Kepribadian Skizotipal
Kepribadian Skizotipal
PENDAHULUAN
individu antara usia 15 dan 44 tahun. Lebih dari tiga perempat (78%) dari seluruh
penerima di rumah sakit adalah antara usia ini dan yang lebih tinggi pada wanita
dibandingkan pria.4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Gangguan Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan
perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi
yang biasanya. Kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. 1,5 Kepribadian
meliputi segala corak perilaku manusia yang terhimpun ke dalam dirinya baik
yang datang dari lingkunganya (dunia luarnya), maupun yang berasal dari
dirinya sendiri (dunia dalamnya), sehingga corak perilakunya itu merupakan
suatu kesatuan fungsional yang khas bagi manusia itu.6
Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karaktek tersebut
yang di rentang normal yang ditemukan pada sebagaian besar orang. Pasien
dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola relasi dan persepsi terhadap
lingkungan dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam, tidak fleksibel
serta bersifat maladaptif.1,5 Gangguan kepribadian meliputi berbagai keadaan
dan pola perilaku yang klinis bermakna yang cenderung menetap dan
merupakan ekspresi dari gaya hidup yang khas dari individu serta cara
berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari keadaan dan
pola perilaku ini timbul secara dini dalam masa pertumbuhan atau
perkembangan individu, sebagai hasil dari baik faktor konstitusional maupun
pengalaman sosial, sementara lainnya didapat pada masa kehidupan
selanjutnya.6
Gangguan kepribadian adalah kondisi patologik dari ciri kepribadian
seseorang yang menjadi tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidup, sehingga menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial
atau pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi dirinya. Orang yang menderita
gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat kepribadian yang sangat kaku
dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Gejala-gejala dari
orang dengan gangguan kepribadian biasanya alloplastik. Artinya, orang
3
dengan
keinginannya.
Selain
itu,
gejala-gejalanya
juga
Faktor Genetik
Diantara kembar monozigot, angka kesesuaian untuk ganggaun
kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar
dizigotik. Selain itu, menurut satu penelitian tentang penilaian
multipel kepribadian dan tempramen, minat okupasional dan waktu
luang dan sikap sosial, kembar monozigot yang dibesarkan terpisah
adalah kira-kira sama dengan kembar monozigot yang dibesarkan
2.
bersama-sama.
Faktor biologi
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan yang erat dengan
gangguan kepribadian. Orang yang menderita gangguan kepribadian
dibandingkan dengan saudara kembar dua telur.
Meningkatnya kadar serotonin dengan obat serotonergik tertentu
seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada
beberapa karakteristik kepribadian. Efek neurotransmiter pada sifat
kepribadian telah menciptakan minat dan kontroversi tentang apakah
3.
dan
orang
dengan
gangguan
kepribadian
histrionik
2.
Kelompok A
terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan skizotipal;
orang dengan gangguan ini sering kali tampak aneh dan eksentrik.
Kelompok B
terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik dan
narsistik; orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik,
3.
