Anda di halaman 1dari 165

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

MASTER PLAN

PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN
2010 s.d. 2014

Jakarta, Desember 2009

SAMBUTAN

Kehidupan masyarakat modern dewasa ini sangat bergantung pada kesediaan


sumber daya energi. Tenaga listrik sebagai salah satu bentuk sumber daya energi
memiliki berbagai kelebihan kualitatif dibandingkan dengan sumber daya energi primer
lainnya. Dengan adanya tenaga listrik, segala aktivitas kegiatan sehari-hari dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat. Sesuai data pemakaian energi final menurut jenis,
pada tahun 2008 tingkat pemakaian tenaga listrik di Indonesia mencapai 14,2% dari
seluruh pemakaian energi final. Persentase ini menempatkan tenaga listrik sebagai
kebutuhan masyarakat nomor tiga setelah Bahan Bakar Minyak (47,1%) dan gas
(21,0%).
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh konsumen
(energi final), tenaga listrik juga merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk
mencapai sasaran pembangunan nasional dan pengerak roda perekonomian negara.
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan menjadi prioritas dalam
program pembangunan nasional lima tahun kedepan. Tingginya pertumbuhan
permintaan akan tenaga listrik yang diproyeksikan sebesar 9,1% pertahun dan tidak
dapat diimbangi oleh pertumbuhan penyediaan tenaga listrik telah menyebabkan
timbulnya kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah, yang hal ini
menyebabkan terhambatnya perkembangan ekonomi daerah tersebut dan nasional.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik sekaligus
penanggulangan kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah, maka
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral menyusun Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan
2010 s.d. 2014 yang berisikan antara lain kondisi sistem ketenagalistrikan, rencana
penambahan infrastruktur ketenagalistrikan dan kebutuhan investasinya.

Jakarta, Desember 2009


Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

ttd

Darwin Zahedy Saleh

PENGERTIAN

1.
2.

Pembangkit tenaga listrik adalah pusat kegiatan memproduksi tenaga listrik.


Kapasitas terpasang pembangkit adalah kapasitas suatu pembangkit sebagaimana
yang tertera pada plat nama
3. Daya mampu pembangkit adalah kemampuan suatu pembangkit dalam
memproduksi tenaga listrik.
4. Beban Puncak adalah beban tertinggi yang dipasok oleh jaringan atau kepada
pemakai tertentu.
5. Cadangan operasi adalah selisih dari daya mampu pembangkit dengan beban
puncak system.
6. Kondisi Normal/Surplus adalah cadangan operasi sistem lebih besar daripada unit
terbesar pembangkit tenaga listrik dan tidak ada pemadaman.
7. Kondisi Defisit/Negatif adalah cadangan operasi negatif dan pemadaman
sebagian pelanggan tidak dapat dihindarkan.
8. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkitan ke
sistem distribusi atau ke konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antar sistem.
9. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau
dari pembangkitan ke konsumen.
10. Rasio elektrifikasi adalah jumlah total rumah tangga yang berlistrik dengan total
rumah tangga yang ada.
11. Rasio desa berlistrik adalah perbandingan jumlah total desa yang berlistrik dengan
total desa yang ada.
12. Sistem adalah gabungan antara jaringan dengan semua peralatan pemakai
jaringan yang terhubung ke jaringan.

ii

SINGKATAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

PLTU
PLTG
PLTGU
PLTP
PLTA
PLTM
PLTS
PLTMH
PLTD
PLTMG
GI
GIS
GWh
IBT
LB
MVA
MW
kms
HSD
MFO
COD
P3B

: Pembangkit Listrik Tenaga Uap


: Pembangkit Listrik Tenaga Gas
: Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
: Pembangkit Listrik Tenaga Air
: Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro
: Pembangkit Listrik Tenaga Surya
: Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
: Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
: Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
: Gardu Induk
: Gas Insulated Switchgear
: Giga Watt Hours
: Inter Bus Transformer
: Line Busbar
: Mega Volt Amper
: Mega Watt
: Kilometer Sirkuit
: High Speed Diesel
: Marine Fuel Oil
: Commercial Operation Date (Tanggal Operasi Komerisial)
: Pusat Pengaturan dan Pengendalian Beban

iii

DAFTAR ISI
Halaman
Sambutan .................................................................................................................. i
Pengertian ................................................................................................................. ii
Singkatan .................................................................................................................. iii
Daftar Isi .................................................................................................................... iv
BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1

Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2

Visi dan Misi Sektor Ketenagalistrikan .............................................. 2

BAB II KEBIJAKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN NASIONAL .................... 3


2.1

Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik ............................................... 3

2.2

Kebijakan Pemanfaatan Energi Primer


Untuk Pembangkitan Tenaga Listrik ................................................. 4

2.3

Kebijakan Penanganan Listrik Desa dan Misi Sosial ........................ 5

2.4

Kebijakan Lindungan Lingkungan ..................................................... 5

2.5

Kebijakan Standarisasi, Keamanan, Serta Pengawasan .................. 6

2.6

Kebijakan Penanggulangan Krisis Penyediaan Tenaga Listrik ......... 6

BAB III TINJAUAN KONDISI TENAGA LISTRIK NASIONAL ................................ 8


3.1

Kondisi Infrastruktur Ketenagalistrikan Saat ini ................................. 8

3.2

Rasio Elektrifikasi .............................................................................. 12

3.3

Kondisi Permintaan dan Penyediaan Tenaga Listrik ......................... 13

3.4

Prioritas Pengembangan Infrastruktur Ketenagalistrikan ke Depan .. 14

BAB IV RENCANA PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN ............................. 17


4.1

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ............................................... 17

4.2

Provinsi Sumatera Utara ................................................................... 21

4.3

Provinsi Sumatera Barat ................................................................... 26

4.4

Provinsi Riau ..................................................................................... 31

4.5

Provinsi Kepulauan Riau ................................................................... 35

4.6

Provinsi Bengkulu ............................................................................. 39

4.7

Provinsi Jambi ................................................................................... 43

4.8

Provinsi Sumatera Selatan ................................................................ 47


iv

4.9

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................ 51

4.10

Provinsi Lampung ............................................................................. 55

4.11

Provinsi Banten ................................................................................. 60

4.12

Provinsi DKI Jakarta .......................................................................... 67

4.13

Provinsi Jawa Barat .......................................................................... 69

4.14

Provinsi Jawa Tengah ....................................................................... 76

4.15

Provinsi D.I. Yogyakarta .................................................................... 82

4.16

Provinsi Jawa Timur .......................................................................... 84

4.17

Provinsi Bali ...................................................................................... 91

4.18

Provinsi Kalimantan Barat ................................................................. 94

4.19

Provinsi Kalimantan Tengah ............................................................. 98

4.20

Provinsi Kalimantan Selatan ............................................................. 102

4.21

Provinsi Kalimantan Timur ................................................................ 106

4.22

Provinsi Sulawesi Utara .................................................................... 111

4.23

Provinsi Gorontalo............................................................................. 116

4.24

Provinsi Sulawesi Tengah ................................................................. 119

4.25

Provinsi Sulawesi Barat .................................................................... 124

4.26

Provinsi Sulawesi Selatan ................................................................. 127

4.27

Provinsi Sulawesi Tenggara .............................................................. 131

4.28

Provinsi Nusa Tenggara Barat .......................................................... 135

4.29

Provinsi Nusa Tenggara Timur.......................................................... 139

4.30

Provinsi Maluku ................................................................................. 144

4.31

Provinsi Maluku Utara ....................................................................... 148

4.32

Provinsi Papua .................................................................................. 150

4.33

Provinsi Papua Barat ........................................................................ 156

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik semakin hari
semakin meningkat. Keberlangsungan berbagai macam bentuk aktivitas di
masyarakat dan sektor industri nasional, sangat tergantung kepada tersedianya
energi listrik. Oleh karena itu sektor ketenagalistrikan mempunyai peranan yang
sangat strategis dan menentukan, dalam upaya menyejahterakan masyarakat dan
mendorong berjalannya roda perekonomian nasional.
Karena peran strategisnya, seyogianya energi listrik tersedia dalam jumlah yang
cukup dengan mutu dan tingkat keandalan yang baik. Akan tetapi, seiring
pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan perekonomian, perkembangan dunia
industri, kemajuan teknologi dan meningkatnya standar kenyamanan hidup di
masyarakat, permintaan terhadap energi listrik pun semakin hari semakin
meningkat. Di sisi lain, pasca terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia
pada beberapa tahun yang lalu, pembangunan beberapa pembangkit yang semula
sudah direncanakan menjadi terkendala, baik yang akan dikembangkan oleh pihak
swasta maupun dari PLN sendiri. Disamping itu, alokasi dana pemerintah untuk
berinvestasi pada sektor ketenagalistrikan terutama pembangunan pembangkit
baru, juga sangat terbatas. Investasi yang diharapkan dari pihak swasta terhambat
karena dimintanya suatu prasyarat kondisi seperti jaminan Pemerintah.
Kesemuanya hal tersebut pada akhirnya menyebabkan penambahan pasokan
tenaga listrik tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan tenaga listrik
yang ada, sehingga terjadinya kondisi kekurangan pasokan tenaga listrik di
beberapa daerah tidak dapat dihindari.
Untuk lebih memfokuskan rencana pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan
(pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik) dalam periode 5 (lima) tahun
ke depan (2010 s.d. 2014) sehingga kebutuhan tenaga listrik setempat dapat
segera terpenuhi, diperlukan suatu Master Plan dalam pembangunan tenaga
listrik. Master Plan ini adalah merupakan perencanaan ketenagalistrikan jangka
pendek dengan rentang cakrawala 5 (lima) tahun kedepan yang merupakan bagian
dari kombinasi dua perencanaan nasional, yaitu Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
sehingga dapat memberikan informasi dalam pembangunan dan pengembangan
sektor ketenagalistrikan lima tahun kedepan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan pelaku usaha lainnya.

1.2 Visi dan Misi Sektor Ketenagalistrikan

1.2.1 Visi Sektor Ketenagalistrikan


Visi sektor ketenagalistrikan adalah dapat melistriki seluruh rumah tangga,
desa serta memenuhi kebutuhan industri yang berkembang cepat dalam
jumlah yang cukup, transparan, efisien, andal, aman dan akrab lingkungan
untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

1.2.2 Misi Sektor Ketenagalistrikan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sesuai visi tersebut, maka
Pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. membangkitkan tenaga listrik dalam skala besar untuk masyarakat
perkotaan, daerah yang tingkat kepadatannya tinggi atau sistem
kelistrikan yang besar;
b. Memberikan prioritas kepada pembangkit tenaga listrik dari energi
terbarukan untuk kelistrikan desa dan daerah terpencil;
c. menjaga keselamatan
lingkungan; dan

ketenagalistrikan

dan

kelestarian

fungsi

d. memanfaatkan sebesar-besarnya tenaga kerja, barang dan jasa produksi


dalam negeri.

BAB II
KEBIJAKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN NASIONAL

2.1 Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik


2.1.1 Penyelenggaraan
Tenaga listrik sebagai salah satu infrastruktur yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, oleh karena itu
pembangunan ketenagalistrikan harus
menganut asas manfaat, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, optimalisasi
ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan pada
kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, keamanan dan keselamatan,
kelestarian fungsi lingkungan, dan otonomi daerah.
Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang penyelenggaraannya
dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah berlandaskan prinsip
otonomi daerah. Untuk penyelenggaraan penyediaan tenaga listrik, Pemerintah
dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan
kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan melaksanakan usaha penyediaan
tenaga listrik.
Pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dilakukan oleh badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah. Namun demikian, badan usaha swasta, koperasi dan swadaya
masyarakat dapat berpartisipasi dalam usaha penyediaan tenaga listrik. Untuk
penyediaan tenaga listrik tersebut, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menyediakan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan
sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang,
pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan, dan
pembangunan listrik perdesaan.
Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum meliputi jenis usaha
pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi tenaga listrik
dan/atau penjualan tenaga listrik. Disamping itu, usaha penyediaan tenaga
listrik untuk kepentingan umum dapat dilakukan secara terintegrasi. Usaha
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dilakukan oleh satu badan
usaha dalam satu wilayah usaha. Pembatasan wilayah usaha juga
diberlakukan untuk usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum
yang hanya meliputi distribusi tenaga listrik dan/atau penjualan tenaga listrik.
Pemerintah memiliki kebijakan dalam penyediaan tenaga listrik bahwa badan
usaha milik negara diberi prioritas pertama untuk melakukan usaha
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Sedangkan untuk wilayah
yang belum mendapatkan pelayanan tenaga listrik, Pemerintah atau
Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberi kesempatan kepada
badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi sebagai
penyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi. Dalam hal tidak
3

ada badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi yang dapat
menyediakan tenaga listrik di wilayah tersebut, Pemerintah wajib menugasi
badan usaha milik negara untuk menyediakan tenaga listrik.

2.1.2 Tarif
Kebijakan Pemerintah tentang tarif dasar listrik adalah bahwa tarif listrik
secara bertahap dan terencana diarahkan untuk mencapai nilai
keekonomiannya sehingga tarif listrik rata-rata dapat menutup biaya yang
dikeluarkan. Kebijakan ini diharapkan akan dapat memberikan signal positif
bagi investor dalam berinvestasi di sektor ketenagalistrikan.
Penetapan kebijakan tarif dilakukan sesuai nilai keekonomian. Namun
demikian tarif tenaga listrik untuk konsumen ditetapkan dengan
memperhatikan keseimbangan kepentingan nasional, daerah konsumen, dan
pelaku usaha penyediaan tenaga listrik. Khusus untuk pelanggan kurang
mampu juga mempertimbangkan kemampuan bayar pelanggan. Kebijakan
subsidi untuk tarif listrik masih diberlakukan, namun mengingat kemampuan
Pemerintah yang terbatas, maka subsidi akan lebih diarahkan langsung
kepada kelompok pelanggan kurang mampu dan atau untuk pembangunan
daerah perdesaan dan pembangunan daerah-daerah terpencil dengan
mempertimbangkan
atau
memprioritaskan
perdesaan/daerah
dan
masyarakat yang sudah layak untuk mendapatkan listrik dalam rangka
menggerakkan ekonomi masyarakat.
Kebijakan tarif listrik yang tidak seragam (non-uniform tariff) dimungkinkan
untuk diberlakukan di masa mendatang, hal ini berkaitan dengan perbedaan
perkembangan pembangunan ketenagalistrikan dari satu wilayah dengan
wilayah lainnya.

2.2 Kebijakan Pemanfaatan Energi Primer Untuk Pembangkitan Tenaga Listrik


Kebijakan pemanfaatan energi primer untuk pembangkit tenaga listrik ditujukan agar
pasokan energi primer tersebut dapat terjamin. Untuk menjaga keamanan pasokan
tersebut, maka diberlakukan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO),
pemanfaatan sumber energi primer setempat, dan pemanfaatan energi baru dan
terbarukan. Kebijakan pengamanan pasokan energi primer untuk pembangkit tenaga
listrik dilakukan melalui dua sisi yaitu pada sisi pelaku usaha penyedia energi primer
dan pada sisi pelaku usaha pembangkitan tenaga listrik.
Kebijakan di sisi pelaku usaha penyedia energi primer antara lain: pelaku usaha di
bidang energi primer khususnya batubara dan gas diberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk memasok kebutuhan energi primer bagi pembangkit tenaga
listrik sesuai harga dengan nilai keekonomiannya. Kebijakan lainnya seperti
pemberian insentif dapat pula diimplementasikan.
Kebijakan pemanfaatan energi primer setempat untuk pembangkit tenaga listrik dapat
terdiri dari fosil (batubara lignit, gas marginal) maupun non-fosil (air, panas bumi,
4

biomassa, dan lain-lain). Pemanfaatan energi primer setempat tersebut


memprioritaskan pemanfaatan energi terbarukan dengan tetap memperhatikan aspek
teknis, ekonomi, dan keselamatan lingkungan.
Sedangkan kebijakan di sisi pelaku usaha pembangkitan tenaga listrik antara lain:
kebijakan diversifikasi energi untuk tidak bergantung pada satu sumber energi
khususnya energi fosil dan konservasi energi. Untuk menjamin terselenggaranya
operasi pembangkitan maka pelaku usaha di pembangkitan perlu membuat
stockfilling untuk cadangan selama waktu yang disesuaikan dengan kendala
keterlambatan pasokan yang mungkin terjadi.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional (KEN) bahwa peranan masing-masing jenis energi terhadap konsumsi
energi nasional untuk energi baru dan energi terbarukan lainnya, menjadi lebih dari
5% pada tahun 2025.

2.3 Kebijakan Penanganan Listrik Desa dan Misi Sosial


Penanganan misi sosial dimaksudkan untuk membantu kelompok masyarakat tidak
mampu, dan melistriki seluruh wilayah Indonesia yang meliputi daerah yang belum
berkembang, daerah terpencil, dan pembangunan listrik perdesaan. Penanganan
misi sosial dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan bantuan bagi masyarakat
tidak mampu, menjaga kelangsungan upaya perluasan akses pelayanan listrik pada
wilayah yang belum terjangkau listrik, mendorong pembangunan/pertumbuhan
ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Penanganan misi sosial diperlukan untuk dapat dilaksanakan secara operasional
melalui PKUK. Agar efisiensi dan transparansi tercapai, maka usaha penyediaan
tenaga listrik seyogyanya dapat dilakukan dengan pemisahan fungsi sosial dan
komersial melalui pembukuan yang terpisah.

2.4 Kebijakan Lindungan Lingkungan


Pembangunan di bidang ketenagalistrikan dilaksanakan untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Untuk itu
kerusakan dan degradasi ekosistem dalam pembangunan energi harus dikurangi
dengan membatasi dampak negatif lokal, regional maupun global yang berkaitan
dengan produksi tenaga listrik. Hal ini telah dinyatakan dalam Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan bahwa setiap kegiatan usaha
ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
Sejalan dengan kebijakan di atas, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), serta produk hukum
lainnya, mengharuskan pemrakarsa memperhatikan norma dasar yang baku
tentang bagaimana menyerasikan kegiatan pembangunan dengan memperhatikan

lingkungan serta harus memenuhi baku mutu yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
Untuk itu semua kegiatan ketenagalistrikan yang berpotensi menimbulkan dampak
besar dan penting wajib melakukan AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) sedangkan
yang tidak mempunyai dampak penting diwajibkan membuat Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.5 Kebijakan Standardisasi, Keamanan Dan Keselamatan, Serta Pengawasan


Listrik selain bermanfaat bagi kehidupan masyarakat juga dapat mengakibatkan
bahaya bagi manusia apabila tidak dikelola dengan baik. Pemerintah dalam rangka
keselamatan ketenagalistrikan menetapkan standardisasi, pengamanan instalasi
peralatan dan pemanfaat tenaga listrik. Tujuan keselamatan ketenagalistrikan
antara lain melindungi masyarakat dari bahaya yang diakibatkan oleh tenaga listrik,
meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan, meningkatkan efisiensi dalam
pengoperasian dan pemanfaatan tenaga listrik.
Kebijakan dalam standardisasi meliputi:
1. Standar Peralatan Tenaga Listrik, yaitu alat atau sarana pada instalasi
pembangkitan, penyaluran, dan pemanfaatan tenaga listrik.
2. Standar Pemanfaat Tenaga Listrik, yaitu semua produk atau alat yang dalam
pemanfaatannya menggunakan tenaga listrik untuk berfungsinya produk atau
alat tersebut, antara lain:
alat rumah tangga (household appliances) dan komersial / industri;
alat kerja (handheld tools);
perlengkapan pencahayaan;
perlengkapan elektromedik listrik.
Atas pertimbangan keselamatan, keamanan, kesehatan dan aspek lingkungan
maka SNI terbagi dalam standar sukarela dan peralatan dan pemanfaatan harus
memenuhi standar wajib.
Kebijakan keamanan instalasi meliputi: kelaikan operasi instalasi tenaga listrik,
keselamatan peralatan dan pemanfaat tenaga listrik, dan kompetensi tenaga
teknik. Instalasi tenaga listrik yang laik operasi dinyatakan dengan Sertifikat Laik
Operasi. Untuk peralatan dan pemanfaat tenaga listrik yang memenuhi Standar
Nasional Indonesia dinyatakan dengan Sertifikat Produk untuk dapat membubuhi
Tanda SNI (SNI) pada peralatan tenaga listrik dan penerbitan Sertifikat Tanda
Keselamatan (S) pada pemanfaat tenaga listrik dan tenaga teknik yang kompeten
dinyatakan dengan Sertifikat Kompetensi.

2.6 Kebijakan Penanggulangan Krisis Penyediaan Tenaga Listrik


Dalam upaya menanggulangi daerah-daerah yang mengalami krisis penyediaan
tenaga listrik, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu melalui Program
6

Penanggulangan Jangka Pendek (1 - 2 tahun kedepan) dan Program


Penanggulangan Jangka Menengah/Panjang (memerlukan waktu konstruksi 3 - 5
tahun).
Program penanggulangan jangka pendek dilakukan untuk penyelesaian krisis
penyediaan tenaga listrik secara cepat sebelum pembangkit yang sudah
direncanakan selesai dibangun, sehingga pemadaman yang terjadi dapat dihindari
secepat mungkin. Program ini dilakukan melalui kegiatan penambahan kapasitas
pembangkit dan penyaluran daya melalui jaringan transmisi dan distribusi.
Penambahan daya dilakukan melalui sewa pembangkit, pembelian kelebihan
kapasitas pembangkit captive dan pengadaan pembangkit baru yang cepat masa
pembangunannya. Di samping itu dilakukan upaya pengurangan beban puncak
melalui pengurangan pemakaian listrik pada saat beban puncak.
Program penanggulangan jangka menengah/panjang dengan pembangunan
pembangkit tenaga listrik yang baru, baik oleh PLN maupun IPP yang memerlukan
waktu konstruksi 3 - 5 tahun.

BAB III
TINJAUAN KONDISI TENAGA LISTRIK NASIONAL

3.1 Kondisi Infrastruktur Ketenagalistrikan Saat Ini


3.1.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga
listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN
(Persero) saja, tetapi juga dilakukan oleh pihak lain seperti swasta,
koperasi, dan BUMD.
Usaha penyediaan tenaga listrik yang telah dilakukan oleh swasta, koperasi
atau BUMD tersebut diantaranya adalah membangun dan mengoperasikan
sendiri pembangkit tenaga listrik yang tenaga listriknya di jual kepada PT
PLN (Persero) atau lebih dikenal dengan pembangkit swasta atau
Independent Power Producer (IPP) atau membangun dan mengoperasikan
sendiri pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik secara
terintegrasi yang tenaga listriknya dijual langsung kepada konsumen di suatu
wilayah usaha khusus yang dikenal dengan istilah pembangkit terintegrasi
atau Private Power Utility (PPU).
Sampai dengan akhir tahun 2008, total kapasitas terpasang pembangkit
tenaga listrik nasional adalah sebesar 30.527 MW yang terdiri atas
pembangkit milik PT PLN (Persero) sebesar 25.451 MW (83%), IPP sebesar
4.159 MW (14%) dan PPU sebesar 916 MW (3%). Kapasitas terpasang
pembangkit tersebut mengalami penambahan sebesar 5.480 MW sejak
tahun 2004 atau meningkat sebesar 22% selama periode 5 tahun.
Grafik 3.1
Perkembangan Kapasitas Terpasang Pembangkit Tenaga Listrik Nasional
35,000
30,000
25,000

29,562

30,527

2007

2008

28,422
25,047

26,091

MW

20,000
15,000
10,000
5,000
0

2004

2005

2006

PPU

523

523

526

493

916

IPP

3,222

3,222

3,222

3,984

4,159

PLN

21,302

22,346

24,675

25,084

25,451

PPU: Private Power Utility (Pembangkit Terintegrasi)


IPP : Independent Power Producer

Sedangkan distribusi penyebaran kapasitas terpasang pembangkit untuk


pulau-pulau utama adalah sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kapasitas Terpasang Pembangkit Tenaga Listrik
No.

Pulau

Kapasitas
Terpasang (MW)

1.

Sumatera

2.

Jawa-Madura-Bali

3.

Kalimantan

1.178

4.

Sulawesi

1.195

5.

Nusa Tenggara

265

6.

Maluku

182

7.

Papua

168
Indonesia

4.941
22.599

30.527

3.1.2 Transmisi Tenaga Listrik


Sistem kelistrikan yang ada di kepulauan Indonesia belum sepenuhnya
terintegrasi pada jaringan transmisi tenaga listrik. Saat ini sistem kelistrikan
yang telah terintegrasi dengan baik hanya di pulau Jawa-Madura-Bali,
dimana sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali memiliki 2 sistem interkoneksi,
yaitu Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sebagai tulang
punggung utama (Back Bone) jaringan dan Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) 150 kV sebagai jaringan pendukung. Di pulau Sumatera, sistem
kelistrikan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang menghubungkan
Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) dan Sumatera Utara telah
terinterkoneksi pada SUTET 275 KV, namun jaringan transmisi tenaga listrik
ini belum seluruhnya terhubung pada sistem kelistrikan Sumatera. Sistem
yang menghubungkan sistem Sumatera Barat dan Riau (Sumbar-Riau)
sudah terintegrasi dengan baik. Pada bulan November 2004, sistem
kelistrikan di Provinsi Sumatera Selatan telah mengintegrasikan Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Jambi, Bengkulu dan Lampung menjadi Sistem
Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), dan selanjutnya pada bulan Agustus
2006, sistem kelistrikan Sumbagut-Sumbagsel telah diintegrasikan dengan
SUTT 150 kV.
Di pulau Kalimantan, sebagian kecil sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan
Tengah dengan Kalimantan Selatan sudah terhubung melalui SUTT 150 KV.
9

Sedangkan di pulau Sulawesi sistem kelistrikan Sulawesi yang meliputi


Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Utara dan Gorontalo masih banyak dipasok dengan sistem yang tersebar,
akan tetapi beberapa daerah telah terhubung dengan SUTT 150 KV. Adapun
sistem kelistrikan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua belum memiliki SUTET
dan SUTT dikarenakan pada umumnya sistem kelistrikannya masih terisolasi
dan tersebar serta kelas kapasitas pembangkit tenaga listrik yang dimiliki
masih relatif kecil.
Sampai dengan akhir tahun 2008, total panjang jaringan transmisi tenaga
listrik yang telah dibangun oleh PT PLN (Persero) adalah sepanjang 34.1184
kms yang terdiri atas SUTET 500 kV sepanjang 5.092 kms, SUTET 275 kV
sepanjang 782 kms, SUTT 150 kV sepanjang 23.679 kms, SUTT 70 kV
sepanjang 4.619 kms, dan SUTT 25 30 kV sepanjang 12 kms. Total
panjang jaringan transmisi tenaga listrik tersebut mengalami penambahan
sebesar 3.390 kms sejak tahun 2004 atau mengalami peningkatan sebesar
11% selama periode 5 tahun. Sedangkan hasil yang dicapai dalam
pembangunan transmisi tenaga listrik untuk pulau-pulau utama adalah
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Panjang Transmisi Tenaga Listrik
No.

Pulau

1.

Sumatera

2.

Jawa-Madura-Bali

3.

SUTET

SUTT

Total

(kms)

(kms)

(kms)

782

8.906

9.689

5.092

15.501

20.593

Kalimantan

1.429

1.429

4.

Sulawesi

2.474

2.462

5.

Nusa Tenggara

6.

Maluku

7.

Papua

5.874

28.310

34.184

Indonesia

3.1.3 Distribusi Tenaga Listrik


Sampai dengan akhir tahun 2008, total panjang jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah dibangun oleh PT PLN (Persero) adalah sepanjang 614.925
kms yang terdiri atas Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang
261.163 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 353.762
10

kms. Total panjang jaringan distribusi tenaga listrik tersebut mengalami


penambahan sebesar 55.836 kms sejak tahun 2004 atau mengalami
peningkatan sebesar 10% selama periode 5 tahun.
Grafik 3.2
Perkembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik
700,000
600,000

Panjang (kms)

500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0

2004

2005

2006

2007

2008

Transmisi

30,534

30,686

32,905

33,151

34,184

Distribusi

607,755

563,838

573,049

598,498

614,925

Sedangkan hasil yang dicapai dalam pembangunan distribusi tenaga listrik


untuk pulau-pulau utama adalah sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Panjang Distribusi Tenaga Listrik
No.

Pulau

1.

Sumatera

2.

Jawa-Madura-Bali

3.

JTM

JTR

Total

(kms)

(kms)

(kms)

72.131

77.431

149.562

128.364

217.912

346.276

Kalimantan

23.695

21.441

45.136

4.

Sulawesi

23.017

23.795

46.812

5.

Nusa Tenggara

7.473

7.315

14.788

6.

Maluku

4.484

2.337

6.821

7.

Papua

1.999

3.531

5.530

261.163

353.762

614.925

Indonesia

11

Gambar 3.1. Perkembangan Penyediaan Tenaga Listrik Nasional


Tahun 2008
THAILAND

LAOS

Manila

Bangkok

: Transmisi yang direncanakan

CAMBODIA

Philipines

Ban
Mabtapud

Phnom
Penh

: Pembangkit Listrik

Laut

VIETNAM

TOTAL
KAPASITAS PEMBANGKIT : 30.527
30.527 MW
PANJANG JARINGAN:
- 500 KV :
5.092 kms
- 275 KV :
782 kms
- 150 KV : 23.
23.679 kms
- 70 KV :
4.619 kms
- JTM
: 261
261..163 kms
- JTR
: 353
353..762 kms

China

Ho Chi
Minh City

Selatan
Erawan

Khanon
Songkhla

Bangkot
Lawit

Jerneh
Guntong

Banda Aceh

Penang

Lhokseumawe

WEST Kerteh Duyong


Mogpu
MALAYSI
A

Medan

West
Natuna

Alph
Natuna
a

Kuala
Port Klang
Lumpur
Port

Duri

Kota
Kinibalu

BRUNEI

Bandara Seri
Begawan
Bintulu

MALAYSIA
TIMUR

Dickson
Dumai

: Transmisi yang sudah ada

Manado

SINGAPORE

Kuching

Batam Bintan

Maluku :
Pembangkit: 182 MW
JTM : 4.484 kms
Ternate
JTR : 2.337
kms
HALMAHERA

Samudra Pasifik

Bontang

Sorong

Sumatera :Padang
Kalimantan :
Pembangkit: 4.941 MW
Jambi
Pembangkit: 1.178 MW
275 kV: 782 kms
150 kV: 1.305 kms
Grissi
Palembang
150 kV: 8.572 kms
k
70 kV: 123 kms
70 kV: 334 kms
JTM : 23.695 kms
JTM : 72.131 kms
JTR : 21.441 kms
JTR : 77.431 kms

Samarinda
Jayapura

Balikpapan

Sulawesi :
Ambon
Pembangkit: 1.195 MW
SERAM
150 kV: 1.957 kmsBURU
70 kV: 505 kms
JTM : 23.017 kms
I N D O N E S I A Ujung
Pandang
Jamali :
JTR : 23.795 kms
MADURA
Semarang
Jakarta
Pembangkit: 22.599 MW
Bangkalan Nusa Tenggara:
Surabaya
500 kV: 5.092 kms
BALI
Pembangkit:
MW
SUMBAW 265FLORES
MataramA
150 kV: 11.844 kms
Denpasar JTM
: Bima
7.473 kms
LOMBOK
TIMOR
70 kV: 3.657 kms
Samudra JTR : 7.315 kms
LESTE
SUMBA
JTM : 128.364 kms
Hindia
JTR : 217.912 kms
Banjarmasin

Papua :
Pembangkit: 168 MW
JTM : 1.999 kms
JTR : 3.531 kms
Merauke

AUSTRALIA

3.2 Rasio Elektrifikasi


Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik
dibagi dengan jumlah rumah tangga yang ada. Perkembangan rasio elektrifikasi
secara nasional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yaitu dari 61,04% pada
tahun 2004 menjadi 65,10% pada tahun 2008 (dari total rumah tangga di seluruh
Indonesia sebesar 55.376.392 KK sebanyak 36.078.726 KK sudah menikmati
akses aliran listrik).
Sedangkan rasio elektrifikasi untuk pulau-pulau utama adalah sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 3.4.

12

Tabel 3.4.
Rasio Elektrifikasi
No.

