Disusun oleh:
Angga Putra Pradana
1001314
Ayu Alfriyanti
1000505
Dini Aryani
1001389
Nisa Wangsita
1001411
1000404
Sonia Pramita
1000129
1000888
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya ini. Karya ilmiah yang berjudul latar belakang dan
pengaruh lingungan jalanan terhadap perkembangan mental anak jalanan ini berisi deskripsi
dan analisis mengenai latar belakang dan pengaruh lingungan jalanan terhadap perkembangan
mental anak jalanan.
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna. Oleh karna itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang dapat menjadi masukan untuk perbaikan karya ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah amanat Tuhan Yang Maha Esa yang semenjak awal kehidupannya telah
dikaruniai harkat, martabat dan hak-hak asasi. Hak tersebut harus dilindungi sedemikian rupa
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sehat jasmani dan rohani, cakap serta mampu mandiri (Peran, April 2001).
Anak adalah manusia yang berada dalam rentangan masa kanak-kanak awal (2-6
tahun) sampai dengan masa remaja akhir (13-18 tahun) (Djajusman, 1982:36). Anak dalam
bidang hukum perdata erat hubunganya dalam pengertian mengenai kedewasaan. Pengertian
anak dalam UU RI No.4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak pasal 1 ayat 2, anak adalah
seseorang yang belum cukup umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin ( Irma
Setyowati S, 1990:16). Berbeda halnya dengan batasan anak dalam UU RI No 25 tahun 1997
tentang ketenagakerjaan pasal 20 menyebutkan bahwa anak adalah seseorang laki-laki atau
perempuan yang berumur kurang dari 15 (lima belas) tahun. Di dalam pasal 21 juga
disebutkan bahwa orang muda adalah orang laki-laki atau perempuan yang berumur 15 (lima
belas) tahun dan kurang dari 18 (delapan belas) tahun (UU RI No 25 Tahun 1997 tentang
ketenagakerjaan).
anak dengan keluarga dan kegiatan yang dilakukan. Dengan memperhatikan perbedaanperbedaan yang ada, yang dimaksud dengan anak jalanan adalah seseorang yang berumur
dibawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya dijalanan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya.
Jalanan yang dimaksudkan tidak menunjukkan pada jalanan tempat-tempat lain seperti
pasar, pusat pertokoan, taman kota, alun-alun, terminal dan stasiun. Pada kasus yang dialami
dalam proses penelitian ini pada awalnnya istilah tersebut sesungguhnya ditunjukkan kepada
anak perempuan yang berada dalam prostitusi jalanan. Pada perkembangannya sering
digunakan untuk menunjuk anak jalanan perempuan secara keseluruhan mengenai anak
perempuan yang terkadang melakukan kegiatan di dalam mall dan diskotik, yang
dikategorikan sebagai anak yang berbasis kelompoknya atau tempat tinggalnya di jalanan.
Arti anak jalanan disebut juga pekerja anak adalah seseorang yang menghabiskan waktu
hidupnya di jalanan tetapi masih pulang kepada keluarga mereka. Anak jalanan adalah anak
yang hidup di jalanan dan masih melangsungkan hubungan dengan keluarganya dan
ditinggalkan ataupun yang lari dari keluarganya (Peran, 1999 November :7).
2.1.3 Kehidupan Anak Jalanan Perempuan
Meningkatnya jumlah anak jalanan terutama yang berasal dari kota Bandung sendiri
menyebabkan terjadinya perubahan yang besar dalam kehidupan anak jalanan, yaitu :
1. Lokasi anak jalanan yang semakin meluas.
2. Mulai Terjadinya Penguasaan wilayah.
3. Anak jalanan yang berasal dari luar kota semakin tersisih dan cenderung pindah ke kota
lain.
4. Munculnya berbagai kegiatan baru untuk mendapatkan uang seperti lap mobil atau motor
dan dominannya kegiatan mengemis.
5. Meningkatnya tindakan kriminal. (Oi Shalahudin; 2000: 14-15)
Kehidupan anak jalanan perempuan adalah :
1. Seks bebas dari perilaku seksual usia dini
Anak jalanan perempuan yang mulai seks bebas yaitu anak-anak jalanan dengan usia
dibawah 14 tahun dan ada yang melakukan dengan saudaranya sendiri. Hal ini menyebabkan
anak jalanan rentan terhadap penyakit kelamin misalnya HIV atau AIDS.
2. Penggunaan Drugs
Anak jalanan perempuan rela melakukan hal apapun ( merampas, mencuri, membeli,
hubungan seks) yang penting bisa mendapatkan uang untuk membeli minuman keras, pil dan
zat aditif lainnya. Mereka menggunakan itu karena ingin menumbuhkan keberanian saat
melakukan kegiatan di jalanan.
