Anda di halaman 1dari 18

LATAR BELAKANG DAN PENGARUH LINGKUNGAN

JALANAN TERHADAP PERKEMBANGAN MENTAL ANAK


JALANAN BERDASARKAN GENDER
Karya ilmiah
diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen : Dewi Rani Gustiasari, S.S

Disusun oleh:
Angga Putra Pradana

1001314

Ayu Alfriyanti

1000505

Dini Aryani

1001389

Nisa Wangsita

1001411

Rafika Andika Mulyana

1000404

Sonia Pramita

1000129

Syifa Nurul Lutfiani

1000888

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya ini. Karya ilmiah yang berjudul latar belakang dan
pengaruh lingungan jalanan terhadap perkembangan mental anak jalanan ini berisi deskripsi
dan analisis mengenai latar belakang dan pengaruh lingungan jalanan terhadap perkembangan
mental anak jalanan.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna. Oleh karna itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat menjadi masukan untuk perbaikan karya ini.

Bandung, 05 November 2010

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah anak jalanan perempuan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.
Keberadaannya tidak lagi terbatas pada kota-kota besar saja melainkan sudah mulai
bermunculan di kota-kota kecil. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997 diyakini banyak pihak sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah anak
jalanan di Indonesia.
Keberadaan dan berkembangnya jumlah anak jalanan merupakan persoalan yang perlu
menjadi perhatian. Hal ini mengingat anak-anak yang melakukan kegiatan atau tinggal di
jalanan senantiasa berhadapan dengan situasi buruk yang menjadikan mereka sebagai korban
dari berbagai bentuk perlakuan salah dan eksploitasi seperti kekerasan fisik, penjerumusan ke
tindak kriminal, penyalahgunaan obat-obatan dan minuman keras, obyek seksual dan
sebagainya.
Situasi semacam ini akan berdampak buruk bagi perkembangan anak secara mental, fisik
dan sosial. Di dalam situasi dan kondisi yang buruk, anak jalanan perempuan berada diposisi
yang lebih buruk lagi, terutama bagi anak perempuan yang tinggal atau menghabiskan
waktunya di jalanan. Mereka sangat rentan menjadi korban kekerasan dan eksploitasi seksual
yang menimpa anak jalanan perempuan seperti pelecehan seksual, penganiayaan seksual,
perkosaan, penjerumusan ke dalam protitusi, menjadi korban perdagangan untuk tujuan
seksual, dan menjadi obyek pembuatan bahan-bahan pornografi (Shalahudin, 2000: 1-2).
Bila bicara mengenai anak jalanan maka tidak bisa lepas dari masalah-masalah
kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Salah satu peran psikolog adalah berperan
dalam pengamatan kondisi mental anak jalanan perempuan yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang melatar belakangi hal tersebut. Keberadaan anak jalanan perempuan di Bandung
sangat mudah dijumpai diberbagai kawasan seperti Jalan Merdeka (belakang gramedia),
pasar Gede Bage, bawah jembatan tol, dimana keberadaannya sangat menyolok. Anak jalanan
yang ada di jalan Merdeka, Bandung sekarang ini berasal dari berbagai wilayah asal. Anakanak jalanan perempuan bekerja sebagai pengamen jalanan . Hasil dari mengamen itu
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, atau untuk teman-teman
terdekatnya.
Bertitik tolak dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul Pengaruh dan Latar Belakang Kehidupan Jalanan terhadap Perkembangan

Mental Anak Jalanan Perempuan.


