YANG DISEPAKATI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penetapan hukum dalam agama Islam harus didasari dengan pijakan atau alasan yang
disebut sumber hukum. Dengan berkembangnya zaman, baik di bidang ekonomi, sosial politik,
teknologi dan informasi, adakalanya timbul permasalah-permasalahan baru. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu penetapan hukum terhadap masalah tersebut.
Pada zaman Rosulullah SAW, permasalahan yang timbul dapat ditanyakan langsung
kepada Nabi SAW sebagai pengemban dan sumber hukum Islam. Namun setelah Nabi wafat,
kepada siapa kita bertanya? hanya al-Quran dan sunah Nabi SAW yang beliau waritskan.
Dalam makalah ini penyusun akan membahas masalah-masalah tersebut dengan
mengemukakan dalildalil al-Quran dan sunah.
2. Pembahasan Makalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang Sumber Dan Dalil Hukum Agama Islam Yang
Disepakati yang menjadi judul makalah ini.
3. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode literature atau kepustakaan yang
berhubungan dengan sumber-sumber hukum Islam.
BAB II
USUL FIQIH
yang dapat memberikan petunjuk kepada apa yang dikehendaki. Adapun secara
terminologis yang dimaksud dengan dalil hukum ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan
petunjuk dengan menggunakan pikiran yang benar untuk menentukan hukum syara yang bersifat
amali, baik secara qoti maupun secara zanni.
Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa pada dasarnya
yang disebut dalil hukm ialah: segala sesuatu yang dapat dijadikan landasan atau pijakan yang
dapat dipergunakan dalam upaya menemukan dan menetapkan hukum syara atas dasar
pertimbangan yang benar dan tepat. Oleh karena itu dalam ber-istinbat (penetapan hukum)
persoalan yang mendasar yang harus diperhatikan adalah menyangkut apa yang menjadi dalil
yang dapat dipergunakan dalam menetapkan hukum syara dari suatu persoalan yang dihadapi.
2. Pengertian Sumber
Terhadap dalil hukum ,ada sebutan lain di kalangan ulama ushul seperti istilah masadir al
ahkam,masadir al syariah ,masadir al tasyri atau yang diartikan sumber hukum.Istilah-istilah ini
jelas mengandung makna tempat pengambilan atau rujukan utama serta merupakan asal
sesuatu.Sedangkan dalil atau yang diistilahkan adillat al ahkam,ushul al ahkam,asas al tasyri dan
adillat al syariah mengacu kepada pengertian sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk sebagai
alasan dalam menetapkan hukum syara.Dalam konteks ini Al Quran dan As Sunah adalah
merupakan sumber hukum dan sekaligus menjadi dalil hukum, sedangkan selain dari keduanya
seperti al ijma,al qiyas,dan lain lainnya tidak dapat disebut sebagai sumber kecuali hanya sebagai
dalil karena ia tidak dapat berdiri sendiri.
Akan tetapi, dalam perkembangan perkembangan pemikiran ushul fikih yang terlihat
dalam kitab-kitab ushul fikih kontemporer, istilah sumber hukum dan dalil hukum tidak
dibedakan. Mereka menyatakan bahwa apayang disebut dengan dalil hukum adalah dibedakan.
Mereka menyatakan bahwa apayang disebut dengan dalil hukum adalah mencakup dalil-dalil
lain yang dipergunakan dalam istinbat hukum selain Al Quran dan as sunnah. Sebab, keduanya
merupakan istilah teknis yang yang dipakai oleh para ulama ushul untuk menyatakan segala
USUL FIQIH
pendukung ketetapan
tersebut.
Keberadaan dalil sebagai pijakan yang mendasari suatu ketetapan hukum mutlak harus
diperhatikan dan tidak bisa diabaikan. Jika dilihat dari segi keberadaannya, maka dalil dapat
dibedakan kepada dua macam, yaitu:
1. Al-Adillah Al-Ahkam Al-Manshushah atau dalil-dalil hukum yang keberadaannya
secara tekstual terdapat dalam nash. Dalil-dalil hukum yang dikategorikan kepada
bagian ini adalahAl Quran dan as sunnah atau disebut pula dengan dalil naqli.
