Anda di halaman 1dari 19

1

LAPORAN KASUS BANGSAL


RUMAH SAKIT JIWA AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

Disusun oleh
Danisa Diandra Safarina
NIM 22010114210155

Pengesahan
Residen Pembimbing,

dr. Hadi

Dosen Pembimbing,

dr. Innawati Jusup, MKes, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
LEMBAR PENILAIAN
LAPORAN KASUS

SEMARANG
2016

FORMULIR CASE BASED DISCUSSION (CbD)


LEMBAR PENILAIAN FORMATIF KOMPETENSI KLINIK

Penilai

: dr. Innawati Jusup, MKes, Sp.KJ

Tanggal : 1 Juni 2016

Nama Peserta
: Danisa Diandra S
Situasi ruangan : Bangsal RSJAGH
Nama pasien
: Tn.D
Umur
: 28 tahun
Tingkat kerumitan kasus
:
Fokus pertemuan klinik

NIM : 22010114210155
Jeniskelamin : L / P Baru follow up
Rendah
Sedang
Tinggi
Pengumpulan data
Management pasien

Diagnosis
Konseling

Harap dinilai area kompetensi dibawah inimenggunakan angka 1-9


KOMPONEN KOMPETENSI
NILAI
1. Kemampuan membuat catatan medis
( tidak diobservasi)
2. Clinical assessment
( tidak diobservasi)
3. Investigasi dan rujukan
( tidak diobservasi)
4. Terapi
( tidak diobservasi)
5. Follow up dan rencana pengelolaan selanjutnya
( tidak diobservasi)
6. Profesionalisme
( tidak diobservasi)
7. Penilaian klinik secara keseluruhan
( tidak diobservasi)
Keterangan :
1-3 : jauh di bawah kompetensi yg diharapkan
6-7 :sesuai dengan kompetensi yang diharapkan

4-5 : mendekati kompetensi yg diharapkan


8-9: melampaui kompetensi yg diharapkan

Nilai rata-rata = jumlah nilai : jumlah item yang diujikan


Umpan Balik Terhadap Performance Peserta
Aspek yang sudah bagus:
Action plan yang disetujui bersama
Kepuasaan penilai terhadap CbD
a. Kurang sekali b. kurang
2. Kepuasaan residen terhadap CbD
a. Kurangsekali b. kurang

Aspek yang perlu diperbaiki:

1.

I.

c. cukup

d. baik

e.baik sekali

c. cukup

d. baik

e. baiksekali

Tanda Tangan Penilai:

Tanda tangan yang dinilai:

dr.Innawati Jusup, MKes, Sp.KJ

Danisa Diandra Safarina

DATA PRIBADI
Nama
Jenis kelamin
Usia

: Tn. S
: Laki-laki
: 28 tahun

Agama
Pendidikan
Suku / Warganegara
Alamat
Status perkawinan
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan
No. CM
Diperiksa oleh
II.

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Islam
SMK
Jawa
Kendal
Belum Kawin
Buruh
29 Mei 2016
RMJ 00036417
Danisa Diandra

RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Umur
Agama
Hubungan
Lama kenal
Sifat perkenalan

Ny. W
Kendal
Buruh Tani
SD
51 tahun
Islam
Ibu kandung
Seumur hidup
Akrab

a. Sebab dibawa ke Rmah Sakit:


Keluhan Pasien: Sering melamun
Keluhan keluarga/pengantar: Diam diri
b. Riwayat Penyakit Sekarang: (onset, tanda dan gejala, hendaya, stresor)
4 bulan SMRS (Januari 2015) , pasien ditinggal oleh pacarnya dengan lelaki
lain. Perempuan tersebut sudah dipacari selama 6 bulan, pasien merasa hubungan
dengan perempuan tersebut sudah sangat dekat dan cocok , kedua belah pihak
orang tua sudah setuju dan ingin menjadikannya sebagai istri. Pasien merasa
kecewa dan marah karena sangat mencintai perempuan tersebut. Menurut pasien,
perempuan tersebut berbeda dengan lainnya. Sejak saat itu pasien sering melamun
sendirian, dan lebih banyak diam. Pasien menjadi tidak bersemangat dan merasa
tidak ada tenaga untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Menurut keluarga pasien,
pasien sering mondar-mandir di dalam rumah, bicara sedikit-sedikit, terlihat
bingung dan sulit berkonsentrasi. Pasien mengaku nafsu makan menurun, serta
sering terbangun pada malam hari. Pasien sudah tidak mau masuk kerja sebagai
tukang service AC, pasien lebih suka berdiam diri dirumah tidak ingin bertemu
dengan orang. Waktu luang hanya berdiam diri di rumah. Tidak ada gagasan untuk
bunuh diri. Tidak ada perasaan senang berlebih. Perawatan diri masih dapat
dilakukan atas insiatif sendiri. (GAF: 60)
1 bulan SMRS (April 2016) , Pasien merasa sedih dan sering melamun.
Pasien merasa sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Pasien merasa

pesimis dengan masa depannya. Pasien juga semakin mudah lelah karena tidak
bisa tidur setiap malam. Setiap hari hanya mengurung diri dikamar, keluar kamar
jika ingin ke kamar mandi. Pasien juga sudah resign dari pekerjaannya. Pasien
mengaku tidak ingin makan, sehingga keluarga harus menyiapkan dan membujuk
untuk makan. Menurut keluarga pasien terlihat linglung, susah berkonsentrasi dan
susah diajak berkomunikasi. Pasien sering mendengar suara tanpa sumber yang
mengejek dirinya. Bisikan tersebut menurut pasien terdengar setiap hari, namun
lebih sering pada malam hari. Tidak ada gagasan untuk bunuh diri. Tidak ada
perasaan senang berlebih. Perawatan diri masih dapat dilakukan atas insiatif
sendiri. Kemudian keluarga membawa pasien ke RSJAGH (GAF: 40)

Saat ini (31 Mei 2016 di Ruang V), pasien dapat diajak komunikasi. Pasien
mengaku sudah lebih tenang dan bahagia. Pasien bisa bersosialisasi dengan pasien
lain dengan baik, rajin senam setiap pagi, dan suka menyiapkan peralatan makan.
Waktu luang dihabiskan dengan istirahat dan ngobrol dengan pasien lain.
Aktivitas perawatan diri dilakukan dengan atas insiatif sendiri. (GAF : 70).
c. Riwayat Sebelumnya
1. Psikiatri
6 tahun SMRS (Juli 2010), pasien mengalami kecelakaan motor saat
balapan bersama teman-temannya dan mengakibatkan pasien kepalanya
terbentur, luka-luka dan motor pasien rusak parah. Setelah kejadian tersebut,
pasien merasa sering sedih, gelisah, sering melamun. Pasien merasa sering
lemas dan malas untuk keluar rumah, tetapi terkadang pasien masih main
sepak bola bersama teman-temannya. Pasien juga merasa sulit tidur, nafsu
makan berkurang. Tidak ada gagasan bunuh diri. Tidak ada perasaan senang
berlebih. Aktivitas perawatan diri dilakukan dengan atas insiatif sendiri.
(GAF:60)
4 tahun SMRS (Juni 2012) kondisi pasien membaik, pasien merasa
senang karena sudah diterima bekerja. Gaji dari bekerja dapat mecukupi
kebutuhannya. waktu luang

digunakan untuk bermain sepak bola dan

berkumpul dengan teman-temanya. Tidak ada perasaan senang berlebih.


Aktivitas perawatan diri (makan dan mandi) dilakukan atas inisiatif sendiri
(GAF 70).
3 tahun SMRS (Mei 2013), Pasien sering merasa sedih, mengurung
diri di kamar tidak mau keluar rumah karena sakit hati sering dimarahin
orang tua dan orang tua pasien yang tidak mau membelikan motor baru.
Pasien merasa tidak percaya diri untuk balapan bersama temannya jika
motornya tidak baru. Pasien merasa pesimis dengan hidupnya. Pasien juga
mendengar suara tanpa sumber seperti menghina kalau motor pasien jelek.
Pasien tidak mau makan dan pasien merasa mudah lelah karena susah tidur
setiap malam. Menurut keluarga, pasien sering tampak bingung dan sulit
berkonsentrasi. Pasien sudah tidak masuk kerja. Aktivitas perawatan diri
5

