Ikm-Des2005 - (13) - 2
Ikm-Des2005 - (13) - 2
NJJA
AU
UA
AN
N PPU
USSTTA
AK
KA
A
ABSTRACT
Diabetic extension is a process of creating and encouraging the knowledge and skills for
those with diabetes needed to care themselves and to change the lifestyle for a success full
management of disease. This process is conducted to allow the patients to be a most active
player to manage their disease. In diabetic extension, the method and materials presented
need to be noticed and it must be relevant to recent need of patients, in this case we will
consider the group target as member in this extension or patients who have been
diagnosed or those who get complication. The diabetic extension is divided into three
groups, i.e., extension for primary, secondary, and tertiary preventions.
Key words: Diabetic, extension
PENDAHULUAN
Diabetes adalah salah satu penyakit yang
paling sering diderita dan penyakit kronik yang
serius di Indonesia saat ini. Setengah dari
jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak
terdiagnosa karena pada umumnya diabetes
tidak disertai gejala sampai terjadinya
komplikasi. Prevalensi penyakit diabetes
meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup,
kenaikan jumlah kalori yang dimakan,
kurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya
jumlah populasi manusia usia lanjut.
Dengan makin majunya keadaan sosio
ekonomi masyarakat Indonesia serta pelayanan
kesehatan yang makin baik dan merata,
diperkirakan tingkat kejadian penyakit diabetes
mellitus (DM) akan makin meningkat. Penyakit
ini dapat menyerang segala lapisan umur dan
sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian
epidemiologis di Indonesia di dapatkan
prevalensi sebesar 1,5-2,3 % pada penduduk
usia lebih besar dari 15 tahun. Pada suatu
penelitian di Manado didapatkan prevalensi 6,1
%. Penelitian di Jakarta pada tahun 1993
menunjukkan prevalensi 5,7%.
209
210
PERIAKAL
PERIRASA
PERILAKU
(Knowledge)
(Attitude)
(Behavior)
- Ceramah
- Seminar
- Tugas baca
- Diskusi panel
- Bimbingan Penyuluhan
- Simposium
- Konferensi
Gambar 1. Macam sasaran dan metode penyuluhan kesehatan yang cocok
211
Penyuluhan pencegahan primer perlu
dilakukan pada masyarakat untuk meningkatkan
kepeduliannya (awareness) bahwa diabetes
merupakan satu problem kesehatan masyarakat
dan dapat dicegah dengan mengontrol
kegemukan dan meningkatkan kegiatan jasmani,
terutama pada individu dengan risiko tinggi.
Perencanaan
kebijaksanaan
bidang
kesehatan harus mengerti implikasi sosioekonomik penyakit ini dan betapa vitalnya
kedudukan penyuluhan dan edukasi dalam
penatalaksanaan diabetes, agar kemudian dapat
dimotivasi untuk meningkatkan fasilitas
pelayanan kesehatan bagi pasien diabetes.
Pada penyuluhan tingkat primer ini yang
menjadi sasaran adalah orang sehat yang belum
terdiagnosa diabetes, tetapi berisiko tinggi untuk
terkena diabetes, misalnya anak-anak penderita
diabetes dan sebagainya. Adapun materi
penyuluhan yang perlu disampaikan pada
mereka adalah megenai faktor-faktor yang
berpengaruh pada timbulnya diabetes dan usaha
untuk mengurangi faktor risiko tersebut.
PENYULUHAN UNTUK PENCEGAHAN
SEKUNDER
Penyuluhan untuk pencegahan sekunder
perlu diberikan pada mereka yang baru
terdiagnosa diabetes, Kelompok pasien diabetes
ini masih sangat perlu diberi pengertian
mengenai penyakit diabetes supaya, mereka
dapat mengendalikan penyakitnya mengontrol
gula darah, mengantur makanan dan melakukan
aktivitas olah raga sesuai dengan keadaan
dirinya sehingga pada akhirnya pasien akan
merasa nyaman, karena bisa mengendalikan
gula darahnya. Materi penyuluhan pada tingkat
pertama adalah:
Diabetes: Apakah itu diabetes mellitus.