2. Al-Adillah Al-Ahkam ghoirul Manshushah atau dalil-dalil hukum yang secara
tekstual tidak disebutkan oleh nash Al Quran dan as sunnah. Dalil-dalil ini
dirumuskan melalui ijtihad dengan menggunakan penalaran rayu dan disebut pula
dengan dalil aqli.
Adapun dalil-dalil yang dikelompokkan kepada kategori terakhir ini meliputi Ijma, Qiyas,
Istihsan, Mashalih Mursalah, Istishab, Urf, Syarun Man Qablana dan Qaul Shahabi. Ijma dan
Qiyas hampir seluruh mazhab mempergunakannya, sedangkan dalil-dalil yang keberadaannya
menimbulkan perdebatan di kalangan ulama mazhab ushul. Perbedaan ini muncul karena ketika
ulama ushul tidak menemukan dalil atau alasan yang mendasari suatu hukumdari Nash, maka
mereka menggunakan rayu mereka masing-masing dengan rumusan tersendiri.
Atas dasar ini para ulama ushul di berbagai mazhab menyusun dan berpijak pada
sistematika istinbat yang mereka susun masing-masing secara berurutan dengan menempatkan
dalil-dalil rayu setelah Al Quran dan as sunnah.
B. Sumber Hukum Islam
1. Al-Quran
a. Pendekatan Etimologi Dan Terminologi
Al-Quran menurut etimiologis adalah bacaan, kalamullah, kata al-Quran berasal dari
kata kerja qaraa yang berarti membaca dan bentuk masdarnya adalah quran yang berarti
USUL FIQIH
Sedangkan Al-Quran menurut terminologis adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai
mujizat bagi Rasulallah Muhammad SAW, pedoman hidup bagi setiap muslim dan sebagai
kolektor serta penyempurnaan terhadap kitab-kitab Allah sebelunnya yang bernilai abadi dan
bernilai ibadah bagi yang membaca, menghapal dan mengamalkannya.
Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat al-Quran. Imam al-Ghazali menjelaskan
dalam kitab al-Mustasfa min Ilm al-Usul, bahwa hakikat al-Quran adalah kalam yang berdiri
pada Zat Allah SWT, yaitu salah satu sifat di antara sifat-sifat Allah yang Qadim. Menurut
mutakallimin (ahli teologi Islam), hakikat al-Quran ialah makna yang berdiri pada Zat
Allah
SWT. Adapun menurut golongan Muktazilah, hakikat al-Quran adalah huruf-huruf dan suara
yang diciptakan Allah SWT. yang setelah berwujud lalu hilang lenyap. Dengan pendapat ini
kaum Muktazilah memandang al-Quran sebagai makhluk (ciptaan) Allah SWT. karena itu, alQuran bersifat baru, tidak qadim.
Sebagai mujizat, Al-Quran telah menjadi salah satu sebab masuknya orang-orang Arab
di zaman Rosullallah kedalam agama Islam, dan menjadi sebab penting bagi masuknya orangorang penting sekarang, dan bagi masa yang akan datang.
Muzijat menurut Imam as-Suyuti adalah sesuatu diluar kebiasaan yang disertai dengan
adanya tantangan. Menurut DR. Muhammad Quraish Shihab sesuatu dinamakan muzijat apabila
memenuhi 4 unsur yaitu:
1.
2.
3.
4.
USUL FIQIH
(Q.S. 21;30)
2. Merupakan sumber hukum. Al-Quran telah memberikan andil yang kuat dalam
pertumbuhan hukum, bahkan al-Quran tetap merupakan produk hukum yang
ideal hingga masa kini. Al-Quran merupakan sumber hukum utama dan pertama
dalam agama Islam.
