A.
semenjak
ia
merasa
dirinya
hamil
untuk
mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosialibu dan bayi.
kehamilan
yaitu
merupakan
suatu
proses
pada
coitus
(persetubuhan) air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak
3 cc yang didalamnya terkandung spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak
100-120 juta setiap cc. Disini sel mani menunggu kematangan sel telur.
Jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilasi
berlangsung. Jika tak terjadi ovulasi maka penghamilan tidak akan terjadi.
Maka jelaslah bahwa koitus saat masa ovulasi yang dapat menghasilkan
kehamilan.
Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi , sedangkan sel
mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selam 1-3 hari.
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dari persenyawaan antara sel
telur(ovum) dan sel mani (spermatozoa) yang disebut zigote. (obstetric
fisiologi, 1983)
4. PATOFISIOLOGI
Terlampir pada pohon masalah.
5. KLASIFIKASI
Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara katagori kehamilan
yang akan diberikan asuhan antenatal adalah :
KATEGORI
Kehamilan normal
GAMBARAN
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obsterri buruk,
ukuran
uterus
kehamilan.
sama/sesuai
Pemeriksaan
usia
fisik
dan
laboraturium lengkap.
Kehamilan dengan masalah
khususs
preeklamsia,
terhambat,
Kehamilan
dengan
kegawatdaruratan
kondisi
yang
pertumbuhan
infeksi
saluran
janin
kemih,
dan bayi.
(Buku Panduan Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal,2001)
b.
Amenorea
Perubahan payudara
Anoreksia
Mengidam
Lelah (fatigue)
Frekuensi berkemih
Pigmentasi kulit
Konstipasi
c.
Perubahan Abdomen
Pembesaran abdomen
Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri (UK bulan
keempat) yang sifatnya irregular. Disebut kontraksi Braxton hicks.
Vagina
Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih ke abuan , terjadi
akibat peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga terdapat
di payudara, paha, abdomen dan pantat.
Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya membiru
dan sering terjadi pada primi gravida.
Striae Albicans
Yaitu garis-garis serupa namun berwarna putih.
Pembesaran payudara
Hb
Eritrosit
Leukosit
: 10 gr %
: 3,5 juta per mm3
: 8.000 10.000 per mm3
Leukosit naik secara fisiologis namun > 12.000 per mm3 menandakan
adanya infeksi. Leukosit masih fisiologis sampai dengan 15.000 per
mm3.
Jantung
Ginjal
Menurunnya
kapasitas
kandungan
kencing
karena
desakan
7. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
1) Bagimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk
badan dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum
atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat juga disebabkan
oleh hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1 dan
penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik
atau 90 diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas
tekanan darah sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum.
7) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap
kali ibu memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg
seminggu atau 3 kg dalam sebulan.
Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan
karena penimbunan (retensi) air dan disebut praxoedema.
B. Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)
1) Inspeksi
Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah), selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba,
Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae
2) Palpasi
Untuk menentukan :
Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan
(UK)
Menentukan letaknya anak dalam rahim
Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold :
LEOPOLD I
Tujuan
: untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa
yang terdapat di bagian fundus.
Bila bokong
(baloemen).
: lunak, bentuk tidak spesifik, lebih
besar dan lebih lunak dari kepala,
tidak dapat digerakkan serta fundus
terasa penuh.
Bila letak lintang : palpasi di daerah fundus akan terasa
kosong.
Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar
Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 2 jari di atas
Akhir bulan IV (16 mg)
Akhir bulan V (20 mg) :
Akhir bulan VI (24 mg)
Akhir bulan VII (28 mg)
symphisis
: tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis
tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat
: tinggi fundus uteri setinggi pusat
: tinggi fundus uteri 3 jari di atas
pusat
10
prosesus xipoideus
: tinggi fundus uteri pertengahan
antara prosesus xipoideus dan
pusat
Pusat
Gambar 2 :
Tinggi fundus menurut usia
kehamilannormal dengan satu
Symphisis
janin
Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg), setelah
bulan ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala
mulai turun ke dalam rongga panggul.
Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi
arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak
dengan
cara
mengikuti
Keterangan3,5
: cm
Tinggi Fundus Uteri (cm)
20
23
2
30
33
LEOPOLD II
Tujuan
: untuk menentukan di mana letaknya punggung anak
dan di mana letaknya bagian-bagian kecil
11
12
13
3) Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi
yang berasal :
a.
Dari anak
Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima.
Dengan stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan
ketiga. Kalau bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali
permenit atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia
(kekurangan oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan
bunyi jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4.
Misalnya :
Waktu (5 detik)
I
III
V
Dijumlahkan
Dikalikan
Hasil
Interpretasi
Perhitungan
136 x/mnt Teratur, bayi
11
12
11
34
4
34 x 4
10
14
33
33 x 4
132 x/mnt
normal
Tak teratur,
23
23 x 4
92 x/mnt
asphyxia
Teratur,
aspyxia
b.
