Anda di halaman 1dari 16

Bab 4

Minggu Kedua Perkembangan: Diskus Germinal Bilaminar


Bab ini memberikan penjelasan harian peristiwa utama minggu kedua perkembangan; Namun,
embrio dengan usia fertilisasi yang sama tidak selalu berkembang pada tingkat yang sama.
Memang, perbedaan yang cukup besar dalam tingkat pertumbuhan telah ditemukan bahkan pada
tahap-tahap awal perkembangan.
HARI 8
Pada hari kedelapan perkembangan, blastokista sebagian tertanam dalam stroma endometrium.
Di daerah diatas embrioblast, trofoblas telah berdiferensiasi menjadi dua lapisan: (1) lapisan
dalam sel yang termononukleasi, sitotrofoblas, dan (2) zona termultinukleasi bagian luar tanpa
batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas (Gambar 4.1 dan 4.2). Bentuk mitosis ditemukan di
sitotrofoblas tetapi tidak di sinsitiotrofoblas. Dengan demikian, sel-sel dalam sitotrofoblas
membelah dan bermigrasi ke sinsitiotrofoblas, di mana mereka melebur dan kehilangan
membran sel individualnya.
Sel dari massa sel bagian dalam atau embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan: (1)
lapisan sel kuboid kecil yang berdekatan dengan rongga blastokista, yang dikenal sebagai
lapisan hipoblast, dan (2) lapisan sel kolumnar tinggi yang berdekatan dengan kavitas amniotik,
lapisan epiblast (Gambar. 4.1 dan 4.2).
Bersama-sama, lapisan membentuk fl di disc. Pada saat yang sama, rongga kecil muncul dalam
epiblast tersebut. kavitas ini membesar menjadi kavitas amniotik. sel epiblast berdekatan
dengan sitotrofoblas yang disebut amnioblast; bersama-sama dengan sisa epiblast, mereka
melapisi kavitas amniotik (Gambar. 4.1 dan 4.3). Stroma endometrium yang berdekatan dengan
lokasi implantasi adalah edema dan sangat vaskular. Besar, kelenjar berliku-liku mengeluarkan
glikogen berlimpah dan lendir.
Secara bersama, lapisan tersebut membentuk sebuah diskus yang datar. Pada saat yang sama,
muncul kavitas kecil dalam epiblast tersebut. Kavitas ini membesar menjadi kavitas amniotik.
Sel epiblast yang berdekatan dengan sitotrofoblast disebut amnioblast; bersama-sama dengan
sisa epiblast, mereka melapisi kavitas amniotik (Gambar. 4.1 dan 4.3). Stroma endometrial yang

berdekatan dengan lokasi implantasi sangat edematosa dan sangat vaskular. Kelenjar besar yang
berliku-liku tersebut mensekresikan glikogen dan mukus yang berlimpah.

Gambar 4.1 Blastokist manusia berusia 7.5 hari, sebagian tertanam dalam stroma endometrium.
trofoblas terdiri dari lapisan dalam dengan sel mononuklear, sitotrofoblas, dan lapisan luar tanpa
batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas. Embrioblast dibentuk oleh lapisan epiblast dan hipoblast.
Kavitas amniotik tampak seperti celah kecil.

Gambar 4.2 Irisan blastokist manusia berusia 7,5 hari (100). Perhatikan penampilan
multinuklear dari sinsitiotrofoblas, sel-sel besar sitotrofoblas, dan kavitas amniotik yang mirip
celah.
HARI 9
Blastokist yang lebih dalam tertanam dalam endometrium, dan defek penetrasi di epitel
permukaan ditutup oleh fibrin koagulum (Gambar. 4.3). Trofoblas menunjukkan kemajuan yang
cukup besar dalam perkembangan, terutama di kutub embrio, dimana vakuola muncul dalam
sinsitium. Ketika vakuola ini berfusi, mereka membentuk lakuna yang besar, dan fase
perkembangan trofoblas ini dengan demikian dikenal sebagai tahap lakunar (Gambar. 4.3).

