Anda di halaman 1dari 19
CAIRAN SENDI Cairan sendi: cairan viskos dalam rongga sendi yg mensuplai makanan bagi kartilago sendi. Normalnya komposisi cairan sendi = komposisi plasma Cairan dalam sendi besar: 1 - 3 ml, misalnya sendi pergelangan kaki, lutut, pangkal paha, pergelangan tangan, siku dan bahu. dibutuhkan tes-tes untuk menegakkan / menyingkirkan diagnosis: penting untuk menentukan tindakan dan terapi yang tepat.0Penyakit sendi dapat terjadi oleh berbagai sebab Tes cairan sendi adalah tes Laboratorium terhadap sendi yg bertujuan menunjang diagnosis, memantau perjalanan penyakit, efektifitas pengobatan, dan komplikasi penyakit. Tes-tes: 1. Tes Makroskopi 2. Tes Mikroskopi 3. Tes Mikrobiologi 4. Tes Kimia 5, Tes Imunologi. Secara patologi cairan sendi digolongkan 4 kelompok: 1. Non Inflamatorik 2. Inflamatorik Akut 3. Septik 4, Hemoragik. Indikasi aspirasi cairan sendi: 1. Memastikan diagnosis. 2. Mengurangi rasa sakit & memperbaiki fungsi gerak persendian 3. DD. 4. Pemberian obat intra artikuler (terapeutik). Kontra indikasi : 1. Infeksi lokal 2. Diatesis hemoragik 3. Fraktur intra artikuler 4. Osteoporosis juxta-artikuler yang berat 5. Sendi yang tidak stabil 6. Tidak ada indikasi yang tepat 7. Kegagalan suntikan terdahulu Komplikast : 1. Infeksi 2. Perdarahan 3. Kerusakan kartilago sendi 4. Ruptur tendo/ligamen. ARTROSENTESIS Teknik pengambilan cairan sendi. Teknik aspirasi disesuaikan menurut lokasi, anatomi dan ukuran sendi.0 A. Teknik artrosentesis: ~ Alat dan bahan: * Spuit dan jarum disposable. Ukuran jarum disesuaikan dengan besar sendi yang akan diaspirasi: jarum nomor 19 atau 21 untuk sendi besar, sendi kecil jarum 23 atau 25. + Anestetik lokal (lidokain, semprotan etilklorida). * Kapas alkohol, kain kasa dan larutan pembersih kulit (misalnya larutan yang mengandung yodium). + Tabung penampung aspirat 4 buah ~ Cara kerja : * Steril * Lokasi tepat * Asepsis dan antisepsis * Anestesi lokal: infiltrasi lidokain + Bag ekstensor utk menghindari trauma neurovaskuler. Jika ada efusi, cairan diambil 10-20 ml. Tampung aspirat ke dalam 4 tabung: Tebung | (tanpa antikoagulan): tes makroskopi, viskositas dan tes musin, Tabung Il (dengan antikoagulan EDTA): tes mikroskopi, hitung jenis dan sel, Tabung Ill (tabung harus steril, berisi heparin/EDTA): tes mikrobiologi Tabung IV (tanpa antikoagulan): tes kimia dan imunologi. A. TES MAKROSKOPI ~ Warna dan kejernihan : Pre analitik Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes : setiap kelainan memberi warna dan kejernihan yang berbeda. Alat : tabung yang jernih Analitik Cara kerja : lihat warna dan kejernihan sampel Nilai rujukan : tidak berwarna dan jernih. Pasca analitik Interpretasi : Kuning jernih : artritis traumatik, osteoartritis dan artritis rematoid ringan. Kuning keruh : inflamasi spesifik dan non spesifik, karena bertambahnya lekosit. Seperti susu (chyloid) : artritis rematoid dengan efusi kronik, pirai dengan efusi akut dan obstruksi limfatik dengan efusi. Seperti nanah atau purulent : artritis septik yang lanjut. Seperti darah : pada trauma, hemofilia dan sinovisitis vilonodularis hemoragik Bila darah terjadi karena trauma pada waktu aspirasi maka warna merahnya akan berkurang bila aspirasi diteruskan, sedangkan jika bukan oleh