Pulau

Persen (%)

1.

Sumatera

60,6

2.

Jawa-Madura-Bali

72,0

3.

Kalimantan

57,6

4.

Sulawesi

55,3

5.

Nusa Tenggara

28,6

6.

Maluku

52,4

7.

Papua

32,3
Indonesia

65,1

3.3 Kondisi Permintaan dan Penyediaan Tenaga Listrik


Permintaan tenaga listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan
pertumbuhan rata-rata sekitar 7% per tahun. Sementara itu pengembangan sarana
dan prasarana ketenagalistrikan khususnya penambahan kapasitas pembangkit
selama lima tahun terakhir (2004-2008) hanya tumbuh rata-rata sebesar 4,4% per
tahun. Ketidakseimbangan antara permintaan dengan penyediaan tenaga listrik
tersebut, mengakibatkan kekurangan pasokan tenaga listrik di beberapa daerah
terutama di luar sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali tidak dapat dihindari. Kondisi
pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang rendah tersebut juga merupakan
akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada periode tahun 1998/1999,
dimana pada saat itu pertumbuhan kapasitas terpasang hanya tumbuh sebesar
1,13%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memerlukan dukungan pasokan energi
yang handal termasuk tenaga listrik. Kebutuhan tenaga listrik akan semakin
meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.
Semakin meningkatnya ekonomi pada suatu daerah mengakibatkan konsumsi
tenaga listrik akan semakin meningkat pula. Kondisi ini tentu harus diantisipasi
sedini mungkin agar penyediaan tenaga listrik dapat tersedia dalam jumlah yang
cukup dan harga yang memadai. Dengan mempertimbangkan asumsi pertumbuhan
ekonomi nasional rata-rata tumbuh sebesar 6,1% pertahun dan pertumbuhan
penduduk secara nasional tumbuh sebesar 1,3% pertahun, prakiraan kebutuhan
tenaga listrik nasional sesuai Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 20082027 diperkirakan akan mencapai rata-rata sebesar 9,2 % per tahun.

13

Tingginya perkiraan pertumbuhan rata-rata kebutuhan tenaga listrik nasional yang


sebesar 9,2% tersebut juga memperhatikan banyaknya daftar tunggu calon
pelanggan PT PLN (Persero) yang jumlah kapasitasnya telah mencapai kurang
lebih sekitar 6.000 MW akibat diterapkannya pembatasan penjualan tenaga listrik
(suppressed demand) pada tahun-tahun sebelumnya.

3.4 Prioritas Pengembangan Infrastruktur Ketenagalistrikan ke Depan


3.4.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Pengembangan kapasitas penyediaan tenaga listrik diarahkan pada
pertumbuhan yang realistis dan diutamakan untuk menyelesaikan krisis
penyediaan tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah, meningkatkan
cadangan dan terpenuhinya margin cadangan (Sistem Jawa-Madura-Bali
30% dan Sistem Luar Jawa-Madura Bali 40%) dengan mengutamakan
pemanfaatan sumber energi setempat atau energy baru terbarukan serta
meniadakan rencana pengembangan pembangkit BBM. Pengembangan
pembangkit BBM, dikecualikan untuk penangulangan daerah krisis
penyediaan tenaga listrik jangka pendek (satu hingga dua tahun ke depan)
sambil menunggu selesainya pembangunan pembangkit non-BBM yang
telah direncanakan, dengan melakukan sewa pembangkit yang
menggunakan bahan bakar MFO. Apabila pembangkit non-BBM yang telah
direncanakan tersebut telah beroperasi, maka pembangkit BBM tersebut di
non-operasikan.
Mempertimbangkan tingginya pertumbuhan tenaga listrik, memberikan akses
listrik kepada seluruh masyarakat dan mendorong pemanfaatan energi baru
terbarukan, maka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000
MW tahap II yang komposisi energi primernya beragam (tidak hanya
batubara) ditawarkan untuk dikembangkan oleh PT PLN (Persero) maupun
swasta dengan memberikan fasilitas sebagaimana yang telah dilaksanakan
dalam program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap I.
Pengembangan PLTU batubara skala kecil dapat dipertimbangkan sebagai
salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar minyak pada sistem skala kecil untuk menekan
biaya operasi sistem kelistrikan. Disamping itu, pengembangan PLTU
batubara skala kecil ini dapat juga dimanfaatkan untuk mengganti peranan
sebagian PLTD yang ada di sistem kelistrikan di Luar Jawa-Madura-Bali
yang dominasinya masih cukup tinggi.
Sebagai pengembang PLTU
batubara skala kecil ini adalah PT PLN (Persero) atau swasta.
Dengan mempertimbangkan sulitnya memperoleh lahan untuk membangun
pembangkit tenaga listrik skala besar di pulau Jawa dan mempertimbangkan
semakin meningkatnya beban puncak dari tahun ke tahun, maka
pengembangan PLTU batubara dengan kapasitas 1.000 MW dengan
teknologi supercritical boiler untuk memperoleh efisiensi dan tingkat emisi
yang lebih baik, dapat dikembangkan oleh PT PLN (Persero) dan swasta.
14

3.4.2 Transmisi Tenaga Listrik


Prinsip dasar pengembangan sistem transmisi tenaga listrik diarahkan
kepada pertumbuhan sistem, peningkatan keandalan sistem dan mengurangi
kendala pada sistem penyaluran serta adanya pembangunan pembangkit
baru. Mengingat bahwa Pemerintah saat ini tengah melaksanakan program
percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap I dan rencana
kedepan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit
10.000 MW tahap II, maka pengembangan sistem transmisi tenaga listrik
kedepan lebih diprioritaskan pembangunannya untuk menyalurkan tenaga
listrik dari pembangkit tenaga listrik baru tersebut.
Pada saat ini, sistem besar yang sudah terintegrasi dengan baik adalah
Sistem Jawa-Madura-Bali dan Sistem Sumatera. Sedangkan sistem
kelistrikan di pulau lainnya seperti Sulawesi sudah lebih baik sistemnya di
daerah bagian utara dan selatan. Adapun sistem kelistrikan di pulau lainnya
seperti Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua perlu mendapatkan
perhatian lebih dalam pengembangan sistem penyalurannya khususnya
dalam upaya peningkatan keandalan.
Dalam jangka menengah, diharapkan Sistem Sumatera sudah terintegrasi
seluruhnya menggunakan jaringan tegangan ekstra tinggi 275 kV yang saat
ini sistemnya telah terinterkoneksi di jaringan tegangan tinggi 150 kV.
Dengan masuknya beberapa pembangkit tenaga listrik yang berskala besar,
dalam kurun waktu jangka panjang sistem di Kalimatan dan Sulawesi
diharapkan pula sudah terhubung dengan baik.
Pengembangan sistem penyaluran diarahkan pada pengembangan sistem
tegangan 500 kV dan 150 kV untuk Sistem Jawa-Madura-Bali dan 275 kV,
150 kV dan 70 kV untuk sistem di luar Jawa-Madura-Bali. Upaya
pengembangan penyaluran secara terinterkonesi antara Sistem JawaMadura-Bali dengan Sistem Sumatera dapat dilakukan setelah dilakukan
kajian secara mendalam dengan memperhatikan beberapa aspek, antara
lain aspek teknis, ekonomis dan sosial. Sedangkan rencana pembangunan
cross-link 500 kV dari Pulau Jawa ke Pulau Bali adalah merupakan salah
satu opsi yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi pertumbuhan beban di
Bali.
Dalam pengembangan gardu induk, sistem tegangan yang dipilih diarahkan
pada kesesuaian pengembangan sistem transmisinya. Penambahan trafo
diprioritaskan bila pembebanan trafo pada GI terpasang sudah mencapai
70% dari kapasitasnya. Sedangkan pembangunan GI baru dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan bila pasokan pada suatu kawasan sudah
tidak mampu dipenuhi dari GI yang ada disekitarnya yang diindikasikan
dengan pembebanan trafo GI sudah melebihi 70% dan kapasitasnya sudah
memiliki kapasitas optimum.

15

3.4.3 Distribusi Tenaga Listrik


Pengembangan sarana distribusi tenaga listrik diarahkan untuk dapat
mengantisipasi pertumbuhan tenaga listrik, mempertahankan tingkat
keandalan yang diinginkan dan efisien serta meningkatkan kualitas
pelayanan.
Apabila dengan pertimbangan pemenuhan tenaga listrik secara terintegrasi
dengan sistem kelistrikan lain di nilai kurang/tidak efisien, maka jaringan
terisolasi dapat diterapkan. Pengertian dari jaringan terisolasi adalah jaringan
distribusi tenaga listrik yang berdiri sendiri dan tidak terhubung langsung
dengan JTN dengan wilayah pelayanan terbatas.

16

BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN

4.1 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam


4.1.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian
besar dipasok oleh Pusat Pengaturan dan Penyaluran Beban (P3B)
Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi
Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Disamping itu beberapa daerah di NAD
masih merupakan sistem-sistem kecil seperti Sistem Sabang, Meulaboh,
Blangpidie, Tapaktuan, Sinabang, Takengon, Blangkejeren, Kutacane dan
Subulussalam.
Dari 10 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, 2 sistem (Sistem Blangpidie dan Tapaktuan) berada dalam
kondisi Siaga dan 8 sistem lainnya (Sistem Sumbagut, Sabang,
Meoulaboh, Sinabang, Takengon, Blangkejeren, Kutacane, dan
Subulussalam) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam baru
mencapai 76,98% dan rasio desa berlistrik sebesar 87,17%. Adapun daftar
tunggu PLN telah mencapai 7.649 permintaan atau sebesar 19,3 MVA.
Gambar 4.1
Kondisi Kelistrikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGUT
Kapasitas terpasang : 1.724,60 MW
Daya mampu
: 1.169,40 MW
Beban puncak
: 1.270,70 MW
Defisit
:
-101,30 MW

SISTEM SABANG
Kapasitas terpasang : 5,40 MW
Daya mampu
: 3,10 MW
Beban puncak
: 3,60 MW
Defisit
: -0,50 MW

SISTEM TAKENGON
Kapasitas terpasang : 10,30 MW
Daya mampu
: 9,80 MW
Beban puncak
: 17,40 MW
Defisit
: -7,60 MW

SISTEM MEOULABOH
Kapasitas terpasang : 28,20 MW
Daya mampu
: 13,95 MW
Beban puncak
: 22,16 MW
Defisit
: -8,21 MW

SISTEM BLANGKEJEREN
Kapasitas terpasang : 4,95 MW
Daya mampu
: 3,50 MW
Beban puncak
: 3,70 MW
Defisit
: -0,20 MW

SISTEM BLANGPIDIE
Kapasitas terpasang : 13,71 MW
Daya mampu
: 9,42 MW
Beban puncak
: 7,50 MW
Surplus
: 1,92 MW

SISTEM TAPAKTUAN
Kapasitas terpasang : 7,07 MW
Daya mampu
: 5,40 MW
Beban puncak
: 5,00 MW
Surplus
: 0,40 MW

SISTEM KUTACANE
Kapasitas terpasang : 8,30 MW
Daya mampu
: 7,90 MW
Beban puncak
: 9,90 MW
Defisit
: -2,00 MW

SISTEM SINABANG
Kapasitas terpasang : 6,06 MW
Daya mampu
: 2,40 MW
Beban puncak
: 3,00 MW
Defisit
: -0,60 MW

SISTEM SUBULUSSALAM
Kapasitas terpasang : 7,10 MW
Daya mampu
: 6,70 MW
Beban puncak
: 11,98 MW
Defisit
: -5,28 MW
4

17

4.1.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.1
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

4.1.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
diperkirakan rata-rata 1,0% per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi
untuk periode yang sama diproyeksikan sebesar 5,1% per tahun, sehingga
dengan asumsi tersebut permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh ratarata sebesar 9% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan
dari tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 409 MW (sekitar 31 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.329 kms
Gardu induk 420 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 30.100 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 710 kW
o PLT Angin 320 kW
18

o
o
o
o

Gardu distribusi 1.125 unit (58.000 kVA)


Jaringan Tegangan Menengah 3.120 kms
Jaringan Tegangan Rendah 3.200 kms
PLTD 9 unit (2.250 kW).

Tabel 4.2
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTM
PLTU
PLTA
PLTM
PLTP
PLTP
PLTU

HSD Takengon (sewa)


HSD Calang (sewa)
HSD Sinabang (sewa)
HSD Subussalam (sewa)
HSD Kutacane (sewa)
HSD Blangkejeren (sewa)
HSD Sabang (sewa)
Meulaboh (sewa)
Blangkejeran
NAD (Meulaboh)
Peusangan 1-2
Blangkejeran
Jaboi
Seulawah Agam
Sabang
JUMLAH
Total

Pendek
4
2
2
2
2
2
2
15

Jangka
Menengah/Panjang

Progress

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
2 x

1 x
1 x
2 x
31,0 MW
409

1
110
86
1
7
55
4

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

18%

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2013
2013
2013
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
PLN
Perpres 71
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP

378 MW
MW

Tabel 4.3
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

DARI
Panton Labu
Takengon
PLTA Peusangan 1
PLTA Peusangan 2
Sidikalang
Meulaboh
PLTU Meulaboh
Meulaboh
Brastagi
Jantho
Blang Pidie
Cot Trueng
Takengon
PLTP Seulawah Agam
Banda Aceh

KE
Incomer (Idi -Lhok Seumawe)
PLTA Peusangan 1
PLTA Peusangan 2
Bireun
Subulussalam
Sigli
Meulaboh
Blang Pidie
Kuta Cane
Incomer (Sigli -Banda Aceh)
Tapak Tuan
Incomer ( Bireun - Lhokseumawe)
PLTA Peusangan 1
Incomer (Sigli - Banda Aceh)
Krueng Raya
JUMLAH

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

1
22
14
114
130
333
60
190
200
1
130
6
22
16
90
1.329

PROGRESS
(%)
5
6
10
25,05

COD
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2014
2014

19

Tabel 4.4
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

LOKASI
Banda Aceh
Takengon
Subulussalam
Panton Labu
Bireun Ext LB
Peusangan 1
Peusangan 2
Meulaboh
PLTU Meulaboh
Sigli Ext LB
Kuta Cane
Brastagi Ext LB
Jantho
Blang Pidie
Meulaboh Ext LB
Tapak Tuan
Cot Trueng
PLTP Seulawah
Krueng Raya
Banda Aceh Ext LB
Takengon
Meulaboh

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah

NEW/EXTENSION
Extension
New
New
New
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
New
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension

KAPASITAS
(MVA)
60
30
30
30
2 LB
4 LB
4 LB

PROGRESS
(%)

COD
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2014
2014
2014
2014

30
2 LB
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
30
4 LB
30
1 LB
30
30
420

Tabel 4.5
Program Listrik Perdesaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

1.700

7.000

7.100

7.125

7.175

PLTMH (kW)

140

140

200

230

PLT ANGIN (kW)

80

80

80

80

PLTS 50 Wp Tersebar
PLTS Terpusat 15 kW

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

220/10.750

220/11.250

220/11.250

230/11.750

255/13.000

Pembangunan JTM (KMS)

600

600

610

690

750

Pembangunan JTR (KMS)

550

550

600

670

700

1/ 250

4/1.000

3/750

1/250

PLTD (Unit/kW)

4.1.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.055,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 655,1 juta, transmisi USD 218,4 juta,
gardu induk USD 62,8 juta dan program EBT USD 119,2 juta.

20

Tabel 4.6
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

409
1.329
420

655,1
218,4
62,8

30.100
4
710
320
1.125
58.000
3.120
3.200
9
2.250

16,1
1,6
3,9
1,9
9,9
56,7
27,8
1,3
1.055,5

4.2 Provinsi Sumatera Utara


4.2.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Utara hampir seluruh
bebannya (99,9%) dipasok oleh P3B Sumatera melalui jaringan transmisi
150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Disamping itu beberapa daerah di Sumatera Utara masih merupakan sistemsistem kecil seperti Sistem Nias dan Nias Selatan.
3 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sumatera Utara berada
dalam kondisi Defisit (terjadi pemadaman sebagian pelanggan karena daya
mampu lebih kecil dari pada beban puncak).
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sumatera Utara mencapai 69,68% dan
rasio desa berlistrik sebesar 84,07%.

21

Gambar 4.2
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sumatera Utara

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGUT
Kapasitas terpasang : 1.724,60 MW
Daya mampu
: 1.169,40 MW
Beban puncak
: 1.270,70 MW
Defisit
:
-101,30 MW

SISTEM NIAS
Kapasitas terpasang : 12,18 MW
Daya mampu
:
4,50 MW
Beban puncak
:
9,30 MW
Defisit
: -4,80 MW

SISTEM NIAS SELATAN


Kapasitas terpasang : 3,38 MW
Daya mampu
: 2,30 MW
Beban puncak
: 3,90 MW
Defisit
: -1,60 MW

4.2.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.7
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

22

4.2.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Sumatera Utara diperkirakan
rata-rata 1,0% per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode
yang sama diproyeksikan sebesar 6,7% per tahun, sehingga dengan asumsi
tersebut permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar
7,3% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Utara,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 1.986 MW (sekitar 340,8 MW
diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.530 kms
Gardu induk 4.670 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 31.700 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 1.360 kW
o PLT Angin 320 kW
o Gardu distribusi 1.400 unit (71.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.610 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.110 kms.
Tabel 4.8
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Utara
Rencana
PLTD
PLTD
PLTG
PLTA
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTG
PLTA
PLTU
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP

HSD Gunung Sitoli (sewa)


HSD Teluk Dalam (sewa)
Crash Program (Lot 2.3 & Lot 3)
Asahan I
Parluasan
Aek Hutaraja
Tarabintang
Sumut (Pangkalan Susu)
Tarabintang
Pakat
Parlilitan
New Sumut
Asahan 3
Pangkalan Susu Baru
Sarulla 1
Nias
Pangkalan Susu Baru
Sarulla 1
Sarulla 2
Sorik Merapi
JUMLAH
Total

Pendek

2 x
2 x
2 x

5
3
139
90
2,1
2,3
5

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

80%

2 x
2 x

2
1
2
2
1
1
1
1
340,8 MW
1.986

Progress

x
x
x
x
x
x
x
x

220
5
5
7,5
100
87
200
110
7
200
110
110
55

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

40%

20%

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
Perpres 71
IPP
IPP
IPP
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP
IPP

1.646 MW
MW

23

Tabel 4.9
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Utara
NO.

DARI

1
2
3
4
5
6

Padang Sidempuan
PLTP Sarulla
PLTA Asahan 1
Simangkok
Galang
Binjai

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Dolok Sanggul
Tanjung Marowa
Galang
Galang
P. Sidempuan
Lima Puluh
Kuala Namu
Porsea
PLTU Kuala Tanjung
PLTA Asahan III
PLTP Sorik Merapi
Tanjung Pura
KIM
KIM
KIM 2
PLTU Sumut Infrastucture

KE
PLTP Sarulla
Simangkok
Simangkok
Galang
Binjai
PLTU Pangkalan Susu
JUMLAH 275 kV
Incomer ( Tele - Tarutung)
Kuala Namu
Namurambe
Tanj. Marowa
Panyabungan
Incomer (K.Tanjung -Kisaran)
Incomer (Sei Rotan - Perbaungan)
Simangkok
Kuala Tanjung
Simangkok
Panyabungan
Incomer (Binjai - P.Brandan)
KIM 2
Medan Pancing
Medan Selayang
Lamhotma
JUMLAH 150 kV

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

COD

275
275
275
275
275
275

138
194
16
318
160
160
986
14
34
80
20
140
40
30
10
6
22
46
30
2
20
30
20
544

46,91
43,50
79,07
46,98
40,46
46,55

2010
2010
2010
2010
2010
2010

10
12,60
10,83
12,5
10

2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2014
2012
2012
2012
2012
2012

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

34,443

Tabel 4.10
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sumatera Utara
NO.

LOKASI

1
2
3
4
5
6

Simangkuk
Asahan 1
Padang Sidempuan
Galang
Sarulla
Binjai

7
8
9
10
11
12
13

Paya Geli
Kisaran
Labuhan
Gunung Para
KIM
Tele
Lamhotma

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Aek Kanopan
Gunung Tua
Dolok Sanggul
Kuala namu
Tanjung Marowa
Sidikalang Ext LB
Denai
Denai
Namurambe
Namurambe
Mabar
Tebing Tinggi
Sidikalang
Sibolga
Penyabungan

RASIO TRAFO
(kV)
275/150
275/18
275/150
275/150
275/150
275/150
Jumlah 275/150 kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

NEW/EXTENSION
New
Kit / New
IBT / New
IBT / New
IBT / New
IBT / New

KAPASITAS
(MVA)

Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

500
1000
500
1000
3.000
60
30
60
30
60
20
10

Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New

30
30
30
60
2 LB
2 LB
60
2 LB
60
2 LB
60
60
30
60
30

PROGRESS
(%)
20,137

COD
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009

20

2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010

24

NO.

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

LOKASI

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53

P. Sidempuan Ext LB
Lima Puluh
Namurambe
Tanjung Marowa
Galang
Pematang Siantar
P. Sidempuan
Tanjung Marowa
Kuala namu
Kuala Tanjung
PLTU Kuala Tanjung
PLTA Asahan III
GIS Listrik
Rantau Prapat
Tanjung Pura
KIM 2
Medan Pancing
Lamhotma
Medan Selayang
KIM
Sicanang
Lima Puluh
Medan Pancing
Medan Selayang
Kisaran

54
55

Porsea
Binjai

150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

NEW/EXTENSION
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
New
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

KAPASITAS
(MVA)
2 LB
30
2 LB
2 LB
4 LB
60
60
60
60
2 LB
2 LB
2 LB
60
20
30
120
30
3 LB
30
6 LB
30
30
60
60
60

PROGRESS
(%)

30
60
1.670

0,466

17,5

20

COD
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014

Tabel 4.11
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sumatera Utara
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

1.550

7.500

7.550

7.525

7.575

300

300

350

350

80

80

80

80

260/13.250

260/13.250

280/14.250

290/14.750

310/15.750

Pembangunan JTM (KMS)

650

650

700

770

840

Pembangunan JTR (KMS)

600

600

610

650

650

PLTS 50 Wp Tersebar
PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

60

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

4.2.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 3.524,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 2.988,2 juta, transmisi USD 187,5 juta,
gardu induk USD 189,3 juta dan program EBT USD 159,1 juta.

25

Tabel 4.12
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sumatera Utara
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

1.986
1.530
4.670
31.700
4
1.360
320
1.400
71.250
3.610
3.110
-

2.988,2
187,5
189,3
22,2
1,6
7,4
1,9
12,2
74,1
39,6
3.524,1

4.3 Provinsi Sumatera Barat


4.3.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat sekitar 95% dipasok
oleh P3B Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem
Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok
pembangkit-pembangkit dalam sistem terisolasi di Pulau Mentawai.
Dari 2 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat, 1
sistem (Sistem Mentawai) berada dalam kondisi Siaga dan 1 sistem lainnya
(Sistem Sumbagsel) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sumatera Barat baru mencapai 69,37%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 6.017 permintaan atau sebesar 7,6 MVA.

26

Gambar 4.3
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sumatera Barat

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu
: 1.597,70 MW
Beban puncak
: 1.704,70 MW
Defisit
:
-107,00 MW
SISTEM MENTAWAI
Kapasitas terpasang : 3,19 MW
Daya mampu
: 2,05 MW
Beban puncak
: 0,95 MW
Surplus
: 1,10 MW

4.3.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.13
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

27

4.3.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk tahun diperkirakan rata-rata 0.7% per tahun
sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 5,1% per tahun, sehingga dengan asums tersebut permintaan
energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 507 MW (sekitar 11 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.506 kms
Gardu induk 1.070 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.850 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 2.040 kW
o Gardu distribusi 1.320 unit (66.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.780 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.550 kms
Tabel 4.14
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Barat
Rencana
PLTD
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTM
PLTM
PLTP

MFO Sungai Penuh (sewa)


Telun Berasap
Mangani
Kambahan
Tarusan
Bayang
Fatimah
Guntung
Sikarban
Lubuk Gadang
Sinamar
Sumpur
Gunung Tujuh
Sumbar (Sumbar Pesisir)
Gumanti
Muara Sako
Muara Laboh
JUMLAH
Total

Pendek
5
6

Jangka
Menengah/Panjang

Progress

MW
MW

2 x

2 x
11,0 MW
507

1,1
1,5
3
6
1,4
0,6
1,4
4
10
2
8
112
10
2,5
110

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

7%

COD

Keterangan

2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2014

PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
Perpres 71
IPP
IPP
IPP

496 MW
MW

28

Tabel 4.15
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Barat
NO.

DARI

1
2

Kiliranjao
Padang Sidempuan

3
4
5
6
7
8
9
10
11

Maninjau
Padang Luar
Bangko
PLTU Sumbar Pesel
Bungus
Pariaman
Kiliranjao
PLTP Kerinci
PLTP Muara Labuh

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

COD

275
275

266
600
866
42
32
246
50
180
4
52
20
14
640

5
7,5

2010
2010

Payakumbuh
Payakumbuh
JUMLAH 275 kV
Padang Luar
Payakumbuh
Sungai Penuh
Bungus
Kambang
Incomer (L.Alung - Maninjau)
Teluk Kuantan
Incomer (Bangko - Sungai Penuh)
Kambang
JUMLAH 150 kV

150
150
150
150
150
150
150
150
150

46

2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2014

Tabel 4.16
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Provinsi Sumatera Barat
NO.

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

COD

1
2

Kiliranjao
Payakumbuh

275/150
275/150
Jumlah 275/150 kV

IBT / New
IBT / New

250
500
750

2009
2010

Padang Luar

150/20

Extension

60

2009

Padang Panjang

150/20

Extension

30

2009

Salak

150/20

Extension

2009

Maninjau

150/20

Extension

20
1 LB

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Padang Luar
Payakumbuh
Bungus
PLTU Sumbar Pesel
Sungai Penuh
Simpang Empat
Maninjau
Pariaman
Sungai Penuh
PLTP Sungai Penuh

150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit

Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
Extension
Extension
Extension
New

2 LB
1 LB
2 LB
2 LB
30
60
30
2 LB
2 LB
2 LB

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011

17
18
19
20
21
22

Kambang
Bungus Ext LB
Kiliranjao Ext LB
PLTP Kerinci
Payakumbuh
Simpang Haru

150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

New
Extension
Extension
New
Extension
Extension

30
2 LB
1 LB
4 LB
30
30
320

2010

20
100
100
100

2011
2011
2011
2011
2012
2013

29

Tabel 4.17
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sumatera Barat
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

2.600

7.600

7.500

7.550

7.600

90

450

500

500

500

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

250/12.500

250/12.500

250/13.000

250/13.500

250/14.500

Pembangunan JTM (KMS)

700

700

730

800

850

Pembangunan JTR (KMS)

650

650

700

750

800

4.3.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.327,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 940,1 juta, transmisi USD 158,2 juta,
gardu induk USD 64,2 juta dan program EBT USD 165 juta.
Tabel 4.18
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sumatera Barat
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

507
1.506
1.070

940,1
158,2
64,2

32.850
4
2.040
1.320
66.000
3.780
3.550
-

23,0
1,6
13,2
12,6
77,5
37,1
1.327,5

30

4.4 Provinsi Riau


4.4.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Riau sebagian besar (63%) dipasok oleh
P3B Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi
Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok pembangkitpembangkit dalam sistem-sistem terisolasi seperti: Sistem Bengkalis, Selat
Panjang, Pkl. Kerinci, Sungai Guntung, Kuala Enok, Pulau Kijang/Kota Baru,
Seberida, Tembilahan, Rengat, Air Molek, Psr. Pangaraian, Siak
S.Indrapura, dan Bagansiapiapi.
Dari 14 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Riau, 2 sistem
(Sistem Siak S. Indrapura dan Psr. Pangaraian) berada dalam kondisi
Siaga dan 12 sistem lainnya (Sistem Bengkalis, Selat Panjang, Pkl. Kerinci,
Sungai Guntung, Kuala Enok, Pulau Kijang/Kota Baru, Seberida,
Tembilahan, Rengat, Air Molek dan Bagansiapiapi) berada dalam kondisi
Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Riau baru mencapai 55,84% (termasuk
Provinsi Kepulauan Riau) dan rasio desa berlistrik sebesar 97,63%
(termasuk Provinsi Kepulauan Riau). Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 64.222 permintaan atau sebesar 97 MVA.
Gambar 4.4
Kondisi Kelistrikan Provinsi Riau

SISTEM BENGKALIS
Kapasitas terpasang : 16,46 MW
Daya mampu
: 8,16 MW
Beban puncak
: 8,60 MW
Defisit
: -0,44 MW

SISTEM SELAT PANJANG


Kapasitas terpasang : 13,98 MW
Daya mampu
: 5,80 MW
Beban puncak
: 6,80 MW
Defisit
: -1,00 MW

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu
: 1.597,70 MW
Beban puncak
: 1.704,70 MW
Defisit
:
-107,00 MW

SISTEM TEMBILAHAN
Kapasitas terpasang : 10,28 MW
Daya mampu
: 5,85 MW
Beban puncak
: 7,50 MW
Defisit
: -1,65 MW

31

SISTEM BAGANSIAPIAPI
Kapasitas terpasang : 9,70 MW
Daya mampu
: 5,00 MW
Beban puncak
: 6,15 MW
Defisit
: -1,15 MW

SISTEM Pkl.
Pkl. KERINCI
Kapasitas terpasang : 3,47 MW
Daya mampu
: 1,84 MW
Beban puncak
: 2,01 MW
Defisit
: -0,17 MW

SISTEM SIAK S. INDRAPURA


Kapasitas terpasang : 4,44 MW
Daya mampu
: 2,51 MW
Beban puncak
: 2,49 MW
Surplus
: 0,02 MW

SISTEM SUNGAI GUNTUNG


Kapasitas terpasang : 1,20 MW
Daya mampu
: 1,03 MW
Beban puncak
: 1,33 MW
Defisit
: -0,30 MW

SISTEM Psr.
Psr. PENGARAIAN
Kapasitas terpasang : 0,50 MW
Daya mampu
: 0,45 MW
Beban puncak
: 0,36 MW
Surplus
: 0,09 MW

SISTEM KUALA ENOK


Kapasitas terpasang : 2,20 MW
Daya mampu
: 0,52 MW
Beban puncak
: 0,85 MW
Defisit
: -0,33 MW

SISTEM AIR MOLEK


Kapasitas terpasang : 8,00 MW
Daya mampu
: 5,55 MW
Beban puncak
: 6,05 MW
Defisit
: -0,50 MW
SISTEM RENGAT
Kapasitas terpasang : 7,34 MW
Daya mampu
: 2,09 MW
Beban puncak
: 2,78 MW
Defisit
: -0,69 MW

SISTEM PULAU KIJANG/


KOTA BARU
Kapasitas terpasang : 0,99 MW
Daya mampu
: 0,71 MW
Beban puncak
: 0,98 MW
Defisit
: -0,2734MW

SISTEM SEBERIDA
Kapasitas terpasang : 3,22 MW
Daya mampu
: 1,38 MW
Beban puncak
: 1,84 MW
Defisit
: -0,46 MW

4.4.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.19
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

32

4.4.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk (termasuk Provinsi Kepulauan Riau) tahun
2008-2027 diperkirakan rata-rata 1,98% per tahun sedangkan pertumbuhan
ekonomi untuk periode yang sama diproyeksikan sebesar 6,2% per tahun,
sehingga berdasarkan asumsi tersebut permintaan energi listrik diperkirakan
tumbuh rata-rata sebesar 7,4% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Riau, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 283 MW (sekitar 16 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 2.012 kms
Gardu induk 1.380 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 26.650 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 400 kW
o PLT Angin 320 kW
o Gardu distribusi 1.720 unit (115.750 kVA) (termasuk Prov. Kepri)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.360 kms (termasuk Prov. Kepri)
o Jaringan Tegangan Rendah 4.490 kms (termasuk Prov. Kepri)
o PLTD 40 unit (14.000 kW).
Tabel 4.20
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Riau
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTD

HSD Rengat (sewa)


HSD Pasir Pangarayan (sewa)
MFO Tembilahan (sewa)
1 Riau (Bengkalis)
2 Riau (Selat Panjang)
Rengat
Riau
Tembilahan
Riau
Selat Panjang
JUMLAH
Total

Pendek
5
5
6

Jangka
Menengah/Panjang

Progress

MW
MW
MW
2
2
2
1
2
1

16,0 MW
283

x
x
x
x
x
x

10
7
7
100
7
100
5

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

1%
1%

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2014

PLN
PLN
PLN
Perpres 71
Perpres 71
IPP
PLN
IPP
PLN
PLN

267 MW
MW

33

Tabel 4.21
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Riau
NO.

DARI

1
2

Garuda Sakti
Rengat

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Garuda Sakti
Bangkinang
Garuda Sakti
Dumai
Teluk Kuantan
Dumai
Kulim/Pasir Putih
Kulim/Pasir Putih
Rengat
Pangkalan Kerinci

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

275
275

300
440
740
70
220
40
56
194
134
70
134
220
134
1.272

2,5

Payakumbuh
Garuda Sakti
JUMLAH 275 kV
Kulim/Pasir Putih
Pasir Pangaraian
New Garuda Sakti
KID Dumai/New Dumai
Rengat
Bagan Siapi-api
Perawang
Pangkalan Kerinci
Tembilahan
Rengat
JUMLAH 150 kV

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

COD
2010
2014
2009
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2012
2012
2012

Tabel 4.22
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Riau
NO.

LOKASI

1
2

Garuda Sakti
Rengat

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Kulim
Garuda Sakti Ext LB
Kandis
Kulim
Pasir Pangarayan
Bangkinang Ext LB
New Garuda Sakti
Garuda Sakti Ext LB
KID Dumai
Dumai Ext LB
Rengat
Teluk Kuantan Ext LB
Dumai
Bagan Batu
Perawang
Kulim Ext LB

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Pangkalan Kerinci
Pangkalan Kerinci Ext LB
Tembilahan
Rengat Ext LB
Bagan Siapi-api
Dumai Ext LB
Bangkinang
Duri
Kulim
New Garuda Sakti

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

COD

275/150
275/150
Jumlah 275/150 kV

IBT / New
IBT / New

500
250
750

2010
2014

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension

30
2 LB
10
30
30
2 LB
60
2 LB
30
2 LB
30
3 LB
60
20
30
4 LB

2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2012

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

30
2 LB
30
2 LB
30
2 LB
30
60
60
60
630

2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014

34

Tabel 4.23
Program Listrik Perdesaan Provinsi Riau
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.500

6.250

6.275

6.300

6.325

100

100

100

100

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

320/20.750

320/20.750

340/22.750

360/24.750

380/26.750

Pembangunan JTM (KMS)

800

800

820

940

1,000

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

820

820

900

920

1,030

*)

9/3.500

10/3.750

10/3.750

7/2.000

4/1.000

: Jaringan termasuk Prov. Kepri

4.4.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.067,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 426,6 juta, transmisi USD 305,5 juta,
gardu induk USD 125,2 juta dan program EBT USD 210,4 juta.
Tabel 4.24
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Riau
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)
Cat: jaringan termasuk Prov. Kepri

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

283
2.012
1.380

426,6
305,5
125,2

26.650
8
400
320
1.720
115.750
4.360
4.490
40
14.000

18,7
3,2
2,2
1,9
17,9
111,9
48,8
5,8
1.067,7

4.5 Provinsi Kepulauan Riau


4.5.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas beberapa sistem
terisolasi, seperti Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Uban,
Tanjung Batu, Belakang Padang, Ranai (Natuna) dan Dabo Singkep/Daek
Lingga.
35

Khusus untuk Pulau Batam, kelistrikannya dipasok oleh pembangkit PT PLN


Batam yang sebagian wilayahnya telah terinterkoneksi dengan jaringan
transmisi 150 kV dan untuk industri di kawasan Muka Kuning Industrial Park,
kebutuhan listriknya dipasok oleh PT Batamindo yang memiliki pembangkit
sendiri.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kepulauan Riau, 1
sistem (Sistem Dabo Singkep/Daek Lingga) berada dalam kondisi Normal,
4 sistem (Sistem Batam, Tanjung Uban, Belakang Padang dan Ranai
(Natuna)) dalam kondisi Siaga dan 3 sistem lainnya (Sistem Tanjung
Pinang, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Batu) berada dalam kondisi
Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kepulauan Riau baru mencapai 55,84%
(termasuk Provinsi Riau) dan rasio desa berlistrik sebesar 97,63% (termasuk
Provinsi Riau). Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 19.999
permintaan atau sebesar 51,1 MVA.
Gambar 4.5
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kepulauan Riau

SISTEM RANAI
Kapasitas terpasang : 4,57 MW
Daya mampu
: 2,95 MW
Beban puncak
: 2,77 MW
Surplus
: 0,18 MW
SISTEM Tj.
Tj. UBAN
Kapasitas terpasang : 5,46 MW
Daya mampu
: 4,35 MW
Beban puncak
: 4,05 MW
Surplus
: 0,30 MW
SISTEM BATAM
Kapasitas terpasang : 365,93 MW
Daya mampu
: 235,00 MW
Beban puncak
: 202,10 MW
Surplus
: 32,90 MW

SISTEM Tj.
Tj. BALAI KARIMUN
Kapasitas terpasang : 17,18 MW
Daya mampu
: 11,50 MW
Beban puncak
: 16,70 MW
Defisit
: -5,20 MW

SISTEM BELAKANG PADANG


Kapasitas terpasang : 1,52 MW
Daya mampu
: 1,23 MW
Beban puncak
: 1,17 MW
Surplus
: 0,06 MW

SISTEM Tj.
Tj. BATU
Kapasitas terpasang : 5,46 MW
Daya mampu
: 2,91 MW
Beban puncak
: 4,40 MW
Defisit
: -1,49 MW

SISTEM Tj.
Tj. PINANG
Kapasitas terpasang : 45,76 MW
Daya mampu
: 31,30 MW
Beban puncak
: 35,80 MW
Defisit
: -4,50 MW
SISTEM DABO SINGKEP/
DAEK LINGGA
Kapasitas terpasang : 3,75 MW
Daya mampu
: 2,25 MW
Beban puncak
: 2,09 MW
44MW
Surplus
: 0,16

4.5.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
36

sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.25
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

4.5.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk (termasuk Provinsi Riau) diperkirakan ratarata 1,98% per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang
sama diproyeksikan sebesar 6,2% per tahun, sehingga berdasarkan asumsi
tersebut permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar
7,4% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kepulauan
Riau, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun
2010-2014 sebagai berikut:

Pembangkit tenaga listrik sebesar 495 MW (sekitar 90 MW diharapkan


dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 165 kms
Gardu induk 570 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 25.150 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o Gardu distribusi 1.720 unit (115.750 kVA) (termasuk Prov. Riau)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.360 kms (termasuk Prov. Riau)
o Jaringan Tegangan Rendah 4.490 kms (termasuk Prov. Riau)

37

Tabel 4.26
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Riau
Rencana

Pendek

PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTD
PLTU
PLTU

HSD Tanjung Pinang (sewa)


HSD Selat Panjang (sewa)
HSD Tanjung Balai Karimun (sewa)
MFO Ranai (sewa)
(relokasi ex Lampung)
Removable Tanjung Pinang (sewa)
Tj. Balai Karimun
Tj. Batu
Tj. Balai Karimun
Dabo Singkep
Tj. Pinang
Tj. Balai Karimun

Batam:
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTMG
PLTGU
PLTGU
PLTU

Panaran 2
Panaran 1
Tj. Uncang
Tj. Uncang
Tj. Uncang
Tj. Uncang
Tj. Kasam

5
5
5
6
3
30
7

2 x

Progress

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Keterangan
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP

IPP
IPP
PLN Batam
PLN Batam
IPP
PLN Batam
IPP

2 x
2 x

4
6
6
15
10

MW
MW
MW
MW
MW

1
2
2
1
2

20
40
5,5
54
40
55

MW
MW
MW
MW
MW
MW

2010
2011
2011
2011
2012
2013
2014

74%

MW

90,0 MW
495

COD
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2012
2012
2014
2014
2014

2 x
2 x

22

JUMLAH
Total

Jangka
Menengah/Panjang

x
x
x
x
x

405 MW
MW

Tabel 4.27
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Riau
NO.
1
2
3
4
5

DARI
Tanjung Kasam
Tanjung Sauh
Pulau Ngenang
Tanjung Taluk
Sribintan

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150
150

6
10
12
60
70
158

Tanjung Sauh
Pulau Ngenang
Tanjung Taluk
Sribintan
Air Raja
JUMLAH

PROGRESS
(%)

COD
2010
2010
2010
2010
2010

Tabel 4.28
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kepulauan Riau
NO.
1
2
1
2
3
6
7
8
9
10
11
12
13

LOKASI
Muka Kuning
Nongsa
Tanjung Taluk/Lobam
Sribintan
Air Raja
Tanjung Uncang
Sei Baloi
Sei Baloi
Batu Besar
Sei Harapan
Tanjung Kasam
Tanjung Sengkuang
Rempang

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah

NEW/EXTENSION
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New
New

KAPASITAS
(MVA)
30
30
30
30
30
60
60
60
30
60
60
60
30
570

PROGRESS
(%)

COD
2009
2010
2010
2010
2010
2011
2012
2013
2012
2012
2012
2013
2014

38

Tabel 4.29
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kepulauan Riau
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.750

6.250

6.275

6.300

6.325

PLTS Terpusat 15 kW

PLT ANGIN (kW)

80

80

80

80

4.5.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 704,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 633,5 juta, transmisi USD 20,2 juta,
gardu induk USD 30,3 juta dan program EBT USD 20,8 juta.
Tabel 4.30
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kepulauan Riau
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

495
158
570

655,5
20,2
30,3

25.150
8
-

17,6
3,2
-

Masuk dalam rekap Prov. Riau

726,7

4.6 Provinsi Bengkulu


4.6.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Bengkulu bersama-sama dengan Provinsi Jambi
dan Provinsi Sumatera Selatan telah terinterkoneksi dengan baik melalui
jaringan transmisi 150 kV yang kesistemannya dikenal dengan Wilayah
Kesisteman Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB). Hampir seluruh
kebutuhan listrik (96%) di S2JB dipasok oleh P3B Sumatera melalui jaringan
transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan
(Sumbagsel) dan sisanya dipasok oleh pembangkit-pembangkit dalam
sistem-sistem terisolasi. Sistem-sistem terisolasi di Provinsi Bengkulu antara
lain: Sistem Muko-Muko, Manna dan Kaur.
39

Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Bengkulu, 2 sistem


(Sistem Muko-Muko dan Kaur) berada dalam kondisi Normal dan 2 sistem
lainnya (Sistem Sumbagsel dan Manna) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Bengkulu baru mencapai 51,46% dan
rasio desa berlistrik sebesar 92,21%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 13.964 permintaan atau sebesar 16,8 MVA.
Gambar 4.6
Kondisi Kelistrikan Provinsi Bengkulu

SISTEM MUKOMUKO-MUKO
Kapasitas terpasang : 3,12 MW
Daya mampu
: 2,10 MW
Beban puncak
: 1,02 MW
Surplus
: 1,08 MW

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu
: 1.597,70 MW
Beban puncak
: 1.704,70 MW
Defisit
:
-107,00 MW

SISTEM ISOLATED SWASTA


(Kaur)
Kaur)
Kapasitas terpasang : 3,90 MW
Daya mampu
: 3,60 MW
Beban puncak
: 3,50 MW
Surplus
: 0,10 MW

SISTEM MANNA
Kapasitas terpasang : 5,83 MW
Daya mampu
: 1,70 MW
Beban puncak
: 1,96 MW
Defisit
: -0,26 MW

4.6.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.

40

Tabel 4.31
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

4.6.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Wilayah S2JB diperkirakan rata-rata 1,2%
per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama
diproyeksikan sebesar 5,7% per tahun, berdasarkan asumsi tersebut
permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 8,2% per
tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bengkulu, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 156 MW
Transmisi tenaga listrik 360 kms
Gardu induk 210 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 53.275 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.100 kW
o Gardu distribusi 1.920 unit (89.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.820 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.770 kms
Tabel 4.32
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Bengkulu
Rencana
PLTM
PLTM
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA

Pendek

Jangka
Menengah/Panjang

Manna
Lebong
Hululais
Hululais
Simpang Aur
Simpang Aur
JUMLAH
Total

2
4
1
1
2
2
- MW
156

x
x
x
x
x
x

2
3
55
55
6
9

MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

2011
2011
2013
2014
2014
2014

IPP
IPP
PLN
PLN
IPP
IPP

156 MW
MW

41

Tabel 4.33
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Bengkulu
NO.
1
2
3
4
5
6

DARI

KE

Pagar Alam
Kambang
Pekalongan/Curup
PLTP Hulu Lais
PLTA Simpang Aur 1
PLTA Simpang Aur 2

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150
150
150

48
123
45
120
12
12
360

Manna
Mukomuko
Pulo Baai
Pekalongan
Musi
PLTA Simpang Aur 1
JUMLAH

PROGRESS
(%)

COD
2009
2010
2010
2013
2014
2014

Tabel 4.34
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Bengkulu
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20

Extension
New
New
New
Extension
Extension
New
Extension

60
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
60

Simpang Tiga
Manna
Mukomuko
Pulo Baai
Pekalongan Ext LB
Pekalongan
PLTP Hulu Lais
Simpang Tiga

Jumlah

PROGRESS
(%)
15

COD
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2012
2014

210

Tabel 4.35
Program Listrik Perdesaan Provinsi Bengkulu
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

3.000

12.500

12.550

12.600

12.625

250

250

250

250

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

100

360/16.750

380/17.750

Pembangunan JTM (KMS)

360/16.750
1.300

1.300

1.320

400/18.750
1.400

420/19.750
1.500

Pembangunan JTR (KMS)

950

950

1.150

1.320

1.400

4.6.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 618,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 248,4 juta, transmisi USD 99,8 juta,
gardu induk USD 21,8 juta dan program EBT USD 248,4 juta.

42

Tabel 4.36
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Bengkulu
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

156
360
210

248,4
99,8
21,8

53.275
8
1.100
1.920
89.750
6.820
5.770
-

37,3
3,2
5,8
19,8
138,0
44,3
618,5

4.7 Provinsi Jambi


4.7.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Jambi bersama-sama dengan Provinsi Bengkulu
dan Provinsi Sumatera Selatan telah terinterkoneksi dengan baik melalui
jaringan transmisi 150 kV yang kesistemannya dikenal dengan Wilayah
Kesisteman Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB). Hampir seluruh
kebutuhan listrik (96%) di S2JB dipasok oleh P3B Sumatera melalui jaringan
transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan
(Sumbagsel) dan sisanya dipasok oleh pembangkit-pembangkit dalam
sistem-sistem terisolasi. Sistem-sistem terisolasi di Provinsi Jambi antara
lain: Sistem Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur dan Sarolangun.
Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Jambi, 2 sistem
(Sistem Tanjung Jabung Timur dan Sarolangun) berada dalam kondisi
Siaga dan 2 sistem lainnya (Sistem Sumbagsel dan Muara Sabak) berada
dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jambi baru mencapai 51,41% dan rasio
desa berlistrik sebesar 99,43%. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai
31.371 permintaan atau sebesar 92,3 MVA.

43

Gambar 4.7
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jambi

SISTEM MUARA SABAK


Kapasitas terpasang : 0,40 MW
Daya mampu
: 0,38 MW
Beban puncak
: 0,42 MW
Defisit
: -0,04 MW

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu
: 1.597,70 MW
Beban puncak
: 1.704,70 MW
Defisit
:
-107,00 MW

SISTEM ISOLATED SWASTA


(Tanjung Jabung Timur)
Timur)
Kapasitas terpasang : 7,20 MW
Daya mampu
: 6,10 MW
Beban puncak
: 6,00 MW
Surplus
: 0,10 MW
SISTEM SAROLANGUN
Kapasitas terpasang : 3,00 MW
Daya mampu
: 2,40 MW
Beban puncak
: 2,13 MW
Surplus
: 0,27 MW

4.7.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.37
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

44

4.7.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Wilayah S2JB diperkirakan rata-rata 1,2%
per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama
diproyeksikan sebesar 5,7% per tahun, berdasarkan asumsi tersebut
permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 8,2% per
tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jambi, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 124 MW (sekitar 14 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.265 kms
Gardu induk 900 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 53.375 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.150 kW
o Gardu distribusi 1.820 unit (84.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 5.710 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 7.410 kms.
Tabel 4.38
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Jambi
Rencana
PLTU
PLTP
PLTP

Pendek

Sarolangun
Sungai Penuh
Sungai Penuh

2 x

Jangka
Menengah/Panjang

MW
1 x
1 x

JUMLAH
Total

14,0 MW
124

55
55

Progress

COD

Keterangan

10,00%

Des 2009
2013
2014

IPP
PLN
PLN

MW
MW

110 MW
MW

Tabel 4.39
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Jambi
NO.

DARI

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)
380
420
800
65
380
20
465

1
2

Betung
Aur Duri

Aur Duri
Rengat

275
275

3
4
5

Sarolangun
Betung
PLTP Sungai Penuh

JUMLAH 275 kV
Bangko
Aur Duri
Sungai Penuh
JUMLAH 150 kV

150
150
150

PROGRESS
(%)

COD
2014
2014

66

2010
2011
2011

45

Tabel 4.40
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Jambi
NO.

RASIO TRAFO
(kV)

LOKASI

1
2
3

Bangko
Muara Bungo
Aur Duri

Aur Duri

5
6
7
8
9

Sarolangun
Bangko Ext LB
Aur Duri Ext LB
Payo Selincah
Muara Bungo

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

COD

275/150
275/150
275/150
Jumlah 275/150 kV

IBT / New
IBT / New
IBT / New

250
250
250
750

2009
2009
2014

150/20

Extension

30

2009

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

New
Extension
Extension
Extension
Extension

30
1 LB
2 LB
60
30
150

2010
2010
2011
2013
2013

Tabel 4.41
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jambi
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

3.050

12.500

12.575

12.600

12.650

100

250

250

250

300

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)
Pem. Gardu Distribusi
(Unit/kVA)

340/15.750

340/15.750

360/16.750

380/17.750

400/18.750

Pembangunan JTM (KMS)

1.000

1.000

1.100

1.250

1.360

Pembangunan JTR (KMS)

1.450

1.450

1.460

1.500

1.550

4.7.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 740,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 194,4 juta, transmisi USD 221,8 juta,
gardu induk USD 75,1 juta dan program EBT USD 248,9 juta.
Tabel 4.42
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi Provinsi Jambi
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

124
1.265
900
53.375
8
1.150
1.820
84.750
5.710
7.410
-

194,4
221,8
75,1
37,3
3,2
6,1
19,8
98,3
84,2
740,2

46

4.8 Provinsi Sumatera Selatan


4.8.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Sumatera Selatan bersama-sama dengan
Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi telah terinterkoneksi dengan baik
melalui jaringan transmisi 150 kV yang kesistemannya dikenal dengan
Wilayah Kesisteman Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB). Hampir
seluruh kebutuhan listrik (96%) di S2JB dipasok oleh P3B Sumatera melalui
jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian
Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok oleh pembangkit-pembangkit
dalam sistem-sistem terisolasi.
Sistem Sumbagsel berada dalam kondisi Defisit
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sumatera Selatan baru mencapai 50,30%
dan rasio desa berlistrik sebesar 96,40%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 54.845 permintaan atau sebesar 62,3 MVA.
Gambar 4.8
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sumatera Selatan

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu
: 1.597,70 MW
Beban puncak
: 1.704,70 MW
Defisit
:
-107,00 MW

4.8.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
47

sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.43
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

4.8.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Wilayah S2JB diperkirakan rata-rata 1,2%
per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama
diproyeksikan sebesar 5,7% per tahun, berdasarkan asumsi tersebut
permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 8,2% per
tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera
Selatan, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 1.474 MW (sekitar 139,5 MW
diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 713 kms
Gardu induk 2.100 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 54.300 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.150 kW
o Gardu distribusi 2.120 unit (99.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 8.310 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 8.330 kms.

48

Tabel 4.44
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Selatan
Rencana
PLTG
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTG
PLTP
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTU

Talang Dukuh
Keramasan (sewa)
Borang
Keramasan
Talang Duku
Musi Rawas
Simpang Belimbing
Gunung Megang, ST Cycle
Keramasan (sewa)
Lumut Balai
Sumsel - 2 (Keban Agung)
Banjarsari
Lumut Balai
Rantau Dadap
Sumsel 2 Mulut Tambang
JUMLAH
Total

Pendek

Jangka
Menengah/Panjang

20 MW
100 MW
19,5

50,00%
50,00%
86
2 x
6
2 x
7
2 x 113,5
30
-100
2 x 55
2 x 112,5
200
2 x 55
2 x 110
200

139,5 MW
1.474

Progress

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

10,00%

COD

Keterangan

Des 2009
2009
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

1.334 MW
MW

Tabel 4.45
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Selatan
NO.

DARI

PLTU Sumsel-5 (B.Lencir)

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Tanjung Api api


Lahat
Betung
Talang Kelapa
Mariana
Jaka Baring
PLTP Lumut Balai
PLTP Lumut Balai
PLTU Sumsel-4 (S. Belimbing)
PLTU Sumsel-1 (Banjarsari)
Baturaja
PLTU Sumsel-2 (Baturaja)
Lubuk Linggau

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

275

2
2
70
47
35
55
45
1
50
50
190
1
62
40
65
711

Incomer 2 PI
JUMLAH 275 kV
Borang
Pagar Alam
Sekayu
Betung
Kayu Agung
Incomer ( Keramasan - Mariana)
Lahat
PLTP Rantau Dadap
Lahat
Incomer (PLTU S.Belimbing - Lahat)
Muara Dua
Baturaja
Muara Rupit
JUMLAH 150 kV

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

PROGRESS
(%)

COD
2014
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2013
2014
2011
2011
2012
2012
2013

Tabel 4.46
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sumatera Selatan
NO.

LOKASI

1
2
3
4

Lahat
Lubuk Linggau
Betung
PLTU Sumsel-5 (Bayung Lencir)

5
6
7
8
9

Borang
Betung
Gumawang
Tanjung Api-api
Borang Ext LB

RASIO TRAFO
(kV)
275/150
275/150
275/150
275/150
Jumlah 275/150 kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

NEW/EXTENSION
IBT / New
IBT / New
IBT / New
IBT / New
Extension
Extension
Extension
New
Extension

KAPASITAS
(MVA)
500
250
500
250
1.500
30
30
30
30
2 LB

PROGRESS
(%)

COD
2009
2009
2014
2014

100
100

2009
2009
2009
2009
2009

49

NO.

LOKASI

10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41

Pagar Alam Ext LB


Lahat Ext LB
Gunung Megang
Prabumulih
Jakabaring
Kayu Agung
Gumawang Ext LB
Sekayu
Betung Ext LB
Kambang Ext LB
Betung Ext LB
PLTU Sumsel-1
Lahat
Muara Dua
PLTU Sumsel-1
Lahat Ext LB
PLTU Sp Belimbing
PLTU Banjarsari
PLTP Lumut Balai
Baturaja Ext LB
Betung
PLTU New Sumsel - 1
Lahat
PLTU Baturaja
Baturaja Ext LB
Gumawang Ext LB
Sungai Lilin
Talang Kelapa
Pagar Alam
Muara Rupit
Lubuk Linggau Ext LB
Baturaja

42

Bukit Siguntang

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV
70/20
Jumlah 70/20 kV

NEW/EXTENSION
Extension
Extension
Extension
Extension
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
New
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension

KAPASITAS
(MVA)
3 LB
1 LB
2 LB
60
30
30
1 LB
30
1 LB
1 LB
2 LB
4 LB
30
30
30
2 LB
2 LB
4 LB
2 LB
1 LB

PROGRESS
(%)

COD
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014

100

2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
1 LB
30
60
30
30
1 LB
60
570
30
30

2009

Tabel 4.47
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sumatera Selatan
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

2.900

13.000

12.750

12.800

12.850

100

350

350

350

350

400/18.750

400/18.750

420/19.750

Pembangunan JTM (KMS)

1.500

1.500

1.610

1.800

1.900

Pembangunan JTR (KMS)

1.600

1.600

1600

1.680

1.850

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

440/20.750

460/21.750

4.8.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 2.924,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 2.405,2 juta, transmisi USD 117,6 juta,
gardu induk USD 144,9 juta dan program EBT USD 256,4 juta.
50

Tabel 4.48
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sumatera Selatan
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

1.474
713
2.100
54.300
8
1.500
2.120
99.750
8.310
8.330
-

2.405,2
117,6
144,9
38,0
3,2
8,0
20,2
111,7
75,4
2.924,1

4.9 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


4.9.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Bangka, Belitung, Mentok, Toboali,
Koba, Padang dan Nasik.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, 7 sistem (Sistem Belitung, Padang, Nasik, Seliu, Toboali, Mentok
dan Koba) berada dalam kondisi Siaga dan 1 sistem lainnya (Sistem
Merawang/Bangka) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru
mencapai 72,88% dan rasio desa berlistrik sebesar 99,69%.

51

Gambar 4.9
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

SISTEM MERAWANG (BANGKA)


Kapasitas terpasang : 57,09 MW
Daya mampu
: 37,70 MW
Beban puncak
: 49,63 MW
Defisit
: -11,93 MW

SISTEM PADANG
Kapasitas terpasang : 7,74 MW
Daya mampu
: 4,40 MW
Beban puncak
: 3,78 MW
Surplus
: 0,06 MW

SISTEM KOBA
Kapasitas terpasang : 4,59 MW
Daya mampu
: 2,34 MW
Beban puncak
: 2,25 MW
Surplus
: 0,09 MW

SISTEM BELITUNG
Kapasitas terpasang : 37,20 MW
Daya mampu
: 24,20 MW
Beban puncak
: 18,99 MW
Surplus
: 5,21 MW

SISTEM MENTOK
Kapasitas terpasang : 7,78 MW
Daya mampu
: 4,20 MW
Beban puncak
: 3,40 MW
Surplus
: 0,80 MW

SISTEM TOBOALI
Kapasitas terpasang : 5,54 MW
Daya mampu
: 3,41 MW
Beban puncak
: 3,15 MW
Surplus
: 0,26 MW

SISTEM NASIK
Kapasitas terpasang : 0,25 MW
Daya mampu
: 0,20 MW
Beban puncak
: 0,12 MW
Surplus
: 0,08 MW

SISTEM SELIU
Kapasitas terpasang : 0,15 MW
Daya mampu
: 0,09 MW
Beban puncak
: 0,05 MW
Surplus
: 0,04 MW

4.9.2 Neraca Daya


Neraca daya Provinsi Bangka Belitung pada tahun 2010 memberikan
cadangan daya yang cukup hingga tahun 2014.
Tabel 4.49
Neraca Daya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

266

280

294

310

326

Komersial

GWH

34

35

35

36

37

Publik

GWH

27

31

35

41

46

Industri

GWH

31

33

35

37

39

GWH

358

378

400

424

449

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

7,3

5,7

5,8

5,9

5,9

Susut & Losses (T&D)

9,8

9,7

9,6

9,5

9,4

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

11,8

11,7

11,6

11,5

11,4

Total Susut & Losses


Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

74

78

82

87

92

47

110

169

164

183

Daya Tambahan

MW

64

63

24

60

Cadangan Daya

MW

37

95

87

101

151

52

4.9.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
diperkirakan rata-rata 1% per tahun dan pertumbuhan ekonomi rata-rata
7,5% per tahun, sehingga berdasarkan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 5,8%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kepulauan
Bangka
Belitung,
telah
direncanakan
tambahan
infrastruktur
ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 211 MW (sekitar 64 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 606 kms
Gardu induk 210 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.650 unit
o PLTS terpusat 15 kW 5 unit
o PLT Angin 320 kW
o Gardu distribusi 1.140 unit (62.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.620 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.840 kms
o PLTD 13 unit (3.250 kW)
Tabel 4.50
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Rencana
PLTU
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU

Cangkang-Belitung
HSD Pangkal Pinang (sewa)
HSD Toboali (sewa)
3 Babel (Air Anyer)
Cangkang-Belitung
Cangkang-Bangka
3 Babel (Air Anyer)
4 Babel (Belitung)
New Bangka 3
Bangka (Kemitraan)
Bangka
JUMLAH
Total

Pendek
7
10
5
30
7
5

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW

48%

2 x

2 x
64,0 MW
211

Progress

30
16,5
14
10
30

MW
MW
MW
MW
MW

48%
7%

COD

Keterangan

2009
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2013
2013
2014

IPP
PLN
PLN
Perpres 71
IPP
IPP
Perpres 71
Perpres 71
IPP
IPP
IPP

147 MW
MW

53

Tabel 4.51
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
NO.

DARI

1
2
3
4

Air Anyir
Air Anyir
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang

Suge

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150

44
112
200
200
556
50
50

Pangkal Pinang
Sungai Liat
Kelapa
Air Gegas
JUMLAH 150 kV
Tanjung Pandan/Dukong
JUMLAH 70 kV

70

PROGRESS
(%)
67,5

COD
2009
2009
2010
2010
2009

Tabel 4.52
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

PLTU Air Anyer


Pangkal Pinang
Sungai Liat
Kelapa
Air Gegas
Pangkal Pinang
PLTU Suge
Tanjung Pandan

NEW/EXTENSION

Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
Jumlah

New
New
New
New
New
Extension
New
New

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

2 LB
60
30
30
30
30
2 LB
30
210

COD
2009
2009
2009
2010
2010
2012
2009
2009

Tabel 4.53
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.750

7.750

7.800

7.850

7.500

PLTS Terpusat 15 kW

PLT Angin(kW)

80

80

80

80

220/12.000

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

240/13.000

260/14.000

Pembangunan JTM (KMS)

210/11.500
700

650

700

750

820

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

650

700

740

860

890

1/250

210/11.500

6/1.500

4/1.000

2/500

4.9.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 555,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 384,7 juta, transmisi USD 18,5 juta,
gardu induk USD 7,5 juta dan program EBT USD 144,8 juta.

54

Tabel 4.54
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

211
606
210
32.650
5
320
1.140
62.000
3.620
3.840
13
3.250

384,7
18,5
7,5
22,8
0,2
1,9
11,3
75,7
30,9
1,9
555,5

4.10 Provinsi Lampung


4.10.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Lampung hampir seluruh (99%) dipasok
oleh P3B Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem
Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok
pembangkit terisolasi yang tersebar di seluruh Provinsi Lampung seperti:
Sistem Bengkunat, Simpang Pematang, Pulau Sabesi, Krui, Pugung Tampak
dan Wiralaga
Dari 7 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Lampung, 4 sistem
(Sistem Bengkunat, Pulau Sabesi, Pugung Tampak dan Wiralaga) berada
dalam kondisi Siaga dan 3 sistem lainnya (Sistem Sumbagsel, Krui dan
Simpang Pematang) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Lampung baru mencapai 48,82% dan
rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 76.025 permintaan atau sebesar 88,3 MVA.