3. Menerangkan suatu ibrah (teladan) dan kabar ghaib, baik yang terjadi pada masa
lalu, sekarang maupun yang akan datang. Al-Quran mengandung berita-berita
tentang hal-hal yang ghaib, seperti surga, neraka, hari kiamat dan hari
perhitungan. Selain itu al-Quran juga banyak mengungkapkan kisah-kisah para
Nabi dan umat masa lampau, seperti kisah Firaun, kisah kaum Ad dan Samud,
kisah Nabi
menyinggung
(Q.S. 30;1-3)
Ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, meyakinkan kita bahwa Al-Quran
adalah firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan Nabi Muhammad SAW.
yang ummi, yang hidup pada awal abad keenam masehi (571 632 M). Allah SWT. berfirman :
USUL FIQIH
(Q.S. 7;158)
Demikian juga dengan ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah tentang kekuasaan
Mesir, dapat menberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan
ciptaan manusia. Ayat ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus yang kemudian
dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa romawi dan lain-lain, menjadi bukti kepada kita
bahwa A-Quran adalah wahyu Allah SWT. sebagaimana firman-Nya:
USUL FIQIH
USUL FIQIH
Al-Quran terdiri dari 114 surat dan 6666 ayat, 91 surat yang turun di Mekkah dan 23
surat lainnya turun di Madinah. Adapula yang berpendapat, 86 surat turun di Makkah dan 28
surat turun di Madinah. Menurut perhitungan ulama Kuffah, seperti Abdurrahman as-Salmi, alQuran terdiri dari 6.236. Menurut as-Suyuti, terdiri dari 6.000 lebih. Sedangkan menurut alAlusi, menyebutkan bahwa jumlah ayat al-Quran sekitar 6.616 ayat. Perbedaan jumlah ayat ini
USUL FIQIH
USUL FIQIH
: tulisannya lengkap
3. Al-Mauidah
: nasihat
4. Al-Hikmah
: kebijaksanaan
5. Al-Khair
: kebaikan
6. Al-huda
: yang memimpin
7. Al-Hukmu
: keputusan
8. Asy-Syifa
: obat
9. Adz-Dzikru
: peringatan
10. Ar-Ruh
11. Al-Muththaharah
USUL FIQIH
: ruh
: yang disucikan
10
No.
Surat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Nama Surat
Al-Fatihah
Al-Baqarah
Ali Imran
An-Nisa
Al-Maidah
Al-Anam
Al-Araf
Al-Anfal
At-Taubah
Yunus
Hud
Yusuf
Ar-rad
Ibrahim
Al-Hijr
An-Nahl
Al-Isra
Al-Kahfi
Maryam
Thaha
Al-Anbiya
Al-Hajj
Al-Muminun
An-Nur
Al-furqan
Asy-syuara
An-Naml
Al-qashosh
Al-Ankabut
Ar-Ruum
lukman
As-Sajdah
Al-Ahzab
USUL FIQIH
Arti Surat
Pembukaan
Sapi betina
Keluarga Imran
Wanita
Hidangan
Binatang ternak
Tempat tinggi
Rampasan perang
pengampunan
Nabi Yunus
Hud
Nabi Yusuf
guruh
Nabi Ibrahim
batu gunung
lebah
perjalanan malam hari
gua
Siti maryam
Thaha
Para nabi
haji
Orang yang beriman
cahaya
pembeda
Para penyair
semut
Cerita-cerita
Laba-laba
Bangsa romawi
lukman
sujud
Golongan yang bersekutu
Jenis Surat
Makkiyah
Madaniyah
Madaniyah
Madaniyah
Madaniyah
Makkiyah
Makkiyah
Madaniyah
Madaniyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Madaniyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Madaniyah
Makkiyah
Madaniyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Madaniyah
Jumlah
Ayat
7
286
200
176
120
165
206
75
129
109
123
111
43
52
99
128
111
110
98
135
112
78
118
64
77
277
93
88
69
60
34
30
73
11
Adz-Dzariat
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59
60.
61.
62.
63.
At-Thur
An-Najm
Al-Qamar
Ar-Rahman
Al-Waqiah
Al-Hadid
Al-Mujadalah
Al-Hasyr
Al-Mumtahanah
Ash-Shaff
Al-Jumuah
Al-Munafiqun
64.