trauma maka warna merah akan menetap. Kuning kecoklatan : pada perdarahan yang telah lama. ~ Bekuan Pre analitik Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes : fibrinogen menyebabkan sampel membeku. Alat : tabung yang jernih Analitik Cara kerja : biarkan sampel selama 1 jam, kemudian lihat apakah ada bekuan atau tidak. Nilai rujukan : tidak membeku. Pasca analitik Interpretasi : bekuan + : ada proses peradangan ~ Viskositas Pre analitik Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes: asam hialuronat dalam cairan sendi menentukan viskositas cairan. Alat : spoit atau semprit tanpa jarum Analitik Cara kerja : Isap sampel ke dalam spoit atau semprit tanpa jarum. Teteskan sampel ke luar dari spoit tersebut . Ukur panjang tetesan. Atau ambil sampel dengan jari telunjuk, rentangkan antara jari telunjuk dan ibu jari. Hitung panjang rentangan. Nilai rujukan : panjangnya tanpa putus 4-6 cm disebut viskositas tinggi. Pasca analitik Interpretasi : non inflamatortk—>Viskositas tinggi Viskositas menurun (« inflamatorik akut dan septik->4 cm) hemoragik.Viskositas bervariasi ~ Tes mucin Pre analitik Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus. Prinsip tes : asam asetat dapat membekukan asam hialuronat dan protein Alat dan bahan : tabung reaksi pengaduk aquades asam asetat glacial asam asetat 7 N Analitik * Cara kerja : lihat buku * Nilai rujukan : terlihat satu_bekuan kenyal dalam cairan jernth.+Mucin baik _: normal Pasca analitik ~ Interpretasi : Mucin sedang : jika bekuan kurang kuat dan tidak mempunyai_batas tegas dalam cairan jernih. Misalnya pada RA. Mucin jelek : jika bekuan yang terjadi berkeping-keping dalam cairan keruh, misalnya karena infeksi. B. TES MIKROSKOPI Jumlah lekosit. Preanalitik ~ Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus. ~ Persiapan sampel : Sampel diencerkan dengan NaCl 0,9% atau metilen biru dalam NaCl 0,9% untuk cairan yang jernih. Jika cairan sendi terlalu kental kemungkinan sulit untuk dipipet, maka sampel harus diencerkan dengan buffer hialuronidase. Bila cairan sendi banyak mengandung eritrosit, maka digunakan HCl 0,1% atau saponin 1%, karena cairan ini dapat melisiskan eritrosit. ~ Prinsip tes : Sampel diencerkan dan dimasukkan ke dalam kamar hitung (hemositometer); dengan memperhitungkan faktor pengenceran, jumlah lekosit dalam darah dapat diketahui. Analitik ~ Cara kerja : lihat buku ~ Nilai rujukan: jumlah lekosit <200/mm3. Pasca analitik Interpretasi : Jumlah lekosit 200-500/mm3 penyakit non inflamatorik (penyakit degeneratif).> inflamatorik akut.—>Jumlah lekosit 2.000-100.000/mm3 ~ artritis gout akut : jumlah lekosit 750-45.000/mm3, rata-rata 13.500/mm3. ~ faktor rematoid : jumlah lekosit 300-98.000/mm3, rata-rata 17.800/mm3 ~ artritis rematoid : jumlah lekosit 300-75.000/mm3, rata-rata 15.500/mm3. septik (infeksi).>Jumlah lekosit 20.000-200.000/mm3 ~ artritis TB : jumlah lekosit 2.500-105.000/mm3, rata-rata 23.500/mm3. ~ atritis gonore : jumlah lekosit 1.500-108.000/mm3, rata-rata 14.000/mm3. ~ atritis septik : jumlah lekosit 15.600-213.000/mms, rata-rata 65.400/mm3. hemoragik.