55

Gambar 4.10
Kondisi Kelistrikan Provinsi Lampung

SISTEM WIRALAGA
Kapasitas terpasang : 0,98 MW
Daya mampu
: 0,37 MW
Beban puncak
: 0,29 MW
Surplus
: 0,08 MW
SISTEM PUGUNG TAMPAK
Kapasitas terpasang : 0,57 MW
Daya mampu
: 0,34 MW
Beban puncak
: 0,33 MW
Surplus
: 0,01 MW

SISTEM BENGKUNAT
Kapasitas terpasang : 0,24 MW
Daya mampu
: 0,16 MW
Beban puncak
: 0,13 MW
Surplus
: 0,03 MW

SISTEM KRUI
Daya mampu
: 2,04 MW
Beban puncak
: 2,20 MW
Defisit
: -0,16 MW

SISTEM SIMPANG PEMATANG


Daya mampu
Beban puncak
Defisit

: 0,16 MW
: 0,25 MW
: -0,09 MW

SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu
: 1.597,70 MW
Beban puncak
: 1.704,70 MW
Defisit
:
-107,00 MW
SISTEM PULAU SABESI
Kapasitas terpasang : 0,090 MW
Daya mampu
: 0,075 MW
Beban puncak
: 0,049 MW
Surplus
: 0,026 MW

4.10.2 Neraca Daya


Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.55
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Aceh

GWH

1.378

1.546

1.733

1.942

2.176

Sumatera Utara

GWH

7.008

7.543

8.124

8.756

9.441

Riau

GWH

2.412

2.614

2.831

3.062

3.306

Sumbar

GWH

2.332

2.510

2.698

2.897

3.108

S2JB

GWH

3.305

3.535

3.783

4.053

4.347

Lampung

GWH

1.935

2.083

2.249

2.437

2.649

Total Kebutuhan

GWH

18.371

19.830

21.419

23.147

25.026

Pertumbuhan
Susut & Losses (T&D)
Susut Pemakaian Sendiri

7,6

7,9

8,0

8,1

8,1

11,3

11,2

11,1

11,0

10,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

3.832

4.133

4.460

4.816

5.202

MW

2.729
643

3.318
1.476

4.728
664

5.297
1.552

6.743
1.764

MW

-460

661

931

2.033

3.305

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

Daya Tambahan
Cadangan Daya

56

4.10.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk diperkirakan sebesar 0,9% per tahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2% per tahun, sehingga dengan asumsi
tersebut permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar
10,3% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Lampung, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 664 MW
Transmisi tenaga listrik 1.056 kms
Gardu induk 650 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.500 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.650 kW
o Gardu distribusi 1.540 unit (78.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 7.000 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.290 kms.
Tabel 4.56
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Lampung
Rencana
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

Pendek

Jangka
Menengah/Panjang

Ulubelu #1
Lampung (Tarahan)
Kalianda
Lampung Tengah
Ulubelu #2
Rajabasa
Ulubelu #3
Rajabasa
Ulubelu #4
JUMLAH
Total

1
2
2
2
1
1
1
1
1

x
x
x
x
x
x
x
x
x

55
100
6
6
55
110
55
110
55

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

34%

COD

Keterangan

2011
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2014
2014

PLN
Perpres 71
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP

664 MW
664

MW

57

Tabel 4.57
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Lampung
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

DARI

KE

Sribawono
Bukit Kemuning
PLTU Tarahan Baru
Pagelaran
Liwa
Gumawang
PLTP Ulu Belu
Menggala
Natar
PLTP Rajabasa
PLTP Ulubelu 3 dan 4
Teluk Betung
Kalianda
PLTP Wai Ratai

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

140
74
1
80
200
91
40
120
60
40
20
60
90
40
1.056

96,2

Seputih Banyak
Kotabumi (Uprating dari 1 x 240 mm2)
Incomer (New Tarahan - Kalianda)
Kota Agung
Incomer (B.Kemuning - Besai)
Menggala
pi Incomer (Pagelaran-Batutegi)
Seputih Banyak
Gedong Tataan
Kalianda
PLTP Ulubelu 1 dan 2
Teluk Ratai
Bakauheni
Teluk Ratai
JUMLAH

100
51,75

COD
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014

Tabel 4.58
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Lampung
NO.

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Teluk Betung
Sutami
Seputih Banyak
Sribawono Ext LB
Adijaya
PLTU Tarahan Baru (Perpres)
Kotabumi
Kota Agung
Pagelaran Ext LB
Liwa
Menggala
Adijaya

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension

60
30
60
2 LB
2 LB
4 LB
60
30
2 LB
30
3 LB
30

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Ulu Belu
Seputih Banyak
New Tarahan
Gedong Tataan
Natar Ext LB
Kalianda
PLTP Rajabasa
Bukit Kemuning
Metro
Tegineneng
Teluk Ratai
Teluk Betung Ext LB
Menggala
Sukarame
Bakauheni / Ketapang
Kalianda
Teluk Ratai
PLTP Wai Ratai

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Pembangkit
Jumlah

New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
New

20
2 LB
60
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
60
30
2 LB
30
30
30
2 LB
2 LB
2 LB
650

PROGRESS
(%)

97.25
100
100

100

83.38

COD
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014

58

Tabel 4.59
Program Listrik Perdesaan Provinsi Lampung
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

3.200

13.500

13.550

13.600

13.650

350

400

400

400

80

80

80

80

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

100

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

290/14.750

290/14.750

300/15.250

320/16.250

340/7.250

Pembangunan JTM (KMS)

1.300

1.300

1.350

1.480

1.570

Pembangunan JTR (KMS)

1.150

1.150

1.250

1.320

1.420

4.10.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.773,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 1.342,4 juta, transmisi USD 111,1 juta,
gardu induk USD 52,6 juta dan program EBT USD 267,4 juta.
Tabel 4.60
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Lampung
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

664
1.056
650
57.500
8
1.650
320
1.540
78.250
7.000
6.290
-

1.342,4
111,1
52,6
40,2
3,2
8,8
1,9
21,3
144,1
47,9
1.773,5

59

4.11 Provinsi Banten


4.11.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Provinsi Banten adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi Provinsi Banten selain dari sistem transmisi 500 kV
dan 150 kV adalah PLTU Suralaya, PLTU/PLTGU Muara Tawar.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Banten mencapai 63,90% dan rasio desa
berlistrik sebesar 99,33%. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 40.340
permintaan atau sebesar 304,9 MVA.
Gambar 4.11
Kondisi Kelistrikan Provinsi Banten

SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu
: 17.453 MW
Beban puncak
: 17.234 MW
Surplus
:
219 MW

Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.11.2 Neraca Daya


Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.

60

Tabel 4.61
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah tangga

GWh

53.778

60.565

68.257

76.964

86.814

Publik

GWh

7.980

8.900

9.926

11.070

12.345

Komersial

GWh

24.615

27.689

31.081

34.824

38.951

Industri

GWh

47.484

49.337

51.208

53.101

55.018

GWh

146.491
9,4

160.471
9,5

175.958
9,7

193.129
9,8
8,9

Total Kebutuhan

133.856
9,3

Susut & Losses (T&D)

9,3

9,2

9,1

9,0

Susut Pemakaian Sendiri

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Pertumbuhan

Total Susut & Losses


Beban Puncak

MW

23.084

25.240

27.624

30.264

33.188

Daya Terpasang

MW

19.257

26.484

21.858

18.804

16.687

Daya Tambahan

MW

4.311

4.219

3.383

2.630

4.882

Cadangan Daya

MW

484

5.463

-2.383

-8.830

-11.619

4.11.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Banten, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 2.280 MW (sekitar 925 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 1.710 kms (termasuk Provinsi DKI Jakarta).
Gardu induk 15.244 MVA (termasuk Provinsi DKI Jakarta).
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 39.225 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit.
o PLTMH 307 kW.
o Gardu distribusi 1.640 unit (80.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.890 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.360 kms.

61

Tabel 4.62
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Banten
Rencana
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP

2 Banten (Labuan)
2 Banten (Labuan)
1 Banten (Suralaya)
3 Banten (Teluk Naga/Lontar)
Rawa Dano
JUMLAH
Total

Pendek

1 x

Jangka
Menengah/Panjang

Progress

COD

Keterangan

99%
99%
88%
60%

2009
2010
2010
2011
2014

Perpres 71
Perpres 71
Perpres 71
Perpres 71
IPP

300 MW
300 MW
625 MW
3 x
1 x

1.225,0 MW
2.280

315 MW
110 MW

1.055 MW
MW

Tabel 4.63
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Banten dan DKI Jakarta
NO.

DARI

1
2
3
4
5
6

Balaraja
Suralaya New
Balaraja
Durikosambi (GIS)
Balaraja
Lengkong

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

Balaraja New
Durikosambi
Taman Rasuna/Pancoran (GIS)
Curug/Lippo Karawaci
Labuan PLTU
Labuan PLTU
Menes II
Saketi II
Senayan Baru
Angke
Gandul
Cawang
New Tangerang
Gandul
Cikupa
Kelapa Gading
Pondok Indah (UGC)
Bogor Baru
Cibinong
Antasari/CSW II/Kenvil
Lautan Stell
Gandaria 150
Gandaria 150 (GIS)
Lengkong
Bintaro II
Semanggi Barat (Box)
Gedung Pola
Duren Tiga
New Senayan
Tanah Tinggi (GIS)
Jatiwaringin
Rangkasbitung II
Kedung Badak II
Ciawi Baru
Muaratawar
Bogor baru
Malingping
Mangga Besar II/G.Sahari
Millenium
Muarakarang II/Kapuk
Cakung TownShip
Muarakarang

KE
Inc.(Slya-Gdl)
Suralaya Old
Suralaya Baru
Kembangan
Kembangan
Inc. (Blrja-Gndul)
JUMLAH 500 kV
Balaraja
Petukangan
Duren Tiga
Inc. (Cldug-Ckupa)
Saketi II
Menes II
Asahimas
Rangkasbitung II
Kembangan
Ancol
Serpong
Duren Tiga
Cengkareng
Petukangan
Balaraja
Incomer (Pgsan-Plpng)
Gandul
Sentul
Sentul
(Drtga/Kemang-Kenvil)
Inc. (Blrja-Citra)
Cibinong
Cibinong
Serpong
Bintaro
Semanggi Timur (Box)
Manggarai
Kemang
Senayan
Inc. (Gmblm-Plmas)
Inc. (Pdklp-Jtngn)
Kopo
Depok III
Cibadak Baru II
Inc. (Bkasi-Kdsapi)
Cianjur
Saketi II
Kemayoran
Inc. (Lautan-Citra)
Inc (Mkrang-Dksbi)
Inc. (Kdspi-Bekasi)
Angke

TEGANGAN
(kV)
500
500
500
500
500
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

PANJANG
(kms)
2
3
80
6
80
2
173
20
52
9
4
46
20
110
59
22
10
40
10
14
28
23
2
14
20
18
10
4
24
24
40
14
1
4
6
6
4
24
34
46
52
40
91
80
16
6
10
10
11

PROGRESS
(%)

COD

96,2
100

2009
2010
2011
2012
2012
2013

100
51,52
100
100

2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012

100

79,35

73,62

62

NO.
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72

DARI

KE

Semanggi Barat (Box)


Durikosambi II/Daanmogot
Semanggi Barat (GIS)
Jatirangon II/Cibubur
Cileungsi II/Jonggol
Asahimas II
Bogor II
Lembursitu Baru
Cimanggis II/Kota Kembang
Pelabuhan Ratu II
Bogor Kota (IPB)
Cilegon Baru II
Lengkong New
Petukangan
Bintaro
Cibadak Baru II
Bayah
Ciledug II/Alam sutra
Kemayoran II
Karet New
Depok II (GIS)
Bekasi II
Kracak Baru
PLTP Rawa Dano

Karet
Inc.(Dksbi-Mkrng)
Inc.(Mpang_Karetlm)
Cileungsi II
Cibinong
Asahimas
Bogor Baru
Cianjur
Inc. (Cmgis-Depok III)
Ubrug 150
Kedung Badak
Cilegon Baru
Lengkong
Bintaro
Serpong
Inc. (Cbdru-Jbstn)
Pelabuhan Ratu
Inc.(Cldug-Cikupa)
Inc. (Priok-Plpng)
Karet
Depok III
Inc (Bkasi-Ksbru)
Kedung Badak
Inc. (Menes - Asahimas)
JUMLAH 150 kV

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

PROGRESS
(%)

8
4
5
10
30
10
10
64
10
50
10
10
10
18
18
20
70
10
10
10
12
10
20
30
1.537

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

Tabel 4.64
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Banten dan DKI Jakarta
NO.

LOKASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Gandul
Balaraja
Kembangan
Cawang
Gandul
Cilegon
Muaratawar
Balaraja
Depok III/Rawadenok
Cawang (GIS)
Durikosambi
Kembangan
Lengkong

14

Karet Lama

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Plumpang
Teluk Naga
Senayan Baru (GIS)
Muarakarang
Balaraja New
Citrahabitat
Pasar Kemis
Curug/Lippo Karawaci
Gandul
Kemayoran
Lengkong
Taman Rasuna Said (GIS)
Puncak Ardi Mulya

RASIO TRAFO
(kV)
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
JUMLAH 500/150 kV
150/70
JUMLAH 150/70 kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

KAPASITAS
(MVA)
500
500
166
166
166
166
500
500
500
500
1.000
500
5.164
100
100
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
120
60

PROGRESS
(%)

COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2010

65,07
99,74
45

2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
63

NO.
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82

LOKASI
Menes II
Cimanggis
Jatake
Miniatur
MuaraKarang
Kelapa Gading (GIS)
Pondok Indah (GIS)
Bogor Baru
Kopo
Saketi II
Cikande
Semen Cibinong
Cibinong
Puncak Ardi Mulya
Gandaria 150 (GIS)
New Senayan
Tanah Tinggi (GIS)
Taman Rasuna Said (GIS)
Bintaro II (GIS)
Antasari/CSW II (GIS)
Lippo Curug
Lautan Steel
Ciledug
Durentiga (GIS)
Kebonsirih (GIS)
Legok
Danayasa (GIS)
Durikosambi
Tangerang Baru
Cipinang (GIS)
Kandangsapi (GIS)
Manggabesar
Lengkong Ext
Balaraja
Gedung Pola
Manggarai
Dukuh Atas
Ketapang
Mangga Besar
Kebon Sirih
Gambir Lama
Duren Tiga
Kemang
Senayan
Jatiwaringin
Balaraja New
Kedung Badak II
Rangkasbitung II
Cibadak Baru
Serang
Ciawi Baru
Sentul
Cibinong
Malingping
Cilegon Lama

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

KAPASITAS
(MVA)
120
60
60
60
60
60
120
60
60
120
60
60
60
60
180
120
120
60
120
120
60
180
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
60
60
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
60
120
120
60
60
120
60
60
60
60

PROGRESS
(%)
57,64

89,7

89,99

100
100
100
100
20
0
0

86

15
99,95

COD
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
64

NO.
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131

RASIO TRAFO
(kV)
Mangga Besar II GIS/Gunung Sahari
150/20
Muarakarang II/Kapuk (PIK)
150/20
Millenium
150/20
Abadi GunaPapan
150/20
Grogol (GIS)
150/20
Durikosambi II (GIS)/Daanmogot
150/20
Semanggi Barat (GIS)
150/20
Cakung Township
150/20
Citrahabitat
150/20
Jatirangon II/Cibubur
150/20
Bogor Kota (GIS)
150/20
Asahimas II
150/20
Bogor II
150/20
Cileungsi II/Jonggol
150/20
Cimanggis II/Kotakembang
150/20
Lembursitu Baru
150/20
Depok III/Rawadenok
150/20
Pelabuhan Ratu II
150/20
Ciawi Baru
150/20
Puncak Ardi Mulya
150/20
Cilegon Baru II
150/20
Legok
150/20
Tigaraksa
150/20
Tangerang Baru
150/20
Plumpang
150/20
Teluk Naga
150/20
Durikosambi
150/20
Lippo Curug
150/20
Bayah
150/20
Serang
150/20
Kedung Badak II
150/20
Menes II
150/20
Cibadak Baru II
150/20
Kelapa Gading (GIS)
150/20
Bintaro II
150/20
Sepatan
150/20
Pondok Indah (GIS)
150/20
Kemayoran II
150/20
Ciledug II/Alam Sutra
150/20
Karet New
150/20
Pasar Kemis
150/20
Kandangsapi (GIS)
150/20
Depok II (GIS)
150/20
Bekasi II
150/20
Kracak Baru
150/20
Lembursitu Baru
150/20
Depok III/Rawadenok
150/20
JUMLAH 150/20 kV
Depok Baru
70/20
Bunar
70/20
JUMLAH 70/20 kV
LOKASI

KAPASITAS
(MVA)
120
100
180
60
60
120
120
100
60
100
120
60
120
120
120
120
60
60
60
60
120
60
60
60
60
60
60
120
60
60
60
60
120
60
60
60
60
100
200
60
60
60
200
120
120
60
60
9.920
30
30
60

PROGRESS
(%)
20

74,03

0
0
98,39

99

88,66

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2011
2011

65

Tabel 4.65
Program Listrik Perdesaan Provinsi Banten
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.950

9.250

9.300

9.350

9.375

PLTS Terpusat 15 kW

PLTMH (kW)

50

57

100

100

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

300/15.000

320/15.500

320/15.500

340/16.500

360/17.500

Pembangunan JTM (KMS)

900

900

950

1.050

1.090

Pembangunan JTR (KMS)

800

800

860

900

1.000

4.11.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 5.100,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 3.063 juta, transmisi USD 877,8 juta,
gardu induk USD 978,3 juta dan program EBT USD 181,7 juta.
Tabel 4.66
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Banten
Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

2.280
1.710
15.244

3.063,0
877,8
978,3

39.225
8
307
0
1.640
80.000
4.890
4.360
0

Cat: transmisi, GI & jaringan termasuk Prov. DKI Jakarta

27,4
3,2
0,6
15,1
94,7
40,7
5.100,8

66

4.12 Provinsi DKI Jakarta


4.12.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan kelistrikan di Provinsi DKI Jakarta dilayani dari energi transfer
dari sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI) sebagai pemasok
utama melalui jaringan SUTET (500 kV) dan SUTT (150 kV dan 70 kV),
disamping pasokan dari PLTU-PLTGU Muara Karang dan Priok. Sistem
Jamali dalam kondisi Siaga.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai 100,00% dan
rasio desa berlistrik sebesar 100,00%.
Gambar 4.12
Kondisi Kelistrikan Provinsi DKI Jakarta

SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu
: 17.453 MW
Beban puncak
: 17.234 MW
Surplus
:
219 MW

Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.12.2 Neraca Daya


Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
67

Tabel 4.67
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah tangga

GWh

53.778

60.565

68.257

76.964

86.814

Publik

GWh

7.980

8.900

9.926

11.070

12.345

Komersial

GWh

24.615

27.689

31.081

34.824

38.951

Industri

GWh

47.484

49.337

51.208

53.101

55.018

GWh

146.491
9,4

160.471
9,5

175.958
9,7

193.129
9,8
8,9

Total Kebutuhan

133.856
9,3

Susut & Losses (T&D)

9,3

9,2

9,1

9,0

Susut Pemakaian Sendiri

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Pertumbuhan

Total Susut & Losses


Beban Puncak

MW

23.084

25.240

27.624

30.264

33.188

Daya Terpasang

MW

19.257

26.484

21.858

18.804

16.687

Daya Tambahan

MW

4.311

4.219

3.383

2.630

4.882

Cadangan Daya

MW

484

5.463

-2.383

-8.830

-11.619

4.12.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi DKI Jakarta,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:

Pembangkit tenaga listrik sebesar 1.437 MW (sekitar 694 MW diharapkan


dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik masuk dalam rekap Provinsi Banten.
Gardu induk masuk dalam rekap Provinsi Banten.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 300 unit
Tabel 4.68
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi DKI Jakarta

Rencana
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTGU

Muara Karang
Muara Karang
Priok Extension
Priok Extension
JUMLAH
Total

Pendek

Jangka
Menengah/Panjang

500 MW
194 MW
500 MW
243 MW
694,0 MW
1.437

Progress

COD

Keterangan

69,88%
69,88%

2009
2010
2011
2012

PLN
PLN
PLN
PLN

743 MW
MW

68

4.12.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.337,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 1.337 juta dan program EBT USD 0,2
juta.
Tabel 4.69
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi DKI Jakarta
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

2010 s.d 2014


Volume
Investasi (juta USD)
1.437

1.337,0

masuk dalam rekap Prov. Banten

300

0,2
1.337,2

4.13 Provinsi Jawa Barat


4.13.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Barat adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi Jawa Barat selain dari sistem transmisi 500 kV dan
150 kV adalah PLTA Saguling dan PLTA Cirata.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat sudah mencapai 67,40% dan
rasio desa berlistrik sebesar 99,81%. Sementara daftar tunggu PLN telah
mencapai 131.718 permintaan atau sebesar 176,9 MVA.

69

Gambar 4.13
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jawa Barat

SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu
: 17.453 MW
Beban puncak
: 17.234 MW
Surplus
:
219 MW

Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.13.2 Neraca Daya


Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
Tabel 4.70
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah tangga

GWh

53.778

60.565

68.257

76.964

86.814

Publik

GWh

7.980

8.900

9.926

11.070

12.345

Komersial

GWh

24.615

27.689

31.081

34.824

38.951

Industri

GWh

47.484

49.337

51.208

53.101

55.018

GWh

146.491
9,4

160.471
9,5

175.958
9,7

193.129
9,8
8,9

Total Kebutuhan

133.856
9,3

Susut & Losses (T&D)

9,3

9,2

9,1

9,0

Susut Pemakaian Sendiri

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Pertumbuhan

Total Susut & Losses


Beban Puncak

MW

23.084

25.240

27.624

30.264

33.188

Daya Terpasang

MW

19.257

26.484

21.858

18.804

16.687

Daya Tambahan

MW

4.311

4.219

3.383

2.630

4.882

Cadangan Daya

MW

484

5.463

-2.383

-8.830

-11.619

70

4.13.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 7.538 MW (sekitar 1.102 MW
diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 2.834 kms.
Gardu induk 11.080 MVA.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 34.825 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit.
o PLTMH 400 kW.
o Gardu distribusi 1.390 unit (69.500 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 4.120 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.460 kms.
Tabel 4.71
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Provinsi Jawa Barat
Rencana
PLTU
PLTG
PLTM
PLTM
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTP
PLTP
PLTGU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTU
PLTA
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP

1 Jabar (Indramayu)
Cikarang Listrindo
Cikotok
Girimukti, Cianjur
Muara Tawar Blok #5
Muara Tawar Add-On 2,3,4
2 Jabar (Pelabuhan Ratu)
Cikarang Listrindo
Cirebon
Wayang Windu
Darajat
Muara Tawar Add-On 2,3,4
Kamojang 5
Tangkuban Perahu I
Karaha Bodas
Salak
Patuha
Darajat
Upper Cisokan PS
Kamojang 6
Tangkuban Perahu I
Indramayu Baru
Rajamandala
Jatigede
Patuha
Wayang Windu
Cisolok-Cisukarame
Cibuni
Tampomas
Tangkuban Perahu II
Karaha Bodas
JUMLAH
Total

Pendek
3 x

330
100
4
8

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
1 x
3 x

1.102,0 MW
7.538

1
1
3
1
1
1
1
2
1
4
1
1
1

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

1
1
1
1
1
2
2

x
x
x
x
x
x
x

234
150
350
50
660
120
55
350
60
55
30
40
60
55
250
40
55
1000
47
110
60
120
50
10
45
30
55

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

81%

2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

Perpres 71
IPP
IPP
IPP
PLN
PLN
Perpres 71
IPP
IPP
IPP
IPP
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

52%
69,00%

6.436 MW
MW

71

Tabel 4.72
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Jawa Barat
NO.

DARI

1
2
3
4
5
6
7
8

Ujungberung
Paiton
Indramayu PLTU
Indramayu PLTU
Tambun
Tambun
Upper Cisokan PLTA (Kit)
PLTU Indramayu

9
10
11
12
13
14
15
16
17

Jabar Utara PLTU


Padalarang
Sukamandi 150
Cianjur
Sukamandi 150
Sukatani /Gobel
PLTU Kanci/Cirebon
Jatiluhur
Cikarang Lippo

NO.

DARI

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

Dago Pakar
Braga (GIS)
Malangbong II
Malangbong
Cikedung
Cikijing
Cibabat II (GIS)
Karang Nunggal
Dayeuhkolot/Cigereleng II
Ujung Berung New
Bekasi Utara/Tarumanegara
Tambun New
Bandung Timur II
Bandung Selatan
Kosambi Baru
Jatiluhur II
Kanci
Kiaracondong II
PLTP Patuha
Panasia II
Arjawinangun II
Cikumpay II/Sadang
Rengasdengklok II
Kadipaten 150
Majalaya II
Subang II
Kuningan II
Cibeureum
Padalarang
Ujungberung
Bekasi
Babakan II
PLTP Tangkuban Perahu I
PLTP Karaha Bodas
Tambun II
Bandung Selatan II/Ketapang
Cibabat III
Indramayu New
PLTP Cisolok-Cisukarame
PLTP Tampomas
PLTP Tangkuban Perahu II

59
60
61
62

Wayang Windu
Tanggeung
Arjawinangun
PLTP Cibuni

KE
Inc. (Mdcan-Bdsln)
Grati 3rd
Cibatu
Mandirancan
Cibatu
Inc. (Bkasi-Cibinong)
Incomer (Cibng-Sglng)
Cibatu
JUMLAH 500 kV
Sukamandi
Bandung Utara
Kosambi baru
Cigereleng
Pabuaran
Inc. (Bkasi-Ksbru)
Inc. (Sragi-Brebes)
Padalarang
Inc. (Gdmkr-Cbatul)
KE
Bandung Utara
Cigereleng
New Tasikmalaya
Cikijing
Inc. (Jtbrg - Hrgls)
Mandirancan
Inc. (Cbbat - Cbrem)
Tasikmalaya New
Inc. (Bdsln-Cgrlg)
Rancaekek
Inc. (Bkasi-Ksbru)
Tambun
Ujungberung
Cigereleng
Bekasi
PLTA Jatiluhur
Inc. (PLTU Kanci-Brebes)
Inc. (Bdsln-Ubrng)
Lagadar
Inc. (Pnsia-Bdslni)
Inc.(Arjwn-Mdcan)
Inc. (Crata-Ckpay)
Inc (Ksbru-Bkasi)
Inc. (Sragi-Ujbrg)
Rancakasumba
Perwakarta
Inc. (Ckjing - Mdcan)
Cibabat II
Cibabat
Bandung Utara
Kosambi baru
Inc.(Kanci-Ubrng)
Bandung Utara
Garut
Inc. (Pdklp-Tmbun)
Incomer (Cnjur-Bdsln)
Padalarang
Indramayu
Pelabuhan Ratu
Inc. (Rancaengkek - Cikasungka)
PLTP Tangkuban Perahu I
JUMLAH 150 kV
Sentosa
Cianjur
Palimanan
Inc. (Cianjur-Tangeung)
JUMLAH 70 kV

TEGANGAN
(kV)
500
500
500
500
500
500
500
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
TEGANGAN
(kV)
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
70
70
70
70

PANJANG
(kms)
1
80
260
260
40
2
60
270
973
98
26
74
138
50
20
44
89
1
PANJANG
(kms)
2
16
94
80
40
60
12
32
3
10
2
10
18
26
118
20
12
16
70
10
30
10
4
20
30
30
20
7
18
40
86
28
10
20
10
10
12
10
60
35
5
1.687
14
100
10
50
174

PROGRESS
(%)

COD
2011
2012
2014
2014
2014
2014
2014
2014

93
PROGRESS
(%)

37,5
69,13
30,68

85

2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
COD
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2009
2010
2012
2014

72

Tabel 4.73
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Jawa Barat
NO.

LOKASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Ujung berung
Muaratawar
Muaratawar
Cibatu
Cibatu
Mandirancan
Upper Cisokan PS
Indramayu PLTU 1000
Tambun

10
11
12

Kadipaten
Kanci
Banjar

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

Haurgeulis
Padalarang Baru
Tegal Herang
Fajar Surya.W
Jatibarang
Tambun Ext.
Jababeka
Ganda Mekar
Rancakasumba/Panyadap
Dawuan
Lagadar
Sukamandi
Padalarang Baru
Cikarang Lippo
Patuha
Sukatani /Gobel
Cibatu
Dago Pakar
Cikijing
Bekasi Utara/Tarumajaya
Braga (GIS)
Cikedung
Cibabat II (GIS)
Dayeuhkolot (GIS)
Karang Nunggal
Sunyaragi
Malangbong Baru
Poncol Baru
Rancaekek
Cigereleng
Cikumpay
Cikasungka
Bandung Utara
Cianjur
Teluk Jambe
Mekarsari
Garut
Bekasi
Kosambi Baru
Cirata Baru

RASIO TRAFO
(kV)
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
JUMLAH 500/150 kV
150/70
150/70
150/70
JUMLAH 150/70 kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

KAPASITAS
(MVA)
1.000
500
500
500
1.000
3.500
100
60
30
190
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
120
60
120
120
60
120
120
30
60
120
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
30

PROGRESS
(%)

COD
2011
2012
2012
2012
2014
2014
2014
2014
2014
2011
2012
2012

80
99
99,68
54,99
80
100
100
80

100

0
0
0
15
0
15

70

2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011

73

NO.
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107

LOKASI
Lagadar
Tambun
Padalarang Baru
Kamojang
Tasikmalaya New
Bandung Timur II
Jatiluhur II
Kanci
Tasikmalaya
Kiaracondong II (GIS)
Muaratawar
Kamojang
Darajat
Ciamis
Jababeka
Pabuaran
Ciamis
Cibeureum
Maligi
Pinayungan
Dawuan
Kiarapayung
Garut
Fajar Surya.W
Mandirancan
Ujung berung
Haurgeulis
Bandung Selatan
Bandung Selatan
Cikedung
Cibabat II (GIS)
Tasikmalaya
Arjawinangun II
Cikumpay II/Sadang
Majalaya II
Subang II
Kadipaten II
Rengasdengklok II
Kuningan II
Patuha
Rancakasumba/Panyadap
Lagadar
Sunyaragi
Panasia II
Cikasungka
Ujung Berung New
Sukatani/Gobel
Babakan II
Sukamandi
Parung Mulya
Cianjur
Bandung Selatan II/Ketapang
Tambun II
Cibabat III
New Ujungberung

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
JUMLAH 150/20 kV

KAPASITAS
(MVA)
60
120
60
30
60
180
120
60
60
120
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
120
120
120
120
120
120
120
60
60
60
60
120
60
60
60
120
60
60
120
120
120
120
60
6.930

PROGRESS
(%)

99,75

COD
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014

74

NO.
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122

RASIO TRAFO
(kV)
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
JUMLAH 70/20 kV

LOKASI
Cangkring
Babakan
Sumadra
Tanggeung
Kuningan
Arjawinangun
Subang
Pangandaran
Pameungpeuk
Babakan
Arjawinangun
Parakan
Santosa
Cangkring
Sumedang

KAPASITAS
(MVA)
20
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
60
30
20
30
460

PROGRESS
(%)

COD
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012

Tabel 4.74
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jawa Barat
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

2.400

8.000

8.100

8.150

8.175

100

100

100

100

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

260/13.000

260/13.000

270/13.500

290/14.500

310/15.500

Pembangunan JTM (KMS)

750

750

800

880

940

Pembangunan JTR (KMS)

850

850

870

920

970

4.13.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 9.894,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 8.172,3 juta, transmisi USD 875,2 juta,
gardu induk USD 681,6 juta dan program EBT USD 165,7 juta.

75

Tabel 4.75
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Jawa Barat
Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

7.538
2.373
11.080

8.172,3
875,2
681,6

34.825
8
400
0
1.390
69.500
4.120
4.460
0

24,3
3,2
2,2
13,5
79,3
43,2
9.894,8

4.14 Provinsi Jawa Tengah


4.14.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Tengah adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah selain dari sistem transmisi 500 kV
dan 150 kV adalah PLTU/PLTGU Tambaklorok, PLTA Mrica, PLTU Cilacap,
dan PLTP Dieng.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah sudah mencapai 71,24%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100,00%. Sementara daftar tunggu PLN
telah mencapai 136.588 permintaan atau sebesar 110,2 MVA.