sudah tidak dilakukan dengan inisiatif sendiri. Karena merasa kasihan, pasien
di bawa oleh keluarga ke RSJAGH dan dirawat selama 20 hari (GAF : 40).
3 tahun SMRS (Juni 2013) Setelah dirawat selama 20 hari pasien
dipulangkan, setiap dua minggu pasien kontrol ke RSJAGH dan rajin minum
obat. Pasien kembali aktif bekerja dan waktu luang terkadang digunakan
untuk sepak bola dan berkumpul dengan teman-temanya. Aktivitas perawatan
diri (makan dan mandi) dilakukan atas inisiatif sendiri. Kondisi berlangsung
kurang lebih 6 bulan (GAF :70).
3 tahun SMRS (Desember 2013) pasien sudah tidak mau minum
obat karena menurut pasien efek obat tersebut menyebabkan rasa kantuk.
Pasien kembali merasa sering sedih, dan jarang keluar rumah. Nafsu makan
menurun, pasien sering bangun di malam hari. Pasien masih dapat masuk
kerja di Panasonic, tetapi sering merasa mudah lelah. Waktu luang digunakan
untuk tiduran dikamar, pasien jarang berkumpul dengan teman-temannya.
Aktivitas perawatan diri (makan dan mandi) dilakukan atas inisiatif sendiri.
(GAF 60)
2 tahun SMRS (Juni 2014) tanpa sebab yang jelas kondisi pasien
membaik, pasien merasa senang karena gaji bekerja di Panasonic dapat
mecukupi kebutuhannya. waktu luang digunakan untuk bermain sepak bola
dan berkumpul dengan teman-temanya. Aktivitas perawatan diri (makan dan
mandi) dilakukan atas inisiatif sendiri (GAF 70).
2 tahun SMRS

(Desember 2014 ) pasien merasa sedih karena

kontrak bekerja di panasonic berakhir. Selain itu, orang tua pasien sering
membanding-bandingkan pasien dengan adik pasien yang diterima bekerja di
PT.Pertamina.

Pasien

kembali

sering

melamun

dan

pesimis

tidak

mendapatkan pekerjaan lagi. Pasien merasa kecil hati dan malu pada adiknya.
Pasien sering terbangun pada malam hari, nafsu makan dirasakan berkurang.
Pasien merasa lemas dan mudah lelah. Waktu luang digunakan untuk berdiam

diri dikamar. Aktivitas perawatan diri (makan dan mandi) dilakukan atas
inisiatif sendiri (GAF 60).
1 tahun SMRS (Februari 2015) pasien kembali menerima pekerjaan
sebagai tukang service AC . Pasien merasa senang karena sering mendapatkan
tips dari pelanggan. Pasien menjadi giat bekerja. Waktu luang digunakan
untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Aktivitas perawatan
diri (makan dan mandi) dilakukan atas inisiatif sendiri (GAF 70).
2.Medis Umum
Riwayat kejang demam
Riwayat epilepsi
Riwayat trauma kepala
Riwayat hipertensi
Riwayat diabetes mellitus
Riwayat nyeri dada/sakit jantung
Riwayat sakit maag
Riwayat pingsan
Riwayat gegar otak

: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada

2. Penggunaan Obat obatan dan NAPZA


Konsumsi alkohol bersifat situasional, karena ajakan teman, mulai minum untuk
pertama dan terakhir tahun 2014. Jumlah satu botol beer dengan kandungan
alkohol 5% diminum bersama beberapa teman, tidak ada perubahan yang
dirasakan pada tubuh saat tidak minum, tidak muncul halusinasi sebelum ataupun
sesudah minum.

III.

RIWAYAT PRAMORBID
1. Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara. Selama kehamilan, ibu
sehat, tidak ada penyakit kehmilan, tidak ada riwayat minum alkohol, obatobatan

dan

jamu-jamuan.