—sJumlah lekosit 200-10.000/mm3 Mofologi dan Hitung Jenis Preanalitik ~ Persiapan pasien : tdk dibutuhkan persiapan khusus. ~ Persiapan sampel : sampel harus diperiksa < 1 jam setelah pengambilan. Sampel dapat langsung dari cairan aspirasi atau dari sedimen cairan sendi yang telah disentrifus (paling baik). ~ Prinsip tes : cairan sendi diapuskan di atas kaca objek kemudian diwarnai Analitik ~ Cara kerja pewarnaan MGG : lihat buku ~ Nilai rujukan : jumlah netrofil < 25 %. Pasca analitik Interpretasi : jumlah netrofil < normal atau non inflamatorik>25% jumlah netrofil pada kelompok akut inflamatorik : ~ artritis gout akut : jumlah netrofil 48 - 94%, rata-rata 83%. ~ faktor rematoid : jumlah netrofil 8 - 89%, rata-rata 46% ~ artritis rematoid : jumlah netrofil 5 - 96%, rata-rata 65%. jumlah netrofil pada kelompok septik (infeksi) : ~ artritis tuberkulosa : jumlah netrofil 29 - 96%, rata-rata 67%. ~ artritis gonore : jumlah netrofil 2 - 96% , rata-rata 64%. ~ artritis septik : jumlah netrofil 75 - 100%, rata-rata 95%. jumlah netrofil pada kelompok hemoragik : <50%. (1,5,9) kristal-kristal Pre analitik ~ persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus ~ persiapan sampel : sampel disentrifus terlebih dahulu ~ prinsip tes : jenis kristal tergantung jenis kelainan Analitik Cara kerja : Satu sampai dua tetes cairan sendi yang telah disentrifus ditaruh diatas kaca objek dan segera tutup dengan kaca penutup. Periksalah segera dengan mikroskop biasa atau lebih baik dengan mikroskop polarisasi.. Nilai rujukan : tidak ditemukan kristal dalam cairan sendi. Pasca analitik Interpretasi : kristal monosodium urat (MSU) ditemukan pada artritis gout. calcium pyrophosphate dihydrate (CPPD) yang ditemukan pada kondro-kalsinosis (pseudogout). calcium hydroxyapatite (HA) terdapat pada calcific periarthritis dan tendenitis. kristal kolesterol ditemukan pada artritis rematoid Cc. TES KIMIA Tes Glukosa Pre analitik Persiapan pasien : pasien harus berpuasa 6-12 jam sebelum pengambilan sampel. Persiapan sampel : tidak hemolisis, cairan sendi disentrifus terlebih dahulu. Analitik: Nilai rujukan: Perbedaan antara_glukosa serum dan glukosa cairan sendi adalah < 10 mo% Pasca analitik Interpretasi : Kelompok non inflamatorik : perbedaannya <10 mgX. Kelompok inflamatorik : perbedaannya 0 - 41 mg%, rata-rata 12mg%. — ~ arthritis gout akut perbedaannya 6mg%.— ~ faktor rematoid perbedaannya 0 - 88 mg%, rata-rata 31 mg%.— —~ artritis rematoid Kelompok septik : perbedaannya 0 - 108 mg, rata-rata 57 mg.» _~ artritis tuberkulosa perbedaannya 0 - 97 mg%, rata-rata 26 mg%.— — ~ artritis gonore perbedaannya 40 - 122 mg%, rata-rata 71 mg. — ~ artritis septik perbedaannya—skelompok hemoragik < 25 mg%. TesLaktat dehidrogenase (LDH) Pre analitik Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus. Persiapan sample : tidak ada persiapan khusus Analitik: Nilai rujukan : 100-190 U/L Pasca analitik Interpretasi : LDH meningkat pada RA, gout dan artritis karena infeksi, tetapi tetap normal pada penyakit sendi generatif. D. TES SEROLOG! Tes Faktor Rematoid (RF) G Pre analitik Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus Persiapan sampel : gunakan sampel segar yang telah disentrifus terlebih dahulu. Prinsip tes : faktor rematoid dapat dideteksi dengan menggunakan suspensi granul plastik yang dilapisi gamma globulin manusia dan akan beraglutinasi jika ada faktor rematoid. 