Makassar,
Desember 2013
Kelompok 3B
Gastroenterohepatologi
Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
I. PENDAHULUAN............................................................................................3
II. PEMBAHASAN..............................................................................................4
ASkenario
4
BKlarifikasi
kata
kunci
4
CKalimat
Kunci
4
DIdentifikasi
Masalah.................................................................................4- 5
EAnalisis
Masalah.....................................................................................5-47
FLearning Objective...............................................................................47-
81
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................82
Gastroenterohepatologi
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
ALatar Belakang
Nyeri akut abdomen merupakan suatu keadaan gawat darurat yang
memerlukan penanganan cepat dan sesegara mungkin, dapat terjadi karena
faktor bedah dan non bedah. Mayoritas pasien yang datang dengan keluhan
nyeri perut yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24
jam. Diperlukan identifikasi awal apakah pasien yang dihadapi ini datang
dengan kasus bedah atau non bedah, sehingga harus segera ditangani agar
tidak terjadi komplikasi dan sakit yang berkepanjangan.
ATujuan Pembelajaran
BMahasiswa dapat mengetahui basic science yang meliputi; anatomi,
Gastroenterohepatologi
Page 3
demam
tifoid
yang
tidak
dilanjutkan
pada
sistem
gastroenterohepatologi.
FMahasiswa dapat mengetahui lokalisasi nyeri dan tipe nyeri secara umum.
GMahasiswa dapat
mengetahui dapat
mengetahui langkah-langkah
BAB II
ISI
ASkenario
Pasien wanita 20 tahun MRS dengan nyeri perut hebat yang timbul
mendadak dirasakan diseluruh bagian perut, disertai perut yang membesar
dan mual muntah. Seminggu sebelumnya penderita demam dan dikatakan
menderita demam tifoid tapi pasien pulang atas permintaan sendiri. Pasien
mengaku sering mengkonsumsi jajanan.
AKlarifikasi Kata Sulit
BMual/nausea adalah suatu sensasi tidak menyenangkan yang secara samar
dialihkan ke epigastrium dan abdomen, serta sering memuncak dengan
muntah-muntah.
Gastroenterohepatologi
Page 4
manusia
yang
ditandai
dengan
malaise,
Gastroenterohepatologi
Page 5
1 Mulut
Gastroenterohepatologi
Page 6
berjalan
melalui
kerongkongan
dengan
menggunakan
proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6tulang belakang.
Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalahotot rangka)
bagian tengah (campuran otot rangka danotot halus)
Gastroenterohepatologi
Page 7
Usus halus atau usus kecil adalah bagian darisaluran pencernaan yang
terletak di antara lambungdan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Gastroenterohepatologi
Page 8
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan
lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus
halus
terdiri
dari
tiga
bagian
yaitu usus
dua
belas
dua
terletak
belas
setelahlambung dan
dari usus
menghubungkannya
ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek
dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir diligamentum
Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organretroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat
dua
muara
saluran
yaitu
empedu.
bagian
jari(duodenum)
kedua
dariusus
dan usus
halus,
di
sering
ditulis yeyunum)
antara usus
penyerapan (ileum).
dua
belas
Padamanusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
Gastroenterohepatologi
Page 9
jonjot
usus
(vili),
yang
memperluas
permukaan
dari
usus. Secarahistologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet danplak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
"kosong".
IUsus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum danjejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum
memiliki pH antara
dan
(netral
atau
sedikit
basa)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Gastroenterohepatologi
Page 10
bakteri
yang
terdapat
di
dalam
usus
suatu
Latin:caecus,
kantung
yang
"buta")
terhubung
dalam
pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan
oleh umbai cacing.
8. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk
nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi
manusia,
umbai
cacing
atau
dalam bahasa
Gastroenterohepatologi
Page 11
cacing bisa berbeda - bisa diretrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas
tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial
(sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi
dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagaiappendektomi.
9. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid)
dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens
penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem sarafyang
menimbulkan keinginan untuk melakukandefekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk
periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi
bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian
otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus
diatur
oleh
dari
tubuh
melalui
proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.
10. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi
utama
Gastroenterohepatologi
yaitu
Page 12
beberapahormon penting
seperti insulin.
Pankreas
terletak
pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas
akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah
protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,
yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam
lambung.
11. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan
dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalammetabolisme dan memiliki
beberapa
fungsi
dalam
tubuh
termasuk
penyimpanan glikogen,
Gastroenterohepatologi
Page 13
empedu (Bahasa
Inggris:gallbladder)
dibutuhkan
tubuh
untuk
proses pencernaan.