1.2 Masalah Penelitian
1.2.1 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini akan difokuskan
pada masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang kehidupan anak jalanan perempuan ?
2. Apa saja faktor-faktor apa yang menyebabkan anak pergi ke jalanan
3.Bagaimana pengaruh lingkungan jalanan terhadap perkembangan mental anak jalanan
perempuan
1.2.2 Identifikasi Masalah
1.2.3 Batasan Masalah
2.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan dengan sadar tentu memiliki tujuan yang
hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui latar belakang kehidupan anak jalan perempuan di daerah jalan
Merdeka, Bandung.
2. Untuk mengindentifikasi faktor-faktor penyebab mereka pergi ke jalanan.
3. Untuk mendeskripsikan hal apa saja yang mempengaruhi perkembangan mental anak
jalanan perempuan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Konsep buku dan ahli

2.1 Anak Jalanan

2.1.1. Pengertian Anak

Anak adalah amanat Tuhan Yang Maha Esa yang semenjak awal kehidupannya telah
dikaruniai harkat, martabat dan hak-hak asasi. Hak tersebut harus dilindungi sedemikian rupa
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sehat jasmani dan rohani, cakap serta mampu mandiri (Peran, April 2001).
Anak adalah manusia yang berada dalam rentangan masa kanak-kanak awal (2-6
tahun) sampai dengan masa remaja akhir (13-18 tahun) (Djajusman, 1982:36). Anak dalam
bidang hukum perdata erat hubunganya dalam pengertian mengenai kedewasaan. Pengertian
anak dalam UU RI No.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak pasal 1 ayat 2, anak adalah
seseorang yang belum cukup umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin ( Irma
Setyowati S, 1990:16). Berbeda halnya dengan batasan anak dalam UU RI No 25 tahun 1997
tentang ketenagakerjaan pasal 20 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang laki-laki atau
perempuan yang berumur kurang dari 15 (lima belas) tahun. Di dalam pasal 21 juga
disebutkan bahwa orang muda adalah orang laki-laki atau perempuan yang berumur 15 (lima
belas) tahun dan kurang dari 18 (delapan belas) tahun (UU RI No 25 Tahun 1997 tentang
ketenagakerjaan).

2.1.2 Definisi Anak Jalanan


Ada berbagai istilah yang digunakan untuk menyebut anak jalanan seperti tekyan
(setitik tur lumayan)1. Kere, gelandangan, anak mandiri, anak 5052, sedangkan untuk anak
jalanan perempuan dikenal istilah ciblek (cilik-cilik betah melek atau cilik-cilik iso
digemblek dan rendan ( kere dandan)3. Sejauh ini masih terlihat adanya perbedaan
pemahaman atas istilah anak jalanan dikalangan pemerintah, organisasi non premarital
(orpol), dan masyarakat umum. Perbedaan ini terutama menyangkut batasan umur, hubungan

anak dengan keluarga dan kegiatan yang dilakukan. Dengan memperhatikan perbedaanperbedaan yang ada, yang dimaksud dengan anak jalanan adalah seseorang yang berumur
dibawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya dijalanan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya.
Jalanan yang dimaksudkan tidak menunjukkan pada jalanan tempat-tempat lain seperti
pasar, pusat pertokoan, taman kota, alun-alun, terminal dan stasiun. Pada kasus yang dialami
dalam proses penelitian ini pada awalnnya istilah tersebut sesungguhnya ditunjukkan kepada
anak perempuan yang berada dalam prostitusi jalanan. Pada perkembangannya sering
digunakan untuk menunjuk anak jalanan perempuan secara keseluruhan mengenai anak
perempuan yang terkadang melakukan kegiatan di dalam mall dan diskotik, yang
dikategorikan sebagai anak yang berbasis kelompoknya atau tempat tinggalnya di jalanan.
Arti anak jalanan disebut juga pekerja anak adalah seseorang yang menghabiskan waktu
hidupnya di jalanan tetapi masih pulang kepada keluarga mereka. Anak jalanan adalah anak
yang hidup di jalanan dan masih melangsungkan hubungan dengan keluarganya dan
ditinggalkan ataupun yang lari dari keluarganya (Peran, 1999 November :7).
2.1.3 Kehidupan Anak Jalanan Perempuan
Meningkatnya jumlah anak jalanan terutama yang berasal dari kota Bandung sendiri
menyebabkan terjadinya perubahan yang besar dalam kehidupan anak jalanan, yaitu :
1. Lokasi anak jalanan yang semakin meluas.
2. Mulai Terjadinya Penguasaan wilayah.
3. Anak jalanan yang berasal dari luar kota semakin tersisih dan cenderung pindah ke kota
lain.
4. Munculnya berbagai kegiatan baru untuk mendapatkan uang seperti lap mobil atau motor
dan dominannya kegiatan mengemis.
5. Meningkatnya tindakan kriminal. (Oi Shalahudin; 2000: 14-15)
Kehidupan anak jalanan perempuan adalah :
1. Seks bebas dari perilaku seksual usia dini
Anak jalanan perempuan yang mulai seks bebas yaitu anak-anak jalanan dengan usia