5 Analitik # Cara kerja (metode kualitatif) : lihat buku 4 Nilai rujukan: Aglutinasi + 8 1U/ml2: kadar RF Aglutinasi -: kadar RF < 8 1U/ml Pasca analitik Interpretasi : 4 RF+: sekitar >60% ditemukan dalam cairan sendi atau serum penderita AR. 4& Hasil positif palsu dapat ditemukan pada penyakit lain seperti SLE, hepatitis, sirosis, limfoma, skleroderma dan penyakit karena infeksi Tes C- Reactive Protein (CRP) G Pre analitik ~ Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus ~ Persiapan sampel : gunakan sampel segar yang telah disentrifus terlebih dahulu. ~ Prinsip tes : reaksi aglutinasi terjadi akibat adanya inflamasi atau nekrosis jaringan. ~ Cara kerja (metode kualitatif): lihat buku ~ Nilai rujukan : Aglutinasi + 6 mg/l2: kadar CRP Aglutinasi_ -: kadar CRP < 6 mg/l Pasca analitik ~Interpretasi : Aglutinasi +/kadarnya meningkat pada RA aktif (pada 70-80% penderita), demam rematik, keganasan, infeksi virus, tuberkulosis, kerusakan jaringan, inflamasi (11,15) Tes Antinuclear Antibodies (ANA) Pre analitik: Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus Ularutan pengencerul sampel dengan 400 y1Persiapan sampel : Larutkan semua sampel, kalibrator, kontrol positif dan kontrol negatif 1:40 yaitu dengan menambah 10 Prinsip tes : Antigen murni terdapat pada microwells. Jika ada antibodi ANAs dalam sampel, maka akan terikat pada microwells . Pencucian microwells akan melepaskan antibodi yang tidak terikat. Horseradish peroksidase conjugated anti- human IgG akan berikatan dengan antibodi yang te-lah terikat tadi membentuk enzyme conjugate - antibody - antigen sandwich. Pencucian microwells melepaskan conjugated yang tidak terikat. Conjugated akan menghidrolisa larutan substrat yang telah ditambahkan dan akan membentuk warna biru. Analitik ~ Cara kerja : ~ Nilai rujukan : Jumlah ANA <1 : negatif Jumlah ANA > 1 : positif Pasca analitik Interpretasi : Jumlah ANA >1 : >70% ditemukan dalam cairan sendi penderita SLE dan > 20% pada penderita RA. E. TES MIKROBIOLOGI Tes ini dilakukan bila ada dugaan kelainan sendi disebabkan infeksi, misalnya artritis gonoroika atau artritis tuberkulosa. Tes mikroskopik dilakukan dengan pewarnaan gram atau dengan pewarnaan asam lainnya. Jika hasilnya positif dilanjutkan dengan tes kultur untuk konfirmasi. Pewarnaan Gram Pre Analitik Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus. Persiapan sampel : sampel ditempatkan dalam tabung yang steril tanpa antikoagulan Prinsip : bakteri akan menyerap zat warna tertentu yaitu kristal violet. Analitik Cara kerja: lihat buku Hasil : Gram positif (+) : bakteri akan berwarna ungu, bentuknya jelas (batang atau kokus) Gram negatif (-) : bakteri akan berwarna merah, bentuknya jelas (batang atau kokus). Pasca Analitik ditemukan bakteri bentuk batang yang berwar-—Interpretasi : - Artritis tuberkulosa na ungu. ditemukan bakteri bentuk kokus berwarna merah. gonore - Artritis Pewarnaan Tahan Asam/Acid fast Staining Pre Analitik ~ Persiapan pasien : Tidak dibutuhkan persiapan khusus ~ Persiapan sampel : Tidak dibutuhkan persiapan khusus ~ Prinsip tes : kuman akan mengambil warna sesuai sifatnya Analitik Nilai rujukan: Basil tahan asam (positif) : Basil terlihat bewarna merah. Basil tidak tahan asam —_: Badan basil akan berwarna biru Pasca analitik Interpretasi : Pada artritis septik, baik pewarnaan gram atau kultur, hasilnya sering negatif. Pada artritis gonoroika, hasilnya 50% negatif dengan pewarnaan gram dan 75% negatif dengan kultur. ALGORITMA ANALISIS CAIRAN SENDI CAIRAN SENDI tabung1 —_tabung 2 tabung 3 tabung 4 Makroskopik Mikroskopik -—-Kimia Imunologi _Bakteriologi HASIL Warna tidak berwarna kuning muda kuningkeruh —_kuning keruh merah/xantokrom Kejernihan transparan _transparan transp - opaq_ transp-opaq __ transp - opaq Volume <3, ml_—_sering>3,5 ml sering>3,5 ml sering >3,5 ml sering >3,5 ml Gumpalan negatif negatif dapat + dapat + negatif Viskositas tinggi tinggi menurun menurun bervariasi Mucin baik baik cukup-jelek jelek —_bervariasi Lekosit <200 200-500 2,000 - 100 rb 20 rb-200rb = -200- 10.000 Netrofil <25% <25% >50% —>75% —->50.% Glukosa <10 <10 <25 <25-60 —<10-25 Kultur negatif negatif negatif — positif negatif Normal Non Infl. Inflamatorik Septik_—- Hemoragik Peny. Sd. Deg. RA, AS. TBA Hemofilia Artritis Traumatik TBA,SC_—«SVP-_—sNeoplasma Osteoartritis - RF,AGA GA Art.Traumatik SLE SLE,RS SA Neuroartropati PenySd.Neurogen —_Inf.Jamur Keterangan : += positif AGA = Artritis gout akut = Pseudogout G.A= Artritis gonore SA= Artritis septik SLE = Lupus eritematosus sistemik SVP = Sinovisitis vilomedularis pigmentasi RA= Artritis Rematoid TBA = Artritis tuberkulosa RF = Faktor Rematoid RS = Sindroma Reiter SC= Scleroderma AS = Ankylosing Spondilytis PERJAN RUMAH SAKIT Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO UNIT PELAYANAN LABORATORIUM Jl. Perintis Kemerdekaan Km.11 Tamalanrea. Telp (0411) 584677 psw.127 /13, MAKASSAR Nama : No. Rek. Med : Umur/Sex :No.Kunjungan : Ruangan/Poli: Dokter Tanggal : Keterangan Klinik : Hasil Analisis Cairan Sendi Nilai rujukan TES MAKROSKOPIK Warna : (tidak berwarna ) Kejernihan : (jernih ) Bekuan : (tidak ada ) Viskositas : (4-6 cm) Mucin : (bekuan kenyal ) TES MIKROSKOPIK Hitung lekosit :_ (lekosit <200/mm3 ) Hitung jenis lekosit PMN: (<25% ) MN : Sel-sel lain : (tidak ada ) Kristal-kristal : (tidak ada ) 3. TES KIMIA Glukosa darah : ( <200 mg ) Glukosa c. sendi : (<10 mg dari gluk.darah) LDH : (100-190 U/L) 4. TES SEROLOGI RF: (<81U/ml) ANA: (negatif ) CRP: (<6mg/l) 5. TES MIKROBIOLOGI Gram: — (negatif ) Kultur: (negatif ) 6. KESIMPULAN : 7. SARAN : Makassar, 200 Penanggung jawab klinis, Analis, ( ) oo) NP TES CAIRAN SENDI Prosedur: Pra Analitik Persiapan Pasien : tidak ada persiapan khusus. Persiapan Sampel : - tidak ada persiapan khusus - identifikasi sampel: nama, nomor, alamat, umur - untuk tes mikroskopik: sampel diencerkan dengan NaCl 0,9% dan harus diperiksa paling lambat 1 jam setelah pengambilan untuk mencegah degenerasi sel yang ada. Sampel dapat langsung dari cairan aspirasi atau dari sedimen cairan sendi yang telah disentrifus (paling baik) Alat dan Bahan: Tes Makroskopik - Tabung reaksi yang jernih - Spoit tanpa jarum - Pengaduk ~ Aqudes - Asam asetat glasial - Asam asetat 7N Tes Kimia - (uPipet mikro 50 - Cup sample - Rak sampel - Alat Cobas Mira Tes Glukosa: Reagen 1: Buffer/ATP/NADP Reagen 2: HK/G-6-PDH Tes LDH: Reagen 1: NADH 0,22 mmol Reagen 2: Tris 89 mmol, Pyruvate 1,8 mmol, Sodium Ch/Na Ch 222 mmol, Sodium Azide < 0,19 Tes Mikroskopik: - Hemositometer set (Kamar