Stopwatch PDF
Stopwatch PDF
Jurusan
Praktikum
: Teknologi Industri
: Teknik Industri
: Fisiologi dan Pengukuran Kerja
Pertemuan
Modul
Tanggal
: 23
: 10
: 22 Desember 2014
A. DESKRIPSI
Metode Stopwatch (jam henti) merupakan pengukuran waktu kerja secara langsung yang
biasa diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulangulang/repetitive (Wignjosoebroto, 2003). Pengukuran metode stopwatch ini diperkenalkan
pertama kali oleh Frederick W.Taylor sekiar abad 19. Hasil pengukuran metode ini adalah
waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, dimana waktu ini akan
dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan
melaksanakan pekerjaan yang sama.
Tujuan Praktikum
1. Memperkenalkan
kepada
praktikan
metode
StopwatchTime
Studydalam
C. REFERENSI
Barnes, R.M. 1980. Motion and time study.New York: John Wiley& Sons.
Meyers, F.E. 1999. Motion and Time Study. Prentice-Hall.
Niebel, B.W., Freivalds, A. 1999. Methods, Standards, and Work Design.Singapore :
McGraw-Hill.
Wignjosoebroto, S., 2003.Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.Edisi ketiga. Jakatrta:
Penerbit PT. Guna Widya.
Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Edisi kedua.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.
D. LANDASAN TEORI
D.1
rata rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan
tempo kerja yang normal.
Untuk mengetahui apakah suatu sistem kerja yang diterapkan sudah baik, maka diperlukan
prinsip-prinsip pengukuran kerja yang meliputi teknik-teknik pengukuran mengenai waktu
yang dibutuhkan, tenaga yang dikeluarkan, pengaruh psikologis dan fisiologis. Salah satu
pengukuran kerja adalah pengukuran waktu kerja (time study).
Pengukuran waktu kerja bertujuan untuk
mendapatkan waktu standar/waktu baku
penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak
terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat,
oleh pekerja normal untuk menyelesaikan
pekerjaannya dalam suatu sistem kerja yang
telah
berjalan
dengan
baik(Barnes,
continuous timing
repetitive timing
accumulative
timing
a) Continuous Timing
Pada metode ini stopwatch dijalankan terus menerus selama pengamatan Stopwatch
baru akan dihentikan pada saat pengamatan selesai dilakukan dan pada akhir
pengamatan waktu yang telah didapat dicatat. Selain itu untuk mendapatkan
masing-masing waktu individu maka perlu dilakukan proses pengurangan.
Kata Kunci : Stopwatch tidak di STOP hingga semua produk selesai dilakukan.
Elemen Kerja
Detik Ke-
Waktu
15
15 Detik
18
3 Detik
Memasang Sayap
23
5 Detik
Packing
31
8 Detik
b) Repetitive Timing
Untuk metode ini cara menggunakan stopwatch, stopwatch ini dibaca secara
simultan dan angka pada stopwatch dikembalikan ke angka nol setelah setiap proses
selesai. Metode ini dapat dilakukan pencatatan langsung tanpa perlu mengurangi
waktu.
Kata Kunci : Stopwatch di STOP setelah elemen kerja 1 selesai dikerjakan, START kembali dalam
posisi jarum Stopwatch diangka NOL ketika elemen ke-2 mulai dikerjakan
Elemen Kerja
Waktu
15 Detik
3 Detik
Memasang Sayap
5 Detik
Packing
8 Detik
c) Accumulative Timing
Pada metode ini cara menggunakan stopwatch melibatkan dua atau lebih stopwatch,
hal ini dikarenakan metode yang digunakan yaitu ketika stopwatch yang pertama
berhenti kemudian stopwatch yang kedua mulai dijalankan dan ketika stopwatch
yang kedua berhenti maka stopwatch yang ketiga dijalankan.
Kata Kunci : Menggunakan 2 atau lebih stopwatch. Stopwatch beroperasi secara bergantian per
tiap elemen kerja.
Waktu
15 Detik
3 Detik
Memasang Sayap
5 Detik
Packing
D..
Detik
1. Stopwatch
2. Papan Pengamatan
3. Kalkulator
4. Pena atau pensil
k / s ( N . X 2 ) ( X ) 2
N =
X
Dimana:
k = tingkat keyakinan
Jika tingkat keyakinan99%,maka=2,58 3
Jika tingkat keyakinan95%,maka=1,96 2
4. Rating Performansi
Salah satu metode tertua dalam menentukan performance erating adalah metode yang
dikembangkan oleh Westinghouse Electric Corporation.Sistem rating Westinghouse
menguraikan enam kelas yang mereprentasikan kemahiran yang ada dalam evaluasi
(Niebel, 1999).