-Histologi
Saluran pencernaan mempunyai 4 lapisan fungsional, yaitu :
Mukosa.
Mukosa secara histologik terbagi menjadi 3 lapisan : lapisan epitel,
penyokong lamina propria dan lapisan tipis oto polos, muskularis mukosa
yang menghasilkan gerakan setempat dan pelipatan mukosa.
Submukosa
Lapisan jaringan kolagen longgar ini menyokong mukosa dan mengandung
pembuluh darah lebih besar, pembuluh limfe dan saraf.
Muskularis propria.
Gastroenterohepatologi
Page 14
Dinding ototnya terdiri atas otot polos yang biasanya tersebar sebagai
lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Kerja kedua lapisan,
pada sudut yang teoat satu dengan lainnya, merupakan dasar kontraksi
peristaltic.
Adventisia
Lapisan luar jaringan penyokong longgar ini menyalurkan pembuluh utama
dan saraf; pada orang gemuk ia mengandung banyak jaringan lemak.
Karena usus terletak dalam rongga abdomen, adventisia dianggap sebagai
serosa dan dilapisi epitel selapis gepeng. Lapisan adventisia menyatu
dengan jaringan retroperitoneal.
1Rongga Mulut
Rongga Mulut
Dalam rongga mulut daerah ini dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk sebagai pelindung yang juga melapisi permukaan dalam
atau labial bibir.
Bibir
Bibir dilapisi oleh kulit yang sangat tipis yang ditutupi oleh epitel
berlapis gepeng bertanduk. Pembuluh darah terletak dekat dengan
permukaan bibir sehingga bibir berwarna merah. Permukaan luar
bibir mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar
keringat.
Gastroenterohepatologi
Page 15
Lidah
Lidah adalah organ berotor di rongga mulut. Bagian tengah lidah terdiri
atas jaringan ikat dan berkas serat otoo rangka. Penyebaran dan
orientasi
masing-masing
serat
otot
rangka
lidah
yang
acak
Gastroenterohepatologi
Page 16
Tunika Mukosa
Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis
mukosa.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan
kelenjar esophageal propia.
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat.
Pada ? bagian atas esophagus terdiri otot rangka, ? bagian tengah
terdiri otot polos dan otot rangka, ? bagian bawah dibentuk otot
polos.
Adventisia
Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia
merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas sedangkan
serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah
1Gaster
Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan
sel goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel,
lamina propia dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae
(lipatan mukosa dan submukosa) yang bersifat sementara dan
menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat. Foveola
tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri
dari:
Sel neck
glikosaminoglikan
Sel parietal
: menghasilkan HCl
Sel chief
:mengahasilkan pepsin
Gastroenterohepatologi
Page 17
Sel argentaffin
pembentukan darah
Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf
pleksus meissner
Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan
otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal
tersebut sedikit dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach
Tunika Serosa
Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak.
1Usus halus
Panjang 5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili
intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan
mukosa (dengan inti submukosa) permanen. Vili intestinales merupakan
tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia ke arah lumen diisi
lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan juluran
sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia terdapat kelenjar
intestinal lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozimenzim antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu dan mengendalikan
mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin (penghasil hormone-gastric
inhibitory peptide, sekretin dan kolesistokinin / pankreozimin-).
IDuodenum
Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili
intestinalis dan sel goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar
intestinal lieberkuhn.
Gastroenterohepatologi
Page 18
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri
utama pada duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat).
Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel
limfosit)
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa
simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.
IJejunum dan Ileum
secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak
ada kelenjar duodenal brunner.
1Appendiks
Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan
dengan kolon seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia
terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih
pendek, letak sering berjauhan) dan jaringan limfoid difus sangat
banyak. Terdapat pula Muskularis mukosa.
Tunika Submukosa sangat vascular.
Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus
auerbach.
1Usus Besar (Kolon)
Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid;
rectum serta anus.
Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih
banyak dibanding usus halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis
Gastroenterohepatologi
Page 19
Gastroenterohepatologi
Page 20
-Fisiologi
Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit,
dan zat makanan, yang terus-menerus. Untuk mencapai hal ini,
dibutuhkan pergerakan makanan melalui saluran pencernaan, sekresi
getah pencernaan dan pencernaan makanan, absorpsi air berbagai
elekteolit dan hasil pencernaan, sirkulasi darah melalui organ-organ
Gastroenterohepatologi
Page 21
juga
harus
dilakukan.