Hitung Improved Neubauer, pipet lekosit, selang pengisap) - Larutan NaCl 0,9% - Kaca obyek dan kaca penutup - Mikroskop - Alat Sentrifus - Alat pengukur waktu - Larutan metil alkohol - Larutan Giemsa/Wright/May-Grunwald Giemsa (MGG) Analitik Cara kerja: Tes Makroskopik: - Perhatikan warna dan kejernihan - Biarkan sampel selama 1 jam, lihat apakah ada bekuan atau tidak ~ Tes viskositas: - Isap sampel ke dalam spoit atau semprit tanpa jarum - Teteskan sampel ke luar dari spoit tersebut . Ukur panjang tetesan. ~ Atau ambil sampel dengen jari telunjuk, rentangkan antara jari telunjuk dan ibu jari - Hitung panjang rentangan - Tes Mucin: - Buatlah larutan asam asetat 7 N dari 40,8 ml asam asetat glasial dan 100 ml air. - Ke dalam satu tabung reaksi terlebih dulu dimasukkan 4 ml aquades, kemudian tambahkan 1 ml cairan sendi dan tambahkan lagi { tetes larutan asam asetat 7 Ne. - Aduklah kuat-kuat dengan pengaduk yang terbuat dari gelas. - Bacalah hasil reaksi segera.setelah diaduk 3.2.Tes Kimia Tes Glukosa, dan Laktat Dehidrogenase (LDH) menggunakan alat Cobas Mira - Masukkan 50 ul sampel cairan pleura ke dalam tabung mikro, lalu letakkan dalam rak sampel sesuai dengan nomor pemeriksaan - Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes (protein, glukosa, LDH) - Masukkan nomor identitas penderita dan program tes - Pengukuran akan dilakukan secara otomatis - Hasil tes akan keluar pada print out 3.3.Tes Mikroskopik/Sedimen a. Jumlah Lekosit - Isap sampel ke dalam pipet lekosit sampai tanda 0,5 - Isap NaCl 0,9% sampai tanda 11, kocok isi pipet beberapa menit agar isi pipet bercampur baik. Setelah itu buanglah 4-5 tetes isi pipet. - Stapkan kamar hitung dengan kaca penutup di atasnya - Teteskan isi pipet pelahan-lahan ke dalam kamar hitung - Hitung jumlah lekosit yang tampak dalam 4 kotak lekosit dengan menggunakan lensa 10 x. hasilnya dikali 50. b. Morfologi dan hitung jenis Pewarnaan MGG - Ambil cairan sendi yang telah disentrifus, apuskan di atas kaca objek, biarkan mengering - Fiksasi apusan tersebut dengan metil alkohol selama 5 menit lalu dibilas dengan air mengalir ~Tetesi sediaan apus dengan larutan May Grunwald + 1-2 menit - Tambahkan larutan buffer pH 6,4, diamkan selama 3 menit . - Warnai dengan larutan Giemsa yang sudah diencerkan dengan buffer pH 6,4 dan dibiarkan 5 - 10 menit, cuci dengan air mengalir lalu keringkan - Baca apusan di baweh mikroskop dengan pembesaran 100 x menggunakan minyak emersi c. kristal-kristal 1-2 tetes cairan sendi yang telah disentrifus ditaruh diatas kaca objek dan segera tutup dengan kaca penutup. Periksalah segera dengan mikroskop biasa atau lebih baik dengan mikroskop polarisasi Nilai rujukan: Warna : tidak berwarna dan jernih Bekuan : tidak membeku Visikositas : panjangnya tanpa putus 4-6 cm disebut viskositas tinggi Mucin terlihat satu bekuan kenyal dalam cairan jernth—: normal Glukosa —_: Perbedaan glukosa serum dengan glukosa cairan sendi adalah <10mg%. LDH : 100 - 190 IU Lekosit : < 200 mm 3 Hitung jenis : jumlah netrofil <25%. Kristal : tidak ditemuken kristal dalam cairan sendi. 