76

Gambar 4.14
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jawa Tengah

SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu
: 17.453 MW
Beban puncak
: 17.234 MW
Surplus
:
219 MW

Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.14.2 Neraca Daya


Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
Tabel 4.76
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah tangga

GWh

53.778

60.565

68.257

76.964

86.814

Publik

GWh

7.980

8.900

9.926

11.070

12.345

Komersial

GWh

24.615

27.689

31.081

34.824

38.951

Industri

GWh

47.484

49.337

51.208

53.101

55.018

GWh

146.491
9,4

160.471
9,5

175.958
9,7

193.129
9,8
8,9

Total Kebutuhan

133.856
9,3

Susut & Losses (T&D)

9,3

9,2

9,1

9,0

Susut Pemakaian Sendiri

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Pertumbuhan

Total Susut & Losses


Beban Puncak

MW

23.084

25.240

27.624

30.264

33.188

Daya Terpasang

MW

19.257

26.484

21.858

18.804

16.687

Daya Tambahan

MW

4.311

4.219

3.383

2.630

4.882

Cadangan Daya

MW

484

5.463

-2.383

-8.830

-11.619

77

4.14.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 3.780 MW (sekitar 630 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 2.104 kms (termasuk Provinsi D.I. Yogyakarta).
Gardu induk 6.616 MVA (termasuk Provinsi D.I. Yogyakarta).
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 14.550 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 9 unit.
o PLTMH 900 kW.
o Gardu distribusi 1.175 unit (62.500 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 3.690 kms.
o Jaringan Tegangan Rendah 3.350 kms.
Tabel 4.77
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Jawa Tengah
Rencana
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU

1 Jateng (Rembang)
Tanjung Jati B Exp
2 Jateng (Cilacap Baru/Adipala)
Dieng
Dieng
Ungaran
Baturaden
Guci
Jawa Tengah (Infrastruktur)
JUMLAH
Total

Pendek
2 x

Jangka
Menengah/Panjang

315 MW
2
1
1
1
1
2
1

630,0 MW
4.055

x
x
x
x
x
x
x

660
660
55
60
55
110
55
1.000

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

89%
18,00%
-

2010
2012
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014

Perpres 71
IPP
Perpres 71
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

3.425 MW
MW

78

Tabel 4.78
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta
NO.

DARI

KE

1
2
3
4
5
6

Tanjung Jati
Rawalo/Kesugihan
Pemalang
Cilacap PLTU
Jateng PLTU
Mandirancan

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Wonogiri
Wonosari
Pati
Palur
Blora
Jekulo
Jekulo
Cilacap PLTU
Temanggung
Kudus
Kebasen II/Bala Pulang
Purwodadi
Palur II/Gondangrejo
Tanjung jati
Wonosobo
Bumiayu
Bumiayu
Pekalongan
Pracimantoro/Muntoronadi
Kebasen
Batang
Pemalang New
Pekalongan II/Kajen
Pemalang
Pemalang New
Rawalo
Rawalo New /Kesugihan
PLTP Baturaden
PLTP Guci
PLTP Ungaran

Inc Tx (Ungar-Pedan)
Inc (Pedan-Tasik)
Inc. (Ungar-Mdcan)
Rawalo
Pemalang
Tx (Ungar-Pedan)
JUMLAH 500 kV
Wonosari
Solo Baru
Rembang
Solo Baru
Rembang
Kudus
Pati
Rawalo
Wonosobo
Purwodadi
Inc. (Kbsen-Bmayu)
Ungaran
Inc.(Palur-Jajar)
Sayung
Secang
Kebasen
Kalibakal
Batang
Inc.(Pctan-Wngri)
Pemalang
Wleri
(inc Btang-Wleri)
Inc. (Pklon-Pmlang)
Pekalongan
Pemalang
Gombong
Rawalo Old
Inc. (Rawalo - Kalibakal)
Inc. (Kalibakal - Bumiayu)
Ungaran
JUMLAH 150 kV

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

500
500
500
500
500
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

PROGRESS
(%)

260
8
2
60
60
400
790
63
9
66
23
58
22
33
44
22
63
2
49
10
120
96
87
72
33
10
57
62
40
20
61
16
86
10
20
20
40
1.314

COD

100
100

2010
2010
2013
2013
2014
2014
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014

100
20

20
19

Tabel 4.79
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta
NO.

LOKASI

1
2
3
4
5

Tanjung Jati B PLTU


Pedan
Cilacap PLTU
Pemalang
Rawalo/Kesugihan

6
7
8
9
10
11
12
13
14

Bumiayu
Wonosobo
Pandeanlamper
Kalibakal
Pedan
Mangkunegaran
Sanggrahan
Rawalo New
Jekulo

RASIO TRAFO
(kV)
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
JUMLAH 500/150 kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

KAPASITAS
(MVA)
1.000
500
1.000
500
3.000
30
60
60
60
60
60
60
60
60

PROGRESS
(%)

45,31

COD
2011
2012
2013
2013
2013
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
79

NO.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67

LOKASI
Pekalongan
Klaten
Bringin
Tambaklorok
Pati
Rawalo
Kaliwungu
Dieng
Kebasen II/Balapulang
Gondangrejo/Palur II
Bantul
Gombong
Ungaran
Lomanis
Majenang
Blora
Kentungan
Sayung
Temanggung
Brebes
Kebumen
Kedungombo
Simpang Lima (GIS)
Purworejo
Batang
Mojosongo
Tanjung Jati
Purwodadi
Banyudono
Solo Baru/Solo Baru
Semanu
Randugarut (GIS)
Secang
Cepu
Bawen
Pracimantoro/Nguntoronadi
Sanggrahan
Sragen
Kudus
Pekalongan II/Kajen
Sragen
Purbalingga
Wonosari
Brebes
Wates
Mrica
Rembang
Tambaklorok
Pandeanlamper
Masaran
Majenang
Bawen
Godean

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
JUMLAH 150/20 kV

KAPASITAS
(MVA)
60
60
60
60
60
60
30
30
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
30
60
30
16
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
120
120
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
60
60
3.556

PROGRESS
(%)

15
15

15

COD
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014

80

Tabel 4.80
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jawa Tengah
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

400

3.500

3.525

3.550

3.575

PLTS Terpusat 15 kW

200

150

150

150

100

PLTMH (kW)

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

220/11.750

220/11.750

230/12.250

245/13.000

260/13.750

Pembangunan JTM (KMS)

700

700

740

750

800

Pembangunan JTR (KMS)

580

580

690

720

780

*)

: Jaringan termasuk DI. Yogyakarta

4.14.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 6.497,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 5.667 juta, transmisi USD 427,6 juta,
gardu induk USD 269,8 juta dan program EBT USD 133,2 juta.
Tabel 4.81
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Jawa Tengah
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)
Cat: transmisi, GI & jaringan termasuk Prov. DIY

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

4.055
2.104
6.616
14.550
9
900
0
1.175
62.500
3.690
3.350
0

5.667,0
427,6
269,8
10,2
3,4
3,6
11,6
71,0
33,4
6.497,5

81

4.15 Provinsi D.I. Yogyakarta


4.15.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah dari sistem transmisi 500 kV
dan 150 kV.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi D.I. Yogyakarta sudah mencapai 84,48%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100,00%. Sementara daftar tunggu PLN
telah mencapai 4.562 permintaan atau sebesar 6,4 MVA.
Gambar 4.15
Kondisi Kelistrikan Provinsi D. I. Yogyakarta

SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu
: 17.453 MW
Beban puncak
: 17.234 MW
Surplus
:
219 MW

Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.15.2 Neraca Daya


Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
82

Tabel 4.82
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah tangga

GWh

53.778

60.565

68.257

76.964

86.814

Publik

GWh

7.980

8.900

9.926

11.070

12.345

Komersial

GWh

24.615

27.689

31.081

34.824

38.951

Industri

GWh

47.484

49.337

51.208

53.101

55.018

GWh

146.491
9,4

160.471
9,5

175.958
9,7

193.129
9,8
8,9

Total Kebutuhan

133.856
9,3

Susut & Losses (T&D)

9,3

9,2

9,1

9,0

Susut Pemakaian Sendiri

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Pertumbuhan

Total Susut & Losses


Beban Puncak

MW

23.084

25.240

27.624

30.264

33.188

Daya Terpasang

MW

19.257

26.484

21.858

18.804

16.687

Daya Tambahan

MW

4.311

4.219

3.383

2.630

4.882

Cadangan Daya

MW

484

5.463

-2.383

-8.830

-11.619

4.15.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi D.I. Yogyakarta,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Transmisi tenaga listrik masuk dalam rekap Provinsi Jawa Tengah.
Gardu induk masuk dalam rekap Provinsi Jawa Tengah.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 14.550 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit.
o PLT Angin 320 kW.
o Gardu distribusi masuk dalam rekap Provinsi Jawa Tengah.
o Jaringan Tegangan Menengah masuk dalam rekap Provinsi Jawa
Tengah.
o Jaringan Tegangan Rendah masuk dalam rekap Provinsi Jawa
Tengah.
Tabel 4.83
Program Listrik Perdesaan Provinsi D. I. Yogyakarta
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

700

3.500

3.225

3.550

3.575

PLTS Terpusat 15 kW

PLT Angin(kW)

80

80

80

80

PLTS 50 Wp Tersebar

83

4.15.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 13,7 juta, dengan
rinciannya adalah program EBT USD 13,7 juta.
Tabel 4.84
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi D. I. Yogyakarta
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

masuk dalam rekap Prov. Jateng

14.550
4
0
320

10,2
1,6
1,9

masuk dalam rekap Prov. Jateng

13,7

4.16 Provinsi Jawa Timur


4.16.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Timur adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Kebutuhan beban dilayani dari energi
transfer dari sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI) sebagai
pemasok utama melalui jaringan SUTET (500 kV) dan SUTT (150 kV dan 70
kV), serta dari pembangkit-pembangkit kecil/embedded (PLTA Wonorejo
PJB, PLTM dan Captive) melalui jaringan Tegangan Menengah, pembangkit
sendiri (PLTD dan PLTM Sampean Baru), dan pembangkit sewa.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Timur sudah mencapai 71,55% dan
rasio desa berlistrik sebesar 99,71%. Sementara daftar tunggu PLN telah
mencapai 39.988 permintaan atau sebesar 739,6 MVA.

84

Gambar 4.16
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jawa Timur

SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu
: 17.453 MW
Beban puncak
: 17.234 MW
Surplus
:
219 MW

Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.16.2 Neraca Daya


Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
Tabel 4.85
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah tangga

GWh

53.778

60.565

68.257

76.964

86.814

Publik

GWh

7.980

8.900

9.926

11.070

12.345

Komersial

GWh

24.615

27.689

31.081

34.824

38.951

Industri

GWh

47.484

49.337

51.208

53.101

55.018

GWh

146.491
9,4

160.471
9,5

175.958
9,7

193.129
9,8
8,9

Total Kebutuhan

133.856
9,3

Susut & Losses (T&D)

9,3

9,2

9,1

9,0

Susut Pemakaian Sendiri

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Pertumbuhan

Total Susut & Losses


Beban Puncak

MW

23.084

25.240

27.624

30.264

33.188

Daya Terpasang

MW

19.257

26.484

21.858

18.804

16.687

Daya Tambahan

MW

4.311

4.219

3.383

2.630

4.882

Cadangan Daya

MW

484

5.463

-2.383

-8.830

-11.619

85

4.16.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Timur,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 3.535 MW (sekitar 660 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 1.870 kms (termasuk Provinsi Bali).
Gardu induk 7.980 MVA (termasuk Provinsi Bali)..
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 29.925 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit.
o PLTMH 500 kW.
o Gardu distribusi 1.115 unit (58.500 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 3.710 kms.
o Jaringan Tegangan Rendah 3.370 kms.
Tabel 4.86
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Jawa Timur
Rencana
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU

2 Jatim (Paiton Baru)


1 Jatim (Pacitan)
3 Jatim (Tj Awar-Awar)
Paiton #3-4 Exp
Wilis/Ngebel
Ijen
Iyang Argopuro
Wilis/Ngebel
Madura
JUMLAH
Total

Pendek
1 x

Jangka
Menengah/Panjang

660 MW
2 x
2 x
1
2
1
2
1
660,0 MW
3.535

x
x
x
x
x

315
350
815
55
55
55
55
400

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

82%
75%
6%
30,00%

2010
2011
2012
2012
2013
2014
2014
2014
2014

Perpres 71
Perpres 71
Perpres 71
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP

2.875 MW
MW

86

Tabel 4.87
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Jawa Timur dan Bali
NO.

DARI

1
2
3
4

Paiton New
Ngimbang
Surabaya Selatan
Bangil

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Padangsambian
Probolinggo
Grati
Ketapang
Banaran
Babat
Ponorogo II
Kraksaan
Perak
Celukan Bawang PLTU
Ngimbang New
Ngimbang New
Kapal
Banyuwangi
Paciran/Brondong
Kabel Jawa Madura
Tanjung Awar-awar PLTU
Jawa
Negara
Antosari
Banaran
Cerme
Krian
Sidoarjo
Buduran II/Sedati
Bringkang/Bambe
Pacitan 150 kV
Pacitan 150 kV
Wlingi II
Kalisari
Tulung Agung II
Tandes New
Kediri New
Bali Timur

NO.

DARI

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49

Waru/Buduran
Purwosari/Sukorejo II
Simogunung/Gsari
Pandaan II
Kebonagung New
PLTP Wilis/Ngebel
PLTU Bali Timur
Sanur II
PLTP Ijen
PLTP Iyang Argopuro
PLTU Madura

50

Manyar

KE
Paiton Old
Inc. (Krian-Ungar)
Grati
Inc. (Piton-Kediri)
JUMLAH 500 kV
Pesanggaran
Gondangwetan
Gondangwetan
Gilimanuk
Suryazigzag
Tuban
Manisrejo
Probolinggo
Ujung
Incomer (Pmron-Glnuk)
Mliwang
Babat
Padangsambian
Ketapang (Cable head)
Lamongan
Suramadu
Babat
Bali 3,4
Antosari
Kapal
Manisrejo
Inc. (Sgmdu-Lmgan)
Driyorejo
Inc. (Bdran-Bngil)
Inc.(Bngil-Waru)
Karangpilang
Ponorogo II
PLTU Pacitan
Kediri
Surabaya Selatan
Kediri
Tandes
Kediri Baru
Inc.(Gnyar-Sanur)

KE
Bangil/Porong
Inc. (Pier-Pakis)
Inc.(Swhan-Waru)
Inc. (Bangil-Lawang)
Kebonagung
Pacitan 2
Amlapura
Inc.(Gnyar-Sanur)
Banyuwangi
Probolinggo
Sampang
JUMLAH 150 kV
Maspion Stell
JUMLAH 70 kV

TEGANGAN
(kV)
500
500
500
500
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

TEGANGAN
(kV)
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
70

PANJANG
(kms)
3
1
145
8
157
15
68
37
3
25
60
59
60
10
6
150
40
18
7
44
6
36
12
89
47
142
2
11
24
3
10
59
124
67
12
80
10
10
10

PANJANG
(kms)
66
10
10
20
30
60
40
10
60
30
20
1.712
1
1

PROGRESS
(%)

COD

87,37
9,18

2009
2010
2012
2014

66,82
62,39

74,75

1,28

PROGRESS
(%)

2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013

COD
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2012

87

Tabel 4.88
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Jawa Timur dan Bali
NO.

LOKASI

1
2
3
4
5

Ngimbang
Paiton
Mandirancan
Krian
Surabaya Selatan

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

Sekarputih
Bangil (GIS)
Kapal
Antosari
Nusa Dua
Babadan
Waru
Sumenep
Bumicokro
Perak
Sampang
Driyorejo
Kertosono 150 kV
Jember
Sekarputih
Kediri Baru
Sawahan
Celukanbawang PLTU
Padang Sambian
Sanur
Ubud/Payangan
Bondowoso
Bangkalan
Kapal
Kuta/Pemecutan
Manisrejo
Pemaron
Surabaya Selatan
Bangil
Paciran/Brondong
Pakis/Malang Timur
Situbondo
Ngimbang New
Kraksaan
Baturiti
Negara
Bringkang/Bambe
Banyuwangi
Kebonagung New
Buduran II/Sedati
Krembangan
Purwosari/Sukorejo II
Ponorogo II
Lumajang
Lamongan
Sidoarjo/Porong
Tulungagung II

RASIO TRAFO
(kV)
500/150
500/150
500/150
500/150
500/150
JUMLAH 500/150 kV
150/70
150/70
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

KAPASITAS
(MVA)
500
500
500
500
1.000
3.000
100
60
60
30
60
60
60
60
60
30
60
60
60
60
60
60
60
30
30
60
30
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30
30
30
120
60
60
120
60
120
120
60
60
120
60

PROGRESS
(%)
98,94
99,25
96,52
96,34

99,61
100

94,15
97,08

99,62

100
100
100

45

98,8

15

1`5
15,25

15

COD
2010
2011
2012
2012
2012
2010
2010
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
88

NO.

LOKASI

53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Probolinggo
Sengkaling
Kasih Jatim
Wlingi II
Pacitan 150 kV
Nusa Dua
Padang Sambian
Bali Timur/Kubu
Gunungsari/Simogunung (GIS)
Kupang
Bojonegoro
Gondang Wetan
Manyar
Kalisari
Pandaan II
Wonokromo
Mojoagung
Gianyar
Sanur New
Amplapura
Kenjeran
Kebonagung
Gembong
Ngawi
Darmo Grand (GIS)
Karangpilang
Bondowoso
Bangil New

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96

Tarik
Pare
Trenggalek
Polehan
Nganjuk
Turen
Magetan
Sengguruh PLTA
Mranggen/Maospati
Blimbing
Karangkates
Tarik
Caruban
Tulungagung
Ploso
Pare

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
JUMLAH 150/20 kV
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
JUMLAH 70/20 kV

KAPASITAS
(MVA)
60
60
60
60
120
60
60
30
120
60
60
60
60
60
120
60
60
60
120
30
60
60
120
60
60
60
30
60
4.780
10
20
30
30
30
30
30
20
30
30
30
30
30
30
30
30
440

PROGRESS
(%)

15

15

COD
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2009
2009
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2014
2014
2014
2014

89

Tabel 4.89
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jawa Timur
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.500

7.000

7.100

7.150

7.175

100

100

100

100

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

100

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

200/10.750

22O/10.750

215/11.500

230/12.250

250/13.250

Pembangunan JTM (KMS)

700

700

720

780

810

Pembangunan JTR (KMS)

600

600

660

710

800

4.16.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 6.261,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 5.440,5 juta, transmisi USD 270 juta,
gardu induk USD 405,9 juta dan program EBT USD 145,3 juta.
Tabel 4.90
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Jawa Timur
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)
Cat: transmisi, GI & jaringan termasuk Prov. Bali

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

3.535
1.870
7.980
29.925
8
500
0
1.115
58.500
3.710
3.370
0

5.440,5
270,0
405,9
20,9
3,2
2,5
11,9
71,7
35,1
6.261,7

90

4.17 Provinsi Bali


4.17.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bali saat ini dipasok oleh sistem
kelistrikan di Pulau Jawa melalui jaringan transmisi kabel laut 150 kV dengan
daya mampu 200 MW dan dipasok juga oleh pembangkit yang ada di
Provinsi Bali sendiri yaitu PLTD/PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG
Pemaron.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Bali sudah mencapai 74,98% dan rasio
desa berlistrik sebesar 100,00%. Sementara daftar tunggu PLN telah
mencapai 33.925 permintaan atau sebesar 139,8 MVA.
Gambar 4.17
Kondisi Kelistrikan Provinsi Bali

SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu
: 17.453 MW
Beban puncak
: 17.234 MW
Surplus
:
219 MW

Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.17.2 Neraca Daya


Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan

91

2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
Tabel 4.91
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah tangga

GWh

53.778

60.565

68.257

76.964

86.814

Publik

GWh

7.980

8.900

9.926

11.070

12.345

Komersial

GWh

24.615

27.689

31.081

34.824

38.951

Industri

GWh

47.484

49.337

51.208

53.101

55.018

GWh

146.491
9,4

160.471
9,5

175.958
9,7

193.129
9,8
8,9

Total Kebutuhan

133.856
9,3

Susut & Losses (T&D)

9,3

9,2

9,1

9,0

Susut Pemakaian Sendiri

4,0

4,0

4,0

4,0

4,0

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Pertumbuhan

Total Susut & Losses


Beban Puncak

MW

23.084

25.240

27.624

30.264

33.188

Daya Terpasang

MW

19.257

26.484

21.858

18.804

16.687

Daya Tambahan

MW

4.311

4.219

3.383

2.630

4.882

Cadangan Daya

MW

484

5.463

-2.383

-8.830

-11.619

4.17.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bali, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 580 MW.
Transmisi tenaga listrik masuk dalam rekap Provinsi Jawa Timur.
Gardu induk masuk dalam rekap Provinsi Jawa Timur.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 26.750 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 6 unit.
o PLTMH 360 kW.
o PLT Angin 960 kW
o Gardu distribusi 960 unit (54.250 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 2.910 kms.
o Jaringan Tegangan Rendah 2.770 kms.
o PLTD 1000 kW 4 Unit.

92

Tabel 4.92
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Bali
Rencana
PLTU
PLTU
PLTU

Pendek

Jangka
Menengah/Panjang

Celukan Bawang
Bali Timur
Celukan Bawang

2 x

JUMLAH
Total

- MW
580

130 MW
100 MW
250 MW

Progress

COD

Keterangan

6,00%

2012
2013
2013

IPP
IPP
IPP

580 MW
MW

Tabel 4.93
Program Listrik Perdesaan Provinsi Bali
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.700

6.500

6.500

6.000

6.050

PLTS Terpusat 15 kW

PLTMH (kW)

80

80

100

100

PLT ANGIN (kW)

240

240

240

240

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

175/10.000

17510.000

190/10.750

200/11.250

220/12.250

Pembangunan JTM (KMS)

550

550

560

600

650

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

500

500

530

610

630

2/500

2/500

4.17.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 899,9 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 767 juta dan program EBT USD 132,9
juta.
Tabel 4.94
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi Provinsi Bali
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

580

767,0

masuk dalam rekap Prov. Jatim

26.750
6
360
960
960
54.250
2.910
2.770
4
1.000

18,7
2,4
2,0
5,8
10,3
62,3
30,5
1,0
899,9

93

4.18 Provinsi Kalimantan Barat


4.18.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem
Khatulistiwa (Sistem Pontianak-Singkawang) dan beberapa sistem terisolasi,
yaitu Sistem Sanggau, Putussibau, Sintang, Nangah Pinoh, Sekadau, dan
Ketapang.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat, 6
sistem (Sistem Sanggau, Putussibau, Sintang, Nangah Pinoh, Sekadau, dan
Ketapang) berada dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem lainnya (Sistem
Pontianak dan Singkawang) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Barat baru mencapai 45,83%
dan rasio desa berlistrik sebesar 96,60%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 52.711 permintaan atau sebesar 66 MVA.
Gambar 4.18
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Barat

SISTEM SINGKAWANG
Kapasitas terpasang : 47,13 MW
Daya mampu
: 42,84 MW
Beban puncak
: 43,00 MW
Defisit
: -1,60 MW

SISTEM SANGGAU
Kapasitas terpasang : 14,10 MW
Daya mampu
: 10,90 MW
Beban puncak
: 10,58 MW
Surplus
:
0,32 MW

SISTEM PUTUSSIBAU
Kapasitas terpasang : 8,71 MW
Daya mampu
: 4,37 MW
Beban puncak
: 4,25 MW
Surplus
: 0,12 MW

SISTEM PONTIANAK
Kapasitas terpasang : 175,80 MW
Daya mampu
: 123,10 MW
Beban puncak
: 130,00 MW
Defisit
:
-6,90 MW

SISTEM KETAPANG
Kapasitas terpasang : 21,07 MW
Daya mampu
: 17,80 MW
Beban puncak
: 16,92 MW
Surplus
:
0,88 MW

SISTEM SINTANG
Kapasitas terpasang : 15,59 MW
Daya mampu
: 13,30 MW
Beban puncak
: 11,83 MW
Surplus
:
1,47 MW
SISTEM NANGAH PINOH
Kapasitas terpasang : 6,79 MW
Daya mampu
: 5,30 MW
Beban puncak
: 3,93 MW
Surplus
: 1,37 MW
SISTEM SEKADAU
Kapasitas terpasang : 2,10 MW
Daya mampu
: 1,20 MW
Beban puncak
: 1,10 MW
Surplus
: 0,10 MW

4.18.2 Neraca Daya


Neraca daya Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010 s.d. 2012
mengalami kondisi yang kurang baik (defisit), dan berangsur-angsur
membaik di tahun 2013 dan 2014.
94

Tabel 4.95
Neraca Daya Provinsi Kalimantan Barat
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

808

874

943

1.017

1.094

Komersial

GWH

249

270

293

317

342

Publik

GWH

137

151

166

183

201

Industri

GWH

112

118

125

131

137

GWH

1.306

1.414

1.527

1.648

1.775

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

8,2

8,2

8,0

7,9

7,7

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

4,5

4,5

4,5

4,5

4,5

17,3

17,2

17,1

17,0

16,9

MW

291

315

340

367

395

106

160

155

251

502

Daya Tambahan

MW
MW

57

100

259

208

Cadangan Daya

MW

-128

-155

-85

143

315

Total Susut & Losses


Beban Puncak
Daya Terpasang

12,8

12,7

12,6

12,5

12,4

4.18.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan
Barat sebesar 1,3% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2%,
maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik diperkirakan akan tumbuh ratarata sebesar 7,6% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Barat, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun
2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 624 MW (sekitar 56,5 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.661 kms
Gardu induk 490 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 61.100 unit
o PLTS terpusat 15 kW 9 unit
o PLTMH 1.550 kW
o Gardu distribusi 2.230 unit (105.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 5.250 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.750 kms
o PLTD 7 unit (1.750 kW).

95

Tabel 4.96
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Barat
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
Import
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
Import
PLTU

Pendek

MFO Pontianak 1 (sewa)


MFO Pontianak 2 (sewa)
MFO Ketapang (sewa)
Merasap
Tenaga Listrik dari SESCO (275 kV)
MFO Sekadau
Putussibau
2 Kalbar (Pantai Kura-Kura)
1 Kalbar (Parit Baru)
Ketapang
Pontianak - 2
Parit Baru
Tenaga Listrik dari SESCO (275 kV)
Putussibau

30
20
5
1,5

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
100
7,5
4
27,5
50
10
25
50
100
4

4 x
2
2
2
2
2

x
x
x
x
x

2 x

JUMLAH
Total

56,5 MW
624

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

3,00%
3,00%
3,00%

2010
2010
2010
2010
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
PLN
PLN
Perpres 71
Perpres 71
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP

1%
0%
2%
2%

567 MW
MW

Tabel 4.97
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Barat
NO.
1

DARI
Singkawang

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

275

396
396
126
32
40
184
7
180
6
120
180
100
110
180
1.265

Mambong
JUMLAH 275 kV

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Singkawang
Sei Raya
PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2
Siantan
PLTU Gambut Pontianak (IPP)
Tayan
PLTU Parit Baru (IPP)
Singkawang
Bengkayang
Sanggau
Ngabang
Sintang

Sambas
Kota Baru,
Incomer 2 phi
Tayan
Mempawah
Sanggau
Parit Baru
Bengkayang
Ngabang
Sekadau
Tayan
Sekadau
JUMLAH 150 kV

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

PROGRESS
(%)

COD
2014

5
2,5
5
5
2,5
2,5

2009
2009
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2014

Tabel 4.98
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Barat
NO.

LOKASI

Singkawang

2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kota Baru (GI Baru)


Parit Baru Ext LB
Sambas (GI Baru)
Singkawang Ext LB
Sei Raya Ext LB
Kota Baru Ext LB
Singkawang
Parit Baru
PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2

RASIO TRAFO
(kV)
275/150
Jumlah 275/150 kV
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

NEW/EXTENSION
New
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

KAPASITAS
(MVA)
100
100
30
2 LB
30
2 LB
2 LB
2 LB
30
30
30

PROGRESS
(%)

COD
2014

100
65

2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010

96

NO.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

LOKASI
Tayan (GI Baru)
Siantan Ext LB
Sanggau (GI Baru)
Tayan Ext LB
Singkawang
Bengkayang (GI Baru)
Singkawang Ext LB
Sekadau (GI Baru)
Sanggau Ext LB
Ngabang (GI Baru)
Tayan Ext LB
Sintang (GI Baru)
Sanggau Ext LB

NEW/EXTENSION
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension

KAPASITAS
(MVA)
30
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
2 LB

PROGRESS
(%)

COD
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014

30
2 LB
60
2 LB
390

Tabel 4.99
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Barat
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

2.950

14.500

14.525

14.575

14.550

PLTS Terpusat 15 kW

100

350

350

350

400

PLTMH (kW)

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

420/19.750

400/18.750

450/21.250

470/22.250

490/23.250

Pembangunan JTM (KMS)

1.000

950

1.000

1.100

1.200

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

1.000

1.100

1.150

1.230

1.270

2/500

1/250

1/ 250

3/750

4.18.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.440,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 805,1 juta, transmisi USD 265,1 juta,
gardu induk USD 90,5 juta dan program EBT USD 279,7 juta.
Tabel 4.100
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Barat
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

624
1.661
490

805,1
265,1
90,5

61.100
9
1.550
0
2.230
105.250
5.250
5.750
7
1.750

42,8
3,4
8,0
21,6
134,3
68,6
1,0
1.440,5

97

4.19 Provinsi Kalimantan Tengah


4.19.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Tengah dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Barito dan
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Sampit, Pangkalan Bun, Nanga
Bulik, Sukamara, Kuala Kurun, Puruk Cahu, Muara Teweh, Buntok, dan
Kuala Pembuang.
Dari 10 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Tengah,
6 sistem (Sistem Pangkalan Bun, Nanga Bulik, Sukamara, Puruk Cahu,
Buntok, dan Kuala Pembuang) berada dalam kondisi Surplus, dan 4 sistem
lainnya (Sistem Interkoneksi Barito, Sampit, Kuala Kurun, dan Muara Teweh)
berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Tengah baru mencapai
45,22% dan rasio desa berlistrik sebesar 87,89%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 13.871 permintaan atau sebesar 22,8 MVA.
Gambar 4.19
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah

SISTEM PANGKALAN BUN


Kapasitas terpasang : 26,37 MW
Daya mampu
: 14,38 MW
Beban puncak
: 14,21 MW
Surplus
: 0,17 MW

SISTEM SAMPIT
Kapasitas terpasang : 26,88 MW
Daya mampu
: 16,85 MW
Beban puncak
: 17,65 MW
Defisit
: -0,80 MW
12

SISTEM INTERKONEKSI
BARITO
Kapasitas terpasang : 321,09 MW
Daya mampu
: 246,23 MW
Beban puncak
: 308,90 MW
Defisit
: -62,67 MW

98

SISTEM PURUK CAHU


Kapasitas terpasang : 2,01 MW
Daya mampu
: 1,48 MW
Beban puncak
: 1,26 MW
Surplus
: 0,22 MW

SISTEM MUARA TEWEH


Kapasitas terpasang : 7,97 MW
Daya mampu
: 3,93 MW
Beban puncak
: 4,31 MW
Defisit
: -0,38 MW

SISTEM KUALA KURUN


Kapasitas terpasang : 2,04 MW
Daya mampu
: 0,81 MW
Beban puncak
: 0,82 MW
Defisit
: -0,01 MW
SISTEM NANGA BULIK
Kapasitas terpasang : 1,89 MW
Daya mampu
: 1,12 MW
Beban puncak
: 0,96 MW
Surplus
: 0,16 MW

SISTEM BUNTOK
Kapasitas terpasang : 6,91 MW
Daya mampu
: 4,28 MW
Beban puncak
: 4,04 MW
Surplus
: 0,24 MW

SISTEM SUKAMARA
Kapasitas terpasang : 1,78 MW
Daya mampu
: 1,21 MW
Beban puncak
: 0,96 MW
Surplus
: 0,25 MW

SISTEM KUALA PEMBUANG


Kapasitas terpasang : 3,62 MW
Daya mampu
: 2,46 MW
Beban puncak
: 2,02 MW
Surplus
: 0,43 MW

13

4.19.2 Neraca Daya


Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Tengah
sehingga, neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan oleh
neraca daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah, dimana pada tahun
2010 hingga tahun 2012 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya
pada tahun 2013 dan 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.101
Neraca Daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah Tangga

GWH

1.059

1.116

1.179

1.248

1.324

Komersial

GWH

429

496

574

664

770

Publik

GWH

162

173

185

198

211

Industri

GWH

298

305

314

323

332

GWH

1.947

2.091

2.252

2.432

2.636

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

6,7

12,2

7,7
12,1

8,0
12,0

8,4

Susut Pemakaian Sendiri

6,5

6,5

6,5

6,5

6,5

18,8

18,7

18,6

18,5

18,4

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

433

464

500

539

584

239

310

446

460

790

Daya Tambahan

MW

78

145

28

344

151

Cadangan Daya

MW

-116

-9

-26

265

357

Total Susut & Losses

12,3

7,4

Susut & Losses (T&D)

11,9

99

4.19.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,2%, maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik di
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 9,7% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Tengah, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 328 MW (sekitar 8 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.206 kms
Gardu induk 180 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 61.100 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.500 kW
o Gardu distribusi 2.310 unit (106.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.150 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.010 kms
o PLTD 5 unit (1.250 kW).
Tabel 4.102
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Tengah
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTD

HSD Sampit (sewa)


HSD Buntok (sewa)
HSD Muara Teweh (sewa)
Kuala Pembuang
Puruk Cahu
Cenko
Pangkalan Bun
1 Kalteng (Pulang Pisau)
Bangkanai
Sampit (APBN)
Kuala Pembuang
JUMLAH
Total

Pendek
2
2
3
1

Jangka
Menengah/Panjang

Progress

MW
MW
MW
MW
2
2
2
1
2

8,0 MW
328

x
x
x
x
x

1
7
7
60
120
25
1

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

90%
2%

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2013
2013
2014
2014

PLN
PLN
PLN
IPP
PLN
PLN
IPP
Perpres 71
IPP
PLN
IPP

320 MW
MW

100

Tabel 4.103
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Tengah
NO.
1
2
3
4
5
6
7

DARI

KE

Palangkaraya
PLTU P.Pisau (Perpres)/Selat
Kasongan (Sampit - P raya)
Tanjung
PLTGU Bangkanai
Sampit
PLTU Sampit

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

150
150
150
150
150
150
150

168
4
2
260
560
172
40
1.206

2,5
5

Sampit
Incomer 2 phi
Incomer phi
Buntok
Muara Teweh - Buntok - Tanjung
Pangkalan Bun
Sampit
JUMLAH

2,5

COD
2010
2010
2011
2011
2013
2012
2014

Tabel 4.104
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Tengah
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

Tanjung (GI Baru)


Pulang Pisau
Sampit (GI Baru)
Palangkaraya Ext LB
Tanjung Ext LB
Buntok (GI Baru)
Buntok Ext LB
PLTGU Muara Teweh (GI Baru)
Sampit Ext LB
Pangkalan Bun (GI Baru)

NEW/EXTENSION

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah

New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

30
30
30
2 LB
2 LB
30
2 LB
30
2 LB
30
180

COD
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012

Tabel 4.105
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Tengah
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

3.350

14.500

14.525

14.325

14.400

350

350

350

350

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

100
420/19.250

420/19.250

470/21.750

490/22.750

510/23.750

Pembangunan JTM (KMS)

1.100

1.100

1.200

1.350

1.400

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

1.150

1.150

1.160

1.210

1.340

1/ 250

2/500

1/250

1/250

4.19.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.019,6 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 455,8 juta, transmisi USD 230,9 juta,
gardu induk USD 51 juta dan program EBT USD 281,9 juta.