Tetapi
karena
kebutuhan
untuk
Gastroenterohepatologi
Page 22
dalam tiga fase. Yang pertama disebut fase oral, yaitu bolus didorong ke
belakang oleh gerakan voluntar lidah. Pada fase faringeal, bolus
bergerak melewati epiglotis ke faring bagian bawah berlanjut ke
esofagus. Pada fase esofagus akhir, gelombang peristaltik primer yang
dimulai dari faring terus berjalan sepajjang eaofagus, mendorong bolus
menuju sfingter esofagus bagian distal. Adanya bolus merelaksasikan
otot sfingter distal ini sejenak sehingga memungkinkan bolus masuk ke
dalam lambung.
Lambung terbagi atas fundus, korpus, dan antrum pilorikum atau
pilorus. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan
makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
ke dalam esofagus. Sfingter pilorus terminal berelaksasi dan
berkontraksi untuk mengalirkan makanan ke duodenum dan mencegah
terjadinya aliran balik isi usus ke dalam lambung.
Fungsi motorik lambung adalah penyimpanan, pencampuran, dan
pengosongan makanan semi cair yang tercerna sebagian dicampur
dwngan sekret lambung. Substansi ini disebut sebagai kimus.
Kelenjar kardia yang berada dekat orifisium kardia lambung
menyekresi mukus. Kelenjar gastrik yang terletak di fundus dan korpus
lambung memiliki tiga tipe sel: sel parietal menyekresi HCl dan faktor
intrinsik (penting untuk absorpsi vitamin B12 di dalam usus halus), sel
chief menyekresi pepsinogen yang teraktivasi menjadi pepsin dalam
lingkungan pH asam, dan selnmukus (leher) yang menyekresi mukus.
Sel G yang terletak di daerah pilorus lambubg mwnyekresi hormon
gastrin.
Sekresi lambung terbagi menjadi tiga fase. Yang pertama adalah fase
sefalik, yaitu ketika kelenjar lambung terangsang oleh penglihatan, bau,
pikiran, atau rasa makanan dan merupakan 10% dari sekresi asam
lambung. Yang kedua adalah fase hormonal atau gastrik, merupakan
67% dari sekresi asam lambung. Apabila makanan memasuki lambung,
pH basa dan peregangan lambung merangsang saraf vagus secara
Gastroenterohepatologi
Page 23
kimiawi maupun mekanis. Impuls vagus merangsang sel parietal dan sel
G untuk melepaskan gastrin, menyebabkan sekresi HCl dan pepsinogen.
Yang terakhir adalah fase intestinal yang dimulai oleh gerakan kimus
dari lambung ke duodenum dan sangat dipengaruhi oleh hormon.
Usus halus merupakan usus berbentuk tabung yang kompleks,
berlipat-lipat, membentang dari pilorus hingga katup ileosekal, dan
dibagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Dua fungsi utamanya
adalah pencernaan serta absorpsi zat gizi dan air yang terdapat dalam
makanan yang masuk dalam tubuh.
Vili dan mikrovili merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti jarijari
yang
terdapat
di
seluruh
usus
halus.
Struktur
ini
Gastroenterohepatologi
Page 24
Absorpsi gula, asam aminp, dan lemak hampir selesai pada saat
kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian besar
diabsorpsi dalam duodenum dan jejunum. Absorpsi kalsium memerlukan
vitamin D. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) diabsorpsi dalam
duodenum dan memerlukan garam-garam empedu. Sebagian besar
vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam usus halus bagian atas. Absorpsi
vitamin B12 berlangsung dalam ileum terminalis melalui mekanisme
transpor khusus yang membutuhkan faktor intrinsik lambung.
Sebagian besar asam empedu yang dikeluarkan oleh kandung
empedu ke dalam duodenum untuk membantu pencernaan lemak, akan
direabsorpsi dalam ileum terminalis dan masuk kembali ke hati. Siklus
ini disebut sebagai sirkulasi enterohepatik garam empedu dan sangat
penting dalam mempertahankan cadangan empedu untuk pencernaan
lemak.
Usus besar atau kolon bebentuk saluran muskular berongga yang
membentang dari sekum hingga kanalis ani dan dibagi menjadi sekum,
kolon (asendens, transversum, desendens, dan sigmoid), dan rektum.
Katup ileosekal mengontrok masuknya kimus ke dalam kolon,
sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengontrol keluarnya
feses dari kanalis ani.
Usus besar memiliki berbagai fungsi, yang terpenting adalah
absorpsi air dan elektrolit. Absorpsi ini sudah hampir selesai dalam
kolon dekstra. Kolon sigmoid merupakan reservoir massa feses yang
terdehidrasi sampai terjadinya defekasi. Kapasitas absorpsi kolon adalah
sekitar 1500 sampai 2000 ml. Bila jumlah ini dilampaui akibat
pengiriman air yang berlebihan dari ileum, akan terjadi diare.
Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar terutama disebabkan
oleh bakteri dan bukan oleh kerja enzim. Bakteri dalam usus besar
menyintesis vitamin K dan beberapa vitamin B. Selain itu juga terjadi
fermentasi bakteri beberapa karbohidrat dalam kolon. Sekitar 1000 ml
flatus (kebanyakan dari udara yang tertelan) dikeluarkan setiap hari.
Gastroenterohepatologi
Page 25
kapiler
pembuluh
darah
naik.
Sehingga
Mekanisme Muntah
Muntah merupakan respon reflex yang terintegrasi di medulla
oblongata. Muntah di mulai dengan salivasi dan rasa mual. Peristaltik
terbalik mengeluarkan isi usus halus bagian atas ke dalam lambung.
Glottis menutup, mencegah aspirasi. Pernapasan tertahan pada tengahtengah inspirasi. Otot dinding perut berkontraksi, dan karena dada
ditahan
dalam
posisi
tetap,
kontraksi
meningkatkan
tekanan
Gastroenterohepatologi
Page 26
yang diameter 2-5 m, sistem ini menghantarkan dengan kecepatan 1230 m/detik. ketika di aktifkan oleh rangsangan yang mengganggu , jalur
nyeri aferen mengeluarkan substansi P, yang mengaktifkan jalur-jalur
nyeri asendens yang memberi masukan kepada medulla spinalis dan
dilanjutkan ke thalamus untuk persepsi nyeri dan korteks somatic untuk
lokalisasi hal ini menghantarkan nyeri ringan cepat. Sedangkan jalur
analgesic terbentuk dari serabut tidak bermielin dengan diameter 0,41,2 m dan kecepatan 0,5-2 m/detik. Ketika di aktifkan oleh
rangsangan yang mengganggu, jalur nyeri afferent mengeluarkan
substansi P akan tetapi transmisi impuks ke otak di hambat oleh
reseptor opiate yang dikeluarkan dari jalur analgesic, sehingga terhantar
nyeri hebat lambat.
Mekanisme Perut Membesar
Masuknya kuman salmonella thypi ke dalam tubuh manusia terjadi
melalui makan yang terkontaminasi kuman. Sebagian kuman
dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos ,asuk dalam usus dan
selanjutnya berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa
(IgA) usus kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel
(terutama sel-M) dan selanjutnya ke lamina propria. Di lamina propria
kuman berkembang biak dan difagosit oelh sel-sel fagosit terutama
makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam makrofag.
Dan selanjutnya di bawa ke plak peyeri ileum distal dan kemudian ke
kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus
torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam
sirkulasi darah (mengakibatkan bakteremia pertama) yang asimtomatik)
dan menyebar ke seluruh organ retikulo endothelial tubuh terutama hati
dan limpa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan
kemudian berkembakbiak di luar sel atau ruang sinusoid dan
selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi mengakibatkan
bakteremia yang kedua kalinya dengan desertai tanda-tanda dan gejala
penyakit infeksi sistemik.
Gastroenterohepatologi
Page 27
dan
hiperaktif
maka
saat
fagositosis
Gastroenterohepatologi
Page 28
Gastroenterohepatologi
Page 29
Gastroenterohepatologi
Page 30
didiagnosa,
tentulah
sang
dokter
akan
turun,
maka
penderita
akan
berinisiatif
dalam perjalanan
tifoid
sering
menimbulkan
Gastroenterohepatologi
Page 31
Erosi
pembuluh
darah
di
plaque
peyeri
yang
hiperplastik dan nekrotik atau di dalam akumulasi selsel mononuklear lainnya di dalam dinding usus akan
menyebabkan perdarahan ke dalam traktus intestinalis.
Hal ini akan terjadi terus-menerus, memberi warna
merah
pada
feses
hingga
akhirmya
dapat
bawah
abdomen
menjadi
manifestasi
dini
dengan
produk-produk
infeksi
lokalisata.
Meningitis,
kondritis,
osteomielitis,
artritis
pielonefritis
dan
supuratif
periostitis,
merupakan
tidak
jarang
terjadi,
dan
mungkin
seperti
pneumokokus.
Komplikasi
lanjut
anemia
hemolitik terutama
pada
Gastroenterohepatologi
Page 32
Gastroenterohepatologi
Page 33
Gastroenterohepatologi
Page 34
aAuskultasi
-Mendengar suara
daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir
dalam hal menilai nyeri tekan sebaiknya melihat mimik pasien.
-Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien
diminta untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme
sejati; dengan menekan daerah muskulus rectus, minta pasien menarik
napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu adalah spasme
volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan, itu
adalah spasme sejati.
Gastroenterohepatologi
Page 35
kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di
bagian depan dinding abdomen.
aPerkusi
-Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk
mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi
usus, pekak hati akan menghilang.
-Cairan bebas dalam rongga abdomen adanya cairan bebas dalam rongga abdomen
(asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian atas dan dullness
dibagian samping atau suaradullness dominant. Karena cairan itu bebas dalam
rongga abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke
sisi terendah.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
aPemeriksaan darah rutin
-Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi
perdarahan terus menerus.
-Demikian pula dengan pemeriksaan hematocrit: Pemeriksaan
leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi
menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada
kemungkinan ruptura lienalis.
-Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya
trauma pankreas atau perforasi usus halus.
-Kenaikan ALT dan AST menunjukkan kemungkinan kelainan pada
hepar.
b) Pemeriksaan urine rutin
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai
hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma
pada saluran urogenital. Pemeriksaan ureum, kreatinin, kadar glukosa
urin, untuk menilai keadaan status cairan dan asam basa pasien,fungsi
ginjal dan asam basa pasien, fungsi ginjaldan metabolik,
serta
Gastroenterohepatologi
Page 36
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
aFoto toraks
Selalu harus diusahakan pembuatan foto thoraks dalam
posisi tegak untuk menyingkirkan adanya kelainan pada thoraks
atau trauma pada thoraks. Harus juga diperhatikan adanya udara
bebas di bawah diafragma atau adanya gambaran usus dalam rongga
thoraks pada hernia diafragmatika.
aPlain abdomen foto tegak
Akan
memperlihatkan
udara
bebas
dalam
rongga
lambung pada trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan
analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah-masalah sampingan
Gastroenterohepatologi
Page 37
Gastroenterohepatologi
Page 38
Gastroenterohepatologi
Page 39
gastrointestinal
dengan
penyedotan
intestinal
atau
Appendicitis
biasanya
disebabkan
oleh
namun
keterbatasan
elastisitas
sehingga
dinding
menyebabkan
appendiks
mempunyai
peningkatan
tekanan
Gastroenterohepatologi
Page 40
Gastroenterohepatologi
Page 41
dengan
peningkatan
jumlah
neutrofil.
Gastroenterohepatologi
Page 42
Gastroenterohepatologi
Page 43
sumber
Gastroenterohepatologi
umum,
resistensi
Page 44
antibiotika,
dan
maka
kadang-kadang
pengawasan
dan
pengawasan
makanan
adalah
hygiene
tindakan
sedapatnmungkin
makanan.
pencegahan
menghindari
Mengurangi
waktu
ini,
dan
pekerjaan
mengolah
makanan
dibiarkan
pendinginan)
akan
mengurangi
kesempatan
antibiotika,
Gastroenterohepatologi
maka
Page 45
harus
dihindarkan
Salmonella
sudah
bisa
dilakukan
dengan
ALearning Objective
BAnatomi, histologi, fisiologi sistem gastroenterohepatologi.
-Anatomi
1 Mulut
Gastroenterohepatologi
Page 46
berjalan
Gastroenterohepatologi
melalui
kerongkongan
Page 47
dengan
menggunakan
proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6tulang belakang.
Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalahotot rangka)
bagian tengah (campuran otot rangka danotot halus)
Gastroenterohepatologi
Page 48
Usus halus atau usus kecil adalah bagian darisaluran pencernaan yang
terletak di antara lambungdan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein,
gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot
melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan
lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus
halus
terdiri
dari
tiga
bagian
yaitu usus
dua
belas
dua
terletak
belas
setelahlambung dan
menghubungkannya
dari usus
ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek
dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir diligamentum
Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organretroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat
dua
muara
saluran
yaitu
empedu.
Gastroenterohepatologi
Page 49
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa
di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
- Usus Kosong (jejenum)
Usus
adalah
bagian
jari(duodenum)
kedua
dariusus
dan usus
halus,
di
sering
ditulis yeyunum)
antara usus
penyerapan (ileum).
dua
belas
Padamanusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus
kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat
jonjot
usus
(vili),
yang
memperluas
permukaan
dari
usus. Secarahistologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet danplak Peyeri. Sedikit
sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
"kosong".
IUsus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum danjejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.