3. Tindak Kriminal
Kegiatan-kegiatan yang bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminal yang diketahui
pernah dilakukan anak jalanan preplan yaitu memeras, mencuri, mencopet dan pengedaran
pil. Tindak kriminal terhadap anak jalanan ini juga dilakukan oleh petugas keamanan seperti
Polisi, Satpol PP, TNI, DLLAJ. Bagian sosial Pemerintah Kota Bandung pada saat melakukan
operasi razia ketertiban terhadap anak jalanan, gelandangan, anak yang dilacurkan dan
pekerja seks komersial dengan perlakuan tidak manusiawi dan sadis.
4. Eksploitasi Seksual
Keberadaan anak jalanan perempuan yang tinggal dijalanan sangat rentan terhadap
eksploitasi khususnya eksploitasi seksual seperti pelecehan, penganiyaan secara seksual,
pemerkosaan, penjerumusan anak dalam prostitusi dan adanya indikasi perdagangan anak
keluar daerah khususnya Riau dan Batam.
5. Drop out dari sekolah
Anak-anak jalanan yang dulu pernah sekolah ini banyak mengalami kekerasan
disekolah seperti perlakuan salah baik yang dilakukan oleh teman maupun guru mereka.
turut andil mendorong anak pergi kejalanan. Biasanya dorongan dari keluarga dengan cara
mengajak anak pergi kejalanan untuk membantu pekerjaan orang tuanya ( biasanya
membantu mengemis) dan menyuruh anak unutk melakukan kegiatan-kegiatan dijalanan
yang menghasilkan uang.
b. Pengaruh Teman
Pengaruh teman menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak pergi kejalanan.
Pengaruh teman menunjukan dampak besar anak pergi ke jalanan, terlebih bila dorongan
pergi kejalanan mendapatkan dukungan dari orang tua atau keluarga.
c. Kekerasan dalam keluarga
Kekerasan dalam keluarga banyak diungkapkan sebagai salah satu faktor yang
mendorong anak lari dari rumah dan pergi kejalanan. Tindak kekerasan yang dilakukan oleh
anggota keluarga terhadap anak memang dapat terjadi diseluruh lapisan sosial masyarakat.
Namun pada lapisan masyarakat bawah atau miskin, kemungkinan terjadi kekerasan akan
lebih besar dan tipe kekerasan yang lebih beraneka ragam seperti kesulitan ekonomi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif. Teknik penarikan sampel dari
populasi adalah teknik sampling aksidental (accidental sampling) yang merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 1997 ; Nawawi, 1998) yaitu siapa saja
anak jalanan yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di wilayah penelitian dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber data.
3.2 Waktu dan tempat penelitian
3.2.1 Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah selama dua minggu. Dan diawali
pada tanggal 5 Oktober 2010
3.2.2 Tempat
Tempat yang dinilai cukup tepat dalam penelitian ini adalah Jalan Merdeka, Bandung
(belakang gramedia merdeka)
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Kami memilih kawasan jalanan sebagai tempat penelitian, dengan objek penelitian
semua anak jalanan didaerah terse but.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah beberapa anak jalanan perempuan di jalan Merdeka,
Bandung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Dari hasil wawancara terlihat bahwa perkembangan mental anak jalanan sangat berbeda
dengan anak anak yang tidak di jalan terlihat dari cara mereka menjawab pertanyaan yang
sebenarnya itu pertanyaan yang sangat mudah mereka jawab tapi berlainan mereka terlihat
lebih takut ketika menghadapi orang yang bukan anak jalanan
Dari sebagian mereka ada orang yang menikmati kehidupan seperti itu adapula yang memang
tidak, dalam sebuah hadits riwayat yang artinya:
setiap anak yang lahir dalam keadaan suci, maka orang tuanya lah yang meyahudikan,
memajusikan dan menasranikannya.
Dalam hadits ini jelas bahwa anak itu terganntung pada orang tuanya mau di apakah anak
tersebut, mau di bawa kejalan atau di rumah dengan pendidikan yang layak?
BAB V
PENTUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR ISI
Kata pengantar .......................................................................................................................... v
Daftar isi .................................................................................................................................. vi
Bab 1 Pendahuluan
Latar belakang .......................................................................................................................... 1
Rumusan masalah ..................................................................................................................... 1
Tujuan penelitian ...................................................................................................................... 1
Manfaat penelitian .....................................................................................................................1
Bab II Kajian Pustaka
Pengertian anak jalanan ............................................................................................................2
Dampak positif dan negatif bagi anak jalanan .........................................................................2
LAMPIRAN
Hasil wawancara I
1. Mengapa kalian memilih hidup di jalan?
Mencari uang untuk makan
2. Apa saja suka dan duka yang kalian rasakan?
Suka : kumpul kimpul bareng, ngobrol
Duka : ada razia, bertengkar dengan satpam, di usir
3. Selama kalian hidup di jalan kalian pernah terkena razia?
Pernah
4. Setelah terkena razia kalian di bawa kemana?
Ke kantor mereka(satpol PP) dan kita di pinta data nama orang tua sama alamat, lalu kita