dibawah 14 tahun dan ada yang melakukan dengan saudaranya sendiri. Hal ini menyebabkan
anak jalanan rentan terhadap penyakit kelamin misalnya HIV atau AIDS.
2. Penggunaan Drugs
Anak jalanan perempuan rela melakukan hal apapun ( merampas, mencuri, membeli,
hubungan seks) yang penting bisa mendapatkan uang untuk membeli minuman keras, pil dan
zat aditif lainnya. Mereka menggunakan itu karena ingin menumbuhkan keberanian saat
melakukan kegiatan di jalanan.
3. Tindak Kriminal
Kegiatan-kegiatan yang bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminal yang diketahui
pernah dilakukan anak jalanan preplan yaitu memeras, mencuri, mencopet dan pengedaran
pil. Tindak kriminal terhadap anak jalanan ini juga dilakukan oleh petugas keamanan seperti
Polisi, Satpol PP, TNI, DLLAJ. Bagian sosial Pemerintah Kota Bandung pada saat melakukan
operasi razia ketertiban terhadap anak jalanan, gelandangan, anak yang dilacurkan dan
pekerja seks komersial dengan perlakuan tidak manusiawi dan sadis.
4. Eksploitasi Seksual
Keberadaan anak jalanan perempuan yang tinggal dijalanan sangat rentan terhadap
eksploitasi khususnya eksploitasi seksual seperti pelecehan, penganiyaan secara seksual,
pemerkosaan, penjerumusan anak dalam prostitusi dan adanya indikasi perdagangan anak
keluar daerah khususnya Riau dan Batam.
5. Drop out dari sekolah
Anak-anak jalanan yang dulu pernah sekolah ini banyak mengalami kekerasan
disekolah seperti perlakuan salah baik yang dilakukan oleh teman maupun guru mereka.

2.1.4 Faktor- faktor Penyebab Anak Jalanan


Faktor- faktor penyebab terjadinya anak jalanan ini bisa digolongkan menjadi dua,
yaitu :
1. Faktor Internal

a. Sifat malas dan tidak mau bekerja


b. Adanya cacat-cacat yangbersifat biologis- psikologis
Cacat keturunan yang bersifat biologis yaitu kurang berfungsinya organ tubuh untuk
memproduksi atau organ genital yang menimpa seseorang. Cacat psikologis adalah kurang
berfungsinya mental dan tingkah laku seseorang untuk bersosialisasi di masyarakat.
c. Tidak ada kegemaran, tidak memiliki hobbi yang sehat
Seseorang anak yang tidak memiliki hobbi yang sehat atau kegemaran yang positif
untuk mengisi waktu luangnya maka dengan mudah untuk melakukan tindakan negatif.
d. Ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan yang baik dan kreatif.
Ketidakmampuan penyesuaian diri atau adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang
baik dan kreatif menimbulkan tindakan amoral atau tindakan yang mengarah pada perubahan
yang negatif.
e. Impian Kebebasan
Berbagai masalah yang dihadapi anak didalam keluarga dapat menimbulkan
pemberotakan didalam dirinya dan berusaha mencari jalan keluar. Seorang anak merasa
bosan dan tersiksa dirumah karena setiap hari menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar
dan tidak memperhatikan mereka, pada akhirnya dia memilih kejalanan karena ia merasa
memiliki kebebasan dan memiliki banyak kawan yang bisa menampung keluh kesahnya.
f. Ingin memiliki uang sendiri
Berbeda dengan faktor dorongan dari orang tua, uang yang didapatkan anak biasanya
digunakan untuk keperluan sendiri. Meskipun anak memberikan sebagian uangnya kepada
orang tua mereka, ini lebih bersifat suka rela dan tidak memiliki dampak buruk terhadap anak
apabila tidak memberi sebagian uangnya ke orang tua atau keluarganya.
2. Faktor Eksternal
a. Dorongan Keluarga
Keluarga dalam hal ini biasanya adalah ibu atau kakak mereka, adalah pihak yang