Ileum
memiliki pH antara
dan
(netral
atau
sedikit
Gastroenterohepatologi
Page 50
basa)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
Kolon asendens (kanan)
Kolon transversum
Kolon desendens (kiri)
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya
bakteri
yang
terdapat
di
dalam
usus
suatu
Latin:caecus,
kantung
yang
"buta")
terhubung
dalam
pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif
memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan
oleh umbai cacing.
8. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Gastroenterohepatologi
Page 51
manusia,
umbai
cacing
atau
dalam bahasa
Gastroenterohepatologi
Page 52
oleh
dari
tubuh
melalui
proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.
10. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi
utama
yaitu
beberapahormon penting
seperti insulin.
Pankreas
terletak
pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas
akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah
protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,
yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam
lambung.
11. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan
dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalammetabolisme dan memiliki
beberapa
fungsi
dalam
tubuh
termasuk
penyimpanan glikogen,
Gastroenterohepatologi
Page 53
empedu (Bahasa
Inggris:gallbladder)
dibutuhkan
tubuh
untuk
proses pencernaan.
-Histologi
Saluran pencernaan mempunyai 4 lapisan fungsional, yaitu :
Mukosa.
Gastroenterohepatologi
Page 54
Gastroenterohepatologi
Page 55
Lidah
Lidah adalah organ berotor di rongga mulut. Bagian tengah lidah terdiri
atas jaringan ikat dan berkas serat otoo rangka. Penyebaran dan
orientasi
masing-masing
serat
otot
rangka
lidah
yang
acak
Gastroenterohepatologi
Page 56
1Esophagus
Panjang 10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea,
sebagian besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma masuk
rongga abdomen. Terdiri atas:
Tunika Mukosa
Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis
mukosa.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan
kelenjar esophageal propia.
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat.
Pada ? bagian atas esophagus terdiri otot rangka, ? bagian tengah
terdiri otot polos dan otot rangka, ? bagian bawah dibentuk otot
polos.
Adventisia
Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia
merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas sedangkan
serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah
1Gaster
Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan
sel goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel,
lamina propia dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae
(lipatan mukosa dan submukosa) yang bersifat sementara dan
menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat. Foveola
tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri
dari:
Gastroenterohepatologi
Page 57
Sel neck
glikosaminoglikan
Sel parietal
: menghasilkan HCl
Sel chief
:mengahasilkan pepsin
Sel argentaffin
pembentukan darah
Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf
pleksus meissner
Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan
otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal
tersebut sedikit dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach
Tunika Serosa
Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi
pembuluh darah dan sel-sel lemak.
1Usus halus
Panjang 5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili
intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan
mukosa (dengan inti submukosa) permanen. Vili intestinales merupakan
tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia ke arah lumen diisi
lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan juluran
sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia terdapat kelenjar
intestinal lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozimenzim antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu dan mengendalikan
mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin (penghasil hormone-gastric
inhibitory peptide, sekretin dan kolesistokinin / pankreozimin-).
IDuodenum
Gastroenterohepatologi
Page 58
Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili
intestinalis dan sel goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar
intestinal lieberkuhn.
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri
utama pada duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat).
Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel
limfosit)
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa
simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.
IJejunum dan Ileum
secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak
ada kelenjar duodenal brunner.
1Appendiks
Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan
dengan kolon seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia
terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih
pendek, letak sering berjauhan) dan jaringan limfoid difus sangat
banyak. Terdapat pula Muskularis mukosa.
Tunika Submukosa sangat vascular.
Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus
auerbach.
1Usus Besar (Kolon)
Gastroenterohepatologi
Page 59
Gastroenterohepatologi
Page 60
-Fisiologi
Gastroenterohepatologi
Page 61
juga
harus
dilakukan.
Tetapi
karena
kebutuhan
untuk
Gastroenterohepatologi
Page 62
Gastroenterohepatologi
Page 63
Sekresi lambung terbagi menjadi tiga fase. Yang pertama adalah fase
sefalik, yaitu ketika kelenjar lambung terangsang oleh penglihatan, bau,
pikiran, atau rasa makanan dan merupakan 10% dari sekresi asam
lambung. Yang kedua adalah fase hormonal atau gastrik, merupakan
67% dari sekresi asam lambung. Apabila makanan memasuki lambung,
pH basa dan peregangan lambung merangsang saraf vagus secara
kimiawi maupun mekanis. Impuls vagus merangsang sel parietal dan sel
G untuk melepaskan gastrin, menyebabkan sekresi HCl dan pepsinogen.