Tabel 10.4 TabelWestinghouse
SKILL
+0,15
+0,13
+0,11
+0,08
+0,06
+0,03
0,00
-0,05
-0,10
-0,16
-0,22
+0,06
+0,04
+0,02
0,00
-0,03
-0,07
Sebagai
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D
E1
E2
F1
F2
Superskill
Excellent
Good
Average
Fair
Poor
CONDITION
A
Ideal
B
Excellent
C
Good
D
Average
E
Fair
F
Poor
+0,13
+0,12
+0,10
+0,08
+0,05
+0,02
0,00
-0,04
-0,08
-0,12
-0,17
EFFORT
A1
Superskill
A2
B1
Excellent
B2
C1
Good
C2
D
Average
E1
Fair
E2
F1
Poor
F2
CONSISTENCY
+0,04 A
Ideal
+0,03 B
Excellent
+0,01 C
Good
0,00 D
Average
-0,02 E
Fair
-0,04 F
Poor
rata-rata
yang diukur
terhadap suatu elemen kerja adalah 0,05 menit dan rating performance operator
adalah memenuhi klasifikasi berikut:
- Excellent Skill
(B2)
: + 0,08
- Good Effort
(C2)
: + 0,02
- Good Condition
(C)
: + 0,01
- Good Consistency
(C)
: + 0,01 +
Total
: + 0.13
Maka, waktu normal untuk elemen kerja ini adalah :0,05 x 1,13 = 0,565 menit
Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri
ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini:
SUPER SKILL :
umum
dapat
dikatakan
bahwa
pekerjaan
EXELLENT SKILL
atau
pemeriksaan
beserta
urutanurutannya
pemeriksaan.
5. Gerakangerakan
kerja
GOOD SKILL
AVERAGE SKILL
FAIR SKILL :
POOR SKILL :
Untuk usaha atau Effort cara Westinghouse membagi juga kedalam kelas kelas dengan
ciri masing -
ditunjukan atau diberikan operator ketikan melakukan pekerjaannya. Berikut ini ada enam
kelas usaha dengan ciri cirinya.
EXCESSIVE EFFORT
EXELLENT EFFORT
GOOD EFFORT
1. Bekerja berirama
2. Saat saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang
kadang tidak ada.
3. Penuh perhatian pada pekerjaan.
4. Senang pada pekerjaannya
5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.
6. Percaya pada kebaikan maksut pengukuran waktu.
7. Menerima saran saran dan petunjuk petunjuk dengan
senang.
8. Dapat memberikan saran saran untuk perbaikan kerja.
9. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi.
10. Menggunakan alat alat yang tepat dengan baik.
11. memelihara dengan baik kondisi peralatan.
AVERAGE EFFORT :
FAIR EFFORT
kadang
perhatian
tidak
ditujukan
pada
pekerjaanya.
3. Kurang sungguh sungguh.
4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.
5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.
6. Alat alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.
7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada
pekerjaanya.
8. Terlampau hati hati.
9. Sistematika kerjanya sedang sedang aja.
10. Gerakan gerakan tidak terencana.
POOR EFFORT
5. Allowance
Allowance diberikan untuk tiga penggolongan, yaitu untuk kebutuhan pribadi, untuk
menghilangkan kelelahan, serta untuk hal-hal yang tidak dapat dihindari. Ketiga hal ini
merupakan
hal-halnyata
yangperluolehpekerjayangselama
pengukurantidakdapat
CONTOH PEKERJAAN
FAKTOR
A. Tenaga yang dikeluarkan
1 Dapat diabaikan
2 Sangat ringan
3 Ringan
4 Sedang
5 Berat
6 Sangat berat
7 Luar biasa berat
B. Sikap kerja
1 Duduk
2 Berdiri diatas dua kaki
3 Berdiri diatas satu kaki
4 Berbaring
5 Membungkuk
C. Gerakan kerja
1 Normal
Ayunan bebas dari palu
2 Agak terbatas
Ayunan terbatas dari palu
3 Sulit
Membawa beban berat satu tangan
4 Pada anggota - anggota badan terbatas
Berkerja dengan tangan diatas kepala
5 Seluruh anggota badan terbatas
Bekerja dilorong pertambangan yang sempit.
