.
2.
Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal kulit,
kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar tehadap rangsangan suhu. Pada suhu
kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu
meninkat ambang rasa hangat menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan
perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas/dingin. Luasnya daerah kulit
yang terpapar juga berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.
3. Titik rasa dingin dan panas
Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap rangsangan dingin dan panas
terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa suhu lebih rendah dibandingkan
dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan dengan titik rasa
panas. Kulit wajah daerah yang paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa
dingin paling tinggi.
Asal Panas Pada Tubuh Manusia
Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:
1.
2.
Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas.
3.
upaya
4.
baru lahir.
Sumber energi pembentukan panas ini ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat
ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan lemak biasa,
ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi saraf
simpatis, dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin akan
meningkatkan konsentrasi cAMP di sel brown fat, yang kemudian akan mengativasi
fosforilasi oksidatif di mitokondria melalui lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah
terbentuknya panas yang kemudian akan dibawa dengan cepat oleh vena yang juga banyak
terdapat di sel brown fat. Brown fat ini merupakan sumber utama diet-induced thermogenesis.
Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara
fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi,
konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Radiasi ialah emisi energi panas dari permukaan tubuh
dalam bentuk gelombang elektromagnetik melalui suatu ruang. Konduksi ialah perpindahan
panas antara obyek yang berbeda suhunya melalui kontak langsung obyek tersebut. Konveksi
ialah perpindahan panas melalui aliran udara/ air. Evaporasi ialah perpindahan panas melalui
ekskresi air dari permukaan kulit dan saluran pernapasan saat bernapas. Keseimbangan panas
(Silverthorn, 2004)
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu
suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37C). selain itu, ada suhu
permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan
lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20C sampai 40C.
Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris.
Suhu dapat di bagi, antara lain:
1.
Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala,
Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan
subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3.
Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu
2.
3.
a.
Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini
disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan
vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan
percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b.
Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas
kritis, yaitu 37C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui
evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang
cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme
basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika
suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran
impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit
tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang
merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena
rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
c.
a.
b.
Piloereksi
Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri.
Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya
bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
c.
dalam tubuh.
2.
lingkungan di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat pendengaran) dan
cahaya (dalam alat pengelihatan).
4.
Exercise
Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet dapat
meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
2.
Hormon
(Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate.
Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan
metabolisme rate 5-15%.
3.
Sistem syaraf
Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom
terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal
sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
4.
Suhu tubuh
Asupan makanan
Usia
Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkatseiring
dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu akannormal setelah anak
mencapai pubertas.Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme
kontrolsuhu (terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan,penurunan
aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolism
8.
Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak dankarbohidrat.
9.
Kadar Hormon
Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis
yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati
suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5
0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang
diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang.
13. Demam ( peradangan ).
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu 10C.
Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh
Diantaranya disebabkan oleh:
1.
Demam
Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai
39C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat
infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola
demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen
berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.Selama demam, metabolisme
meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap
derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan
energi yang memproduksi panas tambahan.
2.
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan
dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan
gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan
pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit.
3.
Hipertermia
Heat stroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heat stroke, kedaruratan
yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang
masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme,
diabetes atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang
menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik,
diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani
latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani). Tanda dan
gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot,
gangguan visual, dan bahkan inkontinensia. Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang
hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5C mengakibatkan
kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh
kadang-kadang setinggi 45C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang
terlebih dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi
terus berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang
permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.
5.
Hipotermia
2.
3.
Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:
USIA
3 Bulan
6 Bulan
1 Tahun
3 Tahun
5 Tahun
7 Tahun
9 Tahun
11 Tahun
13 Tahun
Dewasa
>70 Tahun
SUHU(DERAJAT CELCIUS)
37,5C
37,5C
37,7C
37,2C
37,0C
36,8C
36,7C
36,7C
36,6C
36,4C
36,0C
Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang
2.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-ulang yang
disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat 4x
dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit.
4.
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon
tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan
metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal
maka putaran mekanisme feed back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas.
Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area
preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat
peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh
darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi
dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat
ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan
tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui
aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi
lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu
tubuh kembali normal. Skema Mekanisme Feedback Negatif Menghemat Atau Meningkatkan
Produksi Panas Menurun.
Myers, R.D. (1984). Neurochemistry of thermoregulation. The Physiologist,27, (1), 41-46
Guyton and Hall.2007.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC