ITS Undergraduate 18489 Paper
ITS Undergraduate 18489 Paper
2)
2)
Abstrak
Tugas akhir ini membahas tentang pengaruh kenaikan permukaan air laut pada intrusi air laut di
akuifer pantai yang unconfined. Akuifer pantai yang unconfined itu berada di Pulau Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau yang dipilih sebagai lokasi penelitian. pemilihan lokasi ini didasarkan pada kenyataan
bahwa air tanah masih dapat diambil di dalam sumur yang dangkal di daerah penelitian dan masih
dimanfaatkan untuk air minum atau keperluan pertanian, meskipun sumur terletak sangat dekat
dengan laut.
Proses intrusi air laut diselidiki dengan mengamati pergerakan batas interface air tawar - air laut.
Diasumsikan bahwa interface yang tajam memisahkan air tawar dan air laut. Pendekatan dengan
asumsi keseimbangan hidrodinamis antara air tawar dan air laut (Glover, 1959, Haipheng Guo dan
Jiu.J.Jiao, 2009) digunakan untuk menganalisa.
Hasilnya menunjukkan bahwa untuk jarak 20 meter dari garis pantai, letak interface air tawar - air laut.
Bervariasi di bawah 4 meter hingga 20 meter relatif terhadap MSL. Hal ini mendukung fakta bahwa
ketersedian air tawar dalam unconfined akuifer. Selain itu juga ditemukan bahwa pengaruh kenaikan
pemukaan laut tidak signifikan karena jumlah debit air tanahnya besar.
Kata kunci: Intrusi, akuifer, unconfined, interface
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah penelitian yaitu Pulau Bintan
merupakan salah satu pulau yang berada di
Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari Kota
Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan dengan
2
luas wilayah 2000 km dan dikelilingi oleh
lautan. Daerah disekitar pantainya memiliki
kualitas air tawar yang sangat baik dengan
kedalaman sumur yang relatif rendah dan
dipergunakan masyarakat untuk konsumsi
sehari-hari.
Dari data yang didapatkan, jumlah penduduk
pada tahun 2007 sekitar 200.640 jiwa dengan
asumsi pertambahan penduduk 3% per tahun.
Dalam perkembangannya kedepan dengan
adanya pertambahan jumlah penduduk
sebanyak 3% pertahun dan isu yang lagi
beredar saat ini yaitu kenaikan muka air laut
yang disebabkan oleh global warming maka
dikhawatirkan akan terjadinya perubahan
sistem hidrogeologi akibat dari penggunaan
airtanah yang berlebihan dan kenaikan muka
air laut yang akan mengakibatkan kekurangan
air bersih untuk konsumsi masyarakat.
Belum adanya penelitian yang dilakukan
didaerah ini terutama yang berhubungan
dengan pengaruh naiknya permukaan air laut
pada intrusi air laut menjadikan daerah ini
menarik dan perlu untuk diteliti.
AO1 AK1
AM 2 AS 2
Dengan ketentuan:
F 0.25
=
0.25 < F 1.5 =
semidiurnal tides
1.5 < F 3.0
=
tides
F > 3.0
=
(1)
Semidiurnal tides
Mixed
mainly
Mixed mainly diurnal
Diurnal tides
KA
dh
dl
(2)
Dimana :
3 -1
Q
: Fluks kecepatan aliran air (L T )
-1
K
: Konduktivitas hidrolik (LT )
2
A
: Luas penampang (L )
dh/dl : Gradien hidrolik
Tanda
(-)
menunjukkan
arah
aliran
berlawanan dengan gradient hidrolik .
Air tanah mengalir dari potensial head yang
lebih tinggi menuju potensial head yang lebih
rendah (berlawanan arah dengan arah gradien
hidrolik). Sedangkan kecepatan fluks fluks
aliran air tanah selain dipengaruhi oleh faktor
kelulusan media geologi tempat air berada
2.
3.
4.
Studi Literatur
Pengumpulan data:
Pasang surut 2009 2010
Curah hujan 2009 2010
Fluktuasi muka ir tanah 2009 2010
Boring tanah
Pengolahan data:
Formulasi Glover
Formulasi Ghyben Herzberg
Formulasi Guo dan Jiao
Lease Square Methode (Metode Kuadrat
Terkecil)
(5)
Cek
C
yae
k
Finish
tidak
Nilai
So
1.25
M2
0.34
S2
0.12
K1
0.38
O1
0.37
N2
0.05
K2
0.06
P1
0.06
M4
0.00
MS4
0.00
Tinggi (m)
Hhwl
2.15
Mhws
1.92
Mhwl
1.54
Msl
1.25
Mlwl
0.79
Mlws
0.19
Llwl
0.05
4.2 Analisa
4.2.1 Analisa
Hasil
Perhitungan
Normalized Fresh Groundwater Discharge
(Q/K)
Normalized Fresh Groundwater Dischage
(Q/K) pada dasarnya adalah debit aliran
sebagai fungsi konduktivitas hidrolik. Oleh
karena tidak dilakukan pengukuran terhadap
nilai K dalam penenlitian ini, maka peneliti
mencari nilai Q/K dengan merujuk pada
persamaan 2.19.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa
yang telah dilakukan adalah:
1. Curah hujan maksimum sebesar 3640 mm
terjadi pada tahun 2007 dan curah hujan
minimum sebesar 2740 mm terjadi pada
tahun 2009 dengan rata rata curah hujan
dalam kurun waktu 2006 2010 adalah
sebesar 3300 mm/tahun. Dan didapatkan
bahwa lebih dari 60% curah hujan (1850
mm) terjadi pada Bulan Juli hingga
Desember setiap tahunnya, kecuali pada
tahun 2007. Dimana pada tahun tesebut
lebih dari 60% curah hujan (1900 mm)
terjadi pada bulan Januari hingga Juni.
2. Besarnya debit aliran air tanah (Q) dengan
mempertimbangkan curah hujan lebih
besar dari pada debit aliran air tanah (Q)
tanpa mempertimbangkan curah hujan.
Rata rata debit aliran air tanah dengan
mempertimbangkan curah hujan dalam
2
kurun waktu dua tahun adalah 0.0195 m /s
dengan debit maksimum terjadi pada bulan
2
Januari 2010 sebesar 0.00238 m /s.
Sedangkan debit aliran air tanah tanpa
mempertimbangkan curah hujan, debit
maksimum terjadi pada bulan Juni 2010
2
sebesar 0.00692 m /s dan debit minimum
terjadi pada bulan Januari 2010 sebesar
2
0.00272 m /s.
3. Pengaruh kenaikan permukaan air laut
tidak signifikan mempengaruhi kualitas air
tanah di daerah penelitian.
5.2 Saran
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
mengasumsikan
adanya
keseimbangan
hidrodinamik antara air laut dan air tawar
dengan
menggunakan
model
analitis
sederhana.
Perlu
dilakukan
penelitian
selanjutnya misalnya menggunakan model
intrusi air laut yang lebih kompleks. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih mengenai proses aliran air dalam
tanah pada suatu akuifer.