Gambar 4.3 Blastokist manusia berusia 9 hari. Sinsitiotrofoblas menunjukkan sejumlah besar
lakuna. Sel gepeng membentuk membran eksokoelomik. Diskus bilaminar terdiri dari lapisan sel
epiblast kolumnar dan lapisan sel hipoblast kuboid. Defek permukaan asli ditutup oleh koagulum
fibrin.

Sementara di kutub abembrionik, sel yang tergepeng mungkin berasal dari hipoblast membentuk
membran tipis, membran eksokoelomik (Heuser) yang melapisi permukaan dalam sitotrofoblas
(Gambar. 4.3). Membran ini, bersama-sama dengan hipoblast, membentuk lapisan kavitas
eksokoelomik, atau yolk sac primitif.
HARI 11 DAN 12
Saat hari ke-11 sampai ke-12 perkembangan, blastokista sepenuhnya tertanam dalam stroma
endometrium, dan epitel permukaan hampir seluruhnya menutupi defek asli di dinding uterus
(Gambar. 4.4 dan 4.5). Sekarang blastokista menghasilkan sedikit tonjolan ke dalam lumen

uterus. Trofoblas ini ditandai dengan spasi lakunar di sinsitium yang membentuk jaringan
interkomunikasi. Jaringan ini sangat jelas di kutub embrio; di kutub abembrionik, trofoblas
masih sebagian besar terdiri dari sel-sel sitotrofoblastik (Gambar. 4.4 dan 4.5).
Secara bersamaan, sel-sel sinsitiotrofoblas menembus lebih dalam ke stroma dan mengikis
lapisan endotel kapiler maternal. Kapiler ini, yang terkongesti dan terdilatasi, dikenal sebagai
sinusoid. Lakuna sinsitial menjadi bersambungan dengan sinusoid, dan darah maternal
memasuki sistem lakunar (Gambar. 4.4). Sebagaimana trofoblas terus mengikis sinusoid, darah
ibu mulai mengalir melalui sistem trofoblas, membentuk sirkulasi uteroplasenta.
Sementara itu, populasi baru sel muncul antara permukaan bagian dalam sitotrofoblas dan
permukaan luar dari kavitas eksokoelomik. Sel-sel ini, yang berasal dari sel-sel yolk sac,
membentuk jaringan ikat yang halus dan longgar, mesoderm ekstraembrionik, yang pada
akhirnya mengisi semua ruang antara trofoblas secara eksternal serta membran amnion dan
eksokoelomik secara internal (Gambar. 4.4 dan 4.5). Setelahnya, kavitas besar berkembang di
mesoderm ekstraembrionik, dan ketika mereka bertemu, mereka membentuk ruang baru yang
dikenal sebagai kavitas ekstraembrionik, atau kavitas korionik (Gambar. 4.4). Ruang ini
mengelilingi yolk sac primitif dan kavitas amniotik, kecuali di mana diskus germinal terhubung
ke trofoblas dengan tangkai penghubung (Gambar. 4.6). Mesoderm ekstraembrionik yang
melapisi sitotrofoblas dan amnion disebut mesoderm somatik ekstraembrionik; lapisan yang
menutupi yolk sac dikenal sebagai mesoderm splanknik ekstraembrionik (Gambar. 4.4).

Gambar 4.4 Blastokist manusia berusia sekitar 12 hari. Lakuna trofoblastik di kutub embrio
berhubungan

terbuka

dengan

sinusoid

maternal

di

stroma

endometrial.

Mesoderm

ekstraembrionik berproliferasi dan mengisi ruang antara membran eksokoelomik dan aspek
dalam trofoblas.