Yang terakhir adalah fase intestinal yang dimulai oleh gerakan kimus
dari lambung ke duodenum dan sangat dipengaruhi oleh hormon.
Usus halus merupakan usus berbentuk tabung yang kompleks,
berlipat-lipat, membentang dari pilorus hingga katup ileosekal, dan
dibagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Dua fungsi utamanya
adalah pencernaan serta absorpsi zat gizi dan air yang terdapat dalam
makanan yang masuk dalam tubuh.
Vili dan mikrovili merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti jarijari
yang
terdapat
di
seluruh
usus
halus.
Struktur
ini
Gastroenterohepatologi
Page 64
Gastroenterohepatologi
Page 65
sekitar 1500 sampai 2000 ml. Bila jumlah ini dilampaui akibat
pengiriman air yang berlebihan dari ileum, akan terjadi diare.
Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar terutama disebabkan
oleh bakteri dan bukan oleh kerja enzim. Bakteri dalam usus besar
menyintesis vitamin K dan beberapa vitamin B. Selain itu juga terjadi
fermentasi bakteri beberapa karbohidrat dalam kolon. Sekitar 1000 ml
flatus (kebanyakan dari udara yang tertelan) dikeluarkan setiap hari.
Ciri khas gerakan usus besar adalah pengadukan haustral. Gerakan
meremas yang tidak progresif ini menyebabkan isi usus bergerak bolakbalik, sehingga memberikan waktu untuk terjadinya absorpsi. Peristalsis
mendorong feses ke dalam rektum dan menyebabkan peregangan
dinding rektum dan aktivasi refleks defekasi.
1Innervasi serta lapisan dinding abdomen.
Abdomen adalah bagian truncus yang terletak antara thorax dan pelvis.
Persarafan abdomen meliputi dinding dan organ organ abdomen.
PERSARAFAN DINDING ABDOMEN
-
oleh n.phrenicus.
-
lumbalis sampai
peritoneum.
Cutis dan subcutis dipersarafi oleh nn.spinales TH6 TH12 dan
n.iliohypogastricus.
Gastroenterohepatologi
Page 66
* Otot otot
sama.
? m.transversus abdominis dipersarafi oleh
Nn.spinales TH7 12.
? m.rectus abdominis persarafannya sama.
? m.pyramidalis oleh n.spinalis TH12.
PERSARAFAN ORGAN ORGAN ABDOMEN
- Organ organ dalam abdomen dipersarafi oleh cabang-cabang plexus
otonom.
- Plexus plexus otonom dalam abdomen :
* PLEXUS COELIACUS
Plexus otonom terbesar dalam abdomen yang terletak disekitar
origo a.coeliaca setinggi vertebra L1.
KOMPONEN SIMPATIS terdiri dari :
* Sepasang ganglion coeliacum ( ganglion simpatis prevertebral )
yang terletak kanan kiri dari a.coeliaca.
* Serat serat simpatis preganglionar cabang cabang
Nn.splanchnici ( major, minor, minimus )
* Serat serat simpatis postganglionar dari ganglion coeliacum.
* Serat serat parasimpatis preganglionar, cabang n.vagus.
* PLEXUS MESENTERICUS SUPERIOR
Gastroenterohepatologi
Page 67
mesentericus inferior.
KOMPONEN PARASIMPATIS terdiri dari :
* Serat serat parasimpatis preganglionar dari sistim parasimpatis
pars sacralis yang menuju ke plexus mesentericus inferior melalui plexus
pelvicus dan plexus hypogastricus.
* PLEXUS AORTICUS ABDOMINALIS
Gastroenterohepatologi
Page 68
regio
Gastroenterohepatologi
Page 69
a.mesenterica superior.
-
a.mesenterica inferior.
- Plexus aorticus abdominalis mengikuti cabang cabang aorta
abdominalis.
Perkecualian :
* Semua organ organ abdomen dipelihara oleh serat serat simpatis
postganglionar, kecuali medulla suprarenalis.
* Batas daerah persarafan sistim parasimpatis pars cranialis dan pars
sacralis terletak pada flexus colli sinistra.
1Patofisiologi nyeri serta dampak yang dapat ditimbulkan.