turut andil mendorong anak pergi kejalanan. Biasanya dorongan dari keluarga dengan cara
mengajak anak pergi kejalanan untuk membantu pekerjaan orang tuanya ( biasanya
membantu mengemis) dan menyuruh anak unutk melakukan kegiatan-kegiatan dijalanan
yang menghasilkan uang.
b. Pengaruh Teman
Pengaruh teman menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak pergi kejalanan.
Pengaruh teman menunjukan dampak besar anak pergi ke jalanan, terlebih bila dorongan
pergi kejalanan mendapatkan dukungan dari orang tua atau keluarga.
c. Kekerasan dalam keluarga
Kekerasan dalam keluarga banyak diungkapkan sebagai salah satu faktor yang
mendorong anak lari dari rumah dan pergi kejalanan. Tindak kekerasan yang dilakukan oleh
anggota keluarga terhadap anak memang dapat terjadi diseluruh lapisan sosial masyarakat.
Namun pada lapisan masyarakat bawah atau miskin, kemungkinan terjadi kekerasan akan
lebih besar dan tipe kekerasan yang lebih beraneka ragam seperti kesulitan ekonomi.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik penarikan sampel dari
populasi adalah teknik sampling aksidental (accidental sampling) yang merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 1997 ; Nawawi, 1998) yaitu siapa saja
anak jalanan yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di wilayah penelitian dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber data.
3.2 Waktu dan tempat penelitian
3.2.1 Waktu

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah selama dua minggu. Dan diawali
pada tanggal 5 Oktober 2010

3.2.2 Tempat
Tempat yang dinilai cukup tepat dalam penelitian ini adalah Jalan Merdeka, Bandung
(belakang gramedia merdeka)
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Kami memilih kawasan jalanan sebagai tempat penelitian, dengan objek penelitian
semua anak jalanan didaerah terse but.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah beberapa anak jalanan perempuan di jalan Merdeka,
Bandung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan
Dari hasil wawancara terlihat bahwa perkembangan mental anak jalanan sangat berbeda
dengan anak anak yang tidak di jalan terlihat dari cara mereka menjawab pertanyaan yang
sebenarnya itu pertanyaan yang sangat mudah mereka jawab tapi berlainan mereka terlihat
lebih takut ketika menghadapi orang yang bukan anak jalanan
Dari sebagian mereka ada orang yang menikmati kehidupan seperti itu adapula yang memang
tidak, dalam sebuah hadits riwayat yang artinya:
setiap anak yang lahir dalam keadaan suci, maka orang tuanya lah yang meyahudikan,
memajusikan dan menasranikannya.

Dalam hadits ini jelas bahwa anak itu terganntung pada orang tuanya mau di apakah anak
tersebut, mau di bawa kejalan atau di rumah dengan pendidikan yang layak?

BAB V
PENTUTUP
Kesimpulan
Saran

DAFTAR ISI
Kata pengantar .......................................................................................................................... v
Daftar isi .................................................................................................................................. vi
Bab 1 Pendahuluan
Latar belakang .......................................................................................................................... 1
Rumusan masalah ..................................................................................................................... 1
Tujuan penelitian ...................................................................................................................... 1
Manfaat penelitian .....................................................................................................................1
Bab II Kajian Pustaka
Pengertian anak jalanan ............................................................................................................2
Dampak positif dan negatif bagi anak jalanan .........................................................................2

Faktor-faktor penyebab anak-anak memilih untuk hidup di jalanan........................................ 3