B. Epidemiologi
Amerika Serikat memperkirakan prevalensi diagnosis gangguan
kepribadian apapun, berkisar dari 6% sampai 9%, tergantung pada kriteria
yang digunakan untuk definisi.3 Pada saat ini, data rawat inap memberikan
keterangan terbaik mengenai individu dengan gangguan kepribadian. Data ini
memiliki keterbatasan, karena sebagian besar orang dengan gangguan
kepribadian, kecuali mereka yang menunjukkan perilaku bunuh diri, dirawat
di masyarakat bukan di rumah sakit. Banyak yang tidak pernah didiagnosis
atau diobati. Di antara perempuan dan laki-laki, yang tertinggi tingkat rawat
inap untuk gangguan kepribadian di antara individu antara usia 15 dan 44
tahun. Lebih dari tiga perempat (78%) dari seluruh penerima di rumah sakit
adalah antara usia ini dan yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria.4
Gambaran kepribadian skizotipal terjadi pada kira-kira 3% dari jumlah
populasi. Rasio jenis kelamin tidak diketahui dengan pasti. Terdapat
hubungan kasus yang lebih besar antara sanak saudara biologis pasien
skizofrenik dibanding kontrol. Insidensi yang lebih besar diantara kembar
monozigot dibandingkan kembar dizigotik (33% banding 4% dalam satu
penelitian).5 Prevalensi gangguan kepribadian skizotipal diperkirakan terjadi
pada sampai dengan 3% dari populasi umum dan menyiratkan cukup banyak
biaya soasial yan ditimbulkan dan dampak kesehatan masyarakat. Berkenaan
dengan komorbiditas psikiatrik, pasien cenderung menderita kecemasan dan
gangguan depresi dan beberapa dari mereka juga memenuhi kriteria gangguan
kepribadian borderline, paranoid dan avoidant. Ada sejumlah data biologis
yang menyarankan gangguan kepribadian skizotipal yang merupakan
gangguan spektrum skizofrenia: risiko yang lebih tinggi untuk gangguan
skizofrenia terkait kerabat tingkat pertama. 4
C. Gambaran Klinis
Dalam gangguan kepribadian skizotipal, pikiran dan komunikasi
mengalami gangguan. Pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal
mungkin tidak mengetahui perasaan mereka sendiri; malah mereka sangat
peka dalam mendeteksi perasaan orang lain, khususnya afek negatif seperti
kemarahan. Dalam dunia mereka mungkin terisi oleh khayalan yang jelas dan
ketakutan dan fantasi yang mirip anak-anak. Mereka percaya bahwa mereka
memiliki kekuatan pikiran dan tilikan khusus. Mereka mengakui bahwa
mereka memiliki ilusi perseptual atau yang terlihat oleh mereka sebagai kayu
atau jadi-jadian. Pembicaraan orang dengan gangguan kepribadian skizotipal
hanya dapat dimengerti oleh diri mereka sendiri. Mereka menunjukkan
hubungan interpersonal yang buruk dan mungkin berkelakuan secara tidak
sesuai. Sebagai akibatnya, mereka terisolasi dan memiliki sedikit teman. Di
bawah stres, pasien gangguan kepribadian skizotipal mungkin mengalami
dekompensasi dan gejala psikotik, tetapi gejalanya biasa singkat. Pada kasus
yang berat, anhedonia dan depresi berat dapat ditemukan.5
Individu dengan gangguan kepribadian skizotipal hampir selalu
bermasalah dengan orang lain dan bersikap tidak ramah kepada siapapun.
Kebanyakan dari individu dengan gangguan kepribadian ini hidup dalam
kesendirian, hal ini disebabkan lingkungan sekitar yang mengisolasinya.
Akibatnya, penyimpangan persepsi mengenai bentuk hubungan interpersonal
akan terus berkembang dalam diri individu itu. Selanjutnya, ia akan
menunjukkan perilaku yang aneh, respon yang tidak tepat dalam
bersosialisasi dan sifat-sifat yang tidak lazim.6
Individu dengan gangguan kepribadian skizotipal hampir selalu
berbicara tidak teratur ketika ia hendak membicarakan suatu hal dan
memandang sekelilingnya secara ekstrim. Kadang mereka juga mempercayai
bahwa mereka mempunyai kekuatan supranatural, indera ke enam atau
kekuatan magis lainnya yang dapat mempengaruh pikiran, perilaku dan emosi
orang lain.6
Kemunculan gangguan kepribadian skizotipal dimulai pada awal
memasuki masa dewasa dan terus berkembang sepanjang masa hidupnya.
Seperti gangguan kepribadian lainnya, gangguan kepribadian skizotipal
disebabkan perilaku dan pengalaman yang tidak tepat pada masa kanakkanak, sebagian besar dari gangguan tersebut disebabkan oleh kesulitan
dalam beradaptasi dan pengalaman terhadap penanganan distres. Kemunculan
kepribadian skizotipal di masa dewasa dapat diakibatkan masa-masa
7
mengarah
pada
pengembangan
dari
beberapa
kecenderungan
stimulasi
pada
masa
kanak-kanak.