D. Kelelahan Mata *)
1 Pandangan yang terputus - putus
Membawa alat ukur
2 Pandangan yang hampir terus menerus
Pekerjaan - pekerjaan yang teliti
3 Pandangan terus menerus dengan fokus berubah
Memeriksa cacat - cacat pada kain
rubah
4 Pandangan teus menerus dengan fokus Tetap
pemeriksaan yang sangat teliti
KELONGGARAN (%)
Ekuivalen
beban (Kg)
tanpa beban
0,00 - 2,25
2,25 - 9,00
9,00 - 18,00
19,00 - 27,00
27,00 - 50,00
diatas 50
Pria
Wanita
0,00 - 6,00
0,00 - 6,00
6,00 - 7,5
6,00 - 7,5
7,5 - 12,00
7,5 - 16,00
12,00 - 19,00 16,00 - 30,00
19,00 -30,00
30,00- 50,00
0,00 - 1,0
1,0 - 2,5
2,5 - 4,0
2,5 - 4,0
4,0 10
0
05
05
5,00 - 10,00
10,00 - 15,00
Pencahayaan baik
Buruk
0,00 - 6,00
0,00 - 6,00
6,00 - 7,5
6,00 - 7,5
7,5 - 12,00
7,5 - 16,00
12,00 - 19,00
16,00 - 30,00
19,00 -30,00
30,00 50,00
FAKTOR
E. Keadaan temperatur tempat kerja**)
1
Beku
2
Rendah
3
Sedang
4
Normal
5
Tinggi
6
Sangat Tinggi
F. Keadaan atmosfer ***)
1
Baik
2
Cukup
3
Kurang baik
4
Buruk
CONTOH
PEKERJAAN
Temperatur(oC)
Dibawah 0
0 13
13 22
22 28
28 38
diatas 38
KELONGGARAN (%)
Kelelahan Normal
diatas 10
10 - 0,0
5,00 - 0
0 - 5,00
5,00 -40
diatas 40
Berlebihan
diatas 12
12 - 5,00
8,00 -0
0 - 8,00
8 - 100
diatas 100
0
0-5
5,00 -10
10,00 -20
0
0-1
1-3
0-5
0-5
5 - 10
5 - 15
Elemen Kerja
Mengambil dan
meletakkan roti
Mengoleskan
mayonaise
6s
7s
19 s
22 s
RF
Waktu
Normal
1.14
n
Total
b) Waktu Normal
Rerata Waktu Elemen Kerja x Rating
c) Waktu Standar
Waktu normal + (Allowance x Waktu Normal)
=
100
100
elemen 2 sebesar 1.05, elemen 3 sebesar 1.05, elemen 4 sebesar 1.10, dan allowance
yang diberikan pada kegiatan perakitan ini sebesar 15%.
Setelah dilakukan pengamatan dengan metode continuous timing didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 10.6 Contoh Rekap Data Pengamatan
Data Pengamatan ke- (detik)
Elemen Kegiatan
Rata-
RF
10
Rata
6,6
1,10
46
89
5,9
1,05
mobil-mobilan.
11
52
94
10
11
10,4
1,05
body atas
21
20
21
21,1
1,10
mengencangkan sekrup
41
22
12
21
21
10
24
10
20
21
12
21
12
20
Jawaban :
Dari data pengamatan diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari
waktu normal untuk tiap elemen kerja.
-
= 7,26 detik
= 6,2 detik
= 10,92 detik
= 23,21 detik
= 47,59 detik
100
100 15
= 55,99 detik
F. Praktikum
1.
Alat Praktikum
100
100
a) Stopwatch
b) Lembar Pengamatan
c) Pulpen/ Alat tulis
d) Kalkulator
2.
Prosedur Pelaksanaan
Mulai
Pengamat
Melakukan pengamatan
dan pengambilan data
menggunakan Stopwatch
Operator
Melakukan perakitan
produk yang telah
disediakan
Menentukan
Pengamat dan
Operator
Menentukan elemen
kerja
Salah
Konsultasi elemen
kerja kepada asisten
pendamping
Benar
Operator melakukan
kegiatan perakitan
sebanyak 10 produk secara
terus menerus
Pengamat melakukan
pengamatan waktu
perakitan setiap elemen
kerja