Kehamilan

merupakan

kehamilan

yang

direncanakan. Pasien lahir cukup bulan. Persalinan secara spontan dibantu


oleh bidan. Pada saat lahir bayi dalam keadaan sehat dan langsung menangis.
2. Masa Anak Awal (sampai 3 tahun )
Pasien diasuh dan dirawat oleh bapak dan ibu kandung, riwayat
konsumsi ASI tidak diketahui. Riwayat tumbuh kembang pasien normal
sesuai dengan anak seumurannya.
3. Masa Kanak Pertengahan (3 7 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Pasien mulai
masuk pendidikan SD pada usia 7 tahun. Pasien dapat mengikuti pelajaran
dengan baik dan bergaul dengan teman sebayanya tanpa kendala. Pasien tidak
pernah bertengkar maupun bermasalah dengan teman di sekolah maupun di
lingkungan rumah.
4. Masa Kanak Akhir ( 7 11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Pasien mampu bergaul
dengan lingkungan sekitarnya. Pasien dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi di lingkungannya dengan baik. Pasien tidak pernah menderita sakit
berat dan tidak pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera
kepala.
5. Masa Remaja (11 18 tahun)
Pasien menamatkan

sekolahnya sampai SMK

jurusan mekanik

otomotif. Oleh orang tua pasien disarankan lanjut untuk kuliah, tetapi pasien
tidak mau karena lebih suka balapan motor di jalan.

6. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien mulai masuk sekolah dasar usia 7 tahun. Selama sekolah,
pasien bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak pernah tinggal
kelas. Pasien sering mendapat rangking I atau II di sekolah.. Pasien tidak
pernah bermasalah dengan teman-teman sekolahnya.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sejak usia 18 tahun, pasien bekerja berpindah-pindah.
Pasien pernah bekerja sebagai security di perusahan swasta, tukang service
ac dan tukang mebel di industri mebel.
c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan rutin beribadah serta mengikuti
pengajian di lingkungan. Selama sakit pasien jarang shalat karena lebih
suka mengurung di kamar.
d. Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah .
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan/pelatihan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien belum pernah melanggar hukum.
g. Riwayat Sosial
Pasien tidak pernah bermasalah dengan tetangga dan lingkungan
sekitar.
h. Situasi Hidup Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tua dan seorang adik
kandung. Hidup dibiayai oleh orang tua dan dengan gaji sendiri.
i. Riwayat Psikoseksual

Pasien

tidak pernah mengalami penyimpangan seksual dan

pelecehan seksual

7. Riwayat Keluarga:
Silsilah keluarga

Keterangan :
: penderita
: laki-laki
: perempuan
: tinggal dalam satu rumah
8. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai
Pasien mempunyai keinginan untuk segera pulang, bekerja kembali dan
mencari pasangan hidup

10

9. Kurva GAF

GAF

IV.

STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan Umum
Pria, 28 tahun, penampilan sesuai usia, kulit sawo matang, bentuk
tubuh proposional kebersihan dan kerapihan cukup.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Normoaktif
c. Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif, kontak (+), wajar, dapat dipertahankan
d. Mood dan Afek
Mood : eutimik
11

Afek : serasi
2. Pembicaraan (volume suara, intonasi, banyak/sedikit pembicaraan)
Kualitas dan kuantitas kurang
Volume suara kurang
Intonasi kurang
3. Gangguan Persepsi
Ilusi

: tidak ada

Halusinasi : (+) auditorik

4. Pikiran
a. Arus pikir : lancar
Flight of Idea
: tidak ada
Asosiasi longgar
: tidak ada
Pikiran berpacu
: tidak ada
Tangensialitas
: tidak ada
Sirkumstansialitas
: tidak ada
Inkoherensi
: tidak ada
Asosiasi bunyi
: tidak ada
Verbigerasi
: tidak ada
Persevasi
: tidak ada
Blocking
: tidak ada
Pikiran samar-samar : tidak ada
Neologisme
: tidak ada
Retardasi
: tidak ada
b. Isi Pikir
Waham
: tidak ada
Paranoid
: tidak ada
Preokupasi
: tidak ada
Obsesi dan Kompulsi: tidak ada
Fobia
: tidak ada
Gagasan bunuh diri/membunuh: tidak ada
Ide-ide referensi/influence : tidak ada
Kemiskinan isi
: tidak ada
c. Bentuk pikir : non realistis
5. Sensorium dan Kognitif
a. Kesadaran: jernih
b. Orientasi
Personal
: baik
Waktu
: baik
Tempat
: baik
Situasional
: baik
c. Daya ingat
Segera
: baik
Jangka Sedang : baik
Jangka Pendek : baik
Jangka Panjang : baik
d. Konsentrasi dan Perhatian