At-Taghabun
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
Ath-Thalak
At-Tahrim
Al-Mulk
Al-Qalam
Al-Haqqah
Al-Maarij
Nuh
Al-Jinn
Al-Muzzammil
Al-Muddatsir
Al-Qiamah
USUL FIQIH
Kaum saba
pencipta
Ya sin
Yang bershaf
Shod
rombongan
Orang yang beriman
Yang dijelaskan
Musyawarah
Perhiasan
Kabut
Yang berlutut
Bukit-bukit pasir
Nabi Muhammad
Kemenangan
Kamar-kamar
Qaf
Angin yang
menerbangkan
Bukit
Bintang
Bulan
Yang maha pemurah
Hari kiamat
Besi
Wanita yang menggugat
Pengusiran
Wanita yang diuji
Barisan
Hari jumat
Orang-orang munafik
Hari dinampakan
kesalahan
Talak
Mengharamkan
Kerajaan
Kalam
Hari kiamat
Tempat-tempat naik
Nabi Nuh
Jin
Orang yang berselimut
Orang yang berkemul
Hari kiamat
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Madaniyah
Madaniyah
Makkiyah
54
45
83
182
88
75
85
54
53
89
59
37
35
38
29
18
45
Makkiyah
60
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Madaniyah
Madaniyah
Madaniyah
Makkiyah
Madaniyah
Madaniyah
Madaniyah
49
62
55
78
96
29
22
24
13
14
11
11
Madaniyah
18
Madaniyah
Madaniyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
12
12
30
52
53
44
28
28
20
56
40
12
Al-Mursalat
78.
An-Naba
79.
An-Naziat
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
Abasa
At-Takwir
Al-Infithar
Al-Muthaffifin
Al-Insyiqaq
Al-Buruj
Ath-Thariq
Al-Ala
Al-Ghasyiyah
Al-Fajr
Al-Balad
Asy-Syams
Al-Layl
93.
Adh-Dhuha
94.
95.
96.
97.
98.
99.
Al-Insyirak
At-Tin
Al-Alaq
Al-Qadr
Al-Bayyinah
Al-Zalzalah
100.
Al-Adiyat
101.
102.
103.
104.
105.
106.
Al-Qariah
At-Takatsur
Al-Ashr
Al-Humazah
Al-Fil
Al-Quraisy
107.
Al-Maun
108.
109.
110.
111.
Al-Kautsar
Al-Kafirun
An-Nashr
Al-Lahab
112.
Al-Ikhlas
113.
114.
Al-Falaq
An-Nas
USUL FIQIH
Manusia
Malaikat-malaikat yang
diutus
Berita besar
Malaikat-malaikat yang
mencabut
Yang bermuka masam
Menggulung
Terbelah
Orang-orang yang curang
Terbelah
Gugusan bintang
Yang dating di malam hari
Yang paling tinggi
Hari pembalasan
Fajar
Negeri
Matahari
Malam
Waktu matahari
sepenggalahan naik
Melapangkan
Buah tin
Segumpal darah
Kemuliaan
Bukti
Kegoncangan
Kuda perang yang berlari
kencang
Hari kiamat
Bermegah-megahan
Masa
Pengumpat
Gajah
Suku quraisy
Barang-barang yang
berguna
Nikmat yang banyak
Orang-orang kafir
Pertolongan
Gejolak api
Memurnikan ke-esaan
Allah
Waktu subuh
manusia
Makkiyah
31
Makkiyah
50
Makkiyah
40
Makkiyah
46
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
40
29
19
36
25
22
17
1
26
30
20
15
21
Makkiyah
11
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
8
8
19
5
8
8
Makkiyah
11
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
11
8
3
9
5
4
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
Madaniyah
Makkiyah
3
6
3
5
Makkiyah
Makkiyah
Makkiyah
5
6
13
(ahli fiqh)
melihatnya sebagai pribadi yang seluruh perbuatan dan perkataannya menunjuk pada hukum
agama (syara). Perbedaan sudut pandang tersebut membawa pengertian hadits pada perbedaan
pengertian, baik yang memberi penekanan yang amat terbatas dan tertentu, maupun yang
memahaminya dengan cakupan yang lebih luas asal saja itu dinukilkan dari Nabi SAW.
