Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MALABROBSI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan penyusun panjatkan karena atas rahmat dan
hidayahNyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah Patologi dengan pembahasan
“MALABSORPSI” dengan tepat waktu. Selain itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada
Dosen, yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun dalam menyusun makalah ini.

Mungkin pada makalah yang penyusun buat masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
penyusun mohon maaf dan tentu saja saran dan masukan dari pembaca sangat penyusun
perlukan, guna membarikan penyusun motivasi sehingga kedepannya, agar penyusun dapat
membuat makalah yang lebih baik dari yang sekarang. Penyusun menyucapkan terima kasih
kepada Dosen serta kepada teman-teman yang memberikan masukan dan saran yang sangat
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Sabtu, 11 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sindrom malabsorbsi hingga kini masih merupakan salah satu penyakit pada anak dan
bayi di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 perseribu penduduk
setahunnya dan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun,
sehingga memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai.
Penderita sindrom malabsorbsi merupakan tantangan karena susahnya menilai gejala,
sangat bervariasinya tanda-tanda, luasnya diagnosis banding, dan beragamnya uji diagnostik yang
tersedia. Evaluasinya memerlukan pengenalan tanda khas,penentuan diagnosis banding secara
individual, pemakaian uji laboratorium yang tepat, dan pada beberapa kasus perlu manajemen
empiris untuk mencapai diagnosis yang benar.
Dalam keadaan normal, makanan dicerna dan zat-zat gizinya diserap ke dalam aliran
darah, terutama dari usus kecil. Malabsorbsi dapat tejadi baik karena kelainan yang berhubungan
langsung dengan pencernaan makanan maupun karena kelainan yang secara langsung
mempengaruhi poses penyerapan makanan.
Malabsorbsi dapat menyebabkan kekurangan semua zat gizi maupun kekurangan protein,
lemak, vitamin atau mineral tertentu. Gejalanya bervariasi tergantung dari kekurangan zat apa
yang dialami penderita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan malabsorbsi?
2. Apa saja klasifikasinya?
3. Apa saja Etiologinya?
4. Apa saja manifestasi klinis malabsorbsi?
5. Bagaimana patofisiologi terjadinya malabsorbsi?
6. Apa saja komplikasinya?
C. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
sindrom malabsorbsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep medis
1. Pengertian
Sindroma Malabsorbsi adalah kelainan-kelainan yang terjadi akibat penyerapan
zat gizi yang tidak adekuat dari usus kecil ke dalam aliran darah.
Sindroma Malabsorbsi adalah kumpulan gejala dan tanda-tanda yang diakibatkan
oleh absorbsi lemak non adekuat didalam usus halus. (Barbara C. Long, 1985).
2. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :
a. Menerima makanan
b. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
c. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
d. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
e. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus.
f. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu

Sistem pencernaan :
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem
pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Saluran dari
kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke
dalam mulut.Di dasar mulut terdapat lidah, yang berfungsi untuk merasakan
dan mencampur makanan.

b. Tenggorokan
Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan (faring). Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif sederhana, terdiri
dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau.
Makanan dipotong- potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa
menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam
pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah
belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak
masuk ke dalam hidung.

c. Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis
dan dilapisi oleh selaput lendir.Kerongkongan menghubungkan tenggorokan
dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya
tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang
disebut dengan peristaltik.

d. Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal,
sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting:
a) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung dan enzim.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah
karena infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori atau karena aspirin),
bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
b) Asam klorida
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Pelepasan asam dirangsang oleh:
 Saraf yang menuju ke lambung
 Gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
 Histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
c) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Pepsin bertanggung jawab atas pemecahan sekitar 10% protein.
Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen,
yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging.
Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung
(misalnya alkohol dan aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah
yang sangat kecil.

e. Usus halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari
pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang
disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan
dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan
penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang
dihasilkan oleh usus. Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah
licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan
tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan
bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah
zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari
jejunum dan ileum.Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan
lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang
luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya
melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam
isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus
bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan
enzim-enzim pankreatik.

f. Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :
1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini
dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus
pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi,
dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum. Enzim yang dilepaskan
oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung. Hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).

g. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari
makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang
bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam
hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil
di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
1. Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
2. Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat
digunakan oleh tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati
menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya
berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan
untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di
dalam kandung empedu.