4. Pasca Analitik Interpretasi Warna . - Kuning jernih : pada artritis traumatik, osteoartritis dan artritis rematoid ringan - Kuning keruh : pada inflamasi spesifik dan non spesifik, karena bertambahnya lekosit. - Seperti susu (chyloid) : artritis rematoid dengan efusi kronik, pirai dengan efusi akut dan obstruksi limfatik dengan efusi. - Seperti nanah atau purulent : pada artritis septik yang lanjut. - Seperti darah : pada trauma, hemofilia dan sinovisitis vilonodularis hemoragik.Bila darah terjadi karena trauma pada waktu aspirasi maka warna merahnya akan berkurang bila aspirasi diteruskan, sedangkan jika bukan oleh trauma maka warna merah akan menetap. - Kuning kecoklatan : pada perdarahan yang telah lama. Bekuan : Bekuan (+) : ada proses peradangan Makin besar bekuan, makin besar peradangan Visikositas non inflamatorik—>: Viskositas tinggi Viskositas menurun (<_inflamatorik akut dan septik4 cm) hemoragik.> —_Viskositas bervariasi Glukosa : - Kelompok non inflamatorik : perbedaannya <10 mgX. - Kelompok inflamatorik : perbedaannya 0 - 41 mg%, rata-rata 12 mg%.—>~ arthritis gout akut perbedaannya 6 mg%.—~ faktor rematoid perbedaannya 0 - 88 mg%, rata-rata 31 mg%.—~ artritis rematoid - Kelompok septik : perbedaannya 0 - 108 mg%, rata-rata 57 mg. artritis tuberkulosa perbedaannya 0 - 97 mg%, rata-rata 26 mg%.—~ artritis gonore perbedaannya 40 - 122 mg%, rata-rata 71 mgM.~ artritis septik ~ perbedaannya—Kelompok hemoragik < 25 mg. LDL : meningkat pada RA, gout dan artritis karena infeksi, tetapi tetap normal pada penyakit sendi generatif Lekosit: - pada penyakit non inflamatorik (penyakit degeneratif).jumlah lekosit 200- 500/mm3 ~ kelompok inflamatorik akut.jumlah lekosit 2.000-100.000/mm3 ~ artritis gout akut : jumlah lekosit 750-45.000/mms3, rata-rata 13.500/mm3. ~ faktor rematoid : jumlah lekosit 300-98.000/mm3, rata-rata 17.800/mm3 ~ artritis rematoid : jumlah lekosit 300-75.000/mm3, rate-rata 15.500/mm3. ~ kelompok septik (infeksi).>jumlah lekosit 20.000-200.000/mm3 ~ artritis TB : jumlah lekosit 2.500-105.000/mm3, rata-rata 23.500/mm3. ~ atritis gonore : jumlah lekosit 1.500-108.000/mm3, rata-rata 14.000/mm3. ~ atritis septik : jumlah lekosit 15.600-213.000/mm3, rata-rata 65.400/mm3 kelompok hemoragik.—> - jumlah lekosit 200-10.000/mm3 Morfologi dan hirung jenis: - jumlah netrofil < normal atau non inflamatorik 425% - jumlah netrofil pada kelompok akut inflamatorik : ~ artritis gout akut : jumlah netrofil 48 - 94%, rata-rata 83%. ~ faktor rematoid : jumlah netrofil 8 - 89%, rata-rata 46% ~ artritis rematoid : jumlah netrofil 5 - 96%, rata-rata 65%. - jumlah netrofil pada kelompok septik (infeksi) : ~ artritis tuberkulosa : jumlah netrofil 29 - 96%, rata-rata 67%. ~ artritis gonore : jumlah netrofil 2 - 96% , rata-rata 64%: ~ artritis septik : jumlah netrofil 75 - 100%, rata-rata 95%. - jumlah netrofil pada kelompok hemoragik : <50%. Sel lain yang dapat ditemukan: ~ Sel LE (lupus eritematosus) sering ditemukan pada penderita SLE (lupus eritematosus sistemik) dan kadang-kadang juga ditemukan pada penderita artritis rematoid. - Sel Reiter ditemukan pada penderita sindroma Reiter tapi tidak spesifik karena ditemukan pada keadaan lain. - Sel RA (rheumatoid arthritis) adalah netrofil dengan benda inklusi yang dapat dilihat dengan mikroskop fase kontras = Walaupun ditemukan pada 95% penderita RA, sel ini tidak spesifik karena dapat ditemukan juga pada pirai atau artritis lain