Penatalaksanaan diabetes secara umum.
Obat-obat untuk mengontrol glukosa darah
(tablet dan insulin).
Perencanaan makan dengan menggunakan
bahan makanan penukar.
Diabetes dan kegiatan jasmani (olah raga).
Materi Penyuluhan pada tingkat lanjutan adalah:
Mengenal dan mencegah komplikasi akut
diabetes.
Pengetahuan mengenai komplikasi kronik
diabetes.
212
TUJUAN
UMUM
DAN
213
c. Pelaksanaan
pembuatan
pembuatan
dibagikan,
sebagainya.
SASARAN PENYULUHAN
Sebenarnya sasaran langsung penyuluhan
diabetes adalah pasien diabetes beserta
keluarganya, tetapi untuk mencapai program
yang berdaya guna dan sekaligus berhasil guna,
kita perlu menentukan sasaran tidak langsung
yang terdiri dari petugas kesehatan dan berbagai
komunitas di mana pasien berada di dalam
melakukan kegiatannya sehari-hari.
Petugas
kesehatan
perlu
secara
berkesinambungan mendapat pendidikan cara
menangani pasien diabetes. Masalah di
Indonesia yang juga menjadi masalah di negaranegara lain adalah kurangnya pengetahuan
dokter tentang pengobatan mutakhir diabetes.
Informasi terbaru tentang penanganan diabetes
sering terlambat sampai kepada dokter, terutama
mereka yang tinggal di kota kecil dan daerah
terpencil.
Sasaran
kedua
adalah
tim
kesehatan/perawat yang bisa terdiri dari
berbagai disiplin misalnya perawat, ahli gizi,
ahli fisioterapi, pekerja sosial, bahkan perawat
bedah dan ahli farmasi. Masing-masing anggota
tim berfungsi sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya dan kebutuhan pasien pada saat
konsultasi. Di tingkat rumah sakit tentunya tim
tersebut dapat lebih lengkap, tetapi di
Puskesmas, balai kesehatan masyarakat atau
praktik pribadi, keberadaan tim yang sederhana
terdiri dari 2-3 orang sudah merupakan modal
yang sangat berharga. Di dalam pekerjaan
sehari-hari, tentu saja tim ini harus bekerjasama
dengan dokter.
Sasaran ketiga, adalah orang-orang yang
beraktivitas bersama-sama dengan pasien seharihari, baik dilingkungan rumah ataupun
lingkungan lain misalnya lingkungan tempat
bekerja, lingkungan sekolah, dan lain-lain.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
yang mudah dijangkau, karena di Indonesia pada
umumnya seseorang tinggal bersama-sama
keluarganya. Lingkungan lain adalah lingkungan
yang dapat berubah-ubah, tergantung pada
aktivitas pasien. Lebih sulit untuk mencapai
komunitas ini bila dibandingkan dengan
214
DAFTAR PUSTAKA
Clement, S. 1995. Diabetes Self-Management
Education. Diabetes Care 18:1204-1214.
Basuki, E. dkk, 1995. Buku Acuan
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Bagi
Dokter Puskesmas, Dokter Praktek Umum
dan Edukator Diabetes. Pusat Diabetes
dan Lipid RSUPN DR. Cipto Mangun
Kusumo Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 1997. Pengantar Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,
Andi Offset, Yogyakarta.
Soedjono, R.S., dkk., 1986. Diabetes Mellitus,
Aspek klinik dan Epidemiologi, Airlangga
University Press, Surabaya.
Sugondo, S. 1995 Penyuluhan Sebagai
Komponen
Terapi
Diabetes
Dan
Penatalaksanaan
Terpadu,
Editor:
Sidartawan Sogondo, Pradana Suwondo,
Iman Subekti, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
215