Anda di halaman 1dari 3

Change Leadership Non-Finito by Rhenald Kasali

PERUBAHAN kerap membuat kita ketakutan. Sebab ia akan membawa kita meninggalkan
zona nyaman untuk masuk ke dalam kawasan-kawasan baru yang sering tidak kita ketahui
sama sekali. Ada apa disana? Apakah kita akan menjadi lebih baik, atau malah lebih buruk?
Betul, berada di zona nyaman sangat berbahaya. Zona nyaman bukanlah hidup yang nyaman.
Ia hanyalah sebuah perangkap kenikmatan yang menyesatkan dan bisa mengakhiri hidup
Anda. Sebagian pejabat yang berkubang keasyikan dalam zona nyaman berakhir di penjara.
Sebagian penerus dari kerajaan-kerajaan terkemuka yang kita kenal dalam sejarah berakhir
dari takhtanya dan hancur diserang rakyatnya sendiri. Raja terakhir adalah raja yang
menikmati hidup.
Sebagian pengusaha dari bisnis keluarga juga berakhir dengan kebangkrutan di tangan
penerus yang hanya bisa berfoya-foya. Dan bangsa-bangsa yang terperangkap dalam zona
nyaman mengalami kemunduran karena keasyikan menghabiskan warisan alam yang dulunya
berlimpah ruah.
Penulis buku Conversations with God, Neale Donald Walsch, mengingatkan begini, Life
begins at the end of your comfort zone. Hidup manusia selesai begitu masuk ke dalam zona
nyaman.
Meski tahu bahayanya zona nyaman, ternyata banyak orang yang enggan meninggalkannya.
Bahkan banyak pemimpin yang mengambil langkah aman, meng-entertain rakyatnya dalam
kubangan zona ini, menjadikan dirinya pemimpin populis.
Mengapa? Dikutip dari bagian Kata Pengantar.
Rhenald Kasali, tokoh kepemimpinan yang terkenal dengan Rumah Perubahan-nya,
memfokuskan buku ini pada kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan dan keluar
dari zona nyaman yang kerap kali menjerat. Pemimpin memang seharusnya menjadi inspirasi
perubahan. Buku ini juga menceritakan berbagai pengalaman kepemimpinan para tokohtokoh terkemuka seperti Awang Faroek Ishak, Gubernur Kalimantan Timur, lalu Joko
Widodo semasa masih menjabat sebagai walikota Solo dan kemudian Gubernur Provinsi DKI
Jakarta. Mereka adalah para pemimpin dengan Lompatan Panjang.
Dalam buku ini diangkat filosofi kepemimpinan non-finito, yaitu para pemimpin selalu
berhadapan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian dapat membuat seorang pemimpin tak
selesai dalam karyanya. Bukan berarti dia tidak berhasil menciptakan perubahan, seringkali
karyanya sudah menunjukkan awal mula perubahan meskipun tidak selesai.
Selainitu, yang teramat penting, dalam 10 bab buku ini dijabarkan bagaimana pemimpin
menjadi inspirasi dan suri tauladan bagi para pengikutnya, rakyatnya. Pemimpin yang dapat
menunjukkan keteladanan tidak hanya lips service. Tidak hanya teori, namun juga contohcontoh aplikatif yang sangat menginspirasi setiap orang untuk menjadi pemimpin, pemimpin
sebuah perubahan, perubahan kearah yang lebih baik.