Kristal: - kristal monosodium urat (MSU) ditemukan pada artritis gout. - calcium pyrophosphate dihydrate (CPPD) yang ditemukan pada kondro-kalsinosis (pseudogout). - calcium hydroxyapatite (HA) terdapat pada calcific periarthritis dan tendenitis - kristal kolesterol ditemukan pada artritis rematoid . PEMERIKSAAN SEL LUPUS ERYTHEMATOSUS (SEL LE) Sel lupus erythematosus (Sel LE = LE Cell Faktor) merupakan salah satu “antinuclear autoantibodies”. Auto-antibodi ini dapat dijumpai pada penyakit/gangguan autoimmun seperti sistemik lupus eritematosus (SLE), “Syorgen syndrome”, artritis rematoid (AR), hepatitis kronik, tiroiditis dan anemia pernisiosa. SLE adalah suatu penyakit autoimmun kronik, dapat menyerang berbagai sistem dalam tubuh dan etiologinya tidak diketahui. SLE terutama menyerang wanita usia subur dengan perbandingan wanita dan pria 7: 1 sampai9: 1. Diagnosis SLE menurut kriteria ARA (American Rheumatism Association) 1982: » Ruam malar + Ruam diskoid . Fotosensitifitas : Ulserasi di mulut atau nasofaring . Artritis . Serositis, yaitu pleuritis atau perikarditis Kelainan ginjal, yaitu proteinuria persisten > 0.5 gr/hari, atau adalah silinder sel 8. Kelainan neurologtk, yaitu kejang-kejang atau psikosis 9. Kelainan hematologik, yaitu anemia hemolitik, atau lekopenia atau limfopenia atau trombositopenia 10. Kelainan imunologik, yaitu sel LE positif atau Anti DNA positif, atau Anti Sm positif atau tes serologik untuk sifilis yang positif palsu. 11. Antibodi antinuklear (ANA) positif Nowhwns Diagnosis SLE ditegakkan bila didapatkan 4 dari 11 kriteria di atas. Sel LE adalah suatu sel fagosit (biasanya netrofil, jarang sel eosinofil) yang memfagosit materi-materi yang rusak dan menjadi substansi yang homogen berwarna merah ungu dalam sitoplasmanya.. Sel LE dapat dilihat in vitro saja, sel ini dibentuk dengan merusak beberapa sel lekosit penderita SLE sehingga mengeluarkan nukleoproteinnya dan bereaksi dengan Iq G dan kompleks ini difagosit oleh sel PMN normal yang masih ada. Pada pemeriksaan sel LE dapat digunakan "whole blood” dan darah beku penderita. Il. METODE A. PRE-ANALITIK Persiapan Penderita - Sebaiknya sebelum pemeriksaan Sel LE dilakukan, penderita tidak mendapatkan kortikosteroid + 1 minggu sebelum pemeriksaan. B. TAHAP ANALITIK Cara Pemeriksaan: Cara Magath dan Winkie (Modifikasi dari Zimmer dan Hargraves) C. POST-ANALITIK Interpretasi Dalam sediaan apus sel LE dapat dilihat 1, Sel PMN yang didalam sitoplasmanya terdapat massa homogen (=LE Body) berbentuk sferik dan berwarna ungu pucat. Walaupun LE Body pada dasarnya adalah inti, namun struktur inti sama sekali tidak terlihat. 2. Inti dari netrofil pemfagosit terdesak ke salah satu sisi, lobi inti tampak terperangkap di sekitar LE Body. 3. Hasil positif (+) jika beberapa sel LE ditemukan Hasil negatif (-) jika sel LE tidak ditemukan INTERPRETASI Sel LE positif: menunjang diagnosis SLE, terutama bila didapatkan bersama gejala klinik khas SLE (kriteria diagnosis ARA). Sel LE positif ditemukan pada + 75 % penderita SLE. Tidak ditemukannya sel LE bukan berarti tidak adanya SLE. Apabila sel LE positif dilanjutkan dengan tes ANA Hasil negatif palsu dapat ditemukan pada penderita yang mendapat pengobatan kortikosteroid.

Anda mungkin juga menyukai