Nyeri terbagi menjadi dua jalur yaitu jalur nyeri substansi P dan jalur
analgesik. Jalur nyeri Substansi P terbentuk dari serabut kecil bermielin
yang diameter 2-5 m, sistem ini menghantarkan dengan kecepatan 1230 m/detik. ketika di aktifkan oleh rangsangan yang mengganggu , jalur
nyeri aferen mengeluarkan substansi P, yang mengaktifkan jalur-jalur
nyeri asendens yang memberi masukan kepada medulla spinalis dan
dilanjutkan ke thalamus untuk persepsi nyeri dan korteks somatic untuk
lokalisasi hal ini menghantarkan nyeri ringan cepat. Sedangkan jalur
analgesic terbentuk dari serabut tidak bermielin dengan diameter 0,41,2 m dan kecepatan 0,5-2 m/detik. Ketika di aktifkan oleh
rangsangan yang mengganggu, jalur nyeri afferent mengeluarkan
substansi P akan tetapi transmisi impuks ke otak di hambat oleh
Gastroenterohepatologi
Page 70
Gastroenterohepatologi
Page 71
Gastroenterohepatologi
Page 72
-Adakah perubahan terhadap kebiasaan buang air besar maupun kecil ? atau
adakah gejala gangguan pencernaan atau bahkan penurunan berat badan ?
aRiwayat penyakit masa lalu
-Apakah pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya ?
-Adakah penyakit lain yang pernah diderita (demam tifoid, dispepsia, dsb)
aRiwayat pengobatan sebelumnya
-Apakah pernah berobat kedokter sebelumnya ?
-Pernah minum obat sebelumnya ? obat seperti apa yang diminum ?
-Apakah setelah minum obat sakitnya hilang ?
-Minum obatnya rajin atau tidak ?
aRiwayat psikososial
-Kebiasaan penderita dengan sakit yang dikeluhkan sekarang (makan
jajanan, sering telat makan, dsb)
aRiwayat keluarga
-Apakah ada anggota keluarga lain yang menderita seperti ini dengan
keluhan yang sama ?
PEMERIKSAAN FISIK
aInspeksi
-Warna Kulit (ikterus, pucat, coklat atau kehitaman).
-Elastisitas kulit dan kekeringan (penurun pada orang tua dan pada
penderita dehidrasi), lembab pada asites.
-Bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif).
Gastroenterohepatologi
Page 73
Gastroenterohepatologi
Page 74
-Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada
daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir
dalam hal menilai nyeri tekan sebaiknya melihat mimik pasien.
-Bila dinding abdomen tegang, untuk mempermudah palpasi maka pasien
diminta untuk menekuk lututnya. Bedakan spasme volunteer & spasme
sejati; dengan menekan daerah muskulus rectus, minta pasien menarik
napas dalam, jika muskulus rectus relaksasi, maka itu adalah spasme
volunteer. Namun jika otot kaku tegang selama siklus pernapasan, itu
adalah spasme sejati.
-Palpasi bimanual; palpasi dilakukan dengan kedua telapak tangan, dimanatangan
kiri berada di bagian pinggang kanan atau kiri pasien sedangkan tangan kanan di
bagian depan dinding abdomen.
aPerkusi
-Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk
mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi
usus, pekak hati akan menghilang.
-Cairan bebas dalam rongga abdomen adanya cairan bebas dalam rongga abdomen
(asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian atas dan dullness
dibagian samping atau suaradullness dominant. Karena cairan itu bebas dalam
rongga abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke
sisi terendah.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
aPemeriksaan darah rutin
-Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi
perdarahan terus menerus.
-Demikian pula dengan pemeriksaan hematocrit: Pemeriksaan
leukosit yang melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi
menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak terutama pada
kemungkinan ruptura lienalis.
Gastroenterohepatologi
Page 75
serta
Akan
memperlihatkan
udara
bebas
dalam
rongga
Gastroenterohepatologi
Page 76
lambung pada trauma abdomen. Dari data yang diperoleh melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan dan pemeriksaan khusus dapat diadakan
analisis data untuk memperoleh diagnosis kerja dan masalah-masalah sampingan
yang perlu diperhatikan. Dengan demikian dapat ditentukan tujuan pengobatan
bagi penderita dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pengobatan.
e
sumber
umum,
resistensi
antibiotika,
dan
maka
kadang-kadang
pengawasan
dan
pengawasan
Gastroenterohepatologi
makanan
Page 77
adalah
hygiene
tindakan
sedapatnmungkin
makanan.
pencegahan
menghindari
Mengurangi
ini,
dan
pekerjaan
mengolah
makanan
dibiarkan
waktu
pendinginan)
akan
mengurangi
kesempatan
antibiotika,
maka
harus
dihindarkan
Salmonella
sudah
bisa
dilakukan
dengan
Gastroenterohepatologi
Page 78
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W. A. Newman. 2010. Kamus Saku Kedokteran Dorland
Edisi 28. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gastroenterohepatologi
Page 79
Gastroenterohepatologi
Page 80