Hal
ini
disebabkan
E. Diagnosis
10
autistik
dan
gangguan
asperger
dibedakan
berdasarkan
mengenai
kebesaran,
12
G. Penatalaksanaan
Individu dengan gangguan kepribadian tidak sadar bahwa dirinya sakit
dan jarang mencari pertolongan kecuali orang lain disekitarnya, misalnya
pasangan atau orang tua yang memaksa. Hal ini terjadi ketika tingkah laku
yang terjadi mulai mempengaruhi dan menyebabkan masalah perkawinan,
keluarga dan karir atau ketika gangguan mental lainnya atau gangguan
somatik mempengaruhi ggambaran klinis. Umumnya pasien dengan
gangguan kepribadian membutuhkan beragam rencana pengobatan yang
sering mengkombinasikan antara psikoterapi dan farmakoterapi.
1.
Psikoterapi
Pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien dengan gangguan kepribadian
skizotipal harus ditangani dengan hati-hati. Beberapa pasien terlibat
dalam pemujaan, religius yang aneh dan okulitis. Ahli terapi tidak boleh
menertawakan aktivitas tersebut atau mengadili kepercayaan atau
aktivitas mereka.
Prinsipnya :
a. Menyadarkan pasien bahwa dampak dari gangguan kepribadiannya
menyebabkan disfungsi diri, hubungan interpersonal dan hubungan
b.
c.
13
fisiologis.
Memperbaiki
kesalahan
persepsi
dan
penalaran
intelektual,
14
atau
generalisasi
untuk
2.
3.
4.
alasan.
Proyeksi delusi. Klien menggunakan proyeksi dengan komponen
tambahan realitas distorsi. Proyeksi menempatkan perilaku
negatif sendiri seseorang pada orang lain. Dengan proyeksi delusi,
individu benar-benar percaya apa yang telah mereka proyeksikan
ke orang lain karena mereka percaya bahwa mereka memiliki
5.
bukti.
Psikotik Denial. Klien menggunakan penyangkalan dengan
komponen
tambahan
distorsi
realitas.
Denial
adalah
terjadi.
Distorsi psikotik. Klien mengalami halusinasi intern (visual dan /
atau
pendengaran)
dan
delusi
lainnya.
Unsur-unsur
ini
Farmakoterapi
Medikasi antipsikotik mungkin berguna dalam menghadapi gagasan
mengenai diri sendiri, waham dan gejala lain dari gangguan dan dapat
digunakan bersama-sama dengan psikoterapi. Hasil yang positif telah
dilaporkan dengan haloperidol. Antidepresan digunakan jika ditemukan
suatu komponen depresif dan kepribadian.5
Tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan gangguan kepribadian
ini, dokter menganjurkan obat antidepressant atau antipsikotik bila
15
Prognosis
Penelitian jangka panjang oleh Thomas McGlashan melaporkan bahwa
10% orang dengan gangguan kepribadian skizotipal akhirnya melakukan
bunuh dri. Penelitian retrospektif telah menunjukkan bahwa banyak pasien
yang diperkirakan menderita skizofrenia sebenarnya menderita gangguan
kepribadian skizotipal dan pemikiran klinis sekarang ini adalah bahwa
skizotipe adalah kepribadian pramorbid dari pasien skizofrenik. Tetapi,
banyak pasien mempertahankan kepribadian skizotipal sepanjang hidupnya
dan bekerja walaupun dengan keanehan mereka.5
16
17
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karaktek tersebut yang
di rentang normal yang ditemukan pada sebagaian besar orang. Pasien dengan
gangguan kepribadian menunjukkan pola relasi dan persepsi terhadap lingkungan
dan diri sendiri yang bersifat berakar mendalam, tidak fleksibel serta bersifat
maladaptif.1,5
Gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam tiga kelompok dalam
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM)-IV7
1.
2.
Kelompok A
terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan skizotipal; orang
dengan gangguan ini sering kali tampak aneh dan eksentrik.
Kelompok B
terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik dan
narsistik; orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional
3.
dalam hubungan sosial dan interpersonal: merasa tidak nyaman dan kurang
mampu untuk membina hubungan akrab, disertai distorsi kognitif atau persepsi
dan perilaku yang eksentrik, bersifat pervasif, awitannya dewasa muda dan nyata
dalam berbagai konteks atau situasi kehidupan.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
62.
Chapter 5 Personality Disorder. A Report on Mental Illnesses in Canada.
5.
2006. p. 69-78.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
21