h. Kandung empedu & Saluran empedu


Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang
selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum.Saluran ini
kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu
(duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.Duktus
pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam
duodenum. Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam
kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati.Makanan
di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf
sehingga kandung empedu berkontraksi.Sebagai akibatnya, empedu mengalir
ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting :
a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan
kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
1. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang
larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
2. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya
3. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai
limbah dari sel darah merah yang dihancurkan
4. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang
dari tubuh
5. Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam
empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan
dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi
sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu
masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam
empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap
kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

i. Usus besar
Usus besar terdiri dari:
1. Kolon asendens (kanan)
2. Kolon transversum
3. Kolon desendens (kiri)
4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti
tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens
dengan usus halus. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air
dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan,
tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri
yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan
gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi
yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

j. Rektum
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air
besar.

k. Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar
anus tetap tertutup.

B. Klasifikasi
1. Malabsobsi karbohidrat
Malabsobsi karbohidrat yang utama adalah intoleransi laktosa.Karbohidrat dapat
dibagi dalam Monosakarida (Glukosa,Galaktosa dan fruktosa), Disakarida (Laktosa
atau gula susu,Sukrosa atau gula pasir dan Maltosa) serta Polisakarida
(Glikogen,Amilum dan tepung).
2. Malabsobsi lemak
Gangguan absobsi lemak umumnya LCT (Long Chain Triglycerides) dapat
terjadi dalam keadaan lipase tidak ada atau kurang,mukosa usus halus(vili) atrofi atau
rusak,gangguan system limfe usus.

Keadaan ini menyebabkan diare dengan tinja berlemak (steatore) dan


malabsorbsi lemak. Dalam keadaan sehat absorbsi LCT dari usus halus bergantung
pada beberapa factor. Hidrolisis dari LCT menjadi asam lemak dan gliserida terjadi di
usus halus bagian atas dengan mempengaruhi lifase pankreas dan conjugated bile
salts yang ikut membentuk micelles yaitu bentuk lemak yang siap untuk diabsorbsi.
Sesudah masuk kedalam usus halus terjadi re-esterifikiasi dari asam lemak hingga
kemudian terbentuk kilomikron yang selanjutnya diangkut melalui pembuluh limfe.
Malabsorbsi lemak dapat terjadi pada kelainan sebagai berikut:
a. Penyebab pancreass : fibrosis kistik, insufisiensi lifase pancreas
b. Penyakit hati : hepatitis neonatal, atresia biliaris, sirosis hepatis
c. Penyakit usus halus : penyakit seliak dan malabsorbsi usus (karna
kelainan mukosa usus atau atrofi ), reseksi usus halus yang ekstensif
(pada atresia volvulus, infrak masentrium ), enteritis regional,
abetalipoproteinemia (karna gangguan pembentukan kilomikron), yang
tidak diketahui sebabnya, dsb
d. Kelainan limfe : limfangiektasis usus, gangguan limfe karna trauma,
tuberculosis, kelainan congenital.
e. Neonatus kurang bulan
Anak diduga menderita malabsobsi lemak bila tinja berlemak
sehingga lembek, tidak berbentuk, bewarna coklat muda sampai kuning
dan terlihat berminyak. Bertambahnya lemak didalam tinja atau disebut
steatore dikatakan suatu hal yang pasti terjadi pada malabsorbsi lemak.
Fese perlu diperiksa dilaboratorium.
Pengobatan ditujukan pada penyebab terjadinya malabsorbsi lemak.
Untuk malabsorbsi lemaknya sendiri diberikan susu MCT (medium chain
triglyceride).
Pada dasarnya pasien yang menderita diare karena faktor
malabsorbsi adalah karena kepekaan atau alergi terhadap jenis atau zat
makanan tertentu, seperti terhadap lemak, protein, dan pada seliak
terhadap gandum. Perawatan selama diare seperti diare lainnya, tetapi
yang penting penjelasan kepada orang tua agar tidak memberikan
makanan atau susu tertentu yang menjadi penyebab diare.

C. Etiologi
a. Gangguan pencernaan dan absorbsi nutrient di dalam usus halus.
b. Kelainan yang berhubungan langsung dengan pencernaan makanan maupun
karena kelainan yang secara langsung mempengaruhi poses penyerapan makanan.
c. Penyakit-penyakit yang menyebabkan terhalangnya pencampuran yang tepat
antara makanan dengan asam lambung dan enzim-enzim pencernaan

Anda mungkin juga menyukai