JumpStart Your Leadership by John C. Maxwell


Karya John. C. Maxwell sudah dikenal luas di bidang kepemimpian. Kali ini karyanya
menyajikan panduan praktis untuk mengembangkan kepemimpinan kita. Dalam buku ini
terdapat wawasan berupa prinsip-prinsip, inspirasi, dan instruksi yang dapat diterapkan agar
keahlian memimpin yang dimiliki meningkat dalam 90 hari.
Menariknya, dalam buku ini kita dipaksa untuk bercermin dan meluangkan waktu setiap
hari untuk menilai diri sendiri, lalu menuangkannya dalam sebuah jurnal pribadi. Maxwell
berujar, Kepemimpinan dikembangkan hari demi hari, bukan dalam sehari. Menurutnya,
semua orang dapat belajar untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Kepemimpinan adalah
pengaruh. Jika kita dapat mengembangkan pengaruh terhadap sekitar, kita dapat memimpin
dengan lebih efektif.
Setiap harinya ada teori kepemimpinan yang diungkap dan dijelaskan sehingga sangat mudah
diresapi, kemudian kita ditantang dengan pertanyaan yang jawabannya akan menggambarkan
kepemimpinan yang telah dilakukan di hari itu. Sangat praktis untuk membiasakan sifat
kepemimpinan ini muncul setiap harinya.
Hari ke-1
The secret of success in life is for a man to be ready for his opportunity when it
comes. Benjamin Disraeli
Ketika kita untuk pertama kalinya masuk dalam dunia kepemimpinan, berarti kita
telah dipercaya memiliki potensi kepemimpinan. Kita harus siap karena kita akan
mendapat posisi dalam organisasi dan memiliki kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat serta dapat membuat sebuah keputusan. Dalam fase ini,
tujuan pertama kita adalah untuk menunjukkan jiwa kepemimpinan yang dimiliki
dan bahwa tim berhak atas tanggung jawab kita sebagai pemimpinnya.
Hari ke-2, ke-3 dan seterusnya hingga
Hari ke-90
The final test of a leader is that he leaves behind him in other men the
convictions and the will to carry on. Walter Lippmann
Banyak orang beranggapan pencapaian kepemimpinan berhubungan dengan
perjalanan karir yang semakin baik. Padahal tanda dari kepemimpinan yang baik
bukanlah pencapaian pribadi melainkan pencapaian tim. Ketika yang lain sukses
dan tim menjadi semakin baik, itulah tandanya kepemimpinan kita meningkat.
Dalam buku ini kita diajak menjalin hubungan dan melebarkan sayap untuk mendapatkan
respek dan kepercayaan. Jika ini berhasil, orang-orang dengan sukarela akan mengikuti dan
memberi perhatian, lalu tentu saja produktivitas tim akan meningkat. Pada akhirnya, fokus
kita adalah membantu orang-orang yang kita pimpin untuk menjadi pemimpin di areanya.
Dalam level manapun kepemimpinan kita saat ini, sudah siapkah untuk mengembangkan
kepemimpinan kita? Baik bagi para pemimpin yang ingin meningkatkan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bagi yang sedang menyiapkan diri untuk kenaikan posisi dan
jabatan, maupun bagi para pemula yang mendapatkan kesempatan menjadi pemimpin untuk
pertama kalinya.Yang dibutuhkan adalah 15 menit dari setiap harinya selama 90 hari.

Indra Sjafri: Menolak Menyerah by F.X. Rudy Gunawan


Nama Indra Sjafri kian melesat sejak kemenangan bertubi-tubi yang diraih oleh Timnas U-19
asuhannya. Prediksinya yang akurat, keseriusannya menjelajahi Indonesia demi menemukan
bakat baru yang berkualitas, totalitas dalam dunia yang ditekuninya, hingga kepercayaan diri
yang mengakar kuat, membuat head coach U-19 ini sangat diperhitungkan di persepakbolaan
Indonesia. Indra tak pernah membuat langkah instan dalam hidupnya. Semua pencapaiannya
saat ini, dimulai dari kerja keras dan keyakinan yang ia bangun sejak usianya yang masih
belia.
Buku ini berupa kisah perjalanan Indra Sjafri dari desa Lubuk Nyiur, Provinsi Sumatra Barat
hingga mendapatkan posisi melatih timnas U-16 yang kelak menjadi timnas U-19. Dari awal
kehidupannya telah menunjukkan pribadi yang berbeda dan memiliki keunikan tersendiri.
Sejak kecil ia giat membantu orang tua dan aktif dalam kegiatan sosial di lingkungannya. Hal
menarik ketika masa SMP ia senang melihat jalannya sebuah proyek pembangunan, berjamjam bisa dilalui mengamati runtutan proses tersebut. Nampaknya dari dulu, coach Indra
memiliki sebuah perhatian khusus dalam kegiatan pembangunan, bukti nyata pada masa
sekarang ia diserahi tanggung jawab penuh untuk menggawangi timnas U-19.
Bagaimana karir sepakbola dan kepelatihan coach Indra? Bagaimana kiprah coach Indra
dalam membangun timnas U-19? Seperti apa perjalanan coach Indra memulai keluarga?
Selain itu tergambar jelas dedikasinya dalam menukangi timnas, saat timnas masih belum
mendapat perhatian masyarakat plus minimnya dukungan dari PSSI. Membaca buku ini kita
diajak untuk menaruhharapan yang tidak mustahil, bahwa Indonesia mampu berbicara di
pentas sepakbola internasional. Pantang menyerah tanpa memperdulikan imbalan atau
pengakuan dalam berkontribusi bagi bangsa, merupakan teladan mulia yang ingin
disampaikan lewat buku ini kepada masyarakat Indonesia khususnya kalangan pemuda
Indonesia. Salah satu hal yang bisa diberikan untuk mengharumkan nama bangsa yaitu lewat
cabang olahraga sepakbola.
Kiprahnya dalam membangun timnas antara lain dengan berinovasi dan berkeyakinan
kuat. Beliau selalu menanamkan tekad percaya diri sebelum bertanding bahwa Indonesia
bangsa besar dan tak perlu inferior di hadapan negara lain. Beliau juga pelatih pertama yang
menerapkan sains dalam kepelatihan sepakbola Indonesia, melibatkan psikolog, terapies, tim
dokter, dan pelatihan spiritual yang baik bagi para pemain. Beliau lebih sebagai manajer
daripada seorang pelatih. Beliau tidak rela sepak bola Indonesia dipimpin oleh orang-orang
yang tidak paham sepak bola.
"Kita bisa berbuat banyak hanya dengan menunjukkan prestasi karena prestasi akhirnya akan
memunculkan pengakuan dan dukungan masyarakat luas." Indra Sjafri

Anda mungkin juga menyukai