Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENYULUHAN

IUD POST PLASENTA

Disusun Oleh :
Dafrosa Bertila Namang
Hana Kartika Yuniarti
Sara Sonnya Ayutthaya
Asterisa Retno Putri
Novita Sari Dewi
Mutia Dhyas Prameswari
Ervina Pascharia Supit
Denis Marcelino Frederik
Franky Andreas

Pembimbing:
dr. Dean Wahjudy Satyaputra, Sp.OG(K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


PERIODE 16 MEI - 23 JULI 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan akan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan memperkenankan kami untuk menyelesaikan proposal kegiatan
penyuluhan ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Dean Wahjudy Satyaputra, Sp.OG (K)
selaku pembimbing dan penanggung jawab kegiatan penyuluhan ini atas bimbingan dan
arahan yang diberikan dalam proses pembuatan proposal. Sehingga proposal ini ditujukan
sebagai salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh PKBRS RSUD Kota Bekasi.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta sehingga pembuatan proposal ini dapat terwujud.
Kami menyadari bahwa proposal ini belum sempurna. Untuk itu kami menerima
kritik, saran, dan tanggapan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menyempurnakan
proposal ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

l
Jakarta, Juli 2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................2
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................3
2

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
B. TUJUAN PENYULUHAN.................................................................................................5
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. SUSUNAN PANITIA.........................................................................................................7
B. SUSUNAN ACARA...........................................................................................................8
BAB III TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI...........................................................................................................................9
B. JENIS IUD ........................................................................................................................10
C. CARA KERJA IUD ...........................................................................................................10
D. EFEKTIVITAS IUD...........................................................................................................10
E. KEUNGGULAN IUD........................................................................................................10
BAB IV LAPORAN EVALUASI.........................................................................................11
BAB V PENUTUP ................................................................................................................14
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu (AKI)
di Indonesia telah berhasil diturunkan dari angka 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2002/2003 menjadi 270 pada tahun 2004, 262 pada tahun 2005, dan 248 pada tahun 2007.
Akan tetapi apabila dilihat dari angka target Millennium Development Goals (MDGs) 2015
yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI saat ini masih belum memenuhi target atau
perlu diturunkan lagi. Terlebih bila dibandingkan dengan AKI di negara-negara ASEAN,

AKI di Indonesia 3-6 kali lipat jumlahnya. Sedangkan bila dibandingkan dengan AKI di
Negara maju, jumlah AKI di Indonesia 50 kali lipatnya. (Depkes RI, 2009 )
Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka
pertumbuhan penduduk yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Program KB
memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan,
penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah
Pasangan Usia Subur (PUS). Sesuai dengan tuntutan perkembangan program, maka program
KB telah berkembang menjadi gerakan Keluarga Berencana Nasional yang mencakup
gerakan masyarakat. Gerakan Keluarga Berencana Nasional disiapkan untuk membangun
keluarga sejahtera dalam rangka membangun sumber daya manusia yang optimal, dengan ciri
semakin meningkatnya peran serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan untuk
mendapatkan pelayanan KB. Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri seperti
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 adalah
meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD (Intra
Uterine Device), implant (susuk) dan sterilisasi. IUD merupakan salah satu jenis alat
kontrasepsi non hormonal dan termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam
upaya menjarangkan kehamilan. Keuntungan pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu
kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman
karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh, tidak
mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas.
(BKKBN, 2009 )
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007), bahwa kontrasepsi
yang banyak digunakan adalah metode suntik (31,8%), pil (13,2%), AKDR (4,9%), MOW
(3%), kondom (1,3%), dan MOP (0,2%). Dapat dilihat bahwa presentase peserta KB MKJP
masih tergolong rendah yang berarti pencapaian target program dan kenyataan di lapangan
masih berjarak lebar. Bahkan prevalensi peserta AKDR menurun selama 20 tahun terakhir,
dari 13 % pada tahun 1991 menjadi 5 % pada tahun 2007. (BPS,2009)
Berbagai Usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok
pembangunan keluarga sejahtera telah di lakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun
masyarakat sendiri. Salah satunya dengan Mensosialisasikan metode kontrasepsi terkini
IUD Post Placenta oleh BKKBN. Metode IUD Post Placenta mempunyai keuntungan
tersendiri, selain pemasanganya lebih efektif karena dilakukan setelah plasenta lahir sekaligus
mengurangi angka kesakitan Ibu. Pada hasil expert meeting tahun 2009 dikatakan bahwa
4

penggunaan IUD post placenta dan post abortus perlu terus digalakkan karena sangat
efektifmengingat angka kelahiran rata-rata 4.000.000 per tahun (BKKBN, 2010).
B. Tujuan Penyuluhan
1. Untuk mengetahui pengertian IUD post plasenta
2. Untuk mengetahui cara pemasangan IUD post plasenta
3. Untuk mengetahui jenis-jenis IUD dan cara kerja
4. Untuk mengetahui keuntungan IUD post plasenta