di lepas di tengah jalan yang kita pun tidak tau itu di mana
5. Apakah di kantor satpol PP ada penyuluhan, pelatihan, dan pengarahan?
Tidak, kita cuman di pinta data setelah itu di lepas di tengah jalan
9. Diantara kalian siapa yang berasal dari jawa? Siapa yang membawa adik ke bandung?
Tika , saya juga kurang tau, yang jelas saya dari kecil sudah hidup seperti ini ibu saya
meninggal di sini bapak saya gak tau keberadaannya
10. Di bandung adik tinggal bersama siapa?
Sama kakak, tapi kakak udah nikah jadi saya cari uang saja sama teman teman
11. Adik masih sekolah? Kelas berapa?
Sekolah, kelas 2
12. Apakah teman teman sekolah adik ada yang mengetahui kalau adik hidup di jalan?
Tau karna memang di sekolah itu banyak yang sama dengan saya hidup di jalan
13. Bagaimana cara adik membayar biaya sekolah?
Kalau bayar spp gratis buku ada yang di kasih ada juga yang beli kalau yang lainnya kita
beli dari uang penghasilan itu.
14. Bagaimana kalian membagi waktu antara sekolah dan minta minta?
Kami sekolah dulu pagi setelah pulang sekolah baru mulai minta - minta
15. Jadi, jam berapa kalian mulai minta minta?
Dari jam 11.00 20.00
PROFIL PENULIS
Dilahirkan pada tanggal 13 Juni 1992, di kota kembang,
Bandung. Dalam dekapan seorang ibu yang penuh cinta dan kasih,
Siti Romlah. Dibesarkan dengan arahan dan didikan seorang ayah
yang bijaksana sekaligus guru kehidupannya, Anas Sofyan. Nama
yang disematka kepadanya berawal dari ketidak sehatan ia selama
dalam kandungan. Nama anak itu adalah Syifa Nurul Lutfiani.
Dikarnakan nama adalah sebuah doa ibu saya menginginkan ia menjadi orang yang bisa
mengobati.
Anak ke 3 dari 6 bersaudara ini memulai pendidikannya di bangku SDN Jamika
dekat dengan rumahnya setelah tiga tahun ia pinda sekolah ke MI dan menjadi alumni MI,
melanjutkan ke tingkat Tsanawiyah di Cianjur, jauh dari orang tua membuat ia semakin
mandiri, dari sini lah awal potensi ia dalam bidang organisasi muncul. Menjadi staf dalam
organisasi terbesar di pesantren membuat ia harus mengeluarkan segala potensi yang di
miliki. Hanya tiga tahun sampai tingkat tsanawiyah orang tuanya memutuskan agar ia
kembali ke Bandung dan melanjutkan sekolah di Cimahi karna saat itu keluarganya pindah ke
Cimahi menjalankan pendidikan di tingkat aliyah swasta membuat ia kurang nyaman
awalnya karna siswanya yang teritunng sedikit, hanya 18 orang saja.
Sesuatu yang kita anggap buruk itu belum tentu buruk buat kita malah sebaliknya itu
baik untuk kita, walaupun hanya 18 orang tapi di sini lah awal dari keberhasilan
keberhasilan yang ia raih aktif di organisasi menjadi hal yang pokok saat itu tanpa
mengesampingkan akademis, ia pun menjadi juara kelas (walau di anrtara 18) tapi dari sini
lah percaya diri mulai muncul dan mampu untuk melanjutkan ke universitas negri.
Universitas Pendidikan Indonesia adalah sasaran pertama ketika ujian berlangsung
seorang guru datang dan memberi kabar mengenai beasiswa ia pun ikut daftar dengan segala
persyaratan, sampai pada ahirnya ia dinyatakan lulus beasiswa dan masuk jurusan yang di
ingin kan psikologi UPI.
Rafika Andhika Mulyana, lahir di Bandung pada tanggal 7 november 1992. Anak
kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Yayan suryana dan Lilis Mulyati.meskipun berasal
dari Bandung namun saya lama tinggal di Palembang Sumatra Selatan.
Pendidikan yang di tempuh mulai dari sekolah dasar SDN 8 talang jawa sumsel,setlah
melalui masa belajar 6 tahun di SDN kemudian dilanjutkan sekolah menengah pertama di
SMP negeri 1 unggulan
unggulan muar enim , yang mengharuskan siswa nya masuk asrama pada saat kelas 3. Di
SMA
saya
pun
aktif
di
organisasi
LAMPEA(LASKAR
MUDA
PECINTA
Nama lengkap dari penulis adalah Ayu Alfriyanti Rahman Nisa. Penulis lahir di
Bandung hari Jumat pada tanggal 29 mei 1992. Putri dari pasangan Eko Hadi Susilo dan
Kustini ini adalah anak kedua dari dua bersaudara.
Penulis pertama kali mengenyam pendidikan di Taman Kanak-kanak Al-Furqon
kemudian melanjutkan ke SDN Melong 1 pada tahun 1998. Setelah lulus sekolah dasar,
penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 2 Bandung dan tamat pada tahun 2007 serta
menyelesaikan sekolah di SMAN 2 Bandung pada tahun 2010.
Saat ini penulis sedang menjalani pendidikan di jurusan Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.