ABSTRAK
Kandungan senyawa bioaktif banyak ditemukan di sumber daya alam pesisir. Keben
merupakan salah satu tumbuhan yang hidup di wilayah pesisir. Untuk mengisolasi senyawa
bioaktif yang terdapat dalam buah keben dilakukan proses fraksinasi. Fraksinasi dilakukan
dengan metode cair-cair secara bertingkat yaitu dengan menggunakan berbagai macam pelarut
yang tingkat kepolarannya berbeda-beda. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksan, etil asetat, dan
butanol. Dari berat fraksi yang dihasilkan dapat dihitung nilai rendemen yang merupakan
perbandingan dari berat fraksi pekat dengan berat ekstrak sampel. Nilai rendemen yang
dihasilkan menunjukkan bahwa simplisia keben mengandung berbagai macam senyawa baik
bersifat semi polar maupun non polar. Sedangkan pada pelarut polar proses fraksinasi gagal
dilakukan karena ketidaksesuaian titik didih pelarut dengan suhu yang digunakan saat proses
evaporasi.
Kata kunci: pelarut, butanol, n-heksan, etil asetat, fraksinasi, rendemen
ABSTRACT
The content of bioactive compounds found in many coastal natural resources. Keben is
one of the plants that live in coastal areas. To isolate the bioactive compounds found in fruits
keben, fractionation process was used. Fractionation was conducted using liquid-liquid in stages
by using various kinds of solvents of different polarity level. The solvent used is n-hexane, ethyl
acetate and butanol. From the weight of the resulting fractions can be calculated yield value is
the ratio of the weight fraction of the weight concentrated sample extract. The resulting yield
value indicates that the bulbs contain various compounds keben both are semi-polar and nonpolar. While the polar solvent fractionation process failed because of incompatibility with the
temperature of the boiling point of the solvent used during the process of evaporation.
Keyword: solvent, butanol, n-hexane, etil acetate, fractionation, rendement
PENDAHULUAN
Butun atau keben (Barringtonia
asiatica) adalah sejenis pohon yang tumbuh
di pantai-pantai wilayah tropika, di Samudra
Hindia, kawasan Malesia, hingga ke pulaupulau di Pasifik barat. Nama lainnya
adalah putat laut. Biasanya tumbuh pada
pantai berpasir atau koral-pasir disepanjang
pantai atau rawa mangrove pada ketinggian
0350 m di atas permukaan laut Buahnya
terapung di air, sehingga tersebar secara luas
pada banyak pulau dan pantai. Keben
mempunyai sistem perakaran yang banyak
dan sebagian tergenang di air laut ketika
sedang pasang.
Hingga saat ini telah banyak
penelitian
yang
dilakukan
untuk
mengungkap kandungan senyawa aktif
dalam tanaman keben. Greshoff, peneliti dari
Belanda menemukan jenis-jenis saponin di
dalam biji yang sudah diterapkan dalam ilmu
kedokteran. Dengan kandungan senyawa
tersebut, keben telah dilaporkan memiliki
banyak aktivitas farmakologi seperti
antibakteri, antijamur, dan antitumor. Selain
itu, senyawa saponin dari buah keben telah
banyak digunakan sebagai racun ikan.
Fraksinasi adalah suatu proses
pemisahan senyawa senyawa berdasarkan
tingkat kepolaran. Jumlah dan senyawa yang
dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda
beda tergantung pada jenis tumbuhan. Pada
prakteknya dalam melakukan fraksinasi
digunakan dua metode yaitu dengan
menggunakan
corong
pisah
dan
kromatografi kolom.
Corong
pemisah atau corong
pisah adalah peralatan laboratorium yang
digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk
memisahkan komponen-komponen dalam
suatu campuran antara dua fase pelarut
dengan densitas berbeda.
Fraksinasi adalah proses pemisahan
suatu kuantitas tertentu dari campuran
x 100%
PELARUT
Terdapat
faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses fraksinasi, baik faktor
internal
maupun
eksternal.
Faktor
internalnya yaitu pelarut yang digunakan,
mencakup sifat kepolaran dan titik didih.
Sifat kepolaran berpengaruh karena suatu
senyawa akan cenderung larut pada larutan
yang memiliki sifat kepolaran yang sama
pula. Sedangkan titik didih berpengaruh saat
proses penguapan. Faktor eksternalnya yaitu
suhu dan waktu. Suhu yang digunakan saat
proses penguapan sangat penting untuk
menyesuaikan dengan titik didih pelarut.
Sedangkan waktu berpengaruh terhadap
proses fraksinasi, dimana semakin lama
waktu fraksinasi, semakin kecil persentase
rendemen yang didapatkan karena banyak
fraksi-fraksi yang kembali larut.
KESIMPULAN
Dari pelaksanaan proses fraksinasi
yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan
bahwa
setiap
pelarut
menghasilkan nilai rendemen yang berbedabeda. Pelarut etil asetat menghasilkan nilai
rendemen yang cukup tinggi yang berarti
buah keben mengandung senyawa yang
bersifat semi-polar. Pada pelarut n-heksan
dapat dikatakan kurang berhasil karena
persentase rendemen yang dihasilkan sangat
besar, dan proses fraksinasi pada pelarut
butanol gagal karena suhu yang digunakan
saat proses evaporasi dengan titik didih
pelarut tidak sesuai.
Untuk proses fraksinasi berikutnya,
disarankan agar praktikan memahami titik
didih dari tiap pelarut sehingga dapat
disesuaikan dengan temperature saat proses
penguapan.
Juga
memperhatikan