12

Normovigilitas, konsentrasi cukup


e. Kapasitas untuk Membaca dan Menulis
Baik
f. Kemampuan Visuospasial
Baik
g. Pikiran Abstrak
Baik
h. Pengendalian Impuls
Baik
6. Tilikan
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit / gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkal
penyakitnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau
penyebab eksternal, atau faktor organik sebagai penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai
bagian dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada
dalam diri pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk
melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight : Pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5 namun pasien juga memahami perasaan dan
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.
7. Pertimbangan
cukup
8. Taraf Dapat Dipercaya
dapat dipercaya
V.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


1. Status Internus
Keadaan Umum :
Baik
Tensi
: 120/60 mmHg
Nadi : 83x/menit
RR
: 20x/menit
Suhu : 36,50 C
BB
: 60 kg
TB
: 165 cm

13

Kesadaran
Kepala &l eher
Ekstremitas
Thoraks
Abdomen
2. Status Neurologis

: compos mentis E4V5M6


: Konjungtiva palpebra pucat (-)
: Edem (-), hiperemis (-),
combustio pada palmar manus dekstra (+)
: Cor : BJ I-II murni, ST (-)
Pulmo : suara vesikuler (+), wheezing (-)
: Supel, nyeri tekan (-)

Kesan : dalam batas normal E4V5M6


3. Laboratorium (keterangan di lampiran)
4. Pemeriksaan Penunjang Lain (EKG, Foto toraks, EEG, CT Scan)
EKG: normosinus rhytme
5. Pemeriksaan

psikometri {PANSS EC (IGD), PANSS (bangsal), MINI-

ICD10: skrining, HDRS, HDAS: depresi dan ansietas, MMSE: kognitif


(dementia, geriartri, GMO)}
HDRS
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14.
15.

Keadaan
Perasaan Depresi
Perasaan bersalah
Bunuh diri
Insomnia (early)
Insomnia (middle)
Insomnia (late)
Kelambanan
Agitasi
Anxietas psikis
Anxietas somatik
Gejala somatik (umum)
Hipokondriasis
Insight
Depersonalisasi dan derealisasi
Gejala-gejala obsesi dan kompulsi
JUMLAH

14

Skor (0-4)
2
2
0
0
1
0
0
0
3
0
0
0
1
0
0
9

VI.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA/ FORMULASI DIAGNOSTIK


Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala
yang menimbulkan suatu penderitaan (distress) maupun hendaya (dissability)
pada berbagai fungsi peran, sosial, penggunaan waktu luang dan perawatan diri
sehingga dapat disimpulkan pasien ini menderita gangguan jiwa.
Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan

yang

mengindikasikann

gangguan

medis

umum

yang

dapat

menyebabkan gangguan jiwa yang diderita saat ini.Tidak didapatkan riwayat


penggunaan NAPZA tetapi 5 tahun yang lalu pernah sekali menkonsumsi alcohol
5% sehingga gangguan mental organik dan gangguan mental dan perilaku akibat
zat dapat disingkirkan.
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan gejala yang bermakna 1
bulan SMRS (April 2015) , pasien merasa sulit untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Pasien merasa pesimis dengan masa depannya. Pasien juga semakin
mudah lelah karena tidak bisa tidur setiap malam. Setiap hari hanya mengurung
diri dikamar, keluar kamar jika ingin ke kamar mandi. Pasien juga sudah resign
dari pekerjaannya. Pasien mengaku tidak ingin makan, sehingga keluarga harus
menyiapkan dan membujuk untuk makan. Menurut keluarga pasien terlihat
linglung dan susah diajak berkomunikasi. Tidak ada gagasan untuk bunuh diri.
Perawatan diri masih dapat dilakukan atas insiatif sendiri. (GAF: 50)
Pada riwayat psikiatri sebelumnya didapatkan episode berulang, pada 6 tahun
SMRS (juli 2010) pasien mengalami depresi episode ringan karena kecelakaan
sepeda motor kemudian kurang lebih 2 tahun

membaik karena mendapatkan

pekerjaan. Kemudian 4 tahun SMRS (Mei 2013) depresi episode berat yag
kemudian mengalami perbaikan setelah 20 hari dirawat di RSJAGH. Desember
2014 pasien sudah tidak rutin minum obat dan kembali mengalami depresi