101

Tabel 4.106
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Tengah
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

328
1.206
180

455,8
230,9
51,0

61.100
8
1.500
0
2.310
106.750
6.150
6.010
5
1.250

42,8
3,2
7,7
22,0
104,4
101,0
0,7
1.019,6

4.20 Provinsi Kalimantan Selatan


4.20.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Selatan dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Barito dan
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Batulicin/Pagatan, Sungai Kupang,
dan Kotabaru.
Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Selatan, 3
sistem (Sistem Batulicin/Pagatan, Sungai Kupang, dan Kotabaru) berada
dalam kondisi Surplus, dan 1 sistem lainnya (Sistem Interkoneksi Barito)
berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Selatan baru mencapai
72,29% dan rasio desa berlistrik sebesar 99,80%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 20.262 permintaan atau sebesar 29,6 MVA.

102

Gambar 4.20
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan

SISTEM SUNGAI KUPANG


Kapasitas terpasang : 2,82 MW
Daya mampu
: 1,02 MW
Beban puncak
: 0,44 MW
Surplus
: 0,58 MW

SISTEM INTERKONEKSI
BARITO
Kapasitas terpasang : 321,09 MW
Daya mampu
: 246,23 MW
Beban puncak
: 308,90 MW
Defisit
: -62,67 MW

SISTEM BATULICIN/PAGATAN
Kapasitas terpasang : 18,97 MW
Daya mampu
: 12,62 MW
Beban puncak
: 11,01 MW
Surplus
: 1,61 MW

SISTEM KOTABARU
Kapasitas terpasang : 12,20 MW
Daya mampu
: 6,95 MW
Beban puncak
: 6,75 MW
Surplus
: 0,20 MW

4.20.2 Neraca Daya


Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Tengah
sehingga, neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan oleh
neraca daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah, dimana pada tahun
2010 hingga tahun 2012 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya
pada tahun 2013 dan 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.107
Neraca Daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah Tangga

GWH

1.059

1.116

1.179

1.248

1.324

Komersial

GWH

429

496

574

664

770

Publik

GWH

162

173

185

198

211

Industri

GWH

298

305

314

323

332

GWH

1.947

2.091

2.252

2.432

2.636

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

6,7

12,2

7,7
12,1

8,0
12,0

8,4

Susut Pemakaian Sendiri

6,5

6,5

6,5

6,5

6,5

18,8

18,7

18,6

18,5

18,4

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

433

464

500

539

584

239

310

446

460

790

Daya Tambahan

MW

78

145

28

344

151

Cadangan Daya

MW

-116

-9

-26

265

357

Total Susut & Losses

12,3

7,4

Susut & Losses (T&D)

11,9

103

4.20.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,2%, maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik di
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 9,7% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Selatan, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 418 MW (sekitar 70 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 818 kms
Gardu induk 390 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.050 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 850 kW
o Gardu distribusi 1.200 unit (64.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.300 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 2.720 kms
o PLTD 4 unit (1.000 kW).
Tabel 4.108
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Selatan
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTU
PLTD
PLTU
PLTU

MFO Trisakti (sewa)


MFO Seberang Barito (sewa)
HSD Kapuas (sewa)
Kahayan (sewa)
Kalsel (Asam-Asam)
Kotabaru (APBN)
Kotabaru
Kalsel
Kalsel
JUMLAH
Total

Pendek
20
30
10
10

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
2 x
2 x
1 x
1 x

70,0 MW
418

65
7
4
100
100

MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

50,00%
50,00%
9%

2010
2010
2010
2010
2011
2012
2013
2013
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
PLN
PLN
IPP
IPP

348 MW
MW

104

Tabel 4.109
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Selatan
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

DARI

KE

Barikin
Tanjung
Barikin
Seberang Barito
Asam-asam
PLTU Asam-asam (Perpres)
PLTU M. Tambang Kalsel-1(IPP)
Rantau (Barikin - Cempaka)
PLTU Kalsel

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

150
150
150
150
150
150
150
150
150

116
142
33
21
248
220
12
14
12
818

89,88

Tanjung
Perbatasan
Amuntai
Kayutangi
Batu licin
Mantuil
Rantau
Incomer 2 phi
Tanjung
JUMLAH

77,52
38
77,93

COD
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2011
2012
2013

Tabel 4.110
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Selatan
NO.

LOKASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Barikin Ext LB
Kapuas / Selat
Amuntai (GI baru )
Barikin Ext LB
Kayu Tangi (GI baru )
Seberang Barito Ext LB
Mantuil
Batu licin (GI Baru)
Asam-asam Ext LB
Barikin
Cempaka
Kasongan (GI Baru)
Trisakti
Kayu Tangi
Barikin

16

Plehari

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Extension

2 LB
30
30
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
60
30
60
30
30

150/20
Jumlah

Extension

30
420

PROGRESS
(%)
84.82
100

100
100
100
100

94.1
100

COD
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2010
2014

Tabel 4.111
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Selatan
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.750

7.500

7.550

7.600

7.650

200

200

200

200

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

50
220/11.750

200/11.750

240/12.750

260/13.750

280/14.750

Pembangunan JTM (KMS)

600

600

650

700

750

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

500

500

520

600

600

1/ 250

2/500

1/250

105

4.20.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 798,4 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 571,0 juta, transmisi USD 46,1 juta,
gardu induk USD 50,2 juta dan program EBT USD 131 juta.
Tabel 4.112
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Selatan
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

418
818
390
32.050
4
850
0
1.200
64.750
3.300
2.720
4
1.000

571,0
46,1
50,2
22,4
1,6
4,4
11,5
58,2
32,4
0,6
798,4

4.21 Provinsi Kalimantan Timur


4.21.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Mahakam
dan beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Nunukan, Sanggatta, Petung,
Longikis, Bulungan, Tanjung Redep, Bontang, Tanah Grogot, Malinau, Kota
Bangun, Melak, Kerang, Muara Komam, Sebatik, Tanjung Selor, Batu
Sopang, dan Tanjung Aru.
Dari 18 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur, 14
sistem (Sistem Interkoneksi Mahakam, Nunukan, Longikis, Bulungan,
Tanjung Redep, Bontang, Malinau, Kota Bangun, Melak, Kerang, Muara
Komam, Sebatik, Batu Sopang, dan Tanjung Aru) berada dalam kondisi
Surplus, dan 4 sistem lainnya (Sistem Sanggatta, Petung, Tanah Grogot,
dan Tanjung Selor) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Timur baru mencapai 68,56%
dan rasio desa berlistrik sebesar 92,46%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 101.169 permintaan atau sebesar 300,8 MVA.
106

Gambar 4.21
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur

SISTEM NUNUKAN
Kapasitas terpasang : 15,25 MW
Daya mampu
: 4,95 MW
Beban puncak
: 4,77 MW
Surplus
: 0,18 MW
SISTEM SANGATTA
Kapasitas terpasang : 19,22 MW
Daya mampu
: 9,75 MW
Beban puncak
: 11,45 MW
Defisit
: -1,70 MW
SISTEM INTERKONEKSI
MAHAKAM
Kapasitas terpasang : 279,56 MW
Daya mampu
: 235,00 MW
Beban puncak
: 234,06 MW
Surplus
:
0,94 MW

SISTEM BULUNGAN
Kapasitas terpasang : 12,02 MW
Daya mampu
: 6,80 MW
Beban puncak
: 6,39 MW
Surplus
: 0,41 MW
SISTEM TANJUNG REDEP
Kapasitas terpasang : 20,80 MW
Daya mampu
: 11,42 MW
Beban puncak
: 10,32 MW
Surplus
: 1,10 MW
SISTEM BONTANG
Kapasitas terpasang : 34,59 MW
Daya mampu
: 23,60 MW
Beban puncak
: 14,92 MW
Surplus
: 8,68 MW

SISTEM PETUNG
Kapasitas terpasang : 12,30 MW
Daya mampu
: 6,80 MW
Beban puncak
: 7,44 MW
Defisit
: -0,64 MW
SISTEM LONGIKIS
Kapasitas terpasang : 2,45 MW
Daya mampu
: 1,97 MW
Beban puncak
: 1,82 MW
Surplus
: 0,15 MW

SISTEM TANAH GROGOT


Kapasitas terpasang : 9,52 MW
Daya mampu
: 7,87 MW
Beban puncak
: 7,96 MW
Defisit
: -0,09 MW

SISTEM MALINAU
Kapasitas terpasang : 5,81 MW
Daya mampu
: 4,80 MW
Beban puncak
: 1,78 MW
Surplus
: 3,02 MW

SISTEM SEBATIK
Kapasitas terpasang : 3,17 MW
Daya mampu
: 1,40 MW
Beban puncak
: 1,36 MW
Surplus
: 0,04 MW

SISTEM KOTA BANGUN


Kapasitas terpasang : 2,33 MW
Daya mampu
: 2,40 MW
Beban puncak
: 1,83 MW
Surplus
: 0,57 MW

SISTEM Tj.
Tj. SELOR
Kapasitas terpasang : 9,60 MW
Daya mampu
: 5,35 MW
Beban puncak
: 5,85 MW
Defisit
: -0,50 MW

SISTEM MELAK
Kapasitas terpasang : 14,20 MW
Daya mampu
: 6,82 MW
Beban puncak
: 5,62 MW
Surplus
: 1,20 MW

SISTEM BATU SOPANG


Kapasitas terpasang : 1,66 MW
Daya mampu
: 1,32 MW
Beban puncak
: 1,25 MW
Surplus
: 0,07 MW

SISTEM KERANG
Kapasitas terpasang : 0,45 MW
Daya mampu
: 0,38 MW
Beban puncak
: 0,20 MW
Surplus
: 0,18 MW
SISTEM MUARA KOMAM
Kapasitas terpasang : 0,59 MW
Daya mampu
: 0,46 MW
Beban puncak
: 0,43 MW
Surplus
: 0,03 MW

SISTEM Tj.
Tj. ARU
Kapasitas terpasang : 0,45 MW
Daya mampu
: 0,18 MW
Beban puncak
: 0,11 MW
Surplus
: 0,07 MW

107

4.21.2 Neraca Daya


Neraca daya Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2010 dan 2011
mengalami kondisi yang kurang baik (defisit), dan berangsur-angsur
membaik di tahun 2012, 2013 dan 2014.
Tabel 4.113
Neraca Daya Provinsi Kalimantan Timur
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah Tangga

GWh

1.046

1.130

1.218

1.312

1.410

Komersial

GWh

573

627

682

737

794

Publik

GWh

220

236

252

268

286

Industri

GWh

364

398

431

463

496

GWh

2.203

2.391

2.582

2.780

2.986

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

9,3

9,7

8,0
9,6

7,7
9,5

7,4

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

11,8

11,7

11,6

11,5

11,4

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

446

484

522

562

603

169

277

275

529

693

Daya Tambahan

MW

113

262

180

261

Cadangan Daya

MW

-164

-200

15

148

352

Total Susut & Losses

9,8

8,5

Susut & Losses (T&D)

9,4

4.21.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur rata-rata
sebesar 1,7% per tahun dan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 6,2%,
sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan permintaan energi listrik
diperkirakan rata-rata sebesar 7,8% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Timur, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 823 MW (sekitar 113 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.371 kms
Gardu induk 450 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 34.150 unit
o PLTS terpusat 15 kW 7 unit
o PLTMH 1.320 kW
o Gardu distribusi 1.170 unit (63.500 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.650 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.870 kms
o PLTD 6 unit (1.500 kW).

108

Tabel 4.114
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Timur
Rencana
PLTD
PLTD
PLTMG
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTGB
PLTGB
PLTGB
PLTGB
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU

Excess Power
MFO Batakan
Bontang
MFO Tanjung Batu
HSD Tanah Grogot (sewa)
HSD Melak (sewa)
HSD Sangata (sewa)
HSD Tanjung Selor (sewa)
HSD Nunukan (sewa)
Sangata (sewa)
Tanjung Redep (sewa)
Tanjung Selor (sewa)
Malinau (sewa)
Tanah Grogot
Kaltim (Peaking)
Kota Bangun
Muara Jawa/Teluk Balikpapan
Kaltim Baru
Tanah Grogot
Kota Bangun
Muara Jawa/Teluk Balikpapan
Senipah
Petung
Melak
Nunukan
Berau
Senipah
Melak
Tanjung Selor
Kaltim
JUMLAH
Total

Pendek
4
40
14
20
4
2
2
2
2
9
6
6
2

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

90,00%

1
2
1
1

x
x
x
x

1
1
1
1
2
1
2

x
x
x
x
x
x
x

1 x
1 x
2 x
113,0 MW
823

Progress

7
50
5
100
50
7
5
100
40
7
7
7
7
40
7
7
100

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
2,00%

2,00%

COD

Keterangan

Des 2009
2009
2009
Peb 2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP

710 MW
MW

Tabel 4.115
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Timur
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

DARI
Harapan Baru
Karang Joang
Kuaro
Muara Jawa
Bontang
Petung
PLTG Senipah (IPP)
Bontang
PLTU Kaltim/Kemitraan (IPP)
PLTU Muara Jawa (Perpres)
Berau
PLTU New Kaltim (Perpres)
Industri
Muara Jawa
Sembera
PLTU Kaltim Baru II/Sangata

KE
Bukuan
Kuaro
Perbatasan
Incomer 2 phi
Sambutan
Incomer 2 phi
Muara Jawa
Sangata
Muara Jawa
Muara Jawa
Tanjung Selor
Muara Jawa/Senipah
New Industri
Industri Baru
Embalut
Bontang
JUMLAH

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

20
155
93
48
90
8
24
65
50
24
4
10
50
160
50
520
1.371

PROGRESS
(%)
7,35

COD
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2014
2014
2014

109

Tabel 4.116
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Timur
NO.

LOKASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Sei Kledang/Harapan Baru


Kuaro/Tanah Grogot (GI Baru)
Karang Joang Ext LB
Senipah/Muara Jawa(GI Baru)
Bontang (GI Baru)
Sambutan Ext LB
Petung (GI Baru)
Industri
Sangata (GI Baru)
PLTUMuara Jawa Ext LB
Bontang Ext LB
Sambutan
Berau (GI Baru)
Tanjung Selor (GI Baru)
New Industri (GI baru)
Industri Ext LB

17
18
19
20

Sembera
Embalut
Muara Jawa
New Industri

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

Extension
New
Extension
New
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension
New
New
New
Extension

60
30
2 LB
30
60
2 LB
30
60
30
2 LB
2 LB
30
30
30
60
2 LB

150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah

Extension
Extension
Extension
Extension

2 LB
2 LB
2 LB
2 LB
450

PROGRESS
(%)

54,89

100

COD
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014
2014

Tabel 4.117
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Timur
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.700

8.000

8.100

8.150

8.200

300

300

350

370

80

80

80

80

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

100

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

210/11.500

Pembangunan JTM (KMS)

800

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

1,000
1/ 250

210/11.500
850

230/12.500

250/13.500

270/14,500

900

1.000

1.100

900

950

1.000

1.020

2/500

1/250

1/250

1/250

4.21.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.557,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 979,9 juta, transmisi USD 297,2 juta,
gardu induk USD 113,1 juta dan program EBT USD 166,9 juta.

110

Tabel 4.118
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Timur
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

823
1.371
450

979,9
297,2
113,1

34.150
7
1.320
320
1.170
63.500
4.650
4.870
6
1.500

23,9
3,1
7,3
1,9
14,0
61,8
54,6
0,3
1.557,1

4.22 Provinsi Sulawesi Utara


4.22.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara dipasok oleh satu sistem
interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Minahasa dan
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Tahuna, Melonguane, Ondong
(Siau), Tagulandang, Beo (Talaud), Lirung, dan Molibagu.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara, 6
sistem (Sistem Tahuna, Melonguane, Ondong (Siau), Tagulandang, Lirung,
dan Molibagu) berada dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem lainnya (Sistem
Interkoneksi Minahasa dan Beo (Talaud)) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Utara baru mencapai 66,87%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 16.051 permintaan atau sebesar 82,9 MVA.

111

Gambar 4.22
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara

SISTEM TAHUNA
Kapasitas terpasang : 11,09 MW
Daya mampu
: 4,66 MW
Beban puncak
: 4,42 MW
Surplus
: 0,24 MW

SISTEM BEO (TALAUD)


Kapasitas terpasang : 3,25 MW
Daya mampu
: 2,25 MW
Beban puncak
: 3,04 MW
Defisit
: -0,79 MW

SISTEM MELONGUANE
Kapasitas terpasang : 1,47 MW
Daya mampu
: 0,77 MW
Beban puncak
: 0,63 MW
Surplus
: 0,14 MW

SISTEM LIRUNG
Kapasitas terpasang : 1,78 MW
Daya mampu
: 1,18 MW
Beban puncak
: 0,82 MW
Surplus
: 0,36 MW
SISTEM INTERKONEKSI
MINAHASA
Kapasitas terpasang : 185,17 MW
Daya mampu
: 133,50 MW
Beban puncak
: 153,00 MW
Defisit
: -19,50 MW

SISTEM ONDONG (SIAU)


Kapasitas terpasang : 4,61 MW
Daya mampu
: 3,13 MW
Beban puncak
: 2,55 MW
Surplus
: 0,59 MW

SISTEM TAGULANDANG
Kapasitas terpasang : 2,08 MW
Daya mampu
: 1,50 MW
Beban puncak
: 0,80 MW
Surplus
: 0,70 MW

SISTEM MOLIBAGU
Kapasitas terpasang : 2,73 MW
Daya mampu
: 2,38 MW
Beban puncak
: 1,91 MW
Surplus
: 0,47 MW

4.22.2 Neraca Daya


Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan
Gorontalo sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, dimana
pada tahun 2010 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya pada
tahun 2011 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.119
Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

808

865

933

1.012

1.101

Komersial

GWH

241

253

266

279

291

Publik

GWH

195

215

236

260

287

Industri

GWH

117

121

126

130

135

GWH

1.361

1.455

1.561

1.681

1.814

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

6,3

6,9

7,3

7,7

7,9

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

326

348

373

401

433

211

279

589

653

882

Daya Tambahan

MW

74

319

82

248

256

Cadangan Daya

MW

-41

249

298

500

705

Total Susut & Losses

9,8

9,7

9,6

9,5

9,4

112

4.22.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo sebesar 1,3% pertahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%, maka permintaan tenaga listrik pada
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,9% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 301 MW (sekitar 24,1 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 551 kms
Gardu induk 490 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 37.921 unit
o PLTS terpusat 15 kW 7 unit
o PLTMH 1.075 kW
o PLTAngin 960 kW
o Gardu distribusi 1.155 unit (63.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.050 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 2.980 kms
o PLTD 14 unit (3.750 kW).
Tabel 4.120
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Utara
Rencana
PLTD
PLTD
PLTM
PLTP
PLTU
PLTG
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTP
PLTP
PLTU
PLTP
PLTU

MFO Sistem Minahasa (sewa)


HSD Tahuna (sewa)
Lobong
Lahendong IV
2 Sulut (Amurang)
Minahasa Turbin Gas
Tahuna
Milangodaa I
Duminanga
Belengan
Lahendong V
Lahendong VI
Sulut I (Kema)
Kotamobagu 1, 2, 3 & 4
Sulut I (Kema)
JUMLAH
Total

Pendek
20
2,5
1,6

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
2 x
2 x
2 x
2 x
1
1
1
4
1

24,1 MW
301

x
x
x
x
x

20
25
25
4
0,7
0,5
1,2
20
20
25
20
25

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

3,00%
3,00%
99,32%

2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
PLN
IPP

49%

277 MW
MW

113

Tabel 4.121
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Utara
NO.

DARI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Lopana
Telling (New 150)
PLTU 2 Sulut (Perpres)
Ranomut Baru 150 (Paniki)
Kotamubagu/Otam
Lolak
Bintauna
PLTP Kotamubagu
PLTU Sulut (IPP)
PLTP Lahendong 5 dan 6

11

PLTU Infrastructure (IPP)

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

96
16
36
56
72
210
1
32
8
20
547
4
4

56,17

Telling (New 150)


Ranomut Baru 150 (Paniki)
Lopana
Bitung Baru 150 ( Kema )
Lolak (New)
Buroko
Tapping
Kotamubagu/Otam
PLTU 2 Sulut (Perpres)
Lopana
JUMLAH 150 kV
Incomer (Bitung - Sawangan)
JUMLAH 70 kV

70

100
52,73

COD
2009
2009
2010
2010
2010
2011
2011
2014
2014
2013
2011

Tabel 4.122
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Provinsi Sulawesi Utara
NO.

LOKASI

1
2

Telling (GIS 150 kV Baru)


Tomohon

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)
70,16

COD

150/70
150/70
Jumlah 150/70 kV

New
Extension

60
60
120

Telling (GIS 150 kV Baru)


Lopana Ext 2 LB
Ranomut Baru 150 kV(Paniki)
Telling Ext 2 LB
Otam/kotamubagu
Bitung Baru 150 kV (Kema)
Ranomut Baru 150 kV(Paniki)
Lolak (GI Baru)
Otam Ext LB
Buroko (GI Baru)
Lolak
Kotamubagu
Kawangkoan

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

New
Extension
New
Extension
Extension
New
Extension
New
Extension
New
Extension
Extension
Extension

60
2 LB
30
2 LB
30
30
2 LB
30
2 LB
20
2 LB
2 LB
30

16
17
18
19
20

Buroko
Bintauna (GI Tapping)
Ranomut Baru 150 kV(Paniki)
Tomohon
Bitung Baru 150 kV (Kema)

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

Extension
New
Extension
Extension
Extension

2 LB
20
30
30
30
340

2011
2011
2012
2013
2013

21

Tasik Ria

70/20
Jumlah 70/20 kV

Extension

30
30

2014

100
100
100

2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011

114

Tabel 4.123
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Utara
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.600

9.000

9.000

9.171

9.150

225

225

225

300

240

240

240

240

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

100

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

210/11.500

225/12.500

220/12.250

240/13.250

260/14.250

Pembangunan JTM (KMS)

600

550

600

650

650

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

500

550

580

620

730

2/500

2/500

2/500

4/1.250

4/1.000

4.22.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 752,4 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 527,6 juta, transmisi USD 22,6 juta,
gardu induk USD 23,4 juta dan program EBT USD 178,8 juta.
Tabel 4.124
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Utara
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

301
551
490
37.921
7
1.075
960
1.155
63.750
3.050
2.980
14
3.750

527,6
22,6
23,4
26,6
2,8
5,4
5,8
13,6
74,1
48,4
2,3
752,4

115

4.23 Provinsi Gorontalo


4.23.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Gorontalo dipasok oleh beberapa sistem
terisolasi, yaitu Sistem Telaga (Gorontalo), Buruki, dan Marisa Tilamuta.
Dari 3 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Gorontalo, semua
sistemnya (Sistem Telaga (Gorontalo), Buruki, dan Marisa Tilamuta) berada
dalam kondisi Surplus.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Gorontalo baru mencapai 49,79% dan
rasio desa berlistrik sebesar 98,11%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 2.732 permintaan atau sebesar 5,6 MVA.
Gambar 4.23
Kondisi Kelistrikan Provinsi Gorontalo

SISTEM BURUKI
Kapasitas terpasang : 3,32 MW
Daya mampu
: 2,76 MW
Beban puncak
: 2,01 MW
Surplus
: 0,75 MW
SISTEM MARISA TILAMUTA
Kapasitas terpasang : 6,47 MW
Daya mampu
: 3,20 MW
Beban puncak
: 3,20 MW
Surplus
: 0,00 MW

SISTEM TELAGA (GORONTALO)


Kapasitas terpasang : 44,44 MW
Daya mampu
: 30,30 MW
Beban puncak
: 29,97 MW
Surplus
: 0,33 MW

4.23.2 Neraca Daya


Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan
Gorontalo sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, dimana
pada tahun 2010 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya pada
tahun 2011 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.

116

Tabel 4.125
Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

808

865

933

1.012

1.101

Komersial

GWH

241

253

266

279

291

Publik

GWH

195

215

236

260

287

Industri

GWH

117

121

126

130

135

GWH

1.361

1.455

1.561

1.681

1.814

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

6,3

6,9

7,3

7,7

7,9

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

326

348

373

401

433

211

279

589

653

882

Daya Tambahan

MW

74

319

82

248

256

Cadangan Daya

MW

-41

249

298

500

705

Total Susut & Losses

9,8

9,7

9,6

9,5

9,4

4.23.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo sebesar 1,3% pertahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%, maka permintaan tenaga listrik pada
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,9% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Gorontalo, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 93 MW (sekitar 10 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 544 kms
Gardu induk 140 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.964 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.400 kW
o PLTAngin 960 kW
o Gardu distribusi 1.950 unit (90.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.330 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.380 kms
o PLTD 6 unit (1.500 kW).

117

Tabel 4.126
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Gorontalo
Rencana
PLTD
PLTD
PLTM
PLTU
PLTU
PLTU

Jangka
Menengah/Panjang

Pendek

MFO Gorontalo (sewa)


HSD Marisa (sewa)
Mongango
Gorontalo
Molotabu
Gorontalo Energi

MW
MW

7
3

2 x
2 x

JUMLAH
Total

10,0 MW

MW
MW
MW
MW

1,2
25
20
6

Progress

COD

Keterangan

3,00%
3,00%
93,01%
47%

2010
2010
2011
2011
2012
2013

PLN
PLN
PLN
Perpres 71
IPP
IPP

30,00%

83 MW
93

MW

Tabel 4.127
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Gorontalo
NO.
1
2
3
4
5

DARI

KE

PLTU Gorontalo Energi (IPP)


Isimu
Isimu
PLTU Gtalo (Perpres)/Kwandang
Isimu

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150
150

70
90
220
24
140
544

Botupingge
Botupingge
Marissa
Incomer
Buroko
JUMLAH

PROGRESS
(%)
100
100
100

COD
2010
2010
2010
2010
2010

Tabel 4.128
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Gorontalo
NO.
1
2
3
4
5

RASIO TRAFO
(kV)

LOKASI
Botupingge (GI Baru)
PLTU Gorontalo Baru /Anggrek
Isimu (GI Baru)
Marissa GI Baru)
Botupingge

NEW/EXTENSION

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah

New
New
New
New
Extension

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

30
20
30
30
30
140

100

COD
2010
2010
2010
2010
2010

100

Tabel 4.129
Program Listrik Perdesaan Provinsi Gorontalo
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

2900

13757

13757

13750

13800

325

325

325

325

240

240

240

240

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

100

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

360/16.500

360/16.500

390/18.000

410/19.000

430/20.000

Pembangunan JTM (KMS)

800

800

850

900

980

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

800

800

830

950

1,000

1/250

2/500

2/500

1/250

118

4.23.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 459,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 160,3 juta, transmisi USD 22,5 juta,
gardu induk USD 10,9 juta dan program EBT USD 265,5 juta.
Tabel 4.130
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Gorontalo
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

2010 s.d 2014


Volume
Investasi (juta USD)
93
544
140

160,3
22,5
10,9

57.964
8
1.400
960
1.950
90.000
4.330
4.380
6
1.500

40,6
3,2
7,2
5,8
20,4
114,9
72,5
0,9
459,2

4.24 Provinsi Sulawesi Tengah


4.24.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tengah dipasok oleh beberapa
sistem terisolasi, yaitu Sistem Palu, Toli-Toli, Luwuk, Bangkir, Palasa,
Moutong, Parigi, Poso, Tentena, Kolonedale, Toili, Kotaraya, Leok, Ampana,
Bunta, Moilong, Banggai, dang Bungku.
Dari 18 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tengah, 13
sistem (Sistem Toli-Toli, Luwuk, Palasa, Parigi, Tentena, Kolonedale, Toili,
Kotaraya, Leok, Ampana, Bunta, Banggai, dang Bungku), berada dalam
kondisi Surplus, dan 5 sistem lainnya (Sistem Palu, Bangkir, Moutong,
Poso, dan Moilong) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Tengah baru mencapai 48,30%
dan rasio desa berlistrik sebesar 99,02%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 22.059 permintaan atau sebesar 27,4 MVA.