Gambar 4.5 Blastokist manusia berusia 12 hari yang terimplantasi lengkap (100). Perhatikan
sel darah maternal di lakuna, membran eksokoelomik melapisi yolk sac primitif, serta hipoblast
dan epiblast.
Pertumbuhan diskus bilaminar relatif lambat dibandingkan dengan trofoblas; akibatnya, diskus
masih sangat kecil (0,1-0,2 mm). Sel endometrium, sementara itu, menjadi polihedral dan sarat
dengan glikogen dan lipid; ruang interselular dipenuhi dengan ekstravasat, dan jaringan yang
edematosa. Perubahan ini, yang dikenal sebagai reaksi desidua, pada awalnya terbatas pada
daerah yang mengelilingi tempat implantasi tapi tak lama kemudian terjadi di seluruh
endometrium.
HARI 13
Pada hari ke-13 perkembangan, defek permukaan dalam endometrium biasanya telah sembuh.
Kadang-kadang, bagaimanapun, perdarahan terjadi di lokasi implantasi sebagai akibat dari
peningkatan aliran darah kedalam ruang lakunar. Karena perdarahan ini terjadi dekat hari ke-28
siklus menstruasi, ini dapat dibingungkan dengan perdarahan menstruasi noral, dan dengan
demikuan, dapat menyebabkan ketidaktepatan dalam menentukan perkiraan tanggal persalinan.

Trofoblast dikarakterisasi dengan struktur vilus. Sel dari sitotrofoblast berproliferasi secara lokal
dan berpenetrasi kedalam sinsiotiotrofoblast, membentuk kolumna selular yang dikelilingi oleh
sinsitium. Kolumna selular dengan sinsitial yang menutupi dikenal sebagai vili primer (Gambar
4.6 dan 4.7) (Lihat Bab 5, hal.59).
Sementara itu, hipoblast memproduksi sel tambahan yang bermigrasi sepanjang isi dalam
membran eksoelomik (Gambar 4.4). Sel ini berproliferasi dan akhirnya membentuk kavitas baru
dalam kavitas eksoelomik. Kavitas baru ini dikenal sebagai yolk sac sekunder atau yolk sac
definitif (Gambar 4.6 dan 4.7). Yolk sac ini jauh lebih kecil dari kavitas eksoelomik asli, atau
yolk sac primitif. Saat pembentukannya, sebagian besar kavitas eksoelomik tertekan. Bagian ini
diwakili oleh kista eksoelomik, yang sering ditemukan dalam coelom ekstraembrionik atau
kavitas korionik (Gambar 4.6).
Sementara itu, coelom ekstraembrionik membesar dan membentuk kavitas yang besar, kavitas
korionik. Mesoderm ekstraembrionik melapisi isi dalam sitotrofoblast kemudian dikenal sebagai
palatum korionik. Satu-satunya tempat dimana mesoderm ekstraemrionik melintasi kavitasi
korionik ada didalam tangkai penghubung (Gambar 4.6). Dalam perkembangan pembuluh
darah, tangkai tersebut menjadi tali umbilikal.

Gambar 4.6 Blastokist manusia berusia 13 hari. Lakuna trofoblas berada pada pada kutub
embrio serta abembrionik, dan sirkulasi uteroplasenta telah dimulai. Perhatikan vili primer dan
koelom ekstraembrionik atau kavitas korionik. Yolk sac sekunder seluruhnya dilapisi dengan
endoderm.