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAAN
Nama Kegiatan

: Penyuluhan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Tempat Kegiatan

: RSUD Kota Bekasi, Jalan Pramuka No.55, Kelurahan Marga


Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat,
Indonesia

Waktu Kegiatan

: 13 Juli 2016
Pukul 08.30 WIB 09.00 WIB

Jenis Kegiatan

: Kegiatan Penyuluhan

Pemilik Kegiatan

: Bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Bekasi

Pelaksana Kegiatan

: Kepanitraan Klinik Kebidanan dan Kandungan FK UKI


Periode 16 Mei 23 Juli 2016
5

A.

Sasaran Kegiatan

: Pasien poliklinik RSUD Kota Bekasi

Tujuan Kegiatan

Peserta penyuluhan mengetahui pengertian IUD post plasenta

Peserta penyuluhan mengetahui cara pemasangan IUD post plasenta

Peserta penyuluhan mengetahui jenis-jenis IUD beserta cara kerja

Peserta penyuluhan mengetahui keuntungan IUD post plasenta

Susunan Panitia

-terlampir-

Susunan Acara:

-terlampir-

Pengesahan

-terlampir-

SUSUNAN PANITIA

Penanggungjawab

dr. Dean Wahjudy Satyaputra, Sp.OG(K)

Ketua Kegiatan

Mutia Dhyas Prameswari

Wakil Ketua Kegiatan

Dafrosa Bertila Eleonora Namang

Sekretaris I

Sara Sonnya Ayutthaya

Sekretaris II

Novita Sari Dewi

Bendahara I

Hana Kartika Yuniarti

Sie. Acara

Asterisa Retno Putri


Franky Andreas

Sie. Logistik

Denis Marcelino Frederik

Sie. Dokumentasi

Ervina Pascharia Supit

B. SUSUNAN ACARA
Wakt
No.

Acara

Jam

Keterangan

(meni
t)

1.

Pembukaan oleh MC

08.30-08.35

MC

2.

Penyampaian materi penyuluhan

08.35-08.50

15

Presentan

3.

Sesi tanya jawab

4.

Penutup

08.50
08.55
08.55
09.00

5
5

Pertanyaan

terbuka

dari

peserta
MC

BAB III

TINJAUAN TEORI
A. Definisi
IUD post plasenta adalah IUD yang dipasang dalam waktu 10 menit setelah lepasnya
plasenta pada persalinan pervaginam (Engender Health, 2008).
Pemasangan AKDR berdasarkan waktu pemasangan dapat dibagi menjadi 3
1. Immediate postplacental insertion (IPP) yaitu AKDR dipasang dalam waktu 10 menit
setelah plasenta dilahirkan.

2. Early postpartum insertion (EP) yaitu AKDR dipasang antara 10 menit sampai dengan
48 jam postpartum.
3. Interval insertion (INT) yaitu AKDR dipasang setelah 6 minggu postpartum.
Pemasangan AKDR dalam 10 menit setelah plasenta lahir dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu :
1.

Dipasang dengan tangan secara langsung


Setelah plasenta dilahirkan dan sebelum perineorafi, pemasang melakukan

kembali toilet vulva dan mengganti sarung tangan dengan yang baru. Pemasang
memegang AKDR dengan jari telunjuk dan jari tengah kemudian dipasang secara
perlahan-lahan melalui vagina dan servik sementara itu tangan yang lain melakukan
penekanan pada abdomen bagian bawah dan mencengkeram uterus untuk memastikan
AKDR dipasang di tengah-tengah yaitu di fundus uterus. Tangan pemasang
dikeluarkan perlahan-lahan dari vagina. Jika AKDR ikut tertarik keluar saat tangan
pemasang dikeluarkan dari vagina atau AKDR belum terpasang di tempat yang
seharusnya, segera dilakukan perbaikan posisi AKDR.
2.

Dipasang dengan ring forceps


Prosedur pemasangan dengan AKDR menggunakan ring forceps hampir sama

dengan pemasangan dengan menggunakan tangan secara langsung akan tetapi AKDR
diposisikan dengan menggunakan ring forceps, bukan dengan tangan.