119

Gambar 4.24
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Tengah

SISTEM TOLITOLI-TOLI
Kapasitas terpasang : 10,26 MW
Daya mampu
: 5,79 MW
Beban puncak
: 4,38 MW
Surplus
: 1,41 MW
SISTEM LUWUK
Kapasitas terpasang : 11,18 MW
Daya mampu
: 6,17 MW
Beban puncak
: 5,47 MW
Surplus
: 0,70 MW

SISTEM PALU
Kapasitas terpasang : 81,24 MW
Daya mampu
: 36,49 MW
Beban puncak
: 50,60 MW
Defisit
:-14,11 MW

SISTEM LEOK
Kapasitas terpasang: 3,35 MW
Daya mampu
: 1,92 MW
Beban puncak
: 1,83 MW
Surplus
: 0,09 MW

SISTEM BANGKIR
Kapasitas terpasang: 1,92 MW
Daya mampu
: 1,36 MW
Beban puncak
: 1,49 MW
Defisit
: -0,13 MW
SISTEM PALASA
Kapasitas terpasang: 1,67 MW
Daya mampu
: 1,00 MW
Beban puncak
: 0,69 MW
Surplus
: 0,31 MW

SISTEM KOTARAYA
Kapasitas terpasang: 1,70 MW
Daya mampu
: 1,05 MW
Beban puncak
: 1,03 MW
Surplus
: 0,02 MW

SISTEM BUNTA
Kapasitas terpasang: 1,49 MW
Daya mampu
: 1,39 MW
Beban puncak
: 1,13 MW
Surplus
: 0,26 MW

SISTEM MOUTONG
Kapasitas terpasang: 3,45 MW
Daya mampu
: 1,76 MW
Beban puncak
: 2,10 MW
Defisit
: -0,34 MW

SISTEM MOILONG
Kapasitas terpasang: 3,00 MW
Daya mampu
: 1,76 MW
Beban puncak
: 2,10 MW
Defisit
: -0,34 MW

SISTEM PARIGI
Kapasitas terpasang: 7,80 MW
Daya mampu
: 3,37 MW
Beban puncak
: 3,18 MW
Surplus
: 0,19 MW

SISTEM POSO
Kapasitas terpasang: 7,63 MW
Daya mampu
: 5,18 MW
Beban puncak
: 5,95 MW
Defisit
: -0,77 MW

SISTEM TENTENA
Kapasitas terpasang: 1,70 MW
Daya mampu
: 1,50 MW
Beban puncak
: 1,50 MW
Surplus
: 0,00 MW

SISTEM AMPANA
Kapasitas terpasang: 3,10 MW
Daya mampu
: 1,67 MW
Beban puncak
: 1,12 MW
Surplus
: 0,55 MW

SISTEM TOILI
Kapasitas terpasang: 3,00 MW
Daya mampu
: 1,50 MW
Beban puncak
: 1,31 MW
Surplus
: 0,19 MW
SISTEM KOLONEDALE
Kapasitas terpasang: 3,63 MW
Daya mampu
: 1,62 MW
Beban puncak
: 1,20 MW
Surplus
: 0,42 MW

SISTEM BANGGAI
Kapasitas terpasang: 2,25 MW
Daya mampu
: 1,12 MW
Beban puncak
: 1,10 MW
Surplus
: 0,02 MW
SISTEM BUNGKU
Kapasitas terpasang: 1,56 MW
Daya mampu
: 0,88 MW
Beban puncak
: 0,81 MW
Surplus
: 0,07 MW

120

4.24.2 Neraca Daya


Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan
Gorontalo sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, dimana
pada tahun 2010 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya pada
tahun 2011 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.131
Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

808

865

933

1.012

1.101

Komersial

GWH

241

253

266

279

291

Publik

GWH

195

215

236

260

287

Industri

GWH

117

121

126

130

135

GWH

1.361

1.455

1.561

1.681

1.814

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

6,3

6,9

7,3

7,7

7,9

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

3,5

3,5

3,5

3,5

3,5

13,3

13,2

13,1

13,0

12,9

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

326

348

373

401

433

211

279

589

653

882

Daya Tambahan

MW

74

319

82

248

256

Cadangan Daya

MW

-41

249

298

500

705

Total Susut & Losses

9,8

9,7

9,6

9,5

9,4

4.24.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo sebesar 1,3% pertahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%, maka permintaan tenaga listrik pada
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,9% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi
Tengah, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 583 MW (sekitar 39,8 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 800 kms
Gardu induk 190 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.200 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.480 kW
o Gardu distribusi 1.870 unit (89.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.720 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.370 kms
o PLTD 7 unit (1.750 kW).

121

Tabel 4.132
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Provinsi Sulawesi Tengah
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTM
PLTA
PLTA
PLTM
PLTM
PLTU
PLTU
PLTGU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTGU
PLTM
PLTM
PLTP
PLTP

Pendek

HSD Toli-Toli (sewa)


HSD Luwuk (sewa)
HSD Palu (sewa)
HSD Poso (sewa)
HSD Kolonedale (sewa)
Sansarino
Tomini II
Poso Energy
Poso
Hek
Sawidago II
Moutong
Luwuk
Senoro
Bungku Hydro Power
Bunta
Pekasalo
Biak I
Biak II
Biak III
Kotaraya
Batubota
Kolonedale Hydro Power
PJPP II - expansion #3, 4
Senoro
Bambalo 3
Lambangan
Bora
Merana/Masaingi

2 x

4
5
20
3
3
0,8
2

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

COD

Keterangan

3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP

46,26%
50
145
2,5
1
4
10
120
1,2
2,5
1,2
1,5
1,3
1,2
0,8
2,5
3,6
15
120
2,3
3,2
5
10

2 x
2 x
1 x

2 x

2 x
1 x

1 x
2 x

JUMLAH
Total

Progress

39,8 MW
583

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

65,00%

544 MW
MW

Tabel 4.133
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Tengah
NO.
1
2
3
4

DARI

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)
360
360
140
280
20
440

PLTGU Senoro

Tentena

275

Talise
PLTA Poso
PLTU Palu (Kemitraan)

JUMLAH 275 kV
Pasang Kayu
Parigi
Incomer (Talise - Pasang Kayu)
JUMLAH 150 kV

150
150
150

PROGRESS
(%)

COD
2013
2010
2011
2011

Tabel 4.134
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Tengah
NO.

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)
100

1
2

Talise Ext LB
Parigi Ext LB

150/70
150/70
Jumlah 150/70 kV

New
New

60
60
120

3
4
5

Poso (GI Baru)


Talise
Parigi

150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

New
Extension
Extension

20
30
20
70

100

COD
2010
2010
2010
2010
2014

122

Tabel 4.135
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Tengah
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

3.100

13.500

13.500

13.525

13.575

350

350

350

350

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

80

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

380/16.750

350/17.000

Pembangunan JTM (KMS)

850

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

1,000
-

380/18.500

400/19.500

850

360/17.500
920

1,000

1,100

1,000

1,050

1,140

1,180

4/1.000

2/500

1/250

4.24.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.254,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 823,1 juta, transmisi USD 153,8 juta,
gardu induk USD 11,5 juta dan program EBT USD 265,8 juta.
Tabel 4.136
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Tengah
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

583
800
190

823,1
153,8
11,5

57.200
8
1.480
0
1.870
89.250
4.720
5.370
7
1.750

40,1
3,2
7,7
19,6
108,6
85,5
1,1
1.254,2

123

4.25 Provinsi Sulawesi Barat


4.25.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat dipasok oleh 2 sistem
terisolasi, yaitu Sistem Pasangkayu dan Mamasa.
Dari 2 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur,
semua sistemnya (Sistem Pasangkayu dan Mamasa) berada dalam kondisi
Surplus.
Mengingat bahwa Provinsi Sulawesi Barat masih termasuk Provinsi baru,
maka data rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik belum tersedia datanya.
Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 5.420 permintaan atau sebesar
7,2 MVA.
Gambar 4.25
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Barat

SISTEM PASANGKAYU
Kapasitas terpasang : 0,84 MW
Daya mampu
: 0,74 MW
Beban puncak
: 0,56 MW
Surplus
: 0,18 MW

SISTEM MAMASA
Kapasitas terpasang : 0,80 MW
Daya mampu
: 0,70 MW
Beban puncak
: 0,42 MW
Surplus
: 0,28 MW

4.25.2 Neraca Daya


Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan,
Tenggara dan Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat, dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem
berada pada kondisi yang baik.

124

Tabel 4.137
Neraca Daya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
Uraian

2010

Kebutuhan
Rumah Tangga

2011

2012

2013

2014

GWH

1.622

1.712

1.803

1.896

1.992

Komersial

GWH

533

588

650

718

793

Publik

GWH

336

368

403

441

483

Industri

GWH

791

843

903

967

1.037

GWH

3.282

3.512

3.758

4.022

4.305

6,9

7,0

7,0

7,0

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

7,0

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

14,8

14,7

14,6

14,0

14,4

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

782

836

894

952

1.022

460

778

1.055

1.265

1.317

Daya Tambahan

MW

327

293

231

77

231

Cadangan Daya

MW

235

393

391

526

Total Susut & Losses

12,8

12,7

12,6

12,5

12,4

4.25.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di
sistem tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 14 MW
Transmisi tenaga listrik 160 kms
Gardu induk 90 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 23.770 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.150 kW
Tabel 4.138
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Barat
Rencana
PLTU

Pendek

Jangka
Menengah/Panjang

Mamuju

2 x
JUMLAH
Total

- MW

Progress

MW

COD

Keterangan

2014

IPP

14 MW
14

MW

Tabel 4.139
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Barat
NO.
1

DARI
Mamuju

KE
Pasang Kayu
JUMLAH

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150

160
160

PROGRESS
(%)

COD
2011

125

Tabel 4.140
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Barat
NO.
1
2
3
4
5

RASIO TRAFO
(kV)

LOKASI
Pasang Kayu (GI Baru)
Polmas
Pasang Kayu Ext LB
Mamuju Ext LB
Mamuju

NEW/EXTENSION

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah

New
Extension
Extension
Extension
Relokasi

KAPASITAS
(MVA)
30
30
2LB
2LB
30
90

PROGRESS
(%)

95,79

COD
2010
2010
2011
2011
2014

Tabel 4.141
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Barat
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.700

5.500

5.500

5.525

5.550

250

300

300

300

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

4.25.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 122,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkit USD 29,4 juta, transmisi USD 27,2 juta, gardu
induk USD 5,4 juta dan program EBT USD 60,8 juta.
Tabel 4.142
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Barat
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

14
160
90

29,4
27,2
5,4

23.770
8
1.150
-

51,3
3,2
6,3
-

termasuk dalam rekap Prov. Sulsel

122,8

126

4.26 Provinsi Sulawesi Selatan


4.26.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Selatan dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Sulawesi
Selatan dan beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Malili-Inco, dan Selayar.
Dari 3 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Selatan, 2
sistem (Sistem Malili-Inco, dan Selayar), berada dalam kondisi Surplus, dan
1 sistem (Sistem Interkoneksi Sulawesi Selatan) berada pada kondisi
Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Selatan baru mencapai 55,20%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 56.978 permintaan atau sebesar 54,7 MVA.
Gambar 4.26
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan

SISTEM MALILI - INCO


Kapasitas terpasang : 6,56 MW
Daya mampu
: 6,33 MW
Beban puncak
: 6,00 MW
Surplus
: 0,33 MW

SISTEM INTERKONEKSI
SULAWESI SELATAN
Kapasitas terpasang : 635,24 MW
Daya mampu
: 447,77 MW
Beban puncak
: 552,92 MW
Defisit
:-105,15 MW

SISTEM SELAYAR
Kapasitas terpasang : 6,49 MW
Daya mampu
: 3,80 MW
Beban puncak
: 2,70 MW
Surplus
: 1,10 MW

4.26.2 Neraca Daya


Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan,
Tenggara dan Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat, dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem
berada pada kondisi yang baik.
127

Tabel 4.143
Neraca Daya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

1.622

1.712

1.803

1.896

1.992

Komersial

GWH

533

588

650

718

793

Publik

GWH

336

368

403

441

483

Industri

GWH

791

843

903

967

1.037

GWH

3.282

3.512

3.758

4.022

4.305

6,9

7,0

7,0

7,0

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

7,0

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

14,8

14,7

14,6

14,0

14,4

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

782

836

894

952

1.022

460

778

1.055

1.265

1.317

Daya Tambahan

MW

327

293

231

77

231

Cadangan Daya

MW

235

393

391

526

Total Susut & Losses

12,8

12,7

12,6

12,5

12,4

4.26.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di
sistem tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi
Selatan, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 965 MW (sekitar 271,4 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.154 kms
Gardu induk 1.080 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 23.575 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.326 kW
o PLTAngin 1.200 kW
o Gardu distribusi 1.820 unit (86.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.550 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.380 kms
o PLTD 18 unit (5.500 kW).

128

Tabel 4.144
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana
PLTM
PLTD
PLTD/G
PLTM
PLTGU
PLTU
PLTGU
PLTD
PLTU
PLTD
PLTU
PLTU

Pendek

Ranteballa
MFO Sulsel (sewa)
HSD Sulsel (sewa)
Sulsel
Sengkang, Open Cycle
Sulsel (Barru)
Sengkang
Selayar
Sulsel - 1 / Jeneponto Bosowa
Selayar
Takalar
Selayar
JUMLAH
Total

2 x 1,2
6 x 12,5
126
8
60

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
2 x
2 x
1 x
2 x
2 x

271,4 MW
965

50
180
2
200
2
100
4

Progress

COD

Keterangan

97,00%
5,00%

Akhir 2009
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2014
2014
2014

IPP
PLN
PLN
PLN
IPP
Perpres 71
IPP
PLN
IPP
PLN
PLN
IPP

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

40%

694 MW
MW

Tabel 4.145
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Selatan
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

DARI
Sidrap
Maros (New)
Tanjungbunga
Sengkang
Siwa/Kera (New)
Sengkang
Tallo Lama
PLTU Sulsel (Perpres)/Barru
PLTU Takalar (Perpres 2)
PLTU Takalar (Perpres 2)
Palopo
Wotu (New)
PLTU Jeneponto (IPP-Bosowa)
PLTA Malea

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

PROGRESS
(%)

150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150

308
64
23
130
160
70
10
4,62
20
20
170
100
4
70
1.154

54,49
50,97
98,98

Maros (New)
Sungguminasa
Bontoala
Siwa /Kera (New)
Palopo
Sidrap
Bontoala
Incomer 2 phi
Tip. 157
Tip. 158
Wotu (New)
Malili (New)
PLTU Takalar (Perpres 2)
Makale
JUMLAH

41,6

COD
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2013
2013

Tabel 4.146
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Selatan
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

LOKASI
Maros (GI Baru)
Sidrap Ext LB
Sungguminasa Ext LB
Tello
Bontoala (Uprating 150 kV)
Tanjung Bunga Ext LB
Sungguminasa
Pare-pare
Bulukumba
Barru
Palopo Ext LB
Sengkang Ext LB
Sengkang
Jeneponto

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20

NEW/EXTENSION
New
Extension
Extension
Extension
New
Extension
Extension
Relokasi
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension

KAPASITAS
(MVA)
30
2LB
2LB
60
60
2LB
60
30
30
30
2LB
2LB
30
30

PROGRESS
(%)

100
100

COD
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2009
2010
2010
2010
2010
2010

129

NO.

LOKASI

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Siwa/Kera (GI Baru)


Takalar/Tallasa
Tallo Lama
Pare-pare
Watampone
Makale
Pangkep
Panakkukang
Wotu (GI Baru)+4 LB
Palopo Ext LB
Malili (GI Baru)
Sinjai
Makale
PLTA Malea
Maros Ext LB
Tallo Lama
Pinrang
Sidrap
Sengkang
Daya Baru (GI Baru)

35
36

Mandai
Borongloe

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV
70/20
70/20
Jumlah 70/20 kV

NEW/EXTENSION
New
Extension
Extension
Relokasi
Extension
Extension
Extension
Extension
New
Extension
New
Relokasi
Extension
Extension
Extension
Extension
Relokasi
Extension
Extension
New
Relokasi
Relokasi

KAPASITAS
(MVA)
30
30
60
20
60
30
30
120
30
2LB
30
30
2LB
2LB
2LB
60
30
60
30
30
1.040
20
20
40

PROGRESS
(%)
100
100

23,36

COD
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

Tabel 4.147
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Selatan
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.500

5.500

5.500

5.525

5.550

250

300

326

350

300

300

300

300

PLTS Terpusat 15 Kw
PLTMH (kW)

100

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

330/15.250

360/17.250

Pembangunan JTM (KMS)

1.250

1.250

1.300

1.350

1.400

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

900

900

1.000

1.210

1.370

*)

350/16.000

4/1.500

6/2.000

4/1.000

380/18.250

2/500

400/19.250

2/500

: Jaringan termasuk Sulawesi Barat

4.26.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.659,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 1.179,7 juta, transmisi USD 202,9 juta,
gardu induk USD 56,8 juta dan program EBT USD 220,3 juta.

130

Tabel 4.148
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Selatan
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)
Cat: jaringan termasuk Prov. Sulbar

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

965
1.154
1.080
23.575
8
1.326
1.200
1.820
86.000
6.550
5.380
18
5.500

1.179,7
202,9
56,8
16,5
3,2
6,7
7,2
18,4
109,8
55,7
2,7
1.659,8

4.27 Provinsi Sulawesi Tenggara


4.27.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara dipasok oleh
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Kendari, Lambuya, Bau-Bau, WangiWangi, Lasusua, Kolaka, Kassipute, dan Raha.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara, 6
sistem (Sistem Lambuya, Bau-Bau, Wangi-Wangi, Lasusua, Kassipute, dan
Raha), berada dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem (Sistem Kendari dan
Kolaka) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Tenggara baru mencapai
38,09% dan rasio desa berlistrik sebesar 95,95%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 24.042 permintaan atau sebesar 34,7 MVA.

131

Gambar 4.27
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Tenggara

SISTEM LASUSUA
Kapasitas terpasang : 0,76 MW
Daya mampu
: 0,74 MW
Beban puncak
: 0,47 MW
Surplus
: 0,27 MW

SISTEM KENDARI
Kapasitas terpasang : 55,83 MW
Daya mampu
: 32,75 MW
Beban puncak
: 37,45 MW
Defisit
: -4,70 MW

SISTEM KOLAKA
Kapasitas terpasang : 9,52 MW
Daya mampu
: 7,06 MW
Beban puncak
: 8,10 MW
Defisit
: -1,04 MW

SISTEM LAMBUYA
Kapasitas terpasang : 7,57 MW
Daya mampu
: 4,40 MW
Beban puncak
: 4,20 MW
Surplus
: 0,20 MW

SISTEM KASSIPUTE
Kapasitas terpasang : 2,12 MW
Daya mampu
: 0,90 MW
Beban puncak
: 0,55 MW
Surplus
: 0,35 MW

SISTEM BAUBAU-BAU
Kapasitas terpasang : 19,87 MW
Daya mampu
: 12,05 MW
Beban puncak
: 9,91 MW
Surplus
: 2,14 MW

SISTEM WANGIWANGI-WANGI
Kapasitas terpasang : 2,63 MW
Daya mampu
: 1,11 MW
Beban puncak
: 1,07 MW
Surplus
: 0,04 MW

SISTEM RAHA
Kapasitas terpasang : 14,21 MW
Daya mampu
: 6,78 MW
Beban puncak
: 5,68 MW
Surplus
: 1,10 MW

4.27.2 Neraca Daya


Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan,
Tenggara dan Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat, dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem
berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.149
Neraca Daya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

1.622

1.712

1.803

1.896

1.992

Komersial

GWH

533

588

650

718

793

Publik

GWH

336

368

403

441

483

Industri

GWH

791

843

903

967

1.037

GWH

3.282

3.512

3.758

4.022

4.305

6,9

7,0

7,0

7,0

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

7,0

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

14,8

14,7

14,6

14,0

14,4

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

782

836

894

952

1.022

460

778

1.055

1.265

1.317

Daya Tambahan

MW

327

293

231

77

231

Cadangan Daya

MW

235

393

391

526

Total Susut & Losses

12,8

12,7

12,6

12,5

12,4

132

4.27.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di
sistem tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi
Tenggara, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 181 MW (sekitar 56 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 370 kms
Gardu induk 260 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 66.200 unit
o PLTS terpusat 15 kW 12 unit
o PLTMH 1.400 kW
o PLTAngin 820 kW
o Gardu distribusi 2.240 unit (110.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.930 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.650 kms
o PLTD 10 unit (2.250 kW).
Tabel 4.150
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Tenggara
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTD
PLTM
PLTU
PLTD
PLTP
PLTU
PLTU
PLTD
PLTP

MFO Kendari (sewa)


HSD Kendari (sewa)
HSD Kolaka (sewa)
MFO Kolaka (sewa)
HSD Bau-Bau (sewa)
HSD Raha (sewa)
HSD Wangi-Wangi (sewa)
Sultra (Kendari - Nii Tanasa)
Sabilambo-Kolaka
Rongi
Mikuasi-Kolaka
Sultra (Kendari - Nii Tanasa)
Raha
Ratelimbong-Kolaka
Kolaka
Wangi-Wangi
Mangolo
Bau-Bau
Kendari
Wangi-Wangi
Mangolo
JUMLAH
Total

Pendek
10
16
2
4
9
3
2
10

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

2 x
1 x
2 x
2 x
1 x
56,0 MW
181

2
0,8
0,5
10
5
2,4
10
2
5
10
25
2
5

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
69%
24,15%
17,33%
18,21%
69%

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014

Sewa
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
PLN
PLN
IPP
PLN
IPP
IPP
IPP
PLN
IPP

125 MW
MW

133

Tabel 4.151
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Tenggara
NO.

DARI

1
2
3
4

Kendari
PLTU Kolaka
Unahaa
PLTU Kendari

PLTU NII Tanasa

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150

70
20
200
30
320
50
50

Unahaa (New)
Kolaka
Kolaka (New)
Kendari
JUMLAH 150 kV
Kendari
JUMLAH 70 kV

70

PROGRESS
(%)

COD
2011
2012
2012
2013
2010

Tabel 4.152
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Tenggara
NO.

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

NEW/EXTENSION

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

COD

Kendari 150 kV

150/70
Jumlah 150/70 kV

New

60
60

2011

2
3
4
5

Unahaa (GI Baru)


Kolaka (GI Baru)
Kendari (150 kV New)
Unahaa

150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

New
New
New
Extension

30
30
30
30
120

2011
2012
2012
2013

6
7
8

PLTU Nii Tanasa


Kendari
Kendari

70/20
70/20
70/20
Jumlah 70/20 kV

New
New
Extension

20
30
30
80

2009
2009
2009

Tabel 4.153
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Tenggara
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

4.100

15.500

15.500

15.525

15.575

PLTMH (kW)

350

350

350

350

PLT ANGIN (kW)

160

160

250

250

PLTS Terpusat 15 kW

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

420/20.750

440/21.750

470/23.250

490/24.250

Pembangunan JTM (KMS)

420/20.750
1.300

1.290

1.350

1.430

1.560

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

1.200

1.200

1.300

1.450

1.500

2/500

2/500

2/500

2/500

2/250

4.27.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 686,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 298,2 juta, transmisi USD 50,8 juta,
gardu induk USD 19,4 juta dan program EBT USD 317,8 juta.

134

Tabel 4.154
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Tenggara
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

181
370
260

298,2
50,8
19,4

66.200
12
1.400
820
2.240
110.750
6.930
6.650
10
2.250

46,4
4,8
7,7
4,9
24,6
149,1
79,1
1,2
686,2

4.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat


4.28.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Barat dipasok oleh
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Lombok, Sumbawa Barat,
Sumbawa, dan Bima.
Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
semua sistem kelistrikannya (Sistem Lombok, Sumbawa Barat, Sumbawa,
dan Bima) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Barat baru mencapai
32,51% dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 145.646 permintaan atau sebesar 116,1 MVA.

135

Gambar 4.28
Kondisi Kelistrikan Provinsi Nusa Tenggara Barat

SISTEM LOMBOK
Kapasitas terpasang : 117,93 MW
Daya mampu
: 82,95 MW
Beban puncak
: 112,10 MW
Defisit
: -29,15 MW

SISTEM BIMA
Kapasitas terpasang : 26,94 MW
Daya mampu
: 18,56 MW
Beban puncak
: 22,50 MW
Defisit
: -3,94 MW

SISTEM SUMBAWA
Kapasitas terpasang : 30,37 MW
Daya mampu
: 19,81 MW
Beban puncak
: 21,55 MW
Deffisit
: -1,75 MW

SISTEM SUMBAWA BARAT


Kapasitas terpasang : 8,51 MW
Daya mampu
: 5,02 MW
Beban puncak
: 5,08 MW
Defisit
: -0,06 MW

4.28.2 Neraca Daya


Neraca daya Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2010 hingga tahun
2014 cukup baik, walaupun cadangan daya pada tahun 2010 dan 2011
cukup kecil.
Tabel 4.155
Neraca Daya Provinsi Nusa Tenggara Barat
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWh

426

460

498

541

587

Komersial

GWh

131

143

156

170

185

Publik

GWh

73

78

83

88

93

Industri

GWh

12

13

14

15

17

GWh

643

695

751

814

882

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

7,4

8,0

8,2

8,3

8,3

Susut & Losses (T&D)

Susut Pemakaian Sendiri

5,0

5,0

5,0

5,0

5,0

12,3

12,2

12,1

12,0

12,0

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

156

168

181

196

213

85

167

226

269

385

Daya Tambahan

MW

85

64

49

125

60

Cadangan Daya

MW

14

63

94

197

233

Total Susut & Losses

7,3

7,2

7,1

7,0

7,0

136

4.28.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk Provinsi Nusa Tenggara
Barat sebesar 1,2% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7%
maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 8,3% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun
2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 383 MW (sekitar 85 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 809 kms
Gardu induk 460 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 74.105 unit
o PLTS terpusat 15 kW 13 unit
o PLTMH 2.150 kW
o PLTAngin 2.500 kW
o Gardu distribusi 2.840 unit (142.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.005 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.260 kms
o PLTD 8 unit (2.000 kW).
Tabel 4.156
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTM
PLTU
PLTU
PLTM
PLTM
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTU

MFO Lombok (sewa)


HSD Lombok (sewa)
MFO Sumbawa (sewa)
HSD Sumbawa (sewa)
MFO Bima (sewa)
HSD Bima (sewa)
Lombok (APBN)
Santong
2 NTB (Lombok Baru)
1 NTB (Bima)
Melaga
Batu Keliang
Bima Pilot Project
Sumbawa
Lombok
Sumbawa 1
Sembalun
Lombok (Loan)
Sumbawa
Lombok
New Sumbawa 1
Lombok (Loan)
Huu
New Sumbawa 1
JUMLAH
Total

Pendek
15
20
10
2
10
3
25

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

3,00%
3,00%
3,00%
3,00%

2 x

2 x
1 x

2 x
1 x

2 x

85,0 MW
383

Progress

0,9
25
10
1,7
1,5
7
10
25
30
10
25
10
25
15
25
10
15

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

5%
7%

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
Perpres 71
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
PLN
IPP
IPP

298 MW
MW

137

Tabel 4.157
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Barat
NO.

DARI

1
2
3
4
5
6
7
8

Ampenan
Jeranjang
Sengkol
Sengkol
PLTU IPP
Ampenan
Selong
PLTP Sembalun

9
10
11
12
13
14
15

PLTU Bonto
Ni'u/Bima
PLTU Badas
Labuhan
PLTP Hu'u
PLTU Sumbawa
PLTU Sumbawa

KE

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

150
150
150
150
150
150
150
150

13
52
52
48
26
48
36
60
335
23
75
38
165
61
17
96
474

Jeranjang
Sengkol
Selong
Kuta
Selong
Tanjung
Pringgabaya
GI Pringgabaya
JUMLAH 150 kV
Ni'u/Bima
Dompu
Incomer (Labuhan -Tano)
Tano
Dompu
Labuhan
Tano
JUMLAH 70 kV

70
70
70
70
70
70
70

PROGRESS
(%)

COD
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2013
2010
2010
2010
2010
2014
2012
2012

Tabel 4.158
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Nusa Tenggara Barat
NO.

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)
150/20
150/20

NEW/EXTENSION
New
New

KAPASITAS
(MVA)
30
30

PROGRESS
(%)

COD

1
2

Ampenan
Jeranjang

2010
2010

3
4
5
6
7
8
9

Sengkol
Selong
Kuta
Tanjung
Pringgabaya
Ampenan
Ampenan

150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
Jumlah 150/20 kV

New
New
New
New
New
Extension
Extension

60
30
30
30
30
30
30
300

2010
2010
2010
2011
2011
2012
2013

10
11
12
13
14
15

Dompu
Ni'u/Bima
Labuhan
Tano
Labuhan
Dompu

70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
Jumlah 70/20 kV

New
New
New
New
Extension
Extension

30
30
30
20
30
20
160

2010
2010
2010
2011
2012
2012

Tabel 4.159
Program Listrik Perdesaan Provinsi Nusa Tenggara Barat
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

3.900

17.500

17.550

17.555

17.600

PLTS Terpusat 15 kW

100

500

500

500

550

600

600

650

650

PLTMH (kW)
PLT ANGIN (kW)
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

550/27.500

550/27.500

560/28.000

580/29.000

600/30.000

Pembangunan JTM (KMS)

1.125

1.100

1.200

1.250

1.330

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

1.150

1.150

1.160

1.350

1.450

2/500

2/500

2/500

2/500

138

4.28.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.123,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 655,2 juta, transmisi USD 33,9 juta,
gardu induk USD 28,6 juta dan program EBT USD 405,8 juta.
Tabel 4.160
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Nusa Tenggara Barat
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

383
809
460

655,2
33,9
28,6

74.105
13
2.150
2.500
2.840
142.000
6.005
6.260
8
2.000

51,9
5,0
8,8
15,0
27,3
194,9
101,0
2,0
1.123,5

4.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur


4.29.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur dipasok oleh
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Kupang, Soe, Atambua, Kalabahi,
Larantuka, Ende, Labuhanbajo, Ruteng, dan Bajawa.
Dari 9 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
4 sistem (Sistem Kupang, Larantuka, Ende, dan Labuhanbajo) berada dalam
kondisi Surplus, dan 5 sistem lainnya (Sistem Soe, Atambua, Kalabahi,
Ruteng, dan Bajawa) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur baru mencapai
24,55% dan rasio desa berlistrik sebesar 90,12%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 14.763 permintaan atau sebesar 18,2 MVA.

139

Gambar 4.29
Kondisi Kelistrikan Provinsi Nusa Tenggara Timur

SISTEM ENDE
Kapasitas terpasang : 9,49 MW
Daya mampu
: 6,24 MW
Beban puncak
: 4,95 MW
Surplus
: 1,28 MW

SISTEM KALABAHI
Kapasitas terpasang : 3,98 MW
Daya mampu
: 2,29 MW
Beban puncak
: 2,49 MW
Defisit
: -0,20 MW

SISTEM ATAMBUA
Kapasitas terpasang : 5,74 MW
Daya mampu
: 3,70 MW
Beban puncak
: 4,20 MW
Defisit
: -0,50 MW

SISTEM LABUHANBAJO
Kapasitas terpasang : 1,70 MW
Daya mampu
: 1,70 MW
Beban puncak
: 1,25 MW
Surplus
: 0,45 MW

SISTEM LARANTUKA
Kapasitas terpasang : 4,57 MW
Daya mampu
: 3,25 MW
Beban puncak
: 2,37 MW
Surplus
: 0,88 MW

SISTEM RUTENG
Kapasitas terpasang : 4,88 MW
Daya mampu
: 2,87 MW
Beban puncak
: 3,67 MW
Defisit
: -0,80 MW

SISTEM BAJAWA
Kapasitas terpasang : 4,41 MW
Daya mampu
: 2,19 MW
Beban puncak
: 2,67 MW
Defisit
: -0,48 MW

SISTEM WAITABULA
Kapasitas terpasang : 1,41 MW
Daya mampu
: 0,59 MW
Beban puncak
: 0,75 MW
Defisit
: -0,16 MW

SISTEM KUPANG
Kapasitas terpasang : 45,72 MW
Daya mampu
: 38,35 MW
Beban puncak
: 30,48 MW
Surplus
:
7,87 MW

SISTEM MAUMERE
Kapasitas terpasang : 8,44 MW
Daya mampu
: 6,32 MW
Beban puncak
: 5,87 MW
Surplus
: 0,45 MW

SISTEM SOE
Kapasitas terpasang : 3,97 MW
Daya mampu
: 2,39 MW
Beban puncak
: 2,99 MW
Defisit
: -0,60 MW

SISTEM LEWOLEBA
Kapasitas terpasang : 2,42 MW
Daya mampu
: 1,46 MW
Beban puncak
: 1,61 MW
Defisit
: -0,15 MW

SISTEM WAINGAPU
Kapasitas terpasang : 4,84 MW
Daya mampu
: 3,08 MW
Beban puncak
: 3,40 MW
Defisit
: -0,32 MW

SISTEM WAIKABUBAK
Kapasitas terpasang : 3,02 MW
Daya mampu
: 1,10 MW
Beban puncak
: 1,17 MW
Defisit
: -0,07 MW

SISTEM BA
BAA/LOBALAIN
Kapasitas terpasang : 2,30 MW
Daya mampu
: 1,39 MW
Beban puncak
: 1,64 MW
Defisit
: 13
-0,25 MW

SISTEM KEFAMENANU
Kapasitas terpasang : 4,49 MW
Daya mampu
: 2,10 MW
Beban puncak
: 2,75 MW
Defisit
: -0,65 MW

140

4.29.2 Neraca Daya


Neraca daya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2010 mengalami
defisit dan selanjutnya pada tahun 2011 s.d. 2014 berangsur-angsur
membaik.
Tabel 4.161
Neraca Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur
Uraian
Kebutuhan Total
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWh

222

237

255

273

294

Komersial

GWh

89

97

105

113

122

Publik

GWh

66

70

75

81

86

Industri

GWh

10

10

10

10

11

GWh

386

415

445

478

513

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

7,5

7,4

7,4

7,3

7,3

Susut & Losses (T&D)

7,3

7,2

7,1

7,0

7,0

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Total Susut & Losses

9,3

9,2

9,1

9,0

9,0

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

98

106

113

121

130

42

67

145

155

170

Daya Tambahan

MW

26

80

15

19

53

Cadangan Daya

MW

-30

41

47

53

92

4.29.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk Provinsi Nusa Tenggara
Timur sebesar 1,1% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%
maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut
diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara
Timur, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 192 MW (sekitar 25,9 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 516 kms
Gardu induk 210 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 82.463 unit
o PLTS terpusat 15 kW 14 unit
o PLTMH 1.950 kW
o PLTAngin 2.500 kW
o Gardu distribusi 2.050 unit (111.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 7.350 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 8.150 kms
o PLTD 17 unit (4.250 kW).