15

episode ringan. Pada Juni 2014 tanpa sebab yang jelas kondisi pasien membaik
karena gaji yang diterima dapat memenuhi kebutuhan pasien. Desember 2014
pasien merasa sedih karena kontrak bekerja habis, selalu dibanding bandingkan
oleh keluarga karena adik pasien mendapatkan pekerjaan yang layak dan
mengalami episode depresi sedang. Bulan Februari 2015 pasien kembali bekerja
dan mengalami perbaikan.
Pada pemeriksaan mental didapatkan pasien didapatkan perilaku normoaktif,
sikap kooperatif, ada kontak yang wajar dan dapat dipertahankan, mood eutimik ,
afek serasi dan terdapat halusinasi auditorik . Gejala ini sudah berlangsung lebih
dari 2 minggu dan terjadi hendaya.
Dari perkembangan riwayat pramorbid tidak didapatkan data-data yang
bermakna.
Didapatkan stressor tentang masalah psikososial dimana pasien diselingkuhi
dan diputus pacar.
Menurut PPDGJ III dapat disimpulkan :
Aksis I adalah F32.2 Gangguan Depresif Berulang , Episode Kini Berat
Dengan Gejala Psikotik
Aksis II adalah Z032 Tidak Ada Diagnosis
Gambaran Kepribadian Cemas (Menghindar)
Aksis III adalah tidak ada diagnosis
Aksis IV stressor masalah Keluarga : dibandingkan dengan adik pasien
psikososial: diselingkuhi dan diputus pacar
Aksis V dapat diketahui :
GAF 1 tahun terakhir

: 70

GAF saat masuk

: 40

GAF saat diperiksa

: 70

16

VII.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (menurut PPDGJ III)


Aksis I

F32.2 Gangguan Depresif Berulang , Episode Kini Berat

Dengan Gejala Psikotik


DD/ F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat
Dengan Gejala Psikotik
F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif

Aksis II

: Z032 Tidak Ada Diagnosis

Gambaran Kepribadian Cemas (Menghindar)

Aksis III

: tidak ada diagnosis

Aksis IV :
Aksis V

stressor masalah psikososial: diselingkuhi dan diputus pacar

: GAF 1 tahun terakhir (terbaik)


GAF saat masuk
GAF saat diperiksa

17

70
40
70

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi (Resep, ECT)
RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo
dr. Danisa Diandra S
______________________________
Semarang,30-5-2016
R/ Risperidon tab 2mg no X
S 2 dd tab 2
____________________________
R/Fluoxetin tab 20 mg No. X
S 1 dd tab 1 (pagi hari)
_____________________________
2. Psikoterapi
Pro: Tn DWS
a.Usia:
Terapi
Kelompok
28 tahun
Pembinaan pasien dalam kegiatan kelompok selama rawat inap. Agar
pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain dan membangun kemampuan
bersosial serta mengurangi munculnya gejala.
b. Terapi Keluarga
Mengedukasi keluarga mengenai kondisi psikis pasien agar keluarga
lebih memahami kondisi psikis pasien sehingga tidak membedakan pasien
dengan saudara-saudaranya dan dapat lebih menjaga perasaan pasien.
c. Terapi Suportif
Memotivasi pasien agar dapat menerima keadaan dengan lapang
dada dan tetap menjalankan pengobatan secara teratur.
d. Terapi Okupasional
Program rehabilitasi sesuai kegemaran dan keahlian pasien, seperti
melatihnya untuk memasak kembali.

IX.

PROGNOSIS: Dubia ad malam


Prognosis arah baik
Late onset

18

Prognosis arah buruk


Onset usia muda

Onset akut
Mempunyai faktor pencetus jelas
Memiliki riwayat premorbid yang baik
Riwayat sosial, seksual, pekerjaan baik
Simptom depresi
Sudah menikah
Memiliki keluarga dengan gangguan
mood
Mempunyai sistem support yang baik
Gambaran klinis adalah simptom
positif

Onset perlahan-lahan dan tidak jelas


Tidak ada faktor pencetus
Riwayat seksual, sosial, premorbid buruk
Belum menikah/telah bercerai
Sistem pendukung sosial buruk
Kekambuhan
Faktor genetik (keluarga yang sakit)
Dijumpai perilaku menarik diri/autistik
Memiliki riwayat trauma masa perinatal
Terjadi banyak relaps
Memiliki riwayat skizofrenia sebelumnya

19

Anda mungkin juga menyukai