4. INDIKASI OPERASI
Indikasi tindakan kraniotomi/pembedahan intracranial adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Penurunan kesadaran
Adanya tanda herniasi
Adanya cedera sistemik yang memerlukan operasi emergensi
Pengangkutan jaringan abnormal baik tumor/kanker
Mengurangi tekanan intracranial
Mengevakuasi bekuan darah
Pendarahan
Peradangan dalam otak
Trauma pada tengkorak
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tomografi computer, untuk menunjukan lesi dan memperlihatkan derajat edema otak
sekitarnya, ukuran ventikel, dan perubahan posisi /pergeseran jaringan otak, hemoragik.
b. Pencitraan resonans magnetic (MRI), sama dengan CT Scan, dengan tambahan keuntungan
pemeriksaan lesi dipotong lain.
c. Sinar X, memdeteksi adanya perubahan struktur tulang, pergeseran struktur dari garis tengah
(karena pendarahan, edema), adanya fragmen tulang.
d. Gas darah arteri (GDA), mengetahui adanya masalah ventilasi/oksigenasi yang akan dan
meningkatan TIK.
6. PENATALAKSANAAN
a. Mengurangi edema serebral
b. Meredakan nyeri dan mencegah kejang
c. Memantau tekana intrakranial
7. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pasca bedah kraniotomi adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f. Edema serebral
g. Pendarahan subdural,epidural,intracerebral
Periksa jalan nafas dari sumbatan benda asing (padat,cair) setelah dilakukan pembedahan akibat
pemberian anastesi.
b. Brething
- Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan Irma jantung, sehinga terjadi
perubahan pada pola nafas, kedalam , frekuensi maupun iramanya.
- Perubahan pernafasan
- Inspeksi pergerakan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan diafragma, refraksi sternal
efek anastesi yang berlebih, obstruksi.
c. Circulating
- Efek peningkatan tekanan intracranial terhadap tekanan darah bervariasi. Tekanan pada pusat
vasomotor akan meningkatkan transmisi rangsangan parasimpatik ke jantung yang akan mengakibatkan
denyut nadi menjadi lambat, merupakan tanda peningkatan tekanan intracranial.
- Membran mukosa warna dan kelembapan, turgor kulit dan balutan.
d. disability
-Kaji tingkat kesadaran pasien, tanda respon mata, respon motoric, tanda vital.
- Inspeksi respon terhadap rangsangan, masalah bicara, kesulitan menelan, kelemahan, perubahan
visual dan gelisah.
e. Exposure
Pemeriksaan fisik
-
Abdomen
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati teraba 2 jari dibawah iga, dan limpa tidak membesar,
perkusi bunyi redup, bising usus 14x/menit. Distraksi abdominal dan peristaltic usus adalah
f. B1 (Breathing)
j. B5 (Bowel)
- rongga mulut
- bising usus
- distensi abdomen
- mual, muntah
k. B6 (Bone)
- warna kulit, suhu, kelembapan,turgor kulit
- integritas kulit
- perlu dikaji adanya lesi dan decubitus
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. perubahan perfusi jaringan serebral
b. resiko tinggi terjadi infeksi
c. gangguan rasa nyaman nyeri
d. bersihan jalan nafas tidak efektif
e. perubahan pola nafas tidak efektif
f. perubahan body image
g. gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. INTERVENSI
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
NOC
TUJUAN : Px dapat bernafas secara spontan/ mandiri
KH : 1. Produksi sputum berkurang/ hilang
2. frekuensi pernafasan dalam rentang normal
NIC :
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Donges Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Tahun 2008
Mansjoer, Arif , 2008. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Media Aescalaplus.