B. Jenis
Ada 3 macam IUD yang biasanya digunakan yaitu Copper T 380A, Multiload Copper
375, dan IUD dengan levonorgestrel. IUD jenis Copper T 380A sangat banyak tersedia dan
pada program pilihan KB Pascapersalinan, jenis IUD Copper T 380A ini paling banyak
digunakan karena selain karakteristiknya yang baik, harga IUD jenis ini juga lebih terjangkau
dibanding dengan jenis IUD yang lain. IUD dengan levonorgestrel (misal Mirena) belum
terlalu banyak tersedia dan jika tersedia harganya mahal, dan IUD jenis ini biasanya tidak
direkomendasikan sebagai IUD post partum.
C. Cara kerja

IUD yang dipasang setelah persalinan selanjutnya juga akan berfungsi seperti IUD
yang dipasang saat siklus menstruasi. Pada pemasangan IUD post plasenta, umumnya
digunakan jenis IUD yang mempunyai lilitan tembaga yang menyebabkan terjadinya
perubahan kimia di uterus sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur.
D. Efektifitas
Efektivitas sangat tinggi. Tiap tahunnya 3-8 wanita mengalami kehamilan dari 1000
wanita yang menggunakan IUD jenis Copper T 380A. Kejadian hamil yang tidak diinginkan
pada pasca insersi IUD post plasenta sebanyak 2.0 - 2.8 per 100 akseptor pada 24 bulan
setelah pemasangan. Setelah 1 tahun, penelitian menemukan angka kegagalan IUD post
plasenta 0.8 %, dibandingkan dengan pemasangan setelahnya. Sesuai dengan kesepakatan
WHO, IUD dapat dipakai selama 10 tahun walaupun pada kemasan tercantum efektifitasnya
hanya 4 tahun (BKKBN, 2010).
E. Keunggulan
1. Langsung bisa diakses oleh ibu yang melahirkan di pelayanan kesehatan
2. Efektif dan tidak berefek pada produksi menyusui
3. Aman untuk wanita yang positif menderita HIV
4. Kesuburan dapat kembali lebih cepat setelah pelepasan
5. Resiko terjadi infeksi rendah yaitu dari 0,1-1,1 %
6. Kejadian perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari jumlah populasi
1150 sampai 3800 wanita
7. Mudah dilakukan pada wanita dengan epidural
8. Sedikit kasus perdarahan daripada IUD yang dipasang di waktu menstruasi
BAB IV
LAPORAN EVALUASI
A. Jalannya Penyuluhan
Acara dimulai dari pembukaan oleh MC, lalu dilanjutkan dengan pembawaan materi oleh
seluruh pembicara. Materi berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setelah materi
selesai, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta
sebanyak dua pertanyaan. Pertanyaan dijawab oleh pembicara dan dilengkapi oleh
konsulen (dr. Dean Wahjudy Satyaputra Sp.OG (K). Setelah itu, acara ditutup dengan
ucapan terimakasih.
10

B. Kekurangan Penyuluhan
1. Gangguan teknis (michrophone dan speaker mengalami gangguan)
2. Waktu penyampaian materi terlalu sebentar dan suasana peserta kurang kondusif
3. Kurangnya perhatian peserta pada saat penyampaian materi
4. Saran
o Diharapkan sebelum penyuluhan dimulai dilakukan persiapan teknis agar
tidak mengganggu jalannya acara
o Pembicara dalam menyampaikan materi harus lebih jelas dan tidak
terburu-buru
o Pembicara harus lebih banyak interaksi terhadap peserta agar penyampaian
materi berjalan dengan baik

C. Dokumentasi

11

BAB V
12

PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat. Kami berharap laporan kegiatan penyuluhan ini
dapat diterima, dan diimplementasikan secara optimal demi mencapai tujuan yang seperti
yang kita harapkan bersama. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam rancangan
dan isi dari laporan kegiatan penyuluhan ini. Kami selaku panitia selalu terbuka menerima
segala masukan dan kritik terhadap laporan ini.
Demi tercapainya kelancaran kegiatan ini , kami mohon dukungan dan kerjasama,
baik secara moriil maupun materiil dari seluruh pihak. Atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

LEMBAR PENGESAHAN
Hormat Kami,

Ketua Kegiatan Penyuluhan

Sekretaris Kegiatan Penyuluhan

13

Mutia Dhyas Prameswari

Sara Sonnya Ayutthaya

Menyetujui,
Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan

dr. Dean Wahjudy Satyaputra, Sp.OG(K)

14

Anda mungkin juga menyukai