Istilah hadits juga dikenal dalam teologi Islam. Dalam bidang ini kata hadits
(jamaknya hawaadits) digunakan untuk pengertian suatu wujud yang sebelumnya tidak ada atau
sesuatu yang tidak azali/tidak kekal.
b. Jenis Hadits Berdasarkan Sumbernya
Dilihat dari segi sumbernya, hadits dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
USUL FIQIH
14
15
hadits.
Shahih Muslim, memuat 4.000 hadits, hasil saringan dari 300.000 hadits.
Sunan Abi Dawud, memuat 4.800 hadits, hasil saringan dari 500.000 hadits
Sunan at-Tirmizi.
Sunan an-Nasai, memuat 5.761 hadits.
Sunan Ibn Majah.
e. Kedudukan Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam
Kedudukan hadits terutama sebagai sumber hukum Islam, sejak zaman yang masih dini
sudah dipersoalkan. Imam Syafii yang digelari Nashir al-Hadits (pembela hadits), pernah
menyebutkan adanya pendapat yang menolak hadits, mereka enggan mengamalkannya atau
bahkan menolak dengan dalih bahwa al-Quran sudah cukup sebagai sumber yang bersifat
universal dan umum.
Ulama-ulama yang menempatkan kedudukan hadits pada tingkat kedua setelah al-Quran
mendasarkan pendiriannya atas dalil-dalil al-Quran sebagai berikut:
USUL FIQIH
16
USUL FIQIH
17
Hukum merupakan efek yang timbul dari perbuatan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Hukum juga merupakan khitab atau perintah Allah SWT yang menuntut mukallaf untuk
mengerjakan atau memilih antara mengerjakan dan tidak mengerjakan, atau menjadikan sesuatu
menjadi sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain.
Adapun pembagian hukum syara adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Ijab (wajib)
Mandub (sunah)
Makruh
Mubah
Haram
Dalam perdebatan para ulama untuk menetapkan hukum Islam, jika ada pendapat yang
diajukan tanpa landasan hukum, maka fatwa hukum yang dihasilkan dituduh tahakkum
(menentukan hukum sendiri tanpa dalil) atau tasyri bi al-hawa (menetapkan hukum berdasarkan
hawa nafsu atau secara subjektif). Oleh sebab iu dalam kitab-kitab fiqh disebutkan bahwa setiap
pendapat yang dikemukakan senantiasa dibarengi dengan hujjah.
Hujjah bisa berupa ayat al-Quran, hadits Nabi SAW, dan sebagainya. Biasanya seorang
mujtahid, dalam mengemukakan hujjah, tidak cukup hanya menggunakan salah satu dalil saja,
misalnya al-Quran saja, tetapi menyertakan hadits-hadits Nabi SAW, ijma, qiyas dan lain
sebagainya. Namun ijma qiyas dan yang lainya sifatnya hanyalah sebagai hujjah pendukung
bagi ayat al-quran dan hadits-hadits yang dikemukakan.
Al-Quran dan sunah sebagai sumber hukum Islam yang utama harus senantiasa dipegang
oleh seseorang yang mengemukakan pendapatnya. Artinya, hujjah yang dikemukakan untuk
mendukungnya atau menetapkan suatu hukum dalam Islam harus didasarkan kepada al-Quran
dan sunah. Ijma, qiyas dan metode penetapan hukum lainnya yang dianut oleh berbagai mazhab
tidak dapat berdiri sendiri tanpa didasarkan kepada kedua sumber hukum Islam tersebut.
Hujjah atau dalil yang disepakati para ulama dalam menetapkan hukum Islam adalah:
USUL FIQIH
18
BAB IV
PENUTUP
USUL FIQIH
19
USUL FIQIH
20