Kehidupan lingkungan jalanan ................................................................................................ 3
Bab III metode penelitian
Waktu dan tempat penelitian ................................................................................................... 4
Populasi dan Sampel ................................................................................................................ 4
Bab IV hasil dan pembahasan
Hasil wawancara .............................................................................................................. 5 7
Pembahasan ..............................................................................................................................7
Bab V penutup
Kesimpulan ............................................................................................................................. 7
Saran ........................................................................................................................................ 7

LAMPIRAN
Hasil wawancara I
1. Mengapa kalian memilih hidup di jalan?
Mencari uang untuk makan
2. Apa saja suka dan duka yang kalian rasakan?
Suka : kumpul kimpul bareng, ngobrol
Duka : ada razia, bertengkar dengan satpam, di usir
3. Selama kalian hidup di jalan kalian pernah terkena razia?
Pernah
4. Setelah terkena razia kalian di bawa kemana?
Ke kantor mereka(satpol PP) dan kita di pinta data nama orang tua sama alamat, lalu kita
di lepas di tengah jalan yang kita pun tidak tau itu di mana
5. Apakah di kantor satpol PP ada penyuluhan, pelatihan, dan pengarahan?
Tidak, kita cuman di pinta data setelah itu di lepas di tengah jalan

6. Apa saja aktivitas kalian sehari - hari?


Ada yang minta minta ada juga yang ngamen
7. Apakah kalian mendapatkan pendapatan dan menyetorkannya ke ketua kelompok?
Tidak, kita tanpa ketua kelompok jadi tidak nyetor lagian disini kita semua keluarga
8. Apakah kalian berasal dari daerah yang sama?
Beda beda, ada yang asli dari sini ada juga yang dari jawa

9. Diantara kalian siapa yang berasal dari jawa? Siapa yang membawa adik ke bandung?
Tika , saya juga kurang tau, yang jelas saya dari kecil sudah hidup seperti ini ibu saya
meninggal di sini bapak saya gak tau keberadaannya
10. Di bandung adik tinggal bersama siapa?
Sama kakak, tapi kakak udah nikah jadi saya cari uang saja sama teman teman
11. Adik masih sekolah? Kelas berapa?
Sekolah, kelas 2
12. Apakah teman teman sekolah adik ada yang mengetahui kalau adik hidup di jalan?
Tau karna memang di sekolah itu banyak yang sama dengan saya hidup di jalan
13. Bagaimana cara adik membayar biaya sekolah?
Kalau bayar spp gratis buku ada yang di kasih ada juga yang beli kalau yang lainnya kita
beli dari uang penghasilan itu.
14. Bagaimana kalian membagi waktu antara sekolah dan minta minta?
Kami sekolah dulu pagi setelah pulang sekolah baru mulai minta - minta
15. Jadi, jam berapa kalian mulai minta minta?
Dari jam 11.00 20.00

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari semua
pihak. Oleh karna itu, penulis ingin berterima kasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya
2. Orang tua yang telah membantu baik moril maupun materil, yang selalu sabar
mendoakan anaknya siang dan malam untuk kebaikan kami.
3. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Selaku rektor Universitas
Pendidikan Indonesia.
4. Yth. Bapak
5. Yth. Bapak Drs. Mif Baihaqi selaku ketua jurusan.
6. Yth. Ibu Dewi Rani Gustiasari, S.S. selaku dosen bahasa indonesia yang tidak pernah
lelah mengajari kami.
7. K Aep yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai.
8. Anak anak jalanan yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya
ilmiah ini.
9. Teman teman psikologi 10 yang selalu mendukung