14
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.
b. Pemeriksaan USG
Untuk menentukan :
1) Jenis kelamin
2) Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
3) Jumlah cairan amnion
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
3) Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)
9. DIAGNOSIS/KRITERIA DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah tanda
pasti kehamilan :
1) Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan
dengan funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110120 kali permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
2) Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
3) Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata
adanya kehamilan.
Anemia
Penyakit
Hiperemis gravidarum
Perdarahan dalam kehamilan
Kelainan letak
Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
Kegelisahan menjelang persalinan
15
Waktu
sebelum 14
minggu
Infomasi penting
Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dengan ibu
hamil
Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
Trimester II
14 - 28minggu
merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan
Trimester III
Trimester IV
28 - 36
mengetahui proteinuria)
Sama seperti di atas, ditambah palpasi
minggu
sesudah
kehamilan ganda
Sama seperti di atas, ditambah deteksi
minggu 36
b.
Gizi
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
Kegiatan harian
16
seperti :
Perdarahan pervaginam
Sakit kepala luar biasa
Gangguan penglihatan
Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
Nyeri abdomen
Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran
f. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatn gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva.
g. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya
dalam menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
h. Memberikan zat besi
i. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.
17
18
B.
penolong persalinan
Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi, dan
perdarahan
Komplikasi pada bayi
Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan
tafsiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPTP dapat
digunakan rumus Naegle, yaitu : hari pertama ditambah 7, bulan
dikurangi 3, tahun disesuaikan.
Contoh : HPTP 30 Agustus 2004, berarti TP 6 Juni 2005. Aturan
Naegle lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang
teratur 28 hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang
tidak teratur.
Riwayat kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.
Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan.
Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma
pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
Riwayat kesehatan, meliputi :
19
talasemia)
Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan
jantung
Penyakit sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual,
dan tuberculosis
Riwayat dan perawatan anemia
Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
Jumlah konsumsi kafein setiap hari seperti kopi,teh, coklat dan
seperti
kucing
dapat
c.
20
Odeman
pada
tangan
dan
wajah
memerlukan
21
22
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada
kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dlam
jumlah besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah mealkukan aktivitas berat
atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
Sistem reproduksi
a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puting, dan pengeluaran
kolostrum. Adanya benjolan atau tidak simetris pada payudara.
b) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut
perineum
c) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik
(Mitayani, 2009 : 4)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma ke atas
ditandai dengan sesak, sulit bernapas
b. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual dan muntah
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
d. Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek hormon kehamilan pada
wajah (chiasma) dan perubahan bentuk tubuh, oedema, dan varises
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan meningkatnya frekuensi
berkemih
f. Nyeri akut berhubungan dengan kram otot
g. Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan
uterus, dan efeksamping vitamin penambah darah SF.
3. RENCANA TINDAKAN
23
prenata.
Meskipun
kapasitas
vital
meningkat,
fungsi
24
25
3) Berikan informasi intake cairan 6-8 gls/hr, penurunan intake 2-3 jam pra rest
R
4) Tekankan higiene toileting, memakai celana dari katun dan menjaga vulva tetap
kering
R
: celana dari katun dapat menyerap keringat dan cairan yang mungkin
keluar dari vulva dan mengurangi risiko infeksi
26
dengan
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Mansjoer, A. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3, Media Aesculapius FKUI,
Jakarta.
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Hamilton, Persis Mary. 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta :
EGC
Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2. Jakarta :
EGC
29
PATOFISIOLOGI
Fertilisasi
Zigot (Proses Kehamilan)
S. Kardiovaskuler
Hemokonsentrasi
(darah ibu dibagi
untuk ibu &
plasenta
Tekanan darah
Kelelahan
S. Pernapasan
S. Perkemihan
S. Muskuloskeltal
Uterus membesar
Uterus membesar
Kurangnya asupan
kalsium & phospor
Terdesaknya
difragma ke atas
Desakan
pembesaran rahim
kapasitas
kandung kemih
Kram otot
Sekresi
kelenjar lemak
kerja & keluarnya
kel. sebasea
progesterone
& esterogen
Pigmentasi
pada wajah
Nyeri
Inkontinensia
Intoleransi
Aktivitas
S. Integumen
Keringat
berlebihan
Bintik - bintik
hitam
Sesak
Pola nafas Tidak
Efektif
Uterus membesar
Kompresi saraf
panggul/statis
vaskuler
Hemoroid
pada anus
Konstipasi
Bernafas cepat
Perubahan Pola
Eliminasi
S. Peraraf an
Resiko
Gangguan
Citra Tubuh
Reiko
Tinggi
konstipasi
30
TAMBAHAN
S. Gastrointestinal
Progesterone
Melambatnya
kontraksi otototot polos
Sekresi saliva
menjadi asam
lebih banyak
Gerakan peristaltic
usus menurun
Resiko Konstipasi
Resiko Perubahan
Nutrisi
31