Gambar 4.7 Irisan situs implantasi embrio berusia 13 hari. Perhatikan kavitas amniotik, yolk
sac, dan kavitas korionik. Sebagian besar lakuna diisi oleh darah.
Korelasi Klinis
Implantasi Abnormal
Sinsitiotrofoblas bertanggungjawab untuk memproduksi hormon (lihat Bab 8, hal. 105) termasuk
human chorionic gonadotropin (hCG). Pada akhir minggu kedua, jumlah hormon cukup untuk
terdeteksi dalam radioimunoasay, yang melayani sebagai dasar uji kehamilan.
Karena 50% genom embrio yang berimplantasi berasal dari ayahnya, ini merupakan tubuh asing
yang berpotensi ditolak oleh sistem maternal, serupa dengan penolakan transplantasi organ.
Sistem imun ibu hamil harus diubah supaya ia dapat mentoleransi kehamilan. Bagaimana ini
terjadi masih belum dipahami dengan baik, tapi tampaknya bahwa pergeseran imunitas yang
dimediasi sel ke imunitas humoral (termediasi antibodi) terjadi dan pergeseran ini melindungi
embrio dari penolakan. Akan tetapi, perubahan sistem imun membuat ibu hamil pada
peningkatan resiko infeksi tertentu, seperti influenza, yang menjelaskan peningkatan resiko
kematian infeksi ini pada ibu hamil. Sebagai tambaha, menifestasi penyakit autoimun dapat
berubah selama kehamilan. Sebagai contoh, multipel sklerosis dan artritis reumatoid, yang
perimernya merupakan kondisi termediasi sel, menunjukkan perbaikan selama kehamilan,
sedangkan perempuan dengan lupus eritrematosis sistemik (yang utamanya merupakan gangguan
imun yang dimediasi antibodi) menjadi lebih parah ketika hamil.

Situs implantasi abnormal kadang terjadi dimana saja dalam uterus. Normalnya, blastosis
manusia berimplantasi sepanjang dinding anterior atau posterior badan uterus. Kadang, blastosist
berimplantasi dekat dengan os internal (pembukaan) (Gambar 4.8) serviks, hingga pada
perkembangan dikemudian hari, plasenta menjembatani pembukaan (plasenta previa) dan
menyebabkan perdarahan yang parah dan mengancam jiwa dalam tahap kedua kehamilan dan
saat persalinan.
Terkadang, implantasi bertempat diluar uterus, menghasilkan kehamilan ekstrauterin atau
kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik dapat terjadi ditempat mana saja dalam kavitas
abdominal, ovarium, atau tuba uterin (Gambar 4.8). 95 persen kehamilan ektopik terjadi di tuba
uterin, akan tetapi, kebanyakan dari ini terjadi di ampula (80%; Gambar 4.9). Dalam kavitas
abdominal, blastosist paling sering menempelkan dirinya pada lapisan peritoneal kavitas
rektouterin atau kantung Douglas (Gambar 4.10). Blastosist juga dapat menempel pada lapisan
peritoneal yang melapisi traktus intestinal atau pada omentum. Kadang, blastosis berkembang di
ovarium, menyebabkan kehamilan ovarian primer. Kehamilan ektopik terjadi di 2% semua
kehamilan dan bertanggung jawab untuk 9% kematian terkait kehamilan bagi ibu. Dalam
kebanyakan kehamilan ektopik, embrio mati disekitar bulan kedua gestasi dan dapat
menyebabkan perdarahan yang parah bagi ibu.

Gambar 4.8 Situs implantasi abnormal blastokist. 1. Implantasi di kavitas abdominal (1,4%;
ovum paling sering berimplantasi di kavitas rektouterin [kantung Douglas; Gambar 4.10] tapi
dapat berimplantasi di tempat manapun yang ditutupi peritoneum); 2. Implantasi di regio
ampular tuba (80%); 3. Implantasi tubal (12%); 4. Implantasi interstitial (0,2%; misalnya, di
bagian sempit dari tuba uterin); 5. Implantasi di regio os internal, sering menghasilkan plasenta
previa (0,2%); dan 6. Implantasi ovarian (0,2%).

Figur 4.9 Kehamilan tubal, Embrio berusia sekitar 2 bulan dan akan keluar melalui ruptur dalam
dinding tuba.

Figur 4.10 Irisan tengah buli-buli, uterus, dan rektum menunjukkan kehamilan abdominal dalam
kantung rektouterin (Douglas).