PROFIL PENULIS
Dilahirkan pada tanggal 13 Juni 1992, di kota kembang,
Bandung. Dalam dekapan seorang ibu yang penuh cinta dan kasih,
Siti Romlah. Dibesarkan dengan arahan dan didikan seorang ayah
yang bijaksana sekaligus guru kehidupannya, Anas Sofyan. Nama
yang disematka kepadanya berawal dari ketidak sehatan ia selama
dalam kandungan. Nama anak itu adalah Syifa Nurul Lutfiani.
Dikarnakan nama adalah sebuah doa ibu saya menginginkan ia menjadi orang yang bisa
mengobati.
Anak ke 3 dari 6 bersaudara ini memulai pendidikannya di bangku SDN Jamika
dekat dengan rumahnya setelah tiga tahun ia pinda sekolah ke MI dan menjadi alumni MI,
melanjutkan ke tingkat Tsanawiyah di Cianjur, jauh dari orang tua membuat ia semakin
mandiri, dari sini lah awal potensi ia dalam bidang organisasi muncul. Menjadi staf dalam
organisasi terbesar di pesantren membuat ia harus mengeluarkan segala potensi yang di
miliki. Hanya tiga tahun sampai tingkat tsanawiyah orang tuanya memutuskan agar ia
kembali ke Bandung dan melanjutkan sekolah di Cimahi karna saat itu keluarganya pindah ke
Cimahi menjalankan pendidikan di tingkat aliyah swasta membuat ia kurang nyaman
awalnya karna siswanya yang teritunng sedikit, hanya 18 orang saja.
Sesuatu yang kita anggap buruk itu belum tentu buruk buat kita malah sebaliknya itu
baik untuk kita, walaupun hanya 18 orang tapi di sini lah awal dari keberhasilan
keberhasilan yang ia raih aktif di organisasi menjadi hal yang pokok saat itu tanpa
mengesampingkan akademis, ia pun menjadi juara kelas (walau di anrtara 18) tapi dari sini
lah percaya diri mulai muncul dan mampu untuk melanjutkan ke universitas negri.
Universitas Pendidikan Indonesia adalah sasaran pertama ketika ujian berlangsung
seorang guru datang dan memberi kabar mengenai beasiswa ia pun ikut daftar dengan segala
persyaratan, sampai pada ahirnya ia dinyatakan lulus beasiswa dan masuk jurusan yang di
ingin kan psikologi UPI.

Rafika Andhika Mulyana, lahir di Bandung pada tanggal 7 november 1992. Anak
kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Yayan suryana dan Lilis Mulyati.meskipun berasal
dari Bandung namun saya lama tinggal di Palembang Sumatra Selatan.
Pendidikan yang di tempuh mulai dari sekolah dasar SDN 8 talang jawa sumsel,setlah
melalui masa belajar 6 tahun di SDN kemudian dilanjutkan sekolah menengah pertama di
SMP negeri 1 unggulan

Tanjung Enim.pada saat SMP saya akftif, di ekskul renang,

balet,bulutakangkis , nari. Lalu melanjutkan sekolah menengah atas di SMA negeri

unggulan muar enim , yang mengharuskan siswa nya masuk asrama pada saat kelas 3. Di
SMA

saya

pun

aktif

di

organisasi

LAMPEA(LASKAR

MUDA

PECINTA

ALAM),IRBAB(IKATAN REMAJA BUKIT ASAM),Teater, Basket,tenis lapangan. Saya


pernah mengikuti kejuaraan, bulutangkis,renang,tenis,dan basket.
Setelah lulus SMA , saya mengikuti tes utul UGM , dan alhadulilah masuk pada
pilihan kedua yaitu antropologi, namun karena saya ingin jurusan psikologi saya pun
mengikuti pmdk UPI, dan alhamdulilah saya keterima di UPI jurusan PSIKOLOGI. Semoga
ini jalan saya menuju sukses amin.

Nama lengkap dari penulis adalah Ayu Alfriyanti Rahman Nisa. Penulis lahir di
Bandung hari Jumat pada tanggal 29 mei 1992. Putri dari pasangan Eko Hadi Susilo dan
Kustini ini adalah anak kedua dari dua bersaudara.
Penulis pertama kali mengenyam pendidikan di Taman Kanak-kanak Al-Furqon
kemudian melanjutkan ke SDN Melong 1 pada tahun 1998. Setelah lulus sekolah dasar,
penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 Bandung dan tamat pada tahun 2007 serta
menyelesaikan sekolah di SMAN 2 Bandung pada tahun 2010.
Saat ini penulis sedang menjalani pendidikan di jurusan Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Anda mungkin juga menyukai