141

Tabel 4.162
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rencana
PLTB
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTP
PLTP
PLTD
PLTD
PLTMH
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTP
PLTP
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTP
PLTB
PLTB
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTP
PLTP
PLTP
PLTU
PLTU

Maubesi
MFO (Relokasi)
Atambua
Kalabahi
Waingapu
Soe
HSD Ruteng (sewa)
HSD Bajawa (sewa)
HSD Soe (sewa)
HSD Kefamenanu (sewa)
HSD Atangbua (sewa)
HSD Larantuka (sewa)
HSD Maumere (sewa)
HSD Sumba Timur (sewa)
Adonara
Ulumbu (ADB)
Aulumbu (APBN)
Lembata
Ende
Mauhau
Ulumbu
Atambua
2 NTT (Kupang Baru)
1 NTT (Ropa-Ende)
Wanokaka
Sabu
Rote Ndao
Adonara
Maumere
Ulumbu
Bukapiting
Kambaniru
MFO New Kupang
Lembata
Ende
Larantuka
Oka Larantuka
Mondu
Maubesi
New Atambua
Bajawa
Labuan Bajo
Maumere
Larantuka
Bukapiting
Atadei
Sukoria
Larantuka
Waingapu
JUMLAH
Total

Pendek
0,5
4
2
0,8
1
2
0,8
0,5
0,5
0,8
0,85
0,3
0,8
0,5
0,5
5
5

Jangka
Menengah/Panjang

Progress

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

4 x
2 x
2 x

2 x

2 x
2
2
2
2
25,9 MW
192

x
x
x
x

1
2,5
0,5
3
6
16,5
7
1,6
0,3
0,5
0,5
2,5
3
6
2
7,5
1
2,5
2,5
3
0,5
0,5
7,5
2,5
2,5
2,5
2,5
6
2,5
2,5
4
4

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

27,51%
1,56%
6%
74%

27,51%

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
Perpres 71
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP

166 MW
MW

142

Tabel 4.163
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Timur
NO.
1
2
3
4
5
6
7

DARI

KE

PLTU Bolok /Kupang Baru


Maulafa
Naibonat
Kefamenanu
PLTU Ropa
Ende
PLTP Sukoria

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

70
70
70
70
70
70
70

21
62
102
61
10
230
30
516

Maulafa
Naibonat
Nonohamis/Soe
Atambua
Incomer (Ende-Maumere)
Maumere
Ropa
JUMLAH

PROGRESS
(%)

COD
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2014

Tabel 4.164
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Nusa Tenggara Timur
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

LOKASI

RASIO TRAFO
(kV)

Maulafa (GI Baru)


Bolok (GI Baru)
Naibonat (GI Baru)
Nonohamis/Soe (GI Baru)
Atambua
Kefamenanu
Ende
Ropa
Maumere

NEW/EXTENSION

70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
Jumlah

New
New
New
New
New
New
New
New
New

KAPASITAS
(MVA)

PROGRESS
(%)

60
20
20
20
20
20
20
10
20
210

COD
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010

Tabel 4.165
Program Listrik Perdesaan Provinsi Nusa Tenggara Timur
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

4753

20000

19760

19000

18950

PLTMH (kW)

450

500

500

500

PLT ANGIN (kW)

600

600

650

650

PLTS Terpusat 15 kW

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

400/21.250

370/20.500

400/22.000

430/23.500

450/24.500

1.550

1.620

1.750

1.900

1.500

1.500

1.600

1.750

1.800

4/1.000

4/1.000

Pembangunan JTM (KMS)

1.530

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

4/1.000

3/750

2/500

4.29.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 795,9 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 361,0 juta, transmisi USD 17,1 juta,
gardu induk USD 15 juta dan program EBT USD 402,8 juta.

143

Tabel 4.166
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Nusa Tenggara Timur
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

192
516
210

361,0
17,1
15,0

82.463
14
1.950
2.500
2.050
111.750
7.350
8.150
17
4.250

57,8
5,6
10,7
15,0
20,1
205,0
87,0
1,7
795,9

4.30 Provinsi Maluku


4.30.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku dipasok oleh beberapa sistem
terisolasi, yaitu Sistem Ambon, Namlea, Tual, Saumlaki, Mako, Piru, Bula,
Masohi, Dobo, dan Langgur.
Dari 10 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Maluku, 9 sistem
(Sistem Namlea, Tual, Saumlaki, Mako, Piru, Bula, Masohi, Dobo, dan
Langgur) berada dalam kondisi Surplus, dan 1 sistem lainnya (Sistem
Ambon) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Maluku baru mencapai 54,51% dan rasio
desa berlistrik sebesar 82,17%. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai
1.287 permintaan atau sebesar 1,2 MVA.

144

Gambar 4.30
Kondisi Kelistrikan Provinsi Maluku

SISTEM NAMLEA
Kapasitas terpasang : 5,03 MW
Daya mampu
: 2,16 MW
Beban puncak
: 1,98 MW
Surplus
: 0,18 MW

SISTEM MAKO
Kapasitas terpasang : 2,26 MW
Daya mampu
: 1,49 MW
Beban puncak
: 1,22 MW
Surplus
: 0,27 MW

SISTEM PIRU
Kapasitas terpasang : 2,81 MW
Daya mampu
: 1,94 MW
Beban puncak
: 1,49 MW
Surplus
: 0,45 MW
SISTEM BULA
Kapasitas terpasang : 1,10 MW
Daya mampu
: 0,84 MW
Beban puncak
: 0,78 MW
Surplus
: 0,06 MW
SISTEM MASOHI
Kapasitas terpasang : 6,82 MW
Daya mampu
: 3,90 MW
Beban puncak
: 3,60 MW
Surplus
: 0,30 MW

SISTEM AMBON
Kapasitas terpasang : 63,07 MW
Daya mampu
: 26,50 MW
Beban puncak
: 28,55 MW
Defisit
: -2,05 MW

SISTEM DOBO
Kapasitas terpasang : 2,90 MW
Daya mampu
: 1,22 MW
Beban puncak
: 1,12 MW
Surplus
: 0,10 MW

SISTEM TUAL
Kapasitas terpasang : 10,39 MW
Daya mampu
: 5,40 MW
Beban puncak
: 4,90 MW
Surplus
: 0,50 MW
SISTEM SAUMLAKI
Kapasitas terpasang : 2,62 MW
Daya mampu
: 1,68 MW
Beban puncak
: 1,43 MW
Surplus
: 0,25 MW

SISTEM LANGGUR
Kapasitas terpasang : 10,39 MW
Daya mampu
: 4,50 MW
Beban puncak
: 1,65 MW
Surplus
: 2,85 MW

4.30.2 Neraca Daya


Provinsi Maluku dan Maluku Utara kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Maluku dan Maluku Utara sehingga neraca daya provinsiprovinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Maluku dan
Maluku Utara, dimana pada tahun 2010 sampai dengan 2014 sistem berada
pada kondisi baik.
Tabel 4.167
Neraca Daya Sistem Maluku dan Maluku Utara
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

327

360

393

427

462

Komersial

GWH

83

87

90

93

97

Publik

GWH

71

76

81

87

94

Industri

GWH

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

10

GWH

489

530

572

616

663

7,5

8,4

8,0

7,7

7,5

Susut& Losses (T&D)

7,8

7,7

7,6

7,5

7,5

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Total Susut & Losses

9,8

9,7

9,6

9,5

9,5

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

108

116

126

135

145

43

106

123

128

204

Daya Tambahan
Cadangan Daya

MW
MW

64
42

20
10

9
6

80
73

47
106

145

4.30.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Maluku dan
Maluku Utara sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,2% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 7,1% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 120 MW (sekitar 39 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 399 kms
Gardu induk 130 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 29.370 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 530 kW
o PLTAngin 800 kW
o Gardu distribusi 1.485 unit (79.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.490 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.200 kms
o PLTD 13 unit (4.000 kW).
Tabel 4.168
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Maluku
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU

HSD Ambon (sewa)


MFO Ambon (sewa)
HSD Namlea (sewa)
HSD Tual (sewa)
Saparua
Wai Nibe
Wai Tina
Masohi
Saumlaki
Wamsisi
Tulehu
Maluku (Ambon Baru)
Tual
Masohi
JUMLAH
Total

Pendek
10
25
2
2

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW

2
2
2
2
39,0 MW
120

x
x
x
x

0,5
2,5
2,5
6
2
1
10
15
4
4

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

3,00%
3,00%
3,00%
3,00%

2010
2010
2010
2010
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
IPP
IPP

0%

81 MW
MW

146

Tabel 4.169
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Maluku
NO.
1
2
3
4
5
6

DARI

KE

PLTU Waai
PLTU Waai
Passo
Masohi
PLTA Isal II
PLTP Tulehu

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

70
70
70
70
70
70

55
33
42
43
186
40
399

Sirimao
Passo
Sirimao
Kairatu
Masohi
Incomer Waai - Paso
JUMLAH

PROGRESS
(%)

COD
2010
2010
2010
2011
2014
2013

Tabel 4.170
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Maluku
NO.
1
2
3
4
5

RASIO TRAFO
(kV)

LOKASI
Sirimao (GI Baru)
Passo (GI Baru)
Masohi (GI Baru)
Kairatu (GI Baru)
Sirimao

NEW/EXTENSION

70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
Jumlah

KAPASITAS
(MVA)

New
New
New
New
Extension

PROGRESS
(%)

40
20
20
20
30
130

COD
2010
2010
2011
2011
2014

Tabel 4.171
Program Listrik Perdesaan Provinsi Maluku
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

2.850

12.000

12.100

12.100

12.120

PLTMH (kW)

100

100

150

180

PLT ANGIN (kW)

160

160

240

240

PLTS Terpusat 15 kW

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)


Pembangunan JTM (KMS)
Pembangunan JTR (KMS)
PLTD (Unit/kW)

295/15.750

270/14.500

640
560
6/2.250

640

280/15.000
660

310/16.500

330/17.500

750

800
720

600

660

660

3/750

2/500

2/500

4.30.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 463,3 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 186,2 juta, transmisi USD 30,8 juta,
gardu induk USD 8,9 juta dan program EBT USD 237,4 juta.

147

Tabel 4.172
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Maluku
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

120
399
130

186,2
30,8
8,9

29.370
8
530
800
1.485
79.250
3.490
3.200
13
4.000

35,8
3,2
2,9
4,8
18,5
108,9
60,6
2,5
463,3

4.31 Provinsi Maluku Utara


4.31.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku Utara dipasok oleh beberapa
sistem terisolasi, yaitu Sistem Ternate, Soa Siu, Weda, Bacan, Dofa, Jailolo,
Sanana, Tobelo, Subaim, Maba-Buli, Patani, dan Sofifi.
Dari 12 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Maluku Utara, 4
sistem (Sistem Soa Siu, Weda, Maba-Buli, dan Patani) berada dalam kondisi
Surplus, dan 8 sistem lainnya (Sistem Ternate, Bacan, Dofa, Jailolo,
Sanana, Tobelo, Subaim, dan Sofifi) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Maluku Utara baru mencapai 49,44% dan
rasio desa berlistrik sebesar 93,06%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 2.812 permintaan atau sebesar 7,1 MVA.

148

Gambar 4.31
Kondisi Kelistrikan Provinsi Maluku Utara

SISTEM TERNATE
Kapasitas terpasang : 17,80 MW
Daya mampu
: 11,20 MW
Beban puncak
: 13,70 MW
Surplus
: -2,50 MW

SISTEM TOBELO
Kapasitas terpasang : 5,87 MW
Daya mampu
: 2,85 MW
Beban puncak
: 3,55 MW
Defisit
: -0,70 MW

SISTEM JAILOLO
Kapasitas terpasang : 3,19 MW
Daya mampu
: 1,45 MW
Beban puncak
: 1,72 MW
Defisit
: -0,27 MW

SISTEM SUBAIM
Kapasitas terpasang : 1,09 MW
Daya mampu
: 0,37 MW
Beban puncak
: 0,66 MW
Surplus
: 0,29 MW

SISTEM SOA SIU


Kapasitas terpasang : 4,36 MW
Daya mampu
: 1,82 MW
Beban puncak
: 1,74 MW
Surplus
: 0,08 MW

SISTEM MABAMABA-BULI
Kapasitas terpasang : 0,75 MW
Daya mampu
: 0,71 MW
Beban puncak
: 0,35 MW
Surplus
: 0,36 MW

SISTEM WEDA
Kapasitas terpasang : 0,89 MW
Daya mampu
: 0,76 MW
Beban puncak
: 0,32 MW
Surplus
: 0,44 MW

SISTEM PATANI
Kapasitas terpasang : 0,78 MW
Daya mampu
: 0,44 MW
Beban puncak
: 0,28 MW
Surplus
: 0,16 MW

SISTEM BACAN
Kapasitas terpasang : 2,30 MW
Daya mampu
: 1,90 MW
Beban puncak
: 2,19 MW
Defisit
: -0,29 MW
SISTEM DOFA
Kapasitas terpasang : 1,14 MW
Daya mampu
: 0,41 MW
Beban puncak
: 0,55 MW
Defisit
: -0,14 MW

SISTEM SOFIFI
Kapasitas terpasang : 1,48 MW
Daya mampu
: 0,76 MW
Beban puncak
: 1,08 MW
Defisit
: -0,32 MW

SISTEM SANANA
Kapasitas terpasang : 2,45 MW
Daya mampu
: 1,25 MW
Beban puncak
: 1,30 MW
Defisit
: -0,05 MW

4.31.2 Neraca Daya


Provinsi Maluku dan Maluku Utara kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Maluku dan Maluku Utara sehingga neraca daya provinsiprovinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Maluku dan
Maluku Utara, dimana pada tahun 2010 sampai dengan 2014 sistem berada
pada kondisi baik.

Tabel 4.173
Neraca Daya Sistem Maluku dan Maluku Utara
Uraian
Kebutuhan
Rumah Tangga

2010

2011

2012

2013

2014

GWH

327

360

393

427

462

Komersial

GWH

83

87

90

93

97

Publik

GWH

71

76

81

87

94

Industri

GWH

Total Kebutuhan
Pertumbuhan

10

GWH

489

530

572

616

663

7,5

8,4

8,0

7,7

7,5

Susut& Losses (T&D)

7,8

7,7

7,6

7,5

7,5

Susut Pemakaian Sendiri

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

Total Susut & Losses

9,8

9,7

9,6

9,5

9,5

Beban Puncak
Daya Terpasang

MW
MW

108

116

126

135

145

43

106

123

128

204

Daya Tambahan
Cadangan Daya

MW
MW

64
42

20
10

9
6

80
73

47
106

149

4.31.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Maluku dan
Maluku Utara sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,2% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 7,1% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku Utara,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 100 MW (sekitar 24,5 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 128 kms
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.450 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 530 kW
o PLTAngin 910 kW
o Gardu distribusi 2.240 unit (111.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.160 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.160 kms
o PLTD 18 unit (6.000 kW).
Tabel 4.174
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Maluku Utara
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTM
PLTM
PLTD
PLTD
PLTU
PLTD
PLTD
PLTD
PLTGB
PLTP
PLTP
PLTU

MFO Ternate (sewa)


HSD Ternate (sewa)
HSD Sofifi (sewa)
HSD Soa-Siu (sewa)
HSD Tobelo (sewa)
HSD Sanana (sewa)
HSD Masohi (sewa)
Goal
Tobello, Loan Belgia
Sofifi, Loan Belgia
Bacan, Loan Belgia
Maluku Utara (Tidore)
Ngaoli
Ibu
Jailolo
Dobo
Tobelo
Dobo
Bacan
Sanana
Tidore
Jailolo
Songa Wayaua
Tidore
JUMLAH
Total

Pendek
2 x

5
2
2
2
3
2
2
1,5

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

2 x
2 x

2 x
1 x
2 x
24,5 MW
100

1,6
3,2
1,6
14
2
1
3
1
4
1
3
2
4
5
5
7

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

Progress

COD

Keterangan

3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%
3,00%

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
IPP
IPP
PLN
PLN
IPP
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP

18%

75 MW
MW

150

Tabel 4.175
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Maluku Utara
NO.
1

DARI

KE

PLTP Jailolo

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

70

128
128

Ternate
JUMLAH

PROGRESS
(%)

COD
2014

Tabel 4.176
Program Listrik Perdesaan Provinsi Maluku Utara
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

3.100

13.500

13.600

13.600

13.650

100

100

150

180

240

240

190

240

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

40

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

420/20.750

440/21.750

Pembangunan JTM (KMS)

400/20.750
1.100

1.100

1.210

1.350

1.400

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

950

1.000

1.000

1.050

1.160

7/3.250

4/1.000

3/750

480/23.750

2/500

500/24.750

2/500

4.31.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 440,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 168,4 juta, transmisi USD 7,9 juta dan
program EBT USD 263,9 juta.
Tabel 4.177
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Maluku Utara
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

100
128
-

168,4
7,9
-

57.450
8
570
910
2.240
111.750
6.160
5.160
18
6.000

40,3
3,3
3,5
5,5
21,0
103,4
83,9
3,1
440,1

151

4.32 Provinsi Papua


4.32.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua dipasok oleh beberapa sistem
terisolasi, yaitu Sistem Jayapura, Nabire, Timika, Biak, Urefasei, Tanah
Merah, Merauke, Warbor, Sarmi, Genyem, Wamena, Agats, Keppi, Serui,
dan Arso.
Dari 15 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Papua, 10 sistem
(Sistem Biak, Urefasei, Tanah Merah, Merauke, Warbor, Sarmi, Genyem,
Agats, Keppi, dan Serui) berada dalam kondisi Surplus, dan 5 sistem
lainnya (Sistem Jayapura, Nabire, Timika, Wamena, dan Arso) berada pada
kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Papua dan Papua Barat baru mencapai
32,35% dan rasio desa berlistrik sebesar 30,65%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 21.403 permintaan atau sebesar 38,7 MVA.
Gambar 4.32
Kondisi Kelistrikan Provinsi Papua

SISTEM BIAK
Kapasitas terpasang : 13,83 MW
Daya mampu
: 9,25 MW
Beban puncak
: 7,71 MW
Surplus
: 1,54 MW
SISTEM UREFASEI
Kapasitas terpasang : 0,38 MW
Daya mampu
: 0,31 MW
Beban puncak
: 0,13 MW
Surplus
: 0,18 MW

SISTEM JAYAPURA
Kapasitas terpasang : 77,92 MW
Daya mampu
: 36,35 MW
Beban puncak
: 42,89MW
Defisit
: -6,54 MW
SISTEM NABIRE
Kapasitas terpasang : 12,15 MW
Daya mampu
: 4,16 MW
Beban puncak
: 6,80 MW
Defisit
: -2,64 MW
SISTEM TIMIKA
Kapasitas terpasang : 15,14 MW
Daya mampu
: 8,27 MW
Beban puncak
: 9,70 MW
Defisit
: -1,43 MW
SISTEM TANAH MERAH
Kapasitas terpasang : 0,57 MW
Daya mampu
: 0,50 MW
Beban puncak
: 0,20 MW
Surplus
: 0,30 MW

SISTEM MERAUKE
Kapasitas terpasang : 13,21 MW
Daya mampu
: 10,15 MW
Beban puncak
: 9,69 MW
Surplus
: 0,46 MW

152

SISTEM SERUI
Kapasitas terpasang : 5,70MW
Daya mampu
: 2,87 MW
Beban puncak
: 2,79 MW
Surplus
: 0,08 MW

SISTEM WARBOR
Kapasitas terpasang : 0,080 MW
Daya mampu
: 0,076 MW
Beban puncak
: 0,037 MW
Surplus
: 0,039 MW
SISTEM SARMI
Kapasitas terpasang : 2,05 MW
Daya mampu
: 1,50 MW
Beban puncak
: 0,64 MW
Surplus
: 0,86 MW
SISTEM GENYEM
Kapasitas terpasang : 2,03MW
Daya mampu
: 1,34 MW
Beban puncak
: 0,91 MW
Surplus
: 0,43 MW
SISTEM WAMENA
Kapasitas terpasang : 3,01 MW
Daya mampu
: 2,58 MW
Beban puncak
: 2,85 MW
Defisit
: -0,27 MW
SISTEM AGATS
Kapasitas terpasang : 0,28MW
Daya mampu
: 0,20 MW
Beban puncak
: 0,20 MW
Surplus
: 0,00 MW

SISTEM ARSO
Kapasitas terpasang : 2,56 MW
Daya mampu
: 1,30 MW
Beban puncak
: 1,87 MW
Defisit
: -0,57 MW

SISTEM KEP
KEPPI
Kapasitas terpasang : 0,22MW
Daya mampu
: 0,20 MW
Beban puncak
: 0,14 MW
Surplus
: 0,06 MW

4.32.2 Neraca Daya


Provinsi Papua dan Papua Barat kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Papua sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Papua, dimana pada tahun 2010
s.d. 2012 sistem berada pada kondisi yang kurang baik (defisit) dan
berangsur-angsur membaik di tahun 2013 dan 2014.
Tabel 4.178
Neraca Daya Sistem Papua
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah Tangga

GWh

408

439

471

504

538

Komersial

GWh

225

249

271

292

312

Publik

GWh

88

93

99

104

109

Industri

GWh

14

14

14

14

14

GWh

735

796

856

915

974

Total kebutuhan
Pertumbuhan

9,4

8,3

7,5

6,9

6,5

Susut & Losses (T&D)

9,8

9,7

9,6

9,5

9,4

Susut Pemakaian Sendiri

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

12,2

12,1

12,0

11,9

11,8

Beban Puncak

MW

165

179

192

205

218

Daya Terpasang

MW

30

97

129

183

286

Daya Tambahan

MW

68

35

58

108

40

Cadangan Daya

MW

-67

-47

-5

86

108

Total Susut & Losses

153

4.32.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Papua dan
Papua Barat sebesar 1,9% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,7% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 6,5% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 208 MW (sekitar 32,7 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 355 kms
Gardu induk 130 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.975 unit
o PLTS terpusat 15 kW 9 unit
o PLTMH 2.130 kW
o PLTAngin 2.130 kW
o Gardu distribusi 2.400 unit (126.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.450 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.850 kms
o PLTD 22 unit (6.500 kW).
Tabel 4.179
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Provinsi Papua
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
PLTA
PLTD
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTD
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTD
PLTD
PLTM
PLTM
PLTU

HSD Jayapura (sewa)


Timika, Load Belgia
HSD Timika (sewa)
HSD Merauke (sewa)
Kurik I
2 Papua (Jayapura)
Genyem
Timika
Timika
1 Papua (Timika)
Merauke
Genyem
Kurik II
Kalibumi I
Mariarotu 1
Mariarotu 2
Merauke
Jayapura
Biak
Nabire
Timika
Kurik II
Kalibumi II
Mariarotu 2
Biak
JUMLAH
Total

Pendek
12,5
3,2
6,5
10,5

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW

COD

Keterangan

25,00%

2010
2010
2010
2010
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
PLN
PLN
PLN
Perpres 71
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP

25,00%
3,00%
2 x

2 x
2 x
1 x

1
2
1
2

x
x
x
x

1 x
32,7 MW
208

Progress

5
10
10
5
7
7
7
10
5
2,6
1,3
2
7
15
7
7
5
5
2,5
2
7

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

12%

0%

175 MW
MW

154

Tabel 4.180
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Papua
NO.
1
2
3
4

DARI

KE

PLTU Hautekamp
PLTA Genyem
PLTU Pomako
PLTU Jayapura

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

70
70
70
70

40
165
60
90
355

Yarmokh
Waena
Timika
Jayapura
JUMLAH

PROGRESS
(%)

COD
2010
2011
2011
2013

Tabel 4.181
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Papua
NO.
1
2
3
4
5

RASIO TRAFO
(kV)

LOKASI
Yarmokh (GI Baru)
Waena (GI Baru)
Genyem (GI Baru)
Timika (GI Baru)
Yarmokh

NEW/EXTENSION

70/20
70/20
70/20
70/20
70/20
Jumlah

KAPASITAS
(MVA)

New
New
New
New
Extension

PROGRESS
(%)

30
30
20
20
30
130

COD
2010
2011
2011
2011
2012

Tabel 4.182
Program Listrik Perdesaan Provinsi Papua
KEGIATAN
PLTS 50 Wp Tersebar

2010

2011

2012

2013

2014

450

8.000

8.000

8.500

8.025

400

450

450

500

480

560

530

560

PLTS Terpusat 15 kW
PLTMH (kW)

80

PLT ANGIN (kW)


Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

450/23.750

450/23.750

480/25.250

500/26.250

520/27.250

Pembangunan JTM (KMS)

1.200

1.200

1.250

1.350

1.450

Pembangunan JTR (KMS)


PLTD (Unit/kW)

1.100

1.050

1.140

1.220

1.340

4/1.500

6/2.000

4/1.000

*)

4/1.000

4/1.000

: Jaringan termasuk Papua Barat

4.32.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 685,4 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 319,6 juta, transmisi USD 22,1 juta,
gardu induk USD 9,1 juta dan program EBT USD 334,7 juta.

155

Tabel 4.183
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Papua
No
1
2
3
4

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)
Cat: jaringan termasuk Prov. Papua Barat

Volume

2010 s.d 2014


Investasi (juta USD)

208
355
130

319,6
22,1
9,1

32.975
9
2.130
2.130
2.400
126.250
6.450
5.850
22
6.500

23,1
3,6
13,0
12,8
28,3
175,5
74,6
3,8
685,4

4.33 Provinsi Papua Barat


4.33.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua Barat dipasok oleh beberapa
sistem terisolasi, yaitu Sistem Manokwari, Bintuni, Wondama, Sorong,
Teminabuan, Fak-Fak, dan Kaimana.
Dari 7 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Papua Barat, 5 sistem
(Sistem Bintuni, Wondama, Teminabuan, Fak-Fak, dan Kaimana) berada
dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem lainnya (Sistem Manokwari dan
Sorong) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Papua dan Papua Barat baru mencapai
32,35% dan rasio desa berlistrik sebesar 30,65%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 21.403 permintaan atau sebesar 38,7 MVA.

156

Gambar 4.33
Kondisi Kelistrikan Provinsi Papua Barat
SISTEM MANOKWARI
Kapasitas terpasang : 14,28 MW
Daya mampu
: 7,50 MW
Beban puncak
: 10,13 MW
Defisit
: -2,63 MW

SISTEM SORONG
Kapasitas terpasang : 22,23 MW
Daya mampu
: 17,20 MW
Beban puncak
: 17,38 MW
Defisit
: -0,18 MW

SISTEM BINTUNI
Kapasitas terpasang : 0,42 MW
Daya mampu
: 0,42 MW
Beban puncak
: 0,40 MW
Surplus
: 0,02 MW

SISTEM TEMINABUAN
Kapasitas terpasang : 1,10 MW
Daya mampu
: 0,80 MW
Beban puncak
: 0,36 MW
Surplus
: 0,44 MW
SISTEM FAKFAK-FAK
Kapasitas terpasang : 6,25 MW
Daya mampu
: 1,95 MW
Beban puncak
: 1,80 MW
Surplus
: 0,15 MW
SISTEM WONDAMA
Kapasitas terpasang : 0,42 MW
Daya mampu
: 0,42 MW
Beban puncak
: 0,40 MW
Surplus
: 0,20 MW

SISTEM KAIMANA
Kapasitas terpasang : 3,41MW
Daya mampu
: 1,73 MW
Beban puncak
: 1,52 MW
Surplus
: 0,21 MW

4.33.2 Neraca Daya


Provinsi Papua dan Papua Barat kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Papua sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Papua, dimana pada tahun 2010
s.d. 2012 sistem berada pada kondisi yang kurang baik (defisit) dan
berangsur-angsur membaik di tahun 2013 dan 2014.
Tabel 4.184
Neraca Daya Sistem Papua
Uraian

2010

2011

2012

2013

2014

Kebutuhan
Rumah Tangga

GWh

408

439

471

504

538

Komersial

GWh

225

249

271

292

312

Publik

GWh

88

93

99

104

109

Industri

GWh

14

14

14

14

14

GWh

735

796

856

915

974

Total kebutuhan
Pertumbuhan

9,4

8,3

7,5

6,9

6,5

Susut & Losses (T&D)

9,8

9,7

9,6

9,5

9,4

Susut Pemakaian Sendiri

2,4

2,4

2,4

2,4

2,4

12,2

12,1

12,0

11,9

11,8

Beban Puncak

MW

165

179

192

205

218

Daya Terpasang

MW

30

97

129

183

286

Daya Tambahan

MW

68

35

58

108

40

Cadangan Daya

MW

-67

-47

-5

86

108

Total Susut & Losses

157

4.33.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan


Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Papua dan
Papua Barat sebesar 1,9% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,7% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 6,5% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 20102014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 100 MW (sekitar 34,7 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 60 kms
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 33.733 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.800 kW
o PLTAngin 2.070 kW.
Tabel 4.185
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Papua Barat
Rencana
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTM
PLTG
PLTG
PLTM
PLTU
PLTM
PLTM
PLTM
PLTU
PLTU
PLTM
PLTU

Pendek

Sanggeng/Manokwari
HSD Sorong (sewa)
HSD Fak-Fak (sewa)
HSD Manokwari (sewa)
Walesi I (ekspansi)
Sorong
Sorong
Walesi II (Cascade)
Andai
Prafi (Manokwari)
Walesi II (Cascade)
Kombemur (Fak-Fak)
Andai
Sorong
Kombemur (Fak-Fak)
Sorong

3,2
10,5
1,5
9
0,5
10

Jangka
Menengah/Panjang

MW
MW
MW
MW
MW
MW

25,00%
3,00%
3,00%

1 x

1 x
1 x
1 x

JUMLAH
Total

34,7 MW
100

Progress

10
1
7
2,5
1
3,3
7
15
3,3
15

MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW

COD

Keterangan

2010
2010
2010
2010
2010
2010
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014

PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
PLN
IPP
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
PLN
IPP

65 MW
MW

Tabel 4.186
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Papua Barat
NO.
1

DARI
PLTU Klain (Sorong)

KE
Sorong
JUMLAH

TEGANGAN
(kV)

PANJANG
(kms)

70

60
60

PROGRESS
(%)

COD
2013

158

Tabel 4.187
Program Listrik Perdesaan Provinsi Papua Barat
KEGIATAN

2010

2011

2012

2013

2014

PLTS 50 Wp Tersebar

1.708

8.000

8.000

8.000

8.025

PLTMH (kW)

400

450

450

500

PLT ANGIN (kW)

480

530

530

530

PLTS Terpusat 15 kW

4.33.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi


Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 201,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 146,8 juta, transmisi USD 5 juta dan
program EBT USD 50 juta.

Tabel 4.188
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Papua Barat
No
1
2
3
4

2010 s.d 2014


Volume
Investasi (juta USD)

Uraian
Pembangkit Tenaga Listrik (MW)
Transmisi Tenaga Listrik (kms)
Gardu Induk (MVA)
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar
- PLTS Terpusat 15 kW
- PLTMH (kW)
- PLT Angin (kW)
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW)

100
60

146,8
5,0
-

33.733
8
1.800
2.070

23,7
3,2
10,6
12,5

masuk dalam rekap Prov. Papua

201,7

159

Anda mungkin juga menyukai