Blastosist abnormal sering terjadi. Sebagai contoh, dalam seri dari 26 blastosist yang
terimplantasi yang bervariasi dari umur 7,5 hingga 17 hari diambil dari pasien dengan fertilitas
normal, 9 (34,6%) merupakan abnormal. Beberapa konsisten hanya pada sinsitium; yang lain
menunjukkan berbagai derajat hipoplasia trofoblastik. Pada keduanya, tak ada embrioblast, dan
dalam beberapa, diskus germinal menunjukkan orientasi abnormal.
Kemungkinan besar kebanyakan blastosist tidak akan memproduksi tanda kehamilan apapun
karena trofoblastnya terletak jauh dibawah hngga korpus luteum tidak dapat bertahan. Embrio ini
mungkin dapat diaborsi dengan menstruasi berikutnya dan, dengan demikian, kehamilan tidak
dapat dideteksi. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, trofoblasts berkembang dan membentuk
membran plasental, walaupun terdapat sedikit atau tidak ada jaringan embrionik. Kondisi ini
dikenal sebagai mola hidatidiform. Mola mensekresikan tingkat hCG yang tinggi dan dapat
menghasilkan tumor benigna atau maligna (mola invasif, koriokarsinoma).

Analisis genetik mola hidatiform mengindikasikan walaupun pronuklei laki-laki dan perempuan
dapat ekuivalen secara genetik, mereka dapat berbeda secara fungsional. Bukti ini berasal dari
fakta bahwa walaupun sel mola adalah diploid, keseluruhan genomnya adalah paternal. Jadi,
kebanyakan mola yang muncul dari fertilisasi oosit kekurangan nukleus yang diikuti ileh
duplikasi kromosom laki-laki untuk mengembalikan jumlah diploid. Hasil ini menunjukkan
bahwa gen paternal meregulasi sebagian besar perkembangan trofoblasts, karena dalam mola
jaringan ini berdiferensiasi bahkan dalam ketiadaan pronukleus perempuan.
Contoh lain perbedaan fungsional dalam gen maternal dan paternal diberikan oleh observasi
bahwa penyakit genetik tertentu bergantung pada apakah gen yang defek atau hilang diturunkan
oleh ayah atau ibu. Sebagai contoh, mikrodelesi kromosom 15 diturunkan oleh ayah
menyebabkan sindrom Prader-Willi (kondisi yang dikaraterisasi oleh hipotonia, disabilitas
intelektual, hipogonadisme, dan obesitas), dimana pewarisan delesi yang sama dari ibu
menyebabkan sindrom Angelman (kondisi yang dikarakterisasikan oleh kejang, sedikit hingga
tak berbicara, tertawa paroksisme, dan disabilitas intelektual yang parah). Fenomena ini, dimana
ada modifikasi diferensial dan/atau ekspresi alel homolog atau regio kromosom bergantug pada
orang tua dimana material genetiknya berasal, yang dikenal sebagai pencetakan genomik.
Kurang dari 1% gen manusia dipercayai sebagai dicetak (Lihat Bab 2, hal. 19).
Kegagalan reproduktif preimplantasi dan postimplantasi sering terjadi. Bahkan dalam sebagian
perempuan fertil dalam kondisi optimal kehamilan, 15% oosit tidak terfertilisasi, dan 10%
hingga 15% mulai membelah tapi gagal berimplantasi. Dari 70% hingga 75% yang
berimplantasi, hanya 58% yang bertahan hingga minggu kedua, dan 16% dari mereka adalah
abnormal. Karenanya, ketika perkiraan menstruasi pertama terlewatkan, hanya 42% dari telur
yang terekspos pada sperma yang bertahan. Dari presentase ini, sebagian akan teraborsi selama
minggu-minggu berikutnya, dan sebagian akan abnormal pada saat persalinan.
Ringkasan
Pada awal minggu kedua, blastosist secara parsial tertanam di stroma endometrial. Trofoblast
berdiferensisasi menjadi (1) lapisan dalam yang secara aktif berproliferasi, sitotrofoblast, dan
(2) lapisan luar, sinsitiotrofoblast, yang mengikis jaringan maternal (Gambar 4.1). Saat hari ke9, lakuna berkembang dalam sinsitiotrofoblast. Akibatnya, sinusoid maternal dikikis oleh

sinsitiotrofoblast, darah aternal memasuki jaringan lakunar, dan pada akhir minggu kedua,
sirkulasi uteroplasental primitif dimulai (Gambar 4.6). Sitotrofoblast, pada saat yang sama,
membentuk kolumna selular yang berpenetrasi kedalam dan dikelilungi oleh sinsitium. Kolumna
ini adalah vili primer. Pada akhir minggu kedua, blastosist secara lengkap tertanam, dan defek
permukaan pada mukosa telah sembuh (Gambar 4.6).
Sementara itu, massa sel bagian dalam atau embrioblast, berdiferensiasi menjadi (1) epiblast
dan (2) hipoblast, yang bersama-sama membentuk diskus bilaminar (Gambar 4.6). Sel epiblast
membentuk amnioblast yang melapisi kavitas amniotik diatas lapisan epiblast. Sel hipoblast
bersambungan dengan membran eksokoelomik, dan bersama-sama mereka mengelilingi yolk
sac primitif (Gambar 4.4). Pada akhir minggu kedua, mesoderm ekstraembrionik mengisi ruang
antara trofoblast dan amnion serta membran eksokoelomik secara internal. Ketika vakuola
berkembang dalam jaringan ini, coelom ekstraembrionik atau kavitas korionik terbentuk
(Gambar 4.6). Mesoderm ekstraembrionik yang melapisi sitotrofoblast dan amnion adalah
mesoderm somatik ekstraembrionik; lapisan yang mengelilingi yolk sac adalah mesoderm
splanknik ekstraembrionik (Gambar 4.6).
Minggu kedua perkembangan dikenal sebagai Minggu 2:
1.
2.
3.
4.

Trofoblast berdiferensiasi menjadi 2 lapisan; sitotrofoblast dan sinsitiotrofoblast


Embrioblast membentuk 2 lapisan; epiblast dan hipoblast
Mesoderm ekstraembrionik membelah menjadi 2 lapisan; lapisan somatik dan splanknik
Terbentuk 2 kavitas; kavitas amniotik dan yolk sac

Implantasi terjadi pada akhir minggu pertama. Sel trofoblast menyerang epitelium dan stroma
endometrial dibawahnya dengan bantuan enzim proteolitik. Implantasi juga dapat terjadi diluar
uterus, seperti dii kantung rektouterin, atau di mesentrium, di tuba uterin, atau di ovarium
(kehamilan ektopik).
Masalah untuk Dipecahkan
1. Minggu kedua perkembangan dikenal sebagai Minggu 2. Pembentukan struktur apakah
yang mendukung pernyataan ini?
2. Saat implantasi, trofoblast menyerang jaringan maternal, dan karena ini mengandung
sekitar 50% gen paternal, yang merupakan badan asing. Kenapa konseptus tidak ditolak
oleh respon imunologis dari sistem ibu?

3. Seorang yang meyakini dirinya hamil mengeluhkan edema dan perdarahan vaginal.
Pemeriksaan menunjukkan konsentrasi hCG plasma yang tinggi dan jaringan plasental,
tapi tak ada bukti embrio. Bagaimana anda menjelaskan kondisi ini?
4. Seorang perempuan muda yang melewati 2 periode menstruasi mengeluhkan nyeri

abdominal yang intens. Apakah diagnosis awal yang mungkin, bagaimana anda
mengkonfimasikannya?

Anda mungkin juga menyukai